SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
HALIM WADUDU
NIM. 2009120018JURUSAN MANAJEMEN
KONSENTRASI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
i
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi kasus pada Koperasi Unit Desa Karangploso Malang)
SKRIPSI
OLEH: HALIM WADUDU
NIM:2009120018
Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Untuk Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal :
Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,
Utama Pendamping
Dr.M. Rifa’i, SE.,MM Dr. Budi Prihatminingtyas, SE., M.AB
Mengetahui, Ketua Program Studi
ii
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Studi kasus pada Koperasi Unit Desa Karangploso Malang)
SKRIPSI
OLEH: HALIM WADUDU
NIM:2009120018
Telah Dipertahankan Di Hadapan Dan Telah Diterima Tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Univ. Tribhuwana Tunggadewi Malang Pada tanggal :
Tim Penguji:
a. Dr. M. Rifa’i, SE.,MM
b. Dr. Budi Prihatminingtyas, SE.,M.AB
c. Warter Agustim,SE.,MM
Mengesahkan, Dekan Fakultas Ekonomi
iii
Fakultas / Program Studi : Ekonomi / Manajemen
Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Koperasi Unit Desa Karangploso” adalah Hasil Karya sendiri dan bukan Karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka penulis bersedia menerima sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Malang, September 2013 Yang Menyatakan,
iv
v
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “AnalisisPengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Koperasi Unit Desa
Karangploso’’ sebagai syarat untuk menyandang gelar Sarjana Strata-1 (S-1)
pada Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini berkat
bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung baik
secara moral dan materi. Oleh karena itu penulis sangat ingin menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Wani Hadi Utomo selaku Rektor di Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang.
2. Bapak Drs. Hari Purnomo, MSi., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
3. Ibu Dr. Nur Ida Iriani, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
4. BapakDr. M. Rifa’i SE.,MM selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis hingga terselesaikannya
penyusunan skripsi ini.
vi
memberikan banyak masukan untuk perbaikan skripsi ini dan menunjukkan
berbagai kesalahan didalamnya.
7. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Manajemen Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang yang telah menyumbangkan ilmunya kepada penulis dan
membantu serta membimbing penulis selama perkuliahan.
8. Seluruh jajaran pengurus dan karyawan Koperasi Unit Desa Karangploso
yang telah rela menyumbangkan waktu serta memberikan data dan informasi
yang sangat dibutuhkan penulis hingga terselesaikannya skipsi ini.
9. Ayah dan Ibu serta kakak dan adik yang tercinta atas do’a dan dukungan yang
sangat luar biasa yang tidak dapat tergantikan sehingga penyusunan skripsi
ini dapat selesai dengan baik dan lancar.
10. Teman-teman Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
khususnya teman seperjuangan Program Studi Manajemen Angkatan 2009
yang selalu memberikan support kepada penulis.
11. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA) yang telah memberikan
pengalaman organisasi kepada penulis.
12. Dan kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga semua bantuan, dorongan, serta Motivasi yang telah diberikan kepada
vii
Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan dapat berguna bagi kita semua. Amin.
Malang, September 2013
viii
Lembar Persetujuan ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Lembar Pernyataan ... iii
Riwayat Hidup ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Lampiran ... xiv
Abstraksi ... xv
BAB IPENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB IILANDASAN TEORI ... 5
2.1 Komunikasi Interpersonal ... 5
2.1.1 Defenisi Komunikasi Interpersonal ... 5
2.1.2 Komponen Komunikasi Interpersonal ... 6
2.1.3 Bentuk Komunikasi Interpersonal ... 8
2.1.4 Tujuan Komunikasi Interpersonal ... 9
2.1.5 Evektivitas Komunikasi Interpersonal ... 11
2.2 Kinerja ... 12
2.2.1 Definisi Kinerja ... 12
ix
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 21
3.1 Jenis Penelitian ... 21
3.6.2 Uji Reabilitas ... 31
3.7 Uji Asumsi Klasik ... 32
3.7.1 Uji Normalitas ... 32
3.7.2 Uji Multikolineritas ... 32
3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ... 32
3.8 Analisa Data ... 33
3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 33
3.8.2 Analisis Korelasi Linear Berganda ... 34
3.9 Uji Hipotesis ... 35
3.9.2 Uji F ... 35
3.9.3 Uji T ... 35
BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1 Hasil Penelitian ... 37
4.1.1 Sejarah Perkembangan Koperasi Unit Desa Karangploso ... 37
4.1.2 Wilayah keanggotaan Koperasi Unit Desa Karangploso ... 38
x
4.2.2 Usia Responden ... 45
4.2.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 46
4.2.4 Status Perkawinan Responden ... 46
4.2.5 Status Pekerjaan Responden ... 47
4.2.6 Masa Kerja Responden ... 47
4.2.7 Gaji Responden ... 48
4.3 Uji Validitas ... 49
4.3.1 Butir Pernyataan Variabel Kepercayaan Diri ... 49
4.3.2 Butir Pernyataan Variabel Keakraban ... 50
4.3.3 Butir Pernyataan Variabel Manajemen Interaksi ... 51
4.3.4 Butir Pernyataan Variabel Daya Ekspresi ... 52
4.3.5 Butir Pernyataan Variabel Orientasi Kepada Orang Lain ... 53
4.3.6 Butir Pernyataan Variabel Kinerja ... 54
4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 55
4.5 Uji Asumsi Klasik ... 56
4.4.1 Uji Normalitas ... 56
4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 57
4.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 57
4.6 Hasil Uji Hipotesis ... 58
4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda... 58
4.5.2 Analisis Korelasi Linear Berganda ... 61
4.5.3 Uji F (Uji Simultan) ... 61
4.5.4 Uji Hipotesis Kedua (Uji T) ... 62
4.7 Pembahasan ... 64 4.7.1 Variabel Komunikasi Interpersonal Yang Terdiri Dari Kepercayaan Diri,
Orang Lain Secara Parsial Memiliki Pengaruh Besar Terhadap Kinerja
Karyawan... 65
4.7.3 Variabel Komunikasi Interpersonal Yang Mempunyai Pengaruh Dominan Terhadap Kinerja Karyawan... 67
BAB V PENUTUP ... 68
5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
xi
Tabel 4.1 Susunan Pengurus ... 38
Tabel 4.2 Susuanan Pengawas ... 39
Tabel 4.3 Susuanan Manajemen ... 39
Tabel 4.4 Karakteristik Responden ... 44
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Diri ... 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Keakraban ... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Manajemen Interaksi ... 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Daya Ekspresi ... 52
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Orientasi Kepada Orang Lain ... 53
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja ... 54
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabelitas ... 55
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolineritas ... 57
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linear Dengan Tiga Variabel Bebas... 59
Tabel 4.14 Hasil Uji Analisis Korelasi Linear Berganda... 61
Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Pertama (Uji F) ... 62
xii
Gambar 4.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45
Gambar 4.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia Responden ... 45
Gambar 4.3 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden 46 Gambar 4.4 Persentase Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden . 46 Gambar 4.5 Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden .... 47
Gambar 4.6 Persentase Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden ... 47
Gambar 4.7 Persentase Responden Berdasarkan Gaji Responden ... 48
Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 56
xiii
Lampiran 3 Uji Validitas Variabel Manajemen Interaksi ... 77
Lampiran 4 Uji Validitas Variabel Daya Ekspresi ... 79
Lampiran 5 Uji Validitas Variabel Orientasi Kepada Orang Lain ... 81
Lampiran 6 UjiValiditasVariabelKinerja (Y) ... 83
Lampiran 7 Uji Linear Berganda ... 85
Lampiran 8 UjiAsumsiKlasik ... 89
xiv
Management Study Program, Economic Faculty, Tribhuwana Tunggadewi University
E-mail: halimwadudu@yahoo.com
ABSTRACT
Interpersonal communication can be said to be effective or successful if there is mutual understanding from the sender to the receiver of the message, so the message is easily understood and implemented. Employees’ performance is important to determine the events in the company. The company's success will go hand in hand with employees’ performance. One of individual's abiliti need in this study is interpersonal communication skill.
