• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap harga pokok dan jumlah permintaan kayu olahan jenis kamper Samarinda oven pada CV. Sinar Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap harga pokok dan jumlah permintaan kayu olahan jenis kamper Samarinda oven pada CV. Sinar Bogor"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

KAMPER SAMARINDA OVEN PADA CV. SINAR BOGOR

ELVINA OKTAVIA SINURAT

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

If you think you are beaten, you are

If you think you dare not, you don’t

If you’d like to win, but think you can’t,

It’s almost a cinch you won’t

If you think you’ll lose, you’re lost

For out in the world we find,

Success begins with a person’s faith,

It’s all in the state of mind.

Life’s battles don’t always go

To the stronger or faster hand,

They go to the one

who trusts in God

And always thinks

“I can”

…the Lord your God Who goes with you; He will not fail you or forsake you.

Deuteronomy 31:6

Ingatlah bahwa pencobaan-pencobaan yang kamu alami

tidak berbeda dengan yang dialami orang lain.

Dan Allah adalah setia. Ia akan menjaga agar pencobaan itu

tidak akan menjadi begitu kuat sehingga kamu

tidak sanggup memikulnya. Pada waktu kamu dicobai

Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,

sehingga kamu tidak menyerah padanya.

1 Korintus 10:13

(3)

terhadap Harga Pokok dan Jumlah Permintaan Kayu Olahan Jenis Kamper Samarinda Oven pada CV Sinar Bogor adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2006

(4)

Pokok dan Jumlah Permintaan Kayu Olahan Jenis Kamper Samarinda Oven pada CV Sinar Bogor (dibimbing oleh E. G. TOGU MANURUNG).

Pemerintah Republik Indonesia menetapkan kebijakan menaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 yang mencapai rata-rata di atas 100%. Hal ini terjadi setelah harga minyak dunia meroket hingga mencapai US$80 per barel (Bisnis Indonesia, 2005). Disamping itu, maraknya penyelundupan minyak di negara ini semakin menyebabkan langkanya keberadaan BBM terutama di pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Kebijakan kenaikan harga BBM berdampak terhadap perekonomian nasional. Aktivitas ekonomi menurun akibat melonjaknya harga hampir semua barang dan jasa. Bahkan harga sembilan bahan pokok dan tarif angkutan, baik darat maupun laut, makin tidak terkendali dengan kenaikan 65%-100%. Akibatnya daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, makin terpuruk. Kebijakan kenaikan harga BBM telah memberikan pengaruh terhadap harga kayu olahan di pasaran Indonesia. Harga kayu olahan untuk ekspor meningkat dari sekitar US$ 400 per m3 menjadi US$ 500 per m3. Selain itu, kenaikan harga BBM menyebabkan berkurangnya volume permintaan terhadap produk-produk kayu olahan (Bisnis Indonesia, 2005).

Perusahaan CV Sinar Bogor membutuhkan data harga pokok untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan. Tanpa data harga pokok, perusahaan akan kesulitan dalam menetapkan harga jual bagi hasil pabriknya. Pengetahuan tentang harga pokok juga sangat penting dalam perencanaan strategis perusahaan. Perhitungan harga pokok pasti melibatkan nilai biaya rata-rata, yang sangat bergantung pada input produksi yang terlibat. Salah satu komponen biaya yang terlibat didalamnya adalah bahan bakar minyak (BBM) yang termasuk ke dalam biaya variabel (variable costs). Oleh karena itu penanganan dan kebijakan mengenai harga bahan bakar minyak (BBM) yang baik dan benar, sangat berpengaruh dalam kelangsungan perekonomian bangsa Indonesia. Hal ini karena BBM diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan operasi perusahaan/industri sehari–hari. Kebijakan mengenai naiknya harga BBM yang ditetapkan oleh Presiden RI per 1 Oktober 2005 menimbulkan perubahan terhadap nilai harga pokok suatu produksi perusahaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi jumlah permintaan produk suatu perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui nilai harga pokok kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper Samarinda Oven sebelum dan sesudah kebijakan kenaikan harga BBM, dan (2) mengetahui pengaruh kebijakan kenaikan harga BBM terhadap jumlah permintaan kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela).

(5)

bahwa perubahan nilai biaya tetap akibat kenaikan tarif listrik untuk produk kusen adalah sebesar 0,07%, sedangkan untuk produk pintu dan jendela, perubahan biaya tetap hanya sebesar 0,02%. Biaya variabel per unit produk mengalami peningkatan 0,72%-17,40%. Kenaikan nilai biaya variabel produk kayu olahan mengalami peningkatan tertinggi pada sepanjang bulan Januari 2006-Maret 2006.

Harga pokok waktu sebelum terjadinya kenaikan harga BBM rata–rata lebih rendah apabila dibandingkan dengan sesudah terjadinya kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM membuat harga pokok pada perusahaan CV Sinar Bogor meningkat sebesar 0,70 %-20,55 %. Hal ini disebabkan karena kenaikan bahan bakar minyak akan mendorong harga barang lain untuk meningkat karena bahan bakar minyak digunakan sebagai input produksi barang-barang lain, sehingga ketika harga minyak naik biaya produksi juga ikut naik.

Hasil analisis deskriptif menginformasikan bahwa kebijakan kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 memberikan dampak terhadap penurunan jumlah permintaan rata-rata produk kusen, pintu, dan jendela. Penurunan permintaan terbesar terjadi pada produk jendela, yaitu sebesar 58,82%, kemudian disusul oleh produk kusen sebesar 57,46% dan produk pintu sebesar 46,74%. Naiknya harga BBM akan menurunkan daya beli konsumen yang pada akhirnya berimbas pada menurunnya omset penjualan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan perusahaan harus lebih memperhatikan kembali biaya yang benar–benar perlu dikeluarkan dalam memproduksi produk kayu olahan. Di dalam menentukan kebijakan harga jual berdasarkan harga pokok yang diperoleh, sebaiknya perusahaan telah memperhitungkan kemungkinan terjadinya kenaikan BBM di masa yang akan datang karena harga BBM yang selalu berfluktuasi pada saat ini sehingga perusahaan tetap dapat bertahan tanpa mengalami kerugian yang besar. Perusahaan sebaiknya harus dapat mengikuti berbagai perubahan yang cepat dalam hal penganekaragaman produk dan pasar, persaingan dalam harga, kualitas maupun pencarian tenaga kerja terampil.

(6)

KAMPER SAMARINDA OVEN PADA CV. SINAR BOGOR

ELVINA OKTAVIA SINURAT

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(7)

Nama : Elvina Oktavia Sinurat NRP : E 24102070

Disetujui Dosen Pembimbing

Ir. E. G. Togu Manurung, MS., PhD.

Diketahui

Dekan Fakultas Kehutanan

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S.

(8)

anugerah dan rencana-Nya yang indah sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2006 ini ialah harga pokok dan jumlah permintaan, dengan judul Pengaruh Kenaikan

Harga BBM terhadap Harga Pokok dan Jumlah Permintaan Kayu Olahan Jenis Kamper Samarinda Oven pada CV Sinar Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. E. G. Togu Manurung, MS, Ph.D, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberi saran, nasehat, dan kesabaran kepada penulis.

2. Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, MS dan Dr. Ir. Ulfah Juniarti S, M.Agr, selaku dosen penguji yang telah memberi saran, kritik, dan perbaikan saat ujian sidang. 3. Kedua orang tua penulis, Ir. M. Sinurat dan V.T.R. Tampubolon, serta kedua

saudara penulis, Noveliana, SE dan Hanna Septania atas doa dan semangatnya. 4. Ir. I Ketut N Pandit, MS., Dr. Ir. I Nyoman Jaya Wistara, MS., dan Dr. Ir.

Bramasto Nugroho, MS., atas nasihat, bantuan dan masukan kepada penulis. 5. Bapak Umar Batarfie dan Bapak Aryo selaku pimpinan, beserta seluruh staff

perusahaan CV Sinar Bogor atas bimbingan dan waktu yang telah diberikan. 6. Fauzan Erich Emmerling, S.Kom, yang selalu menjadi penjaga hati dan navigator

setiaku. Candidates Girls ( Cicot, Donut, Oetji, Keket, Meyta, Reren, TQ, Wiwir), Inrie Anastasia Senduk dan Putri Patricia Kodongan, sebagai sahabat-sahabat yang membuat hidupku selalu menjadi lebih hidup.

7. Iranny, Nelly, Dian Tomboy, Itan, Adit, Warteg Family, Doto, Ekiners’39, THH’39, anggota P3H-Indramayu’39, Ka Pandu THH’35. Wish u all the best.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Amin.

