ABSTRAK
PENGARUH INFUSA DAUN DEWA
(Gynura segetum (Lour.) Merr)
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Vania, 2006 ; Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr., MKes. Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr.
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, sehingga membatasi kualitas dan harapan hidup penderita. Pengobatan Diabetes melitus bagi sebagian besar masyarakat menjadi beban ekonomi, sehingga perlu dicari obat alternatif yang lebih ekonomis dan aman dikonsumsi, antara lain daun dewa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh infusa daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan.
Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL), komparatif.
Penelitian menggunakan 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster yang diinduksi Aloksan 100mg/kgBB kemudian dibagi menjadi 5 kelompok secara acak. Masing-masing kelompok diberi infusa daun dewa dosis 5,6g/kgBB, 2,8g/kgBB, 1,4g/kgBB, glibenklamid 1,3g/kgBB dan aquadest, kemudian dicatat penurunan kadar glukosa darah setelah 7 hari perlakuan.
Analisis data dengan ANAVA, dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α = 0,05. Hasil penelitian, kadar glukosa darah setelah 7 hari perlakuan kelompok bahan uji infusa daun dewa dosis 5,6g/kgBB (80,00mg/dl), 2,8g/kgBB (84,50mg/dl), dan 1,4g/kgBB (73,00mg/dl) dibandingkan dengan aquadest (134,20mg/dl) sangat signifikan (p<0,01), sedangkan jika dibandingkan dengan glibenklamid 1,3g/kgBB (64,80mg/dl) tidak signifikan (p>0,05).
Kesimpulan daun dewa (Gynura segetum Lour.) Merr) dapat menurunkan kadar glukosa darah yang setara dengan glibenklamid, pada mencit yang diinduksi Aloksan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF INFUSE Gynura segetum (Lour.) Merr
ABOUT MICE’S BLOOD GLUCOSE LEVEL
THAT INDUCED BY ALLOXAN
Vania, 2006 ; 1st Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr., MKes 2ndTutor : Ellya Rosa Delima, dr.
Diabetes mellitus is a chronic disease, with multiple etiology and may trigger acute and chronic complications, so that limited quality and life expectancy of patiens. Diabetes melitus’s theraphy burdened almost all community. So necessary to find out alternative medicine which cheap and save .
The aim of this research was to find out the eficacy of Gynura folium infuse towards the decline of sugar blood level on mice that induced with Alloxan.
The design experiment method used was real prospectif experimental with completed Random Desain.
This experiment used 25 mices Swiss Webter that induced by Alloxan 100mg/kgbw and Gynura folium infuse dose 5,6g/kgbw, 2,8g/kgbw, and, 1,4g/kgbw with glibenclamide 1,3mg/kgbw and aquadest as a comparator, was given randomly to mice thereafter the decline of blood glucose level after 7 days treatment.
The Dates were analyzed statistically by ANOVA, continued Tukey HSD with α = 0,05.
The decreasing of blood glucose concentration after 7 days giving Gynura folium infuse doses 5,6g/kgbw (80,00mg/dl), 2,8g/kgbw (84,50mg/dl), dan 1,4g/kgbw (73,00mg/dl) in comparison with aquadest (134,20mg/dl) statically very significant (p<0,01) and with glibenclamide 1,3g/kgBB (64,80mg/dl) statically non significant (p>0,05).
The conclusion obtained was that Gynura folium infuse was capable of declining blood glucose level on mice that induced by Alloxan.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ……… ii
SURAT PERNYATAAN ……… iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas 2.1.1 Anatomi ………..………..…… 5
2.2.1 Definisi ………..… 7
2.2.5 Diagnosa Diabetes melitus ………..……..………… 10
2.2.6 Pengelolaan 2.2.6.1 Tujuan Pengelolaan ………...………. 12
2.2.6.2 Langkah-langkah penting pada pengelolaan pasien Diabetes melitus ………..……… 12
2.2.6.3 Pilar Pengelolaan Diabetes melitus …...……….. 13
2.2.6.4 Obat Hipoglikemia Oral (OHO) ……..………... 16
2.3 Insulin ………...……….. 18
2.4 Terapi Kombinasi ………. 20
2.5 Komplikasi Diabetes melitus ……… 21
2.6 Pencegahan Diabetes melitus ……… 24
2.7 Tinjauan Botani Gynura segetum (Lour.) Merr 2.7.1 Asal usul penyebaran Daun dewa ………. 25
3.2.1 Desain Penelitian ……… 31
3.2.2 Perhitungan Sampel ……….. 31
3.2.3 Variabel Penelitian ……… 31
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Pengumpulan bahan dan pembuatan Infusa………... 32
3.3.1.1 Pengumpulan bahan ………. 32
3.3.1.2 Pembuatan Infusa ……… 32
3.3.2 Prosedur Penelitian ……….. 33
3.4 Metode Analisis ………. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 41
5.2 Saran ……….. 41
DAFTAR PUSTAKA ……… 42
LAMPIRAN ………. 44
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa untuk diagnosis DM
