• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau, No.05/01/21/Th. XI, 4 Januari 2016

1

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

KEPULAUAN RIAU

Pada Desember 2015 NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 98,78 mengalami penurunan

sebesar 0,21 persen dibanding NTP pada November 2015.

NTP subsektor Tanaman Pangan tercatat sebesar 101,49; NTP subsektor Hortikultura sebesar

103,22; NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 83,31; NTP subsektor Peternakan

sebesar 104,32 dan NTP subsektor Perikanan sebesar 106,42.

Pada Desember 2015 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat inflasi perdesaan sebesar 0,62 persen

yang dipicu oleh naiknya indeks subkelompok bahan makanan; sub

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau; sub kelompok Sandang: dan sub kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga; sub kelompok Tranportasi dan Komunikasi

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

P

ROVINSI

K

EPULAUAN

R

IAU

DESEMBER

2015

No. 05/01/21/Th.XI, 4 Januari 2016

0 20 40 60 80 100 120 140 November'15 Desember'15

Grafik 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor November-Desember 2015 Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Gabungan

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau, No.05/01/21/Th. XI, 4 Januari 2016

2

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Subsektor November dan Desember 2015 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan November 2015 Desember 2015 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)

124,27 119,19 104,27 119,23 117,32 101,63 101,43 119,21 85,08 116,09 111,64 103,98 124,53 117,26 106,20 121,72 119,93 109,16 121,61 117,81 103,22 99,87 119,88 83,31 116,79 111,95 104,32 125,42 117,85 106,42 -2,06 0,62 -2,31 2,00 0,42 1,57 -1,54 0,56 -2,09 0,60 0,27 0,33 0,72 0,50 0,21 Umum

a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP)

115,80 116,98 98,99 116,10 117,53 98,78 0,26 0,47 -0,21

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Kepulauan Riau pada Desember 2015, tercatat Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan sebesar 0,21 persen dibanding November 2015, atau turun dari 98,99 menjadi 98,78. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani (indeks harga hasil produksi pertanian) dan indeks yang dibayar petani (indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian) mengalami penurunan. Pada bulan ini indeks yang diterima (It) petani mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen dan indeks yang dibayar(Ib) petani juga mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen.

Dari lima subsektor yang menyusun NTP Provinsi Kepulauan Riau selama Desember 2015 tercatat dua subsektor mengalami penuruna NTP, yaitu: subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,31 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,09 persen. Subsektor yang mengalami kenaikan NTP yaitu subsektor Hortikultura sebesar 1,57 persen; sub sektor Peternakan sebesar 0,33 persen dan subsektor Perikanan sebesar 0,21 persen.

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau, No.05/01/21/Th. XI, 4 Januari 2016

3

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan perkembangan harga dari beragam komoditas hasil pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2015 di Provinsi Kepulauan Riau harga indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen dibandingkan dengan November 2015, yaitu naik dari 115,80 menjadi 116,10. Dari lima subsektor yang menyusun NTP Provinsi Kepulauan Riau pada bulan ini tercatat tiga subsektor mengalami kenaikan It, yaitu: yaitu: subsektor Hortikultura sebesar 2,00 persen; subsektor Peternakan sebesar 0,60 persen dan subsektor Perikanan sebesar 0,72 persen. Sebaliknya, dua subsektor mengalami penurunan It, yaitu: subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,06 persen; dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,54 persen

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Desember 2015 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat indeks harga yang dibayar (Ib) petani mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen dibandingkan dengan November 2015, atau naik dari 116,98 menjadi 117,53. Dari lima subsektor yang menyusun NTP Provinsi Kepulauan Riau pada bulan ini tercatat semua subsektor mengalami kenaikan Ib yaitu: subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,62 persen; subsektor Hortikultura sebesar 0,42 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,56 persen; subsektor Peternakan sebesar 0,27 persen; dan subsektor Perikanan sebesar 0,50 persen.

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) di Provinsi Kepulauan Riau pada Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 2,66 persen dibanding keadaan November 2015, yaitu turun dari 104,27 menjadi 101,49. Naiknya NTP subsektor Tanaman Pangan pada bulan ini disebabkan penurunan indeks yang diterima petani sebesar 2,06 persen sedangkan indeks yang dibayar petani juga mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen.

Turunnya indeks yang diterima petani sebesar 2,06 persen disebabkan oleh turunnya harga komoditi ketela pohon/ubi kayu. Sedangkan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,62 persen disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,69 persen dan naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,26 persen.

(4)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau, No.05/01/21/Th. XI, 4 Januari 2016

4

Tabel 2.

