• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah mempunyai karakteristik yang unik karena persediaannya selalu tetap, artinya tanah tidak dapat diproduksi ataupun dikurangi jumlahnya dan lokasinya tidak dapat digeser atau dipindahkan. Seiring dengan perkembangan zaman, dimana jumlah penduduk semakin bertambah, menyebabkan kebutuhan akan tanah sebagai tempat bagi manusia untuk melaksanakan segala aktivitasnya semakin meningkat. Ditinjau dari sifat-sifat tanah dan dikaitkan dengan permintaan akan tanah yang semakin bertambah, menyebabkan nilai tanah menjadi semakin meningkat.

Nilai tanah diperlukan sebagai parameter yang dapat mencerminkan manfaat atau kegunaan tanah. Naik turunnya nilai tanah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain faktor fisik yang meliputi luas tanah, bentuk bidang tanah, lebar depan bidang tanah, elevasi (kemiringan) tanah dari jalan dan sebagainya; faktor lingkungan yang meliputi kelas jalan dan lebar jalan di depan bidang tanah, baik tidaknya sistem drainase, peruntukkan kawasan (komersial, permukiman, atau industri) dan sebagainya; serta faktor lokasi dan aksesibilitas yang meliputi jarak dari pusat kota dan jarak dari fasilitas-fasilitas infrastruktur seperti jalan raya, sekolah, rumah sakit, kantor polisi, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut selanjutnya disebut dengan variabel pembentuk nilai tanah. Informasi mengenai besarnya nilai dari variabel-variabel tersebut dapat diperoleh melalui suatu proses yang disebut dengan penilaian tanah.

Penilaian atas sebidang tanah memerlukan keahlian tersendiri. Selain membutuhkan pengalaman, penilai tanah juga membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang prinsip-prinsip penilaian, teknik pendekatan dalam penilaian, faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap nilai tanah serta pengetahuan tentang teknik/metode yang dapat dipakai untuk mempermudah estimasi nilai tanah.

(2)

2 Dalam praktiknya, penilaian tanah bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara individu dan secara massal. Penilaian tanah secara individu dilakukan melalui survei secara langsung terhadap masing-masing bidang tanah. Untuk cakupan wilayah yang tidak terlalu luas, cara ini cukup efektif untuk dilakukan. Namun, jika cakupan wilayahnya cukup luas maka penilaian tanah secara individu ini tidak lagi efektif. Oleh karena itu, penilaian tanah secara massal bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Penilaian tanah secara massal dilakukan dengan cara mengambil sampel bidang tanah dari suatu daerah. Dari bidang tanah tersebut, diambil data mengenai besarnya nilai tanah yang diwakili oleh harga tanah serta nilai dari variabel-variabel pembentuk nilai tanah. Harga tanah dan nilai dari variabel-variabel tersebut kemudian diproses sedemikian rupa sehingga terbentuk model nilai tanah, dimana nilai tanah sebagai variabel tak bebas dan variabel-variabel pembentuk nilai tanah sebagai variabel bebas. Pemodelan nilai tanah ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik, salah satunya dengan regresi linier.

Dalam statistika, sebuah model regresi dikatakan baik atau cocok jika terpenuhinya asumsi-asumsi ideal (klasik), yakni tidak adanya autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinearitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap model untuk melihat apakah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi atau tidak.

Salah satu dari ketiga asumsi klasik adalah tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel dalam model. Pada saat menentukan model regresi, ada kemungkinan bahwa beberapa atau semua variabel sangat kolinear (mempunyai hubungan linear sempurna atau hampir sempurna).

Untuk mengatasi masalah multikolinearitas tersebut, ada beberapa prosedur yang bisa dilakukan, diantaranya menggunakan informasi apriori dari hubungan beberapa variabel yang berkolinear, menghubungkan data cross sectional dan time series, mengeluarkan satu atau beberapa variabel bebas yang terlibat hubungan kolinear, dan lain-lain. Akan tetapi, pada praktiknya, prosedur penanggulangan tersebut sangat bergantung pada kondisi penelitian, misalnya:

(3)

3 1) penggunaan informasi apriori sangat tergantung dari ada atau tidaknya dasar teori (literatur) yang sangat kuat untuk mendukung hubungan matematis antara variabel bebas yang saling berkolinear;

2) menghubungkan data cross sectional dan time series seringkali hanya memberikan efek penanggulangan yang kecil pada masalah multikolinearitas; 3) prosedur lainnya, seperti prosedur mengeluarkan variabel bebas yang

berkolinear seringkali membuat banyak peneliti keberatan karena prosedur ini akan mengurangi jumlah objek penelitian yang diangkat.

