• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PENELITIAN INSTITUSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PENELITIAN INSTITUSI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

USULAN

PENELITIAN INSTITUSI

PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR BERBASIS

KEARIFAN LOKAL DI KAWASAN PERTAMBAKAN

KABUPATEN SIDOARJO

TIM PENGUSUL

Ketua : Kemil Wachidah (0720078402)

Anggota : Mahardika Darmawan Kusuma Wardana, M.Pd (0705099001)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2017-2018

(2)
(3)

3

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM Judul Penelitian :

Pengembangan Sekolah Dasar Berbasis Kearifan Lokal di Kawasan Pertambakan Kabupaten Sidoarjo

1. Tim Peneliti

No Nama Jabatan Bidang

Keahlian

Instansi Asal Alokasi Waktu (jam/minggu) 1 Kemil Wachidah Ketua Bahasa dan

sastra SD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 20 Jam 2 Mahardika Darmawan Kusuma Wardana Anggota Matematika SD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 15 Jam 2. Masa Pelaksanaan

Mulai : Bulan Nopember Tahun 2017 Berakhir : Bulan Maret Tahun 2018

3. Usulan Biaya Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Rp 5.540.000 4. Lokasi Penelitian (lab/studio/lapangan)

Lokasi penelitian di SDN kawasan pertambakan di Sidoarjo

5. Temuan yang ditargetkan (metode, teori, produk, atau masukan kebijakan)

1) Prototype desain (Variabel dan Indikator) sekolah dasar berbasis kearifan lokal 2) Profil Sekolah Dasar berbasis kearifan lokal Kawasan Pertambakan

3) Artikel jurnal

6. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata, tekankan Pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung pengembangan iptek) Pengembangan sekolah dasar di kawasan pertambakan melalui konsep keraifan lokal memberikan kontribusi model sekolah yang lebih bermakna bagi dunia anak pertambakan.

(4)

4

Penelitian ini masuk pada kategori sosial humaniora. penelitian ini bertujuan ingin mengembangkan sekolah dasar berbasis kearifan lokal di kawasan pertambakanm. UMSIDA menargetkan salah satu dalam renstra pada bidang pendidikan adalah well being. Hal tersebut sinkron dengan penelitian ini yang ingin mengembangkan sekolah di area pertambakan sesuai dengan kearifan lokal, sehingga well being tercapai pada anak di daerah pesisir.

8. Rencana luaran yang ditargetkan

1) Prototype desain (Variabel dan Indikator) sekolah dasar berbasis kearifan lokal 2) Profil Sekolah Dasar berbasis kearifan lokal Kawasan Pertambakan

3) Artikel jurnal

9. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama jurnal ilmiah internasional bereputasi atau nasional terakreditasi dan tahun rencana publikasi)

Rencana publikasi di jurnal ilmu pendidikan Universitas Negeri Malang, dan tahun rencana publikasi Juli 2018.

(5)

5 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4

2.1 Perbedaan Gender 4

2.2 Variasi Mengajar 4

BAB III METODE PENELITIAN 5

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Biaya Penelitian 11

4.2 Jadwal Jadwal Penelitian 11

Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

(6)

6

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah 1) mengembangkan konsep sekolah dasar berbasis kearifan lokal yang sesuai dengan konteks budaya kawasan pertambakan di daerah Sidoarjo; 2) mengenalkan konsep sekolah berbasis kearifan lokal pada guru dan stakeholder Sekolah Dasar di kawasan pertambakan Daerah Sidoarjo; 3) menanamkan nilai-nilai respek antara anak dengan anak, anak dengan guru, dan guru dengan guru dalam lingkungan sekolah. Metode penelitian ini menggunakan research & development yang mana akan meneliti secara dalam terlebih dahulu variabel konsep sekolah dasar di kawasan pertambakan berbasis kearifan lokal, kemudian mengembangkannya menjadi sebuah desain sekolah yang tepat bagi area pertambakan.

(7)

7 BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekolah dasar merupakan wadah penting bagi pembentukan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa usia 7-11 tahun. Dibutuhkan stimulus yang tepat dan sesuai pada proses pembelajaran di sekolah, sehingga ketiga kompetensi tersebut menginternalisasi ke dalam pribadi anak SD. Sebagaimana pemikiran dari Piaget, salah satu ahli psikologi dari Swiss membedakan empat tahap perkembangan kognitif individu, yaitu: (1) tahap sensori motor (0-2 tahun), (2) tahap praoperasional (2-7 tahun), (3) tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan (4) tahap operasional formal (11-15 tahun) (Rahyubi, 2012).

