• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI OPTIMASI EMBUNG TLOGO DI KABUPATEN REMBANG. Adi Prawito ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI OPTIMASI EMBUNG TLOGO DI KABUPATEN REMBANG. Adi Prawito ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Adi Prawito ABSTRAK

Embung Tlogo yang terletak di Dusun Tlogo Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, dibangun untuk memenuhi kebutuhan air irigasi seluas 352 Ha dan air baku. Pada daerah ini terdapat kawasan persawahan tadah hujan dan tegalan yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi daerah pertanian dengan sistem irigasi teknis dan air baku.Upaya yang harus dilakukan adalah mengatur pola pengoperasian embung agar kekurangan air pada musim kemarau dapat diantipasi. Studi dilakukan untuk mengetahui debit andalan di sungai besek, Pola tata tanam rencana diperoleh dengan melakukan simulasi awal tanam kebutuhan air irigasi di daerah dusun tlogo dan air baku di daerah desa Karangasem, pengoperasian pintu pengambilan pada embung yang tepat dengan menggunakan prinsip dasar dari studi optimasi dengan simulasi menggunakan persamaan kontinuitas. Dari hasil simulasi selama 25 tahun didapatkan perhitungan kebutuhan air baku sebesar 139.93 m3/hr dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2033 yaitu 2.332 orang. Hasil simulasi yang telah dilakukan Total inflow : 11.294.324 m3/tahun dan Total Ouflow : 3.267.979 m3/tahun.

Kata kunci: optimasi, simulasi, embung PENDAHULUAN

Air merupakan unsur utama dalam kehidupan manusia, air juga juga merupakan suatu yang sangat penting dalam rangka usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu sudah selayaknya bila air beserta sumber-sumbernya perlu dihargai dan dijaga kelestariannya serta dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam arti harus dipergunakan secara efektif dan efisien.

Di daerah Rembang, tepatnya di Dusun Tlogo Desa Karangasem merupakan daearah kering atau daerah kekurangan air terutama untuk mencukupi kebutuhan air baku dan air irigasi. Pada daerah ini terdapat kawasan persawahan tadah hujan dan tegalan yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi daerah pertanian dengan sistem irigasi teknis dan air baku. Sehubungan dengan kondisi tersebut diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan studi agar pelayanan dalam kebutuhan air secara tepat agar semua tanaman dan penduduk dapat menerima air sesuai dengan kebutuhannya. Upaya yang harus dilakukan adalah mengatur pola pengoperasian bendungan agar kekurangan air pada musim kemarau dapat diantipasi.

Perumusan Masalah

Sebagaimana di uraikan diatas bahwa permasalahan pokok sebagai berikut :

1. Berapakah besarnya debit andalan sebagai inflow atau aliran masuk Embung Tlogo ? 2. Berapakah besarnya kebutuhan air baku penduduk sampai dengan 25 tahun ke depan ? 3. Bagaimana pola tata tanam yang digunakan agar debit yang ada dimanfaatkan secara

(2)

TINJAUAN PUSTAKA

Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung air hujan untuk persediaan suatu desa di musim kering. Untuk menjamin fungsi dan keamanannya embung mempunyai beberapa bagian yaitu sebagai berikut :

 Tubuh embung berfungsi menutup lembah atau cekungan (depresi);

 Kolam embung berfungsi menampung air hujan;

 Alat sadap berfungsi untuk mengeluarkan air kolam bila diperlukan;

 Pelimpah berfungsi mengalirkan banjir dari kolam ke lembah untuk mengamankan tubuh embung;

Jaringan distribusi berfungsi membawa air dari kolam ke bak tandon air harian di atau dekat pemukiman (desa) secara gravitasi dan bertekanan, sehingga pemberian air tidak menerus (tidak kontinyu).

Analisa Masuk (inflow) Untuk Mengisi Embung

Langkah perhitungan Debit Sungai dengan cara NRECA mencakup 18 tahapan, untuk mempermudah hitungan dibuatlah kolom-perkolom dari kolom (1) hingga (18) seperti dibawah ini :

1) Nama bulan Januari sampai Desember (dipakai periode 10 harian) 2) Nilai hujan harian (Rb) dalam 1 periode

3) Nilai evapotranspirasi (PET = Penguapan Peluh Pontensial)

4) Nilai tampungan kelengasan awal (w0), nilainya didapat dengan cara try and error, dan pada percobaan pertama di bulan Januari diambil 600(mm).