Bogor, September 2006

(9)

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 17 Oktober 1984 dari ayah Ir. Obrein Maurits Sinurat dan ibu V.T. Riawny Tampubolon. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.

Penulis memulai pendidikan formal di Taman Kanak-kanak Frizellia Bogor pada tahun 1988. Kemudian menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Papandayan I Bogor pada tahun 1996. Penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 1999. Tahun 2002 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Bogor dan pada tahun yang sama

lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi Pengolahan Hasil Hutan, Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan.

(10)

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan dan Identifikasi Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

Batasan Penelitian ... 4

Hipotesis ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Harga Pokok ... 5

Biaya ... 5

Produk dan Produksi ... 6

Teori Permintaan ... 7

Bahan Baku ... 7

METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran ... 9

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan Alat Penelitian ... 11

Definisi Operasional ... 11

Metode Pengumpulan Data ... 12

Metode Pengolahan Data dan Analisis ... 12

DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN Latar Belakang dan Sejarah Singkat Perusahaan ... 15

Luas Bangunan ... 15

Wilayah Pemasaran ... 16

Bahan Baku ... 16

Tenaga Kerja ... 16

Mesin ... 17

Struktur Organisasi ... 17

Lay Out ... 18

Proses Produksi dan Jenis Produk ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ………. 22

Biaya ……… 51

Harga Pokok ……… 52

(11)

Kesimpulan ... 57

Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(12)

1. Nilai kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika ... 2

2. Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk kusen pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005-Maret 2006 ... 22

3. Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk pintu pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005-Maret 2006 ... 24

4. Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk jendela pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005-Maret 2006 ... 25

5. Nilai biaya variabel produk kusen ... 27

6. Nilai biaya variabel produk pintu panel ... 28

7. Nilai biaya variabel produk pintu kori ... 29

8. Nilai biaya variabel produk pintu ram kotak ... 30

9. Nilai biaya variabel produk pintu ram panel ... 31

10. Nilai biaya variabel produk pintu ram polos ... 32

11. Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak besar ... 33

12. Nilai biaya variabel produk jendela ram kori besar ... 34

13. Nilai biaya variabel produk jendela ram polos besar ... 35

14. Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak kecil ... 36

15. Nilai biaya variabel produk jendela ram polos kecil ... 37

16. Nilai harga pokok produk kusen (Rp/m3) ... 38

17. Nilai harga pokok produk pintu panel (Rp/m2) ... 39

18. Nilai harga pokok produk pintu kori (Rp/m2) ... 40

19. Nilai harga pokok produk pintu ram kotak (Rp/m2) ... 41

20. Nilai harga pokok produk pintu ram panel (Rp/m2) ………... 42

21. Nilai harga pokok produk pintu ram polos (Rp/m2) ………... 43

22. Nilai harga pokok produk jendela ram kotak besar (Rp/m2) ………. 44

23. Nilai harga pokok produk jendela ram kori besar (Rp/m2) ……… 45

24. Nilai harga pokok produk jendela ram polos besar (Rp/m2) ……….. 46

(13)

26. Nilai harga pokok produk jendela ram polos kecil (Rp/m2) ... 48 27. Jumlah permintaan produk kusen periode April 2005-September 2005

(sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan kusen periode

Oktober 2005-Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM) ... 49

28. Jumlah permintaan produk pintu periode April 2005-September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan pintu periode

Oktober 2005-Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM) ... 50

29. Jumlah permintaan produk jendela periode April 2005-September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan jendela periode

(14)

1.Alur Kerangka Pemikiran ... 10

(15)

1. Pemakaian Bahan Baku Produk Pintu pada CV Sinar Bogor ... 62

2. Pemakaian Bahan Baku Produk Jendela pada CV Sinar Bogor ... 63

3. Kebutuhan Bahan Baku Pembuatan Kusen pada CV Sinar Bogor periode April 2005-Maret 2006 ... 64

4. Pembayaran Upah Langsung Produk Pintu pada CV Sinar Bogor periode April 2005-Maret 2006 ... 65

5. Pembayaran Upah Langsung Produk Jendela pada CV Sinar Bogor periode April 2005-Maret 2006 ... 66

6. Pembayaran Upah Langsung Pembuatan Kusen pada CV Sinar Bogor periode April 2005-Maret 2006 ... 67

7. Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Pintu pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 ... 68

8. Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Pintu pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 (Lanjutan) ... 69

9. Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Jendela pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 ... 70

10.Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Jendela pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 (Lanjutan) ... 71

11.Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Kusen pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 (Lanjutan) ... 72

12. Macam-macam model kusen CV Sinar Bogor... 73

13. Macam-macam model pintu CV Sinar Bogor... 74

14. Macam-macam model jendela CV Sinar Bogor... 75

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan kebijakan menaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005. Kebijakan tersebut ditetapkan berdasarkan Perpres No. 55/2005 tentang kenaikan harga BBM yang mengacu pada UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Kenaikan harga BBM yang mencapai rata–rata di atas 100% pada 1 Oktober 2005 ini terjadi setelah harga minyak dunia meroket hingga mencapai US$80 per barel, lonjakan harga minyak mentah ini memaksa patokan harga minyak Indonesia dalam APBN 2005 diubah dari US$24 per barel menjadi US$45 per barel dan akhirnya diputuskan menjadi sekitar US$54 per barel (Bisnis Indonesia, 2005). Disamping itu, maraknya penyelundupan minyak yang terjadi di negara ini semakin menyebabkan langkanya keberadaan BBM terutama di pelosok–pelosok daerah di Indonesia. Hal ini semakin mendorong keinginan pemerintah Indonesia untuk membuat kebijakan kenaikan harga BBM.

Kebijakan kenaikan harga BBM berdampak terhadap perekonomian nasional. Aktivitas ekonomi menurun karena melonjaknya harga hampir semua barang dan jasa. Bahkan harga sembilan bahan pokok dan tarif angkutan, baik darat maupun laut, makin tidak terkendali dengan kenaikan 65%-100%. Akibatnya daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, makin terpuruk. Sebagian besar tenaga kerja di industri padat karya–seperti sepatu, tekstil dan produk tekstil, keramik, mebel, dan industri kerajinan–kehilangan daya beli karena terkena kebijakan pemutusan hubungan kerja akibat harga BBM yang tinggi tersebut (Bisnis Indonesia, 2005).

(17)

Kebijakan kenaikan harga BBM menyebabkan berkurangnya volume permintaan terhadap produk–produk kayu olahan. Menurut Harian Bisnis Indonesia (2005), penurunan volume ekspor kayu olahan cukup besar mencapai 40%, yaitu dari 300.000 m³ selama tahun 2004 menjadi 170.000 m³ di tahun 2005.

Menurut Harian Bisnis Indonesia (2005), pasar keuangan bereaksi negatif terhadap kebijakan harga BBM yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 31 Agustus. Besarnya kebutuhan impor minyak meningkatkan permintaan valuta asing sehingga melemahkan rupiah. Penguatan nilai tukar rupiah akan terjadi apabila salah satu upayanya melakukan penurunan impor minyak yang bisa didorong oleh kenaikan harga BBM yang akan mengurangi konsumsi minyak di dalam negeri. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah sejak pertengahan bulan Agustus 2005 yang berkisar antara Rp 10.027/1$ dan Rp 10.245/1$ dan mengalami penguatan kembali sejak bulan Desember 2005 yaitu Rp 9.869,00/1$. Nilai kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika disajikan dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Nilai kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika

TANGGAL NILAI TANGGAL NILAI 1-15 April 2005 9,489.00 1-16 Oktober 2005 10,129.00

16-30 April 2005 9,600.00 17-31 Oktober 2005 10,060.00 1-16 Mei 2005 9,492.00 1-15 November 2005 10,027.00 17-31 Mei 2005 9,468.00 16-30 November 2005 10,048.00 1-15 Juni 2005 9,583.00 1-16 Desember 2005 9,869.00 16-30 Juni 2005 9,651.00 17-31 Desember 2005 9,848.00 1-16 Juli 2005 9,789.00 1-16 Januari 2006 9,559.00 17-31 Juli 2005 9,811.00 17-31 Januari 2006 9,427.00 1-15 Agustus 2005 9,775.00 1-15 Februari 2006 9,255.00 16-31 Agustus 2005 10,198.00 16-28 Februari 2006 9,252.00 1-15 September 2005 10,234.00 1-16 Maret 2006 9,221.00 16-30 September 2005 10,245.00 17-31 Maret 2006 9,103.00

(18)

Perumusan dan Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Berapa kenaikan harga pokok kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper sebelum dan sesudah dikeluarkannya kebijakan mengenai kenaikan harga BBM ?

