• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSON. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSON. pdf"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

HALIM WADUDU

NIM. 2009120018

JURUSAN MANAJEMEN

KONSENTRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

(2)

i

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi kasus pada Koperasi Unit Desa Karangploso Malang)

SKRIPSI

OLEH: HALIM WADUDU

NIM:2009120018

Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Untuk Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal :

Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

Utama Pendamping

Dr.M. Rifa’i, SE.,MM Dr. Budi Prihatminingtyas, SE., M.AB

Mengetahui, Ketua Program Studi

(3)

ii

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi kasus pada Koperasi Unit Desa Karangploso Malang)

SKRIPSI

OLEH: HALIM WADUDU

NIM:2009120018

Telah Dipertahankan Di Hadapan Dan Telah Diterima Tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi

Univ. Tribhuwana Tunggadewi Malang Pada tanggal :

Tim Penguji:

a. Dr. M. Rifa’i, SE.,MM

b. Dr. Budi Prihatminingtyas, SE.,M.AB

c. Warter Agustim,SE.,MM

Mengesahkan, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iii

Fakultas / Program Studi : Ekonomi / Manajemen

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Koperasi Unit Desa Karangploso” adalah Hasil Karya sendiri dan bukan Karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka penulis bersedia menerima sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, September 2013 Yang Menyatakan,

(5)

iv

(6)

v

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat limpahan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “AnalisisPengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Koperasi Unit Desa

Karangploso’’ sebagai syarat untuk menyandang gelar Sarjana Strata-1 (S-1)

pada Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini berkat

bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung baik

secara moral dan materi. Oleh karena itu penulis sangat ingin menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Wani Hadi Utomo selaku Rektor di Universitas Tribhuwana

Tunggadewi Malang.

2. Bapak Drs. Hari Purnomo, MSi., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

3. Ibu Dr. Nur Ida Iriani, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

4. BapakDr. M. Rifa’i SE.,MM selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis hingga terselesaikannya

penyusunan skripsi ini.

(7)

vi

memberikan banyak masukan untuk perbaikan skripsi ini dan menunjukkan

berbagai kesalahan didalamnya.

7. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Manajemen Universitas Tribhuwana

Tunggadewi Malang yang telah menyumbangkan ilmunya kepada penulis dan

membantu serta membimbing penulis selama perkuliahan.

8. Seluruh jajaran pengurus dan karyawan Koperasi Unit Desa Karangploso

yang telah rela menyumbangkan waktu serta memberikan data dan informasi

yang sangat dibutuhkan penulis hingga terselesaikannya skipsi ini.

9. Ayah dan Ibu serta kakak dan adik yang tercinta atas do’a dan dukungan yang

sangat luar biasa yang tidak dapat tergantikan sehingga penyusunan skripsi

ini dapat selesai dengan baik dan lancar.

10. Teman-teman Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

khususnya teman seperjuangan Program Studi Manajemen Angkatan 2009

yang selalu memberikan support kepada penulis.

11. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA) yang telah memberikan

pengalaman organisasi kepada penulis.

12. Dan kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan, dorongan, serta Motivasi yang telah diberikan kepada

(8)

vii

Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan dapat berguna bagi kita semua. Amin.

Malang, September 2013

(9)

viii

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

Abstraksi ... xv

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB IILANDASAN TEORI ... 5

2.1 Komunikasi Interpersonal ... 5

2.1.1 Defenisi Komunikasi Interpersonal ... 5

2.1.2 Komponen Komunikasi Interpersonal ... 6

2.1.3 Bentuk Komunikasi Interpersonal ... 8

2.1.4 Tujuan Komunikasi Interpersonal ... 9

2.1.5 Evektivitas Komunikasi Interpersonal ... 11

2.2 Kinerja ... 12

2.2.1 Definisi Kinerja ... 12

(10)

ix

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.6.2 Uji Reabilitas ... 31

3.7 Uji Asumsi Klasik ... 32

3.7.1 Uji Normalitas ... 32

3.7.2 Uji Multikolineritas ... 32

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ... 32

3.8 Analisa Data ... 33

3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 33

3.8.2 Analisis Korelasi Linear Berganda ... 34

3.9 Uji Hipotesis ... 35

3.9.2 Uji F ... 35

3.9.3 Uji T ... 35

BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Sejarah Perkembangan Koperasi Unit Desa Karangploso ... 37

4.1.2 Wilayah keanggotaan Koperasi Unit Desa Karangploso ... 38

(11)

x

4.2.2 Usia Responden ... 45

4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 46

4.2.4 Status Perkawinan Responden ... 46

4.2.5 Status Pekerjaan Responden ... 47

4.2.6 Masa Kerja Responden ... 47

4.2.7 Gaji Responden ... 48

4.3 Uji Validitas ... 49

4.3.1 Butir Pernyataan Variabel Kepercayaan Diri ... 49

4.3.2 Butir Pernyataan Variabel Keakraban ... 50

4.3.3 Butir Pernyataan Variabel Manajemen Interaksi ... 51

4.3.4 Butir Pernyataan Variabel Daya Ekspresi ... 52

4.3.5 Butir Pernyataan Variabel Orientasi Kepada Orang Lain ... 53

4.3.6 Butir Pernyataan Variabel Kinerja ... 54

4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 55

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 56

4.4.1 Uji Normalitas ... 56

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 57

4.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 57

4.6 Hasil Uji Hipotesis ... 58

4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda... 58

4.5.2 Analisis Korelasi Linear Berganda ... 61

4.5.3 Uji F (Uji Simultan) ... 61

4.5.4 Uji Hipotesis Kedua (Uji T) ... 62

4.7 Pembahasan ... 64 4.7.1 Variabel Komunikasi Interpersonal Yang Terdiri Dari Kepercayaan Diri,

(12)

Orang Lain Secara Parsial Memiliki Pengaruh Besar Terhadap Kinerja

Karyawan... 65

4.7.3 Variabel Komunikasi Interpersonal Yang Mempunyai Pengaruh Dominan Terhadap Kinerja Karyawan... 67

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

(13)

xi

Tabel 4.1 Susunan Pengurus ... 38

Tabel 4.2 Susuanan Pengawas ... 39

Tabel 4.3 Susuanan Manajemen ... 39

Tabel 4.4 Karakteristik Responden ... 44

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Diri ... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Keakraban ... 50

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Manajemen Interaksi ... 51

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Daya Ekspresi ... 52

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Orientasi Kepada Orang Lain ... 53

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja ... 54

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabelitas ... 55

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolineritas ... 57

Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linear Dengan Tiga Variabel Bebas... 59

Tabel 4.14 Hasil Uji Analisis Korelasi Linear Berganda... 61

Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Pertama (Uji F) ... 62

(14)

xii

Gambar 4.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Gambar 4.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia Responden ... 45

Gambar 4.3 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden 46 Gambar 4.4 Persentase Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden . 46 Gambar 4.5 Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden .... 47

Gambar 4.6 Persentase Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden ... 47

Gambar 4.7 Persentase Responden Berdasarkan Gaji Responden ... 48

Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 56

(15)

xiii

Lampiran 3 Uji Validitas Variabel Manajemen Interaksi ... 77

Lampiran 4 Uji Validitas Variabel Daya Ekspresi ... 79

Lampiran 5 Uji Validitas Variabel Orientasi Kepada Orang Lain ... 81

Lampiran 6 UjiValiditasVariabelKinerja (Y) ... 83

Lampiran 7 Uji Linear Berganda ... 85

Lampiran 8 UjiAsumsiKlasik ... 89

(16)

xiv

Management Study Program, Economic Faculty, Tribhuwana Tunggadewi University

E-mail: halimwadudu@yahoo.com

ABSTRACT

Interpersonal communication can be said to be effective or successful if there is mutual understanding from the sender to the receiver of the message, so the message is easily understood and implemented. Employees’ performance is important to determine the events in the company. The company's success will go hand in hand with employees’ performance. One of individual's abiliti need in this study is interpersonal communication skill.