5) Rasio tampungan tanah dihitung dengan rumus : Wi =

NOMINAL Wo

Sumber : Ibnu Kasiro dkk (1994) Nominal = 100+0,17 Ra

Ra = hujan tahunan (mm)

6) Rasio Rb / PET = kolom (2) : kolom (3) 7) Rasio AET / PET

8) AET =

  

xPETxkoefisienreduksi PET

AET

.

9) Neraca air =Rb – AET =kolm (2) – kolom (8) 10) Rasio kelebihan kelegasan (exess moisture)

11) Kelebihan kelengasan = rasio kelebihan kelengasan x neraca air 12) Perubahan tampungan = neraca air – kelebihan kelengasan 13) Tampungan air tanah

14) Tampungan tanah awal 15) Tampungan tanah akhir 16) Aliran air tanah

17) Larian lansung 18) Aliran total

Debit Andalan

Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai untuk kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan dan dapat dipakai untuk irigasi.

(3)

% 100 1x n m P   Sumber : Subarkah (1980:110) Dimana : P = Probabilitas (%) m = nomor urut data debit n = jumlah data debit

Analisa Kebutuhan Air

Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayani, sedangkan unit kebutuhan airnya ditentukan sebesar 60 liter/orang/hari. Metode yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan air baku untuk proyeksi pertambahan penduduk hingga 20 tahun mendatang dapat dihitung dengan metode ” Aritmatik ” sebagai berikut :

Pn = Po + K.t Sumber : Mc. Flee,2007 : 7

Dimana :

Pn = jumlah penduduk pada ahir tahun proyeksi (jiwa) Po = jumlah penduduk pada awal tahun proyeksi (jiwa) K = pertambahan penduduk rata-rata per tahun

t = jumlah tahun proyeksi (tahun)

Kebutuhan Air Irigasi

a) Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman dirumuskan sebagai berikut : Et = k . Eto

Sumber : Suhardjono, 1994:12 Dimana :

Et = Kebutuhan air untuk tanaman (mm/hari)

K = koefisien tanaman (tergantung jenis, macam dan umur tanaman) Eto = Evaporasi potensial

Dalam studi ini digunakan cara Penman, dengan pertimbangan bahwa cara Penman

melibatkan keempat faktor meteorologi yaitu suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan agin (u), kecepatan matahari dan data letak lintang daerah.

Eto = c . Eto*

Eto* = W(0,75.Rs – Rn1) + (1 - W). f (u). (ea -ed) Sumber : Suhardjono, 1994:54

Dimana :

W = faktor yang berhubungan dengan suhu(t) dan elevasi daerah Rs = radiasi gelombang pendek(mm/hari)

= (0,25+0,54.n/N). Ra

Ra = radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir (angka angot)

Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari) = f (t). F(ed). f(n/N)

f(T) = fungsi suhu = x Ta 4 f(ed) = fungsi tekanan uap

(4)

f(n/N) = fungsi kecerahan = 0,1 + 0,9 . n/N

f(u) = fungsi kecepatan angin –angin pada ketinggian 2 meter = 0,27 (1 + 0,864.u )

(ea-ed) = perbedaan uap jenuh dan uap sebenarnya ed = ea . RH

RH = kelembapan udara relatif(%)

c = angka koreksi Penman yang besarnya melihat kodisi siang dan malam b) Perkolasi

Perkolasi adalah gerakan air kebawah dari daerah tidak jenuh kedalam daerah jenuh. Laju perkolasi lahan dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

- Tekstur tanah - Permeabilitas tanah

Laju perkolasi normal antara 1 - 3 mm / hari (Standart perencanaan irigasi - KP 01, 1986 : 107

c) Penggantian Lapiran Air

Penggantian lapisan air dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air yang terputus akibat kegiatan di sawah dengan ketentuan (Anonim, 1986:165).

d) Curah Hujan efektif

Adapun persamaan yang digunakan (Standart perncanan irigasi - KP 01, 1986 : 106) - Tanaman Padi : Re = 0,7 x R80

- Tanaman Palawija : Re = R50

Dimana :

Re = curah hujan efektif

R80 = curah hujan andalan 80 % (mm)

R50 = curah hujan rancangan probabilitas 50 % (mm) e) Efisiensi Irigasi

Besarnya efisiensi irigasi sebagai nerikut (anonim, 1986:10) : - Jaringan irigasi = 80 %

