• Tidak ada hasil yang ditemukan

Timbang terima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Timbang terima"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat penggunaan shift ( timbang terima pasien).

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan saat perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jaawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. (Nursalam, 2008)

I.2 Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah dalam makalah ini meliputi : - Konsep Dasar Timbang Terima

I.3 Tujuan Penulisan

Secara umum tujuan penulisan makalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengertian dan metode-metode dalam penatalaksanaan dan juga menjelaskan mengenai Timbang Terima dalam keperawatan

I.4 Metode Penulisan

Dalam hal ini metode penulisan yang dipakai adalah metode kajian daftar pustaka

(2)

2 BAB 2 KONSEP DASAR

2.1 Pengertian Timbang Terima

Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002). Menurut Kim Alvarado (2006) timbang terima adalah penyampaian informasi yang diberikan saat pergantian shift. Perncanaan asuhan keperawatan pada pasien berfokus pada keamanan klien dan informasi yang berkelanjutan. Ketidakhadiran atau ketidakakuratan dapat menimbulkan efek yang merugikan pada asuhan keperawatan yang diberikan pada klien. Sesuai dengan peneletian dari The Joint CommusionOn Accreditation Of Health

Care Organization (JCAHO, 2003), hampir 70% kesalahan pemberian

asuhan keperawatan saat jam kerja disebabkan oleh kurangnya komunikasi. Masalah dan perhatian mengenai efektifitas timbang terima saat pergantian shift perlu ditingkatkan oleh seluruh perawat. Dowding (2001) berpendapat bahwa informasi yang diterima difokuskan dalam sebuah cara yang diharapakan tidak hanya bertujuan pada askep yang diberikan.

Saat ini telah terjadi perubahan pada proses timbang terima yang dulu hanya menggunakan laporan verbal, laporan tertulis ataupun rekaman tape recorder menjadi pada kebutuhan dan masalah pasien serta lebih melibatkan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan (Anderson, 2006). Laporan pertukaran tugas atau change of shift report (CSR) terjadi 3 kali dalam sehari pada setiap unit keperawatan di semua tipe lingkungan perawatan kesehatan. Setelah berakhirnya jam kerja, perawat melaporkan informasi tentang klien pada perawatn shift berikutnya. Perawat mengkomunikasikan informasi tentang klien sehingga semua anggota tim dapat membuat keputusan terbaik tentnag klien dan perawatanya. Laporan itu berisi tentang informasi penting yang berhubungan dengan proses keperawatan secara holistik dan perawatan yang aman bagi klien (Pooter, 2005).

(3)

3 2.2 Tujuan Pelaksanaan Timbang Terima

Timbang terima yang dilaksanakn setiap pergantian shift bertujuan untuk menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum, menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya dan tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya (Nursalam, 2002). Selain itu bertujuan dilaksanakannya timbang terima adalah adanya pemberian informasi pada shift berikutnya tentang asuhan keperawatan pada shift sebelumnya dan adanya fokus masalah klien serta penyampaian hal-hal penting untuk pertukaran informasi (Andrea Mc. Cloughen, 2005).

2.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Timbang Terima 1. kedua kelompok shift harus dalam keadaan sudah siap

2. shift yang akan menyerahkan laporan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaikan

3. perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift tentang : keadaan klien secara umum, tindak lanjut dinas yang menerima operan dan rencana kerja yang menerima laporan (Nursalam, 2008).

2.4 Prosedur Timbang Terima

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/operan

2. prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan timbang terima khususnya pasien yang memliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut. 3. PP menyampaikan timbang terima

pada PP berikutnya, hak yang perlu disampaikan dalam timbang terima :

5 menit Ners Station

(4)

4  Jumlah

 Identitas klien dan diagnosis medis

 Data (keluhan/subjektif dan objektif)

 Masalah keperawatan yang masih muncul

 Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum)

 Internvensi kolaboratif dan dependen

 Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain)

Pelaksana an

1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga)

2. kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan

3. kepala ruang membuka acara timbang terima

4. perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbangterimakan mengenai hal-hal yang kurang jelas

5. kepala ruangan PP menanyakan kebutuhan dasar pasien

20 menit Ners Station

KARU, PP dan PA

(5)