Merujuk dari tahap perkembangan individu menurut Piaget di atas, seyogyanya proses pendidikan pada jenjang sekolah dasar bersifat operasional konkret. Artinya, pembelajaran bermakna pada anak SD didapatkan melalui tahap konkret pada setiap proses pembelajaran di kelas. Pentingnya sebuah pembelajaran yang konkret di sekolah dasar, terlihat dari beberapa hasil penelitian. Pada hasil riset oleh Oryanci (2016) menyatakan, bahwa “penggunakan media kongkret sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika karena Suasana belajar lebih menyenangkan, siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari dan guru lebih mudah dalam mengajar”. Begitu pula dengan hasil penelitian dari Ni Wayan Santiani (2017) menunjukkan “terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa kelas V SD yang dibelajarkan dengan model Problem Bassed Learning berbantuan media konkret dan siswa kelas V SD yang dibelajarkan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru”.

Berdasarkan kajian dari tahap perkembangan anak SD, yang masuk pada kategori operasional konkret. Didukung pula dengan hasil penelitian dari Oryanci(2016) dan Ni Wayan santiani (2017), bahwa pembelajaran konkret sesuai dengan lingkungan anak SD akan lebih bermakna. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seorang. Sehubungan dengan hal ini, Dahar (1996) mengemukakan dua prasyarat terjadinya belajar bermakna, yaitu: (1) materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial,dan (2) anak yang akan belajar harus bertujuan belajar bermakna.

Pada kondisi sekolah dasar di daerah tertinggal dan terpencil, dihadapkan pada problematika yang beragam, dimulai dari kondisi bangunan yang tidak layak fungsi hingga kurangnya tenaga pendidik secara profesional didalamnya. Akibatnya, proses pembelajaran dirasa kurang bermakna bagi peserta didik, yang akhirnya kurang memiliki minat dalam

(8)

8

belajar di sekolah. Salah satu kawasan dengan problematika pendidikan yang kompleks di daerah tertinggal, adalah sekolah dasar di kawasan pertambakan di Kabupaten Sidoarjo.

Secara Etnografi, kawasan pertambakan di Kabupaten Sidoarjo berada pada batas selat Madura. Hal tersebut menjadikan lokasi pertambakan di Sidoarjo sulit dijangkau dari perkotaan. Disamping medan jalan yang sulit dilalui oleh kendaraan beroda empat, rata-rata daerah pertambakan di Sidoarjo menjadi dusun yang tertinggal. Akibatnya, pendidikan jenjang dasar yang menjadi satu-satunya sekolah di kawasan pertambakan, jauh tertinggal dari desa-desa lainnya di Sidoarjo. Bentuk potensi lokal kawasan pertambakan, berupa ikan tawar, segala macam rerumputan laut, berbagai macam jenis mangrove, dll. Lebih tepatnya, keunggulan lokal di daerah pertambakan berupa tumbuh-tumbuhan yang hidup di air.

Problematika pendidikan sekolah dasar di kawasan pertambakan di Kabupaten Sidoarjo terkendala atas beragam aspek, yaitu 1) kurangnya tenaga pendidik, mayoritas pendidikan di kawasan pertambakan berstatus PNS yang telah berumur. Hal tersebut mempengaruhi kualitas pada langkah pembelajaran di kelas. 2) sarana prasarana yang kurang memadai; 3) metode yang digunakan oleh guru dalam proses pengajaran di kelas cenderung konvensional; 4) aktivitas pembelajaran di kelas kurang bermakna bagi anak di lingkungan pertambakan, sehingga minat belajar siswa rendah.

Merujuk pada deskripsi problematika di kawasan pertambakan di atas, serta kajian konsep pembelajaran bermakna bagi anak SD, maka dibutuhkan pengembangan sekolah dasar berbasis kearifan lokal. Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal menurut Zuhdan K. Prasetyo (2013: 3) merupakan usaha sadar yang terencana melalui penggalian dan pemanfaatan potensi daerah setempat secara arif dalam upaya mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki keahlian, pengetahuan dan sikap dalam upaya ikut serta membangun bangsa dan negara.

Pendidikan berbasis kearifan lokal di kawasan pertambakan memanfaatkan keunggulan lokal pertambakan dalam aspek ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain ke dalam kurikulum sekolah, yang akhirnya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk persaingan global.