The purpose of this study was to find out whether interpersonal communication variables consisted of self-confidence, familiarity, interaction management, expression power, and orientation to others simultaneously, partially, and dominantly had high influence on the employees’ performance. This research used quantitative, the data collections used were interviews, questionnaires, and documentation. The population was 43 people and for the sample taken by census method.

The hypothesis, test needed to have classical assumption tests for intance normality test, multicollinearity test, and heteroskedasitas test toexan the effects. The results of the tests were F value and F table (4.029>2.470) and confidence X1

had tcount of 3.614>ttable of 2.026, familiarity X2 had tcount of 4.727>ttable of 2.026,

interaction management X3 had tcount of 2.971>ttable of 2.026, expression X4 had

tcount of 2.541>ttable of 2.026, and orientation X5 had tcount of 2.901>ttable of 2.026.

Thus there searcher concludes that the employees' performance is strongly influenced by the 5 variables studied and applied by an organization as a consideration to measure the employees’ performance.

(17)

xv

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,Universitas Tribhuwana Tunggadewi

E-mail: halimwadudu@yahoo.com

Abstrak

Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif atau berhasil apabila terciptanya saling pengertian dari pengirim kepada penerimapesan, sehingga pesan yang disampaikan mudah dimengerti dan dilaksanakan. Kinerja pegawai sangatlah menentukan jalannya kegiatan dalam perusahaan itu, keberhasilan perusahaan akan berjalan seiring dengan kinerja karyawan. Salah satu bentuk kemampuan individual tersebut adalah kemampuan komunikasi interpersonal.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui untuk mengetahui apakah variable komunikasi interpersonal yang terdiri dari kepercayaan diri, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan orientasi kepada orang lain secara simultan, parsial dan yang dominan memiliki pengaruh besar terhadap kinerja karyawan. Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif, pengumpulan data menggunakan metode wawancara, penyebaran kuesioner, dan dokumentasi. Populasi yang ada berjumlah 43 orang dan untuk sampel diambil keseluruhan dengan metode sensus.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh. Dari hasil pengujian tersebut, maka didapat Fhitung dan Ftabel

(4,029>2,470) dan kepercayaan diri X1 mempunyai thitung sebesar 3,614 > ttabel

2,026, keakraban X2 mempunyai thitung sebesar 4,727 >ttabel sebesar 2,026,

manajemen interaksi X3 mempunyai thitung sebesar 2,971 > ttabel sebesar 2,026, daya

ekspresi X4 mempunyai thitung sebesar 2,541 > t tabel sebesar 2,026, dan variabel

orientasi kepada orang lain X5 mempunyai thitung sebesar 2,901 > t tabel sebesar

2,026. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh 5 variabel yang diteliti dan diterapkan oleh sebuah organisasi sebagai bahan pertimbangan untuk melihat kinerja dari karyawan.

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan

orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk

dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Sumber daya manusia mempunyai

peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan karena sebagai pengatur dan

penggerak segala bentuk aktivitas dari dunia usaha. Jadi kunci sukses sebuah

organisasi adalah kepemilikan sumber daya manusia yang berkualitas.

Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh karyawan adalah kemempuan

melakukan komunikasi interpersonal.Komunikasi interpersonal adalah

komunikasi yang dilakukan antar seseorang dengan orang lain dalam suatu

masyarakat maupun organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan

media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai

tujuan tertentu (Purwanto,2006:21). Komunikasi interpersonal dapat dikatakan

efektif atau berhasil apabila terciptanya saling pengertian dari pengirim kepada

penerima pesan, sehingga pesan yang disampaikan mudah dimengerti dan

dilaksanakan. Maka diperlukan kemampuan seseorang untuk menciptakan suatu

pesan yang tepat agar dapai mencapai komunikasi yang efektif. Terbentuknya

komunikasi yang efektif dapat dilihat dari; kepercayaan diri, keakraban,

(19)

Menurut (Mangkunegara 2000:67) kinerja adalah hasil kerja kualitas dan

kuantitas yang ingin dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas

nya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dapat di

artikan sebagai hasil kerja yang diperoleh karyawan untuk mencapai target target

perusahaan. Kinerja karyawan sangatlah menentukan jalannya kegiatan dalam

perusahaan itu, keberhasilan perusahaan akan berjalan seiring dengan kinerja

karyawan. Maka untuk mencapai keberhasilan tentunya diperlukan kinerja yang

sesuai dengan harapan dari perusahaan. Pengukuran kinerja dapat dilakukan

dengan berbagai kriteria salah satu teori yang ada yaitu menurut Amstrong dan

Barron, membagi tiga type ukuran kinerja berdasarkan pada lingkup

penggunaannya, yaitu dalam lingkup individual, tim dam organisasi.

Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja secara tidak

langsung telah terlihat melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

individual yang dikemukakan oleh (Robert L. Mathis 2006:47). Disebutkan salah

satu faktor yang mempengaruhi kinerja individu adalah individual dalam

melakukan pekerjaan yang terdiri dari bakat, minat dan faktor kepribadian. Salah

satu bentuk kemampuan individual tersebut dapat berupa kemampuan komunikasi

interpersonal. Untuk lebih memahami arti penting komunikasi interpersonal

dalam sebuah organisasi khususnya bagi para karyawan koperasi dalam mencapai

kinerja yang sesuai dengan target, maka sangat menarik untuk melakukan

(20)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka ditetapkan perumusan masalah yang

terdiri dari, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan daya orientasi

pada orang lain sebagai berikut:

1. Apakah variabel komunikasi interpersonal yang terdiri dari, kepercayaan

diri, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan daya orientasi

pada orang lain berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan?

2. Apakah variabel komunikasi interpersonal yang terdiri dari, kepercayaan

diri, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan daya orientasi

pada orang lain ini mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial

terhadap terhadap kinerja karyawan?

3. Manakah variabel komunikasi interpersonal yang mempunyai pengaruh

dominan terhadap kinerja karyawan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah variabel komunikasi interpersonal yang terdiri

dari kepercayaan diri, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan

orientasi kepada orang lain secara simultan memiliki pengaruh besar

terhadap kinerja karyawan.

2. Untuk mengetahui apakah variabel komunikasi interpersonal ini yang dari

(21)

orientasi kepada orang lain secara parsial memiliki pengaruh besar

terhadap kinerja karyawan.

3. Untuk mengetahui manakah variabel komunikasi interpersonal yang

mempuyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakan penelitian ini, diharapkan hasilnya memberi manfaat

yang berguna kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu alternatif dasar

pemikiran bagi organisasi dalam rangka pengidentifikasian komunikasi

interpersonal guna meningkatkan kinerja karyawan.

2. Bagi Peneliti

Dapat menjadi tambahan referensi mengenai komunikasi interpersonal

karyawan terutama melihat bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja.

3. Bagi pihak lain yang berkepentingan

a. Dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai pengaruh

komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan pada suatu

organisasi.

b. Dapat dijadikan sebagai suatu bahan pertimbangan/tolak ukur maupun

sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak lain yang mengadakan

(22)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Interpersonal

2.1.1 Defenisi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal menurut Muhammad (2005:159) adalah proses

pertukaran informasi di antara dua orang atau lebih yang dapat di ketahui

langsung umpan baliknya.

