• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

153 IV METODE PENELITIAN

4.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang evaluasi kemitraan dilakukan di PT. GE dengan petani mitra di Kabupaten Kuningan. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (puposive) dengan pertimbangan bahwa PT. Galih Estetika adalah satu-satunya perusahaan pengolah tepung dan pasta ubi jalar di Indonesia. Selain itu budidaya ubi jalar di Kabupaten Kuningan telah dilakukan secara intensif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei–Juli 2009.

4.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah para petani ubi jalar di Kabupaten Kuningan yang melakukan kemitraan dengan PT. GE pada periode panen bulan Januari–Juni 2009. Data populasi diperoleh dari administrasi Divisi Penanaman dan Pembibitan PT.GE sebagai divisi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kemitraan PT.GE dan petani ubi jalar.

Pemilihan petani responden dilakukan dengan cara purposive sampling dan mengambil sampel sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 orang petani mitra ubi jalar Kuningan dan 15 orang petani mitra ubi jalar Jepang. Teknik pengambilan sampel harus dilakukan secara purposive karena jumlah populasi petani ubi jalar Jepang yang sedikit. Selain itu peneliti juga menemui kesulitan dalam mengakses informasi lokasi petani. Kesulitan akses informasi keberadaan petani ini disebabkan oleh tidak lengkapnya data alamat petani (lokasi rumah dan lokasi lahan garapan) dalam administrasi PT.GE.

Petani responden tersebar di 17 desa di delapan kecamatan. Petani responden tersebar di Kecamatan Cilimus, Mandirancan, Kramatmulya, Cigandamekar, Pancalang, Japara, Jalaksana dan Maleber. Tujuh dari delapan kecamatan tersebut termasuk dalam Distrik Cilimus yang merupakan kawasan pengembangan ubi jalar dalam Masterplan Agropolitan Kabupaten Kuningan.

4.3 Desain Penelitian

Prosedur dan teknik penelitian ini menggunakan metode kasus (case study). Metode ini merupakan suatu pendekatan dari penelitian yang bersifat kasus sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Penggunaan metode ini bertujuan untuk memperoleh gambaran rinci tentang kemitraan yang terjadi antara PT.GE dengan petani ubi jalar yang menjadi mitranya. Cara kerja metode ini memungkinkan peneliti memiliki kebebasan melakukan

(2)

154 penelitian eksplorasi yang sangat mendalam sehingga akan diketahui sebab dan akibat dari proses yang ada hingga dapat diketahui pula bagaimana cara mengatasi fenomena yang ada (Soekartawi 2002). Kelemahan metode ini terletak pada jumlah responden yang sedikit sementara variabel yang diamati banyak. Namun penggunaan metode ini mampu memberikan gambaran secara detil dan mendalam sehingga dapat dipakai untuk mendukung studi di masa depan dan dapat dijadikan bahan hipotesis bagi penelitian lanjutan.

4.4 Data dan Instrumentasi

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara. Data sekunder yang berfungsi sebagai data-data pendukung data-data primer diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian seperti Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, administrasi PT.GE serta dokumen kesepakatan kemitraan dari PT. GE dan petani mitra. Data sekunder juga diperoleh melalui studi literatur baik melalui media elektronik maupun media cetak.

Instrumentasi yang digunakan meliputi kuesioner, alat pencatat, alat memotret, alat perekam dan alat penyimpan data elektronik. Kuesioner yang digunakan terdiri dari kuesioner untuk mengetahui keragaan usahatani petani mitra (Lampiran 1), kuesioner tentang pelaksanaan kemitraan yang dirasakan petani mira (Lampiran 2), serta kuesioner untuk panduan wawancara dengan pihak perusahaan (Lampiran 3).

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara, wawancara mendalam serta observasi lapang yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Penelitian mengenai evaluasi kemitraan yang terjadi antara PT. GE dan petani mitra dilakukan dengan menggunakan bantuan kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara. Penggunaan kuesioner, wawancara serta observasi yang dilakukan secara bersamaan pada penelitian dimaksudkan agar data yang diperoleh dapat secara utuh menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan.

Karena keterbatasan waktu, wawancara dengan pihak perusahaan hanya dilakukan dengan Divisi Penanaman dan Pembibitan dan Manajer Divisi Production Planning Control (PPC) PT.GE. Wawancara lebih mendalam dilakukan dengan Divisi Penanaman dan Pembibitan dengan pertimbangan bahwa divisi tersebut merupakan divisi yang bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan baku perusahaan. Selain itu wawancara dengan Divisi PPC

(3)

155 dlakukan guna mengetahui lebih jauh mengenai proses yang harus dijalani petani mitra setelah hasil panen sampai ke perusahaan.

Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data dari petani responden. Dalam setiap pengisian kuesioner, peneliti melakukan pendampingan untuk mengantisipasi adanya kesulitan atau kesalahpahaman dalam mengartikan pertanyaan kuesioner. Pendampingan yang dilakukan dalam setiap pengisian kuesioner juga dimaksudkan untuk mencari informasi lain yang lebih mendalam yang belum tercakup dalam kuesioner.

4.6 Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui hasil wawancara dan observasi selama penelitian. Data kuantitatif yang diperoleh berupa data pertanian Kabupaten Kuningan, data pasokan ubi jalar perusahaan, data produksi pasta perusahaan, data penilaian kepuasan petani mitra dan data mengenai nilai komponen pendapatan usahatani petani mitra.

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan pelaksanaan kemitraan, profil para pelaku dan kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan kemitraan. Sedangkan analisis kuantitatif dalam penelitian ini meliputi analisis kepuasan petani terhadap kinerja atribut kemitraan, analisis pendapatan usahatani dan R/C. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan bantuan software komputer Microsoft Excel, dan Minitab 14.

4.6.1 Analisis Kinerja Atribut Kepuasan Petani Mitra

Kinerja atribut kepuasan petani mitra terhadap pelaksanaan kemitraan yang selama ini berjalan dianalisis dengan penentuan bobot menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Metode IPA digunakan karena metode tersebut dapat memberikan penilaian terhadap kinerja setiap atribut yang dinilai serta menggolongkannya kedalam skala prioritas tertentu. Oleh karena itu metode ini memungkinkan peneliti menyusun rekomendasi peningkatan kinerja atribut-atribut tertentu untuk meningkatkan kepuasan kemitraan. Hal ini sesuai dengan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini.

Penentuan atribut yang dinilai dalam penelitian ini didasarkan pada ketentuan mengenai hak dan kewajiban yang tertuang dalam kontrak kemitraan, wawancara

(4)

156 pendahuluan dengan eksekutif perusahaan dan studi literatur. Atribut-atribut yang diteliti dalam penelitian ini adalah kontinuitas suplai komoditi dari petani ke perusahaan, pembagian risiko budidaya, peningkatan keterampilan petani, penyediaan sarana produksi, pendampingan teknis, bantuan biaya garap, ketepatan waktu pemberian bantuan garap, respon terhadap segala keluhan, pengangkutan hasil panen, dan harga ubi jalar yang diberikan.

Pada metode IPA tingkat pelaksanaan atau pelayanan dari perusahaan dinilai memuaskan apabila pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan dari petani mitra. Nilai kepuasan petani mitra atas kinerja kemitraan dinyatakan dengan huruf X, sedangkan huruf Y menunjukkan tingkat kepentingan (harapan) petani. Tingkat kepentingan dan kepuasan petani diukur menggunakan skala likert dengan empat kategori sebagaimana terdapat pada Tabel 5. Pengukuran tingkat kepuasan menggunakan skala untuk mengurangi subjektifitas responden (Sumarwan 2003).

Tabel 5. Skala Likert Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Kinerja Petani Mitra

Kategori

Skor Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

Sangat Penting Sangat Puas 4

Penting Puas 3

Tidak Penting Tidak Puas 2

Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Puas 1

Penggunaan empat skala pengukuran dimaksudkan untuk menghindari kecendrungan responden memilih nilai tengah dalam menilai atribut evaluasi kemitraan (Aritonang 2005). Penilaian kinerja dengan menggunakan deskripsi kategori sangat puas, puas, tidak puas dan sangat tidak puas dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman serta meringkas kuesioner wawancara kepada petani mitra. Metode Importance Performance Analysis (IPA) dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (Supranto 2006):

(5)

157 1. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan kinerja, maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja petani, yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

% 100

Yi Xi Tki

Dimana: Tki = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Skor penilaian tingkat pelaksanaan/kepuasan petani Yi = Skor penilaian kepentingan petani

2. Pada penggunaan diagram kartesius, sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan kinerja/kepuasan (performance), sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan/harapan (importance). Rumusan matematis untuk setiap faktor tersebut adalah sebagai berikut:

n X X n n i i n Y Y n n i i

Dimana: X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan/kepuasan Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan

N = Jumlah responden

3. Diagram kartesius digunakan dalam penjabaran atribut-atribut tingkat kesesuaian kepentingan dan kinerja yang dirasakan petani terhadap pelayanan. Diagram kartesius merupakan suatu bagan yang dibagi menjadi empat bagian dan dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y). Titik tersebut diperoleh dari rumus:

k X X n i1 i k Y Y n i1 i

Dimana: X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan seluruh atribut mutu pelayanan dari perusahaan

Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan/harapan seluruh atribut mutu pelayanan k = Banyaknya atribut mutu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan yang

(6)

158 Berikut gambar diagram kartesius yang dikembangkan oleh teori Supranto (2006):

Keterangan:

A = Menunjukkan atribut-atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan petani, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan petani, sehingga mengecewakan/tdak puas

B = Menunjukkan kinerja dari atribut-atribut mutu pelayanan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan, dianggap sangat penting dan sangat memuaskan

C = Menunjukkan beberapa atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja, dianggap kurang penting dan kurang memuaskan

D = Menunjukkan atribut-atribut yang kurang penting mempengarui petani, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan, dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

Gambar 9. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kepuasan

Sumber: Supranto 2006

4.6.2 Analisis Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani diperoleh dari penerimaan usahatani dikurangi dengan pengeluaran usahatani selama usahatani berlangsung. Pendapatan usahatani dihitung dalam satuan rupiah per satu hektar lahan per satu periode tanam ubi jalar. Oleh karena itu setiap komponen penyusun penerimaan maupun pengeluaran usahatani dari masing-masing petani dikonversi dalam satuan per luas lahan satu hektar dan per musim tanam. Untuk setiap komponennya, hasil konversi ini kemudian dirata-ratakan sesuai jumlah petani responden dan menjadi nilai akhir yang tercantum dalam analisis pendapatan usahatani.

Prioritas Utama A Berlebihan D Prioritas Rendah C Pertahankan Prestasi B Tingkat Kepuasan Tingkat Kepentingan Y Y X X

(7)

159 Penerimaan merupakan total dari nilai produk yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual. Pada penelitian ini penerimaan usahatani diperoleh dari hasil penjualan ubi jalar segar dan daun ubi jalar. Selanjutnya penerimaan ubi jalar dibedakan lagi menjadi penerimaan dari hasil penjualan ubi jalar grade A dan B, serta afkir pakai (grade C). Penerimaan hasil penjualan masing-masing grade dibedakan karena harga yang ditetapkan untuk setiap grade pun berbeda.

Pengeluaran merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk kegiatan usahataninya (Soekartawi 2002). Pengeluaran usahatani dibagi menjadi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Gabungan dari kedua biaya tersebut disebut sebagai biaya total. Secara matematis, pedapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

d t

y Y B B

P

Dimana: π = Pendapatan Usahatani (Rp) Py = Harga jual ubi jalar (Rp/Kg)

Y = Total jumlah atau kuantitas ubi jalar yang dijual (Kg) Bt = Seluruh biaya tunai yang dikeluarkan petani (Rp)

Bd = Seluruh biaya diperhitungkan yang dikeluarkan petani (Rp)

Dalam penelitian ini lahan yang digunakan untuk berusahatani ubi jalar dihitung sebagai lahan sewa yang nilainya disesuaikan dengan harga nilai sewa lahan per hektar pada daerah petani responden. Petani yang tidak berusahatani ubi jalar di lahan milik sendiri akan diperhitungkan sebagai lahan sewa dan digolongkan ke dalam komponen biaya tunai, sedangkan petani yang berusahatani di lahan milik sendiri akan golongkan kedalam biaya diperhitungkan. Hal yang serupa juga berlaku pada komponen biaya traktor (sewa atau milik), bibit (membeli atau pembibitan sendiri) dan pupuk kandang (membeli atau hasil dari kandang ternak sendiri).

Biaya tenaga kerja dalam keluarga dihitung berdasarkan tingkat upah yang berlaku saat anggota keluarga menyumbang kerja pada usahatani. Penyusutan alat pertanian dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (metode rata-rata) tanpa memperhitungkan nilai sisa. Secara matematis penghitungan biaya penyusutan dapat dirumuskan sebagai berikut (Soeharjo & Patong 1973):

(8)

160 pemakaian umur pembelian a h penyusutan arg

Metode perhitungan pendapatan usahatani secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Metode Perhitungan Pendapatan Usahatani

Komponen Jumlah Fisik Harga Fisik/Satuan

(Rp) Nilai (Rp) A. Total Penerimaan B. Biaya Tunai a. Benih b. Pupuk c. Obat-obatan

d. Tenaga Kerja Luar Keluarga e. ....

