• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah adalah :

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009

tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja

(2)

B. GAMBARAN UMUM DAERAH

1. Kondisi geografi daerah, batas administrasi daerah, luas wilayah, dan topografis

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat luas wilayah Kabupaten Dharmasraya yaitu 2.961,13 Km² (296.113 Ha), dan terletak pada posisi 0o47’7”-

1o41’56” Lintang Selatan dan 101o9’21’’-101o54’27” Bujur

Timur. Kabupaten Dharmasraya berada pada wilayah perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Riau dan dilewati oleh Jalur Lintas Tengah Sumatera, yang secara administratif, wilayah Kabupaten Dharmasraya berbatasan dengan :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Gadang dan Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, serta Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau,

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Bungo dan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi,

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo Provinsi Jambi,

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok dan Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan.

(3)

Kabupaten Dharmasraya terdiri dari 11 kecamatan, 52 nagari, dan 260 jorong. Namun demikian luas wilayahnya juga beragam, dilihat dari tabel di bawah, ada 2 (dua) kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Koto Besar dan Kecamatan Pulau Punjung. namun dilihat dari jumlah nagari dan jorong, Kecamatan Asam Jujuhan memiliki jumlah wilayah administrasi terbanyak, terdiri dari Nagari yaitu 7 (tujuh) nagari dengan 32 jorong.

Tabel 1.1

Luas Wilayah, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong Kabupaten Dharmasraya

No Kecamatan Luas

wilayah (Ha)

Jumlah

Nagari Jumlah jorong

1 Sungai Rumbai 47,63 4 24 2 Koto Besar 488,19 5 22 3 Asam Jujuhan 257,72 7 32 4 Koto Baru 251,35 4 26 5 Koto Salak 464,39 5 27 6 Tiumang 129,18 4 17 7 Padang Laweh 59,76 4 17 8 Sitiung 87,68 4 22 9 Timpeh 237,93 5 21 10 Pulau Punjung 482,5 6 31 11 IX Koto 454,8 4 21 Jumlah 2.961,13 52 260

Sumber : Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 dan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012

Kondisi dan Topografi wilayah Kabupaten Dharmasraya mayoritas merupakan lahan datar dengan Ketinggian dari 82 m dpl dan 1.525 m32 dpl. Ketinggian terendah berada di wilayah Kecamatan IX Koto dan Ketinggian tertinggi berada di rangkaian Bukit Barisan yang melewati daerah Kabupaten Dharmasraya. Dari segi proporsi pola ruang, Kabupaten Dharmasraya termasuk daerah yang memiliki kawasan budidaya yang besar di Sumatera Barat, yaitu dengan kawasan budidaya 274.921 Ha (92,84%), dan hanya sebesar 21.192 Ha (7,61%) luas kawasan lindung dari 296.113 Ha.

(4)

Tabel 1.2

Luas Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat

No Nama Wilayah

Luas Kawasan

Lindung Luas Kawasan Budidaya Wilayah Luas

(Ha) % (Ha) % (Ha)

Kabupaten 1 Pesisir Selatan 316.698 54.65% 262.797 45.35% 579.495 2 Solok Selatan 147.020 43.94% 187.600 56.06% 334.620 3 Dharmasraya 21.192 7.16% 274.921 92.84% 296.113 4 Solok 174.631 46.72% 199.169 53.28% 373.800 5 Limapuluh Kota 113.390 33.80% 222.040 66.20% 335.430 6 Agam 47.631 21.34% 175.529 78.66% 223.160 7 Padang Pariaman 42.326 31.84% 90.623 68.16% 132.949 8 Tanah Datar 37.958 28.41% 95.642 71.59% 133.600 9 Pasaman 190.879 42.92% 253.884 57.08% 444.763 10 Pasaman Barat 78.264 23.10% 260.513 76.90% 338.777 11 Sijunjung 117.011 37.37% 196.069 62.63% 313.080 12 Mentawai 195.632 32.54% 405.503 67.46% 601.135 Kota 1 Solok 3.179 55.15% 2.585 44.85% 5.764 2 BukitTinggi - 2.524 100.00% 2.524 3 Padang 29.860 42.97% 39.636 57.03% 69.496 4 Padang Panjang 333 14.48% 1.967 85.52% 2.300 5 Pariaman - 7.336 100.00% 7.336 6 Payakumbuh 295 3.67% 7.748 96.33% 8.043 7 Sawahlunto 294 1.08% 27.051 98.92% 27.345 Jumlah (Ha) 1.516.593 35,86% 2.713.137 64,14% 4.229.730

Sumber: Perda No. 10 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Dharmasraya Tahun 2011-2031

Ditinjau dari tabel di atas, maka berdasarkan luas maupun persentase kawasan budidaya Kabupaten Dharmasraya dibandingkan dengan rata-rata kab/kota di Sumatera Barat yang hanya 64,14%, maka hal ini memberikan peluang yang

besar untuk menggali dan mengembangkan potensi

sumberdaya, baik untuk pertanian, pertambangan maupun sektor lainnya.

(5)

Adanya perubahan penggunakan lahan yang terjadi di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 hingga 2013 dapat diamati pada tabel 1.3 sebagai berikut :

Tabel 1.3

Luas Lahan Menurut Penggunaan

Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 dan Tahun 2013

No Penggunaan Tanah Luas lahan 2010 2013 Perubahan (ha)

(Ha) % Luas lahan (Ha) %

A Lahan Bukan Pertanian 29.836 10,08% 42.332 14,30% 12.496

B Lahan Pertanian 266.277 89,92% 253.781 85,70% (12.496)

1 Sawah 9.278 3,13% 7.984 2,70% (1.294) 2 Tegal 18.832 6,36% 24.280 8,20% 5.448 3 Ladang/ Huma 600 0,20% 973 0,33% 373 4 Penggembalaan 1.614 0,55% 917 0,31% (697) 5 Sementara Tidak Diusahakan 69.590 23,50% 8.425 2,85% (61.165) 6 Hutan Rakyat 46.433 15,68% 59.086 19,95% 12.653 7 Perkebunan 117.135 39,56% 149.752 50,57% 32.617 8 Tambak - 9 Empang 180 0,06% (180) 10 Lainnya 2.615 0,88% 10.348 3,49% 7.733 Jumlah/Total 296.113 100% 296.113 100% - Sumber : Dharmasraya Dalam Angka 2011 dan Dharmasraya Dalam Angka 2014

Dalam kurun waktu 2010 sampai 2013 terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam penggunaan lahan, yaitu berkurangnya lahan pertanian secara keseluruhan seluas 12.496 ha atau proporsinya turun dari 89,92% di tahun 2010 menjadi 85,70% di tahun 2013, diantaranya karena berkurangnya luas sawah, turunnya luas penggembalaan padang rumput serta hilangnya empang.

Namun perubahan positif justru terjadi pada luas lahan perkebunan yang naik dari 117.135 ha menjadi 149.752 ha atau naik sekitar 32.617 ha. Adanya perubahan luas lahan perkebunan ini disebabkan oleh adanya pertambahan luas lahan perkebunan terutama komoditi sawit dan karet, baik oleh perkebunan rakyat serta perkebunan besar yang masuk

(6)

berinvestasi ke Kabupaten Dharmasraya, sebagian lagi kenaikan lahan perkebunan ini juga karena adanya alih fungsi lahan sawah menjadi lahan perkebunan oleh masyarakat.

2. Demografi

Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah dan dengan pertumbuhan yang tinggi akan memperlambat tercapainya tujuan pembangunan. Berbagai bukti empiris menunjukkan bahwa kemajuan suatu daerah/bangsa sebagaian besar ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM), bukan oleh melimpahnya sumberdaya alam (SDA). SDA yang melimpah tanpa diimbangi dengan SDM yang baik akan tetap tertinggal.

Masalah kependudukan merupakan masalah serius yang di hadapi oleh negara-negara di Dunia, bahkan tahun-tahun belakangan ini para ahli ekonomi telah memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Perencanaan pembangunan ini dituangkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan dimana kependudukan perlu dipertimbngan sebagai tolak ukur pembangunan masyarakat.

Dilihat dari sisi demografi, salah satu hal yang perlu diangkat yaitu dan berbeda dengan umumnya daerah lain, besarnya jumlah penduduk laki-laki dibandingkan dengan perempuan, bahkan ini terjadi di setiap kecamatan di Dharmasraya. Rasio jenis kelamin tertinggi ada di kecamatan Asam Jujuhan yaitu sebesar 118 dan yang terkecil ada di Kecamatan IX Koto sebesar 102.