Komunikasi interpersonal menurut Sule dan Saefullah (2010:299) adalah

komunikasi yang dilakukan antar seseorang dengan orang lain dalam sebuah

organisasi. Komunikasi interpersonal bisa dilakukan antar individu dalam suatu

bagian, antarbagian dalam organisasi, antarbawahan, antar pimpinan, maupun

antar pimpinan dan bawahan.

Pendapat lain mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal adalah

komunikasi yang dilakukan antar seseorang dengan orang lain dalam suatu

masyarakat maupun organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan

media tertentu dan bahasa yang mudah di pahami untuk mencapai tujuan tertentu

(Purwanto 2006:21).

Faktor penyebab kinerja dibagi menjadi dua tipe yaitu faktor internal dan

faktor eksternal, faktor internal meliputi: (1) Kelemahan dalam memperoleh

peluang; (2) Kelemahan dalam struktur akses permodalan; (3) Kelemahan

dibidang organisasi dan manajemen; (4) Keterbatasan dalam pemanfaatan akses

dan penguasan teknologi; (5) Keterbatasan jaringan usaha dan kerjasama usaha.

(23)

karena masih ada persaingan yang tidak sehat; (2) Sarana dan prasarana yang

kurang memadai; (3) Pembinaan yang masih kurang terpadu; (4) Masih kurang

pemahaman, kepercayaan dan kepedulian dari sebagian masyarakat

(Prihatminingtyas, 2010).

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan

bahwa komunikasi interpersonal adalah:

1. Komunikasi dilakukan dua orang atau lebih

2. Komunikasi dilakukan dilingkungan masyarakat maupun organisasi

untuk mencapai suatu tujuan.

3. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung melalui tatap mukaataupun

melalui media lain seperti telpon dan internet.

4. Dalam proses komunikasi dapat langsung diketahui umpan baliknya.

2.1.2 Komponen Komunikasi Interpersonal

Menurut Aminah dalam komponen-komponen komunikasi interpersonal

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Komunikasi interpersonal dilakukan paling tidak oleh dua orang. Setiap

orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal memfokuskan dan

mengirim pesan (fungsi pengiriman) dan sekaligus menerima dan

memahami pesan (fungsi penerima)

b. Econding dan deconding

Econding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan yang

disampaikan di kode atau diformulasikan lebih dulu dengan

(24)

menginterpretasikan dan memahami pesan yang diterima disebut

deconding.

c. Pesan

Pesan ini dapat disampaikan baik dalam bentuk komunikasi verbal

maupun nonverbal.

d. Saluran

Saluran berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara

pengirim dengan penerima pesan. Dalam komunikasi interpersonal

lazimnya para pelaku komunikasi bertemu secara tatap muka (face to

face).

e. Gangguan

Seringkali pesan yang dikirim berbeda makna dengan pesan yang

diterima, hal ini disebabkan karena adanya gangguan saat komunikasi

berlagsung.

f.Umpan balik (feed back)

Umpan balik memainkan peranan penting dalam komunikasi antar

pribadi karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan

bergantian memberikan umpan balik dengan berbagi secara langsung.

g. Bidang pengalaman (field of experience)

Komunikasi akan lebih efektif bila para pelaku mempunyai mempunyai

(25)

h. Akibat (effect)

Proses komunikasi selalu mempunyai akibat, baik akibat positif maupun

akibat negatif.

i.Konteks

Ada tiga dimensi konteks dalam proses komunikasi interpersonal,

dimensi fisik (tempat), dimensi sosial psikologis, dimensi temporal yang

menunjukan adaanya pesan khusus yang sesuai dengan rangkaiaan

kejadian-kejadian komunikasi.

2.1.3 Bentuk Komunikasi Interpersonal

Pada dasarnya, ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam

komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yaitu komunikasi verbal dan

nonverbal. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasa

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada pihak lain secara

tertulis maupun lisan (Purwanto,2006:5). Melalui komunikasi secara lisan

atau tertulis diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan

pengirim pesan dengan baik.

a. Komunikasi lisan

Kekuatan komunikasi lisan terletak pada kecepatan dan umpan baliknya.

Suatu pesan verbal dapat disampaikan dan jawabannya bisa diterima

dalam waktu yang singkat. Kelemahan komunikasi lisan terdapat ketika

(26)

banyak orang yang dilalui oleh sebuah pesan, semakin besar

kemungkinan penyimpangannya.

b. Komunikasi tertulis

Kekuatan komunikasi tertulis adalah cara ini mudah dan bisa

diverifikasi. Pesan dalam bentuk cetakan membuat pengirim maupun

penerima memiliki dokumentasi dari komuniksi tersebut. Kelemahannya

adalah dalam penyampaian membutuhkan lebih banyak waktu.

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur, komunikasi

ini dapat berbentuk gerakan anggota tubuh. Komunikasi nonverbal penting

artinya terutama dalam penyampaian perasaan dan emosi, mendeteksi

kecurangan atau kejujuran, serta sifatnya yang efisien (Purwanto,2006:9).

2.1.4 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Menurut Muhammad (2005:165) ada enam tujuan komunikasi interpersonal,

yaitu:

1. Menemukan diri sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal

atau pribadi. Bila terlibat dalam pertemuan interpersonal, maka akan

banyak yang dapat dipelajari tentang diri sendiri maupun orang lain.

Kenyataannya dari presepsi kita adalah hasil dari apa yang telah

(27)

2. Menemukan dunia luar

Mampu memahami diri sendiri maupun orang lain membuat lebih

memahami dengan baik dunia luar. Banyak yang diketahui datang dari

komunikasi interpersonal, seringkali banyak informasi itu didiskusikan

dan dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.

3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan

memeliara hubungan baik dengan orang lain. Banyak waktu yang

digunakan dalam komunikasi interpersonal untuk membentuk dan

menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

4. Berubah sikap dan tingkah laku

Komunikasi interpersonal seringkali digunakan untuk mengubah sikap

dan tingkah laku orang lain.

5. Untuk bermain dan kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama

adalah mencapai kesenangan. Berbicara mengenai aktivitas ahir pekan,

olah raga dan cerita lucu terliat merupakan pembicaraan yang tidak

terlalu bearti tetapi mempunyai tujuan yang sangat penting. Melakukan

komunkasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan

dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan

(28)

6. Untuk membantu

Interaksi komunikasi interpersonal juga dapat berfungsi membantu

orang lain, salah satu bentuknya adalah dengan berkonsultasi dengan

orang yang telah dipercaya.

2.1.5 Evektivitas Komunikasi Interpersonal

Menurut De Vito dalam subakti (2008) evektivitas komunikasi interpersonal

dapat dilihat dari lima hal, yaitu:

1. Kepercayaan diri (self konfidence)

Dalam komunikasi interpersonal komunikator yang evektif haruslah

memiliki kepercayaan diri. Seorang komunikator yang evektif selalu

merasa nyaman bersama orang lain dan merasa nyaman dalam situasi

komunikasi pada umumnya.

2. Keakraban (immediacy)

Keakraban mengacu pada suatu proses penggabungan antara

komunikator dan komunikan sehingga akan tercipta suatu kesamaan

antar keduanya.