Efektifitas penerapan konsep kearifan lokal terhadap kebermaknaan pembelajaran telah di uji coba pada beberapa penelitian. Pada penelitian milik Nurul Zuriah (2017) yang berjudul “efektivitas pengembangan model pendidikan kewarganegaraan multukultural bebrbasis

(9)

9

kewarganegaraan multikultural berbasis kearifan lokal lebih unggul dan efektif dalam meningkatkan kompetensi kewarganegaraan multikultural mahasiswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Kedua penerapan pendidikan kewarganegaraan multikultural berbasis kearifan lokal memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan kajian latar belakang penelitian di atas, maka peneliti ingin mengembangkan sekolah dasar di kawasan pertambakan di Kabupaten Sidoarjo berbasis kearifan lokal. Dasar pengembangan pendidikan sekolah dasar berbasis kearifan lokal adalah merujuk pada fenomena konkret adanya ketidakbermaknaan pembelajaran di SD di kawasan pertambakan di Sidoarjo, yang rata-rata merupakan satu-satunya sekolah yang ada. Akibatnya, mayoritas anak-anak di kawasan pertambakan kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana konsep sekolah dasar berbasis kearifan lokal yang sesuai dengan konteks

budaya kawasan pertambakan di Sidoarjo?

2) Bagaimana Model sekolah dasar berbasis kearifan lokal di kawasan pertambakan Sidoarjo?

3) Bagaimaana difusi Model sekolah dasar berbasis kearifan lokal sehingga terjadi adopsi di kawasan pertambakan daerah Sidoarjo.

Penelitian tahun pertama akan meneliti rumusan masalah no 1, yakni: bagaimana konsep sekolah dasar berbasis kearifan lokal yang sesuai dengan konteks budaya kawasan pertambakan di Sidoarjo.

1.3. Tujuan Penelitian

Merujuk dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini pada hasilnya menciptakan sekolah dasar berbasis kearifan lokal yang sesuai dengan konteks budaya kawasan pertambakan, sehingga tercipta budaya sekolah yang ramah dengan dunia anak.

Tujuan khusus pada rumusan masalah pertama terdeskripsikan, sebagai berikut.

1) Mengembangkan konsep sekolah dasar berbasis kearifan lokal yang sesuai dengan konteks budaya kawasan pertambakan di daerah Sidoarjo.

2) Mengenalkan konsep sekolah berbasis kearifan lokal pada guru dan stakeholder Sekolah Dasar di kawasan pertambakan Daerah Sidoarjo.

(10)

10

3) Menanamkan nilai-nilai respek antara anak dengan anak, anak dengan guru, dan guru dengan guru dalam lingkungan sekolah.

1.4. Rencana Target Capaian

No Jenis Luaran Indikator

Capaian Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan

1 Artikel ilmiah dimuat di jurnal Internasional bereputasi

Nasional Terakreditasi

√ Submit

2 Artikel ilmiah dimuat di prosiding

Internasional Terindeks

Nasional √ Published

3 Invited speaker dalam temu ilmiah

Internasional

Nasional

4 Teknologi Tepat Guna

5 Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial

√ Ada

(11)

11 1.5. Temuan dan Sistematika Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Pengembangan dan Difusi (Development and diffusion Research) yang akan dilakukan dalam 3 tahap. Temuan penelitian dalam setiap tahap digambarkan sebagai berikut.

Peta Jalan (Roadmap) TAHAP – 1 Tahun 2017-2018 TAHAP – 2 Tahun 2018-2019 TAHAP – 3 Tahun 2019-2020 Menemukan Desain sekolah dasar berbasis

kearifan lokal dengan konteks budaya kawasan pertambakan

Pengembangan Model sekolah dasar berbasis kearifan lokal kawasan pertambakan daerah

Sidoarjo

Difusi Model sekolah dasar berbasis kearifan sehingga terjadi adopsi

di kawasan pertambakan Daerah Sidoarjo Produk tahap 1: 1. Prototype Desain sekolah dasar berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya kawasan pertambakan 2. Artikel jurnal Produk tahap 2: 1. Prototype Model sekolah dasar berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya kawasan pertambakan 2. Artikel jurnal Produk tahap 3: 1. Adopsi sekolah dasar berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya pertambakan 2. Artikel jurnal 3. Panduan pengembangan sekolah dasar berbasis kearifan lokal 1 2 3

(12)

12

KEGIATAN PENGUMPULAN DATA PRODUK

DEFINE: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis budaya kawasan pertambakan 2. Menyusun indikator sekolah dasar berbasis kearifan lokal daerah pertambakan 1. FGD dengan Masyarakat pertamabakan dan guru 2. Mengkaji dan menganalisis indikator sekolah berbasis kearifan lokal

Draft variabel dan indikator sekolah dasar berbasis kearifan lokal pertambakan. DESIGN 1. Menyusun desain Indikator Sekolah dasar berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya pertambakan. 2. Validasi desain. 3. Uji desain Model.