2. Bagaimana pengaruh kebijakan kenaikan harga BBM terhadap jumlah permintaan kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper produksi CV. SINAR BOGOR ?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui harga pokok kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper Samarinda Oven sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

2. Mengetahui pengaruh kenaikan harga BBM terhadap permintaan kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper Samarinda Oven produksi CV. SINAR BOGOR.

Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan masukan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga BBM terhadap harga pokok dan jumlah permintaan kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper Samarinda Oven.

2. Kegunaan Akademis

a) Bagi peneliti, sebagai media untuk menerapkan ilmu ekonomi analisis biaya kehutanan yang telah diperoleh.

(19)

Batasan Penelitian

1. Penelitian dilakukan untuk menganalisa hubungan kenaikan harga BBM terhadap harga pokok produk kusen, pintu, dan jendela saja.

2. Perhitungan harga pokok dan jumlah permintaan dilakukan untuk harga pokok dan jumlah permintaan selama 6 bulan terakhir sebelum dan sesudah kebijakan kenaikan harga BBM ditetapkan.

3. Kayu olahan yang dimaksud adalah dari bahan baku kayu jenis Kamper (Dryobalanops spp.) asal Samarinda yang telah dikeringkan (oven).

Hipotesis

(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Harga Pokok

Menurut Nafarin (2004), harga pokok produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh. Harga pokok atau harga perolehan

(cost) adalah nilai sesuatu yang dikorbankan yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva yang diimbangi dengan pengurangan aktiva atau penambahan utang/modal. Harga pokok artinya harga pada saat diperoleh, baik diperoleh dengan membeli atau membuat. Harga pokok produk atau biaya produk dapat juga disebut harga perolehan barang atau harga pokok barang. Menurut Antaatmadja (1975), yang dimaksud dengan harga pokok ialah biaya untuk menghasilkan setiap meter kubik komponen kayu rumah atau tiap meter persegibangunan. Menurut Nugroho (2002), harga pokok per satuan unit pesanan diperoleh dengan membagi jumlah biaya-biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan untuk pelaksanaan produksi pesanan dengan jumlah (kuantitas) pesanan.

Biaya

Ada beberapa definisi mengenai biaya. Menurut Mulyadi (1997), biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Menurut Soeharto (2001), biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk. Menurut Horngren et al. (2003), biaya sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nafarin (2004), biaya (cost) dapat diartikan dalam arti sempit dan luas. Biaya dalam arti sempit hanya meliputi pengertian harga pokok

(21)

1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang tidak berubah dalam suatu periode tertentu dan dalam suatu range volume tertentu. Contoh dari biaya tetap adalah penyusutan, asuransi dan juga gaji manager.

2. Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya yang berubah dalam proporsi yang sama dengan suatu volume atas aktivitas tertentu.

Selain biaya tetap dan biaya variabel, sebenarnya terdapat satu jenis biaya lagi yaitu biaya campuran. Dalam biaya campuran, terdapat biaya variabel maupun biaya tetap. Kompensasi dari tenaga penjual yang terdiri dari gaji (tetap) dan komisi penjualan (variabel) merupakan contoh dari biaya campuran tersebut.

Produk dan Produksi

Menurut Suwatno dan Rasto (2003), produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kita bisa mengganti istilah produk dengan pemuas (satisfier), sumber daya (resource) atau tawaran (offer). Menurut Horngren et al. (2003), produk adalah segala keluaran yang memiliki nilai penjualan positif (atau segala keluaran yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk menghindari biaya–biaya yang dapat muncul).

(22)

Teori Permintaan

Menurut Arsyad (1993), dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan

menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu, keadaan dan tingkat harga tertentu. Periode waktu tersebut bisa satu tahun dan keadaan–keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang yang akan dibeli, harga–harga dan adanya barang–barang saingan, harapan akan terjadinya perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, biaya iklan, dan lain–lain. Jumlah barang yang akan dibeli konsumen–permintaan akan barang– tergantung kepada semua faktor diatas.

Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari permintaan individual. Oleh karena itu, agar dapat memahami permintaan pasar tersebut terlebih dahulu kita harus memahami sifat dari permintaan individualnya.

Pada tingkat individual, permintaan ditentukan oleh dua faktor yaitu : 1. Nilai dari cara mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, dan 2. Kemampuan untuk mendapatkan barang dan jasa.

Kedua faktor tersebut merupakan prasyarat bagi permintaan efektif individual. Suatu hasrat saja tanpa didukung daya beli (purchasing power) hanyalah keinginan dan bukan permintaan.

Perusahaan harus mengetahui pengaruh perubahan harga–harga terhadap permintaan akan produknya agar dapat menentukan atau mengubah kebijaksanaan harganya.

Bahan Baku

(23)

Bahan baku yang digunakan di Perusahaan Pengolahan Kayu Sinar Bogor adalah jenis kayu Kamper (Dryobalanops spp.) dari Samarinda yang dikeringkan.

Menurut Martawijaya et al.(1981), kayu Kamper mempunyai nama ilmiah

(24)

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Perusahaan CV Sinar Bogor membutuhkan data harga pokok untuk membantu mereka dalam berbagai jenis keadaan pengambilan keputusan. Tanpa data harga pokok, perusahaan akan mendapatkan kesulitan dalam menetapkan harga jual bagi hasil pabriknya. Pengetahuan tentang harga pokok juga sangat penting dalam sejumlah bidang keputusan khusus, seperti apakah akan menambah atau mengurangi jenis produk, apakah akan membuat atau membeli komponen-komponen pabrik, apakah akan memperluas atau menyempitkan usaha, dan apakah akan menerima pesanan khusus dengan harga khusus atau tidak.

Perhitungan harga pokok pasti melibatkan nilai biaya rata-rata, yang sangat bergantung pada jenis proses produksi yang terlibat. Salah satu komponen biaya yang terlibat didalamnya adalah bahan bakar minyak (BBM) yang termasuk ke dalam biaya variabel (variable costs). Oleh karena itu penanganan dan kebijakan mengenai harga bahan bakar minyak (BBM) yang baik dan benar, sangat berpengaruh dalam kelangsungan perekonomian bangsa Indonesia. Hal ini karena BBM diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan operasi perusahaan/industri sehari–hari.

(25)

Keterangan : ... = Ruang lingkup penelitian

Gambar 1 Alur Kerangka Pemikiran. CV. SINAR BOGOR

Kebijakan pemerintah mempengaruhi perusahaan dalam pengambilan keputusan

Kebijakan Harga BBM 1. Harga BBM pra 1 Oktober 2005 2. Harga BBM pasca 1 Oktober 2005

pengaruh

Harga pokok

Dimensi :

•Biaya tetap

•Biaya variabel

• Jumlah permintaan

Jumlah

Permintaan HIPOTESIS

Kenaikan harga BBM menaikan harga pokok dan menurunkan jumlah permintaan

Analisis Hipotesis menggunakan Metode

(26)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CV. SINAR BOGOR. Penelitian direncanakan dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei-Juni tahun 2006.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kayu Kamper asal Samarinda yang telah dikeringkan (oven). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, alat hitung dan alat ukur.

Definisi Operasional

1. Harga pokok produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh (Nafarin, 2004).

2. Biaya adalah segala usaha dan pengeluaran (sumber daya) yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu (mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk).

3. Produk adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki nilai jual positif atau yang bisa ditawarkan kepada pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga memuaskan keinginan atau kebutuhan.

4. Produksi adalah suatu proses manufakturing, yaitu sebagai kegiatan untuk menciptakan dan menambah nilai guna suatu barang dan atau jasa melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

5. Permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu, keadaan dan tingkat harga tertentu. Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari permintaan individual.

6. Bahan baku merupakan barang–barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian dari produk jadi.

(27)

Metode Pengumpulan Data

1. Studi literatur.

Studi literatur dilakukan untuk menambah kelengkapan data yang diperoleh. Pengumpulan literatur dilakukan dengan cara mempelajari, mengutip buku dan laporan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

2. Observasi dan pengukuran yang bertujuan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang terdiri dari nilai biaya, volume kayu olahan

jenis Kamper dan jumlah permintaan kayu olahan jenis Kamper. 3. Wawancara

Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab langsung yang berhubungan dengan obyek penelitian.

Metode Pengolahan Data dan Analisis

1. Perhitungan harga pokok.

Harga pokok diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variabel. Hasil dari penjumlahan biaya dibagi dengan jumlah pesanan produk yang diperoleh dari proses produksi.