3. Manajmen interaksi (interaction management)

Komunikator yang evektif perlu mengendalikan interaksi untuk

mencapai kepuasan kedua belah pihak. Dalam membangun manajemen

interaksi yang efektif, tidak seorang pun merasa di abaikan atau merasa

menjadi tokoh utama. Masing-masing pihak memberikan kontribusi

(29)

4. Daya ekspresi (expressiveness)

Daya ekspresi mengacu pada suau keterampilan mengkomunikasikan

keterlibatan yang tulus dalam interaksi interpersonal.

5. Orientasi pada orang lain (other orientation)

Sikap yang berorientasi kepada orang lain merupakan suatu kemampuan

komunikator untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicaranya selama

berkomunikasi. Orientasi ini mencakup pengkomunikasian perhatian

dan minat terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicara.

2.2 Kinerja

2.2.1 Definisi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja kualitas dan

kuantitas yang ingin dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yaang diberikan kepadanya.

Pendapat lain tentang kinerja adalah menurut (Rivai 2009:309) yang

menyatakan kinerja sebagai perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.

Menurut (Robbins:2008) bahwa kinerja merupakan fungsi dari kemampuan,

motivasi dan kesempatan.dengan kemampuan kinerja seseorang tergantung pada

kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.

Disisi lain Prihatminingtyas (2005) menegaskan bahwa kemampuan yang

(30)

Berdasarkan beberapa pandangan tentang kinerja tersebut, maka secara

umum kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2.2.2 Kriteria Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individual menurut Robert

L.Mathis dan Jhon H.Jackson (2006:113)

1. Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut terdiri dari

bakat, minat dan faktor kepribadiaan.

2. Tingkat usaha yang dicurahkan, terdiri dari motivasi, etika kerja

kehadiran, dan rancangan tugas.

3. Dukungan organisasi, terdiri dari pelatihan dan pengembangan, standar

kinerja,manajemen dan rekan kerja.

Selain faktor-faktor kinerja, untuk mengukur kinerja dapat dilihat dari sudut

lingkup kinerja yang dijelaskan oleh Amstrong, Baron dan Wibowo (2007:361)

yang membagi tiga tipe ukuran kinerja berdasarkan lingkup penggunaannya,

dalam lingkup individual, tim dan organisasional. Lingkup penelitian ini untuk

mengukur kinerja pegawai maka hanya dijelaskan tentang ukuran individual

yaitu:

Ukuran kinerja untuk individu karyawan meliputi:

1. Kuantitas, dinyatakan dalam jumlah output, atau persentase antara

(31)

2. Kualitas, dinyatakan dalam bentuk pengawasan kualitas yang bervariasi

diluar batas, jumlah keluahan yang masih diluar batas yang dapat

dipertimbangkan untuk ditoleransi.

3. Produktifitas, diukur sebagai output per pekerja.

4. Ketepatan waktu, dinyatakan dalam bentuk pencapaian batas waktu

pengiriman, jumlah unit yang dapat di selesaikan tepat waktu.

5. Pengawasan biaya, sebagai biaya unit produksi, variasi upah buruh

langsung maupun tidak langsung.

2.2.3 Penilaian Kinerja

Menurut Dessler (Guritno dan Waridin, 2005), penilaian kinerja adalah

memberikan umpan balik kepada pegawaidengan tujuan memotivasi orang

tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau berkinerja lebih baik lagi.

Dalam proses penlaian kinerja ada lima prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam

proses penilaian kinerja, yakni:

1) Melibatkan orang yang tepat dalam penilaian.

2) Penilaian harus dilihat sebagai suatu sub-sub sistem dari sistem-sistem yang

kompleks.

3) Belajar dari proses implementasi.

4) Fleksibilitas harus terjaga.

5) Bersikap sabar.

6) Unsur-unsur yang digunakan dalam penilaian kinerja pegawai

Tolak ukur atau ukuran penilaian kinerja pegawai berbeda tergantung dari

(32)

faktor-faktor pembentuk prestasi kerja dapat dijabarkan dalam beberapa unsur yang

selanjutnya dapat digunakan sebagai tolok ukur penilaian kinerja.

Adapun unsur-unsur yang dimiliki, menurut Hasibuan (2001:95) adalah,

sebagai berikut:

1) Kesetiaan

Unsur kesetiaan dalam hal ini menyangkut loyalitas pegawai terhadap

pekerjaannya, jabatan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan

pegawaimenjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar organisasi

yang tidak bertanggung jawab.

2) Kedisiplinan

Penilai menilai disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan

melakukan pekerjaan sesuai dengan instruktur yang diberikan kepadanya.

3) Kejujuran

Penilai menilai kejujuran pegawaidalam melaksanakan dan menjalankan tugas

dan tanggung jawabnya.

4) Kerja sama

Penilai menilai hasil kerja yang baik kualitas/ kuantitas dapat dihasilkan

pegawaitersebut dari uraian pekerjaannya.

5) Kreatifitas

Peniali menilai kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreatifitasnya

(33)

6) Kepemimpinan

Penilai menilai kemampuan untuk memimpin berpengaruh, mempunyai

perbedaan yang kuat, dihormati, berwibawa dan dapat memotivasi orang lain/

bawahannya/ bekerja secara aktif.

7) Kepribadian

Menilai pegawai dan sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi

kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik serta berpenampilan

simpatik dan wajar.

Lebih lanjut, Hasibuan (2001) menegaskan bahwa kriteria penilaian

kinerja dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:

1) Penilaian kinerja berdasarkan hasil

Tipe kriteria ini merumuskan pekerjaan berdasarkan pencapaian tujuan

organisasi, atau mengukur hasil akhir. Jajaran kinerja biasa ditetapkan oleh

manajemen atau kelompok kerja, tetapi jika menginginkan agar pegawai

meningkatkan kinerja mereka, maka penetatap sasaran secara partisipasi

dengan melibatkan para pegawai akan jauh berdampak positif terhadap

peningkatan kinerja organisasi.

2) Penilaian kinerja berdasarkan perilaku

Tipe kriteria ini mengukur sarana pencapaian sasaran dan bukannya hasil

akhir.

3) Penilaian kinerja berdasarkan judgement

Tipe kriteria ini menilai atau mengevaluasi kinerja pegawai berdasarkan

(34)

a. Jumlah kerja yang dilakukan dalam satu periode yang ditentukan.

b. Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan

kesiapan.

c. Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaannya dan keterampilannya.

d. Kesetiaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota

organisasi).

e. Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian

terhadap kerja.

f. Mengukur kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan dan integritas

pribadi.

Penilaian kinerja pada seluruh pegawai merupakan kegiatan yang harus

secara rutin dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi

secara obyektif tepat dan didokumentasikan secara baik cenderung menurunkan

potensi penyimpanan yang dilakukan pegawai sehingga kinerja pegawai sesuai

dengan yang dibutuhkan perusahaan.

Penilaian kinerja yang sistematik akan sangat bermanfaat untuk berbagai

kepentingan, antara lain:

1) Mendorong peningkatan kinerja pegawai

Dengan mengetahui hasil penilaian pegawai maka pihak-pihak yang terlibat

dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar kinerja pegawaidapat

(35)

2) Bahan pertimbangan keputusan dalam pemberian imbalan

Imbalan yang diberikan perusahaan tidak terbatas hanya pada upah atau gaji

saja akan tetapi juga berbagai imbalan lain seperti bonus akhir tahun, hadiah

pada hari raya atau bahkan ada perusahaan yang memperbolehkan

pegawainya yang memiliki sejumlah saham perusahaan sebagai demean hasil

penilaian kinerja dapat ditentukan siapa-siapa yang berhak menerima berbagai

imbalan tersebut.