5

6. penyampaian yang jelas, singkat dan padat

7. perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa perawatan

8. hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya

9. lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit

Ruang Perawat

an

1. diskusi

2. pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format timbang terima yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala Ruangan 3. ditutup oleh kepala ruangan

5 menit Ners Station

KARU, PP dan PA

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift

2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP) 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan tugas dinas

(6)

6 DIAGNOSA KEPERAWATAN (didukung data) DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF RENCANA TINDAKAN

TELAH DILAKUKAN BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN MASALAH : 1. TERATASI 2. BELUM TERATASI 3. TERATASI SEBAGIAN 4. MUNCUL MASALAH BARU

4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien

5. Timbang terima harus berorientsai pada permasalahan pasien

6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien

7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse station.

2.5 Alur Timbang Terima

PASIEN

(7)

7 2.6 Renstra Timbang Terima

a. Pelaksanaan Hari/Tanggal : Pukul : Topik : Tempat : b. Metode 1. diskusi 2. tanya jawab c. Media 1. status klien

2. buku timbang terima 3. alat tulis

4. leaflet

5. sarana dan prasarana perawatan d. Pengorganisasian

Kepala ruangan : Perawat primer (pagi) : Perawat primer (sore) : Perawat Associate (pagi) : Perawat Associate (sore) : Perawat Associate (mlm) : Perawat Associate (libur) : Pembibing/Supervisor : e. Uraian Kesehatan

1. Prolog

Pada hari ... jam ... seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima

(8)

8

Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan do’a dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian di ruang perawatan pasien

3. sesi II di ruang perawatan pasien

seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-bersama melihat ke tempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarufikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih dari 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah knjungan ke pasien terakhir.

4. epilog

kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan

f. Evaluasi

1. struktur (input)

pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien

(9)

9

dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.

2. proses

proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer selanjutnya yang mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatn dan intervensi yang sudah/belum dilaksanakan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi pasien.

3. hasil

timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergatian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik (Nursalam, 2008)

2.7 Macam Metode Timbang Terima

Ada 4 cara timbang terima yang telah diidentifikasi seluruh dunia dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangannya. Timbang terima bisa dilaksanakan dengan menggunakan laporan tertulis dan tape recorder atau rekaman (keuntungannya lebih efesien bagi staf, kerugiaanya tidak dapat bertanya meminta penjelasan lebih lanjut), timbang terima dengan berkunjung langsung ke tempat tidur pasien dan timbang terima secara lisan atau laporan verbal (Miller C, 1998).

Laporan tertulis dilakukan di nurse station dan anggota staf dari kedua kelompok menghadirinya. Jenis pelaporan degan audiotape diberikan oleh perawat yang telah menyelesikan perawatan klien dan ditinggal untuk

(10)

10

perawat pada giliran tugas berikutnya untuk ditinjau ulang. Pelaporan yang direkam dapat meningkatkan efeiensi dengan memungkinkan staf untuk melaporkan ketika ada waktu. Kerugian dari pelaporan yang direkam adalah tidak memungkinanya staf untuk mengajukan pertanyaan atau meminta klarifikasi penjelasan. Sedangkan laporan yang diberikan secara langsung, membuat klien dan keluarga klien mempunyai kesempatan untuk ikut serta dalam segala diskusi mengenai perawatan klien. Seperti halnya perawat dapat bersama klien untuk melakukan pengkajian yang diperlukan, mengevaluasi kemajuan dan menentukan intervensi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan klien. Karena banyak tanggung jawab perawat yang harus ditanggung, ada baiknya jika pelaporan dilakukan dengan cepat dan efisien.

Waktu yang digunakan selama pelaporan untuk menguraikan status kesehatan klien dan memungkinkan staf giliran tugas berikutnya mengetahui dengan tepat jenis perawatan yang dibutuhkan klien, harus diperhitungkan dengan baik (Potter, 2005). Selain keuntungan dari metode laporan dengan berkunjung langsung ke pasien adalah meningkatkan hubungan kerjasama antara anggota staf, meningkatkan kepuasan pasien karena dapat secara langsung mengungkapkan keluhan.

Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap intervensi apa yang sudah dilakukan dan yang belum, serta respon pasien yang terjadi. Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama perawat lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif dari pada harus menghabiskan waktu membaca dan membantu perawat dalam menerima timbang terima secara nyata. Cara yang dapat membantu timbang terima jadi lebih efesien maliputi laporan tertulis pada shift sebelumnya, petunjuk (prosedur tetap) timbang terima dan penggunaan lembar timbang terima yang telah disiapkan sebelum proses (Miller.C, 2008).

(11)

11

Laporan pertukaran shift berisi tentang :

1. Latar belakang informasi misal keadaan klien secara umum

2. Pengkajian, berisi tentang keadaan klien yang sekarang, keluhan yang dirasakan

3. Diagnosa keperawatan, berisi masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien saat ini

4. Rencana intervensi, berisi rencana tindakan yang akan dilakukan, misalnya penjelasan tentang prosedur operasi, persiapan pre operasi dan rutinitas aktivitas post operasi

5. Implementasi, berisi tindakan yang telah dilakukan pada klien 6. Informasi keluarga berisi tentang dukungan dari keluarga pada

klien

7. Rencana pemulangan, aktivitas yang bisa dilakukan klien dirumah 8. Prioritas kebutuhan, hal yang sangat diperlukan oleh klien saat ini 2.8 Keuntungan Timbang Terima

1. Consistensy 2. Continuity 3. Personal 4. Informative

5. Excellent source of information 6. Collaborative caring

(12)

12 BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan

Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002). Menurut Kim Alvarado (2006) timbang terima adalah penyampaian informasi yang diberikan saat pergantian shift. Perncanaan asuhan keperawatan pada pasien berfokus pada keamanan klien dan informasi yang berkelanjutan. Ketidakhadiran atau ketidakakuratan dapat menimbulkan efek yang merugikan pada asuhan keperawatan yang diberikan pada klien. Sesuai dengan peneletian dari The Joint CommusionOn Accreditation Of Health

Care Organization (JCAHO, 2003), hampir 70% kesalahan pemberian

asuhan keperawatan saat jam kerja disebabkan oleh kurangnya komunikasi. Masalah dan perhatian mengenai efektifitas timbang terima saat pergantian shift perlu ditingkatkan oleh seluruh perawat. Dowding (2001) berpendapat bahwa informasi yang diterima difokuskan dalam sebuah cara yang diharapakan tidak hanya bertujuan pada askep yang diberikan.

Saran

Bagi dosen adalah mampu memberikan referensi lain selain mengenai timbang terima secara lebih detail dan mendasar untuk dapat menjadi bahan pembelajaran yang lebih kompleks bagi mahasiwa. Bagi mahasiswa lain tetaplah mencari bahan referensi lain mengenai timbang terima sebagai pelengkap sajian makalah ini.

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

Alvarado, Kim.2006. Transfer of Accountability Transforming Shift Handover To Patient Safety.Http://www.longwoods.com/pruduct.php.3oktober2011 Anderson .2006. Nurse Shift Report : Who Says You Can’t Talk In Front of

Patient ? Http://www.nebi.nim.nih.gov/pubmed.3 0ktober 2011 Clougen, Andrea.2005. Nursing.clinical.handover.Http://www.sydneyarea health

services/ahs.3 oktober 2011.

Miller, C. Ensuring Continuiting care: styles and Efficiency of the Handover Process. http://www.nui.nim.nih.giv/pubmed. 3 Oktober 2001

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan

profesional. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, Patricia. 2005. Fundamental Keperawata Konsep, Proses dan Praktek. Jakarta: EGC

Pratiwi, C. Janes. 2009. Skripsi: Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang Dhoho, Kahuripan, Majapahit dan Mataram di BRSD Prof. Dr. Soekandar Mojosari Mojokerto.

