II.. R
RE
EF
FE
ER
RE
EN
NS
SII
SNI 06-2489-1991, Metoda Pengujian Campuran Beraspal Dengan Alat Marshall. SNI 06-2489-1991, Metoda Pengujian Campuran Beraspal Dengan Alat Marshall.
II
II.. TU
TUJU
JUAN
AN
Untuk mendapatkan benda uji sesuai dengan prosedur dari benda uji tersebut yang Untuk mendapatkan benda uji sesuai dengan prosedur dari benda uji tersebut yang selanjutnya dilakukan pengujian marshall.
selanjutnya dilakukan pengujian marshall.
IIIIII..
D
DA
AS
SA
AR
R T
TE
EO
OR
RII
Pembuatan benda uji marshall dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan yang Pembuatan benda uji marshall dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan yang memen
memenuhi uhi syarsyarat at dan gradasi dan gradasi agregaagregat t sesuai dengan spesifiksesuai dengan spesifikasi yang asi yang telah dipilitelah dipilih.h. Benda uji Marshall mempunyai ukuran dengan standar tinggi 2,5 “ dengan garis tengah Benda uji Marshall mempunyai ukuran dengan standar tinggi 2,5 “ dengan garis tengah 4 “ dan dibutuhkan
4 “ dan dibutuhkan ±± 1100 gr 1100 gr camcampurpuran an bahabahan n untuntuk uk tiatiap p benbenda da ujiuji. . BendBenda a uji iniuji ini dib
dibuat uat melmelalualui i proproses ses pempemanasanasan, an, penpengadugadukankan, , dan dan pempemadatadatan an antantara ara camcampurpuranan agregat dan aspal (sesuai dengan SNI 06-2489-1991).
agregat dan aspal (sesuai dengan SNI 06-2489-1991). Mengen
Mengenai ai suhu pencampurasuhu pencampuran n dan dan pemadpemadatan atan ditenditentukan berdasarkatukan berdasarkan n angkaangka viscositas dari aspal yang digunakan.. Jika suhu pada saat pemadatan terlalu tinggi viscositas dari aspal yang digunakan.. Jika suhu pada saat pemadatan terlalu tinggi (tidak sesuai dengan standar) akan sulit untuk mencapai kepadatan optimum. Namun (tidak sesuai dengan standar) akan sulit untuk mencapai kepadatan optimum. Namun apabil
apabila suhunya terlaa suhunya terlalu rendah, maka hasil yang didapalu rendah, maka hasil yang didapat t akan memilakan memiliki rongga yangiki rongga yang besar,
besar, sehingga sehingga nantinya nantinya akan akan mudah mudah pecah/lepas. pecah/lepas. Benda Benda uji uji marshall marshall dibuat dibuat padapada perkiraan awal kadar aspal rancangan optimum (Pb). Jumlah benda uji adalah
perkiraan awal kadar aspal rancangan optimum (Pb). Jumlah benda uji adalah satu padasatu pada kadar aspal Pb, 2 buah di atas Pb dan 2 buah dibawah Pb dengan perbedaan kadar aspal kadar aspal Pb, 2 buah di atas Pb dan 2 buah dibawah Pb dengan perbedaan kadar aspal 0,5 % (mis : Pb = 7%, maka kadar aspalnya adalah 6%, 6.5%, 7%, 7.5%, 8%). 0,5 % (mis : Pb = 7%, maka kadar aspalnya adalah 6%, 6.5%, 7%, 7.5%, 8%). Sehingga dari hasil pengujian didapat kurva kadar aspal pada VIM = 5 % dengan Sehingga dari hasil pengujian didapat kurva kadar aspal pada VIM = 5 % dengan sifat-sifat campuran memenuhi persyaratan.
Selain itu, setelah diperoleh kadar aspal pada VIM = 5 %, maka dibuat benda uji untuk menentukan VIMRD (rongga dalam campuran untuk Refusal Density) yang sesuai persyaratan. Jumlah benda uji dibuat minimum 3 seri, yaitu 1 buah (1 seri) pada kadar
aspal VIMRD,dan masing-masing 1 buah untuk diatas dan dibawah kadar aspal VIMRD; dengan interval kadar aspalnya = 0,5 % untuk satu seri.