(7)

Tabel 1.4

Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010

No Kecamatan Penduduk rasio jenis

kelamin

Luas

wilayah Kepadatan Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Sungai Rumbai 9.404 8.585 17.989 110 47,63 377,68 2 Koto Besar 11.821 11.055 22.876 107 488,19 46,86 3 Asam Jujuhan 5.707 4.832 10.539 118 257,72 40,89 4 Koto Baru 14.727 14.069 28.796 105 251,35 114,57 5 Koto Salak 7.646 7.430 15.076 103 464,39 32,46 6 Tiumang 5.729 5.365 11.094 107 129,18 85,88 7 Padang Laweh 2.835 2.533 5.368 112 59,76 89,83 8 Sitiung 11.817 11.202 23.019 105 87,68 262,53 9 Timpeh 6.928 6.532 13.460 106 237,93 56,57 10 Pulau Punjung 18.570 17.291 35.861 107 482,5 74,32 11 IX Koto 3.708 3.636 7.344 102 454,8 16,15 Jumlah 98.892 92.530 191.422 107 2.961,13 64,64

Sumber : Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010

Berdasarkan data hasil sensus penduduk tahun 2010 di atas, Kecamatan Sungai Rumbai dengan luas wilayah terkecil, namun memiliki kepadatan penduduk terbesar yaitu 377

orang/km2, dua Kecamatan lainnya yang tergolong relatif padat

dibandingkan kecamatan lain yaitu kecamatan Sitiung dengan 262 jiwa/km, diikuti oleh kecamatan Koto Baru dengan 114 jiwa/km. sedangkan jumlah penduduk terbanyak ada di kecamatan Pulau Punjung dengan 35.861 jiwa, sebaliknya jumlah penduduk paling sedikit ada di kecamatan Padang Laweh. Digolongkan kepada suku, maka Dharmasraya memiliki beragam suku dan budaya yaitu berasal dari minang, jawa dan juga batak

Jumlah Penduduk dan Persebaran

Berdasarkan sensus penduduk (SP) tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Dharmasraya adalah sebanyak 191.422 jiwa, terdiri 98.892 orang laki-laki (51,66%), dan 92.530 orang

(8)

perempuan (48,34%), dengan rasio jenis kelamin 106,88. Jumlah ini kemudian menjadi 197.599 jiwa tahun 2011, terdiri dari 102.103 laki-laki dan 95.496 perempuan dan rasio jenis kelamin 106,92.

Rasio jenis kelamin hampir pada setiap kelompok umur mencapai angka lebih dari seratus, yang menunjukkan penduduk laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan, kecuali pada kelompok umur 65 tahun ke atas (Tabel 1.5). Banyaknya jumlah penduduk laki-laki dibanding penduduk perempuan, terutama pada usia kerja dapat diinterpretasikan bahwa migrasi masuk ke daerah ini cukup besar, khususnya laki-laki, apalagi daerah ini merupakan salah satu daerah pengembangan sentra perkebunan Sumatera Barat seperti kelapa sawit dan tanaman karet. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Dharmasraya termasuk kategori tinggi yakni 3,09% per tahun, bahkan tertinggi bila dibandingkan dengan rata-rata provinsi Sumatera Barat yakni 1,34 % dan lebih dari dua kali LPP nasional yang hanya pada level 1,49 %.

Tabel 1.5 : Komposisi Penduduk Dharmasraya Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013

Umur

Penduduk Rasio

Jenis Kelamin

Laki-Laki % Perempuan % Jumlah

0 – 4 12.828 51,01 12.319 48,99 25.147 1.04 5.-9 10.747 50,65 10.472 49,35 21.219 1.03 10.-14 9.465 51,67 8.854 48,33 18.319 1.07 15 – 19 8.595 52,50 7.775 47,50 16.370 1.11 20 – 24 9.770 51,63 9.152 48,37 18.922 1.07 25 – 29 10.757 51,28 10.219 48,72 20.976 1.05 30 – 34 9.811 51,77 9.139 48,23 18.950 1.07 35- 39 8.856 52,64 7.968 47,36 16.824 1.11 40 – 44 7.412 53,50 6.441 46,50 13.853 1.15 45 – 49 5.940 53,18 5.230 46,82 11.170 1.14 50 – 54 4.684 51,89 4.339 48,07 9.027 1.08 55 – 59 3.699 51,89 3.429 48,11 7.128 1.08

(9)

Umur

Penduduk Rasio

Jenis Kelamin

Laki-Laki % Perempuan % Jumlah

60 – 64 2.615 52,09 2.405 47,91 5.020 1.09 65 – 69 1.520 49,84 1.530 50,16 3.050 0.99 70-74 1.133 47,81 1.237 52,19 2.370 0.92 75+ 1.103 47,06 1.241 52,94 2.344 0.89 Jumlah 108.939 51,71 101.750 48,29 210.689 1.07

Berdasarkan data tabel 1.5 diperoleh Median umur penduduk Dhamasraya tahun 2013 adalah 26,06 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Dhamasraya termasuk kategori pertengahan atau intermediate. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur >30 tahun. Sementara rasio ketergantungan penduduk Dharmasraya adalah 55. Artinya setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 55 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Angka ini sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan rasio ketergantungan penduduk perdesaan yakni 56,30, tetapi masih lebih tinggi dari rasio ketergantungan penduduk perkotaan adalah 46,59.

Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data tabel 1.6 dapat dilihat bahwa konsentrasi penduduk terdapat di kecamatan Koto Baru, Sungai Rumbai, dan Sitiung. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Sungai Rumbai dengan kepadatan 4,06 jiwa per Ha, berikut Sitiung dengan kepadatan 1,98 jiwa per Ha, dan Koto Baru dengan kepadatan 1,41 jiwa per Ha. Kecamatan dengan kepadatan terendah yaitu kecamatan IX Koto dan Kecamatan Asam Jujuhan dengan kepadatan masing-masingnya 0,16 jiwa dan 0,27 jiwa per Ha.

(10)

Tingginya kepadatan penduduk Sungai Rumbai karena daerah tersebut merupakan daerah perbatasan Sumatera Barat dan Jambi. Selain itu, daerah ini dapat dikatakan sebagai gerbang tenggara Sumatera Barat sekaligus juga sebagai pusat perdagangan, sedangkan Kecamatan Sitiung merupakan kawasan konsentrasi transmigrasi. Proses transmigrasi ini terjadi antara tahun 1976 hingga 2002 dan mencapai proporsi sepertiga penduduk Kabupaten. Koto Baru dan Gunung Medan berfungsi sebagai daerah transit bagi penduduk yang melakukan perjalanan antar propinsi. Kec. IX Koto dan Kec. Asam Jujuhan merupakan kawasan berbukit diperbatasan dan memiliki kawasan lindung yang cukup luas serta jauh dari pusat kegiatan sehingga kepadatan penduduk di kawasan ini rendah.

Tabel 1.6: Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk Dharmasraya tahun 2013

No. Kecamatan Luas Penduduk Seluruhnya Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Ha % L P L+P % 1 Sungai Rumbai 5.106 1,69% 10.842 9.892 18.860 9,54% 4,06 2 Koto Besar 56.057 18,53% 12.517 11.700 23.317 11,80% 0,43 3 Asam Jujuhan 48.541 16,04% 7.160 6.059 11.362 5,75% 0,27 4 Koto Baru 22.120 7,31% 15.917 15.196 29.551 14,96% 1,41 5 Koto Salak 12.145 4,01% 8.077 7.847 15.356 7,77% 1,31 6 Tiumang 13.443 4,44% 5.917 5.540 11.218 5,68% 0,85 7 Padang Laweh 6.062 2,00% 3.355 2.996 5.677 2,87% 1,05 8 Sitiung 12.457 4,12% 12.641 11.976 23.543 11,91% 1,98 9 Timpeh 32.301 10,67% 7.373 6.946 13.742 6,95% 0,44 10 Pulau Punjung 44.316 14,65% 21.122 19.658 37.429 18,94% 0,92 11 IX Koto 50.050 16,54% 4.018 3.940 7.544 3,82% 0,16 Jumlah 302.599 100,00 108.939 101.750 197.599 100,00 0,70 Sumber: BPS Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013 dan RTRW Kabupaten Dharmasraya 2011-2031

(11)

3. Kondisi Ekonomi

a. Produk Unggulan Daerah

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama di Wilayah Kabupaten Dharmasraya, yang selalu mendapat prioritas utama dalam kegiatan pembangunan ekonomi saat ini, dimana kontribusi sektor pertanian paling besar terhadap PDRB Kabupaten Dharmasraya. Komoditi pertanian yang terdapat di Kabupaten Dharmasraya terdiri dari pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perternakan dan perikanan.