3) Kepentingan mutasi pegawai

Hasil penilaian kinerja pegawaidi masa lalu dapat dijadikan dasar

pengambilan keputusan mutasi baginya dimasa depan. Mutasi tersebut dapat

berupa promosi dan alih wilayah.

4) Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan

Guna mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan ataupun untuk

mengembangkan potensi pegawaiyang sebelumnya belum tergaris

sepenuhnya, hal tersebut dapat terungkap pada hasil penilaian kinerja.

5) Membantu para pegawai menentukan rencana kariernya

Dengan hasil penilaian kinerja maka bagian personalia dapat membantu

pegawaidalam menyusun program pengembangan karier yang paling tepat

(36)

2.3. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja

Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja secara

tidak langsung telah terlihat melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

individual yang telah dikemukakan oleh Robert L.Mathis dan Jhon H.Jackson

(2006:36) mereka menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja individu adalah kemampuan individual dalam melakukan pekerjaan

yang terdiri dari bakat, minat dan faktor kepribadian. Dalam hal ini

komunikasi interpersonal dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk

kemampuan yang dimiliki oleh individu.

2.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, komunikasi

interpersonal mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kinerja pegawai.

Menurut Muhammad (2005:159) komunikasi interpersonal adalah proses

pertukaran informasi diantara seseorang dengan seseorang lainnya atau

biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Di

dalam suatu organisasi khususnya di perusahaan proses komunikasi adalah

(37)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan

kebenarannya. Dalam penelitian ini, hipotesis yang dibuat adalah seperti

dibawah ini:

H1 = Diduga kepercayaan diri (X1) keakraban (X2), manajemen interaksi

(X3), daya ekspresi (X4) dan orientasi kepada orang lain (X5)

berpengaruh secara simultan terhadap variabel kinerja (Y).

H2 = Diduga kepercayaan diri (X1) keakraban (X2), manajemen interaksi

(X3), daya ekspresi (X4) dan orientasi kepada orang lain (X5)

berpengaruh secara parsial terhadap variabel kinerja (Y).

H3 = Diduga keakraban (X2) berpengaruh secara dominan terhadap variabel

kinerja (Y)

Komunikasi interpersonal (X)

Kepercayaan diri (X1)

Keakraban (X2)

Manajemen interaksi (X3)

Daya ekspresi (X4)

Orientasi kepada orang lain (X5)

(38)

21 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif, yaitu berangkat dari

persoalan umum (teori) ke hal khusus sehingga penelitian ini harus memiliki

landasan teori.

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Unit Desa Karangploso, yang

berlokasi diJalan Raya Ngijo No.23 Karangploso, Malang. Alasan peneliti

mengadakan penelitian di tempat tersebut adalah karena lokasinya yang mudah

dijangkau guna melakukan penelitian.Pertimbangan yang mendasari pemilihan

lokasi penelitian tersebut adalah bahwa karena perusahaan tersebut mempunyai

kesesuaian dalam penelitian yang dilakukan. Misalnya, organisasi tersebut telah

mempunyai berbagai fasilitas yang memadai dan dapat menunjang peningkatan

kesejahteraan karyawan (Jamsostek, jadwal cuti karyawan, dan sebagainya).

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiono, 2008:80). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Koperasi Unit Desa Karangploso

(39)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki jumlah atau

kareakteristik tertentu yang dimiliki populasi (Arikunto:2000). Teknik

pengambilan sampel menggunakan purposif samplingyaitu teknik pengambilan

sampel dengan teknik tertentu (Sugiono:2001). Teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi digunakan sebagai

sampel, jadi jumlah sampel yang digunakan sebanyak 43 karyawan sehingga

penelitian ini dinamakan penelitian sensus.

3.3 Jenis Data

Dalam sebuah penelitian, data berguna sebagai dasar obyektif dalam

mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang diambil oleh pembuat kebijakan.

Data adalah kumpulan fakta-fakta, dimana data-data yang dikumpulkan nantinya

akan diperoses menjadi informasi.Adapun jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer (Primery Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Sumber asli yang

dimaksudkan sebagai sumber data primer dalam penelitian ini adalah para

responden penelitian, dimana dalam pengumpulan data tersebut digunakan

kuisioner yang berisi berbagai item pertanyaan serta wawancara yang

(40)

b. Data Sekunder (Secondary Data)

Menurut Hasan (2002:82) data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber

yang telah ada. Dalam penelitian ini data sekunder di peroleh melalui

sumber tidak langsung berupa internet dan data dari Koperasi Unit Desa

Karangploso Malang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencapai hasil yang valid, deperlukan data yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga informasi yang diharapkan dapat

memberikan gambaran, keterangan, dan fakta yang akurat mengenai suatu

kejadian/kondisi tertentu. Untuk mendapatkan data yang valid ini, perlu dipilih

suatu teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dari

pengamatan yang akan diunggkapkan/diketahui. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Metode wawancara adalah suatu metode dengan cara tanya jawab yang di

lakukan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancara untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan, baik secara langsung maupun tidak

langsung.Wawancara dilakukan dengan para karyawanKoperasi Unit Desa

Karangploso Malang untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan variabel

(41)

2. Kuisioner

Data diambil dari kuisioner dengan menggunakan skala Likert yang berupa

data ordinal. Menurut Kinnear (dalam Umar,2003:98) penentuan skor pada

masing-masing item pertanyaan terhadap masalah yang diteliti diukur dengan

skala Likert, yaitu skala yang berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang

terhadap sesuatu. Pengukuran data dengan skala Likert yang terdiri dari lima

pilihan jawaban atas pertanyaan yang diajukan, yaitu :

 Sangat setuju bernilai 5

 Setuju bernilai 4

 Kurang Setuju bernilai 3

 Tidak setuju bernilai 2

 Sangat tidak setuju bernilai 1

Skala Likert umumnya digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan

pendapat seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam hal ini dapat

bersumber dari data yang dimiliki oleh Koperasi Unit Desa Karangploso Malang

ataupun juga berasal dari internet yang relevan dengan obyek penelitian.

3.5 Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

(42)

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian dibedakan

menjadi dua yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebeb perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel

dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiono,2008:38-39).

Variabel bebes dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal yang

terdiri dari kepercayaan diri (X1), keakraban (X2), manajemen interaksi (X3),

daya ekspresi (X4), dan orientasi kepada orang lain (X5). Dan komunikasi

nonverbal (X2). Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kinerja (Y).

1. Variabel Bebas Komunikasi Interpersonal (X)

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi yang

dilakukan oleh dua orang atau lebihyang dapat diketahui langsung balikannya.

Pada penelitian ini komunikasi interpersonal dikhususkan pada kemampuan

karyawan dalam berinteraksi sesama karyawan lainnya maupun dengan para

nasabah. Variabel yang digunakan adalah lima hal yang dapat menciptakan

komunikasi interpersonal yang efektif, variabel tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut :

a. Kepercayaan Diri (X1)

Rasa percaya diri penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif.

