• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Timbang Terima Kelompok 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Timbang Terima Kelompok 1"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TREND ISSUE

MAKALAH TREND ISSUE KEPERAWATANKEPERAWATAN

“ TIMBANG TERIMA KEPERAWATANTIMBANG TERIMA KEPERAWATAN““

OLEH: OLEH: KELOMPOK 1 KELOMPOK 1 1.

1. ALPIAN RODISONALPIAN RODISON 2.

2. ANGGI FASKAL PRATAMAANGGI FASKAL PRATAMA 3.

3. DESI NORA PUTRIDESI NORA PUTRI 4.

4. ILMA WAHYUNIILMA WAHYUNI 5.

5. JHONI WAHYU SAPUTRAJHONI WAHYU SAPUTRA 6.

6. MIKE SUTIA MAININGSIHMIKE SUTIA MAININGSIH 7.

7. PUTRA INDARAWANPUTRA INDARAWAN 8.

8. RIVO SYAPUTRARIVO SYAPUTRA 9.

9. TIYA MONICA BAMINDATIYA MONICA BAMINDA 10.

10. WULAN RAMADHANIWULAN RAMADHANI DOSEN : DOSEN :

Ns. MIRA SUSANTI, M.Kep Ns. MIRA SUSANTI, M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKes ALIFAH PADANG STIKes ALIFAH PADANG

Th.2013/2014 Th.2013/2014

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Trend Issue Keperawatan yang karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Trend Issue Keperawatan yang  berjudul

 berjudul ““Timbang Terima KeperawatanTimbang Terima Keperawatan””.. Dalam penyusunan makalah ini, penulisDalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.

menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Tujuan penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas belajar pada prodi Tujuan penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas belajar pada prodi keperawatan STIKes ALIFAH, dimana diharapkan mahasiswa sebagai calon perawat keperawatan STIKes ALIFAH, dimana diharapkan mahasiswa sebagai calon perawat dapat dan mampu memahami dan mengaplikasikan ilmunya baik untuk dirinya sendiri dapat dan mampu memahami dan mengaplikasikan ilmunya baik untuk dirinya sendiri ataupun di masyarakat.

ataupun di masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu,  penulis

 penulis mengharapkan mengharapkan saran saran dan dan kritik kritik yang yang membangun membangun dari dari rekan-rekan rekan-rekan mahasiswamahasiswa dan dosen pembimbing untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah s

dan dosen pembimbing untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah s elanjutnya.elanjutnya.

Padang,

Padang, Januari Januari 20142014

Kelompok I Kelompok I

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR --- i DAFTAR ISI --- ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang --- 5 1.2. Tujuan --- 6

BAB II KONSEP TEORITIS--- 7

BAB III SKENARIO--- 19

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan --- 25

4.2 Saran --- ---25

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengoptimalan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri merupakan satu upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap  perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas  pelayanan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar tentang konsep pelayanan keperawatan dan langkah- langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat  berupa penataan ketenagaan dan pasien, penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi

keperawatan.

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien.Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan.

Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima informasi yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit

(5)

Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan.

Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang terima yang dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnosa medis, diagnosa keperawatam, program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan dilakukan. Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke semua pasien. Timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun alurnya karena timbang terima merupakan bagian penting dalam menginformasikan  permasalahan klien sehari- hari.

Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan  bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan

tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka kelompok akan melaksanakan timbang terima pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Primary  Nursing.

(6)

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan baik dan mampu bermain peran, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).

 b. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan  pada klien.

c. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas  berikutnya.

d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. 1.3 Manfaat

1. Bagi Perawat

a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

 b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat. c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan. d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.

2. Bagi Klien

Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. 3. Bagi Rumah Sakit

(7)

BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Pengertian

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada  pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama  perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.

 Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.

2.2 Tujuan Timbang Terima

a. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).

 b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien.

(8)

c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas  berikutnya.

d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:

a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan  perasaan perawat.

 b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.

2.3 Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.

 b. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan. c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift

selanjutnya meliputi:

 Kondisi atau keadaan pasien secara umum

 Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan  Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan

d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru.

e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat keadaan pasien.

(Nursalam, 2002)

2.4 Prosedur Dalam Timbang Terima 1. Persiapan

a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.

(9)

2. Pelaksanaan

Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing  penanggung jawab:

a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.

 b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada  perawat yang berikutnya.

d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :

 Identitas klien dan diagnosa medis.

 Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.  Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.  Intervensi kolaborasi dan dependen.

 Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan

selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau  pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau  prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.

e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya  jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas

Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas

f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.

g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh perawat.

(Nursalam, 2002)

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:

a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga s ebelumnya.

(10)

 b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang  berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah

antara perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang.

c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau  pada pasien langsung.