(14)

14 Pelaksanaan timbang terima

1. EKA sebagai kepala ruangan :

Tugas membuka dan menutup timbang terima ,memimpin, 2. wanda sebagai PP pagi:

Tugasnya menyampaikan timbang terima kepada PP siang 3. aci sebagai PP sore

4.wildan sebagai PA pagi 5.widodo sebagai PA pagi 6.imam sebagai PA sore 7 yalla sebagai pasien 8.zainap sebagai PA pagi 9. Yeti sebagai narator

1. Pelaksanaan timbang terima 1. Periapan Timbang terima

Tempat : Nurse station ,Ruang Ortopedi

Kepala ruangan membuka acara , memimpin, berdoa, menetapkan kegiatan dan tujuan yang akan dilakukan pada timbang terima serta sebagai koordinator PP pagi dalam menyampaikan timbang terima kepada PP siang.

KARU : “Selamat siang semuanya”.

Sebelumnya kegiatan kita mulai mari kita berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing “.

“Siang ini kita akan melaksanakan Timbang terima dari sift pagi sampai sift siang,untuk selanjutnya saya serahkan langsung kepada PP pagi untuk menyampaikan timbang terimanya.

PP pagi:”Selamat siang”.

Diruang Ortopedi,hari ini pada tanggal 5 oktober 2011

Dari timbang terima PP malam kepagi, jumlah pasien senbanyak 5 orang “hari ini saat shitf pagi, ada penambahan paesian 1 orang, total pasiean hari inin 6 orang

(15)

15

- total bed yang kita miliki di ruang ortopedi sebanyak 10 bed, terisi 6 bed, sisa tinggal 4 bed

-keteranga masing-masing pasien sebagai berikut:

1.pasien A dengan diangnosa medis A, masalah keperawatan yang muncul A B C D ... dengan intervensi sebagai berikut: . . . tindakan yang sudah di berikan 1 2 3 . . . tindakan yang belum di berikan : 1 2 3 . . . .

PRE MEMORI

 Pasien atas nama bapak H

Diagnosa midis : open faktur cruris 1/3 distal dextra Saat ini pasien

- kondisi sadar - terbaring - terpasang infus

- pasien mengeluh nyeri dan kaki tidak bisa di gerakkan - kondisi luka :

Open fraktur Odema

Telah mengalami pendarah banyak  Diagnosa keperawatan yang muncul :

a) Nyeri berhubungan dengan gerakan frakmen tulang, edema, dan cedera pada jaringan lunak di tandai dengan pasien menjerit kesakitan saat bagian faktur dibersihkan Intervesi

Mandiri

1) Pertahakan imobilisasi dengan tirah baring, traksi R/ mehilangkan nyeri dan mencegah kesalah posisi tulang / tegangan jaringan yang cedera.

(16)

16

1) Berikan obat sesuai indikasi : analgesik, NSAID injeksi (contoh: ketorolak) atau relaksan otot (contoh:

siklobenzopin)

R/ untuk menurunkan nyeri / spasme otot

Laporan : semuan intrvensi telah dilaksankan, namun nyari belum berkung . . . intervensi dilanjutkan b) Disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan

penurunan aliran darah akibat cedera Intervensi:

Mandiri

1) Evaluasi nadi perifer dengan palpasi, bandingkan dengan ekstremitas yang sakit.

R/ penurunan dapat menggambarkan cedera faskuler dan perlu evaluasi medis segera terhadap status sirkulasi.

Kolaborasi

1) Awas Hb/Ht, pemeriksaan koagulasi (kadar protombin)

R/ Membantu kalkulasi kehilangan darah dan untuk merencanakan keefektifan terapi.

2) Siapkan untuk intervensi bedah

R/ Kegagalan untuk memperbaiki kompartemen sindrom selama 4-6 jam mengakibatkan kontraktur, kecacatan/perlu amputasi.

Laporan: - intervensi secara mandiri telah dilakukan, dengan menghitung nadi perifer . . . /menit

- Planning: evaluasi nadi perifer perlu dilakukan lagi

- Intervensi kolaborasi poin 1 telah dilaksanakan

(17)

17

Hasil dari pemeriksaan lab menunjukkan . . .

Planning: Perlu ditinjau ulang. - Intervensi kolaborasi poin 2 belum

dilaksanakan

Planning: persiapan operasi pasien . . . Mempersiapkan inform consent pasien untuk tindakan operasi.