The purpose of this study was to find out whether interpersonal communication variables consisted of self-confidence, familiarity, interaction management, expression power, and orientation to others simultaneously, partially, and dominantly had high influence on the employees’ performance. This research used quantitative, the data collections used were interviews, questionnaires, and documentation. The population was 43 people and for the sample taken by census method.
The hypothesis, test needed to have classical assumption tests for intance normality test, multicollinearity test, and heteroskedasitas test toexan the effects. The results of the tests were F value and F table (4.029>2.470) and confidence X1
had tcount of 3.614>ttable of 2.026, familiarity X2 had tcount of 4.727>ttable of 2.026,
interaction management X3 had tcount of 2.971>ttable of 2.026, expression X4 had
tcount of 2.541>ttable of 2.026, and orientation X5 had tcount of 2.901>ttable of 2.026.
Thus there searcher concludes that the employees' performance is strongly influenced by the 5 variables studied and applied by an organization as a consideration to measure the employees’ performance.
xv
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,Universitas Tribhuwana Tunggadewi
E-mail: halimwadudu@yahoo.com
Abstrak
Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif atau berhasil apabila terciptanya saling pengertian dari pengirim kepada penerimapesan, sehingga pesan yang disampaikan mudah dimengerti dan dilaksanakan. Kinerja pegawai sangatlah menentukan jalannya kegiatan dalam perusahaan itu, keberhasilan perusahaan akan berjalan seiring dengan kinerja karyawan. Salah satu bentuk kemampuan individual tersebut adalah kemampuan komunikasi interpersonal.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui untuk mengetahui apakah variable komunikasi interpersonal yang terdiri dari kepercayaan diri, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan orientasi kepada orang lain secara simultan, parsial dan yang dominan memiliki pengaruh besar terhadap kinerja karyawan. Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif, pengumpulan data menggunakan metode wawancara, penyebaran kuesioner, dan dokumentasi. Populasi yang ada berjumlah 43 orang dan untuk sampel diambil keseluruhan dengan metode sensus.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh. Dari hasil pengujian tersebut, maka didapat Fhitung dan Ftabel
(4,029>2,470) dan kepercayaan diri X1 mempunyai thitung sebesar 3,614 > ttabel
2,026, keakraban X2 mempunyai thitung sebesar 4,727 >ttabel sebesar 2,026,
manajemen interaksi X3 mempunyai thitung sebesar 2,971 > ttabel sebesar 2,026, daya
ekspresi X4 mempunyai thitung sebesar 2,541 > t tabel sebesar 2,026, dan variabel
orientasi kepada orang lain X5 mempunyai thitung sebesar 2,901 > t tabel sebesar
2,026. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh 5 variabel yang diteliti dan diterapkan oleh sebuah organisasi sebagai bahan pertimbangan untuk melihat kinerja dari karyawan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan
orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.
Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk
dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Sumber daya manusia mempunyai
peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan karena sebagai pengatur dan
penggerak segala bentuk aktivitas dari dunia usaha. Jadi kunci sukses sebuah
organisasi adalah kepemilikan sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh karyawan adalah kemempuan
melakukan komunikasi interpersonal.Komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang dilakukan antar seseorang dengan orang lain dalam suatu
masyarakat maupun organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan
media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai
tujuan tertentu (Purwanto,2006:21). Komunikasi interpersonal dapat dikatakan
efektif atau berhasil apabila terciptanya saling pengertian dari pengirim kepada
penerima pesan, sehingga pesan yang disampaikan mudah dimengerti dan
dilaksanakan. Maka diperlukan kemampuan seseorang untuk menciptakan suatu
pesan yang tepat agar dapai mencapai komunikasi yang efektif. Terbentuknya
komunikasi yang efektif dapat dilihat dari; kepercayaan diri, keakraban,
Menurut (Mangkunegara 2000:67) kinerja adalah hasil kerja kualitas dan
kuantitas yang ingin dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas
nya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dapat di
artikan sebagai hasil kerja yang diperoleh karyawan untuk mencapai target target
perusahaan. Kinerja karyawan sangatlah menentukan jalannya kegiatan dalam
perusahaan itu, keberhasilan perusahaan akan berjalan seiring dengan kinerja
karyawan. Maka untuk mencapai keberhasilan tentunya diperlukan kinerja yang
sesuai dengan harapan dari perusahaan. Pengukuran kinerja dapat dilakukan
dengan berbagai kriteria salah satu teori yang ada yaitu menurut Amstrong dan
Barron, membagi tiga type ukuran kinerja berdasarkan pada lingkup
penggunaannya, yaitu dalam lingkup individual, tim dam organisasi.
Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja secara tidak
langsung telah terlihat melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
individual yang dikemukakan oleh (Robert L. Mathis 2006:47). Disebutkan salah
satu faktor yang mempengaruhi kinerja individu adalah individual dalam
melakukan pekerjaan yang terdiri dari bakat, minat dan faktor kepribadian. Salah
satu bentuk kemampuan individual tersebut dapat berupa kemampuan komunikasi
interpersonal. Untuk lebih memahami arti penting komunikasi interpersonal
dalam sebuah organisasi khususnya bagi para karyawan koperasi dalam mencapai
kinerja yang sesuai dengan target, maka sangat menarik untuk melakukan
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ditetapkan perumusan masalah yang
terdiri dari, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan daya orientasi
pada orang lain sebagai berikut:
1. Apakah variabel komunikasi interpersonal yang terdiri dari, kepercayaan
diri, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan daya orientasi
pada orang lain berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan?
2. Apakah variabel komunikasi interpersonal yang terdiri dari, kepercayaan
diri, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan daya orientasi
pada orang lain ini mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap terhadap kinerja karyawan?
3. Manakah variabel komunikasi interpersonal yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap kinerja karyawan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah variabel komunikasi interpersonal yang terdiri
dari kepercayaan diri, keakraban, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan
orientasi kepada orang lain secara simultan memiliki pengaruh besar
terhadap kinerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah variabel komunikasi interpersonal ini yang dari
orientasi kepada orang lain secara parsial memiliki pengaruh besar
terhadap kinerja karyawan.
3. Untuk mengetahui manakah variabel komunikasi interpersonal yang
mempuyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakan penelitian ini, diharapkan hasilnya memberi manfaat
yang berguna kepada beberapa pihak antara lain:
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu alternatif dasar
pemikiran bagi organisasi dalam rangka pengidentifikasian komunikasi
interpersonal guna meningkatkan kinerja karyawan.