Yang termasuk ke dalam biaya variabel adalah :

• Biaya bahan baku yaitu harga kayu kamper Rumus :

Dimana : Cm = Biaya bahan baku (cost material) (Rp/bulan/satuan

unit)

P = Harga bahan baku (Rp/satuan unit)

V = Volume jenis kayu Kamper (satuan unit/bulan) M = Mutu jenis kayu Kamper

n = Jumlah volume jenis kayu Kamper untuk mutu tertentu (satuan unit/bulan).

i = n

C

m

=

P

(x)

Σ

(

V

1.

M

1 +

V

2.

M

2 + ... +

V

n

.M

n

)

(28)

• Biaya tenaga kerja Rumus :

Dimana : Cl = Biaya tenaga kerja (cost labour) (Rp/bulan/orang)

K1...n = Jumlah dari jenis tenaga kerja (orang/bulan)

U1...n = Upah dari jenis tenaga kerja (Rp/orang/bulan)

• Biaya pemeliharaan alat (Rp/bulan). Biaya pemeliharaan alat tergantung dari harga bahan pemeliharaan alat yang digunakan untuk tiap – tiap produksi kusen, pintu, dan jendela.

• Biaya angkutan (Rp/bulan). Biaya angkutan tergantung dari banyaknya kayu yang diangkut baik dari TPK ke CV. SINAR BOGOR maupun dari CV. SINAR BOGOR ke mitra pembeli produk kayu olahan (kusen,pintu,jendela).

• Biaya bahan pembantu (Rp/bulan). Yang termasuk biaya bahan pembantu adalah biaya bahan bakar, pelumas, paku, lem, ampelas, impra, dll.

• Biaya lainnya (Rp/bulan). Yang termasuk biaya lainnya adalah biaya konsumsi tamu dan karyawan, biaya pembelian alat tulis dan kertas, biaya konsultan dan akuntan publik, dan biaya pajak kendaraan.

Yang termasuk ke dalam biaya tetap adalah :

• Biaya penyusutan yang ditentukan oleh CV. SINAR BOGOR.

• Biaya upah karyawan tetap Rumus :

Dimana : Cl = Biaya tenaga kerja tetap (Rp/bulan/orang)

Kl = Jumlah dari jenis tenaga kerja tetap (orang/bulan)

Ul = Upah dari jenis tenaga kerja tetap (Rp/orang/bulan)

n

C

l =

Σ

(

K

1.

U

1 +

K

2.

U

2 + ….. +

K

n.

U

n

)

i = 1

n

C

l =

Σ

(

K

1.

U

1 +

K

2.

U

2 + ….. +

K

n.

U

n

)

(29)

• Biaya Overhead (Rp/bulan). Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah biaya listrik perusahaan yang ditentukan oleh CV Sinar Bogor.

Harga pokok :

Rumus :

Dimana : UCp = Harga pokok (price primary) (Rp/unit)

Fp = Biaya tetap penyelesaian pesanan (Rp)

Cp = Biaya variabel penyelesaian pesanan (Rp)

Np = Jumlah pesanan (satuan unit/pesanan)

2. Analisis deskriptif

Analisis statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995). Analisis deskriptif berkaitan dengan pencatatan dan peringkasan data, dengan tujuan menggambarkan hal-hal penting pada sekelompok data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang gugus data induknya yang lebih besar. Analisis statistika deskriptif digunakan untuk melihat hubungan

kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 terhadap jumlah permintaan produk kayu olahan jenis Kamper Samarinda Oven produksi CV Sinar Bogor.

Fp + Cp UCp =

(30)

DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN

Latar Belakang dan Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan pengolahan kayu CV. Sinar Bogor merupakan perusahaan perorangan yang berlokasi di Jl. Raya Pajajaran No.21 Warung Jambu, Bogor. Perusahaan ini mulai berdiri sejak tahun 1984 dan berawal dari sebuah toko material yang menjual cat, paku, semen dan bahan–bahan bangunan lainnya, kemudian beralih usaha untuk mengolah kayu menjadi kusen, pintu, jendela dan kitchen set dengan mesin–mesin yang modern.

Dalam pengembangan usahanya CV. Sinar Bogor memiliki surat izin pendirian perusahaan yang sah, yaitu :

ƒ SIUP No. 179/10-50/PK/III/1989 tertanggal 30 Maret 1989. ƒ SIUP No. 503/SK/60/EKON/1989 tertanggal 15 Maret 1989. ƒ STPIK No. 027/32.73.05/IK/a/T/1989 tertanggal 30 Maret 1989.

Perusahaan pengolahan kayu Sinar Bogor resmi menjadi Commanditaire Vennootschaap dengan nama CV. Sinar Bogor sejak tahun 1999, dengan akte nomor 32 tanggal 24 Maret 1999.

Luas Bangunan

(31)

Wilayah Pemasaran

Wilayah pemasaran atau segmen pasar CV. Sinar Bogor adalah daerah Bogor kota, Parung, dan Jakarta. Perusahaan CV Sinar Bogor memiliki segmen pasar atau pelanggan dari masyarakat kelas menengah keatas. Perusahaan ini tidak memiliki mitra tetap dan berproduksi berdasarkan pesanan (job order).

Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di CV. Sinar Bogor adalah jenis kayu Kamper dan Damar Laut . Bahan baku diperoleh dari hasil pembelian kayu di U.D.DEWATA CIPTA SEMESTA dan Perusahaan Kayu Bangunan SURYA KAMPER yang berlokasi di Jakarta. Persyaratan untuk bahan baku adalah kayu Kamper Samarinda kualitas I dan sudah dioven, Kadar Air (KA) untuk balok maksimum 16% dan untuk papan maksimum 13%. Kayu Damar Laut tidak ada perbatasan KA dan tidak perlu dioven karena sudah keras. Warna kayu yang digunakan harus yang cerah dan memiliki serat yang halus. Bahan baku yang akan digunakan diletakkan/disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan kayu.

Tenaga Kerja

(32)

Mesin

Inventarisasi mesin sebagai penunjang pelaksanaan produksi adalah Radial Arm Saw, Band Saw, mesin serut meja panjang sebanyak 3 unit, mesin serut meja pendek (planer), Horizontal Boring, Vertical Boring, Tennoner, Router, mesin profil single dan profil ganda, mesin press, mesin bubut, mesin rorak, mesin bor, mesin truktuk, mesin kori, mesin panel, dan penampungan serbuk kayu sebanyak satu buah. Pemeliharaan mesin dilakukan oleh bagian teknik. Penggantian pisau dilakukan setiap tiga bulan. Penggantian mata bor dilakukan minimal seminggu sekali.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi CV. Sinar Bogor relatif sederhana, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :

Sumber : Perusahaan Sinar Bogor

Gambar 2 Struktur Organisasi CV. Sinar Bogor.

Bag. Produksi

Bag. Penjualan Bag. Adm Keuangan

Sub. Bag. Pelaksanaan Produksi dan Jasa

Sub. Bag. Pengawasan Mutu

dan Bahan

Tenaga Buruh Tetap

Tenaga Buruh Borongan PIMPINAN

Wakil Pimpinan

[image:32.612.81.552.338.621.2]

Sub. Bag. Perencanaan Gambar dan Desain

(33)

Lay Out

Lay out adalah suatu cara pengaturan letak mesin–mesin di suatu pabrik sesuai dengan fungsi masing–masing sehingga dapat tercapai kelancaran dan efisiensi proses produksi. Lay out perusahaan CV Sinar Bogor dapat dilihat pada Lampiran 15.

Proses Produksi dan Jenis Produk

Proses produksi

Proses produksi pada CV. Sinar Bogor berdasarkan atas pesanan. Pesanan diterima oleh bagian penjualan dengan terlebih dahulu di buat nota pesanan. Perusahaan Sinar Bogor telah membuat suatu patokan harga tersendiri yang sewaktu– waktu dapat berubah. Waktu penyelesaian tergantung dari banyaknya pesanan yang disesuaikan dengan jadwal produksi. Pembayaran sisa dari pembayaran dimuka dilakukan setelah barang selesai dikerjakan. Pesanan untuk produk kusen, pintu dan jendela dikerjakan oleh tukang borongan, sedangkan produk jasa dikerjakan tenaga tukang tetap.

Aliran bahan baku yang terjadi selama proses pembuatan produk pada umumnya adalah :

1. Pemilihan

Setelah diketahui jenis produk apa yang akan dibuat, maka dilakukan pemilihan bahan baku kayu dengan memperhatikan jenis kayu dan ukurannya. Pemilihan bahan baku ini harus dilakukan secara cermat agar tidak terjadi kesalahan baik dalam pemakaian bahan baku kayu, yaitu bahan cacat atau rusak, dan untuk mengurangi pemakaian bahan baku kayu yang berlebihan. Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan Sinar Bogor adalah kayu yang berbentuk balok untuk produk kusen, dan berbentuk papan untuk produk pintu dan jendela. 2. Pengukuran

(34)

3. Pemotongan

Pengerjaan pemotongan bahan baku kayu dilakukan dengan alat gergaji manual/gergaji tangan atau mesin gergaji bundar bermeja.