1. FGD dengan ekspert 2. Angket desain indikator sekolah dasar berbasis kearifan lokal, analisis dengan SEM (standart Equal Modeling) 1. Prototype desain (Variabel dan Indikator) sekolah dasar berbasis kearifan lokal 2. Profil Sekolah Dasar

berbasis kearifan lokal Kawasan Pertambakan

DEVELOPMENT Uji Coba Model Sekolah dasar berbasis kearifan dengan konteks kultur pertambakan. 1. Observasi 2. FGD 3. Dokumen 1. Prototype Model Sekolah dasar berbasis kearifan lokal di kawasan pertambakan 2. Artikel jurnal Dissemination/Diffusion Difusi Model Sekolah berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya pertambakan. 1. Observasi 2. FGD 3. Angket 1. Adopsi Kebijakan Sekolah dasar berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya daerah pertambakan 2. Artikel jurnal Internasional 3. Panduan mengembangkan sekolah berbasis kearifan lokal v v v v v v v v v

(13)

13 BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Budaya Pertambakan Kabupaten Sidoarjo

E.B.Tylor mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lain (Ratna, 2005). Sedangkan menurut ilmu antropologi, budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. (Koentjaraningrat, 1985). Hal tersebut mengartikan bahwa hampir seluruh aktivitas manusia merupakan budaya atau kebudayaan karena hanya sedikit sekali tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tidak memerlukan belajar dalam membiasakannya. Sedangkan ahli sejarah budaya mengartikan budaya sebagai warisan atau tradisi suatu masyarakat.

Untuk memudahkan pembahasan, kebudayaan dibagi menjadi tujuh unsur yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia, meliputi: 1) Bahasa, dengan wujud ilmu komunikasi dan kesusteraan mencakup bahasa daerah, pantun, syair, novel-novel, dan lain sebagainya; 2) Sistem pengetahuan, meliputi science (ilmuilmu eksak) dan humanities (sastra, filsafat, sejarah, dsb); 3) Organisasi sosial, seperti upacara-upacara (kelahiran, pernikahan, kematian); 4) Sistem peralatan hidup dan teknologi, meliputi pakaian, makanan, alat-alat upacara, dan kemajuan teknologi lainnya; 5) Sistem mata pencaharian hidup; 6) Sistem religi, baik sistem keyakinan, dan gagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, roh, neraka, surga, maupun berupa upacara adat maupun benda-benda suci dan benda-benda religius (candi dan patung nenek moyang) dan lainnya; dan 7) Kesenian, dapat berupa seni rupa (lukisan), seni pertunjukan (tari, musik,) seni teater (wayang), seni arsitektur (rumah, bangunan, perahu, candi, dsb), berupa benda-benda indah, atau kerajinan.

2.2. Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Kearifan Lokal dalam hal ini juga dapat disebut dengan keunggulan lokal, local genius atau local wisdom, seperti yang dikatakan oleh Kemendikbud bahwa Istilah local wisdom, local genius, kearifan Lokal, yang kemudian disebut keunggulan lokal (dalam Zuhdan K. Prasetyo, 2013: 3). Kearifan lokal dapat dimasukkan ke dalam pendidikan sebagai salah satu usaha untuk melestarikan budaya lokal yang terdapat pada suatu daerah.

Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal menurut Zuhdan K. Prasetyo(2013: 3) merupakan usaha sadar yang terencana melalui penggalian dan pemanfaatan potensi daerah

(14)

14

setempat secara arif dalam upaya mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki keahlian, pengetahuan dan sikap dalam upaya ikut serta membangun bangsa dan negara.

1. Landasan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Landasan yuridis kebijakan nasional tentang pendidikan berbasis keunggulan lokal/kearifan lokal, diantaranya:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 BAB XIV Pasal 50 ayat 5 menegaskan bahwa pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis pendidikan lokal.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 pasal 34, bahwa “Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan kompetitif dan/atau komparatif daerah”

c. Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 17 Tahun 2010 pasal 35 ayat 2, bahwa “Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan dan/atau memfasilitasi perintisan program dan/atau satuan pendidikan yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan untuk dikembangkan menjadi program dan/atau satuan pendidikan bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal”.

d. Renstra Kemendiknas 2010-2014 bahwa: Pendidikan harus menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem, yaitu pemahaman bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem. Pendidikan harus memberikan pemahaman tentang nilai-nilai tanggung-jawab sosial dan natural untuk memberikan gambaran pada peserta didik bahwa mereka adalah bagian dari sistem sosial yang harus bersinergi dengan manusia lain dan bagian dari sistem alam yang harus bersinergi dengan alam beserta seluruh isinya.