(mg/dl) (Perkeni, 2002) ……… 11 Tabel 2.2 macam-macam insulin menurut jenis dan sediaan
(Toni H&B. Suharto, 2003)………….………. 19 Tabel 4.1 Kadar glukosa darah setelah induksi Aloksan……….. 36 Tabel 4.2 Kadar glukosa setelah perlakuan dengan daun dewa
(Gynura segetum (Lour.)Merr)………... 37
Tabel 4.3 Hasil uji beda rata-rata Tukey HSD, α = 0,05 untuk kadar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pankreas (Sobotta, 2000) ……… 5
Gambar 2.2 Histologi Pankreas (Guyton, 1997) ………. 6
Gambar 2.3 Konversi proinsulin manusia menjadi insulin (Goodman & Gilman’s,1999) ……… 18
Gambar 2.4 Mekanisme kerja Insulin (Goodman & Gilman’s, 1999) ……. 18
Gambar 2.5 Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) (Prapti Utami, 2004) ……… 26
Gambar 2.6 Aloksan menjadi as. dialurat (Halliwell & Gutteridge, 1991).. 29
Gambar 3.1 Serbuk halus Daun dewa ……….. 32
Gambar 3.2 Panci pembuatan infusa ……… 33
Gambar 3.3 Pengenceran dosis ………. 33
Gambar 3.4 Infusa daun dewa ………... 33
Gambar 3.6 Pemberian infusa daun dewa dengan sonde ……….. 34
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Dosis ……….. 44 Lampiran 2 Hasil Pengukuran kadar glukosa darah mencit ……….. 45 Lampiran 3 Perhitungan Statistik ANAVA dan Uji Tukey HSD
Lampiran 1
Perhitungan Dosis
Dosis Aloksan Dosis 100mg/kgBB
Mencit 25g = 0,026 ¯ 100 = 2,6mg/0,5cc Yang diberikan secara intravena pada vena ekor.
Dosis Glibenklamid Dosis manusia 10mg
Konversi dosis manusia mencit 20g = 0.0026
Maka dosis untuk mencit 20g adalah : 10mg ¯ 0,0026 = 0,0 26g Berat mencit yang dipakai ± 25g
Maka dosis untuk mencit 25g adalah : 25/20¯ 0,026 = 0,0325g (Dosis Mencit) Maka dosis 1kg glibenklamid : 1000/25 ¯ 0,0325 = 1,3 g/kgBB
Yang diberikan secara per-oral.
Dosis Aquades
0,5ml/25g berat mencit yang diberikan secara per-oral.
Dosis Daun dewa
Dosis tikus 200mg/200gBB
Konversi dosis tikus mencit 0,14 200mg ¯ 0,14 = 28mg/mencit 20g 1DM 25gr = 25/20 ¯ 28
= 35mg/25gBB mencit
Variasi Dosis : I, II, IV Dosis I
Dosis untuk mencit 25g : 35mg/0,5ml = 70mg/ml = 7g/100ml Dosis untuk 1kgBB mencit : 1000/25 ¯ 35mg = 1,4g/kgBB Yang diberikan secara per-oral.
Dosis II
Dosis untuk mencit 25g : 70mg/0,5ml = 140mg/ml = 14g/100ml Dosis untuk 1kgBB mencit : 1000/25 ¯ 70mg = 2,8g/kgBB Yang diberikan secara per-oral.
Dosis IV
Lampiran 2
Hasil Pengukuran kadar glukosa darah mencit :
Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 1 dengan
pemberian infusa Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) Dosis Mencit
IV (5,6g/kgBB)
Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)
202 65 65 81 83
Presentase penurunan kadar glukosa darah (%)
42.8 49.2 46.4 45.8 50.3
Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 2 dengan
pemberian infusa Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) Dosis Mencit II
(2,8g/kgBB)
Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)
94 64 64 76 61
Presentase penurunan kadar glukosa darah (%)
48.7 46 40.3 51.7 42.4
Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 3 dengan
pemberian infusa Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) Dosis Mencit I
(1,4g/kgBB)
Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)
53 55 55 61 51
Presentase penurunan kadar glukosa darah (%)
Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 4 dengan
pemberianGlibenklamid 1,3g/kgBB (Kontrol positif)
Mencit
Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)
82 79 136 82 390
Presentase penurunan kadar glukosa darah (%)
59 44 64.8 59.4 83.9
Hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit Kelompok 5 dengan
pemberianaquadest (Kontrol negatif)
Mencit
Penurunan kadar glukosa darah (mg/dl)
14 6 14 18 21
Presentase penurunan kadar glukosa darah (%)
Lampiran 3
RIWAYAT HIDUP
Nama : Vania
Nomor Pokok Mahasiswa : 0110027
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 31 Agustus 1983
Alamat : Jl. Sumber Hegar IV No. 14 Bandung
Riwayat Pendidikan :
TK Maria Bintang Laut, Bandung, 1989
SD Maria Bintang Laut, Bandung, 1995
SMP Aloysius, Bandung, 1998
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan
adanya hiperglikemi kronik. Hiperglikemi yang terjadi pada Diabetes melitus
disebabkan karena menurunnya kadar insulin, berkurangnya pemakaian glukosa
oleh jaringan perifer dan kenaikan produksi glukosa melalui proses glikogenesis
atau gukoneogenesis.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya Diabetes melitus antara lain
kelainan genetik, faktor lingkungan dan gaya hidup. Kelainan metabolik yang
disebabkan oleh Diabetes melitus dapat mengakibatkan perubahan patofisiologi
sekunder di beberapa sistem organ, misalnya kelainan pada mata, ginjal, dan
jantung.