2.5 Metode Dalam Timbang Terima

1. Timbang terima dengan metode tradisional

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:

a. Dilakukan hanya di meja perawat.

 b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.

c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.

d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.

2. Timbang terima dengan metode bedside handover

Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to date.

(11)

c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi  pasien secara khusus.

Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien  jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau  persepsi medis yang lain.

Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya: a. Menggunakan Tape recorder

Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way communication.

 b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken

Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi. c. Menggunakan komunikasi tertulis – written

Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain.

Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan  bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi. Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:

1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya  pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.

2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,  pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.

3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau mengklarifikasi.

4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan dan terapi sebelumnya.

5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan informasi atau terlupa.

(12)

2.6 Faktor-faktor dalam Timbang Terima

1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan. 2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan. 3. Kemampuan menginterpretasi medical record.

4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien. 5. Pemahaman tentang prosedur klinik.

2.7 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga

Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai berikut:

1. Efek Fisiologi

Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya  perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan  pencernaan.

2. Efek Psikososial

Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi  pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat  berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan

masyarakat. 3. Efek Kinerja

Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan

(13)

4. Efek Terhadap Kesehatan

Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.

5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja

Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua  penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.

2.8 Dokumentasi dalam Timbang Terima

Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.

Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain: a. Identitas pasien.

 b. Diagnosa medis pesien. c. Dokter yang menangani.

d. Kondisi umum pasien saat ini. e. Masalah keperawatan.

f. Intervensi yang sudah dilakukan. g. Intervensi yang belum dilakukan. h. Tindakan kolaborasi.

i. Rencana umum dan persiapan lain.  j. Tanda tangan dan nama terang.

(14)

Manfaat pendokumentasian adalah:

 Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.

 Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan

lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.

 Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai

informasi mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2009)

2.9 Skema Timbang Terima

PASIEN DIAGNOSA KEPERAWATAN DIAGNOSA MEDIS MASALAH RENCANA TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN PERKEMBANGAN KEADAAN PASIEN MASALAH: - TERATASI - BELUM - SEBAGIAN

(15)

2.10 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA

Pra Timbang Terima

1. Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di Nurse Station.

2. Karu mengecek kesiapan timbang terima tiap PP. 3. Kelompok yang akan

 bertugas menyiapkan catatan (Work Sheet), PP yang akan mengoperkan, menyiapkan buku timbang terima & nursing kit.

4. Kepala ruangan membuka acara timbang terima dilanjutkan dengan doa.

10 menit Nurse Station Karu PP PA Pelaksanaan Timbang Terima

1. PP dinas pagi melakukan timbang terima kepada PP dinas sore. Hal-hal yang  perlu disampaikan PP pada

saat timbang terima : a. Identitas klien dan

20 menit Nurse Station

Karu PP PA

(16)

diagnosa medis termasuk hari rawat keberapa atau  post op hari keberapa.  b. Masalah keperawatan.

c. Data yang mendukung. d. Tindakan keperawatan

yang sudah/belum dilaksanakan.

e. Rencana umum yang  perlu dilakukan:

Pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur

tindakan tertentu.

2. Karu membuka dan memberi salam kepada klien, PP pagi menjelaskan tentang klien, PP sore mengenalkan anggota timnya dan melakukan validasi data. 3. Lama timbang terima setiap

klien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci. Disamping tempat tidur klien Post timbang terima

1. Klarifikasi hasil validasi data oleh PP sore.

2. Penyampaian alat- alat kesehatan.

3. Laporan timbang terima ditandatangani oleh kedua PP dan mengetahui Karu

5 menit Nurse station

Karu PP PA

(17)

(kalau pagi saja). 4. Reward Karu terhadap

 perawat yang akan dan selesai bertugas.

5. Penutup oleh karu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.

 Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab  Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas

 Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan

menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasie n.

 Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.

 Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup

sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.

 Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya

dibicarakan di nurse station. (Nursalam, 2008)

2.11 Evaluasi dalam Timbang Terima 1. Evaluasi Struktur

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada  pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada

shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer. 2. Evaluasi Proses

Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat

(18)

 primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.

3. Evaluasi Hasil

Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan  baik.

(19)

BAB III SKENARIO

Job Discription :

Kepala Ruangan : Jhoni Wahyu Saputra Perawat Pelaksana Pagi 1 : Mike Sutia Mainingsih Perawat Pelaksana Pagi 2 : Putra Indrawan

Perawat Pelaksana Sore 1 : Ilma Wahyuni Perawat Pelaksana Sore 2 : Rivo Saputra Pasien 1 : Desi Nora Putri

Pasien 2 : Tiya Monica Baminda Pasien 3 : Wulan Ramadhani Keluarga Pasien 1 : Alpian Rodison

Keluarga Pasien 3 : Anggi Faskal Pratama

Kepala Ruangan : Membuka dan memfasilitasi timbang terima Perawat Pelaksana : Menjelaskan data pasien