2. Tujuan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal

Pendidikan berbasis kearifan lokal tentu memiliki tujuan yang bersifat positif bagi peserta didik, seperti dikatanakan oleh Jamal Ma’mur Asmani (2012: 41) yang menyebutkan beberapa tujuan pendidikan berbasis kearifan lokal yaitu:

a. Agar siswa mengetahui keunggulan lokal daerah tempat tinggal, memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan kearifan lokal tersebut.

b. Mampu mengolah sumber daya, terlibat dalam pelayanan/jasa atau kegiatan lain yang berkaitan dengan keunggulan, sehingga memperoleh penghasilan sekaligus melestarikan

(15)

15

budaya, tradisi, dan sumber daya yang menjadi unggulan daerah, serta mampu bersaing secara nasional dan global.

c. Siswa diharapkan mencintai tanah kelahirannya, percaya diri menghadapi masa depan, dan bercita-cita mengembangkan potensi lokal, sehingga daerahnya bias berkembang pesat seiring dengan tuntutan era globalisasi dan informasi.

2.3. Pengembangan Sekolah Berbasis Kearifan Lokal

Jamal Ma’mur Asmani (2012: 70) menjelaskan beberapa alternatif kiat sukses pengembangan Sekolah berbasis Kearifan lokal antara lain:

1. Membuat Teamwork

Sekolah berbasis kearifan lokal membutuhkan konsentrasi besar, sehingga tidak bisa dianggap sepele dan sekedar sampingan. Oleh karena itu, kepala sekolah sangat perlu membuat team work yang khusus menangani sekolah berbasis kearifan lokal. Tim inilah yang menggodok secara matang semua hal yang terkait dengan program ini baik itu materinya, sarana prasarananya, tenaga pengajarnya, prospek masa depannya, dan tindak lanjut ke depan.

2. Bekerja sama dengan Aparat Desa dan Tokoh Masyarakat

Untuk lebih memantapkan dan mengefektifkan program sekolah berbasis kearifan lokal, sekolah harus mengikutsertakan aparat dan tokoh masyarakat dalam proses perencanaan, kajian, uji coba, dan mengambil keputusan. Pelaksanaan program ini membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat lokal, sehingga keberadaan mereka harus diapresiasi dan ide-ide mereka diakomodasi secara proporsional.

3. Mempersiapkan Software dan Hardware

Software berupa program kurikulum, dan tenaga pengajar, sedangkan hardware berupa sarana dan prasarana yang menjadi fasilitas pendukung pelaksanaan program harus disiapkan secara rapi.

4. Menyiapkan Strategi Pelaksanaan

Program ini membutuhkan strategi pelaksanaan yang tepat, baik itu ditaruh di intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler. Jika diintra, maka menjadi satu mata pelajaran yang menjadi perhatian besar anak didik dan wajib diikuti oleh semua anak. Bila di ekstrakurikuler, maka biasanya waktunya sore dan disesuaikan dengan maniat dan bakat, namun waktunya lebih bebas, luas, dan menyenangkan. Menentukan strategi pelaksanaan ini sangat penting supaya bisa memprediksi hal yang akan terjadi dalam proses

(16)

16

pelaksanaan, bias mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi, sekaligus menyiapkan solusi alternatif secara cepat, aplikatif, dan efektif.

5. Studi Banding

Studi banding ke lembaga pendidikan yang sudah sukses menerapkan sekolah berbasis kearifan lokal bias mempercapat proses perencanaan, palaksanaan, dan penentuan target. Studi banding dapat melahirkan imajinasi dan ide-ide segar dalam mengembangkan sekolah berbasis kearifan lokal.

6. Mempersiapkan Siswa-Siswi yang Terampil

Untuk menjangkau masa depan yang kompetitif, dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, siswa-siswi belajar di lembaga pendidikan harus mempersiapkan untuk menguasai berbagai keterampilan.

7. Mempersiapkan Home Company

Seyogyanya sekolah mempunyai terobosan kreatif dengan mendirikan home company atau home industry sebagai objek percontohan yang bisa mendinamisasi potensi siswa-siswi.

8. Melibatkan Masyarakat Sekitar

Kesuksesan sekolah berbasis kearifan lokal harus dirasakan oleh masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, program ini harus melibatkan partisipasi masyarakat sekitar dalam konteks perencanaan, kajian, perumusan, penetapan, pelaksanaan, evaluasi, serta pengembangan secara intensif dan ekstensif, sesuai dengan bidangnya masing-masing.

(17)

17 BAB 3.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunaan pendekatan Research, Development dan Diffusion. Proposal penelitian ini merupakan merupakan penelitian pengembangan dan penelitian dissemination atau diffusion. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk mengembangkan sekolah dasar berbasis kearifan lokal di kawasan pertambakan Daerah Sidoarjo. Proses penelitian dilakukan dengan tahap pertama, sebagai berikut.

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah dasar di kawasan Pertambakan Kabupaten Sidoarjo, yang meliputi kecamatan Jabon, Sedati, dan Buduran.

B. Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar di kawasan pertambakan Kabupaten Sidoarjo yang meliputi 5 sekolah dasar

C. Analisis Data

Pada penelitian tahap pertama ini teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan Focus Group Discussion untuk mengeksplore indikator sekolah berbasis kearifan lokal dari guru, kepala sekolah, masyarakat, dan dinas pendidikan. Hasil eksplorasi tersebut disusun indikator-indikator yang disusun ke dalam kuisioner untuk dilakukan validasi kepada peserta FGD. Data dari kuisioner dianalisis secara eksploratory. Hasil dari analisis konfirmatory disusun instrumen untuk uji coba yang lebih luas kepada guru, kepala sekolah dan dinas pendidikan di Sekolah Dasar Kawaan pertambakan Kabupaten Sidoarjo.

Potensi dan Masalah Pendidikan di DaerahPertamba kan di SD Pengumpulan data dengan FGD dan Literer Draft Desain variabel dan dan Indikator sekolah berbasis kearifan

lokal

Validasi Ekspert draf desain variabel

dan indikator sekolah berbasis

kearifan lokal

Produk: Fix Model Variabel dan Indikator sekolah berbasis kearifan

lokal didaerah Pertambakan

Uji Coba desain : variabel dan indikator

sekolah berbasis kearifan lokal di daerah

Pertambakan

Revisi Desain variabel dan indikator sekolah berbasis kearifan lokal

di daerah Pertambakan

(18)

18

Data dari kuisioner ini dianalisis secara konfirmatory dengan SEM (standar equation modeling) untuk menemukan model variabel dan indikator.

Skema metodologis penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.

KEGIATAN PENGUMPULAN DATA ANALISIS DATA

DEFINE: Menyusun draf variable dan Indikator Sekolah dasar berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya pertambakan 1. FGD dengan Masyarakat pertambakan dan guru 2. Mengkaji dan menganalisis indikator sekolah berbasis kearifan lokal Deskriptif Kualitatif tentang Variabel dan Indikator Sekolah berbasis kearifan lokal.

DESIGN

Mendesain variable dan Indikator Sekolah berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya pertambakan. Validasi desain. Uji desain Model.

1. FGD dengan ekspert 2. Angket desain indikator sekolah dasar berbasis kearifan lokal. 1. Analisis Konten 2. Analisis Kuantitatif dengan dengan SEM (standart Equal Modeling DEVELOPMENT Uji Coba Model Sekolah dasar berbasis kearifan dengan konteks kultur pertambakan. 1. Observasi 2. FGD 3. Dokumen 4. Angket Evaluasi 1. Analisis EthnoFenomenologi dalam Sekolah berbasis kearifan lokal 2. Analisis Kuantitatif Evaluasi Efektifitas Dissemination/Diffusion Difusi Model Sekolah berbasis kearifan lokal dengan konteks budaya pertambakan. 1. Observasi 2. FGD 3. Angket Evaluasi 1. Analisis Deskriptif Kualitatif 2. Analisis Kuantitatif Efektifitas difusi Sekolah berbasis kearifan lokal v v v v v v v v v 1 2 3

(19)

19

Analisis data dengan SEM diawali dengan menggunakan rational judgement, apakah variabel dan indikator yang telah disusun menggambarkan desain sesuai dengan tujuan atau belum. Rational judgement dilakukan dengan penelaahan secara cermat dan kritis terhadap item-item pernyataan, karena setiap butir pernyataan erat kaitannya dengan isi dari variabel yang bersangkutan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis rational judgement sebagai berikut: 1) menganalisis butir-butir pernyataan dari indikator sekolah berbasis kearifan lokal sesuai dengan kisi-kisi masing-masing variabel dan ; 2) validitas eksternal dari validitas isi diperoleh dengan direview oleh 3 orang Expert Judgment.

(20)

20 BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

5.1. Anggaran Biaya

No Uraian Biaya

1 Honorarium Rp. 1.325.000

2 Pembelian Bahan Habis Pakai Rp. 3.265.000

3 Transportasi, Akomodasi, Konsumsi Rp. 950.000

Total Rp. 5.540.000

5.2. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan Tahun 2017-2018

9 10 11 12 1 2 3 4 5 16 7 8

Persiapan Pelaksanaan Kegiatan

Validasi Instrumen Pengambilan Data Analisis Data

Seminar hasil kegiatan Penyusunan laporan akhir Penelitian

(21)

21 Lampiran 1. Rincian Anggaran Kegiatan I. Honorarium Uraian Alokasi Waktu/Jam Banyak/Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Frek Volume Ketua 20 1 Orang 40000 800.000 Anggota 15 1 Orang 35000 525.000 Jumlah 1.325.000

II. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Pemakain

Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Frek Volume

Bahan Habis Pakai

I : Bahan Penelitian dan

Laporan

Kertas A4 5 rim 37.000 185.000

CD 10 biji 10.000 100.000

Kertas Karton 10 lembar 15.000 150.000

Spidol 10 Biji 7.000 70.000

Tinta 5 Biji 30.000 150.000

Penghapus 1 Pack 50.000 50.000

Gunting 20 Biji 10.000 200.000

Kertas Lipat 20 Biji 10.000 200.000

Karton Tebal 8 lembar 20.000 160.000

Biaya Validasi

Instrumen Validator 2 orang 500.000 1.000.000

Bahan Habis Pakai

III

Publikasi Jurnal Nasional

Terakreditasi 1 Kali 1.000.000 1.000.000

Jumlah 3.265.000

III. Transportasi, Konsumsi, Akomodasi

Uraian Justifikasi Pemakaian Kuantitas

Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Frek Volume

Perjalanan Perjalanan ke SDN di Pertambakan 20 Kali 25.000 500.000

Perjalanan Validasi ke UNESA 6 Kali 75.000 450.000

(22)

22 Lampiran 2. Biodata

A.Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Kemil Wachidah, M.Pd

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional -

4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 210377

5 NIDN 0720078402

6 Tempat dan Tanggal Lahir Sidoarjo, 20 Juli 1984

7 Email kemilwachidah@umsida.ac.id

8 Nomor Telepon/Hp 082132008977

9 Alamat Kantor Jl. Mojopahit 666B

10 Nomor Telepon/Faks 031 8945444/ 031 8949333 11 Lulusan yang Telah dihasilkan S1 = 25 orang

12 Mata Kuliah yang diampuh -Pendidikan Bahasa dan Sastra SD

-Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan sastra SD

-Strategi Belajar Mengajar

-Pembelajaran Bahasa Inggris di SD -Pendidikan Inklusi di SD B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Negeri Surabaya Bidang Ilmu 2005-2009 2010-2015 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pengaruh Pendekatan Nadhariyah al wihdah terhadap Kemampuan Berbahasa Arab Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Kemampuan

Menulis siswa gifted with asynchronous di SDN Inklusi Lemah Putro (Studi Tunggal pada Miko)

(23)

23

Pembimbing/Promotor M.Pd.I Laksono

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp) 1 2012 Kontroversi Imam Perempuan atas Laki-laki

pada Majlis Tarjih Muhammadiyah

Kemenag Rp.

10.000.000 2 2013 Strategi Pembelajaran berbasis Blue

Economy untuk meningkatkan skill entrepreneur di daerah pesisir pertambakan

Pribadi Rp. 2.000.000

3 2014 Mitos Kesempatan sama dan Kesenjangan Reproduksi Kesenjangan Sosial: Gambaran Nyata Kesenjangan Sosial dalam Pendidikan terhadap Anak-anak Petani Tambak

Posdaya Damandiri

Rp. 5.000.000

4 2014 Kekerasan Simbolik Tengkulak Ikan atas Petani Tambak di Area Pertambakan Sidoarjo

Posdaya Damandiri

Rp. 5.000.000

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp) 1 2013 Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Masyarakat Desa Tertinggal Melalui Bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan Dan Lingkungan Di Pertambakan Dusun Kali Alo Dan Kali Kajang

Sidoarjo Jawa Timur

(KKN PPM)

Dikti Rp. 85.000.000

2 2012/2013 IbM Kelompok Usaha Kecil Ikan Asap di Desa Penatarsewu Sidoarjo

(PKM)

Dikti Rp. 40.000.000

3 2015-2016

IbW Pertambakan Kalialo dan Kalisogo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo

(PKW)

(24)

24 4 2013-

Sekarang

Ketua Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Posdaya Damandiri Rp. 114.000.000/Peryear 5 2012 - Sekarang

Pengurus Pusat Studi Wanita dan anak Univ.Muhammadiyah Sidoarjo 6

2013-Sekarang

Supervisor Sekolah Dasar Inklusi Lemah Putro 1 Sidoarjo

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1 Mitos Kesempatan sama dan

Kesenjangan Reproduksi Kesenjangan Sosial: Gambaran Nyata Kesenjangan Sosial dalam Pendidikan terhadap Anak-anak Petani Tambak

Jurnal Society Vol 11, No 1 (2014)

2 Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Anak Gifted with Disynchronous Develepment (Studi Tunggal pada Satu Subyek)

Jurnal Pedagogia Vol 6 No 1 (2017)

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Temu

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Waktu dan Tempat

1 Konferensi Nasioanl Posdaya

Mitos Kesempatan sama dan Kesenjangan Reproduksi Kesenjangan Sosial: Gambaran Nyata Kesenjangan Sosial dalam Pendidikan terhadap Anak-anak Petani Tambak

