• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV MI NEGERI 2 LAMPUNG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV MI NEGERI 2 LAMPUNG BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

60

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV

MI NEGERI 2 LAMPUNG BARAT

Jafar Shodiq1, Rani Maretia2, Liyan Desi Yulia3

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, STIT Al Multazam, Lampung Jalan Jendral Sudirman Kota Baru Wates, Kec. Balik Bukit Lampung Barat

E-mail: jafarshodiqmsi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi teori belajar konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS kelas IV MI Negeri 2 Lampung Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan: 1) Observasi, untuk mengetahui proses pembelajaran IPS di MI Negeri 2 Lampung Barat; 2) Wawancara, untuk mengetahui tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan proses pembelajaran; 3) Dokumentasi, untuk memperoleh data yang berhubungan dengan kondisi pelaksanaan pembelajaran IPS dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada saat proses pembelajaran guru telah melaksanakan keseluruh langkah-langkah model inquiry terbimbing yang meliputi: menyajikan pertanyaan, membuat hipotesis, mengumpulkan data dan menganalisis data, membuat kesimpulan. Faktor pendukung implementasi model pembelajaran berbasis inquiry di MI Negeri 2 Lampung Barat meliputi adalah sumber daya manusia yaitu guru yang profesional dan sarana prasarana di sekolah cukup memadai. Adapun faktor yang menghambat adalah kurangnya waktu pembelajaran dan perbedaan kemampuan setiap siswa. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan implementasi teori belajar konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada pembelajaran IPS yang dilaksanakan di MI Negeri 2 Lampung Barat sudah berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Implementasi, Inquiry

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat pada masa yang akan datang. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi oleh dunia pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan wajib yang harus diterima bagi

(2)

61

setiap individu. Dengan adanya pendidikan, setiap orang dapat mengembangkan potensi, karakter, dan jenjang hidup yang lebih baik.

Menurut Sanjaya (2013: 9), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya, yang proses ini akan melibatkan dan mengikut sertakan bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen yang termasuk di dalam proses pembelajaran adalah siswa, tujuan, kondisi, sumber-sumber belajar, dan hasil belajar.

Pendidikan yang berkualitas memerlukan tenaga guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, tuntunan kompetesi guru professional juga menyesuaikan dengan perkembangan tersebut. Guru tidak hanya mampu untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi guru harus mampu membelajarkan anak. Guru hendaknya mampu melaksanakan kegiatan intruksional atau pembelajaran yaitu mengatur kegiatan atau mengelola informasi dan sumber belajar untuk memfasilitasi siswa dalam proses belajar (Susilawati, 2016:1).

IPS merupakan mata pelajaran wajib yang dipelajari di Madrasah Ibtidaiyah. Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah hendaknya bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran untuk anak Madrasah Ibtidaiyah seharusnya banyak disediakan kesempatan anak untuk bereksplorasi, berpikir dan memperoleh kesempatan berdiskusi, berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat juga bekerjasama secara kelompok.

Berdasarkan hasil observasi awal di MI Negeri 2 Lampung Barat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran di kelas IV guru masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional atau monoton dimana pembelajaran masih biasa belum ada inovasi pembelajaran khususnya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inquiry, sehingga sering kita jumpai beberapa masalah siswa kurang berperan aktif di dalam proses pembelajaran.

Menurut Sanjaya (2006: 196) Salah satu teori belajar yang mendasari model pembelajaran inquiry adalah oleh teori belajar konstruktivisme. Teori belajar ini dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget, pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan oleh dirinya sendiri. Sejak kecil menurut Piaget, setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada

(3)

62

dalam struktur kognitifnya. Model pembelajaran inquiry dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif, aliran belajar kognitif selanjutnya nelahirkan berbagai teori belajar seperti teori belajar Gestalt, teori medan, dan teori belajar konstrutivistik. Mengingat betapa pentingnya pembelajaran IPS, maka salah satu cara untuk menekankan dalam mengembangkan pengetahuan peserta didik melalui pengalaman siswa yang sudah ia dapatkan agar siswa menemukan makna, informasi secara mandiri adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang tepat digunakan adalah model pembelajaran inquiry.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan implementasi teori belajar konstruktivisme dengan

menggunakan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS dikelas IV MI Negeri 2 Lampung Barat ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi teori belajar konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS dikelas IV MI Negeri 2 Lampung Barat ?