- Jaringan Sekunder = 90 % - Jaringan Primer = 90 %

Pola Operasi Embung

Analisis operasi embung dibuat berdasarkan ketersediaan air dari debit andalan yang masuk dan kebutuhan air yang direncanakan. Perilaku yang diterapkan dalam simulasi ini adalah sebagai berikut :

1. Dilakukan pada kondisi debit andalan;

2. Terjadi keseimbangan volume tampungan yiutu kondisi di awal dan akhir operasi sama; 3. Seluruh air yang dilepas diusahakan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan air

irigasi di hilir bendungan;

4. Jika kondisi elevasi muka air bendungan di bawah elevasi dasar, maka embung dianggap kosong;

5. Kehilangan-kehilangan lain akibat bocoran atau rembesan pada tubuh bendungan diabaikan.

(5)

dt ds O I  Sumber : Mc. Mahon, 1978:20 dimana : I = Inflow (m3/det) O = Outflow (m3/det) dt

ds = Perubahan tampungan yang merupakan fungsi dari waktu

Persamaan tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : St+1 = St + Qt - Ot – Et- Lt

Sumber : Mc. Mahon, 1978:24 dimana :

I = inflow setiap satuan waktu (m3) O = outflow setiap satuan waktu (m3)

ds/dt = perubahan tampungan setiap satuan waktu (m3) St+1 = tampungan embung pada periode t + 1

St = tampungan awal embung pada peride t Qt = inflow ke embung pada periode t

Et = kehilangan air akibat evaporasi di embung pada periode t Ot = outflow embung pada periode t

Lt = Kehilangan air di bendungan (bisa diabaikan)

METODE PENELITIAN

Lokasi embung Tlogo terletak di Dusun Tlogo, Desa Karangasem, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang yang merupakan sumber air yang terletak di perbukitan dan mempunyai alur sungai cukup curam dengan dasar berbatu dari berukuran sedang sampai besar. Alur sungai tersebut pernah dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi

Data-data yang diperlukan berupa data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Tengah dan Balai Pemali Juana di Kabupaten Kudus. Adapun data-data yang diperlukan dalam studi ini adalah :

 Data lokasi daerah studi

 Data curah hujan harian diambil dari Sta. Sumber, Sta. Sulang, Sta. Sendangmulya dan Sta. Lawungan sebanyak 15 tahun (1993 – 2007).

 Data klimatologi dari stasiun Waduk Tempuran sebanyak 4 tahun (2004 – 2007).

 Data teknis embung didapat dari Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah. langkah-langkahnya diperlukan sebagai berikut :

1. Menghitung proyeksi jumlah penduduk untuk mengetahui kebutuhan air baku, 2. Untuk mendapatkan besarnya kebutuhan air irigasi dilakukan dengan cara :

a. Data curah hujan harian dijumlah dan dirangking, kemudian dicari R50 dan R80

sebagai curah hujan efektif untuk tanaman padi dan palawija. b. Dari data klimatologi, dihitung rerata masing-masing parameter.

c. Dilakukan coba-coba permulaan waktu tanam untuk mendapatkan kebutuhan air irigasi minimal di masing-masing daerah.

d. Setelah diketahui awal musim tanam yang tepat, baru dilakukan perhitungan kebutuhan air irigasi.

(6)

Mulai

Data Teknis Embung

Jumlah

Penduduk Data PolaTanam

Menghitung : 1. Total Inflow 2. Total Outflow

St+1 = St + Qt - Qt - Et - Lt

St+1 > S mati Tidak Tampungan Gagal

St+1 < Seff ya

S melimpah = St+1 - Seff Tidak

S akhir (t) = St+1 S akhir (t) = Seff

Sakhir = Sawal

Selesai Curah Hujan

Keb. Air Baku Q Andalan Pola Tata Tanam

Rencana

Keb. Air Irigasi

Menghitung : 1. Volume Inflow 2. Volume Outflow

data dengan probabilitas 80 % digunakan sebagai debit andalan.

4. Hitung volume inflow di bendungan = (data debit) x (jumlah hari x 24 x 3600)/103. 5. Menghitung kebutuhan air irigasi per hektar untuk tanaman padi dan palawija

berdasarkan pola tata tanam yang direncanakan.