1) Pertanian

Sektor pertanian tanaman pangan yang dominan di Kabupaten Dharmasraya adalah tanaman padi. Produksi padi tahun 2013 yaitu 54.943 ton yang terdiri dari padi sawah 54.645 ton dan padi ladang 792 ton dengan total luas sawah 8.964 ha dan luas panen 12.843 ha. Produksi padi terbesar terdapat di Kecamatan Sitiung yaitu 19.287 ton dengan produktivitas 4.34 ton/ha.

Dilihat berdasarkan perkembangan produksi padi dari tahun 2009 -2013 menunjukkan pertambahan yang sangat

berarti yaitu sebesar 13,07%. Sementara dilihat

berdasarkan produktivitas padi di Kabupaten Dharmasraya pada 5 tahun terakhir (2009 – 2013) mengalami penurunan sebesar 0,28 ton/ha. Pada tahun 2013 produktivitas padi sebesar 4,33 ton/ha, sedangkan pada tahun 2009 hanya 4,60 ton/ha. Sementara luas sawah yang ada di Kabupaten Dharmasraya tahun 2013 yaitu 8.964 ha, sedangkan luas sawah tahun 2009 hanya 9.015 ha.

(12)

Secara umum jenis pengairan sawah adalah irigasi teknis yang didukung dengan irigasi yang cukup besar yaitu Irigasi Batang Hari yang saat ini seluas 5.706 ha. Sedangkan sumber pengairan lainnya yaitu irigasi non PU/desa, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana dan sawah tadah hujan. Meningkatnya produksi padi tidak terlepas dari adanya jaringan irigasi sebagai sumber pengairan sawah masyarakat. Untuk lebih jelasnya luas sawah, produksi dan jenis sawah serta perkembangan produksi dan peningkatan luas areal sawah di Kabupaten Dharmasraya tahun 2009 – 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.7.

Tabel 1.7

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013

No Kecamatan Total Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) Produksi (Ton) 1 Sungai Rumbai 0 0 0 2 Asam Jujuhan 54 4,23 228 3 Koto Besar 250 3,11 776 4 Koto Baru 1268 4,43 5504 5 Koto Salak 1461 4,43 6342 6 Padang Laweh 843 4,43 3659 7 Tiumang 267 4,43 1159 8 Sitiung 443 4,43 19287 9 Timpeh 688 4,43 2987 10 Pulau Punjung 2323 4,43 10084 11 IX Koto 1246 4,43 5409 Kab. Dharmasraya 12.843 4,32 55436

(13)

Berdasarkan perkembangan luas, produksi dan produktivitas padi tahun 2009 - 2013 mengalami fluktuatif meskipun 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.8

Perekembangan Produksi Komoditi Padi

No Tahun Luas Sawah (Ha) Produksi Padi (Ha) Produktivitas (Ton/Ha) 1 2009 9015 49028 4,74 2 2010 9278 58047 4,48 3 2011 9285 50711 3,55 4 2012 7264 57683 4,26 5 2013 8964 55436 4,32

Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014)

Tanaman Palawija

Jenis palawija yang banyak ditanam adalah jagung dan ubi kayu. Pada tahun 2013 roduksi jagung terbesar terdapat di Kecamatan Koto Salak sebanyak 999 ton, dan tanaman ubi kayu sebanyak 1,676 ton yang terdapat di Kecamatan Tiumang. Sedangkan tanaman palawija yang belum dioptimalkan dalam pengusahaanya adalah tanaman kacang hijau, kacang panjang, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data tahun 2013, produksi dari tanaman palawijaya ini masih rendah. Jika dilihat dari perkembangan produksi tanaman palawija tahun 2009 – 2013, secara umum terjadi fluktuatif Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 1.9.

(14)

Tabel 1.9

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditi Palawija di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013

No. Kecamatan

Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produksi (Ton) 1 Sungai Rumbai 4 6.09 24 - 4 1.51 6 1 1.00 1 2 Koto Besar 6 6.09 37 - 14 1.51 21 2 1.00 2 3 Asam Jujuhan 1 6.09 6 1 6.90 7 2 1.51 3 3 1.00 3 4 Koto Baru - - 1 1.51 2 - 5 Koto Salak 164 6.09 999 - 3 1.51 5 - 6 Tiumang 27 6.09 164 - 23 1.51 35 1 1.00 1 7 Padang Laweh 1 6.09 6 - 9 1.51 14 - 8 Sitiung 50 6.09 305 1 6.90 7 13 1.51 20 2 1.00 2 9 Timpeh - 24 1.00 24 - - 10 Pulau Punjung - - 5 1.51 8 - 11 IX Koto 3 6.09 18 - 8 1.51 12 5 1.00 5 2013 256 6.09 1,559 26 1.45 38 82 1.51 124 14 1.00 14 2012 798 9.39 7,495 57 5 86 85 25 278 15 5 10 2011 1,021 6.43 6,562 58 3.61 763 93 8.64 1,117 7 3.76 96 2010 632 5,41 3421,15 88 1,40 122,8 79 1,2 98,1 17 1,31 22,3

Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014)

Tanaman Hortikultura

Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman sayuran dan tanaman buah-buahan. Tanaman sayuran yang diusahakan antara lain cabe, terung dan ketimun. Diantara tanaman sayuran yang ada, cabe merupakan tanaman yang diusahakan hampir di seluruh kecamatan yang ada kecuali di Kecamatan Timpeh dan Kecamatan IX Koto. Dilihat berdasarkan data tahun 2009–2013 produksi masing-masing sayuran ini tidak tetap, ada yang mengalami penurunan dan ada juga yang mengalami peningkatan.

Buah-buahan yang diusahakan di Kabupaten Dharmasraya yaitu durian, jeruk, pisang, pepaya, duku, dan rambutan. Produksi buah-buahan yang terbesar tahun 2013 adalah durian yaitu 2.326 ton dan pisang sebanyak 1.006 ton.

(15)

Untuk lebih jelasnya luas dan produksi tanaman sayuran dan buah-buahan yang terdapat di Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Tabel 1.10 dan Tabel 1.11.

Tabel 1.10

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Sayuran di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013

No Kecamatan

Cabe Terung Ketimun

Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produk si (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produ ksi (Ton) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Ton/Ha) Produk si (Ton) 1 Sungai Rumbai - 2 2 Koto Besar 24 - 10 5 3 Asam Jujuha n - 1 2 4 Koto Baru 1 - 5 Koto Salak 8 - 1 6 Tiumang 4 - 6 1 7 Padang Laweh 1 - 8 Sitiung 8 - 3 9 Timpeh - 10 Pulau Punjung 7 - 14 5 11 IX Koto 4 - 6 1 2013 57 43 14 2012 54 89 521 51 52 394 2011 66 1.96 176 43 2.92 259 2010 72 2,49 179,4 26 3,7 96,2 7 4,5 31,5 2009 62 2,50 155 21 4,0 85 10 4,5 45 Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014)

(16)

Tabel 1.11

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah-Buahan di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010

No Kec

Durian Jeruk Siam Pisang

Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Produ k-si (ton) Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Produk si (ton) Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Produ k-si (ton) 1 Sungai Rumbai 161 22.98 3.7 61 11.48 0.7 1,089 5.05 5.5 2 Koto Besar 161 131.68 21.2 16 50.00 0.8 88 9.09 0.8 3 Asam Jujuhan 5,180 10.04 52.0 2,104 4.18 8.8 4 Koto Baru 5,050 150.00 757.5 278 28.42 7.9 5,477 10.50 57.5 5 Koto Salak 5,928 149.88 888.5 725 10.07 7.3 1,790 38.32 68.6 6 Tiumang 1,469 149.97 220.3 48 79.17 3.8 7,849 48.90 383.8 7 Padang Laweh 1,822 73.66 134.2 518 53.67 27.8 2,767 34.37 95.1 8 Sitiung 155 151.61 23.5 8,200 21.83 179.0 1,132 9.19 10.4 9 Timpeh 2,500 24.80 62.0 735 6.67 4.9 10 Pulau Punjung 1,590 145.91 232.0 11,500 40.00 460.0 7,028 36.99 260.0 11 IX Koto 534 85.21 45.5 6,404 27.80 178.0 3,165 34.94 110.6 2013 16,870 137.90 2,326 35,430 27.64 979 33,224 30.28 1,006 2012 48,730 26.45 1,289 41,965 13.01 546 36,160 27.82 1,006 2011 33,866 136.79 4,633 65,193 25.82 1,684 36,160 27.82 1,006 2010 5.647 1,40 7.890 9.563 0,16 1.531,35 9.453 0,16 672,44 2009 3.878 1,00 3.878 8.306 0,06 495,00 4.575 0,06 296,00 Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014)