2. Bagi Peneliti
Dapat menjadi tambahan referensi mengenai komunikasi interpersonal
karyawan terutama melihat bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja.
3. Bagi pihak lain yang berkepentingan
a. Dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai pengaruh
komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan pada suatu
organisasi.
b. Dapat dijadikan sebagai suatu bahan pertimbangan/tolak ukur maupun
sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak lain yang mengadakan
5 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Interpersonal
2.1.1 Defenisi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal menurut Muhammad (2005:159) adalah proses
pertukaran informasi di antara dua orang atau lebih yang dapat di ketahui
langsung umpan baliknya.
Komunikasi interpersonal menurut Sule dan Saefullah (2010:299) adalah
komunikasi yang dilakukan antar seseorang dengan orang lain dalam sebuah
organisasi. Komunikasi interpersonal bisa dilakukan antar individu dalam suatu
bagian, antarbagian dalam organisasi, antarbawahan, antar pimpinan, maupun
antar pimpinan dan bawahan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang dilakukan antar seseorang dengan orang lain dalam suatu
masyarakat maupun organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan
media tertentu dan bahasa yang mudah di pahami untuk mencapai tujuan tertentu
(Purwanto 2006:21).
Faktor penyebab kinerja dibagi menjadi dua tipe yaitu faktor internal dan
faktor eksternal, faktor internal meliputi: (1) Kelemahan dalam memperoleh
peluang; (2) Kelemahan dalam struktur akses permodalan; (3) Kelemahan
dibidang organisasi dan manajemen; (4) Keterbatasan dalam pemanfaatan akses
dan penguasan teknologi; (5) Keterbatasan jaringan usaha dan kerjasama usaha.
karena masih ada persaingan yang tidak sehat; (2) Sarana dan prasarana yang
kurang memadai; (3) Pembinaan yang masih kurang terpadu; (4) Masih kurang
pemahaman, kepercayaan dan kepedulian dari sebagian masyarakat
(Prihatminingtyas, 2010).
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan
bahwa komunikasi interpersonal adalah:
1. Komunikasi dilakukan dua orang atau lebih
2. Komunikasi dilakukan dilingkungan masyarakat maupun organisasi
untuk mencapai suatu tujuan.
3. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung melalui tatap mukaataupun
melalui media lain seperti telpon dan internet.
4. Dalam proses komunikasi dapat langsung diketahui umpan baliknya.
2.1.2 Komponen Komunikasi Interpersonal
Menurut Aminah dalam komponen-komponen komunikasi interpersonal
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Komunikasi interpersonal dilakukan paling tidak oleh dua orang. Setiap
orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal memfokuskan dan
mengirim pesan (fungsi pengiriman) dan sekaligus menerima dan
memahami pesan (fungsi penerima)
b. Econding dan deconding
Econding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan yang
disampaikan di kode atau diformulasikan lebih dulu dengan
menginterpretasikan dan memahami pesan yang diterima disebut
deconding.
c. Pesan
Pesan ini dapat disampaikan baik dalam bentuk komunikasi verbal
maupun nonverbal.
d. Saluran
Saluran berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara
pengirim dengan penerima pesan. Dalam komunikasi interpersonal
lazimnya para pelaku komunikasi bertemu secara tatap muka (face to
face).
e. Gangguan
Seringkali pesan yang dikirim berbeda makna dengan pesan yang
diterima, hal ini disebabkan karena adanya gangguan saat komunikasi
berlagsung.
f.Umpan balik (feed back)
Umpan balik memainkan peranan penting dalam komunikasi antar
pribadi karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan
bergantian memberikan umpan balik dengan berbagi secara langsung.
g. Bidang pengalaman (field of experience)
Komunikasi akan lebih efektif bila para pelaku mempunyai mempunyai
h. Akibat (effect)
Proses komunikasi selalu mempunyai akibat, baik akibat positif maupun
akibat negatif.
i.Konteks
Ada tiga dimensi konteks dalam proses komunikasi interpersonal,
dimensi fisik (tempat), dimensi sosial psikologis, dimensi temporal yang
menunjukan adaanya pesan khusus yang sesuai dengan rangkaiaan
kejadian-kejadian komunikasi.
2.1.3 Bentuk Komunikasi Interpersonal
Pada dasarnya, ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam
komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yaitu komunikasi verbal dan
nonverbal. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasa
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada pihak lain secara
tertulis maupun lisan (Purwanto,2006:5). Melalui komunikasi secara lisan
atau tertulis diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan
pengirim pesan dengan baik.
a. Komunikasi lisan
Kekuatan komunikasi lisan terletak pada kecepatan dan umpan baliknya.
Suatu pesan verbal dapat disampaikan dan jawabannya bisa diterima
dalam waktu yang singkat. Kelemahan komunikasi lisan terdapat ketika
banyak orang yang dilalui oleh sebuah pesan, semakin besar
kemungkinan penyimpangannya.
b. Komunikasi tertulis
Kekuatan komunikasi tertulis adalah cara ini mudah dan bisa
diverifikasi. Pesan dalam bentuk cetakan membuat pengirim maupun
penerima memiliki dokumentasi dari komuniksi tersebut. Kelemahannya
adalah dalam penyampaian membutuhkan lebih banyak waktu.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur, komunikasi
ini dapat berbentuk gerakan anggota tubuh. Komunikasi nonverbal penting
artinya terutama dalam penyampaian perasaan dan emosi, mendeteksi
kecurangan atau kejujuran, serta sifatnya yang efisien (Purwanto,2006:9).
2.1.4 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Menurut Muhammad (2005:165) ada enam tujuan komunikasi interpersonal,
yaitu:
1. Menemukan diri sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal
atau pribadi. Bila terlibat dalam pertemuan interpersonal, maka akan
banyak yang dapat dipelajari tentang diri sendiri maupun orang lain.
Kenyataannya dari presepsi kita adalah hasil dari apa yang telah
2. Menemukan dunia luar
Mampu memahami diri sendiri maupun orang lain membuat lebih
memahami dengan baik dunia luar. Banyak yang diketahui datang dari
komunikasi interpersonal, seringkali banyak informasi itu didiskusikan
dan dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memeliara hubungan baik dengan orang lain. Banyak waktu yang
digunakan dalam komunikasi interpersonal untuk membentuk dan
menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah sikap dan tingkah laku
Komunikasi interpersonal seringkali digunakan untuk mengubah sikap
dan tingkah laku orang lain.
5. Untuk bermain dan kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama
adalah mencapai kesenangan. Berbicara mengenai aktivitas ahir pekan,
olah raga dan cerita lucu terliat merupakan pembicaraan yang tidak
terlalu bearti tetapi mempunyai tujuan yang sangat penting. Melakukan
komunkasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan
dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan
6. Untuk membantu
Interaksi komunikasi interpersonal juga dapat berfungsi membantu
orang lain, salah satu bentuknya adalah dengan berkonsultasi dengan
orang yang telah dipercaya.
2.1.5 Evektivitas Komunikasi Interpersonal
Menurut De Vito dalam subakti (2008) evektivitas komunikasi interpersonal
dapat dilihat dari lima hal, yaitu:
1. Kepercayaan diri (self konfidence)
Dalam komunikasi interpersonal komunikator yang evektif haruslah
memiliki kepercayaan diri. Seorang komunikator yang evektif selalu
merasa nyaman bersama orang lain dan merasa nyaman dalam situasi
komunikasi pada umumnya.