6. Masukkan data luasan daerah irigasi dan air baku hasil optimasi. 7. Hitung volume outflow embung.

8. Hitung evaporasi di embung. 9. Volume hujan di embung. 10. Total inflow

11. Total Outflow.

12. Hitung tampungan akhr (St+1).

13. Jika St+1 > tampungan awal, maka terjadi limpasan (spillway). 14. Cek apakah St+1 < Smati atau St+1 dibawah tampungan mati

- Jika di bawah batas tampungan mati maka dianggap terjadi kegagalan operasi embung.

- Jika Smati< St+1 + Sawalmaka nilai Sakhir= St+1

- Jika St+1> Sawal maka nilai Sakhir= Sefektif

15. Setelah didapatkan Sakhir, maka Sakhir digunakan sebagai tampungan awal musim tanam selanjutnya.

Proses tersebut berulang sampai diperoleh tampungan akhir periode ini (1 tahun) dan akan berhenti pada akhir operasi.

(7)

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Data klimatologi yang dipakai sebagai dasar perhitungan diperoleh dari Stasiun Tempuran yang dikumpulkan dari pengamatan selama 4 tahun ( 2004-2007).

Tabel 1. Data Klimatologi Stasiun Tempuran

Data Bulan

JAN. PEB. MAR. APR. MEI JUNI JULI AGST SEPT. O KT. NO P. DES.

Temperatur0C 28.57 28.36 28.55 28.54 28.31 25.27 28.18 28.33 27.96 28.41 28.16 28.08 Kec. Angin m/det 0.60 0.66 0.64 0.53 0.52 0.57 0.71 0.77 0.96 1.01 0.76 0.56 Kelembapan Udara % 93.70 93.76 93.12 91.25 90.56 91.95 87.15 90.21 91.37 90.09 89.44 90.21 Sinar M atahari (%) 44.27 44.10 48.80 52.87 59.90 65.27 68.39 71.61 71.35 61.47 56.62 31.87

Perhitungan Debit dengan Metode NRECA

Sebagai contoh perhitungan diambil pada periode awal januari periode pertama di tahun 1993 yaitu :

1. Bulan awal januari periode awal pertama tahun 1993 2. Nilai hujan harian (Rb) = 113 mm

3. Nilai Evapotranpirasi (PET = Penguapan Peluh Pontensial) = 23 mm 4. Nilai kelengasan awal (Wo) = 600 mm

5. Rasio tampungan tanah (soil storage ratio – wi) = Wi = Wo/NOMINAL

Wi = 600/297,38 = 2,02

Nilai nominal didapat dari : = 100 + 0,17 Ra = 100 + 0,17 x 1,161 = 297,38 6. Rasio Rb / PET = 113 / 23 = 4,89 mm 7. Rasio AET/PET = 1,00 8. AET =      reduksi sien xPETxkoefi PET AET .

= Kolom 7 (AET/PET) x kolom 3 (PET) x Koefisien Reduksi = 1,00 x 23 x 0,90

= 20,78 mm

9. Neraca Air = Rb – AET = 113 – 20,78 = 92,15 mm

10. Rasio kelebihan kelengasan (exess moisture) = 0,98

11. Kelebihan kelengesan = Rasio kelengasan x Neraca air = 0,98 x 92,15 = 90,34

12. Perubahan Tampungan = Neraca Air – Kelebihan kelengasan = 92,15 – 90,34 = 1,80 13. Tampungan air tanah = P1 x Kelebihan Kelengasan

(8)

15. Tampungan air tanah akhir = tampungan air tanah + Tampungan air tanah awal = 36,14 + 2,00 = 38,14

16. Aliran Air tanah = P2 x Tampungan Tanah Akhir = 0,55 x 38,14 = 20,98

17. Larian langsung (direct run off) = Kelebihan kelengasan – Tampungan air tanah = 90,34 – 36,14 = 54,21

18. Aliran Total = Aliran langsung + Aliran air tanah = 20,98 + 54,21 = 75,21 mm/periode 19. Aliran total dalam mm x 10 x luas tadah hujan (ha), m3/periode yaitu :

= (75,21 x (12,465 x 1000) / (3600 x 24 x 10)) = 1,0847 m3/det.