2013/ Dinas

Kesejahteraan Sosial Surabaya

2 Seminar Nasional FKIP Umsida

Strategi Pembelajaran berbasis Blue Economy untuk meningkatkan skill entrepreneur di daerah pesisir pertambakan

2013/ Aula SMAMDA Sidoarjo

3 Seminar Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Kekerasan Simbolik Tengkulak Ikan atas Petani

(25)

25

Tambak di Area Pertambakan Sidoarjo 4 Seminar Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat

Pemeberdayaan

Masyarakat Pertambakan melalui Program Posdaya

2015 / Universitas Negeri Yogyakarta

5 Seminar Penelitian Pengaruh SRSD terhadap Kemampuan Menulis Deskriptif siswa SD Kelas Tinggi

2017/ Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Waktu & Tempat

H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir

No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

I.Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial lainnya dalam 10 Tahun Terakhir

No Judul/Tema Jenis Rekayasa Sosial lainnya Yang Telah

Diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respon Masyarakat

1. Kabupaten Layak Anak 2013 Sidoarjo Baik

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1. Lulusan Terbaik S1 Universitas Muhammadiyah

Sidoarjo

2009

2. Dosen Pembimbing Lapangan KKN Terbaik 1

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo3

2013

(26)

26

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penugasan skema program pengabdian masyarakat.

Sidoarjo, 18 Juni 2017 Ketua Pengusul,

(27)

27 Biodata Anggota

1. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Mahardika Darmawan Kusuma W., M.Pd

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Jabatan Fungsional -

4. NIDN 0705099001

5. Tempat dan Tanggal Lahir Pasuruan, 05 September 1990

6. Email mahardikadarmawan@umsida.ac.id

7. Nomor Telepon/HP -/085646424525

8. Alamat Kantor Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo 9. Nomor telepon/Faxs 03189454444/ Faxs. 03189493333

10.Bidang keahlian Guru Kelas SD

11.MataKuliahyangdiampu

1. Pendidikan Matematika SD Kelas Awal 2. Pendidikan Matematika SD Kelas Tnggi 3. Pengembangan Pembelajaran Matematika 4. Pendidikan PKn Kelas Tinggi

2. Riwayat Pendidikan

S1 S2

Nama Perguruan Tinggi Universitas Negeri Malang Universitas Negeri Malang

Bidang Ilmu PGSD Pendidikan Dasar (PGSD

Konsentrasi guru kelas)

Tahun masuk-lulus 2008-2012 2012-2014

Judul Skripsi/Tesis

Hubungan antara kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan siswa di kelas V SDN Wonorejo 4 kabupaten Pasuruan

Pengembangan instrumen penilaian membaca dan menulis permulaan kelas II sekolah dasar

Nama Pembimbing/Promotor Muchtar S.Pd., M.Si. dan

Drs. M. Thoha A.R., S.Pd., M.Pd

Dr. Endah Tri Priyatni, M.Pd dan Dr. Alif Mudiono, M.Pd

3. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No. Judul artikel Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1. Implementasi Surat edaran Mendikbud Terhadap Peran Orang Tua Pada Hari Pertama Sekolah Jurnal PEDAGOGIA FKIP UMSIDA Volume 5/2/2016 Jurnal Nasional Belum Terakreditasi

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Sidoarjo, Mei 2017 Hormat saya,

(28)

28 Lampiran 3. Surat Pernyataan

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak adanya interaksi yang terjadi antara perlakuan pati singkong karet dan sari bawang putih terhadap analisa ketebalan,

Penulis dapat menyelesaikan pendidikannya atas rahmat Allah SWT, dan dukungan serta doa dari kedua orang tua dengan memilih judul “Dampak Risiko Pembiayaan, Risiko

Pemanfaatan Instagram sebagai media komunikasi pariwisata merupakan cara yang dirasa cukup efisien dibandingkan dengan media komunikasi konvensional lainnya. Hal ini

Walaupun Fasal ke-8 menyebut Raja secara lazimnya hendaklah bermesyuarat dengan segala menteri atas apa-apa pekerjaan kerajaan dan peraturan undang-undang, namun dihujahkan bahawa

proses pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik storytelling untuk mengatasi rendahnya interaksi sosial di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang

Isi pesan yang disampaikan oleh Humas Kota Bandung Melalui Media Sosial Instagram dalam Meningkatkan Citra Pemerintahan Kota Bandung adalah dengan cara memberikan

Penggunaan metode inkuiri sebagai upaya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan dengan mengacu kepada minat peserta didik dengan mengangkat

Analisis BI pada Fasilkom Unsri menggunakan business intelligence roadmap meliputi fase justification , planning , dan business analysis mengusulkan solusi BI