Perkembangan Indeks Yang Diterima Petani dan Indeks Yang Dibayar Petani Menurut Subsektor di Provinsi Kepulauan Riau

November dan Desember 2015 (2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase

November 2015 Desember 2015 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 124,27 121,72 -2,06

- Padi 115,61 115,61 0,00

- Palawija 125,84 122,82 -2,40

b. Indeks Dibayar Petani 119,19 119,93 0,62

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120,70 121,53 0,69

- Indeks BPPBM 111,24 111,50 0,26

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 119,23 121,61 2,00

- Sayur-sayuran 119,98 122,87 2,41

- Buah-buahan 116,50 117,15 0,56

- Tanaman Obat 124,75 122,53 -1,78

b. Indeks Dibayar Petani 117,32 117,81 0,42

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120,33 121,03 0,59

- Indeks BPPBM 109,12 109,05 -0,07

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 101,43 99,87 -1,54

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 101,43 99,87 -1,54

b. Indeks Dibayar Petani 119,21 119,88 0,56

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120,74 121,53 0,65

- Indeks BPPBM 110,91 110,95 0,04

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 116,09 116,79 0,60

- Ternak Besar 121,40 119,88 -1,25

- Ternak Kecil 106,61 106,52 -0,08

- Unggas 115,01 116,70 1,47

- Hasil Ternak 125,05 126,48 1,14

b. Indeks Dibayar Petani 111,64 111,95 0,27

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,20 121,73 0,44

- Indeks BPPBM 105,13 105,27 0,14

5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 124,53 125,42 0,72

- Penangkapan 123,85 124,75 0,73

- Budidaya 127,60 128,45 0,66

b. Indeks Dibayar Petani 117,26 117,85 0,50

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119,78 120,64 0,72

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau, No.05/01/21/Th. XI, 4 Januari 2016

5

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Pada Desember 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami kenaikan sebesar 1,57 persen atau naik dari 101,63 pada November 2015 menjadi 103,22 pada bulan Desember 2015. Naiknya Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura( NTP-H) pada bulan ini isebabkan kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 2,00 persen dan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,42 persen.

Naiknya indeks yang diterima petani (It) pada subsektor Hortikultura sebesar 2,00 persen disebabkan oleh naiknya harga nanas, petsai/sawi, cabai rawit, cabai merah, ketimun, pisang, kacang panjang, buncis, rambutan, durian, buah naga, bayam dan terung panjang. Sedangkan naiknya indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,42 persen diakibatkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,59 persen dan turunnya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,07 persen.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)

Nilai Tukar Petani untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) di Provinsi Kepulauan Riau pada Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 2,09 persen atau turun dari 85,08 menjadi 83,31. Turunnya NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada bulan ini disebabkan penurunan indeks yang diterima petani sebesar 1,54 persen dan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,56 persen.

Turunya indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,54 persen pada bulan ini disebabkan oleh naiknya harga lada/merica, karet, kelapa sawit dan cengkeh dibandingkan harga pada November 2015. Sedangkan naiknya indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,56 persen disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,65 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,04 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt)

Nilai Tukar Petani subsektor Peternakan (NTP-Pt) pada Desember 2015 di Provinsi Kepulauan Riau mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen atau naik dari 103,98 menjadi 104,32 Naiknya NTP-Pt pada bulan ini disebabkan kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,60 persen dan indeks yang dibayar petani sebesar 0,27 persen.

Naiknya indeks yang diterima peternak (It) sebesar 0,60 persen pada bulan ini disebabkan oleh naiknya harga ayam ras petelur, telur ayam buras, telur itik , dan ayam ras dibanding harga pada bulan November 2015. Sedangkan naiknya indeks yang dibayar peternak (Ib) sebesar 0,27 persen pada bulan ini disebabkan kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,44 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,14 persen.

(6)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau, No.05/01/21/Th. XI, 4 Januari 2016

6

e. Subsektor Perikanan (NTN) NTPi

Nilai Tukar Petani subsektor perikanan (NTP-Pi) pada Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen atau naik dari 106,20 menjadi 106,42. Naiknya NTP subsektor Perikanan pada bulan ini disebabkan kenaikan indeks yang diterima nelayan sebesar 0,72 persen, dan indeks yang dibayar nelayan sebesar 0,50

Naiknya indeks yang diterima nelayan (It) sebesar 0,72 persen pada bulan ini disebabkan oleh naiknya lele, kepiting laut, tongkol, golok-golok/parang-parang, belanak, selar, sebelah, kerapu, kembung, kakap, kurisi/kerisi dan julung-julung dibanding dengan harga pada November 2015. Sedangkan naiknya indeks yang dibayar nelayan (Ib) sebesar 0,50 persen pada bulan ini disebabkan kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,72 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,16 persen.

4. Perbandingan antar Provinsi

Dari 33 Provinsi yang menyusun NTP Nasional pada Desember 2015 tercatat 12 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 21 Provinsi mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP terbesar pada Desember 2015 terjadi di Provinsi Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur dan Papua masing-masing sebesar 0,98 persen; 0,78 persen dan 0,73 persen. Sedangkan kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumatra Utara, DKI dan Jambi masing-masing sebesar 1,09 persen; 0,82 persen dan 0,61 persen.