Insidensi Diabetes melitus di seluruh dunia pada tahun 2000 ada 151 juta jiwa,
diperkirakan pada tahun 2010 penderita DM dapat mencapai 221 juta jiwa dan
pada tahun 2025 dapat mencapai 300 juta jiwa. Peningkatan terjadi terutama di
negara-negara berkembang, khususnya di negara-negara Asia (WHO, 2002).
Negara yang memiliki penderita DM terbanyak pada tahun 2000 adalah India
(31.7 juta), China (20.8 juta), dan USA (17.7 juta). Indonesia adalah negara
keempat dengan jumlah penderita sebanyak 8.4 juta jiwa.
Penderita Diabetes melitus umumnya mendapat Obatan Antidiabetik Oral
(ADO) (Tony Handoko & B. Suharto, 2003). ADO relatif mahal harganya
sehingga pengobatan dalam jangka waktu panjang kurang ekonomis dan menjadi
beban bagi sebagian besar masyarakat. ADO juga dapat menyebabkan terjadinya
hipoglikemia hingga koma. Karena kedua alasan tersebut maka perlu dicari obat
alternatif yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yang lebih ekonomis dan
2
Bangsa Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan tumbuhan berkasiat obat
sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatan. Sejak dahulu
alam Indonesia telah menyediakan berbagai tumbuhan berkasiat obat yang
berguna untuk memelihara kesehatan. Indonesia memiliki sekitar 30.000 – 40.000
jenis tumbuhan dan beberapa di antaranya diketahui memiliki khasiat sebagai
tumbuhan obat. Terapi herbal adalah suatu proses penyembuhan suatu penyakit
dengan menggunakan ramuan dari berbagai tanaman yang berkhasiat obat. Saat
ini terapi herbal sangat populer di kalangan masyarakat karena dinilai mempunyai
efek samping sedikit, murah, dan mudah didapat. Biasanya terapi herbal dilakukan
sebagai pengobatan alternatif, namun ada sebagian masyarakat sengaja
menggunakannya untuk pencegahan terhadap suatu penyakit (tindakan preventif )
(Hembing, 2005).
Tanaman obat yang dapat digunakan untuk terapi Diabetes melitus jenisnya
cukup banyak, antara lain daun dewa, mahkota dewa, nimba, sambiloto,
brotowali, mahoni, alpukat, ciplukan, daun sendok, kumis kucing, lidah buaya,
pare, mengkudu, daun salam, tapak dara, pegagan, komfrey, daun sembung,
sidaguri, temulawak, kunir putih, jagung, duwet, buncis. (Prapti Utami, 2004).
Daun dewa atau yang dikenal di masyarakat dengan nama beluntas cina (Tigel
kio atau san qi cao) sering dikonsumsi masyarakat dengan cara dilalap. Kini daun
dewa telah banyak diekstrak dalam bentuk bubuk dalam kapsul sebagai obat
tradisional untuk mengatasi berbagai macam penyakit seperti hipertensi, Diabetes
melitus, kanker, bronkitis, batu ginjal.
Berdasarkan asumsi bahwa daun dewa mengandung antioksidan dan memiliki
efek hipoglikemik, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh infusa
daun dewa terhadap kadar gula darah pada mencit diabetes yang diinduksi oleh
aloksan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Apakah Infusa daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) menurunkan kadar
3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitan
Maksud penelitian adalah menjadikan daun dewa sebagai obat alternatif untuk
penyakit Diabetes melitus.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun
dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) terhadap penurunan kadar glukosa darah
pada mencit diabetes yang diinduksi aloksan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan Akademis penelitian adalah diharapkan dapat memberikan
informasi ilmiah mengenai efek farmakologis ekstrak daun dewa terhadap
penyakit Diabetes melitus terutama pengaruhnya terhadap penurunan kadar
glukosa darah dan efek hipoglikemia.