Total Biaya Tunai C. Biaya Diperhitungkan

a. Sewa Lahan b. Penyusutan Alat

c. Tenaga Kerja Dalam Keluarga d. ....

Total Biaya Diperhitungkan E. Pendapatan atas Biaya Tunai F. Pendapatan Atas Biaya Total G. R-C Ratio Atas Biaya Tunai H. R-C ratio atas Biaya Total

Suatu usaha dikatakan menguntungkan secara ekonomis dari usaha lain bila risiko output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usaha lain. Return and Cost Ratio (R/C) merupakan perbandingan nilai output dan inputnya. Dalam penelitian ini berarti perbandingan antara penerimaan usahatani dengan pengeluaran usahatani. Rasio ini

(9)

161 diinterpretasikan sebagai besar penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam suatu kegiatan usahatani. Secara matematis, R/C dapat dirumuskan sebagai berikut: d t y B B Y P C R/

Jika nilai R/C > 1 maka penerimaan yang diperoleh lebih besar dari tiap unit biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Dan jika R/C<1, maka penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari tiap unit biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Rasio ini dapat dijadikan sebagai salah satu indikator apakah usahatani tersebut menguntungkan untuk diusahakan.

4.7 Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Ubi jalar Kuningan adalah ubi jalar varietas nasional yang umum ditanam di lokasi penelitian. Pada penelitian ini istilah ubi jalar Kuningan digunakan untuk mewakili varietas Kuningan Merah dan Kuningan Putih yang diusahakan petani responden.

2. Ubi jalar Jepang adalah istilah yang digunakan untuk mewakili varietas-varietas ubi jalar bahan baku PT. GE untuk negara tujuan ekspor Jepang. Varietas ubi jalar yang termasuk kategori ini adalah Bogor, Naruto Kintoki (ibaraki), dan Kidal/Sawentar.

3. Petani mitra adalah petani ubi jalar yang secara de facto mengadakan kerjasama dengan PT. Galih Estetika. Hal ini dikarenakan tidak semua petani mitra menandatangani kontrak kemitraan walaupun pada kondisi di lapangan menanam ubi jalar dan bekerjasama dengan PT. Galih Estetika.

4. Kemitraan adalah hubungan kerjasama antara PT.Galih Estetika dengan petani ubi jalar yang diikat dalam sebuah kontrak kerjasama kemitraan pada periode tanam tertentu.

Gambar

Tabel 5.  Skala Likert Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Kinerja Petani Mitra  Kategori
Gambar 9.  Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kepuasan            Sumber: Supranto 2006
Tabel 6.  Metode Perhitungan Pendapatan Usahatani

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan fokus pada pertanyaan penelitian berikut: (i) apakah kinerja keuangan (ROA, NPM, EPS), ukuran perusahaan, dan kinerja

Akan tetapi dari hasil observasi dan wawancara di lapangan, guru masih minim menggunakan alat peraga dan media sejenisnya. Akibatnya hasil belajar siswa tidak

mengalikan angka kecelakaan berdasarkan tingkat keparahan korban dengan biaya kecelakaan pada tabel 5.2 Berikut merupakan contoh perhitungan biaya kecelakaan disalah satu ruas

Data sebaran responden berdasarkan motif menonton lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 5.. Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa mereka menonton televisi bertujuan

4 Perayaan Hari Besar Keagamaan Lanjutan 1 periode 5 Bazar BEM (Penggalian Dana) Lanjutan 18- 6 Kersos-Keswan Lanjutan 25- 7 Memfasilitasi pelatihan dan Pengembangan

Pembaharuan atau penyempurnaan fakta ketidakadilan untuk “pembangunan perkebunan yang berkeadilan” yang dirumuskan dari hasil penelitian ini akan merupakan

Mata kuliah Perkembangan dan Belajar Peserta Didik ini meliputi: hakikat perkembangan anak didik, perkembangan biologis dan perseptual anak, perkembangan keceerdasan dan

kesamaan dengan negara-negara Anglo-America, ada beberapa pengaruh yang penting yang berasal dari Germanic, terutama dalam hal pajak.. Termasuk ke dalam kelompok ini