22
Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Bedah
Rumah Sakit Umum Kasih Bunda 2017
Setiawati
1, Lilis Rohayani
2, Agus Rohman
31,2,3
Program Studi Keperawatan, Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi Email: [email protected]
Abstrak: Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia yang melibatkan
pertukaran pikiran dan perasaan. Pertukaran tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk bahasa seperti isyarat, ungkapan emosional, berbicara atau tulisan. Dalam dunia keperawatan dikenal dengan istilah komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnnya. Salah satu peran perawat adalah memberikan pelayanan dengan cara memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien, serta menjadi penghubung antara dokter dengan pasien . Komunikasi yang kurang baik akan menimbulkan ketidakpuasan klien terhadap informasi dan pelayan keperawatan yang di berikan oleh perawat. Sebalik dengan penerapan komunikasi therapeutik yang baik akan meningkatkan citra perawat dan rumah sakit. Tujuan penelitian Mengetahui hubungan komusikasi terapetik perawat dengan tingkat kepuasan pasien saat melakukan tindakan berdasarkan persepsi pasien di ruang perawatan penyakit bedah Rumah sakit umum kasih bunda. Rancangan penelitian descritive correlative, Jumlah sampel 52 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil Ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien saat melakukan tindakan berdasarkan persepsi pasien di nilai
p value=0,030. Saran Perawat diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pelaksanaan komunikasi terapeutik
Kata Kunci : komunikasi teurapeutik, kepuasan pasien
PENDAHULUAN
Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnnya, Komunikasi terapeutik diterapkan oleh perawat dalam berhubungan dengan pasien untuk meningkatkan rasa saling percaya, dan apabila tidak diterapkan akan menganggu hubungan terapeutik yang berdampak pada ketidakpuasan pasien.
Pasien akan merasa puas ketika kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya. Komunikasi yang kurang baik akan menimbulkan ketidakpuasan klien terhadap informasi dan pelayan keperawatan yang di berikan oleh perawat, Sebalik dengan penerapan komunikasi therapeutik yang baik
akan meningkatkan citra perawat dan rumah sakit di matra klien (mundakir, 2008). Penggunaan komunikasi terapeutik yang efektif dengan memperhatikan pengetahuan, sikap, dan cara yang digunakan oleh perawat sangat besar pengaruhnya terhadap usaha mengatasi berbagai masalah psikologis klien. Dengan komunikasi terapeutik, klien akan mengetahui apa yang sedang dilakukan dan apa yang akan di lakukan selama di rumah sakit, sehingga perasaan dan pikiran yang menimbulkan masalah psikologis klien dapat teratasi, seperti kecemasan, ketakutan (damayanti, 2010). Pelaksanaan komunikasi terapeutik sampai saat ini dirasakan masih belum baik dan hanya bersifat rutinitas. Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya komunikasi terapeutik pada pasien di
23 antaranya pengetahuan, sikap , tingkat
pendidikan, pengalaman. Bila hal ini dibiarkan akan berdampak pada psikologis klien kecemasan, ketakutan, perubahan sikap maladaptif (damayanti, 2010).
Penelitian ini bertujuan Mengetahui hubungan komusikasi terapetik perawat dengan tingkat kepuasan pasien saat melakukan tindakan berdasarkan persepsi pasien di ruang perawatan penyakit bedah Rumah sakit umum kasih bunda.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah descritive correlative. Lokasi penelitian di Rumah Sakit Umum Kasih Bunda Cimahi. dilakukan pada bulan April-Juni 2017.Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien baru pada bulan maret 2017 sebanyak 120 pasien. Sampel berjumlah 52 orang tehnik pengambilan sampel consecutive sampling.
Data yang dikumpulkan berupa data primer
yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner kepada pasien rawat inap bedah yang telah berada diruangan selama ≥ 2 hari. kuisioner untuk mengukur tingkat kepuasan pasien sebanyak 25 pertanyaan dan komunikasi terapeutik, 20 pertanyaan . Uji validitas dilakukan terhadap 20 orang dengan hasil baik untuk komunikasi teurapeutik maupun kepuasan pasen ada yang tidak valid masing masing 2 pertanyaan dan selanjutnta dilakukan uji content.
Data dianalisa dengan menggunakan uni variat untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien dan pelaksanaan komunikasi
teurapeutik dan bivariate untuk melohat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien.
HASIL
1. Gambaran pelaksanaan komunikasi terapeutik di Ruang Perawatan Bedah RSU Kasih Bunda Cimahi 2017.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan komunikasi Terapeutik Di RSU Kasih
Bunda Cimahi 2017 Komunikasi terapeutik Frekuensi % Tidak baik 29 55,8 Baik 23 44,2 Total 52 100,0
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa dari 52 responden, sebagian besar responden (55,8%) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat tidak baik. Pada fase kerja perawat kurang menjelaskan secara detail tentang pemberian dan pemakaian obat secara benar.