Lanjutan Tabel 1.11

No Kecamat

an

Pepaya Duku Rambutan

Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Pro-duksi (ton) Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Pro-duksi (ton) Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Pro-duksi (ton) 1 Sungai Rumbai 61 11.48 0.7 155 14.19 2.2 63 11.11 0.7 2 Koto Besar 16 50.00 0.8 327 49.85 16.3 60 41.67 2.5 3 Asam Jujuhan 5,180 10.04 52.0 4 Koto Baru 278 28.42 7.9 11,610 49.99 580.4 180 100.00 18.0 5 Koto Salak 725 10.07 7.3 11,975 50.03 599.1 30 100.00 3.0 6 Tiumang 48 79.17 3.8 8,535 134.96 1,151.9 320 99.38 31.8 7 Padang Laweh 518 53.67 27.8 5,104 67.05 342.2 91 50.55 4.6

(17)

No Kecamat an

Pepaya Duku Rambutan

Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Pro-duksi (ton) Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Pro-duksi (ton) Luas Panen (pohon) Produk-tivitas (kg) Pro-duksi (ton) 8 Sitiung 8,200 21.83 179.0 80 135.00 10.8 122 100.00 12.2 9 Timpeh 2,500 24.80 62.0 10 Pulau Punjung 11,500 40.00 460.0 700 135.00 94.5 550 100.00 55.0 11 IX Koto 6,404 27.80 178.0 1,069 62.77 67.1 1,572 53.31 83.8 2013 35,430 27.64 979 39,555 72.42 2,865 2,988 70.82 212 2012 4,092 41.35 169 76,759 41.64 3,196 5,135 52.74 271 2011 4,269 39.28 168 69,919 21.46 1,500 3,881 68.95 268 2010 1.031 0,74 768,00 1.710 0,38 655,00 450,00 1,75 789,00 2009 23,00 19,30 444,00 826,00 1,00 826,00 2.171 0,17 379,00 Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014)

2) Perkebunan

Sektor perkebunan mencakup semua jenis tanaman perkebunan yang diusahakan, baik oleh masyarakat maupun oleh perusahaan perkebunan. Terdapat 3 (tiga) komoditi utama yang menjadi unggulan yaitu kelapa sawit, karet, dan kakao. Selain itu juga terdapat perkebunan rakyat berupa kelapa, kopi, pinang dan lada. Perkebunan kelapa sawit dikelola oleh perusahaan besar (inti) dan perkebunan rakyat pola PIR, serta swadaya murni masyarakat. Perkebunan karet dikelola oleh masyarakat yang dibangun melalui P3RSB dan TCSDP, sedangkan kakao banyak diusahakan oleh masyarakat dengan pola pekarangan. Salah satu potensi yang belum tergali dari sektor perkebunan adalah pembentukan pertanian multi-kultur yang dapat menopang ekonomi masyarakat apabila komoditi utamanya mengalami penurunan harga.

Pola pertanian multikultur yang dapat dikembangkan salah satunya adalah intergrasi perkebunan dengan ternak besar (sapi, kerbau, dan domba), dengan memanfaatkan pakan hijau di bawah tanaman perkebunan (kelapa sawit dan karet).

(18)

Produksi komoditi perkebunan setiap tahunnya cenderung meningkat terutama kelapa sawit, karet, coklat dan pinang. Keadaan ini didorong oleh investasi swasta dan

semakin tingginya minat masyarakat terhadap

pengembangan komoditas ini. Untuk perkebunan sawit dan karet terdiri dari perkebunan swasta nasional dan perkebunan rakyat. Komoditi perkebunan umumnya merupakan komoditi ekspor, sehingga peningkatan produksi mengakibatkan peningkatan ekspor.

Berdasarkan data tahun 2013, dari 7 jenis tanaman perkebunan rakyat yang tercatat, komoditi yang mengalami peningkatan produksi yang cukup tinggi adalah kelapa sawit, dan karet. Saat ini terdapat 11 perusahaan swasta dan pabrik pengolahan sawit. Untuk lebih jelasnya produksi komoditi perkebunan di Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Tabel 1.12.

Tabel 1.12

Luas dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit Perkebunan Besar di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2009 – 2013

No Jenis Pengusahaan Luas (Ha) Produksi (Ton) 1 Swasta Murni - Tanaman Belum Menghasilkan 3,639 - Tanaman Menghasilkan 38,801 637,299

2 Realisasi Kebun Inti

- Tanaman Belum Menghasilkan - Tanaman Menghasilkan 3 Realisasi Plasma - Tanaman Menghasilkan 20,575 297,583 2013 63,015 934,882 2012 59,375 1,039,520 2011 60,375 1,098,881 2010 60.375 845.074

(19)

Tabel 1.13

Perkembangan Komoditi Perkebunan Rakyat Tahun 2009 – 2013 Jenis Tanaman Kelapa Sawit dan Karet

No Tahun

Kelapa Sawit Karet Kelapa Cengkeh Luas (Ha) Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) Total Luas

(Ha)

Produk-si (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton)

1 2013 30,081.92 313,955.57 957.50 772.11 22.00 2.51 30,674.50 34,876.83 2 2012 30,296.19 38,403.50 30,763.00 3 2011 29,708.69 38,359.00 29,501.00 4 2010 29.310,36 408.054,03 959,50 600,02 22,00 0,78 38.270,50 28.237,98 5 2009 7.468,00 434.952,00 967,00 815,00 22,00 2,00 38.102,00 33.055,00 Lanjutan Tabel 1.13 No Tahun

Kopi Lada Kakao Pinang

Luas (Ha) Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton)

Total Luas (Ha)

Produks

i (Ton) Luas (Ha)

Produksi (Ton) 1 2013 459.00 352.32 6.50 2.11 1,163.50 1,124.52 65.40 17.43 2 2012 38,403.50 6.50 1,128.29 38,403.50 3 2011 38,359.00 8.00 912.17 38,359.00 4 2010 459,00 369,36 8,00 3,80 1.693,28 603,65 47,75 11,66 5 2009 467,00 470,00 8,00 8,00 1.395,35 2.124,00 37,00 9,00

Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014)

Tabel 1.14

Luas Kebun Kelapa Sawit Perusahaan Swasta dan Pabrik Pengolahan Hasil Sawit di Kabupaten Dharmasraya No Nama Perusahaan Luas Alamat Pabrik/Unit Pengolahan Inti (Ha) Plasma (Ha) Jumlah (Ha) Kapasitas Peng-olahan (Ton/ Jam) Jenis Bahan Baku Jenis Produk Yang Dihasil-kan 1 PT. TKA (Tidar Kerinci Agung) 13.272,00 1.081,00 14.353,00 Batu Kangkung 60 TBS CPO 2 PT. Incasi Raya 7.000,00 7.000,00 Pangian 45 TBS CPO 3 PT. Tranco Pratama 399,30 5.396,00 5.795,30 Sitiung IV 4 PT. SAK (Sumbar Andalan Kencana) 6.783,44 6.000,00 12.783,44 SP V 60 TBS CPO 5 PT. SMP (Silago Makmur Plantation) 6.545,80 1.600,00 8.145,80 Sitiung IV 80 TBS CPO 6 PT. SAK Sei. Aye 1.990,00 1.990,00 SP V 7 PT. Bina Pratama Sakato Jaya 650,00 7.599,90 8.249,90 Sitiung IV

(20)

8 PT. AWB (Andalas Wahana Berjaya) 1.000,00 1.000,00 Gunung Medan 9 PT. Agro Palma 600,00 600,00 10 PT. Palma Abadi Sejahtera 1.560,00 1.560,00 45 TBS CPO 11 PT. DL (Dharmasraya Lestarindo) Koto Padang

Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014)

Skala pemasaran komoditi perkebunan ini cukup luas, karena di Kabupaten Dharmasraya ini belum terdapat tempat pengolahan karet. Karet yang telah disadap di bawa ke Padang dan diolah lebih lajut. Sedangkan untuk kelapa sawit lokasi dan skala pemasarannya cukup luas. Setelah kelapa sawit dipanen kemudian dibawa ke pabrik pengolahan setengah jadi yang ada kemudian diolah menjadi CPO. Sedangkan pemasaran karet pada umumnya dari petani dijual ke pedagang perantara kemudian dari pedagang perantara di jual pabrik dan dari petani ke tempat pelelangan baru dibawa ke pabrik.

Dari perkembangan komoditi utama tersebut terlihat bahwa luas tanam perkebunan semakin meningkat dari tahun ke tahun baik yang dilakukan oleh perusahaan swasta maupun masyarakat. Dari satu sisi hal tersebut merupakan perkembangan investasi bidang perkebunan yang positif, tetapi disisi lain terjadi alih fungsi lahan terutama kawasan lindung dan sawah irigasi teknis. Oleh sebab itu perlu kehati-hatian dalam pengembangan komoditi tersebut agar tidak merugikan investasi besar yang telah ditanam (irigasi) dan keseimbangan ekologis (kawasan lindung).