1.3Tujuan Penelitian 1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan yang berkaitan teori belajar konstruktivisme dan model pembelajaran inquiry.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam rangka meningkatkan kualitas dan menjadi solusi dalam mengatasii masalah pembelajaran.

2. LANDASAN TEORI

Konstruktivisme merupakan pandangan filsafat yang dikemukakan oleh Giambatista Vico dalam buku Susanto (2014: 22). Vico adalah sejarawan yang berkebangsaan Italia mengungkapkan filsafatnya dengan menyatakan bahwa, “Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan” mengetahui berarti “mengetahui” bahwa

seseorang baru “mengetahui bagaimana membuat sesuatu” ini berarti bahwa seseorang

baru mengetahui sesuatu jika ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu.

(4)

63

Menurut piaget dalam Sanjaya (2006:196) pengetahuan ini akan bermakna bila dicari dan ditemukan sendiri oleh peserta didik bukan hasil pemberitahuan orang lain dan ditemukan sendiri oleh peserta didik bukan hasil pemberitahuan orang lain, termasuk guru. Dalam teori ini siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak dituntut untuk memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi dari teori ini adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Berdasarkan teori belajar konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget tersebut, model pembelajaran

inquiry adalah salah satu teori belajar yang didasari oleh teori belajar konstruktivisme.

Inquiry yang dalam bahasa indonesia inquiri, berarti pertanyaan pemeriksaan penyelidikan. Inquiry sebagai suatu proses umum yang dilakukan untuk mencari atau memahami informasi. Sanjaya (2006: 196) pembelajaran inquiry rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis yang mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Menurut E. Mulyasa (2008: 235) inquiry adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Sistem belajar mengajar ini menurut siswa berpikir. Model pembelajaran ini menempatkan siswa pada situasi yang melibatkan mereka pada kegiatan intelektual, dan memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna. Adapun menurut Hamalik (2007: 220) pembelajaran inqury merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana kelompok peserta didik inquiry masuk kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.

Model pembelajaran inquiry pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan intelektual melalui proses berpikir kritis dan menjadi orang yang secara bebas dapat memecahkan masalah sesuai dengan kaidah-kaidah proses ilmiah. Oleh karena hal demikian, maka dengan model pembelajaran inquiry, guru bukan satu-satunya sumber belajar, melainkan lebih berperan sebagai fasilitator. Tujuan pelaksanaan inquiry adalah mengarah pada peningkatan kemampuan baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini tidak terlepas dari perencanaan (kurikulum) pengajaran, sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai sesuai pemilihan metode yang dilakukan.

(5)

64

Sund dan Trowbridge dalam buku Susanto (2014: 192). Pengembangan Pembelajaran IPS mengemukakan tiga macam model inquiry, sebagai berikut: Guided Inquiry (Inquiry terbimbing, Modified Inquiry ( inquiry yang dimodifikasi), Free Inquiry

(inquiry bebas). Adapun jenis inquiry yang tepat dan lebih cocok diterapkan pada jenjang sekolah dasar adalah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing (guided inquiry). Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa melakukan model pembelajaran tersebut dan keterbatasan kemampuan siswa.

Inquiry terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inquiry yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni pendekatan penelitian yang menjawab permasalahan memerlukan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang diteliti untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan penelitian dalam konteks waktu dan situasi yang berangkutan. Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran tentang mengenai implementasi teori belajar konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS dikelas IV MI Negeri 2 Lambar.

Penelitian ini dilaksanakan di MI Negeri 2 Lampung Barat pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Tehnik sampling dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Adapun subjek penelitian adalah Kepala sekolah MI Negeri 2 Lampung Barat , Guru bidang studi IPS, siswa kelas kelas IV A. Instrumen penelitain meliputi pedoman wawancara, lembar observasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana pandangan guru tentang pembelajaran inquiri dalam IPS, bagaimana kinerja siswa dalam pembelajaran, wawancara ini dilakukan dengan kepala sekolah, guru-guru dan para siswa, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara

(6)

65

terstruktur. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data dalam implementasi teknik ini didasarkan atas pengalaman langsung . Dengan teknik melihat sendiri tentang kemampuan guru yang sebenarnya memungkinkan untuk memperoleh data secara obyektif. Analisis dokumen digunakan untuk mengumpulkan dokumen sebagai informasi khususnya untuk melengkapi data dalam rangka studi pendahuluan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar IPS selama ini. Adapun dokumen yang dianalisis berhubungan dengan silabus dan RPP.