Analisa Kebutuhan Air Baku

Metode yang dapat digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan air baku adalah dengan metode “aritmatik” (sebagai contoh di tahun 2010) dengan asumsi per orang 60 liter/hari :

Pn = Po + K.t

Pn = 1.862 + (1,01% x 1.862) x 2 Pn = 1.900 Jiwa

`

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER KETERANGAN SATUAN

I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III Rencana Pola Tanam :

Padi - Padi - Palawija P A D I I LP P A D I II P A L A W I J A LP Koefisien Tanaman C4 LP LP 0.73 0.73 0.73 0.70 0.70 0.70 0.48 0.48 0.00 LP LP LP LP 0.73 0.73 0.73 0.70 0.70 0.70 0.48 0.48 0.00 0.36 0.36 0.36 0.67 0.67 0.67 0.66 0.66 0.66 LP LP Padi C3 LP 0.73 0.73 0.73 0.70 0.70 0.70 0.48 0.48 0.00 LP LP LP 0.73 0.73 0.73 0.70 0.70 0.70 0.48 0.48 0.00 0.36 0.36 0.36 0.67 0.67 0.67 0.66 0.66 0.66 LP LP C2 0.73 0.73 0.73 0.70 0.70 0.70 0.48 0.48 0.00 LP LP 0.73 0.73 0.73 0.70 0.70 0.70 0.48 0.48 0.00 0.36 0.36 0.36 0.67 0.67 0.67 0.66 0.66 0.66 LP LP C1 0.73 0.73 0.70 0.70 0.70 0.48 0.48 0.00 LP 0.73 0.73 0.73 0.70 0.70 0.70 0.48 0.48 0.00 0.36 0.36 0.36 0.67 0.67 0.67 0.66 0.66 0.66 LP 0.73 1. Koefisien Rata-rata C LP 0.55 0.73 0.72 0.71 0.64 0.59 0.41 0.24 0.12 0.00 0.09 0.18 0.27 0.44 0.52 0.59 0.67 0.66 0.66 0.49 0.33 0.16 LP LP LP LP LP LP 0.73 0.72 0.71 0.64 0.59 0.41 0.24 0.12 0.00

2. Evapotranspirasi (data) ETo mm/hr 5.22 5.22 5.22 5.23 5.23 5.23 4.41 4.41 4.41 3.47 3.47 3.47 3.32 3.32 3.32 3.01 3.01 3.01 3.53 3.53 3.53 4.76 4.76 4.76 6.19 6.19 6.19 6.19 6.19 6.19 5.94 5.94 5.94 4.62 4.62 4.62 3. Perkolasi P mm/hr 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 4. Penggunaan Konsumtif Etc 1 mm/hr 10.13 10.13 3.78 3.75 3.71 3.37 2.59 1.82 1.05 0.41 0.00 0.43 0.87 1.69 2.72 3.20 3.67 4.13 4.11 3.92 2.92 1.95 0.76 10.13 10.13

8.92 8.92 8.92 8.92 2.18 2.16 2.13 2.27 2.07 1.46 1.13 0.57 0.00 5. Penggantian Lap. Air WLR1 mm/hr 3.30 3.30 3.30 3.30

WLR2 mm/hr 3.30 3.30 3.30 3.30

WLR3 3.30 3.30 3.30 3.30

6. Pengg. Lap Air Rata-rata WLR mm/hr 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10

7. Hujan Efektif Padi mm 0.7 1.5 2.2 2.6 0.7 1.3 2.4 1.7 1.6 0.6 3.4 0.3 0.3 0.5 0.0 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.5 0.0 0.0 0.0 0.1 0.0 0.3 0.5 1.3 0.2 0.8 2.4 1.5 3.15 5.99 3.55 Hujan Efektif Palawija mm 39.0 54.5 64.2 42.8 33.9 17.1 17.3 36.4 35.7 31.9 35.6 43.3 35.5 31.0 36.9 29.2 22.7 22.6 7.4 3.2 12.0 26.8 12.8 2.1 8.5 14.2 17.6 5.1 12.6 27.6 1.2 7.3 73.2 1.9 25.3 73.6 8. Kebutuhan Air Bersih NFR1 mm/hr 9.47 8.64 2.72 2.30 4.08 3.14 1.28 1.20 0.00 0.00 0.00 4.14 6.58

NFR2 mm/hr 8.57 8.66 8.41 8.92 3.23 3.13 3.20 3.37 3.17 2.01 1.09 0.55 0.00

NFR3 mm/hr 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.72 0.00 0.00 0.00 9. Kebutuhan Air Di Intake DR1 l/dt/ha 1.69 1.54 0.48 0.41 0.73 0.56 0.23 0.21 0.00 0.00 0.00 0.74 1.17