2. Gambaran kepuasan pasien terhadap komunikasi terapeutik di Ruang Perawatan Bedah RSU Kasih Bunda Cimahi 2017.
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa dari 52 responden, sebagian besar responden (53,8%) menyatakan tidak puas terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik. Karena tidak semua perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan secara rinci kepada responden.
24 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan
kepuasan pasien Di RSU Kasih Bunda Cimahi 2017 Kepuasan pasien Frekuensi % Tidak puas 28 53,8 Puas 24 46,2 Total 52 100,0
3. Gambaran hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien saat melakukan tindakan berdasarkan persepsi pasien di Ruang Perawatan Bedah RSU Kasih Bunda Cimahi 2017.
Hasil analisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan
pasien saat melakukan tindakan berdasarkan persepsi pasien di peroleh bahwa dari 23 responden yang berpersepsi komunikasi terapeutik baik, terdapat 15 responden (28,8%) mengatakan puas terhadap komunikasi terapeutik, sedangkan dari 29 responden yang berpersepsi komunikasi terapeutik tidak baik terdapat 20 responden (38,5%) yang menyatakan tidak puas. Hasil uji statistik yang menggunakan chi-square
diperoleh p Value = 0,030, menunjukan bahwa nilai probabilitas 0,030 (P = < 0,05). Hal ini berarti Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara pelaksanaan hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Saat Melakukan Tindakan Berdasarkan Persepsi Pasien Di Ruang Perawatan
Penyakit Bedah Rumah Sakit Umum Kasih Bunda Cimahi
Komunikasi terapeutik
Kepuasan Pasien
Total
p Value OR
Tidak Puas Puas
И % И % И %
Tidak baik 20 38,5% 9 13,4% 29 55,8% 0,030 13,346
Baik 8 15,4% 15 28,8% 23 44,2%
Total 52 100%
PEMBAHASAN
Komunikasi interpersonal yang disebut juga komunikasi terapeutik, merupakan komunikasi yang dilakukan secara sadar, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kegiatanya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Mundakir, 2008). Komunikasi
terapeutik tidak dapat berlangsung dengan sendirinya, tetapi harus direncanakan, dipertimbangkan dan dilaksanakan secara profesional. Komunikasi terapeutik memegang peranan penting dalam membantu pasien dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
25 antara orang-orang secara tatap muka yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non-verbal (Musliha & Fatmawati, 2009 ).
Menurut Ariasti (2016) dengan judul hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di bangsal Tjan Timur Rumah Sakit dr. Oen Solo diperoleh informasi bahwa dari 35 responden terdapat 32 responden (88,5), menilai perawat melakukan komunikasi terapeutik secara optimal dan 3 responden (11,5) menilai perawat melakukan komunikasi terapeutik kurang optimal.
Menurut A.C Rorie (2015) dengan judul hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap irina rsup prof. Dr. RF. D. kandou manado Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Ruang Rawat Inap Irina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dengan jumlah responden 67 orang mengenai keterampilan komunikasi terapeutik perawat maka hasil yang didapatkan bahwa Komunikasi Terapeutik perawat pada fase orientai 31,3 % baik dan 68,7 % kurang, pada fase kerja 89,6 % baik dan 10,4 % kurang, dan pada fase terminasi 32,8% Baik dan 67,2 % kurang. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Patrisia A. 2013, dimana hasil penelitiannya terhadap 22 responden, pada fase orientasi komunikasi terapeutik perawat baik 23,2 % dan kurang 76,8 %, pada fase kerja 97,9% baik dan 2,1% kurang , dan pada fase terminasi komunikasi terapeutik perawat baik 11,6 % dan kurang sebanyak 88,4%. Hasil
penelitian menyatakan bahwa komunikasi terapeutik perawat yang paling baik ialah pada fase kerja.
Kepuasan adalah perasaan puas, senang, karena kenyataan diterima sesuai dengan harapan yang diinginkan. Puas atau tidak puasnya seseorang adalah merupakan kesimpulan dari hubungan yang diberikan. Kepuasan pelanggan mencangkup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan dan perasaan senang. Puas seseorang karena antara harapan dan kenyataan dalam pemakaian jasa pelayanan terpenuhi.
Pasien atau klien merupakan individu terpenting dirumah sakit sebagai konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit. Tidak akan berhenti hanya sampai proses penerimaan pelayanan. Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang diterimanya tersebut. Hasil dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas. Kotler dalam buku Afnuazi menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang (Supranto, 2009).
Hal lain yang mempengaruhi antara lain karakteristik produksi, harga, pelayanan, lokasi, fasilitas, suasana, dan komunikasi terapeutik (Haryanti, 2008). Selain itu kepuasan juga dapat diukur dengan menggunakan lima dimensi yaitu sarana fisik
(tangible), kehandalan (reability), ketanggapan
(responsivness), jaminan (assurance),
kepedulian (empaty). Hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi kepuasan pasien
26 terhadap pelayanan keperawatan yang
diberikan (Mundakir, 2008).