(21)

Perkembangan produksi komoditi utama akan membawa dampak ikutan (forward linkage) yaitu terpenuhinya skala produksi untuk pendirian pabrik-pabrik pengolahan komoditi tersebut sehingga sektor pertanian dan industri akan mempunyai keterkaitan erat dalam pengembangan wilayah Kabupaten Dharmasraya.

3) Peternakan

Jenis peternakan yang banyak terdapat di Kabupaten Dharmasraya adalah ternak besar (sapi dan kerbau), ternak kecil (kambing), dan unggas (ayam dan itik). Diantara jenis ternak besar yang terdapat di Kabupaten Dharmasraya tahun 2013, yang banyak populasinya adalah sapi yaitu 26,759 ekor, sedangkan populasi kerbau hanya 3,476 ekor, dan kambing sebanyak 15,620 ekor. Jika dilihat dari data per kecamatan, populasi sapi paling banyak terdapat di Kecamatan Sitiung yaitu 5,574 ekor dan Kecamatan Koto Timpeh sebanyak 5,290 ekor, sedangkan populasi kerbau terbesar terdapat di Kecamatan IX Koto. Untuk kambing populasi terbesar terdapat di Kecamatan Pulau Punjung yaitu 3,488 ekor.

Berdasarkan data perkembangan populasi ternak tahun 2009 – 2013 mengalami peningkatan, berbeda dengan populasi unggas (ayam) yang mengalami penurunan drastis dari tahun 2009 - 2013. Hal ini merupakan salah satu dampak dari wabah flu burung sehingga banyak ternak ayam yang mati atau dimusnahkan.

Populasi ayam buras terbesar terdapat di Kecamatan Timpeh yaitu 1,227 ekor. Untuk ayam petelur hanya terdapat di Kecamatan Sitiung dengan total populasi 4,613 ekor dan ayam pedaging banyak terdapat di Kecamatan

(22)

Sitiung yaitu 5,574 ekor. Populasi itik terbesar terdapat di Kecamatan Pulau Punjung yaitu 820 ekor. Untuk lebih jelasnya produksi ternak di Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Tabel 2.15 dan Tabel 2.16.

Tabel 1.15

Populasi, Pemotongan dan Produksi Daging Ternak Besar dan Ternak Kecil di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013

N0 Kec

Sapi Kerbau Kambing

Popu-lasi (Ekor) Pemo-tongan (Ekor) Produksi Daging (Kg) Popu-lasi (Ekor) Pemo-tongan (Ekor) Produksi Daging (Kg) Popu-lasi (Ekor) Pemo-tongan (Ekor) Produksi Daging (Kg) 1 Sungai Rumbai 247 690 166,980 5 - - 951 334 7,394 2 Koto Besar 3,531 167 40,414 57 - - 1,310 - - 3 Asam Jujuhan 965 96 23,232 19 4 891 1,181 115 2,546 4 Koto Baru 1,405 266 64,372 404 66 14,706 1,272 162 3,586 5 Koto Salak 1,954 86 20,812 518 18 4,011 1,086 156 3,453 6 Tiumang 2,070 334 80,828 6 19 4,233 1,527 281 6,221 7 Padang Laweh 1,434 34 8,228 1 - - 760 38 841 8 Sitiung 5,574 372 90,024 757 - - 1,666 18 398 9 Timpeh 5,290 151 36,542 104 27 6,016 1,253 38 841 10 Pulau Punjung 3,777 877 212,234 652 12 2,674 3,488 48 1,063 11 IX Koto 512 62 15,004 953 21 4,679 1,126 76 1,682 2013 26,759 3,135 758,670 3,476 167 37,210 15,620 1,266 28,025 2012 31,449 2,432 583,680 4,881 116 23,252 15,040 1,043 10,555 2011 - 2010 36.293 2.542 1.367.709 7.143 135 28.930 11.804 1.375 115 2009 32.552 1.577 315.400 6.257 28 8.400 11.247 172 162 Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014)

Tabel 1.16

Populasi dan Produksi Unggas di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013

No Kec

Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam

Pedaging Itik Popula si (Ekor) Produksi Telor (Kg) Populasi (Ekor) Produksi Telor (Kg) Populasi (Ekor) Populasi (Ekor) Pro-duksi Telor (Kg) 1 Sungai Rumbai 93 - 154 - 247 615 - 2 Koto Besar 936 155 2,595 - 3,531 167 59 3 Asam Jujuhan 244 - 721 - 965 93 -

(23)

No Kec

Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam

Pedaging Itik Popula si (Ekor) Produksi Telor (Kg) Populasi (Ekor) Produksi Telor (Kg) Populasi (Ekor) Populasi (Ekor) Pro-duksi Telor (Kg) 4 Koto Baru 202 - 1,203 - 1,405 231 - 5 Koto Salak 318 575 1,636 - 1,954 71 202 6 Tiumang 363 - 1,707 - 2,070 141 - 7 Padang Laweh 325 326 1,109 - 1,434 34 - 8 Sitiung 961 - 4,613 - 5,574 357 - 9 Timpeh 1,227 - 4,063 - 5,290 149 - 10 Pulau Punjung 1,010 - 2,767 - 3,777 820 - 11 IX Koto 129 44 383 - 512 50 56 2013 5,808 1,100 20,951 26,759 2,728 317 2012 104,191 57,049 26,793 453,347 20,100 110,349 2011 2010 67.637 28.408 24.500 158.760 477.640 16.763 78.451 2009 91.719 - 342.200 26.999 - 14.602 4.275

Sumber : Dharmasraya Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah tahun 2014) 4) Perikanan

Perkembangan sektor perikanan sampai saat ini cukup besar dalam segi produksi maupun penyerapan tenaga kerja. Produksi perikanan budidaya tercatat 11.350,95 ton pada lahan budidaya seluas 138,27 Ha yang terdiri atas kolam air tenang dan deras 137,70 Ha dan jaring apung 0,57 Ha. Sementara produksi ikan perairan umum yaitu seluas 158 ha 559,20 ton yang berada di sungai.

Tenaga kerja yang terlibat: jumlah petani perikanan sebanyak 801 orang yang terdiri dari petani penuh 146 orang: petani sambilan utama 183 orang dan petani sambilan tambahan sebanyak 150 orang.

Perkembangan sektor perikanan di Kabupaten Dharmasraya didukung oleh infrastruktur: 2 unit Balai Benih Ikan (BBI) yang terdapat di Pulau Punjung dan Koto Baru; 11 unit pembenihan rakyat; 5 unit depo; dan 10 unit kolam percontohan.

(24)

Produksi BBI Kabupaten Dharmasraya kelima terbesar di Sumbar setelah Agam, Pasaman Barat, Tanah Datar dan Kabupaten Pasaman yaitu 4,82%. Kontribusi perikanan darat budidaya Kabupaten Dharmasraya di Sumbar hanya 5,37%. Besar produksi perikanan urutan delapan dari kabupaten di Sumbar diatas Kabupaten Solok Selatan, dan Pasaman barat. Produksi terbesar di Sumbar yaitu Kabupaten Pasaman sebesar 3.978 ton (Sumbar Dalam Angka 2014).

b. Pertumbuhan Ekonomi/Produk Domestik Regional Bruto Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi terbentuk dari perubahan yang terjadi pada berbagai sektor ekonomi dalam suatu daerah yang tersaji dalam data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Dari tahun ketahun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dharmasraya terus memperlihatkan perkembangan yang cukup baik walaupun terjadi fluktuasi. Pertumbuhan PDRB tahun 2008 sebesar 6,54 persen meningkat menjadi 6,64 persen tahun 2009 dan kembali turun menjadi 6,51 persen pada tahun 2010, lalu tahun 2011 naik kembali menjadi 6,54 persen dan terus naik pada tahun 2012 6,62 persen dan turun kembali menjadi 6,55 persen ditahun 2013, namun demikian secara rata-rata pertumbuhan PDRB dari tahun 2007-2013 masih sebesar 6.54 persen lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata Sumatera Barat yang hanya 5.93 % pada periode tahun tersebut.

(25)

Perbandingan pertumbuhan ekonomi Propinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Dharmasraya dimana pertumbuhan ekonomi kabupaten Dharmasraya masih dibawah pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. Tetapi pada periode tahun setelah itu, perekonomian Kabupaten Dharmasraya mengalami peningkatan yang sangat pesat dan berada di atas laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat.

Terdapat beberapa lapangan usaha yang mempunyai

laju pertumbuhan rata-rata sektoral diatas laju

pertumbuhan rata-rata keseluruhan yaitu lapangan usaha pertambangan dan penggalian, lapangan usaha bangunan dan lapangan usaha perdagangan, lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa keuangan dan lapangan usaha jasa Hal ini mengindikasikan bahwa kelima lapangan usaha ini merupakan lapangan usaha yang mempunyai potensi pengembangan cukup besar dan diharapkan menjadi lapangan usaha andalan bagi perekonomian daerah.