Kegunaan Praktis penelitian adalah diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas tentang pengaruh daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr)
terhadap penyakit Diabetes melitus.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka pemikiran
Diabetes melitus merupakan keadaan yang timbul karena defisiensi insulin
relatif maupun absolut. Hyperglikemi timbul karena penyerapan glukosa ke dalam
sel terhambat serta metabolismenya terganggu. Aloksan yang diberikan intravena
pada mencit akan menghasilkan radikal bebas merusak sel-sel β Langerhans
pankreas sehingga produksi insulin berkurang (Bruneton, 1999).
Reduksi dua elektron dari struktur aloksan membentuk as. Dialurat. Oksidasi
as. Dialurat menyebabkan pembentukan O2- (Superoksid)yang merupakan oksigen
radikal, H2O2 (Hidrogen peroksida) dan OH-(Hidroksil)(Halliwel & Gutteridge,
4
Daun dewa mengandung flavonoid yang merupakan senyawa larut dalam air
dan memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun
dewa antara lain asam klorogenat, asam kafeat, asam P-kumarat, asam P-hidroksi
benzoat. Aktivitas antioksidan dapat menghambat berbagai reaksi oksidasi,
sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksid, dan radikal peroksil sehingga
dapat meregenerasi sel-sel dan pankreas dalam memproduksi insulin (Bruneton,
1999).
1.5.2 Hipotesis
Infusa Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr) dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada mencit yang diinduksi Aloksan.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah prospektif eksperimental sungguhan
dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif.
Kemaknaan ditentukan dengan p = 0,05
Analisis data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam satuan mg%
dengan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji TukeyHSD dengan α = 0,05
1.7 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha, Bandung selama bulan Mei 2005 sampai bulan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Infusa daun dewa menurunkan kadar glukosa darah dari 146mg/dl menjadi
79mg/dl pada 25 hewan percobaan
5.2 Saran
Penelitian ini dikembangkan dengan variasi dosis yang lebih kecil, karena
dengan dosis 1,4g/kgBB saja daun dewa telah menunjukkan hasil.
Perlu juga dilakukan penelitian daun dewa dengan sediaan lain misalnya
ekstrak.
Perlu dilakukan pengujian toksisitas daun dewa.
Perlu dilakukan penelitian dalam jumlah sampel yang lebih besar sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous
http://iptek.apjii.or.id/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-139.pdf
Anonymous www.contentnhiondemand.com
Anonymous www.vitaminretailer.com
Anonymous http://www.geocities.com/niharder/Obat-Alternatif/Daun-Dewa.htm
Anonymous http://www.google.com/cyberMED/Hembing/consultation.htm
Annonumous http://www.herbamalaysia.net
Anonymous www.unitedmedicalnetwork.com
Anonymous http://www.who.int/ncd/dia/database4.htm.
Boedisantoso.A.R, Imam Subekti, 2004. Komplikasi Akut Diabetes Melitus.
Dalam : Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FK UI. h. 161-4
Bruneton J. 1999. Flavonoids. In : Pharmacognosy. 2nd Edition. UK : Intercept
Ltd. p. 311-329
Bruneton J. 1999. Phytochemistry Medical Plants. In : Pharmacognosy. 2nd
Edition. UK : Intercept Ltd. p. 781-800
Davis N. Stephen & Granner K. Daryl. 1999. Insulin, Oral Hipoglycemic Agents,
The Farmacological Basis of Therapeutics. 10th Edition. NY : McGraw-Hill.
p. 1679-690
Guyton & Hall. 1997. Insulin, Glukagon, dan Diabetes Melitus. Dalam : Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. h. 1221-37
Halliwel B. and Gutteridge J. M. C. 1991. Free radicals and Toxicology. In : Free
Radicals in Biology & Medicine. 2nd edition. NY : Oxford. p. 310-314
M. W. Hazman. 1991. Pankreas Endokrin. Dalam : Endokrinologi. Bandung :
Percetakan Angkasa Off set. p. 36-85
Perkeni. 2002. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2002.
Semarang : PB PERKENI
Prapti Utami. 2004. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes melitus. Jakarta :
AgroMedia Pustaka.
R. Putz - R.Pabst. 2000 Pankreas. Dalam : Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi
21. Jakarta : EGC. h. 148
Schteingarit, D. E. 1995. Kelainan Endokrinologi dan Metabolik Pankreas,
Metabolik Glukosa dan Diabetes Melitus. Dalam : Price. S. A, Wilson L. M. :
Patofisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC. h. 1109-19
Snell. 1997. Rongga Abdomen. Dalam : Anatomi Klinik. Edisi 3. Jakarta : EGC. h.
217-42
Tony Handoko & Suharto. B. 2003. Insulin, Glukagon, dan Anti Diabetik Oral.