KARU :”Bagaimana untuk PP siang yang perlu ditanyakan/ masih belum jelas? . . . “

“Kalau sudah jelas mari kita langsung menuju ruang perawatan pasien”

Narator: KARU beserta PP dan PA shift pagi dan shift sore menuju ruang perawatan pasien.

PP Pagi: “Selamat siang bapak, bagaimana kondisinya saat ini? . . . Apa yang dirasakan saat ini?

Pasien Bapak H: “Kaki saya sakit suster dan tidak bisa digerakkan, sakit kalau pinggir lukanya dibersihkan. Saya ingin cepat sembuh sus.”

PP Pagi: “Iya pak, kami akan mengusahakan yang terbaik agar bapak segera sembuh . . . yang sabar ya!”

PP Siang: “Bagaimana keadaan Ibu “X” saat ini? Apa sakitnya sudah berkurang bu?

Pasien Ibu X: “Iya sus. Setelah dirawat 3 hari di sini saya sudah merasa lebih baik walaupun masih pakai gips . . . Tetapi rasanya sudah tidak terlalu sakit lagi, kadang-kadang saja muncul nyerinya sus.”

PP Siang: “Obatnya tetap diminum secara teratur supaya nyerinya hilang” Pasien Ibu X: “Iya sus. Terima kasih banyak sudah dikasih tahu”

PP Siang: “Keadaan Ibu X bagaimana pak? Apa masih sering terbangun di malam hari karena nyeri?”

Keluarga pasien Ibu X: “Sudah tidak lagi pak. Sepertinya tidurnya sudah lebih baik.”

(18)

18

PP Siang: “ Kalau begitu tolong tetap dipantau minum obatnya ya pak agar tepat waktu”

Keluarga pasien Ibu X: “ Iya pak, pasti saya awasi . . . Terima kasih”

Narator: Setelah inspeksi pasien satu per satu di ruang perawatan, KARU, PP Pagi dan Siang, serta PA Pagi dan Siang menuju Nurse Station kembali.

KARU: “ Demikian inspeksi kita di ruangan perawatan. Untuk selanjutnya ada yang perlu didiskusikan?”

PP Pagi: “Mengingat operasi yang akan dilakukan bapak H, kita memanggil keluarga pasien untuk diberikan penjelasan dan penandatanganan informed consent.”

KARU:”Baik, kalau begitu tugas ini kita operkan ke PP shift siang, agar setelah timbang terima segera memanggil keluarga pasien.”

Bagaimana PP siang? . . . . bisa dilaksanakan?” PP Siang: “Iya bu, segera saya laksanakan”

KARU: “Karena semua sudah jelas dan tahu tugas masing-masing, maka silahkan format timbang terima ditandatangani oleh masing-masing PP.”

“Demikian acara timbang terima ini, terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf apabila ada kekurangan. Selamat siang, wassalam . . .”

(19)

19 FORMAT TIMBANG TERIMA

DATA

INTERVENSI IMPLEMENTASI KETERANGAN

Gambar

Gambar 2.1   Skema timbang terima pasien menurut Nursalam (2008)

Referensi

Dokumen terkait

6.1.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Timbang Terima ( Handover ) Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Malang ..... Timbang Terima ( Handover )

Ruang rawat inap ICU/ICCU RSI Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi hanya memiliki draft SOP timbang terima pasien sehingga proses timbang terima dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

PENGEMBANGAN KONSEP TIMBANG TERIMA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP ICU/ICCU RSI IBNU SINA YARSI

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kepala ruang atau kepala tim memberikan ucapan terima kasih setiap timbang terima yaitu (100%) dan perawat pelaksana

Di nurse station (ruang perawat) hendaknya perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif hal- hal yang berkaitan tentang

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kepala ruang atau kepala tim memberikan ucapan terima kasih setiap timbang terima yaitu (100%) dan perawat pelaksana sebagian besar

35 Perawat pelaksana yang mengikuti timbang terima pasien dapat memenuhi kebutuhan pasien 36 Hambatan saat melakukan timbang. terima adalah bebas

Checklis A yang mengacu pada dokumentasi timbang terima secara SBAR, yang memuat informasi mengenai identitas pasien, diagnosa medis / diagnosa keperawatan, dokter yang