Disamping itu kondisi kabupaten Dharmasraya sebagai Kabupaten hasil pemekaran yang pasti baru memulai proses pembangunan sehingga menyebabkan beberapa lapangan usaha melaju dengan cepat seiring dengan dimulainya proses pembangunan.

Tabel 1.17

PDRB Kabupaten Dharmasraya Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah) 2007 – 2013

No LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012* 2013** Rata-Rata Pertum-buhan th 2013 (%) 1. Pertanian 429.804,26 453.964,98 477.546,74 505.867,16 5,93 2. Pertambangan dan Penggalian 70.557,79 76.057,59 82.024,45 84.818,75 3,41 3. Industri pengolahan 75.907,11 79.801,14 84.940,33 89.399,70 5,25 4. Listrik dan air 10.705,71 11.412,61 12.184,19 12.847,52 5,44 5. Bangunan 131.842,72 139.542,33 150.091,73 163.615,00 9,01

(26)

No LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012* 2013** Rata-Rata Pertum-buhan th 2013 (%) 6. Perdagangan, hotel dan Restoran 133.205,25 142.855,03 152.501,59 162.503,23 6,56 7. Angkutan dan komunikasi 72.734,36 77.616,01 83.990,79 90.765,97 8,07 8. Keu, persewaan &

Jasa Perusahaan 49.642,99 53.463,06 58.238,98 62.275,05 6,93 9. Jasa-jasa 184.157,33 199.663,39 214.616,91 230.313,09 7,31

Total PDRB 1.158.557,51 1.234.376,14 1.316.135,71 1.402.405,47 6,55

Dilihat dari struktur PDRB, sektor pertanian masih memiliki kontribusi terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 36,08% (ADHK), sedangkan pertumbuhan tertinggi ada pada sektor bangunan sebesar 9,01%.

TABEL 1.18

PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2012-2013

No Indikator Makro Satuan Realisasi Bertambah/ Berkurang

2012 2013

1. PDRB (Harga Berlaku) Jutaan

Rupiah 3.448.616,12 3.942.077,70 493.461,58 2. PDRB (Harga Konstan) Jutaan

Rupiah 1.316.135,71 1.402.405,44 86.269,73 3. Tingkat pertumbuhan

Ekonomi/ PDRB Harga Berlaku tahun tertentu

persen 12,41 14,31 1,90 4. Tingkat Pertumbuhan

Ekonomi/ PDRB Harga Konstan tahun tertentu

persen 6,62 6,55 -0,07

5. Tingkat Inflasi persen 4,16 10,87 6,71

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga persen 79,36 79,25 -0,11 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba persen 1,57 1,64 0,08 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah persen 19,08 19,11 0,03 6. Besaran ICOR (Incremental Capital Output Ratio) indeks 7,63 N/A 7. Jumlah Penduduk

Miskin jiwa 17.700 N/A

8. Tingkat Pengangguran persen 6,21 -6,21 9. Pendapatan Perkapita 17.363.409 19.366.060 2.002.651 10. Nilai Tukar Petani

(NTP) persen 101,95 101,02 -0,93

(27)

Berdasarkan hasil perkembangan yang ada dari tahun 2012 ke tahun 2013, subsektor tanaman pangan merupakan satu-satunya subsektor yang mengalami pertumbuhan negatif atau mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, pertumbuhan negatif pada sub sektor tanaman pangan juga pernah terjadi pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan produksi padi, sehingga ke depannya berbagai kebijakan dan kegiatan perlu dilakukan untuk menanggulangi hal ini agar tidak terulang lagi. Pentingnya mempertahankan existensi sub sektor tanaman pangan megingat Dharmasraya memiliki irigasi Batanghari yang mampu mengairi sawah seluas 18 ribu Ha, jauh melebihi luas sawah yang ada di Dharmasraya saat ini seluas 7.984 Ha. Kurangnya minat masyarakat untuk serius dalam menggeluti sub sektor ini juga menjadi penyebab kurang berkembangnya tanaman pangan sebagai penggerak perekonomian masyarakat.

(28)

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 – 2015 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah hasil pemilihan Kepala Daerah secara langsung 30 Juni 2010, telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 1 Tahun 2011. RPJMD Kabupaten Dharmasraya disusun dengan memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009-2029 dan RTRW Kabupaten Dharmasraya, sehingga diharapkan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010–2015 tidak bertentangan dengan pemanfaatan ruang.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 – 2015

dimaksudkan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, agar kegiatan pembangunan daerah Tahun 2010 – 2015 dapat menjawab kebutuhan daerah serta dapat meminimalkan permasalahan yang ada dalam mewujudkan Masyarakat Dharmasraya yang Beriman,

Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya, Adil dan Sejahtera pada tahun 2015. RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010-2015

bertujuan antara lain :

1. Mengkoordinasikan perencanaan pembangunan Daerah Tahun 2010-2015 dalam rangka mewujudkan visi Bupati dan Wakil Bupati;

2. Adanya konsistensi perencanaan dan prioritas program/ kegiatan tahunan selama kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati periode Tahun 2010-2015

(29)

3. Untuk menetapkan sasaran pembangunan, strategi dan kebijakan umum pembangunan daerah serta merumuskan program prioritas pembangunan selama lima tahun, agar mekanisme perencanaan dan pembangunan daerah dapat berjalan lancar, terpadu, sinkron dan bersinergi sesuai dengan kondisi dan karakteristik Daerah Dharmasraya; 4. Menjamin adanya konsistensi perencanaan dan prioritas

program/kegiatan tahunan selama kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati periode Tahun 2010- 2015;

5. Menjamin kesinambungan perencanaan dan prioritas program Tahun 2010- 2015 dalam mewujudkan visi pembangunan jangka panjang Daerah;

6. RPJMD adalah sebagai dasar evaluasi terhadap pencapaian kinerja pembangunan pada periode lima tahun tersebut. RPJMD Kabupaten Dharmasraya memberikan gambaran mengenai arah perkembangan Kabupaten Dharmasraya selama 5 (lima) tahun, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai.

Adapun visi dan misi yang tercantum dalam RPJM Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 – 2015 dapat dijabarkan sebagai berikut:

A. Visi dan Misi Visi :

”Terwujudnya Masyarakat Dharmasraya yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya, Adil dan Sejahtera

pada Tahun 2015”

Misi :

Untuk mewujudkan visi diatas, ditetapkan misi pembangunan jangka menengah kabupaten Dharmasraya 2010-2015 sebagai berikut :

(30)

1. Mewujudkan Masyarakat yang Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan satu Identitas bersama sebagai “warga Dharmasraya”.

2. Mewujudkan Masyarakat Dharmasraya yang sehat, berilmu pengetahuan dan paham teknologi

3. Mewujudkan rasa aman, keadilan dan

kesejahteraan masyarakat Dharmasraya dengan hukum sebagai panglima dalam tatanan kehidupan masyarakat.

B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah

1. Sasaran pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010-2015

Sasaran pembangunan jangka menengah daerah yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 – 2015 sebagai berikut:

1. Mensinergikan keberagaman etnis dengan berbagai latar belakang sehingga merasa bangga dengan satu identitas bersama sebagai ‘warga Dharmasraya’;

2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kesehatan yang murah dan mudah terjangkau;

3. Membangun sumberdaya manusia yang handal dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan; 4. Peningkatan pemahaman dan kesadaran hukum serta

pemantapan peranserta ormas dan partai politik;

5. Terbangunnya sinergitas antara pelaku pembangunan; 6. Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar secara

(31)

7. Menempatkan aparatur sesuai dengan kemampuan dan keahliannya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;

8. Tegaknya hukum terkait dengan pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup;

9. Terwujudnya kelembagaan dan kegiatan koperasi dan UMKM yang lebih profesional;

10. Terbina dan berkembangnya balai alih teknologi pertanian (agro technopark) dan kawasan sentra produksi;

11. Menjaga keamanan penanaman modal dan kepastian berusaha diwilayah Dharmasraya.

2. Agenda pembangunan daerah

1. Agenda Meningkatkan penerapan ajaran agama dan budaya daerah;

2. Agenda Membangun sumberdaya manusia berkualitas dan menguasai IPTEK;

3. Agenda Penegakan Hukum yang Berkeadilan serta peranserta masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban;

4. Agenda Perbaikan dan perluasan kapasitas serta jangkauan infrastruktur pendukung pembangunan;

5. Agenda Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan pelayanan publik dengan dukungan pengelolaan asset dan keuangan daerah;

6. Agenda Mengembangkan Kegiatan Ekonomi dan

(32)

C. Prioritas Daerah

Prioritas 1; peningkatan pendidikan dan penerapan ajaran agama serta budaya daerah dalam kehidupan bernagari;

Prioritas 2; peningkatan derajat kesehatan masyarakat;

Prioritas 3; peningkatan kualitas dan pemerataan

pendidikan serta menguasai IPTEK;

Prioritas 4; pelaksanaan penegakan hukum yang berkeadilan serta peranserta masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban;

Prioritas 5; pemerataan pembangunan infrastruktur guna menunjang perekonomian masyarakat;

Prioritas 6; penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan baik;

Prioritas 7; pengelolaan terpadu sumberdaya alam dan lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah;

Prioritas 8; perluasan akses dan pemberdayaan koperasi dan UMKM;

Prioritas 9; peningkatan ketahanan pangan dan penurunan jumlah masyarakat miskin;

Prioritas 10; pengembangan pertanian yang maju dan agroindustri;

Prioritas 11; pengembangan industri pengolahan dan jasa dengan dorongan IPTEK, serta meningkatkan daya saing daerah.