DR2 1.53 1.54 1.50 1.59 0.58 0.56 0.57 0.60 0.57 0.36 0.19 0.10 0.00

DR3 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.48 0.00 0.00 0.00

Sumber : Hasil Perhitungan

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR RENCANA AWAL TANAM DESEMBER III

(9)

Jumlah A Tampungan Total Total

Hari Embung Volume Inflow Outflow

ribu m3 m ribu m2 m3/det ribu m3 Padi I Padi II Palawija Padi I Padi II Palawija ribu m3 mm/hr ribu m3 m3/det ribu m3 mm ribu m3 ribu m3 ribu m3 ribu m3 ribu m3 ribu m3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jan I 10 499.38 154.78 281.33 0.51 442.82 1.59 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 484.90 4.75 13.35 0.0021 1.81 9.48 2.67 445.49 500.05 442.15 0.00 442.15 sukses II 10 442.15 154.14 228.97 0.38 330.64 0.54 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 164.96 4.75 10.87 0.0021 1.81 21.35 4.89 335.52 177.63 595.16 95.78 499.38 sukses III 11 499.38 154.78 281.33 0.68 645.02 0.42 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 139.12 4.75 14.68 0.0021 1.99 34.03 9.57 654.60 155.79 988.61 489.24 499.38 sukses Feb I 10 499.38 154.78 281.33 1.03 889.95 0.34 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 103.75 4.76 13.38 0.0021 1.81 36.46 10.26 900.21 118.93 1270.39 771.02 499.38 sukses II 10 499.38 154.78 281.33 0.42 360.26 0.61 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 186.19 4.76 13.38 0.0021 1.81 10.33 2.91 363.16 201.38 658.26 158.88 499.38 sukses III 8 499.38 154.78 281.33 0.60 414.72 0.46 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 111.01 4.76 10.70 0.0021 1.44 15.21 4.28 419.00 123.16 790.94 291.56 499.38 sukses Mar I 10 499.38 154.78 281.33 0.93 799.51 0.09 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 27.67 4.41 12.40 0.0021 1.81 34.38 9.67 809.18 41.87 1257.02 757.64 499.38 sukses II 10 499.38 154.78 281.33 0.54 467.17 0.00 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 0.00 4.41 12.40 0.0021 1.81 24.61 6.92 474.09 14.20 952.34 452.97 499.38 sukses III 11 499.38 154.78 281.33 0.50 472.80 0.00 0.00 0.00 234.67 0.00 0.00 0.00 4.41 13.64 0.0021 1.99 25.83 7.27 480.07 15.62 956.55 457.18 499.38 sukses Apr I 10 499.38 154.78 281.33 0.20 168.54 0.00 0.00 0.00 117.33 0.00 0.00 0.00 3.86 10.86 0.0021 1.81 8.56 2.41 170.95 12.66 655.26 155.88 499.38 sukses II 10 499.38 154.78 281.33 0.85 734.01 0.00 1.03 0.00 0.00 47.60 0.00 42.17 3.86 10.86 0.0021 1.81 49.05 13.80 747.81 54.83 1178.55 679.17 499.38 sukses III 10 499.38 154.78 281.33 0.18 156.21 0.00 1.57 0.00 0.00 95.21 0.00 129.52 3.86 10.86 0.0021 1.81 4.99 1.40 157.61 142.18 513.41 14.03 499.38 sukses May I 10 499.38 154.78 281.33 0.13 109.20 0.00 1.59 0.00 0.00 142.81 0.00 196.29 3.69 10.38 0.0021 1.81 3.68 1.04 110.23 208.48 400.10 0.00 400.10 sukses II 10 400.10 153.67 201.91 0.06 50.47 0.00 1.55 0.00 0.00 142.81 0.00 190.72 3.69 7.45 0.0021 1.81 7.30 1.47 51.94 199.98 250.59 0.00 250.59 sukses III 11 250.59 152.00 118.83 0.02 21.58 0.00 0.67 0.00 0.00 142.81 0.00 91.26 3.69 4.82 0.0021 1.99 0.00 0.00 21.58 98.07 174.09 0.00 174.09 sukses Jun I 10 174.09 151.14 84.98 0.03 28.66 0.00 0.61 0.00 0.00 142.81 0.00 75.78 3.34 2.84 0.0021 1.81 0.66 0.06 28.72 80.42 