Indeks Perendaman
Selain pemeriksaan marshall, ada juga pemeriksaan indeks perendaman. Air sangat mempengaruhi sifat tahan lama konstruksi perkerasan jalan beraspal. Indeks perendaman berhubungan dengan daya lekat aspal terhadap agregat di lapangan dalam
keadaan basah, bila daya lekatnya hilang maka jalan akan rusak . Adapun persyaratan indeks perendaman untuk lapis aspal beton menurut SNI 1991 dapat dilihat pada table sbb :
Tabel Persyaratan campuran lapis aspal beton (SNI 1991) Penggunaan Campuran Lapis Aspal
Beton
Indeks Perendaman (%)
Maksimum Minimum
Lalu lintas berat (2 x 75 tumbukan) 85 -Lalu lintas sedang (2 x 50 tumbukan) 85 -Lalu lintas ringan (2 x 75 tumbukan) 85
-Yang akan dilakukan adalah pengujian untuk lalu lintas berat (2x75 tumbukan). Dalam pengujian indeks perendaman yang akan dicari adalah perbandingan antara stabilitas 24 jam dengan stabilitas 30 menit (harus ≥ 85 %).
IP = 100% 85% 30 24 ≥ x menit stabilitas jam stabilitas
IV.
PERALATAN DAN BAHAN
4.1 PeralatanNo. Alat Gambar Keterangan dan
Spesifikasi
1 Timbangan Timbangan ini mampu
menahan beban maksimum 30 kg dengan ketelitian 0,01 gr.
2 Oven Tempat untuk
mengeringkan agregat.
3 Kompor Untuk memanaskan
4 Wajan Tempat untuk menyimpan dan memanaskan campuran beraspal.
5 Cetakan benda uji Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10,16 dan tinggi 7,62 cm, lengkap dengan pelat alas dan leher sambung. Digunakan untuk membentuk perkerasan campuran aspal dan agregat
6 Alat penumbuk Penumbuk yang
mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk silinder, dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm. Digunakan untuk memadatkan
7 Sendok Spesi Alat untuk mengaduk agregat dan aspal.
8 Termometer Untuk mengukur suhu
pencampuran dan pemadatan, spesifikasi terlampir. 4.2 Bahan 1. Aspal 2. Campuran agregat
Campuran agregat ini terdiri atas split, screen dan abu batu, yang mempunyai proporsi untuk campuran agregat itu adalah :
Proporsi BJ Perb.trhd koreksi Awal Oven Jml BJ Split 15% 2.49 37.35 14.70% Screen 15% 2.57 38.55 15.20% Abu-batu 69% 2.54 175.36 68.90% PC 1% 2.94 2.94 1.20% 100% 10.54 254.1 100% Koreksi proporsi Agg. Akibat perbandingan BJ
b. Screen = 15.2% x 40850gr = 6209.2gr. c.Abu batu = 68.9% x 40850gr = 28145.65gr. d. PCC = 1.2% x 40850gr = 490.2gr
V. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Panaskan agregat yang sudah dicampur untuk setiap benda uji dengan suhu±1650
C.
2. Panaskan aspal dengan suhu±1550 C.
3. Siapkan peralatan, seperti:
a) Cetakan dan alat pemadat dipanaskan ± sampai suhu pemadatan b) Kompor dinyalakan untuk mengaduk bahan campuran
c) Timbangan diletakkan dekat tempat pengadukan
4. Timbang wajan dalam keadaan bersih dan kering, kemudian catat beratnya
(W1 gram)
5. Masukkan campuran agregat (sesuai dengan komposisisnya) dalam keadaan
panas kedalam wajan yang sudah dipanaskan terlebih dahulu, dan kemudian diaduk secara merata dan perlahan-lahan supaya filler pada campuran tidak berkurang.
a) Berat agregat + wajan = W2gr
b) Berat agregat kering = W2 – W1 = W3
6. Timbang campuran agregat dan wajan tadi (W2 gram)
7. Hitung berat aspal yang sesuai dengan kadar aspal yang akan dibuat benda ujinya. Contoh : Untuk kadar aspal 6 %
Berat aspal dalam benda uji = 3
6 100 6 xW
−
= W4C. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan.
9. Pengadukan harus homogen (sama) untuk mendapatkan hasil yang baik
10. Masukkan campuran agregat yang telah diaduk kedalam cetakan yang sudah dipanaskan dan alasnya dipasang kertas saring.
11. Tusuk bagian tepi benda uji dengan spatula sebanyak 15 kali dan bagian tengah 10 kali.
13. Tumbuk benda uji masing-masing sebanyak 75 tumbukan tiap permukaannya
(atas dan bawah) pada suhu 1350 C, serta lakukakan juga 400 kali tumbukan
untuk benda uji kepadatan mutlak.