Teknik analisis data pada penelitian ini digunakan metode perbandingan tetap (constant comparative method), yaitu dalam analisis data secara tetap membandingkan satu datum dengan datum yang lain, dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Langngkah-langkah analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: pengumpulan data (data collection), mereduksi data (data reduction), penampilan data (data display), penyimpulan (conclution). Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan kredibilitas. Kriteria ini dipergunakan untuk membuktikan bahwa data atau informasi yang diperoleh benar-benar mengandung nilai kebenaran (truth value). Adapun teknik yang dilakukan adalah pengamatan secara seksama dan mengadakan membercheck.

4. PEMBAHASAN

a. Perencanaan implementasi teori belajar konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS dikelas IV MI Negeri 2 Lampung Barat

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diperoleh tentang penyusunan dan perencanaan pembelajaran IPS yang meliputi penetapan silabus, penetapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penetapan media/ alat peraga pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Setelah menetapkan silabus langkah yang ditempuh guru adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan dokumentasi rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup hal-hal berikut: 1) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator; 2) Perencanaan Tujuan ; 3) Perencanaan Materi Pembelajaran; 4) Perencanaan Sumber dan Media Pembelajaran; 5) Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan pembelajaran IPS yang berbasiskan inquiri.

b. Pelaksanaan implementasi teori belajar konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS dikelas IV MI Negeri 2 Lampung Barat

(7)

66

Berdasarkan hasil observasi penelitian didapat bahwa kegiatan implementasi metode pembelajaran berbasis inquiry di MI Negeri 2 Lampung Barat sudah berjalan dengan baik. Peneliti telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan keseluruh sintaks dari pembelajaran inquiri yang meliputi beberapa tahapan yakni: menyajikan pertanyaan, membuat hipotesis, mengumpulkan data dan menganalisis data, membuat kesimpulan.

Adapun langkah pertama yang dilakukan adalah guru mempersiapkan materi atau media yang menjadi stimulus untuk materi. Untuk materi yang akan disampaikan adalah materi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi jadi guru mempersiapkan media atau gambar perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi masa lalu dan masa kini kemudian ditunjukkan kepada anak-anak. Untuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran melalui 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan awal

Kegiatan awal guru menanamkan sikap religius, sopan, dan berfikir logis. Langkah-langkah pada kegiatan pendahuluan guru menanamkan sikap sopan dengan mengucapkan salam dengan bersenyum kepada peserta didik saat memasuki ruang kelas yang dibalas dengan salam dari siswa. Guru menanamkan sikap religius dengan menyuruh siswa untuk berdoa “Mari sebelum pembelajaran hari ini kita mulai kita berdoa bersama-sama semoga pembelajaran hari ini dapat berjalan lancar!” siswa bersama-sama mengucapkan doa sebelum belajar. Kemudian guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan bertanya jawab dengan siswa tentang pelajaran yang telah dipelajari

2) Kegiatan inti

Pada langkah ini guru menerapkan model pembelajaran inquiry. Dalam hal peneliti menggunakan model inquiry terbimbing yang meliputi beberapa tahapan menyajikan pertanyaan, membuat hipotesis, mengumpulkan data dan menganalisis data, membuat kesimpulan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran tergambar dalam tabel yaitu:

Tabel 1.Langkah-langkah pembelajaran Inquiri di MI Negeri 2 Lampung

Barat

Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Orientasi a. Menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa siswa akan belajar mengenai perkembangan teknologi

Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru

(8)

67

Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. b. Menginformasikan materi yang akan

dibelajarkan yaitu tentang “perkembangan teknologi dan transportasi” (kegiatan mendengarkan)

Merumuskan Masalah

Menstimulus siswa dengan mengajukan pertanyaan

Siswa merumuskan masalah

Merumuskan Hipotesis

a. Guru memberi kesempatan untuk memperkirakan jawaban dari masalah tersebut. (kegiatan lisan, menulis, dan mental)

b. Guru mengajak melakukan kegiatan percobaan untuk menentukan sifat kemagnetan suatu benda.