122.34 0.00 122.34 sukses II 10 122.34 150.57 67.95 0.05 38.91 0.00 0.60 0.00 0.00 142.81 0.00 73.46 3.34 2.27 0.0021 1.81 1.76 0.12 39.03 77.54 83.71 0.00 83.71 sukses III 10 83.71 150.13 56.68 0.05 43.40 0.00 0.57 0.00 0.00 142.81 0.00 70.81 3.34 1.89 0.0021 1.81 0.41 0.02 43.42 74.51 52.61 0.00 52.61 sukses Jul I 10 52.61 149.79 47.80 0.07 59.41 0.00 0.61 0.00 0.00 142.81 0.00 74.74 3.92 1.87 0.0021 1.81 0.03 0.00 59.41 78.42 33.59 0.00 33.59 sukses II 10 33.59 149.57 42.45 0.03 29.58 0.00 0.48 0.00 0.00 142.81 0.00 59.71 3.92 1.66 0.0021 1.81 0.00 0.00 29.58 63.18 0.00 0.00 0.00 sukses III 11 0.00 149.20 32.98 0.04 42.71 0.00 0.07 0.00 0.00 142.81 0.00 9.38 3.92 1.42 0.0021 1.99 8.53 0.28 42.99 12.79 29.92 0.00 29.92 sukses Aug I 10 29.92 149.53 41.41 0.01 8.65 0.00 0.09 0.00 0.00 95.21 117.33 7.61 4.76 1.97 0.0021 1.81 0.66 0.03 8.68 11.39 27.18 0.00 27.18 sukses II 10 27.18 149.50 40.64 0.01 7.20 0.00 0.00 0.00 0.00 47.60 234.67 0.00 4.76 1.94 0.0021 1.81 0.17 0.01 7.21 3.74 30.64 0.00 30.64 sukses III 11 30.64 149.54 41.62 0.00 2.94 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 352.00 0.00 4.76 2.18 0.0021 1.99 0.00 0.00 2.94 4.17 29.42 0.00 29.42 sukses Sep I 10 29.42 149.53 41.27 0.00 2.17 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 352.00 0.00 5.63 2.32 0.0021 1.81 1.43 0.06 2.23 4.13 27.46 0.00 27.46 sukses II 10 27.46 149.51 40.72 0.00 1.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 352.00 0.00 5.63 2.29 0.0021 1.81 0.00 0.00 1.61 4.10 24.97 0.00 24.97 sukses III 10 24.97 149.48 40.02 0.01 10.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 352.00 0.00 5.63 2.25 0.0021 1.81 4.08 0.16 10.17 4.06 30.92 0.00 30.92 sukses Oct I 10 30.92 149.54 41.69 0.04 34.29 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 352.00 0.00 5.63 2.35 0.0021 1.81 7.49 0.31 34.60 4.15 61.06 0.00 61.06 sukses II 10 61.06 149.88 50.18 0.19 165.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 352.00 0.00 5.63 2.82 0.0021 1.81 18.28 0.92 165.97 4.63 221.49 0.00 221.49 sukses III 11 221.49 151.67 105.95 0.09 81.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 352.00 0.00 5.63 6.56 0.0021 1.99 3.29 0.35 81.74 8.54 294.34 0.00 294.34 sukses Nov I 10 294.34 152.49 143.86 0.18 154.35 0.00 0.00 0.26 0.00 0.00 352.00 79.24 5.40 7.76 0.0021 1.81 12.11 1.74 156.09 88.81 359.87 0.00 359.87 sukses II 10 359.87 153.22 180.56 0.56 485.41 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 234.67 0.00 5.40 9.75 0.0021 1.81 34.05 6.15 491.56 11.55 833.73 334.35 499.38 sukses III 10 499.38 154.78 254.61 0.56 480.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 117.33 0.00 5.40 13.74 0.0021 1.81 21.58 5.50 485.69 15.55 964.03 464.65 499.38 sukses Dec I 10 499.38 154.78 281.33 0.82 710.14 1.15 0.00 0.00 117.33 0.00 0.00 116.67 4.20 11.82 0.0021 1.81 45.06 12.68 722.82 130.30 1079.22 579.84 499.38 sukses II 10 499.38 154.78 281.33 1.85 1600.64 0.65 0.00 0.00 234.67 0.00 0.00 131.00 4.20 11.82 0.0021 1.81 85.56 24.07 1624.71 144.63 1955.39 1456.01 499.38 sukses III 11 499.38 154.78 281.33 1.16 1098.01 1.08 0.00 0.00 352.00 0.00 0.00 361.55 4.20 13.01 0.0021 1.99 55.76 15.69 1113.70 376.55 1220.85 721.47 499.38 sukses