14. Lepaskan cetakan dari alat penumbuk, biarkan ±1 menit sambil diselimuti lap
basah.
15. Keluarkan benda uji dengan suhu ± 600C dari cetakan dengan menggunakan extruder (dongkrak) kemudian beri tanda, kadar aspal, kelas, dan kelompok
16. Setelah itu biarkan direndam maksimum selama 24 jam, kemudian lakukan pengujian marshall
17. Setelah pengujian marshall diperoleh kadar aspal pada VIM = 5 %, maka dibuat benda uji untuk menentukan VIMRD (rongga dalam campuran untuk Refusal
Density) yang sesuai persyaratan.
untuk marshall 2 X 75 tumbukan. Dalam ketentuan 2010 pengujian benda uji VIMRDmenggunakan mrsin penggetar khusus.
19. Setelah didapat benda uji VIMRD dilakukan pengujian dan di dapat hasil kadar
aspal optimum.
20. Setelah melakukan pengujian di atas barulah dapat membuat benda uji Indeks Perendaman dari data kedua pengujian tersebut.
VI.
DATA DAN PERHITUNGAN
Dataa) Benda uji 75 Tumbukan
Kadar Aspal W1 W2 W3 W4 W5 (%) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) 6.00 1203.1 2340.1 1137.0 72.57 2412.67 6.00 1145.1 2275.1 1130.0 72.12 2347.22 6.00 1165.5 2288.5 1123.0 71.68 2360.18 6.50 1145.6 2275.2 1129.6 78.52 2353.72 6.50 1202.3 2333.2 1130.9 78.62 2411.82 6.50 1165.5 2296.5 1131.0 78.63 2375.13 7.00 1145.2 2275.3 1130.1 85.09 2360.39 7.00 1202.6 2331.1 1128.5 84.94 2416.04 7.00 1165.8 2295.0 1129.2 84.99 2379.99 7.50 1145.2 2276.3 1131.1 91.71 2368.01 7.50 1202.6 2331.3 1128.7 91.51 2422.81 7.50 1165.8 2295.5 1129.7 91.59 2387.09 8.00 1145.2 2276.5 1131.3 98.37 2374.87 8.00 1202.6 2331.3 1128.7 98.14 2429.44 8.00 1165.8 2294.5 1128.7 98.14 2392.64
b) Benda uji Indeks Perendaman w aktu W1 W2 W3 W4 W5 (me nit) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) 1 7% 30 1166.0 2504.0 1338.0 85.66 2589.66 2 7% 30 1202.2 2340.0 1137.8 85.64 2425.64 3 7% 30 1145.9 2284.2 1138.3 85.66 2369.86 4 7% 1440 1166.7 2301.4 1134.7 85.41 2386.81 5 7% 1440 1202.2 2340.1 1137.9 85.65 2425.75 6 7% 1440 1146.2 2279.6 1133.4 85.31 2364.91 I P ka da r a pa l
c) Benda uji 400 Tumbukan (Kepadatan Mutlak)
Kadar aspal W1 W2 W3 W4 W5 (%) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) 6.50 1717.2 4172.1 2454.9 170.661 4342.761 7.00 1718.1 4177.9 2459.8 185.15 4363.05 7.50 1717.5 4166.6 2449.1 198.58 4365.18 Catatan : W1 = Berat wajan.
W2 = Berat wajan + Agregat kering.
W3 = Berat agregat kering (W3 = W2 – W1). W4 = Berat aspal ( 4 3 % 100 % xW KadarAspal KadarAspal W − = ).
W5 = Berat wajan + Agregat kering + Aspal (W5 = W2 + W4).
Perhitungan
Untuk kadar aspal 6%, kelompok 3. W1 = 1165.5gr.
W2 = 2288.5gr.
W4 = 1123.0 6 100 6 × − = 71.68gr. W5 = W2 + W4 = 2288.5 + 71.68 = 2360.18gr.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan semua benda secara visual cukup baik (campuran antara agregat dengan aspalnya). Hal ini dikarenakan besar kecilnya
kadar aspal, semakin kecil kadar aspal maka pengikatan antara campuran agregat dengan aspal akan kecil; begitupun sebaliknya.
Bandung, Juni 2012 Penanggungjawab, Dosen Pembimbing,