Menjelaskan sarana dan prasarana yang tersedia di ruangan

Menjelaskan kondisi pasien

Menjelaskan rencana yang akan dilakukan Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan Melakukan evaluasi

NURSE STATION

Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum wr wb, sebelum kita melakukan timbang terima, marilah kita ucapkan puji syukur atas kehadirat allah swt. Karena rahmat serta karunianya lah kita dapat berkumpul disini, pada siang hari ini hari Senin, tanggal 20 Januari 2012. Akan dilakukan kegiatan timbang terima yang rutin kita lakukan setiap  pergantian shift. Kepada perawat pelaksana yang dinas

(20)

 pagi dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing  pasien saat ini ke perawat pelaksana yang dinas sore. PP I (Pagi) : Terima kasih Bapak. Assalamu’alaikum Wr Wb, terima

kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini, jumlah  pasien di bangsal... saat ini ada 3 orang. Dengan Tingkat Ketergantungan Minimal 1 orang dan Parsial 3 orang.

Identitas Pasien Yang Pertama: 1.  Nama Ny. Ratna

Dokternya Dr. Nindi

Umur 42 tahun, Tingkat Ketergantungan minimal Diagnosa Medis Ca.Mammae post mastektomi Keadaan Umum Pasien baik, komposmentis. TD: 110/80 mmHg T: 37 C Nadi: 100 x/menit Rr: 20x/menit. Pasien mengeluhkan nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan yang ditemukan yaitu: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Implementasi yang sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Intervensi Yang Belum Terlaksana: Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada. 2.  Nama Ny. Musyadah

Umur 47 tahun, Tingkat Ketergantungan parsial Diagnosa Medis Ca. Recti. Keadaan Umum Pasien: lemah, komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60

(21)

Pasien mengeluhkan nyeri di daerah anal skala 7. Masalah keperawatan yang ditemukan yaitu: Nyeri. Intervensi yang sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi. Intervensi Yang Belum Terlaksana: Rencana yg belum dilakukan:  pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet. Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon in loop.

Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan Pasien Di Kamar 3 (Zaal) Saat Ini

Dan begitu juga pada perawat pelaksana 2 melaporkan keadaan pasien saat ini

PP 2 (Pagi) : Assalamu’alaikum Wr Wb, Terima Kasih Untuk Kesempatan Yang Diberikan Kepada Saya Untuk Menjelaskan Kondisi Pasien Saat Ini.

Identitas Pasien Yang Pertama 1.  Nama Ny. Dewi

Dokternya: Dr. Samsul

Umur 41 tahun, Tingkat Ketergantungan minimal Diagnosa Medis: Ca. mamae Keadaan Umum Pasien: baik, komposmentis. TD: 110/80 mmhg T: 37 C N: 100x/menit Rr: 20x/menit.

Pasien mengeluhkan takut dioperasi. Masalah keperawatan yang ditemukan antara lain: ansietas. Implementasi yang sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu.

Intervensi yang belum terlaksana: relaksasi,  pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.

(22)

Kepala Ruangan : Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini, mari kita langsung saja menuju ke ruangan pasien

SAAT BERADA DI RUANGAN PASIEN

Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum Wr Wb, Bagaimana Keadaannya ibu Ratna saat Ini?

 Ny. Ratna : masih nyeri di lengan atas kanan pak.

kepala ruangan : baik buk, nanti akan dibantu oleh perawat kami. Seperti biasa ibu kita disini akan melakukan kegiatan timbang terima yang rutin setiap pergantian shift, tujuan dari timbang terima ini adalah mengkomunikasikan keadaan ibu sekarang dan menyampaikan informasi yang penting antar shift  jaga. Perkenalkan kepada perawat pelaksana sore Yang akan bertugas menggantikan perawat  pelaksana pagi ini.

Kemudian Perawat pelaksan memperkenalkan diri. Dan Masing-masing  perawat pelaksana yang dinas sore melakukan validasi langsung ke  pasien.

PP 1 (Sore) : Apa yang dirasakan bu Ratna rasakan Saat ini apakah sudah ada perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?

Pasien : Iya suter saya masih sakit pada bagian lengan atas kanan

PP 1(Sore) : Iya ibu, sakit yang ibu rasakan merupakan efek dari operasi yang telah ibu lakukan, namun ibu  jangan terlalu cemas karena sudah ada terapi obat tramadol yang di berikan dokter Nindi untuk mengatasi masalah yang diderita ibu saat ini, (perawat memberikan posisi senyaman mungkin

(23)

relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri) baik ya ibu, tidak perlu sungkan bila memerlukan  bantuan, kami akan akan selalu siap memberikan  pelayanan yang terbaik.

Demikian perawat pelaksana menanyakan secara bergantian keluhan dari semua pasien yang ada di kamar 3 (zaal) untuk memvalidasi data yang dilaporkan oleh perawat pelaksana yang bertugas pada pagi hari.