(33)

BAB III

URUSAN DESENTRALISASI

Urusan pemerintahan daerah adalah fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan susunan pemerintahan daerah untuk mengatur fungsi-fungsi tersebut dalam rangka

melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan

masyarakat. Urusan tersebut terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib sebagaimana dimaksud meliputi:

A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Urusan wajib tersebut meliputi 26 urusan sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pembangunan di bidang pendidikan adalah upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, serta memungkinkan untuk mengembangkan diri. Sesuai dengan substansi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pada pasal 12 dinyatakan bahwa urusan pendidikan merupakan urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, dan ini merupakan salah satu kewenangan pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang pendidikan adalah tercapainya struktur jumlah sekolah SD, SLTP, dan SLTA yang ideal, tercapainya rasio siswa antar tingkat pendidikan yang ideal, meningkatnya pemerataan dan perluasan akses

(34)

pendidikan, meningkatnya kualitas pendidikan, meningkatan relevansi pendidikan dengan dunia kerja, dan meningkatnya pengawasan dan manajemen sekolah.

Secara lebih lanjut, realisasi pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan pendidikan tahun 2010 – 2014 dapat

digambarkan sebagai berikut:

Realisasi Program dan Kegiatan Tahun 2010 – 2014 Urusan Pendidikan

No. PROGRAM/ KEGIATAN

Realiasasi Anggaran Anggaran 2015 2010 2011 2012 2013 2014

a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1 Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidikan Usia Dini - - - - 37. 983.500 2 Pengadaan Alat Bermain PAUD 66.416.000 - - 48.430.000 121.221.000 3 Penyelenggaraa n Pendidikan Anak Usia Dini

1.728.000.000 1.032.887.500 970.350.000 1.376.060.500 1.805.250.000 4 Operasional HIMPAUDI - - - - 25.131.500 15.940.000 5 Penyelenggara-an Koordinasi dan Kerjasama Pendidikan Anak Usia Dini 20.634.000 - 19.231.500 19.595.000 6 Pelaksanaan Hari Anak Nasional (HAN) - - - 29.720.000 18.850.000 35.745.000 7 Pelaksanaan Jambore PAUD - - - 19.967.500 18.346.600 22.581.500 8 Pembangunan Gedung Baru TK Pembina (Dana Sharing) 3.500.000 - - - 9 Bantuan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi - - - - 55.555.500 72.616.000 10 Penunjang operasional Administrasi dan PBM PAUD 2.644.149.500 11 Bantuan Operasional Penilik PAUD Kab. Dharmasraya 55.090.000 12 Apreasiasi PTK PAUDNI Berprestasi 32.272.000

(35)

No. PROGRAM/ KEGIATAN

Realiasasi Anggaran Anggaran 2015 2010 2011 2012 2013 2014 13 Pelaksanaan PAUD Percontohan pada Sanggar Kegiatan Belajar 30.160.000 b Program Wajib Belajar 9 Tahun 1 Pembangunan Gedung Sekolah 1.280.502.500 - - 1.077.807.000 476.035.000 1.051.479.400 2 Penambahan Ruang Kelas Sekolah (DPPIP) 1.042.758.500 925.255.500 - 3 Pembangunan Ruang Kelas Baru SD (DAK) - 1.951.385.000 2.335.433.800 1.966.717.130 1.994.320.000 2.516.677.000 4 Pembangunan Ruang Kelas Baru SD (APBD 2015) 600.000.000 5 Pembangunan Ruang Kelas Baru SD ( Dana Sharing APBD 2015 ) 2.367.573.000 6 Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SD (DAK 2015 ) 825.061.000 7 Pembangunan ruang kelas baru untuk TK (Dana APBD) - - - 370.470.000 1.587.171.000 1.111.477.000 8 Pembangunan Perpustakaan Sekolah (DAK 2011) - 1.619.910.800 97.560.000 - - 9 Pembangunan Perpustakaan (DAK) - - 1.123.025.000 2.583.067.900 1.275.694.000 10 Pembangunan Perpustakaan SD (lanjutan DAK 2011) - - 52.570.000 - - 11 Pengadaan Alat Praktik/Peraga Siswa (DAK) 3.005.760.000 2.478.672.900 - 933.464.500 153.200.000 278.339.000 12 Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Siswa 2.410.213.000 292.308.000 83.000.000 13 Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Siswa (DAK 2014) - - - - 370.139.000 14 Pengadaan Mebeuler sekolah - 206.608.000 157.800.000 - - 403.395.000 15 Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas Siswa - 52.439.600 - - - 16 Lomba Olimpiade Sains (OSN) Mata Pelajaran SD 40.160.000 44.258.500 53.195.100 48.600.000 50.308.500 53.230.500

(36)

No. PROGRAM/ KEGIATAN

Realiasasi Anggaran Anggaran 2015 2010 2011 2012 2013 2014 17 Pelaksanaan UASBN SD/MI 327.179.000 320.323.100 390.139.900 448.315.500 408.850.500 498.630.000 18 Peningkatan Imtaq 141.930.000 65.123.000 - - - 19 Rehab Sedang/ Berat Bangunan Sekolah (DPPIP) 443.328.000 1.018.387.500 3.710.835.000 - 777.237.500 20 Operasional Bos SD, SMP 7.949.440 26.549.940 - - - 21 Penambahan Ruang Kelas Baru (Dana DPPID 2011) - 326.752.000 274.798.000 279.400.000 - 22 Pengadaan Mebeleur sekolah (SDN 11 Pulau Punjung) - 29.425.000 - - - 23 Pengadaan Mobiler Sekolah - - 95.500.000 158.565.000 192.000.000 204.310.000 24 Pengadaan Mebeleur sekolah (Dana DAK 2011) - 223.030.000 143.050.000 - - 25 Pengadaan mebeleur sekolah dari dana APBD propinsi Sumatera Barat - - - 51.315.000 - 26 Penambahan ruang guru sekolah - - 101.800.000 - - 27 Dana Pendamping TK - - 65.310.000 - - 28 Pembangunan Pagar TK Pembina - - 353.580.000 - - 29 Pengadaan Buku SD (DAK 2014) - - - - 410.313.550 1.220.960.000 30 Pengadaan Buku SD ( Sisa DAK 2014) - - - 727.797.826 c Program Pendidikan Menengah 1 Penambahan Ruang Kelas Sekolah 599.896.500 1.421.913.000 2.074.959.000 262.053.500 140.300.000 2 Pembangunan gedung sekolah APBD (Boarding School) 1.055.845.000 557.419.000 1.095.239.500 3.404.450.000 3 Pembangunan gedung sekolah (dana sharing Block Grant) - - - 400.000.000 657.642.000 4 Pembangunan Gedung Sekolah (DAK SMK 2015) 1.004.398.000 5 Pembangunan Gedung sekolah Dana Propinsi - - - 712.148.500 -

(37)