Seseorang yang percaya diri dalam hal ini khususnya karyawan penjualan,

akan mudah melakukan komunikasi karena merasa nyaman dalam melakukan

(43)

penampilan yang menarik (X1.1), kontak mata (X1.2), penguasaan materi

(X1.3), mandiri (X1.4), serta percaya diri (X1.5).

b. Keakraban (X2)

Keakraban sangat untuk menciptakan komunikasi interpersonal yang

efektif. Keakraban mengacu pada suatu proses yang menciptakan suatu

kesamaan antara komunikator dan komunikan. Seringkali kominukasi tidak

efektif bukan karena adanya gangguan dari proses encoding ke decodingtetapi

akaibat dari hubungan yang tidak baik diantara kedua belah pihak. Indikator

dari keakraban ini dapat dilihat dari suasana yang terciptasaat berkomunikasi

(X2.1), bahasa yang mudah dipahami (X2.2), pembicaraan yang tidakkaku

(X2.3), saling menjaga kepercayaan (X2.4), seta bersikap baik

(X2.5).Penggunaan bahasa informal serta pembicaraan yang tidak kaku juga

menandakan adanya hubungan yang baik. Selain itu keakraban juga dapat

terbentuk dari rasa percaya yang tertanam dihati konsumen terhadap informasi

yang diberikan oleh karyawan.

c. Manajemen Interaksi (X3)

Dalam melakukan komunikasi yang efektif perlu adanya manajemen

interaksi yang baik. Komunikator harus mampu mengendalikan pembicaraan

sehingga tujuan komunikasi dapat tersampaikan dengan baik. Indikator dari

manajemen interaksi ini dapat dilihat dari mengucap salam (X3.1), inisiatif

(X3.2), mengatur tempo (X3.3), menyimak (X3.4), serta menjawab saat

(44)

d. Daya Ekspresi (X4)

Daya ekspresi akan mengacu pada suatu keterampilan karyawan

mengkomunikasikan suatu keterlibatan yang diwujudkan dalam niat yang

tulus melakukan interaksi interpersonal dengan konsumen. Indikator dari

variabel ini terdiri dari antusias (X4.1), ekspresi wajah bersemangat (X4.2),

berbicara dengan anggota tubuh (X4.3), berbicara dengan baik (X4.4), serta

menyenangkan (X4.5). Salah satu wujud ekspresi karyawan dalam merespon

konsumen adalah tersenyum, dan menganggukan kepala. Selain itu ekspresi

wajah yang bersemangat juga membuktikan bahwa karyawan telah bersedia

untuk melakukan komunikasi interpersonal dengan baik.

e. Orientasi Kepada Orang Lain (X5)

Sikap yang berorientasi kepada orang lain merupakan suatu kemampuan

seorang komunikator untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicaranya

selama berkomunikasi. Orientasi ini mencangkup pengkomunikasian

perhatian dan minat terhadap apa yang di katakan oleh lawan bicara. Indikator

dari variabel ini dapat dilihat dari karyawan yang menghargai pendapat

(X5.1), memberi kesempatan berbicara (X5.2),mendengarkan dengan seksama

(45)

2. Variabel Terikat Kinerja (Y)

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapaiseseorang dalam melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya dengan kriteria yang telah ditetapkan. Indikator

yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja ini adalah kuantitas kerjadan

kualitas kerja.

a. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja dapat di lihat dari bertambahnya nasabahbaru,

meningkatnya prestasi, tercapainya tujuan organisasi.

b. Kualitas Kerja

Kualitas kerja dapat dilihat dari indikator keakuran, menciptakan

kerjasama, nasabah merasa senang saat berkomunikasi dengan karyawan.

Keakuratan yang dimaksud adalah setiap informasi yang disampaikan dapat

dipertanggungjawabkan oleh karyawan. Jadi konsumen percaya dengan apa

(46)

Tabel 3.1

Variabel, Sub Variabel, Indikator, Item

Variabel

1. Penampilan yang menarik (X1.1) 2. Kontak mata (X1.2)

3. Penguasaan materi (X1.3) 4. Bertindak mandiri dalam

pengambilan keputusan (X1.4) 5. Percaya pada kemampuan yang

dimiliki (X1.5)

Keakraban(X2) 1. Suasana yang terciptasaat berkomunikasi (X2.1)

2. Bahasa yang digunakan mudah dipahami (X2.2)

3. Pembicaraan yang tidak kaku (X2.3)

4. Kepercayaan terhadap karyawan (X2.4)

5. Selalu bersikap baik

ManajemenInteraksi (X3)

1. Mengucapkan kata pengantar sebelum masuk ke dalam inti pembicaraan (X3.1)

2. Melakukan pembicaraan selingan agar tidak terjadi jeda (X3.2)

3. Pandai dalam mengatur tempo pembicaraan (X3.3)

4. Menyimak pembicaraan orang lain (X3.4)

5. Nyambung saat berbicara (X3.5)

Daya

Ekspresi (X4)

1. Merespon konsumen dengan antusias (X4.1)

2. Ekspresi wajah bersemangat (X4.2)

3. Berbicara dengan anggota tubuh (X4.3)

(47)

Orientasi KepadaOrang

Lain (X5)

1. Menghargai pendapat nasabah (X5.1)

2. Kesempatan berbicara yang diberikan kepada nasabah (X5.2) 3. Mendengarkannasabah dengan

seksama (X5.3)

4. Menerima saran (X5.4)

5. Memahami pembicaraan (X5.5)

Kinerja (Y) Kuantitas

Kerja

1. Bertambahnya nasabah 2. Meningkatnya prestasi 3. Tercapainya tujuan organisasi

Kualitas Kerja

1. Keakuran

2. Menciptakan kerjasama 3. nasabah merasa senang saat

berkomunikasi dengan Sumber : Data KUD Karangploso

3.6 Uji Instrumen 3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkorelasikan setiap

skor item dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasional. Dalam hal

ini digunakan Pearson Product Moment Correlation, di mana menurut Arikunto

(2002:160) menggunakan rumus, sebagai berikut:

(48)

Hasil analisa validitas ditunjukkan dengan cara membandingkan nilai rhitung

dengan rtabel, di mana apabila nilai rhitung> rtabel maka butir atau item pertanyaan

yang disajikan adalah valid. Dalam proses penghitungan, digunakan program

SPSS 16.0 for Windows.

3.6.2 Uji Realibilitas

Menurut Arikunto (2002:165), pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara

memperlihatkan varian untuk setiap skor item dan skor totalnya yang

dihitung berdasarkan rumus Aplha Croanbach (α).

Adapun rumus yang digunakan adalah, sebagai berikut:

k = banyaknya butir pertanyaan

2

Pengambilan keputusan reliabilitas suatu variabel ditentukan dengan melihat

kategori nilai r alpha. Jika nilai alpha adalah 0,80–1,00 maka reliabilitasnya

termasuk baik, dan jika nilai alpha adalah 0,60–0,79 maka reliabilitasnya

termasuk kategori dapat diterima. Dalam proses penghitungan, digunakan

(49)

3.7 Uji Asumsi Klasik 3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variable pengganggu

atau reseduaal memiliki distribusi normal.

Untuk menditeksi normalitas dapat menggunakan analisis grafik melalui

grafik normal P-Plot.

3.7.2 Uji Multikolineritas

Uji multikuolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Salah satu

metode untuk mendiaknosa adanya multicolinerity adalah dengan

menganalisis nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF>10

maka menunjukan adanya multikolineritas, dan apabila sebaliknya VIF<10

maka tidak terjadi multikolineritas.

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki

ragam (variance) yang sama atau tidak. Model regresi yang baik adalah

model yang memiliki ragam yang sama (bersifat homoskedastisitas).