2. Keakraban (immediacy)
Keakraban mengacu pada suatu proses penggabungan antara
komunikator dan komunikan sehingga akan tercipta suatu kesamaan
antar keduanya.
3. Manajmen interaksi (interaction management)
Komunikator yang evektif perlu mengendalikan interaksi untuk
mencapai kepuasan kedua belah pihak. Dalam membangun manajemen
interaksi yang efektif, tidak seorang pun merasa di abaikan atau merasa
menjadi tokoh utama. Masing-masing pihak memberikan kontribusi
4. Daya ekspresi (expressiveness)
Daya ekspresi mengacu pada suau keterampilan mengkomunikasikan
keterlibatan yang tulus dalam interaksi interpersonal.
5. Orientasi pada orang lain (other orientation)
Sikap yang berorientasi kepada orang lain merupakan suatu kemampuan
komunikator untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicaranya selama
berkomunikasi. Orientasi ini mencakup pengkomunikasian perhatian
dan minat terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicara.
2.2 Kinerja
2.2.1 Definisi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja kualitas dan
kuantitas yang ingin dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yaang diberikan kepadanya.
Pendapat lain tentang kinerja adalah menurut (Rivai 2009:309) yang
menyatakan kinerja sebagai perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Menurut (Robbins:2008) bahwa kinerja merupakan fungsi dari kemampuan,
motivasi dan kesempatan.dengan kemampuan kinerja seseorang tergantung pada
kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.
Disisi lain Prihatminingtyas (2005) menegaskan bahwa kemampuan yang
Berdasarkan beberapa pandangan tentang kinerja tersebut, maka secara
umum kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas yang diberikan kepadanya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.2.2 Kriteria Kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individual menurut Robert
L.Mathis dan Jhon H.Jackson (2006:113)
1. Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut terdiri dari
bakat, minat dan faktor kepribadiaan.
2. Tingkat usaha yang dicurahkan, terdiri dari motivasi, etika kerja
kehadiran, dan rancangan tugas.
3. Dukungan organisasi, terdiri dari pelatihan dan pengembangan, standar
kinerja,manajemen dan rekan kerja.
Selain faktor-faktor kinerja, untuk mengukur kinerja dapat dilihat dari sudut
lingkup kinerja yang dijelaskan oleh Amstrong, Baron dan Wibowo (2007:361)
yang membagi tiga tipe ukuran kinerja berdasarkan lingkup penggunaannya,
dalam lingkup individual, tim dan organisasional. Lingkup penelitian ini untuk
mengukur kinerja pegawai maka hanya dijelaskan tentang ukuran individual
yaitu:
Ukuran kinerja untuk individu karyawan meliputi:
1. Kuantitas, dinyatakan dalam jumlah output, atau persentase antara
2. Kualitas, dinyatakan dalam bentuk pengawasan kualitas yang bervariasi
diluar batas, jumlah keluahan yang masih diluar batas yang dapat
dipertimbangkan untuk ditoleransi.
3. Produktifitas, diukur sebagai output per pekerja.
4. Ketepatan waktu, dinyatakan dalam bentuk pencapaian batas waktu
pengiriman, jumlah unit yang dapat di selesaikan tepat waktu.
5. Pengawasan biaya, sebagai biaya unit produksi, variasi upah buruh
langsung maupun tidak langsung.
2.2.3 Penilaian Kinerja
Menurut Dessler (Guritno dan Waridin, 2005), penilaian kinerja adalah
memberikan umpan balik kepada pegawaidengan tujuan memotivasi orang
tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau berkinerja lebih baik lagi.
Dalam proses penlaian kinerja ada lima prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam
proses penilaian kinerja, yakni:
1) Melibatkan orang yang tepat dalam penilaian.
2) Penilaian harus dilihat sebagai suatu sub-sub sistem dari sistem-sistem yang
kompleks.
3) Belajar dari proses implementasi.
4) Fleksibilitas harus terjaga.
5) Bersikap sabar.
6) Unsur-unsur yang digunakan dalam penilaian kinerja pegawai
Tolak ukur atau ukuran penilaian kinerja pegawai berbeda tergantung dari
faktor-faktor pembentuk prestasi kerja dapat dijabarkan dalam beberapa unsur yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai tolok ukur penilaian kinerja.
Adapun unsur-unsur yang dimiliki, menurut Hasibuan (2001:95) adalah,
sebagai berikut:
1) Kesetiaan
Unsur kesetiaan dalam hal ini menyangkut loyalitas pegawai terhadap
pekerjaannya, jabatan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan
pegawaimenjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar organisasi
yang tidak bertanggung jawab.
2) Kedisiplinan
Penilai menilai disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan
melakukan pekerjaan sesuai dengan instruktur yang diberikan kepadanya.
3) Kejujuran
Penilai menilai kejujuran pegawaidalam melaksanakan dan menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya.
4) Kerja sama
Penilai menilai hasil kerja yang baik kualitas/ kuantitas dapat dihasilkan
pegawaitersebut dari uraian pekerjaannya.
5) Kreatifitas
Peniali menilai kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreatifitasnya
6) Kepemimpinan
Penilai menilai kemampuan untuk memimpin berpengaruh, mempunyai
perbedaan yang kuat, dihormati, berwibawa dan dapat memotivasi orang lain/
bawahannya/ bekerja secara aktif.
7) Kepribadian
Menilai pegawai dan sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi
kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik serta berpenampilan
simpatik dan wajar.
Lebih lanjut, Hasibuan (2001) menegaskan bahwa kriteria penilaian
kinerja dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1) Penilaian kinerja berdasarkan hasil
Tipe kriteria ini merumuskan pekerjaan berdasarkan pencapaian tujuan
organisasi, atau mengukur hasil akhir. Jajaran kinerja biasa ditetapkan oleh
manajemen atau kelompok kerja, tetapi jika menginginkan agar pegawai
meningkatkan kinerja mereka, maka penetatap sasaran secara partisipasi
dengan melibatkan para pegawai akan jauh berdampak positif terhadap
peningkatan kinerja organisasi.
2) Penilaian kinerja berdasarkan perilaku
Tipe kriteria ini mengukur sarana pencapaian sasaran dan bukannya hasil
akhir.
3) Penilaian kinerja berdasarkan judgement
Tipe kriteria ini menilai atau mengevaluasi kinerja pegawai berdasarkan
a. Jumlah kerja yang dilakukan dalam satu periode yang ditentukan.
b. Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan
kesiapan.
c. Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaannya dan keterampilannya.
d. Kesetiaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota
organisasi).
e. Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian
terhadap kerja.
f. Mengukur kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan dan integritas
pribadi.