4. Meluruskan atau Siku

Pengerjaan meluruskan bahan baku kayu yang telah dipotong atau diratakan sehingga membentuk siku dengan sudut 90 derajat dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji bundar berlengan ( Radial Arm Saw ).

5. Pembelahan Bahan

Pembelahan bahan baku kayu dilakukan karena bahan baku ini terlalu lebar sehingga perlu dilakukan pembelahan untuk memperkecil sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Pekerjaan pembelahan ini dilakukan hanya untuk pekerjaan pembuatan pintu dan jendela.

6. Penyerutan

Penyerutan ini dilakukan untuk memperhalus permukaan kayu agar lebih rata dan halus, penyerutan ini perlu diperhatikan ketebalannya dan pelebaran kayu sehingga memenuhi standar yang ditetapkan. Pengerjaan ini menggunakan mesin ketam perata.

7. Pembelahan Khusus

Pembelahan ini dilakukan hanya untuk pembuatan pintu dan jendela yang mempunyai bentuk dan desain yang berliku. Pengerjaan ini dapat menggunakan mesin gergaji bundar berlengan (Radial Arm Saw) dan mesin gergaji bundar bermeja.

8. Pengukuran kembali

Setelah tahapan–tahapan diatas selesai dikerjakan, bahan baku kayu diukur kembali untuk disesuaikan dengan ukuran yang tertera digambar pesanan baik untuk tinggi dan lebar dari produk yang dihasilkan.

9. Pengeboran atau Melubangi

(35)

dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bor tangan listrik atau mesin bor lubang persegi.

10. Menyekoneng atau Sponeng.

Sponeng bertujuan untuk membuat kedudukan antara kusen untuk peletakan pintu dan jendela juga kaca. Pengerjaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin Router tangan listrik (Portable Router), mesin Gergaji bundar berlengan (Radial Arm Saw), mesin Gergaji Bundar Bermeja, atau mesin Shaper.

11. Profil

Profil dilakukan untuk memperindah pinggiran kayu baik itu kusen, pintu dan jendela. Pengerjaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin Router

Tangan Listrik (Portable Router) atau mesin Shaper. 12. Penyambungan

Penyambungan dilakukan untuk menyambungkan kayu yang satu dengan yang lain pada pembuatan produk kusen, pintu dan jendela. Digunakan pula bahan pembantu seperti lem dan paku.

13. Pengepresan

Pengepresan ini dilakukan agar kayu yang telah disambung menjadi lebih kuat dan rapat sehingga tidak terlalu terlihat adanya sambungan.

14. Finishing

Pada proses akhir ini dilakukan penghalusan permukaan kayu pada produk kusen, pintu dan jendela dengan menggunakan mesin ampelas tangan listrik ataupun kertas ampelas manual yang sebelumnya dilakukan penyerutan manual terlebih dahulu. Setelah selesai maka sambungan–sambungan kayu ditutup dengan menggunakan dempul atau Impra sehingga nampak lebih halus.

(36)

Jenis produk

Kusen. Kusen atau frame adalah balok yang dibentuk sedemikian rupa sebagai suatu peletakkan pintu atau jendela yang sekaligus berfungsi sebagai eksterior dan interior suatu bangunan atau gedung. Ukuran yang digunakan dalam membuat produk kusen ini disesuaikan dengan ketinggian dan kelebaran tembok atau dinding. Pada umumnya pembuatan kusen untuk dinding tembok ruang yang mempergunakan bata merah, ukuran kusennya adalah :

a) Tebal kayu : 6 cm diserut menjadi 5 cm. b) Lebar kayu : 15 cm diserut menjadi 13,5 cm.

Sedangkan untuk dinding tembok yang mempergunakan batako press, ukuran kusennya adalah :

a) Tebal kayu : 6 cm diserut menjadi 5 cm. b) Lebar kayu : 12 cm diserut menjadi 11 cm.

Pintu. Pintu adalah papan yang dibentuk sedemikian rupa sebagai pembatas keluar masuk antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Ukuran pintu yang keluar dibuat :

a) Tebal : 4 cm diserut menjadi 3,5 cm. b) Lebar : 40 cm sampai 120 cm.

c) Tinggi : 180 cm sampai dengan 220 cm.

Jendela. Jendela adalah papan yang dibentuk sebagai penutup dan keluar masuknya cahaya/sinar dan udara pada suatu bangunan atau gedung. Ukuran jendela yang dibuat :

(37)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Biaya

[image:37.612.180.488.395.648.2]

Biaya Tetap. Biaya tetap atau biaya produksi tidak langsung adalah biaya yang akan terus dikeluarkan, walaupun tidak berproduksi. Biaya produksi tidak langsung dikenal juga dengan biaya overhead pabrik (BOP) tetap. Pada perusahaan CV Sinar Bogor BOP tetap terdiri dari upah empat orang pekerja tak langsung seperti penanggungjawab gudang, supervisi pabrik, penanggungjawab pekerjaan tukang dan penanggungjawab model, penyusutan mesin, sewa gudang dan pabrik, serta pemakaian listrik. Besarnya BOP tetap masing–masing produk dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4.

Tabel 2 Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk kusen pada CV Sinar

Bogor periode bulan April 2005 – Maret 2006

Sumber : CV Sinar Bogor

Untuk mengetahui apakah nilai biaya tetap per unit produk kusen sebelum kenaikan BBM lebih kecil dari nilai biaya tetap per unit produk kusen setelah

Bulan Total BOP Tetap (Rp)

April 2005 5,48 1.245.130

Mei 2005 14,15 3.214.285

Juni 2005 5,93 1.347.047

Juli 2005 0,88 199.899

Agustus 2005 10,69 2.428.319

September 2005 9,28 2.107.117

Oktober 2005 1,78 405.250

November 2005 1,14 259.187

Desember 2005 8,48 1.927.209

Januari 2005 4,62 1.049.470

Februari 2005 2,13 484.528

(38)

ditetapkannya kenaikan BBM, maka dilakukan Uji statistik nilai rataan dari data biaya tetap tersebut dengan menggunakan Uji t-student.

Uji statistik terhadap nilai rataan :

• Uji Ragam :

(39)
[image:39.792.64.752.117.386.2]

Tabel 3 Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk pintu pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005–Maret 2006

Bulan Panel Kori Ram Kotak Ram Panel Ram Polos

m² Rp Rp Rp Rp Rp

April 2005 49,61 563.465 13,49 153.219 - 5.679 - 7.950 3,88 44.069

Mei 2005 65,53 744.284 - 11.358 10,20 57.926 - 7.950 36,80 417.971

Juni 2005 62,01 704.304 - 11.358 2,63 14.936 - 7.950 9,21 104.607

Juli 2005 7,98 90.636 4,5 51.111 2,63 14.936 2,38 18.923 2,83 32.143

Agustus 2005 87,27 991.204 - 11.358 - 5.679 - 7.950 33,93 385.374

September 2005 80,44 913.630 - 11.358 - 5.679 2,89 22.977 3,49 39.640

Oktober 2005 25,78 292.807 - 11.361 - 5.682 - 7.953 1,77 20.104

November 2005 3,53 40.094 - 11.361 - 5.682 - 7.953 - 11.361

Desember 2005 64,93 737.469 - 11.361 - 5.682 - 7.953 12,66 143.791

Januari 2006 80,18 910.676 - 11.361 - 5.682 - 7.953 10,76 122.211

Februari 2006 27,78 315.523 - 11.361 - 5.682 - 7.953 3,41 38.730

Maret 2006 19,46 221.025 - 11.361 - 5.682 - 7.953 - 11.361

(40)
[image:40.792.69.717.107.389.2]

Tabel 4 Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk jendela pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005–Maret 2006

Bulan Ram

Kotak besar Kori besar Polos besar Kotak kecil Polos kecil

m² Rp Rp Rp Rp Rp

April 2005 - 4.544 - 4.544 27,47 124.801 - 4.544 7,69 34.937

Mei 2005 16,91 76.825 118,05 536.320 75,77 344.235 - 4.544 11,25 51.111

Juni 2005 2,14 9.723 - 4.544 55,85 253.736 - 4.544 - 4.544

Juli 2005 21,42 97.315 1,78 8.087 8,52 38.708 1,31 5.952 1,03 4.680

Agustus 2005 - 4.544 19,88 90.318 118,17 536.865 - 4.544 18,65 84.730

September 2005 - 4.544 1,16 5.271 50,07 227.476 - 4.544 13,80 62.696

Oktober 2005 - 4.546 1,06 4.816 20,97 95.271 0,95 4.316 - 4.546

November 2005 - 4.546 - 4.546 - 4.546 - 4.546 - 4.546

Desember 2005 - 4.546 13,13 59.652 56,08 254.780 - 4.546 3.02 13.720

Januari 2006 19,51 88.638 0,67 3.044 64,18 291.580 3,03 13.766 - 4.546

Februari 2006 17,26 78.415 4,95 22.489 6,02 27.350 4,04 18.355 - 4.546

Maret 2006 1,14 5.179 19,98 90.772 11,10 50.430 0.34 1.545 1.86 8.451

(41)
(42)