Uji heteroskedastisitas ditunjukan untuk menggunakan grafik scatter plot

antara variable dependen (SRESID) dan variable residual (ZPRED). Grafik

ini menunjukan penyebaran titik-titik. Jika titik-titik menyebar diatas dan

dibawah 0 pada sumbu Y bearti tidak terjadi heteroskedastisitas pada data

(50)

3.8 Analisa Data

Tujuan dari penggunaan teknik analisis data ini yaitu untuk

menyederhanakan data-data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan

diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisa data yang

digunakan adalah, sebagai berikut:

3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah regresi berganda.

Sebelum menggunakan analisis ini, perlu dilakukan pengujian persyaratan terlebih

dahulu yang disebut uji asumsi klasik.

Analisis regresi adalah analisis pesamaan garis yang di peroleh berdasarkan

perhitungan-perhitungan statistika, umumnya disebut model, untuk mengetahui

bagaimana perbedaan sebuah variabel mempengaruhi variabel lain (Bungin,

2008:221). Uji regresi dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh

variabel-variabel X (X1, X2, X3, X4, dan X5) dan melihat perbedaan besar kecil pengaruh

variabel-variabel tersebut terhadap variabel Y. Model regresi berganda yang

disusun dalam kaitannya dengan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

adalah :

Y=b0b1X1+b2X2+b3X3 E

Di dalam penelitian ini yang akan diuji adalah persamaan sebagai berikut :

Y=b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5

Keterangan :

b0 = konstanta

(51)

Y = kinerja karyawan

X1 = kepercayaan diri

X2 = keakraban

X3 = manajemen interaksi

X4 = daya ekspresi

X5 = orientasi kepada orang lain

E = error terms

3.8.2 Analisis Korelasi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel

terikat dengan variabel bebas secara bersamaan. Koefisien ini biasa diberi simbol

R (Sugiyono, 1997:190), dengan rumus, yaitu:

SStotal SSreg

R ...(2.2)

di mana:

R = Koefisien korelasi berganda

SSreg = Sum Square/ jumlah kuadrat regresi

SStotal = Sum Square yang disesuaikan/ jumlah kuadrat total terkorelasi

Dalam proses penghitungan, digunakan program SPSS 17.0 for Windows.

3.9 Uji Hipotesis

Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara,

(52)

3.9.1 Uji F

Uji hipotesis secara serentak ini menggunakan uji F (F test), dimana nilai

Fhitungdibandingkan dengan nilai Ftabelpada tingkat keyakinan tertentu. Dari uji

F ini selanjutnya diputuskan untuk menerima atau menolak hipotesis yang

diajukan.

Hipotesis yang diajukan untuk uji F ini adalah :

Ho ; b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0

H1 ; b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0

Uji serentak (simultan) dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan

Ftabel

Apabila Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel

bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Apabila Fhitunglebih kecil daripada Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas

terhadap variabel terikat.

3.9.2 Uji t

Uji hipotesis ini menggunakan uji-t (ttes), dimana thitung dibandingkan

dengan ttabel. Apabila ttabel lebih besar dari thitung (variabel independen secara

individual mempengaruhi dependen), maka H0 ditolak dah H1 diterima.

Hipotesis yang dilakukan untuk uji t adalah :

(53)

Kesimpulan dari hasil pengujian secara parsial, dengan indikasi koefisien

variabel paling besar maka menunjukan variabel yang dominan yang berpengaruh

(54)

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Perkembangan Koperasi Unit Desa Karangploso

Koperasi Unit Desa Karangploso yang beralamat di Jalan Raya

Ngijo No.23, Karangploso, Malang 65324. Sebagai lembaga yang bergerak

dalam usaha ekonomi rakyat, Kopersi Unit Desa Karangploso dilengkapi

persyaratan perijinan antara lain sebagai berikut:

1. Badan Hukum No. : 4817 A/BH/II/81

2. Siup No. : 510/008/421.107/2006

3. NPWP No. : 01.236.252.1.657.000

Koperasi Unit Desa Karangploso didirikan pada tahun 1981, awal

berdrinya Kopersai Unit Desa Karangploso adalah pada tahun 1973

sekelompok petani sawah sebanyak 93 orang mendirikan BUUD, para

petani saat itu bergabung ingin memenh kebutuhan mengenai sarana

produksi pertanian, saat itu dirasa sulit bergabung mendiikan BUUD, dalam

perjalanannya lembaga BUUD mengembangkan ushanya berubah nama

menjadi Koperasi Unit Desa tahun 1981 dengan mendapatkan badan hukum

(55)

4.1.2 Wilayah Keanggotaan Koperasi Unit Desa Karangploso

Wilayah dari keanggotaan Koperasi Unit Desa Karangploso yaitu

meliputi wilayah se-kecamatan karangploso kabupaten malang yang terdiri

dari 9 desa yaitu:

4.1.3 Susunan Pengurus, Pengawas dan Manajemen

Jumlah karyawan Koperasi Unit Desa Karangploso sebanyak 43

pegawai.Komposisi karyawan 28 karyawan pria dan 15 karyawan wanita.

Tabel 4.1 Susunan Pengurus :

Nama Umur Pendidikan Jabatan No. Anggota

(56)

Tabel 4.2 Susunan Pengawas :

Nama Umur Pendidikan Jabatan No. Anggota

Suyono Sumber : Data KUD Karangploso

Tabel 4.3 Susunan Manajemen:

Nama Umur Pendidikan Jabatan

Hari Santoso Sumber : Data KUD Karangploso

4.1.4 Unit Usaha Koperasi Unit Desa Karangploso

Sesuai dengan kerakteristik bisnis yang di miliki oleh Koperasi

Unit Desa Karangposo, unit sapi perah adalah unit andalan bagi Koperasi

Unit Desa Karangploso atau dapat dikatakan Unit Usaha Inti (Core

Businees) karena dari unit ini roda kehdupan Koperasi Unit Desa

Karangploso dapat berjalan sampai saat ini, unit sapi perah, agar usaha ini

dapat berkembang dan mampu memberkan pelayanan sebaik baiknya, maka

(57)

Gambaran Singkat Unit Usaha

Karakteristik bisnis Koperasi Unit Desa Karangploso tersebut

mencerminkan bahwa untuk mengembangkan dan memberikan nilai tambah

dan bermanfaat bagi anggota maupun masyarakat, usaha inti harus

mendapatkan dukungan oleh usaha-usaha penunjang baik yang langsung

maupun yang tidak langsung, berikut ini gambaran singkat usaha Koperasi

Unit Desa Karangploso:

1. Unit Usaha Sapi Perah (Inti)

a. Dalam pengelolaannya unit in mengedepankan suatu tim kerja yang

solid, dukungan insfratuktur yang memadai kaitannya dalam

pelaksanaan SOP (Standart Operasional Prosedur) untuk mendapatkan

susu yang berkualitas baik dan kompetitif.

b. Komitmen dan dukungan anggota yang cukup tinggi dengan

pengelolaan usaha yang kompetitif adalah modal yang esar untuk

kelangsungan usaha dan ketahanan Koperasi.

c. Prospektif

d. Memberikan manfaat yang lebih kepada para peternak anggota

Koperasi Unit Desa Karangploso.

e. Produksi pakan ternak sapi perah angota 110 ton/bulan

f. Program perbaikan kesejahteraan anggota melalui pengelolaan SHU

bagi angota yang dihitng sebagai biaya koperasi tap hari raya;

(58)

2. Unit Usaha Simpan Pinjam

Unit usaha ini merupakan unit andalan kedua bagi Koperasi Unit

Desa Karangploso. Dengan pola kerja sebagai berikut:

a. Pengelolaan dengan menggunakan system otonom

b. Produk layanan dengan pola umum, pola sapi perah, pola pasar dan

pola bayar panen (yarnen)

c. Pemasaran berbasis anggota aktif

3. Unit pertanian

a. Pelayanan pupuk bagi petani, tebang angkut, perkreditan, dan

pencairan nota gula.

b. Penebusan dan penyaluran pupuk bersubsidi dengan mempertahankan

harga eceran tertinggi.

c. Pelayanan/penjualan pupuk ritel bekerjasama dengan para kelompok

tani yang ada di wilayah kerja Koperasi Unit Desa Karangploso.