Penilaian kinerja pada seluruh pegawai merupakan kegiatan yang harus
secara rutin dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi
secara obyektif tepat dan didokumentasikan secara baik cenderung menurunkan
potensi penyimpanan yang dilakukan pegawai sehingga kinerja pegawai sesuai
dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Penilaian kinerja yang sistematik akan sangat bermanfaat untuk berbagai
kepentingan, antara lain:
1) Mendorong peningkatan kinerja pegawai
Dengan mengetahui hasil penilaian pegawai maka pihak-pihak yang terlibat
dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar kinerja pegawaidapat
2) Bahan pertimbangan keputusan dalam pemberian imbalan
Imbalan yang diberikan perusahaan tidak terbatas hanya pada upah atau gaji
saja akan tetapi juga berbagai imbalan lain seperti bonus akhir tahun, hadiah
pada hari raya atau bahkan ada perusahaan yang memperbolehkan
pegawainya yang memiliki sejumlah saham perusahaan sebagai demean hasil
penilaian kinerja dapat ditentukan siapa-siapa yang berhak menerima berbagai
imbalan tersebut.
3) Kepentingan mutasi pegawai
Hasil penilaian kinerja pegawaidi masa lalu dapat dijadikan dasar
pengambilan keputusan mutasi baginya dimasa depan. Mutasi tersebut dapat
berupa promosi dan alih wilayah.
4) Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan
Guna mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan ataupun untuk
mengembangkan potensi pegawaiyang sebelumnya belum tergaris
sepenuhnya, hal tersebut dapat terungkap pada hasil penilaian kinerja.
5) Membantu para pegawai menentukan rencana kariernya
Dengan hasil penilaian kinerja maka bagian personalia dapat membantu
pegawaidalam menyusun program pengembangan karier yang paling tepat
2.3. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja
Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja secara
tidak langsung telah terlihat melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
individual yang telah dikemukakan oleh Robert L.Mathis dan Jhon H.Jackson
(2006:36) mereka menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja individu adalah kemampuan individual dalam melakukan pekerjaan
yang terdiri dari bakat, minat dan faktor kepribadian. Dalam hal ini
komunikasi interpersonal dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk
kemampuan yang dimiliki oleh individu.
2.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, komunikasi
interpersonal mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kinerja pegawai.
Menurut Muhammad (2005:159) komunikasi interpersonal adalah proses
pertukaran informasi diantara seseorang dengan seseorang lainnya atau
biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Di
dalam suatu organisasi khususnya di perusahaan proses komunikasi adalah
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya. Dalam penelitian ini, hipotesis yang dibuat adalah seperti
dibawah ini:
H1 = Diduga kepercayaan diri (X1) keakraban (X2), manajemen interaksi
(X3), daya ekspresi (X4) dan orientasi kepada orang lain (X5)
berpengaruh secara simultan terhadap variabel kinerja (Y).
H2 = Diduga kepercayaan diri (X1) keakraban (X2), manajemen interaksi
(X3), daya ekspresi (X4) dan orientasi kepada orang lain (X5)
berpengaruh secara parsial terhadap variabel kinerja (Y).
H3 = Diduga keakraban (X2) berpengaruh secara dominan terhadap variabel
kinerja (Y)
Komunikasi interpersonal (X)
Kepercayaan diri (X1)
Keakraban (X2)
Manajemen interaksi (X3)
Daya ekspresi (X4)
Orientasi kepada orang lain (X5)
21 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif, yaitu berangkat dari
persoalan umum (teori) ke hal khusus sehingga penelitian ini harus memiliki
landasan teori.
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Unit Desa Karangploso, yang
berlokasi diJalan Raya Ngijo No.23 Karangploso, Malang. Alasan peneliti
mengadakan penelitian di tempat tersebut adalah karena lokasinya yang mudah
dijangkau guna melakukan penelitian.Pertimbangan yang mendasari pemilihan
lokasi penelitian tersebut adalah bahwa karena perusahaan tersebut mempunyai
kesesuaian dalam penelitian yang dilakukan. Misalnya, organisasi tersebut telah
mempunyai berbagai fasilitas yang memadai dan dapat menunjang peningkatan
kesejahteraan karyawan (Jamsostek, jadwal cuti karyawan, dan sebagainya).
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiono, 2008:80). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Koperasi Unit Desa Karangploso
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki jumlah atau
kareakteristik tertentu yang dimiliki populasi (Arikunto:2000). Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposif samplingyaitu teknik pengambilan
sampel dengan teknik tertentu (Sugiono:2001). Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi digunakan sebagai
sampel, jadi jumlah sampel yang digunakan sebanyak 43 karyawan sehingga
penelitian ini dinamakan penelitian sensus.
3.3 Jenis Data
Dalam sebuah penelitian, data berguna sebagai dasar obyektif dalam
mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang diambil oleh pembuat kebijakan.
Data adalah kumpulan fakta-fakta, dimana data-data yang dikumpulkan nantinya
akan diperoses menjadi informasi.Adapun jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer (Primery Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Sumber asli yang
dimaksudkan sebagai sumber data primer dalam penelitian ini adalah para
responden penelitian, dimana dalam pengumpulan data tersebut digunakan
kuisioner yang berisi berbagai item pertanyaan serta wawancara yang
b. Data Sekunder (Secondary Data)
Menurut Hasan (2002:82) data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber
yang telah ada. Dalam penelitian ini data sekunder di peroleh melalui
sumber tidak langsung berupa internet dan data dari Koperasi Unit Desa
Karangploso Malang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mencapai hasil yang valid, deperlukan data yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga informasi yang diharapkan dapat
memberikan gambaran, keterangan, dan fakta yang akurat mengenai suatu
kejadian/kondisi tertentu. Untuk mendapatkan data yang valid ini, perlu dipilih
suatu teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dari
pengamatan yang akan diunggkapkan/diketahui. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Metode wawancara adalah suatu metode dengan cara tanya jawab yang di
lakukan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancara untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.Wawancara dilakukan dengan para karyawanKoperasi Unit Desa
Karangploso Malang untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan variabel
2. Kuisioner
Data diambil dari kuisioner dengan menggunakan skala Likert yang berupa
data ordinal. Menurut Kinnear (dalam Umar,2003:98) penentuan skor pada
masing-masing item pertanyaan terhadap masalah yang diteliti diukur dengan
skala Likert, yaitu skala yang berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang
terhadap sesuatu. Pengukuran data dengan skala Likert yang terdiri dari lima
pilihan jawaban atas pertanyaan yang diajukan, yaitu :
Sangat setuju bernilai 5
Setuju bernilai 4
Kurang Setuju bernilai 3
Tidak setuju bernilai 2
Sangat tidak setuju bernilai 1
Skala Likert umumnya digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan
pendapat seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam hal ini dapat
bersumber dari data yang dimiliki oleh Koperasi Unit Desa Karangploso Malang
ataupun juga berasal dari internet yang relevan dengan obyek penelitian.
3.5 Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian dibedakan
menjadi dua yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebeb perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel
dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiono,2008:38-39).
Variabel bebes dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal yang
terdiri dari kepercayaan diri (X1), keakraban (X2), manajemen interaksi (X3),
daya ekspresi (X4), dan orientasi kepada orang lain (X5). Dan komunikasi
nonverbal (X2). Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kinerja (Y).
1. Variabel Bebas Komunikasi Interpersonal (X)
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebihyang dapat diketahui langsung balikannya.
Pada penelitian ini komunikasi interpersonal dikhususkan pada kemampuan
karyawan dalam berinteraksi sesama karyawan lainnya maupun dengan para
nasabah. Variabel yang digunakan adalah lima hal yang dapat menciptakan
komunikasi interpersonal yang efektif, variabel tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut :
a. Kepercayaan Diri (X1)
Rasa percaya diri penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif.