Dari kelemahan-kelemahan diatas, perlu diterapkan suatu prosedur penanggulangan multikolinearitas, dimana prosedur tersebut memiliki kelebihan dibandingkan dengan prosedur-prosedur yang telah disebutkan diatas. Metode yang dimaksud adalah metode Principal Component Analysis (PCA) yang merupakan salah satu dari model analisis faktor. Dengan metode PCA, nantinya akan diperoleh model nilai tanah baru yang bebas multikolinearitas. Setelah itu, perlu dilakukan beberapa pengujian terhadap model untuk melihat apakah model yang dihasilkan sudah cukup baik atau belum.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya tugas akhir ini adalah mengaplikasikan teknik Principal Component Analysis untuk pemodelan nilai tanah, dimana memiliki tujuan khusus, antara lain:

1) mengetahui model nilai tanah awal yang masih mengandung multikolinearitas,

2) mengetahui prosedur penanggulangan masalah multikolinearitas dengan teknik Principal Component Analysis (PCA),

3) mengetahui model nilai tanah baru yang sudah bebas dari multikolinearitas, dan

4) mengetahui apakah model yang dihasilkan dari teknik PCA sudah cukup baik atau belum.

(4)

4

1.3 Batasan Masalah

Hal-hal yang menjadi batasan masalah pada tugas akhir ini adalah:

1) Studi penelitian dilakukan di wilayah Kota Bandung Kecamatan Regol yang meliputi 7 (tujuh) kelurahan, yaitu:

 Kelurahan Ancol  Kelurahan Ciateul  Kelurahan Pasirluyu  Kelurahan Balonggede  Kelurahan Pungkur  Kelurahan Ciseureuh  Kelurahan Cigereleng Sumber: http://bandung.go.id/images/download/peta/index.swf

(5)

5 2) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil survei yang

dilakukan oleh Badan Pertanahan Negara (BPN) Kota Bandung.

Sumber: Google Earth

Gambar 1.2 Sebaran data untuk masing-masing kelurahan

Keterangan:

Sampel data di Kelurahan Balonggede Sampel data di Kelurahan Pungkur Sampel data di Kelurahan Ciateul Sampel data di Kelurahan Cigereleng Sampel data di Kelurahan Ancol Sampel data di Kelurahan Ciseureuh Sampel data di Kelurahan Pasirluyu

(6)

6

1.4 Metodologi

Gambar 1.3 Metodologi penelitian A Studi Literatur Pengambilan Data Pemilahan Data Uji Multikolinearitas Selesai Ya Tidak Terjadi Multi-kolinearitas Uji KMO dan Bartlett

Uji Measures of Sampling Adequacy (MSA) Menghitung Communalities Menghitung Jumlah Faktor yang Terbentuk

(7)

7 Gambar 1.4 Metodologi penelitian (lanjutan)

Tahap awal yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah studi literatur. Studi literatur dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku sumber dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topik tugas akhir.

Tahap selanjutnya adalah pengambilan data, dimana proses ini tidak dilakukan secara langsung melalui survei ke lapangan. Jadi, proses pengambilan data dilakukan dengan cara menyalin data dari sumber yang sudah ada. Setelah itu, tahap berikutnya adalah pemilahan data. Proses ini dilakukan dengan cara memisahkan data yang akan digunakan dan yang tidak akan digunakan dalam pengolahan data.

Setelah data siap, tahap selanjutnya adalah pengolahan data, dimana proses pengolahan data ini merupakan proses yang cukup panjang karena terdiri dari berbagai pengujian dan perhitungan. Proses awal yang harus dilalui adalah uji multikolinearitas. Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yang terjadi diantara variabel bebas yang diamati. Jika ada maka tahap selanjutnya adalah penanggulangan terhadap masalah tersebut. Dalam hal ini, penanggulangan masalah multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan teknik Principal Component Analysis (PCA).

Pemodelan Nilai Tanah Menghitung Skor dari Faktor

yang Terbentuk Menghitung Nilai Korelasi (Factor Loading) A Analisis

(8)

8 Tahap pertama dalam penanggulangan masalah multikolinearitas adalah uji KMO dan Bartlett. Uji KMO dan Bartlett ini bertujuan untuk memberikan kesimpulan mengenai layak tidaknya analisis faktor dilakukan dan untuk menguji apakah betul variabel-variabel bebas yang diamati memiliki korelasi.