Debit Evaporasi Air Baku

Ket. S akhir Limpasan S t+1 Q (l/det/ha) Outflow Irigasi

Luas (ha) Hujan

Bulan Periode S awal Elevasi

KESIMPULAN

Dari hasil studi optimasi embung tlogo diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2033 adalah 2.332 orang dan besarnya kebutuhan air baku sampai 25 tahun adalah 139.93 m3/hr

2. Pola tata tanam yang digunakan di daerah embung tlogo :

Musim

Tanam TanamanJenis

Insentisitas Tanam (%) Kebutuhan air Irigasi (lt/dt/ha) I II III Padi Padi Palawija 100 40 100 8,003 6,497 0,308

3. Dari hasil simulasi selama 25 tahun didapatkan perhitungan kebutuhan air baku sebesar 139.93 m3/hr dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2033 yaitu 2.332 orang. Hasil simulasi yang telah dilakukan Total inflow : 11.294.324 m3/tahun dan Total Ouflow : 3.267.979 m3/tahun

SARAN

Dengan melihat kesimpulan di atas, maka perlu kiranya diperhatikan beberapa hal berikut : 1. Untuk embung yang berfungsi sebagai penyediaan air minum atau air baku hendaknya

selain menjaga kelestarian alam juga menjaga agar jauh dari pencemaran lingkungan seperti; pembuangan sampah di sungai, pembuangan limbah rumah tangga dan kegiatan lainnya yang bisa mencemari air di lokasi embung.

2. Mengingat faktor yang paling berpengaruh terhadap usia guna embung adalah faktor sedimentasi, maka perlu dilakukan pengamanan DAS (daerah aliran sungai) di hulu rencana embung.

(10)

Daftar Pustaka

Anonim (1986), Kriteria Perencanaan Irigasi Bagian Irigasi (KP-01), Bandung: Galang Persada.

Anonim (1986), Kriteria Perencanaan Irigasi Bagian Penunjang, Bandung: Galang Persada. Anonim (2008), Laporan Akhir Perencanaan Embung Desa Tlogo, Semarang: PT. Massuka

Pratama

Ranga Raju (1986), Aliran Melalui Saluran Terbuka, Jakarta: CV. Rajawali. Soemarto, C.D. (1987), Hidrologi Teknik, Surabaya: Usaha Nasional

Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (1980), Hidrologi Untuk Pengairan, Jakarta: Pradnya Paramita.

Subarkah, Iman. (1979), Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Bandung: Idea Dharma

Subramanya (1986), Flow in Open Channels, New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Limitted.

Suhardjono (1989), Kebutuhan Air Tanaman, Malang: Institut Teknologi Nasional Triatmodjo, Bambang (2006), Hidrologi Terapan, Yogyakarta: Beta Offset

Wahyuni, Heppy (2003), Studi Optimasi Operasi Bendungan Nipah Kabupaten Sampang Madura, Malang: Universitas Brawijaya

Gambar

Tabel 1. Data Klimatologi Stasiun Tempuran

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia

Studi ini mengkaji data yang digunakan dalam pengambilan data untuk kepentingan pemodelan 3D dari segi kualitas data, geometri, efektifitas dan efisiensi pengambilan dan

CU, Ketua DPRD Kabupaten Lahat Ketua Komisi II Pertambangan Mineral dan Energi..

Baccilus thuringiensis efektif sebagai larvasida vektor malaria dari Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat di laboratorium dalam waktu dua sampai tujuh hari

aconitus dari Jawa Timur yang diukur nilai absorbance valuenya (AV) dengan ELISA reader pada panjang gelombang ( λ) = 450 nm, dapat dilihat pada tabel 1. Status kerentanan

Wawancara atau kuesioner ditujuan kepada pelaku usaha pengguna HCFC mengenai konsumsi HCFC di industri manufaktur, alih teknologi yang sudah dilakukan, jumlah

Seorang anak raja, harus belajar mengasihi seperti ayahnya (yang adil terhadap rakyatnya), jadi kalau kita adalah anak-anak Raja, kita juga tidak boleh melihat kaya atau miskin,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pertolongan Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir dengan judul