Siswa merumuskan hipotesis

Menguji Hipotesis

Guru membimbing siswa siswa melakukan percobaan untuk menguji hipotesis

Siswa menguji hipotesis dengan melakukan percobaan. Mengumpulkan Data

a. Guru membimbing siswa mengumpulkan data percobaan

b. Mencatat hasil penelitian dengan teliti dan menggambarkan hasil percobaan

Mengisi data sesuai hasil percobaan

Menarik Kesimpulan

Guru membimbing siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.

Menarik kesimpulan

3) Kegiatan penutup

Kegiatan penutup guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan sehingga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati proses produksi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Dan berdo’a untuk mengakhiri proses pembelajaran.

c. Faktor penghambat dan pendukung implementasi teori pembelajaran konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti didapat bahwa faktor pendukung implementasi metode pembelajaran berbasis inquiry sebagai berikut:

a. Sumber daya manusia yaitu guru yang profesional. Guru disini menjadi faktor pendukung utama dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inquiry dalam

(9)

68

proses pembelajaran. Guru sangat mementingkan kebutuhan anak dalam memperoleh pendidikan tidak semata-mata hanya transfer pengetahuan.

b. Sarana prasarana di sekolah cukup memadai.

Faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis

inquiry di MI Negeri 2 Lampung Barat adalah kurangnya waktu pembelajaran, perbedaan

kemampuan setiap siswa. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran berlangsung dengan

kurang kondusif.

5. PENUTUP 5.1Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari keseluruhan pembahasan dalam penelitian ini maka penulis dapat mengambil simpulan bahwa:

1. Pelaksanaan implementasi teori belajar konstruktivisme dengan menggunakan model pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS di kelas IV MI Negeri 2 Lampung Barat sudah berjalan dengan baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada saat proses pembelajaran guru telah melaksanakan keseluruh

langkah-langkah model inquiry terbimbing yang meliputi beberapa tahapan yakni:

menyajikan pertanyaan, membuat hipotesis, mengumpulkan data dan menganalisis data, membuat kesimpulan.

2. Faktor-faktor yang pendukung implementasi model pembelajaran berbasis inquiry di MI Negeri 2 Lampung Barat meliputi: Sumber daya manusia yaitu guru yang profesional menjadi faktor pendukung utama dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inquiry dalam proses pembelajaran dan sarana prasarana di sekolah cukup memadai. Faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inquiry di MI Negeri 2 Lampung Barat adalah

kurangnya waktu pembelajaran dan perbedaan kemampuan setiap siswa. Hal ini

menyebabkan proses pembelajaran berlangsung dengan kurang kondusif.

5.2Saran

Model pembelajaran inquiry pada pelajaran IPS dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas agar siswa lebih paham materi yang dipelajari, siswa lebih aktif, melatih kerjasama, saling membantu dan saling berbagi ilmu kepada siswa lain.

(10)

69 DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar (2007). Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. ___________. 2013. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia.

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Susilawati, Annis. 2016. Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran Pai Materi Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Toleransi Kelas XI MIPA 5 Di SMA NegerI 2 Palangka Raya. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Referensi

Dokumen terkait

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

Analisis Kesalahan Tata Bahasa Pada Tulisan Esai Argumentasi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan unsur- unsur pada baja St 70 sebelum proses pengelasan dilakukan, untuk mengetahui harga kekerasan daerah logam induk

Untuk meningkatkan kualitas pro- ses dan peningkatan pemahaman konsep melalui penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik dan memberikan porsi lebih besar terhadap

Lampiran 1. Angket Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... Pedoman Dan Hasil Wawancara Guru dan Siswa ... Lembar Validasi Kelayakan Modul Oleh Ahli Modul dan Praktisi... Hasil

Fakta ini sejalan dengan hasil asesmen permasalahan yang telah dilakukan, yakni sebagian besar peserta didik di kelas XII belum melakukan penyesuaian kemampuan belajar untuk

internet en las prácticas de producción periodística en la versión digital del periódico El. Universal de Cartagena

Sehubungan dengan Berita AcaraEvaluasi Administrasi dan Teknis Nomor 10/ PPBJ-Pws PU15/III/2016 Tanggal 6 Maret 2016 beserta dokumen pendukungnya, dengan ini ditetapkan peringkat