5. Indek Harga Konsumen Perdesaan

Tabel. 3. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Desember 2015

(2012=100)

Subkelompok IHK Desember 2014 IHK November 2015 IHK Desember 2015 Desember Inflasi 2015 *) Inflasi Tahun Kalender 2015 **) Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi

116,93 119,67 110,72 111,83 109,36 107,79 108,12 132,65 120,46 124,32 115,40 117,59 116,68 113,73 110,69 126,36 121,21 125,63 116,44 117,55 117,33 113,73 111,06 126,49 0,62 1,06 0,90 -0,03 0,56 -0,01 0,33 0,10 3,66 4,98 5,17 5,11 7,29 5,51 2,72 -4,65 3,66 4,98 5,16 5,12 7,29 5,51 2,72 -4,65 Ket. : *) Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap Bulan sebelumnya

**) Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap Bulan Desember Tahun sebelumnya ***) Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap November tahun sebelumnya

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau, No.05/01/21/Th. XI, 4 Januari 2016

7

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Desember 2015 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat inflasi sebesar 0,62 persen yang disebabkan naiknya indeks subkelompok bahan makanan sebesar 1,06 persen; sub kelompok Makanan Jadi sebesar 0,90 persen; sub kelompok Sandang sebesar 0,56 persen; sub kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,33 persen dan sub kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,10 persen.

Tabel 4.

Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Desember 2015 (2012=100)

Provinsi

IT IB NTP

Indeks % Perb Indeks % Perb Rasio % Perb

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung

Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Nasional 117,76 122,73 117,66 115,48 116,34 115,88 113,35 125,46 121,33 116,10 118,50 132,42 123,79 125,28 130,53 129,29 125,48 126,51 121,77 115,08 118,06 116,31 117,26 119,35 119,87 130,16 121,43 129,43 123,76 125,58 122,58 121,08 113,97 124,21 0,61 1,93 0,57 1,17 1,39 0,55 0,44 0,55 -0,61 0,26 0,99 0,89 0,84 1,33 0,76 0,88 0,63 0,58 -0,01 0,01 0,51 0,41 -0,11 0,88 0,90 0,82 0,99 1,59 -0,04 0,81 1,34 1,15 0,21 0,08 120,00 121,98 120,36 121,52 121,54 120,67 121,93 120,83 117,89 117,53 119,97 123,47 121,32 121,23 122,99 120,32 119,36 119,10 118,58 119,83 120,79 117,44 120,50 123,24 120,08 122,34 120,22 123,96 117,08 122,38 118,48 120,65 118,61 121,46 0,90 0,83 0,89 0,82 0,77 0,84 0,96 0,74 0,38 0,47 0,17 0,85 0,88 1,00 1,17 0,95 0,91 0,77 0,77 0,09 0,91 0,83 0,62 0,96 0,70 0,85 0,63 1,29 0,69 0,54 0,77 0,72 0,95 0,79 98,13 100,62 97,75 95,03 95,72 96,03 92,96 103,84 102,92 98,78 98,77 107,24 102,03 103,34 106,13 107,45 105,13 106,22 102,69 96,03 97,74 99,03 97,31 96,85 99,82 106,39 101,01 104,41 105,71 102,61 103,46 100,35 96,08 102,26 -0,28 1,09 -0,32 0,35 0,61 -0,28 -0,51 -0,19 -0,98 -0,21 0,82 0,04 -0,04 0,32 -0,41 -0,07 -0,27 -0,20 -0,78 -0,09 -0,40 -0,41 -0,73 -0,09 0,20 -0,02 0,36 0,29 -0,72 0,27 0,56 0,43 -0,73 -0,13

Gambar

Grafik 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor  November-Desember 2015 Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Gabungan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa pengaruh perbandingan cempedak (Artocarphus champaden) dengan rumput laut (Eucheuma cottonii) dan konsentrasi pektin

1.. Surya Banyu Wetan di atas, diperoleh hasil bahwa strategi pengembangan pasar memiliki nilai terbesar dibandingkan strategi-strategi lainnya, yaitu sebesar

Dengan melihat masing-masing keunggulan GA yang mencari solusi dengan pendekatan perbaikan (improvement approach) yang memerlukan solusi awal dan ASA yang

(1) Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengelolaan Informasi

URAIANKEGIATAN PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN 4011 Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Ketergnggn ; 01 Meningkatnya penelitian dan pengembangan

Pad Pada a per perkaw kawina inan n ini pihak laki ini pihak laki-la -laki ki har harus us menyerahkan sesuatu yang disebut jujur, kepada pihak keluarga pengantin

DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA | BIDANG PEMBINAAN PEMUDA | SEKSI PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN PEMUDA 64 PENYULUH LINGKUNGAN HIDUP S-1 TEKNIK LINGKUNGAN / S-1 TEKNIK SIPIL DAN

Massa bangunan fasilitas pendukung merupakan bangunan dengan skala lebih intim dibandingkan dengan bangunan hunian untuk memberikan suasana kampung bagi pengguna dan