Seseorang yang percaya diri dalam hal ini khususnya karyawan penjualan,
akan mudah melakukan komunikasi karena merasa nyaman dalam melakukan
penampilan yang menarik (X1.1), kontak mata (X1.2), penguasaan materi
(X1.3), mandiri (X1.4), serta percaya diri (X1.5).
b. Keakraban (X2)
Keakraban sangat untuk menciptakan komunikasi interpersonal yang
efektif. Keakraban mengacu pada suatu proses yang menciptakan suatu
kesamaan antara komunikator dan komunikan. Seringkali kominukasi tidak
efektif bukan karena adanya gangguan dari proses encoding ke decodingtetapi
akaibat dari hubungan yang tidak baik diantara kedua belah pihak. Indikator
dari keakraban ini dapat dilihat dari suasana yang terciptasaat berkomunikasi
(X2.1), bahasa yang mudah dipahami (X2.2), pembicaraan yang tidakkaku
(X2.3), saling menjaga kepercayaan (X2.4), seta bersikap baik
(X2.5).Penggunaan bahasa informal serta pembicaraan yang tidak kaku juga
menandakan adanya hubungan yang baik. Selain itu keakraban juga dapat
terbentuk dari rasa percaya yang tertanam dihati konsumen terhadap informasi
yang diberikan oleh karyawan.
c. Manajemen Interaksi (X3)
Dalam melakukan komunikasi yang efektif perlu adanya manajemen
interaksi yang baik. Komunikator harus mampu mengendalikan pembicaraan
sehingga tujuan komunikasi dapat tersampaikan dengan baik. Indikator dari
manajemen interaksi ini dapat dilihat dari mengucap salam (X3.1), inisiatif
(X3.2), mengatur tempo (X3.3), menyimak (X3.4), serta menjawab saat
d. Daya Ekspresi (X4)
Daya ekspresi akan mengacu pada suatu keterampilan karyawan
mengkomunikasikan suatu keterlibatan yang diwujudkan dalam niat yang
tulus melakukan interaksi interpersonal dengan konsumen. Indikator dari
variabel ini terdiri dari antusias (X4.1), ekspresi wajah bersemangat (X4.2),
berbicara dengan anggota tubuh (X4.3), berbicara dengan baik (X4.4), serta
menyenangkan (X4.5). Salah satu wujud ekspresi karyawan dalam merespon
konsumen adalah tersenyum, dan menganggukan kepala. Selain itu ekspresi
wajah yang bersemangat juga membuktikan bahwa karyawan telah bersedia
untuk melakukan komunikasi interpersonal dengan baik.
e. Orientasi Kepada Orang Lain (X5)
Sikap yang berorientasi kepada orang lain merupakan suatu kemampuan
seorang komunikator untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicaranya
selama berkomunikasi. Orientasi ini mencangkup pengkomunikasian
perhatian dan minat terhadap apa yang di katakan oleh lawan bicara. Indikator
dari variabel ini dapat dilihat dari karyawan yang menghargai pendapat
(X5.1), memberi kesempatan berbicara (X5.2),mendengarkan dengan seksama
2. Variabel Terikat Kinerja (Y)
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapaiseseorang dalam melaksanakan
tugas yang diberikan kepadanya dengan kriteria yang telah ditetapkan. Indikator
yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja ini adalah kuantitas kerjadan
kualitas kerja.
a. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja dapat di lihat dari bertambahnya nasabahbaru,
meningkatnya prestasi, tercapainya tujuan organisasi.
b. Kualitas Kerja
Kualitas kerja dapat dilihat dari indikator keakuran, menciptakan
kerjasama, nasabah merasa senang saat berkomunikasi dengan karyawan.
Keakuratan yang dimaksud adalah setiap informasi yang disampaikan dapat
dipertanggungjawabkan oleh karyawan. Jadi konsumen percaya dengan apa
Tabel 3.1
Variabel, Sub Variabel, Indikator, Item
Variabel
1. Penampilan yang menarik (X1.1) 2. Kontak mata (X1.2)
3. Penguasaan materi (X1.3) 4. Bertindak mandiri dalam
pengambilan keputusan (X1.4) 5. Percaya pada kemampuan yang
dimiliki (X1.5)
Keakraban(X2) 1. Suasana yang terciptasaat berkomunikasi (X2.1)
2. Bahasa yang digunakan mudah dipahami (X2.2)
3. Pembicaraan yang tidak kaku (X2.3)
4. Kepercayaan terhadap karyawan (X2.4)
5. Selalu bersikap baik
ManajemenInteraksi (X3)
1. Mengucapkan kata pengantar sebelum masuk ke dalam inti pembicaraan (X3.1)
2. Melakukan pembicaraan selingan agar tidak terjadi jeda (X3.2)
3. Pandai dalam mengatur tempo pembicaraan (X3.3)
4. Menyimak pembicaraan orang lain (X3.4)
5. Nyambung saat berbicara (X3.5)
Daya
Ekspresi (X4)
1. Merespon konsumen dengan antusias (X4.1)
2. Ekspresi wajah bersemangat (X4.2)
3. Berbicara dengan anggota tubuh (X4.3)
Orientasi KepadaOrang
Lain (X5)
1. Menghargai pendapat nasabah (X5.1)
2. Kesempatan berbicara yang diberikan kepada nasabah (X5.2) 3. Mendengarkannasabah dengan
seksama (X5.3)
4. Menerima saran (X5.4)
5. Memahami pembicaraan (X5.5)
Kinerja (Y) Kuantitas
Kerja
1. Bertambahnya nasabah 2. Meningkatnya prestasi 3. Tercapainya tujuan organisasi
Kualitas Kerja
1. Keakuran
2. Menciptakan kerjasama 3. nasabah merasa senang saat
berkomunikasi dengan Sumber : Data KUD Karangploso
3.6 Uji Instrumen 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkorelasikan setiap
skor item dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasional. Dalam hal
ini digunakan Pearson Product Moment Correlation, di mana menurut Arikunto
(2002:160) menggunakan rumus, sebagai berikut:
Hasil analisa validitas ditunjukkan dengan cara membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel, di mana apabila nilai rhitung> rtabel maka butir atau item pertanyaan
yang disajikan adalah valid. Dalam proses penghitungan, digunakan program
SPSS 16.0 for Windows.
3.6.2 Uji Realibilitas
Menurut Arikunto (2002:165), pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara
memperlihatkan varian untuk setiap skor item dan skor totalnya yang
dihitung berdasarkan rumus Aplha Croanbach (α).
Adapun rumus yang digunakan adalah, sebagai berikut:
k = banyaknya butir pertanyaan
2Pengambilan keputusan reliabilitas suatu variabel ditentukan dengan melihat
kategori nilai r alpha. Jika nilai alpha adalah 0,80–1,00 maka reliabilitasnya
termasuk baik, dan jika nilai alpha adalah 0,60–0,79 maka reliabilitasnya
termasuk kategori dapat diterima. Dalam proses penghitungan, digunakan
3.7 Uji Asumsi Klasik 3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variable pengganggu
atau reseduaal memiliki distribusi normal.