Tahap berikutnya yang perlu dilakukan adalah uji Measures of Sampling Adequacy (MSA). Uji MSA dilakukan untuk mendukung kesimpulan yang dihasilkan dari uji KMO dan Bartlett. Hasil dari uji MSA ini akan memberikan kesimpulan apakah analisis bisa dilanjutkan atau tidak.

Tahap selanjutnya adalah menghitung besarnya variansi yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, yang disebut dengan communalities. Hasil dari perhitungan ini menunjukkan tingkat keeratan antara variabel yang diamati dengan faktor yang terbentuk.

Setelah itu, dilakukan perhitungan terhadap jumlah faktor yang terbentuk, dimana jumlah faktor yang terbentuk ditentukan dari besarnya eigenvalue. Tahap berikutnya adalah menghitung nilai korelasi (factor loading) antara variabel yang diamati dengan faktor yang terbentuk. Hasil dari perhitungan ini berupa pengelompokan variabel-variabel yang diamati kedalam faktor yang terbentuk. Setelah itu, dilakukan perhitungan terhadap skor dari faktor yang terbentuk. Hasil dari perhitungan ini nantinya akan digunakan untuk membentuk persamaan baru.

Persamaan baru yang terbentuk merupakan persamaan yang bebas multikolinearitas. Persamaan inilah yang akan digunakan untuk proses selanjutnya, yaitu pemodelan nilai tanah. Setelah model terbentuk, barulah dilakukan analisis melalui uji ketepatan model. Hasil dari pengujian ini akan memberikan kesimpulan apakah model yang terbentuk sudah baik atau belum. Jika belum maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut dari berbagai aspek antara lain dari data yang digunakan, proses pengolahan data dan sebagainya.

(9)

9

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada tugas akhir ini disusun dengan urutan sebagai berikut.

BAB 1 Pendahuluan

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang dari pembuatan tugas akhir. Selain itu, akan dijelaskan pula mengenai tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah serta metodologi penelitian.

BAB 2 Teori Dasar

Bab ini berisi pembahasan dari sejumlah sumber acuan yang digunakan untuk mendukung pembuatan tugas akhir. Topik-topik yang akan dibahas antara lain mengenai konsep tanah; pengertian nilai tanah dan harga tanah; konsep penilaian tanah; prinsip-prinsip penilaian tanah; metode penilaian tanah; faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tanah; teori pemodelan dan pemodelan nilai tanah; analisis regresi; konsep multikolinearitas; dan konsep dasar dari teknik Principal Component Analysis.

BAB 3 Pembahasan

Bab ini berisi penjelasan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari pengambilan data. Setelah itu, dilakukan pemilahan data, kemudian pengolahan data yang meliputi uji multikolinearitas, penanggulangan masalah multikolinearitas menggunakan prosedur Principal Component Analysis (PCA), hingga pemodelan nilai tanah dengan menggunakan regresi linier.

BAB 4 Analisis

Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hasil dari pengolahan data. Analisis dilakukan berdasarkan hasil dari uji ketepatan model. Kesimpulan apakah model sudah baik atau belum akan ditinjau dari teori-teori yang ada.

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

Gambar

Gambar 1.1 Wilayah penelitian
Gambar 1.2 Sebaran data untuk masing-masing kelurahan
Gambar 1.3 Metodologi penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya perbedaan hasil tersebut, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menguji kembali faktor yang berpengaruh terhadap manajemen laba pada variabel

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitian dan membuat laporan penelitian dengan

26. Tubuh setiap saat dapat mengalami kontak dengan mikroba penyebab penyakit tetapi tidak selalu mengakibatkan sakit karena memiliki system pertahanan. Sistem pertahanan tubuh

Salah satu wilayah di Aceh yang banyak ditumbuhi rumput laut adalah Tambak didesa Neuhen kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar (Sahat, 2013). Rumput laut di

○ Jika Pembeli memilih produk utama & tambahan untuk memenuhi syarat pembelian Kombo Hemat, harga dan batas pembelian dari Kombo Hemat yang akan berlaku. ○ Jika Pembeli

Menurut Husana (2016) dengan judul hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian di PAUD Cahaya Kabupaten Kubu Raya yang mencakup tentang penerapan metode iqro’ dalam mengenalkan huruf hijaiyah pada anak usia 4-5

Dokumen yang ada dibedakan menjadi dua bagian, yaitu Assesment Sheet dan Assesment Record. Di mana setiap dokumen yang ada digunakan untuk mempermudah proses yang ada dalam