4. Unit RMU

Unit ini merupakan unit penunjang secara tidak langsung bagi unit

andalan, karena para anggota petani/peternak menggunakan jasa unit ini

untuk menggiling padi, gabah dan jagung, dengan biaya yang murah.

5. Unit Jasa

Unit jasa merupakan unit penunjang secara tidak langsung, karena

(59)

pelayanan kepada anggota sekitar, dengan kegiatan penjualan rekening

listrik, rekening telepon dan rekening listrik pra bayar.

6. Unit Toko

Unit ini merupakan pengembangan usaha Koperasi Unit Desa

Karangploso dalam hal memenuhi kebutuhan anggota karyawan dan

masyarakat sekitar dibidang sembako, khusus pelayanan kepada anggota

peternak dapat dilayani dengan system kas/bon.

4.1.5 Kerjasama

Dalam mempercepat pertumbuhan dan pelayanan kepada para

anggota serta peran Koperasi Unit Desa Karangploso dalam sektor

perekonomian, dilakukan berbagai kerjasama baik di bidang keuangan,

bisnis maupun pengembangan kualitas sumber daya manusia dan system

manajemen diantaranya: kerjasama dengan Swasta, BUMN, dan lembaga

Pemerintah:

1. PT. Nestle, dalam hal pemasaran susuternak.

2. PT. Bogasari dalam hal kerjasama kredit pengembangan sapi perah.

3. PG. kebon Agung dalam hal pemasaran dan penjualan tebu milik petani

4. PBIB Singosari dalam hal pengadaan bibit dan semen beku sapi perah.

5. Balai Peternakan Songgoriti Batu dalam hal pelatihan bagi karyawan dan

anggota sapi perah.

6. PLN Jawa Timur dalam hal kerjasama penjualan rekening listrik.

7. PT. Telkom dalam hal penjualan rekening telepon.

(60)

9. Kerjasam dengan PT. Hivos dan LPKP Malang dalam hal

pengadaan/pembangunan Biogas bagi peternak anggota Koperasi Unit

Desa Karangploso, sampai saat ini telah dibangun 98 unit kerjasama

dengan LPKP dan 6 unit dibangun secara mandiri.

Kerjasama dengan Bank:

1. Bank Bukopin

2. Bank Mandiri

3. Bank BRI

4. Bank BNI

Penghargaan yang pernah diperoleh adalah:

1. Sebagai koperasi terbaik tingkat II Provinsi Jawa Timur tahun 2010

bidang produksi.

2. Continous Excellence tahun 2010 dari PT. Nestle Indonesia.

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Koperasi Unit Desa

Karangploso. Dalam penelitian ini karakteristik responden dianalisa secara

deskriptif seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, status

(61)

Tabel 4.4 Karakteristik Responden

(62)

Sumber : Data KUD Karngploso

4.2.1 Jenis Kelamin Responden

(63)

Sumber: Data KUD yang diolah

Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan persentas

responden dari jenis kelamin praia sebesar 65%, dan untuk jenis persentase

responden jenis kelamin wanita sebesar 35%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja di Koperasi Unit Desa

Karangploso rata-rata adalah pria.

4.2.2 Usia Responden

Gambar 4.2Persentase Responden Berdasarkan Usia Responden

Sumber: Data KUD yang diolah

Berdasarkan gambar 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase

responden dengan usia 20-30 tahun sebesar 2%, usia 31-40 tahun sebesar

28%, usia 41-50 tahun sebesar 56%, dan usia 51-60 tahun sebesar 14%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar usia karyawan

Koperasi Unit Desa Karangploso adalah 41-50 tahun.

(64)

Gambar4.3 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden

Sumber: Data KUD yang diolah

Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase

responden dengan tingkat pendidikan SMP/ Sederajat sebesar 0%, tingkat

pendidikan SMA/ Sederajat sebesar 70%, tingkat pendidikan Diploma

sebesar 18%, dan tingkat pendidikan Sarjana 18%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan karyawan koperasi

unit desa karangploso adalah SMA/ Sederajat.

4.2.4 Status Perkawinan

Gambar 4.4 Persentase Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden

Sumber: Data KUD yang diolah

Berdasarkan gambar 4.4 diatas disimpulkan bahwa persentase

responden berdasarkan status perkawinan, menikah sebesar 98%, belum

menikah sebesar 0%, dan duda/ janda sebesar 2%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar status perkawinan karyawan Koperasi

(65)

4.2.5 Status Pekerjaan Responden

Gambar 4.5 Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden

Sumber: Data KUD yang diolah

Berdasarkan gambar 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa

persentase responden dengan status pekerjaan pegawai tetap sebesar 100%,

pegawai tidak tetap 0%, dan pegawai percobaan 0%. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa seluruh karyawan Koperasi Unit Desa

Karangploso seluruhnya adalah pegawai tetap.

4.2.6 Masa Kerja Responden

Gambar 4.6 Persentase Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden

Sumber: Data KUD yang diolah

Berdasarkan gambar 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase

responden masa kerja kurang dari 1 tahun sebesar 0%, masa kerja 1-5 tahun

(66)

demikian dapat disimpulkan bahwa masa kerja karyawan Koperasi Unit

Desa Karangploso sebagian besar adalah lebih dari 5 tahun.

4.2.7 Gaji Responden

Gambar 4.7 Persentase Responden Berdasarkan Gaji Responden

Sumber: Data KUD yang diolah

Berdasarkan gambar 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa

persentase responden gaji rp.500.000 - rp.1.000.000 sebesar 9%, gaji

rp.1.000.000 - rp. 1.500.000 sebesar 72%, gaji rp.1.500.000-rp.2.000.000

sebesar 19%, dan gaji rp.2.000.000 - rp.2.500.000 sebesar 0%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa gaji karyawan Koperasi Unit Desa

Karangploso sebagian besar adalah rp.1.000.000 - rp.1.500.000.

Gambar

Gambar 2.1
Tabel  3.1 Variabel, Sub Variabel, Indikator, Item
Tabel 4.1 Susunan Pengurus :
Tabel 4.3 Susunan Manajemen:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemungkinan penggunaan daging buah alpukat sebagai substitusi krim pada es krim dan mempelajari pengaruhnya terhadap

Hasil prediksi nilai erosi dan sedimentasi DTA Cipopokol dengan menggunakan model hidrologi ANSWERS dari kejadian hujan tanggal 8 Januari 2005 dengan intensitas 46,70

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

Berdasarkan kaidah pengambilan keputuasan bahwa

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik matematik di harapkan mampu meningkatkan komunikasi matematik pada siswa sehingga dapat meningkatkan pola pikir

kewenangan daerah yang diberikan instrument kalau dalam pengelolaan SDA oleh pemerintah daerah pasca otonomi daerah dilaksanakan sebagai upaya peningkatan PAD dan mempercepat

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Semasa pemain daripada pasukan lawan yang dibenarkan berada dalam kawasan itu membuat hantaran percuma, bola tidak boleh dibaling melebihi kawasan gelanggang