Menurut Husana (2016) dengan judul hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Dari hasil penelitian tentang kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan didapatkan data bahwa dari 39 respondent yang terlibat dalam penelitian ini sebagian besar (84,6 %) menyatakan telah puas dengan pelayanan yang telah diberikan oleh perawat dan sebagain kecil saja atau 15,38 % yang menyatakan kurang puas dan 0 % yang menyatakan tidak puas.
Menurut Liestriana (2015) dengan judul hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat inap di RSUD Kajen kabupaten pekalongan yang sebagian besar pasien merasa puas yaitu sebanyak 10 orang (62,5%) dan sebanyak 6 orang (37,5%) pasien merasa tidak puas. Dalam proses penelitian, peneliti memperoleh temuan bahwa pasien yang menyatakan komunikasi terapeutik perawat baik belum tentu pasien merasa puas. Hal ini dikarenakan perawat yang melakukan komunikasi kepada pasien kurang memeberikan inormasi secara detail, sehingga puas atau tidak puasnya pasien terhadap komuniaksi terapeutik perawat ditentukan oleh perawat itu sendiri, apabila seseorang perawat melaksanakan komunikasi dengan baik sesuai dengan harapan pasien maka pasien akan merasa puas. Ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien saat melakukan
tindakan berdasarkan persepsi pasien di Ruang Perawatan Bedah RSU Kasih Bunda Cimahi.
Menurut Sustrami (2015) dengan judul hubungan antara komunikasi terapeutik dan kepuasan keluarga yang anggotanya dirawat di paviliun VIV B, bahwa dari 80 responden (100%) didapatkan kepuasan pasien yang puas dengan komunikasi terapeutik perawat yang baik sebanyak 70 responden (98,6%), dan kepuasan pasien yang puas dengan komunikasi terapeutik perawat yang tidak baik sebanyak 3 responden (33,3%), sedangkan kepuasan pasien yang tidak puas dengan komunikasi terapeutik perawat yang baik sebesar 1 responden (1,4%), dan kepuasan pasien yang tidak puas dengan komunikasi terapeutik yang tidak baik sebanyak 6 responden (66,7%). Pada penelitian ini didapatkan p value ≤ 0,000 yang menunjukkan Ha diterima dan menunjukan terdapat hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.
Menurut Kutney-Lee, A., et al (2009) mengatakan, bahwa komunikasi yang dilakukan perawat dalam menyampaikan informasi sangat berpengaruh terhadap kepuasan klien. Hasil penelitian didapatkan, bahwa ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Perawat merupakan kunci yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien, hal ini disebabkan karena seringnya interaksi antara perawat dan pasien selama menjalani masa perawatan Kepuasan pasien adalah indikator pertama dari standar suatu rumah sakit. Pasien baru akan puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidak
27 puasan atau perasaan kecewa pasien akan
muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya.
SIMPULAN
Sebagaian besar responden (55,8%) menyatakan bahwa pelaksanaan komunikasi terapeutik belum baik, Sebagaian besar responden (53,8%) menyatakan belum puas terhadap komunikasi terpeutik.. Ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien saat melakukan tindakan berdasarkan persepsi pasien di Ruang Perawatan Bedah RSU Kasih Bunda Cimahi dengan nilai p value=0,030 yang berarti Ho ditolak.
SARAN
Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi klien dengan cara menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ania. (2014) Hubungan komuniukasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepang A.C Rorie (2015) Hubungan komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan
pasien di ruang rawat inap irina rsup prof. Dr. RF. D. kandou manado
Dinar. (2016). Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di bangsal tjan timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru
Evi Yus. (2013). Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien Di RSUD Kraton Kab Pekalongan
Husana (2016) hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Kutney-l, A., et al. (2009). Nursing : A key To
Patient Satisfication. Nursing A key To Patient Satisfication, 1-10.
Liestriana (2015) hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat inap di RSUD Kajen kabupaten pekalongan
Marlina An. (2014). Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di rawat inap bedah RSI Ibnu Sina Bukittinggi
Mukhripah Dama. (2010) komunikasi terapeutik dalam praktik keperawatan. Jogjakarta : Graha Ilmu
Mundakir. (2008). Komunikasi keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan. Jogjakarta : Graha Ilmu
Priscylia A.C Rorie. (2013). Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat vinap RSUP PROF.DR.R.D. Kondou Manado. Puyan Luk H. (2013). Hubungan terapeutik perawat berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien di Puskemas Dukun Magelang
Ridh Afn. (2015) komunikasi terapeutik dalam keperawatan jiwa. Jogjakarta : Gosyen publishing
Sutrisno. (2015). Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di intalasi gawat darurat RSUD DR.H. Chasan Boesoirie ternate
28 Sustrami (2015) Hubungan antara komunikasi
terapeutik dan kepuasan keluarga yang anggotanya dirawat di paviliun VIV B
Supranto,J. (2009). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Untuk Menaikan Pangsa Pasar.