Berdasarkan data pada Tabel 3, diperoleh informasi bahwa nilai biaya tetap produk pintu mengalami perubahan sebesar 0,02%. Biaya tetap per satuan unit pintu tertinggi pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM dimiliki oleh produk pintu kori dan pintu ram polos, yaitu dari Rp 11.358 menjadi Rp 11.361. Sementara itu, berdasarkan data pada Tabel 4, diperoleh informasi bahwa nilai biaya tetap produk jendela mengalami perubahan yang sama dengan produk pintu, yaitu sebesar 0,02%. Biaya tetap per satuan jendela pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bernilai sama untuk semua produk jendela yaitu dari Rp 4.544 menjadi Rp 4.546.

Penyusutan (pemilikan alat) dibagi menjadi dua, yaitu penyusutan mesin dan peralatan dan penyusutan bangunan. Penyusutan merupakan pengeluaran yang tidak berbentuk uang, tetapi merupakan beban biaya dalam memproduksi barang. Biasanya uang yang dikeluarkan merupakan biaya cadangan penyusutan.

Biaya upah yang dikeluarkan setiap bulan adalah biaya untuk menggaji pegawai tetap dan pengawas dalam pengolahan yang tidak mengerjakan produk secara langsung. Biaya ini sudah ditentukan sebelumnya dan tidak terpengaruh oleh banyaknya jumlah pesanan yang diselesaikan.

Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang tidak diperlukan apabila tidak berproduksi. Jenis biaya variabel yang terdapat dalam perhitungan biaya adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya pemeliharaan alat, dan biaya lainnya.

Bahan baku yang digunakan adalah jenis kayu Kamper Samarinda Oven kelas mutu I. Harga bahan baku mengalami kenaikan sedikit demi sedikit semenjak bulan Juni 2005. Biaya bahan pembantu disebut juga biaya overhead pabrik (BOP) variabel. BOP variabel terdiri dari pemakaian lem, paku dan amplas (Lampiran 7-11).

(43)

dengan ukuran biaya standar yang digunakan adalah per m² untuk produk pintu dan jendela, serta per m³ untuk produk kusen.

[image:43.612.96.582.284.638.2]

Biaya transportasi dan pemeliharaan alat meliputi biaya solar, biaya bensin yang digunakan untuk mengangkut barang maupun kegiatan pemasaran, minyak pelumas (oli) dan biaya spare parts. Biaya lainnya meliputi biaya konsumsi, biaya pembelian alat tulis dan kertas, biaya konsultan dan akuntan publik, dan biaya pajak kendaraan. Besarnya biaya variabel masing-masing produk dapat dilihat pada Tabel 5–Tabel 15.

Tabel 5 Nilai biaya variabel produk kusen

Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 20.829.092 986.641 117.188 335.313 225.034 791.016 23.284.284

Mei 2005 53.770.000 2.547.000 395.313 1.131.120 580.921 2.668.358 61.092.712

Juni 2005 22.534.000 1.067.400 187.500 536.500 243.453 1.265.624 25.834.477

Juli 2005 3.344.000 158.400 15.625 44.708 36.129 105.469 3.704.331

Agustus 2005

43.829.000 1.924.200 200.000 572.266 438.872 1.350.000 48.314.338

September 2005

38.031.600 1.669.680 176.563 505.204 380.821 1.191.796 41.955.664

Oktober 2005

7.314.400 321.120 27.778 122.334 73.242 177.083 8.035.957

November 2005

4.678.100 205.380 15.625 68.813 46.844 99.609 5.114.371

Desember 2005

39.026.400 1.527.120 222.223 978.666 348.306 1.416.666 43.519.381

Januari 2006 21.714.000 831.600 95.487 420.521 189.672 608.724 23.860.004

Februari 2006

10.025.100 383.940 95.487 420.521 87.569 608.724 11.621.341

Maret 2006 7.473.000 286.200 52.083 229.375 65.278 332.031 8.437.967

Sumber : diolah dari lampiran 3, 6, dan 11

(44)
[image:44.612.95.582.176.522.2]

mengalami peningkatan sebesar 14,85%. Nilai biaya variabel rata-rata produk kusen sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 4.362.063 per unit dan sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 5.010.051 per unit.

Tabel 6 Nilai biaya variabel produk pintu panel

Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 12.597.716 1.389.080 6.250 17.883 101.838 42.188 14.154.955

Mei 2005 16.640.427 1.834.840 64.063 183.304 134.516 432.422 19.289.572

Juni 2005 15.746.571 1.736.280 56.250 160.950 127.291 379.687 18.207.029

Juli 2005 2.026.410 223.440 7.813 22.355 16.382 52.735 2.349.135

Agustus 2005

22.160.995 2.443.560 73.438 210.129 179.143 495.703 25.562.968

September 2005

20.426.611 2.252.320 71.875 205.659 165.123 485.156 23.606.744

Oktober 2005

6.546.470 721.840 26.042 114.688 52.920 166.016 7.627.976

November 2005

896.395 98.840 3.472 15.292 7.246 22.135 1.043.380

Desember 2005

16.488.065 1.818.040 59.028 259.958 133.284 376.302 19.134.677

Januari 2006 20.360.589 2.245.040 72.917 321.125 164.589 464.843 23.629.103

Februari 2006

7.054.343 777.840 26.042 114.688 57.025 166.016 8.195.954

Maret 2006 4.941.595 544.880 20.833 91.750 39.947 132.812 5.771.817

Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 7

(45)
[image:45.612.103.574.105.417.2]

Tabel 7 Nilai biaya variabel produk pintu kori Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 3.372.500 404.700 7.813 22.355 27.691 52.735 3.887.794

Mei 2005 Tidak ada pesanan

Juni 2005 Tidak ada pesanan

Juli 2005 1.125.000 135.000 6.250 17.883 9.237 42.188 1.335.558

Agustus 2005 Tidak ada pesanan

September 2005

Tidak ada pesanan

Oktober 2005 Tidak ada pesanan

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

Tidak ada pesanan

Januari 2006 Tidak ada pesanan

Februari 2006

Tidak ada pesanan

Maret 2006 Tidak ada pesanan

Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 7

(46)
[image:46.612.91.576.105.420.2]

Tabel 8 Nilai biaya variabel produk pintu ram kotak Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 Tidak ada pesanan

Mei 2005 1.249.500 255.000 3.125 8.942 10.470 21.094 1.548.131

Juni 2005 322.175 65.750 3.125 8.942 2.700 21.094 423.786

Juli 2005 322.175 65.750 3.125 8.942 2.700 21.094 423.786

Agustus 2005 Tidak ada pesanan

September 2005

Tidak ada pesanan

Oktober 2005 Tidak ada pesanan

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

Tidak ada pesanan

Januari 2006 Tidak ada pesanan

Februari 2006

Tidak ada pesanan

Maret 2006 Tidak ada pesanan

Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 8

(47)
[image:47.612.104.571.108.401.2]

Tabel 9 Nilai biaya variabel produk pintu ram panel Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 Tidak ada pesanan

Mei 2005 Tidak ada pesanan

Juni 2005 Tidak ada pesanan

Juli 2005 416.500 52.360 1.563 4.471 3.421 10.547 488.862

Agustus 2005 Tidak ada pesanan

September 2005

505.750 63.580 1.563 4.471 4.154 10.547 590.065

Oktober 2005 Tidak ada pesanan

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

Tidak ada pesanan

Januari 2006 Tidak ada pesanan

Februari 2006 Tidak ada pesanan

Maret 2006 Tidak ada pesanan

Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 8

(48)
[image:48.612.88.575.106.455.2]

Tabel 10 Nilai biaya variabel produk pintu ram polos Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 931.200 69.840 3.125 8.942 7.965 21.094 1.042.166