Kepala ruangan : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang perlu didiskusikan kembali ?

Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua  pihak yang telah mengikuti timbang terima ini.

(semua anggota timbang terima meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke ruang obat)

Selanjutnya Karu dan perawat pelakasana pagi dan siang melakukan offeran di ruang obat.

kepala ruangan: kepada PP pagi dipersilahkan memberikan  penjelasannya.

PP 1 pagi : terimakasih pak, baiklah obat yang tersedia disini adalah Tramadol sebanyak 7 ampul, Infus NaCl sisa 10, Vitamin C 500 mg, Vitamin B kompleks, Cefotaxim 500 mg, Asam mefenamat 500 mg, Cefotaxim 500 mg.

PP 2 sore : ada yang perlu ditambah jumlahnya pak?? atau sudah cukup untuk hari ini?

PP 1 pagi : saya rasa sudah cukup pak, kalau ada kekurangan minta dulu saja ke apotik, tapi jangan lupa ditulis ya pak..

(24)

DI NURSE STATION

Kepala ruangan : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan timbang terima, saya berharap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas antar shift  bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari pasien tadi

ada yang masih harus di diskusikan lagi?

Perawat pelaksana dinas sore mengklarifikasikan hasil validasi kepada Karu dan perawat pelaksana dinas pagi.

PP 1 (Sore) : Iya, ada tambahan dari pasien kamar 3 (zaal) atas nama ibu Ratna masih mengeluhkan nyeri di bagian lengan atas kanan.

PP 1 (Pagi) : untuk ibuk Ratna tadi sudah diberikan terapi obat sesuai dengan anjuran dari dokter Nindi

Kepala Ruangan : untuk intervensi selanjutnya pasien ibu Ratna Berikan  posisi yang nyaman dan ajarkan teknik distraksi relaksasi, bila perlu konsulkan lagi ke dokter Nindi untuk terapi obat tramadol Apakah masih bisa  berikan atau diganti dngan obat yang lain.

PP 1 (sore) : Baik pak.. terima kasih.

Kepala ruangan : Terima kasih atas kerjasamanya perawat pelaksana yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi timbang terima ini semoga apa yang telah kita lakukan hari ini memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masing. Demikian saya akhiri Wassalamu’alaikum wr, wb.

*NB: pasien menyesuaikan peran sesuai keadaan dan kondisi yang telah rencanakan oleh kelompok melalui Status klien di buku status. Dan keluarga menyesuaikan keadaan terkait kondisi klien.

(25)

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.

Timbang terima adalah satu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002). Timbang terima  bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan klien secara menyeluruh

sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal.

4.2 SARAN

Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat kiranya lebih mematuhi SOP yang ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan tim kesehatan dalam pemberian  pelayanan kesehatan, menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarga serta tenaga kesehatan lainnya, peka dalam menyelesaikan masalah terhadap kejadian tidak diharapkan, mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga. Pada laporan timbang terima hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan PP pagi dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

 Nursalam, (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

Gillies, (1989). Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

PSIK, (2003). Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners. Surabaya.

Depkes RI. 2006.  Panduan Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Online.http://www.inapatsafety-persi.or.id/data/panduan.pdf.Diakses tanggal 26 Januari 2013.

Dewi, M. 2011.  Pengaruh Pelatihan Timbang Terima Pasien Terhadap Penerapan  Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSUD  Raden.Online.http://www.ejurnal.ung.ac.id/index.php.Diakses tanggal 26 Januari 2013.

Referensi

Dokumen terkait

6.1.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Timbang Terima ( Handover ) Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Malang ..... Timbang Terima ( Handover )

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kepala ruang atau kepala tim memberikan ucapan terima kasih setiap timbang terima yaitu (100%) dan perawat pelaksana

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kepala ruang atau kepala tim memberikan ucapan terima kasih setiap timbang terima yaitu (100%) dan perawat pelaksana sebagian besar

Timbang terima (handover) merupakan suatu carasaat operan pasien antar perawat yang diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, Intervensi yang

Hal ini terkait dengan hasil penelitian diketahui bahwa perawat mengatakan timbang terima dilaksanakan 3x dalm 24 jam disetiap ruangan, perawat juga mengatakan

35 Perawat pelaksana yang mengikuti timbang terima pasien dapat memenuhi kebutuhan pasien 36 Hambatan saat melakukan timbang. terima adalah bebas

Pada tahap post timbang terima, unsur yang digunakan untuk mengobservasi perawat dalam melakukan timbang terima terdiri dari 2 item prosedur, yaitu mendiskusikan dengan

Checklis A yang mengacu pada dokumentasi timbang terima secara SBAR, yang memuat informasi mengenai identitas pasien, diagnosa medis / diagnosa keperawatan, dokter yang