Untuk menditeksi normalitas dapat menggunakan analisis grafik melalui
grafik normal P-Plot.
3.7.2 Uji Multikolineritas
Uji multikuolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Salah satu
metode untuk mendiaknosa adanya multicolinerity adalah dengan
menganalisis nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF>10
maka menunjukan adanya multikolineritas, dan apabila sebaliknya VIF<10
maka tidak terjadi multikolineritas.
3.7.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki
ragam (variance) yang sama atau tidak. Model regresi yang baik adalah
model yang memiliki ragam yang sama (bersifat homoskedastisitas).
Uji heteroskedastisitas ditunjukan untuk menggunakan grafik scatter plot
antara variable dependen (SRESID) dan variable residual (ZPRED). Grafik
ini menunjukan penyebaran titik-titik. Jika titik-titik menyebar diatas dan
dibawah 0 pada sumbu Y bearti tidak terjadi heteroskedastisitas pada data
3.8 Analisa Data
Tujuan dari penggunaan teknik analisis data ini yaitu untuk
menyederhanakan data-data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan
diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisa data yang
digunakan adalah, sebagai berikut:
3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah regresi berganda.
Sebelum menggunakan analisis ini, perlu dilakukan pengujian persyaratan terlebih
dahulu yang disebut uji asumsi klasik.
Analisis regresi adalah analisis pesamaan garis yang di peroleh berdasarkan
perhitungan-perhitungan statistika, umumnya disebut model, untuk mengetahui
bagaimana perbedaan sebuah variabel mempengaruhi variabel lain (Bungin,
2008:221). Uji regresi dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh
variabel-variabel X (X1, X2, X3, X4, dan X5) dan melihat perbedaan besar kecil pengaruh
variabel-variabel tersebut terhadap variabel Y. Model regresi berganda yang
disusun dalam kaitannya dengan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
adalah :
Y=b0b1X1+b2X2+b3X3 E
Di dalam penelitian ini yang akan diuji adalah persamaan sebagai berikut :
Y=b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5
Keterangan :
b0 = konstanta
Y = kinerja karyawan
X1 = kepercayaan diri
X2 = keakraban
X3 = manajemen interaksi
X4 = daya ekspresi
X5 = orientasi kepada orang lain
E = error terms
3.8.2 Analisis Korelasi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel
terikat dengan variabel bebas secara bersamaan. Koefisien ini biasa diberi simbol
R (Sugiyono, 1997:190), dengan rumus, yaitu:
SStotal SSreg
R ...(2.2)
di mana:
R = Koefisien korelasi berganda
SSreg = Sum Square/ jumlah kuadrat regresi
SStotal = Sum Square yang disesuaikan/ jumlah kuadrat total terkorelasi
Dalam proses penghitungan, digunakan program SPSS 17.0 for Windows.
3.9 Uji Hipotesis
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara,
3.9.1 Uji F
Uji hipotesis secara serentak ini menggunakan uji F (F test), dimana nilai
Fhitungdibandingkan dengan nilai Ftabelpada tingkat keyakinan tertentu. Dari uji
F ini selanjutnya diputuskan untuk menerima atau menolak hipotesis yang
diajukan.
Hipotesis yang diajukan untuk uji F ini adalah :
Ho ; b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
H1 ; b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0
Uji serentak (simultan) dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan
Ftabel
Apabila Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Apabila Fhitunglebih kecil daripada Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
terhadap variabel terikat.
3.9.2 Uji t
Uji hipotesis ini menggunakan uji-t (ttes), dimana thitung dibandingkan
dengan ttabel. Apabila ttabel lebih besar dari thitung (variabel independen secara
individual mempengaruhi dependen), maka H0 ditolak dah H1 diterima.
Hipotesis yang dilakukan untuk uji t adalah :
Kesimpulan dari hasil pengujian secara parsial, dengan indikasi koefisien
variabel paling besar maka menunjukan variabel yang dominan yang berpengaruh
37 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Perkembangan Koperasi Unit Desa Karangploso
Koperasi Unit Desa Karangploso yang beralamat di Jalan Raya
Ngijo No.23, Karangploso, Malang 65324. Sebagai lembaga yang bergerak
dalam usaha ekonomi rakyat, Kopersi Unit Desa Karangploso dilengkapi
persyaratan perijinan antara lain sebagai berikut:
1. Badan Hukum No. : 4817 A/BH/II/81
2. Siup No. : 510/008/421.107/2006
3. NPWP No. : 01.236.252.1.657.000
Koperasi Unit Desa Karangploso didirikan pada tahun 1981, awal
berdrinya Kopersai Unit Desa Karangploso adalah pada tahun 1973
sekelompok petani sawah sebanyak 93 orang mendirikan BUUD, para
petani saat itu bergabung ingin memenh kebutuhan mengenai sarana
produksi pertanian, saat itu dirasa sulit bergabung mendiikan BUUD, dalam
perjalanannya lembaga BUUD mengembangkan ushanya berubah nama
menjadi Koperasi Unit Desa tahun 1981 dengan mendapatkan badan hukum
4.1.2 Wilayah Keanggotaan Koperasi Unit Desa Karangploso
Wilayah dari keanggotaan Koperasi Unit Desa Karangploso yaitu
meliputi wilayah se-kecamatan karangploso kabupaten malang yang terdiri
dari 9 desa yaitu:
4.1.3 Susunan Pengurus, Pengawas dan Manajemen
Jumlah karyawan Koperasi Unit Desa Karangploso sebanyak 43
pegawai.Komposisi karyawan 28 karyawan pria dan 15 karyawan wanita.
Tabel 4.1 Susunan Pengurus :
Nama Umur Pendidikan Jabatan No. Anggota
Tabel 4.2 Susunan Pengawas :
Nama Umur Pendidikan Jabatan No. Anggota
Suyono Sumber : Data KUD Karangploso
Tabel 4.3 Susunan Manajemen:
Nama Umur Pendidikan Jabatan
Hari Santoso Sumber : Data KUD Karangploso
4.1.4 Unit Usaha Koperasi Unit Desa Karangploso
Sesuai dengan kerakteristik bisnis yang di miliki oleh Koperasi
Unit Desa Karangposo, unit sapi perah adalah unit andalan bagi Koperasi
Unit Desa Karangploso atau dapat dikatakan Unit Usaha Inti (Core
Businees) karena dari unit ini roda kehdupan Koperasi Unit Desa
Karangploso dapat berjalan sampai saat ini, unit sapi perah, agar usaha ini
dapat berkembang dan mampu memberkan pelayanan sebaik baiknya, maka
Gambaran Singkat Unit Usaha
Karakteristik bisnis Koperasi Unit Desa Karangploso tersebut
mencerminkan bahwa untuk mengembangkan dan memberikan nilai tambah
dan bermanfaat bagi anggota maupun masyarakat, usaha inti harus
mendapatkan dukungan oleh usaha-usaha penunjang baik yang langsung
maupun yang tidak langsung, berikut ini gambaran singkat usaha Koperasi
Unit Desa Karangploso:
1. Unit Usaha Sapi Perah (Inti)
a. Dalam pengelolaannya unit in mengedepankan suatu tim kerja yang
solid, dukungan insfratuktur yang memadai kaitannya dalam
pelaksanaan SOP (Standart Operasional Prosedur) untuk mendapatkan
susu yang berkualitas baik dan kompetitif.