Mei 2005 8.832.000 662.400 37.500 107.300 75.541 253.125 9.967.866

Juni 2005 2.210.400 165.780 10.938 31.296 18.905 73.829 2.511.148

Juli 2005 679.200 50.940 3.125 8.942 5.810 21.094 769.111

Agustus 2005

8.143.200 610.740 35.938 102.830 69.649 242.578 9.204.935

September 2005

837.600 62.820 4.688 13.413 7.165 31.641 957.327

Oktober 2005

424.800 31.860 1.736 7.646 3.635 11.068 480.745

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

3.038.400 227.880 12.153 53.521 25.988 77.474 3.435.416

Januari 2006 2.582.400 193.680 17.361 76.458 22.088 110.677 3.002.664

Februari 2006

818.400 61.380 3.472 15.292 7.000 22.135 927.679

Maret 2006 Tidak ada pesanan

Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 8

(49)
[image:49.612.93.582.107.455.2]

Tabel 11 Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak besar Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 Tidak ada pesanan

Mei 2005 3.127.905 228.285 20.313 58.121 13.885 137.109 3.585.617

Juni 2005 395.844 28.890 3.125 8.942 1.757 21.094 459.652

Juli 2005 3.962.136 289.170 42.188 120.712 17.588 284.766 4.716.559

Agustus 2005

Tidak ada pesanan

September 2005

Tidak ada pesanan

Oktober 2005

Tidak ada pesanan

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

Tidak ada pesanan

Januari 2006 3.608.836 263.385 45.139 198.792 16.020 287.760 4.419.931

Februari 2006

3.192.646 233.010 36.458 160.562 14.172 232.422 3.869.270

Maret 2006 210.870 15.390 3.472 15.292 936 22.136 268.096

Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 9

(50)
[image:50.612.89.584.106.455.2]

Tabel 12 Nilai biaya variabel produk jendela ram kori besar Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 Tidak ada pesanan

Mei 2005 21.254.200 2.361.000 150.000 429.200 96.928 1.012.500 25.303.829

Juni 2005 Tidak ada pesanan

Juli 2005 320.478 35.600 1.563 4.471 1.463 10.547 374.122

Agustus 2005

3.579.276 397.600 21.875 62.592 16.325 147.657 4.225.325

September 2005

208.852 23.200 1.563 4.471 954 10.547 249.587

Oktober 2005

190.847 21.200 1.736 7.646 871 11.068 233.368

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

2.363.979 262.600 22.569 99.396 10.781 143.880 2.903.205

Januari 2006 120.630 13.400 1.736 7.646 552 11.068 155.032

Februari 2006

891.219 99.000 6.944 30.583 4.065 44.271 1.076.082

Maret 2006 3.597.280 399.600 24.306 107.042 16.406 154.948 4.299.582

Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 9

(51)
[image:51.612.84.585.106.456.2]

Tabel 13 Nilai biaya variabel produk jendela ram polos besar Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 5.152.392 412.050 67.188 192.246 22.556 453.515 6.299.947

Mei 2005 14.211.750 1.136.550 134.375 384.492 62.214 907.031 16.836.412

Juni 2005 10.475.468 837.750 95.313 272.721 45.589 643.360 12.370.201

Juli 2005 1.598.049 127.800 15.625 44.708 6.996 105.469 1.898.647

Agustus 2005

22.164.477 1.772.550 178.125 509.675 97.028 1.202.344 25.924.199

September 2005

9.391.346 751.050 82.813 236.954 41.112 558.984 11.062.259

Oktober 2005

3.933.224 314.550 46.875 206.437 17.220 298.828 4.817.134

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

10.518.796 841.200 107.639 474.042 46.047 686.197 12.673.921

Januari 2006 12.037.879 962.700 86.806 382.292 52.697 553.385 14.075.759

Februari 2006

1.129.138 90.300 15.625 68.813 4.944 99.609 1.408.429

Maret 2006 2.081.965 166.500 22.569 99.396 9.115 143.880 2.523.425

Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 10

(52)
[image:52.612.102.575.107.404.2]

Tabel 14 Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak kecil Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 Tidak ada pesanan

Mei 2005 Tidak ada pesanan

Juni 2005 Tidak ada pesanan

Juli 2005 131.757 17.685 12.500 35.767 1.075 84.375 283.159

Agustus 2005 Tidak ada pesanan

September 2005

Tidak ada pesanan

Oktober 2005 95.549 12.825 5.208 22.938 781 33.203 170.504

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

Tidak ada pesanan

Januari 2006 304.751 40.905 15.625 68.813 2.488 99.609 532.191

Februari 2006 406.335 54.540 24.306 107.042 3.319 154.948 750.487

Maret 2006 34.197 4.590 3.472 15.292 280 22.135 79.965

Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 10

(53)
[image:53.612.98.575.107.404.2]

Tabel 15 Nilai biaya variabel produk jendela ram polos kecil Bulan Bahan Baku (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Pemeliharaan Alat (Rp) Transportasi (Rp) Bahan Pendukung (Rp) Biaya Lainnya (Rp) Total (Rp)

April 2005 793.644 84.590 43.750 125.183 6.315 295.313 1.348.795

Mei 2005 1.161.053 123.750 65.625 187.775 9.238 442.969 1.990.410

Juni 2005 Tidak ada pesanan

Juli 2005 106.301 11.330 9.375 26.825 847 63.281 217.959

Agustus 2005 1.924.767 205.150 103.125 295.075 15.313 696.093 3.239.523

September 2005

1.424.224 151.800 65.625 187.775 11.331 442.969 2.283.724

Oktober 2005 Tidak ada pesanan

November 2005

Tidak ada pesanan

Desember 2005

311.678 33.220 27.778 122.334 2.481 177.083 674.574

Januari 2006 Tidak ada pesanan

Februari 2006 Tidak ada pesanan

Maret 2006 191.961 20.460 15.625 68.813 1.529 99.609 397.997

Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 10

Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk jendela ram polos kecil pada Tabel 15, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata produk jendela ram polos kecil sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 17,40%. Nilai biaya variabel rata-rata produk jendela ram polos kecil sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 180.624 per unit dan nilai biaya variabel rata-rata sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 218.673 per unit.

Harga pokok

(54)
[image:54.612.98.560.170.475.2]

tiap–tiap produk pesanan. Besarnya harga pokok dari masing–masing produk dapat dilihat pada Tabel 16–Tabel 26.

Tabel 16 Nilai harga pokok produk kusen (Rp/m³)

Bulan Satuan

(m³)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok (Rp/Bulan/m³)

April 2005 5,48 1.245.130 23.284.284 4.476.171

Mei 2005 14,15 3.214.285 61.092.711 4.544.665

Juni 2005 5,93 1.347.047 25.834.477 4.583.731

Juli 2005 0,88 199.899 3.704.330 4.436.623

Agustus 2005 10,69 2.428.319 48.314.338 4.746.741

September

2005

9,28 2.107.117 41.955.664 4.748.144

Oktober 2005 1,78 405.250 8.035.957 4.742.251

November

2005

1,14 259.187 5.114.371 4.713.648

Desember 2005 8,48 1.927.209 43.519.381 5.359.268

Januari 2006 4,62 1.049.470 23.860.004 5.391.662

Februari 2006 2,13 484.528 11.621.342 5.683.507

Maret 2006 1,59 361.182 8.437.966 5.534.056

Sumber : diolah dari Tabel 2 dan 5

(55)
[image:55.612.104.559.107.411.2]

Tabel 17 Nilai harga pokok produk pintu panel (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 49,61 563.465 14.154.953 296.682

Mei 2005 65,53 744.284 19.289.572 305.720

Juni 2005 62,01 704.304 18.207.028 304.973

Juli 2005 7,98 90.636 2.349.134 305.736

Agustus 2005 87,27 991.204 25.562.967 304.276

September

2005

80,44 913.630 23.606.743 304.829

Oktober 2005 25,78 292.807 7.627.976 307.246

November

2005

3,53 40.094 1.043.380 306.934

Desember 2005 64,93 737.469 19.134.677 306.055

Januari 2006 80,18 910.676 23.629.102 306.058

Februari 2006 27,78 315.523 8.195.954 306.389

Maret 2006 19,46 221.025 5.771.816 307.957

Sumber : diolah dari Tabel 3 dan 6

(56)
[image:56.612.104.561.107.411.2]

Tabel 18 Nilai harga pokok produk pintu kori (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 13,49 153.219 3.887.794 299.557

Mei 2005 TAP 11.358 TAP TAP

Juni 2005 TAP 11.358 TAP TAP

Juli 2005 4,5 51.111 1.335.559 308.149

Agustus 2005 TAP 11.358 TAP TAP

September

2005

TAP 11.358 TAP TAP

Oktober 2005 TAP 11.361 TAP TAP

November

2005

TAP 11.361 TAP TAP

Desember 2005 TAP 11.361 TAP TAP

Januari 2006 TAP 11.361 TAP TAP

Februari 2006 TAP 11.361 TAP TAP

Maret 2006 TAP 11.361 TAP TAP

Sumber : diolah dari Tabel 3 dan 7. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan

(57)
[image:57.612.104.561.106.410.2]

Tabel 19 Nilai harga pokok produk pintu ram kotak (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 TAP 5.679 TAP TAP

Mei 2005 10,20 57.926 1.548.130 157.457

Juni 2005 2,63 14.936 423.785 166.814

Juli 2005 2,63 14.936 423.785 166.814

Agustus 2005 TAP 5.679 TAP TAP

September

2005

TAP 5.679 TAP TAP

Oktober 2005 TAP 5.682 TAP TAP

November

2005

TAP 5.682 TAP TAP

Desember 2005 TAP 5.682 TAP TAP

Januari 2006 TAP 5.682 TAP TAP

Februari 2006 TAP 5.682 TAP TAP

Maret 2006 TAP 5.682 TAP TAP

Sumber : diolah dari Tabel 3 dan 8. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan

(58)
[image:58.612.103.562.106.410.2]

Tabel 20 Nilai harga pokok produk pintu ram panel (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 TAP 7.950 TAP TAP

Mei 2005 TAP 7.950 TAP TAP

Juni 2005 TAP 7.950 TAP TAP

Juli 2005 2,38 18.923 488.861 213.355

Agustus 2005 TAP 7.950 TAP TAP

September

2005

2,89 22.977 590.064 212.125

Oktober 2005 TAP 7.953 TAP TAP

November

2005

TAP 7.953 TAP TAP

Desember 2005 TAP 7.953 TAP TAP

Januari 2006 TAP 7.953 TAP TAP

Februari 2006 TAP 7.953 TAP TAP

Maret 2006 TAP 7.953 TAP TAP

Sumber : diolah dari Tabel 3 dan 9. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan

(59)
[image:59.612.104.560.105.408.2]

Tabel 21 Nilai harga pokok produk pintu ram polos (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 3,88 44.069 1.042.166 279.957

Mei 2005 36,80 417.971 9.967.866 282.224

Juni 2005 9,21 104.607 2.511.149 284.013

Juli 2005 2,83 32.143 769.110 283.129

Agustus 2005 33,93 385.374 9.204.935 282.650

September

2005

3,49 39.640 957.327 285.664

Oktober 2005 1,77 20.104 480.743 282.965

November

2005

TAP 11.361 TAP TAP

Desember 2005 12,66 143.791 3.435.416 282.718

Januari 2006 10,76 122.211 3.002.664 290.415

Februari 2006 3,41 38.730 927.678 283.405

Maret 2006 TAP 11.361 TAP TAP

Sumber :diolah dari Tabel 3 dan 10. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan

(60)
[image:60.612.106.562.107.410.2]

Tabel 22 Nilai harga pokok produk jendela ram kotak besar (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 TAP 4.543 TAP TAP

Mei 2005 16,91 76.825 3.585.617 216.585

Juni 2005 2,14 9.723 459.652 219.334

Juli 2005 21,42 97.315 4.716.559 224.737

Agustus 2005 TAP 4.543 TAP TAP

September

2005

TAP 4.543 TAP TAP

Oktober 2005 TAP 4.545 TAP TAP

November

2005

TAP 4.545 TAP TAP

Desember 2005 TAP 4.545 TAP TAP

Januari 2006 19,51 88.638 4.419.931 231.091

Februari 2006 17,26 78.415 3.869.270 228.719

Maret 2006 1,14 5.179 268.096 239.714

Sumber : diolah dari Tabel 4 dan 11. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.

(61)
[image:61.612.105.559.105.407.2]

Tabel 23 Nilai harga pokok produk jendela ram kori besar (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 TAP 4.544 TAP TAP

Mei 2005 118,05 536.320 25.303.829 218.892

Juni 2005 TAP 4.544 TAP TAP

Juli 2005 1,78 8.087 374.121 214.724

Agustus 2005 19,88 90.318 4.225.324 217.085

September

2005

1,16 5.271 249.585 219.703

Oktober 2005 1,06 4.816 233.367 224.700

November

2005

TAP 4.546 TAP TAP

Desember 2005 13,13 59.652 2.903.205 225.656

Januari 2006 0,67 3.044 155.030 235.931

Februari 2006 4,95 22.489 1.076.081 221.933

Maret 2006 19,98 90.772 4.299.582 219.737

Sumber : diolah dari Tabel 4 dan 12. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.

(62)
[image:62.612.102.559.107.410.2]

Tabel 24 Nilai harga pokok produk jendela ram polos besar (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 27,47 124.801 6.299.947 233.882

Mei 2005 75,77 344.235 16.836.411 226.748

Juni 2005 55,85 253.736 12.370.199 226.033

Juli 2005 8,52 38.708 1.898.647 227.390

Agustus 2005 118,17 536.865 25.924.198 223.924

September

2005

50,07 227.476 11.062.259 225.479

Oktober 2005 20,97 95.271 4.817.132 234.259

November

2005

TAP 4.546 TAP TAP

Desember 2005 56,08 254.780 12.673.921 230.540

Januari 2006 64,18 291.580 14.075.759 223.860

Februari 2006 6,02 27.350 1.408.428 238.502

Maret 2006 11,10 50.430 2.523.424 231.879

Sumber : diolah dari Tabel 4 dan 13. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.

(63)
[image:63.612.103.562.106.410.2]

Tabel 25 Nilai harga pokok produk jendela ram kotak kecil (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 TAP 4.544 TAP TAP

Mei 2005 TAP 4.544 TAP TAP

Juni 2005 TAP 4.544 TAP TAP

Juli 2005 1,31 5.952 283.160 220.696

Agustus 2005 TAP 4.544 TAP TAP

September

2005

TAP 4.544 TAP TAP

Oktober 2005 0,95 4.316 170.503 184.020

November

2005

TAP 4.546 TAP TAP

Desember 2005 TAP 4.546 TAP TAP

Januari 2006 3,03 13.766 532.191 180.183

Februari 2006 4,04 18.355 750.486 190.307

Maret 2006 0.34 1.545 79.965 239.735

Sumber :diolah dari Tabel 4 dan 14. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.

(64)
[image:64.612.105.563.106.410.2]

Tabel 26 Nilai harga pokok produk jendela ram polos kecil (Rp/m²)

Bulan Satuan

(m²)

Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)

Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)

Harga Pokok

(Rp/Bulan/m²)

April 2005 7,69 34.937 1.348.795 179.940

Mei 2005 11,25 51.111 1.990.409 181.468

Juni 2005 TAP 4.544 TAP TAP

Juli 2005 1,03 4.680 217.958 216.153

Agustus 2005 18,65 84.730 3.239.523 178.245

September

2005

13,80 62.696 2.283.724 170.031

Oktober 2005 TAP 4.546 TAP TAP

November

2005

TAP 4.546 TAP TAP

Desember 2005 3.02 13.720 674.573 227.911

Januari 2006 TAP 4.546 TAP TAP

Februari 2006 TAP 4.546 TAP TAP

Maret 2006 1.86 8.451 397.995 218.520

Sumber : diolah dari Tabel 4 dan 15. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.

(65)

Jumlah permintaan ( Metode Deskriptif )

[image:65.612.105.523.235.395.2]

Data jumlah permintaan masing-masing produk kayu olahan jenis Kamper Samarinda Oven enam bulan sebelum dan enam bulan sesudah terjadinya kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 disajikan dalam Tabel 27-29 berikut ini.

Tabel 27 Jumlah permintaan produk kusen periode April 2005-September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan kusen periode Oktober 2005-Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM)

Sumber : diola

Gambar

Tabel 1  Nilai kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika
Gambar 1  Alur Kerangka Pemikiran.
Gambar dan Desain
Tabel 2   Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk kusen pada CV Sinar    Bogor periode bulan April 2005 – Maret 2006
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat dari beberapa definisi di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan yang

beberapa job atau proses yang sedang berjalan pada waktu yang sama..

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem kendali logika fuzzy dapat mengembalikan kecepatan motor BLDC sesuai dengan kecepatan setting

Sebaiknya industri batik pada kelompok 2 aktif dalam mencari jaringan untuk memperluas pangsa pasar dan aktif mencari dukungan di bidang pemasaran dengan mencari informasi

pembelajaran Creative Problem Solving dalam menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas 5 SDN Blaru 02 Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Meningkatkan

oleh satu perusahaan untuk memproduksi barang tertentu akan mengakibat perusahaan lain tidak dapat menghasilkan jenis barang yang sama.. Hak patent , merupakan hak yang

Berdasarkan peran Sekretariat Jenderal yang dimandatkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

c) Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran disini mencakup: suasana pembelajaran,