No. PROGRAM/ KEGIATAN

Realiasasi Anggaran Anggaran 2015 2010 2011 2012 2013 2014 5 Pengadaan Alat Praktik/Peraga Siswa 3.638.431.200 1.188.338.500 451.000.000 44.490.000 310.176.000 620.359.000 6 Pengadaan Alat Praktik dan Peraga siswa (DAK), 271.985.000 494.037.500 1.389.990.600 939.408.276 1.396.286.000 7 Pengadaan Alat Pratik dan Peraga Siswa (DAK SMA) - - - - 831.174.208 973.646.000 8 Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Siswa (DAK SMK 2014) - - - - 822.258.403 926.107.000 9 Pengadaan metode belajar mengajar (APBD 2012) - - 48.930.000 - - 10 Rintisan Sekolah unggul SMP 130.849.875 205.948.650 173.548.000 182.964.200 275.106.000 11 Penambahan Ruang Kelas Sekolah (Dana DAK) - 645.473.000 - 1.667.014.000 498.899.000 379.750.000 12 Pembangunan Laboratorium dan ruang pratikum sekolah - - - 793.632.000 246.083.000 922.940.000 13 Pembangunan Laboratorium & Ruang Prak-tikum Sekolah (DAK SMK) - - - - 1.093.024.500 173.294.000 14 Pembangunan Laboratorium & Ruang Praktikum Sekolah (DAK SMA) - - - - 1.088.849.500 1.359.359.000 15 Pembangunan Perpustakaan Sekolah (DAK 2013) - - - 1.687.670.000 445.737.500 552.237.000 16 Pembangunan Per-pustakaan Sekolah (DAK SMA 2014 ) - - - - 234.959.500 1.010.304.000 17 Pembangunan Perpustakaan Sekolah (DAK SMA 2015) 244.864.000 18 Pembangunan Perpustakaan Sekolah (DAK SMK) - - - - 465.041.500 253.439.000 19 Pengadaan Mebeluer Sekolah (DPPIP) 925.657.000 51.840.000 98.800.000 139.383.000 - 20 Pengadaan Mebeluer Sekolah (dana DAK 2011) - 99.723.000 - - -

(38)

No. PROGRAM/ KEGIATAN

Realiasasi Anggaran Anggaran 2015 2010 2011 2012 2013 2014 21 Pengadaan Mobiler Sekolah ( Dana APBD) - - - - 531.499.000 22 Rehabilitasi Sedang/ Berat Bangunan sekolah (DAK SMP) - 818.983.000 186.101.000 1.777.365.000 505.494.500 592.744.000 23 Rehabilitasi Sedang / Berat Bangunan Sekolah (DAK SMA) - - - - 498.042.000 313.758.000 24 Rehabilitasi Sedang / Berat Bangunan Sekolah (DAK SMK) - - - - 346.264.000 183.252.000 25 Penyediaan Beasiswa bagi Siswa yang Besaral dari Keluarga Tidak mampu 151.689.200 408.394.600 405.826.400 232.700.900 260.118.400

26 Full Day School - 48.049.200 - - - -

27 Olimpiade Science dan Mata Pelajaran SMP, SMA, SMK 78.612.700 136.415.900 121.597.900 122.004.500 115.449.000 162.316.000 28 Pelaksanaan Ujian Nasional dan Pra UNAS/UAS 451.833.150 594.497.600 743.423.675 692.010.255 571.212.000 687.838.000 29 Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) - 136.056.600 - - - 30 Pencitraan SMK 50.000.000 - - - - 31 Pesantren Ramadhan 87.352.500 96.336.000 - - - 32 Rangsangan Siswa Berprestasi 152.999.128 135.665.200 123.521.000 138.569.500 147.017.500 112.343.000 33 Pengadaan Alat Praktik/Peraga Siswa (DPPIP) 217.058.650 - - - 34 Penambahan Ruang Kelas Sekolah - 314.963.000 - - 893.894.000 1.324.459.000 35 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapanny a (APBD 2012) - - 21.895.000 37.000.000 36 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir - - - 255.550.000 259.000.000 985.704.000 37 Pelatihan penyusunan kurikulum - - - 47.142.500 584.466.000

(39)

No. PROGRAM/ KEGIATAN

Realiasasi Anggaran Anggaran 2015 2010 2011 2012 2013 2014 38 Piloting Pendidikan Karakter SMPN 01 Koto Baru (Dana Provinsi ) - - - - 74.992.000 39 Penunjang PBM Sekolah SMA/SMK (Dana Provinsi) - - - - 302.349.000 40 Operasional Boarding School - - - - 600.928.000 985.595.000 41 Lomba Kreatifitas Siswa SMK - - - 90.030.000 42 Pengadaaan Buku - buku dan Alat Tulis Siswa ( DAK SMA 2015 )

- - - 44.650.000

43 Pengadaaan Buku - buku dan Alat Tulis Siswa ( DAK SMK 2015 ) - - - 87.700.000 44 Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup - - - 80.650.000 d Program Pendidikan Non Formal 1 Penyediaan sarana dan Prasarana Pendidikan non formal - - - 115.089.700 - - 2 Pengembangan Pendidikan Keaksaraan 256.305.500 51.725.000 92.511.000 - - 42.501.000 3 Pengembangan Pendidikan Keaksaraan Dasar - - - 31.550.500 4 Pengadaan Daya Listrik Gedung SKB Kab. Dharmasraya - 18.478.000 - - 5 Penyelenggaraa n Hari Aksara Internasional (HAI) 30.535.500 37.270.500 19.080.500 38.000.000 43.359.000 44.018.000 6 Pelaksanaan Jambore PTK-PNF - 26.114.500 23.640.000 40.000.000 31.640.000 7 Operasional SKB 28.280.000 47.837.000 42.979.000 52.400.000 93.545.000 50.208.000 8 Penyelenggara-an Paket A Setara SD 55.975.500 48.912.500 31.817.000 149.225.000 9.821.000 21.819.000 9 Penyelenggara-an Paket B Setara SMP 128.137.600 180.046.000 136.770.000 145.175.000 86.730.000 79.990.000

(40)

No. PROGRAM/ KEGIATAN

Realiasasi Anggaran Anggaran 2015 2010 2011 2012 2013 2014 10 Penyelenggara-an Paket C Setara SMA 259.321.300 308.105.000 243.502.000 145.175.000 96.802.000 125.350.000 11 Operasional Mobil Pintar 87.480.000 308.105.000 93.057.500 85.335.000 44.224.000 49.176.000 e Program Pendidikan Luar Biasa 1 Operasional SLB 61.035.310 63.552.795 69.708.515 49.059.000 48.846.184 81.400.000 2 Penyelanggara pendidikan inklusif - - - 96.637.000 f Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1 Pelaksanaan Sertifikasi Guru 11.860.000 33.870.500 28.362.565 30.335.000 41.258.000 55.125.000 2 Pembinaan KKG 196.175.000 244.693.600 - - 611.950.000 474.669.000 3 Pengembangan Mutu dan Kualitas Program Pendidikan - 64.768.100 16.754.000 - - - 4 Lomba guru Berprestasi - 55.686.500 - 56.026.000 39.399.000 - 5 Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) 308.770.250 328.924.200 229.724.500 - - - 6 Sosialisasi dan ToT Tim Penilai Kinerja Guru - - 97.689.500 - - 209.254.000 7 Workshop Guru Mata Pelajaran yang di-UN-kan SLTP/SLTA 126.635.000 - - - - 8 Pelatihan peningkatan kapasitas kepala sekolah dan pengawas 116.645.000 - - - - 139.485.000 9 Pelatihan Manajemen Bantuan Operasional Sekolah (BOS) - - - 35.054.000 42.678.000 31.299.000 10 Pendirian Akademi Komunitas - - - 132.892.000 11 Penunjang Operasional Persiapan Akademi Komunitas - - - - 315.071.470 322.500.000 12 Sosialisasi dan Diseminasi Kurikulum 2013 (SD) - - - - 526.929.000 13 Sharing dana pemberdayaan pamong/pemilik dalam retrival dan transisi 62.488.000

Gambar

Tabel 1.5 : Komposisi Penduduk Dharmasraya Berdasarkan  Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013
Tabel 1.6: Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk Dharmasraya  tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Secara singkat kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi lima macam, yakni (a) kalimat imperatif biasa, (b) kalimat imperatif permintaan,(c)

Setelah mengidentifikasi saran dari masalah yang ada, siswa dapat mengemukakan saran penyelesaian masalah (sederhana) berkaitan dengan kewajiban dan hak dalam keluarga melalui

Ajaran Panca Yama Brata merupakan rambu-rambu yang sangat luhur dan masih relevan dengan perkembangan zaman yang digunakan oleh setiap pemimpin sebagai landasan

Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia (persentil 50). Tentu saja prinsip ini memiliki banyak kekurangan karena hanya bisa digunakan

beam dengan fishbone model (one frame). Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar 7 dan gambar 8. Beban yang termasuk beban statik antara lain adalah beban mati, beban mati

Banyaknya model evaluasi yang telah diuraikan di atas, peneliti akan mengambil salah satu model yang menurut peneliti lebih tepat untuk diterapkan dalam melakukan

• Pasal 21, atas penghasilan yang diterima wajib pajak orang pribadi dalam negeri sebagai imbalan yang diberikan oleh badan/instansi pemerintah, rumah sakit, dan pihak

Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah penelitian, secara umum penelitian ini akan menelaah produksi, efisiensi dan perilaku petani terhadap risiko produksi pada