b. Komitmen dan dukungan anggota yang cukup tinggi dengan
pengelolaan usaha yang kompetitif adalah modal yang esar untuk
kelangsungan usaha dan ketahanan Koperasi.
c. Prospektif
d. Memberikan manfaat yang lebih kepada para peternak anggota
Koperasi Unit Desa Karangploso.
e. Produksi pakan ternak sapi perah angota 110 ton/bulan
f. Program perbaikan kesejahteraan anggota melalui pengelolaan SHU
bagi angota yang dihitng sebagai biaya koperasi tap hari raya;
2. Unit Usaha Simpan Pinjam
Unit usaha ini merupakan unit andalan kedua bagi Koperasi Unit
Desa Karangploso. Dengan pola kerja sebagai berikut:
a. Pengelolaan dengan menggunakan system otonom
b. Produk layanan dengan pola umum, pola sapi perah, pola pasar dan
pola bayar panen (yarnen)
c. Pemasaran berbasis anggota aktif
3. Unit pertanian
a. Pelayanan pupuk bagi petani, tebang angkut, perkreditan, dan
pencairan nota gula.
b. Penebusan dan penyaluran pupuk bersubsidi dengan mempertahankan
harga eceran tertinggi.
c. Pelayanan/penjualan pupuk ritel bekerjasama dengan para kelompok
tani yang ada di wilayah kerja Koperasi Unit Desa Karangploso.
4. Unit RMU
Unit ini merupakan unit penunjang secara tidak langsung bagi unit
andalan, karena para anggota petani/peternak menggunakan jasa unit ini
untuk menggiling padi, gabah dan jagung, dengan biaya yang murah.
5. Unit Jasa
Unit jasa merupakan unit penunjang secara tidak langsung, karena
pelayanan kepada anggota sekitar, dengan kegiatan penjualan rekening
listrik, rekening telepon dan rekening listrik pra bayar.
6. Unit Toko
Unit ini merupakan pengembangan usaha Koperasi Unit Desa
Karangploso dalam hal memenuhi kebutuhan anggota karyawan dan
masyarakat sekitar dibidang sembako, khusus pelayanan kepada anggota
peternak dapat dilayani dengan system kas/bon.
4.1.5 Kerjasama
Dalam mempercepat pertumbuhan dan pelayanan kepada para
anggota serta peran Koperasi Unit Desa Karangploso dalam sektor
perekonomian, dilakukan berbagai kerjasama baik di bidang keuangan,
bisnis maupun pengembangan kualitas sumber daya manusia dan system
manajemen diantaranya: kerjasama dengan Swasta, BUMN, dan lembaga
Pemerintah:
1. PT. Nestle, dalam hal pemasaran susuternak.
2. PT. Bogasari dalam hal kerjasama kredit pengembangan sapi perah.
3. PG. kebon Agung dalam hal pemasaran dan penjualan tebu milik petani
4. PBIB Singosari dalam hal pengadaan bibit dan semen beku sapi perah.
5. Balai Peternakan Songgoriti Batu dalam hal pelatihan bagi karyawan dan
anggota sapi perah.
6. PLN Jawa Timur dalam hal kerjasama penjualan rekening listrik.
7. PT. Telkom dalam hal penjualan rekening telepon.
9. Kerjasam dengan PT. Hivos dan LPKP Malang dalam hal
pengadaan/pembangunan Biogas bagi peternak anggota Koperasi Unit
Desa Karangploso, sampai saat ini telah dibangun 98 unit kerjasama
dengan LPKP dan 6 unit dibangun secara mandiri.
Kerjasama dengan Bank:
1. Bank Bukopin
2. Bank Mandiri
3. Bank BRI
4. Bank BNI
Penghargaan yang pernah diperoleh adalah:
1. Sebagai koperasi terbaik tingkat II Provinsi Jawa Timur tahun 2010
bidang produksi.
2. Continous Excellence tahun 2010 dari PT. Nestle Indonesia.
4.2 Gambaran Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Koperasi Unit Desa
Karangploso. Dalam penelitian ini karakteristik responden dianalisa secara
deskriptif seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, status
Tabel 4.4 Karakteristik Responden
Sumber : Data KUD Karngploso
4.2.1 Jenis Kelamin Responden
Sumber: Data KUD yang diolah
Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan persentas
responden dari jenis kelamin praia sebesar 65%, dan untuk jenis persentase
responden jenis kelamin wanita sebesar 35%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja di Koperasi Unit Desa
Karangploso rata-rata adalah pria.
4.2.2 Usia Responden
Gambar 4.2Persentase Responden Berdasarkan Usia Responden
Sumber: Data KUD yang diolah
Berdasarkan gambar 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase
responden dengan usia 20-30 tahun sebesar 2%, usia 31-40 tahun sebesar
28%, usia 41-50 tahun sebesar 56%, dan usia 51-60 tahun sebesar 14%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar usia karyawan
Koperasi Unit Desa Karangploso adalah 41-50 tahun.
Gambar4.3 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden
Sumber: Data KUD yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase
responden dengan tingkat pendidikan SMP/ Sederajat sebesar 0%, tingkat
pendidikan SMA/ Sederajat sebesar 70%, tingkat pendidikan Diploma
sebesar 18%, dan tingkat pendidikan Sarjana 18%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan karyawan koperasi
unit desa karangploso adalah SMA/ Sederajat.
4.2.4 Status Perkawinan
Gambar 4.4 Persentase Responden Berdasarkan Status Perkawinan Responden
Sumber: Data KUD yang diolah
Berdasarkan gambar 4.4 diatas disimpulkan bahwa persentase
responden berdasarkan status perkawinan, menikah sebesar 98%, belum
menikah sebesar 0%, dan duda/ janda sebesar 2%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar status perkawinan karyawan Koperasi
4.2.5 Status Pekerjaan Responden
Gambar 4.5 Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Responden
Sumber: Data KUD yang diolah
Berdasarkan gambar 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa
persentase responden dengan status pekerjaan pegawai tetap sebesar 100%,
pegawai tidak tetap 0%, dan pegawai percobaan 0%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh karyawan Koperasi Unit Desa
Karangploso seluruhnya adalah pegawai tetap.
4.2.6 Masa Kerja Responden
Gambar 4.6 Persentase Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden
Sumber: Data KUD yang diolah
Berdasarkan gambar 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase
responden masa kerja kurang dari 1 tahun sebesar 0%, masa kerja 1-5 tahun
demikian dapat disimpulkan bahwa masa kerja karyawan Koperasi Unit
Desa Karangploso sebagian besar adalah lebih dari 5 tahun.
4.2.7 Gaji Responden
Gambar 4.7 Persentase Responden Berdasarkan Gaji Responden
Sumber: Data KUD yang diolah
Berdasarkan gambar 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa
persentase responden gaji rp.500.000 - rp.1.000.000 sebesar 9%, gaji
rp.1.000.000 - rp. 1.500.000 sebesar 72%, gaji rp.1.500.000-rp.2.000.000
sebesar 19%, dan gaji rp.2.000.000 - rp.2.500.000 sebesar 0%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa gaji karyawan Koperasi Unit Desa
Karangploso sebagian besar adalah rp.1.000.000 - rp.1.500.000.