• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya terdapat sifat berlaku adil dan berbuat kebajikan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya terdapat sifat berlaku adil dan berbuat kebajikan,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Sebagai manusia yang memiliki harkat dan martabat maka sudah pasti di dalam dirinya terdapat sifat berlaku adil dan berbuat kebajikan, sebagaimana firman Allah dalam Surah An-Nahl {16}: 90 sebagai berikut.

                   ( لحنا )

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS An-Nahl surat ke-16 ayat 90).

Ibnu Mas’ud berkata bahwa ayat ini adalah ayat yang paling komprehensif di antara ayat-ayat Al Qur’an, yang sangat bagus untuk ditaati dan tidak mengabaikannya. Sebagaimana kata An-Naqqasy dalam ayat ini terdapat kata adil adalah ihsan (berbuat kebaikan), seperti pemberian maaf, kedermawanan dan kebaikan seseorang kepada saudara-saudaranya. Sedangkan menurut Ali bin Abu Thalib “adil adalah kesadaran, sedangkan ihsan adalah memuliakan orang. Kemudian menurut Ibnu Athiyah berkata “adil adalah semua yang fardhu, baik dalam masalah aqidah atau syariat, menunaikan amanah, meninggalkan kezhaliman dan berkesadaran, memberikan hak. Kemudian menurut Ibnu Al Arabi “adil antara dirinya dengan orang lain adalah memberikan nasihat, meninggalkan sifat khianat dalam hal-hal kecil atau besar, peduli terhadap mereka berkenaan dengan segala aspek, tidak menyakiti mereka baik dalam perkataan atau perbuatan, dalam kerahasiaan atau terang-terangan,

(2)

juga sabar atas apa yang menimpanya, intinya adalah peduli dan tidak menyakiti. Lebih lanjut AlQurthubi mengatakan sungguh Allah mencintai makhluk-Nya ketika sebagian berbuat baik kepada sebagian yang lain.1

Berdasarkan penjelasan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa keadilan dan ihsan adalah berbuat baik kepada sesama tanpa membedakannya, karena dalam kehidupan bermasyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial antara individu yang satu dengan individu lain, yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dalam hal ini terdapat perilaku sosial.

Adapun yang dimaksud dengan perilaku sosial adalah bagaimana seseorang mempersepsikan orang lain dalam situasi sosial, dan bagaimana orang merespon terhadapnya dan mereka terhadap kita, dan bagaimana orang dipengaruhi oleh situasi sosial.2 Perilaku sosial merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dalam berinteraksi dengan orang lain, dimana suatu saat akan saling membutuhkan pertolongan satu sama lain. Perilaku sosial dapat terlihat ketika seseorang berperilaku seperti menolong, kerja sama, empati dan punya rasa kepedulian terhadap orang lain dalam kelompok dan bagaimana kelompok mempengaruhi dirinya atau bagaimana seseorang dapat berperilaku di tengah-tengah lingkungan sosialnya, baik keluarga, masyarakat, sekolah dan teman-teman sebaya.3

1 Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2008), h. 411-414 2

Bimo Walgito, teori-teori psikologi sosial, (Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2011), h. 3

3

O Sears, Psikologi sosial, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 1985), Cet. Ke-5 Jilid 1, h. 7

(3)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial merupakan perilaku khusus individu yang ditujukan kepada lingkungannya. Individu di dalam penelitian ini adalah dua orang anak angkat, yang mana keduanya memperlihatkan perilaku sosial di lingkungannya jauh dari yang diharapkan sebagai perilaku sosial yang baik, mereka lebih banyak menutup diri dari lingkungan dan tidak ada rasa saling keterkaitan antara dirinya dengan orang-orang di tempat tinggalnya.

Menurut Andi Mappiare perilaku sosial anak angkat ini mengalami perilaku yang terisolasi yaitu jarang dipilih atau sering kali mendapat penolakan dari lingkungannya, tidak bisa melakukan hubungan sosial dikarenakan kurangnya minat, adanya suatu sikap yang tidak mencerminkan perilaku sosial di dalam suatu kelompok dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan yang ada serta mereka kurang dipilih oleh temannya dan seringkali mendapat penolakan dari kelompoknya.4 Semua itu berawal karena dia merasa kaget, ketika tiba-tiba mengetahui dirinya sebagai anak angkat dari orang lain dilingkungan tempat tinggalnya, akibatnya anak yang dalam kondisi demikian akan mengalami gangguan sulit menyesuaian diri atau beradaptasi, berekspresi, atau punya gangguan emosional.5

Sedangkan perilaku sosial yang seharusnya dan sesuai dengan teori adalah perilaku anak angkat dalam kehidupan sehari-hari, berupa saling peduli, saling menolong, dan dapat bergaul dengan baik dengan orang lain,

4

(http://yantipgsdips.blogspot.com./makalah-perilaku terisolasi-anak angkat/.html, di akses 6 September 2017).

5

(4)

maupun dengan kelompok, serta dapat berperilaku di lingkungan sosialnya secara baik dan dapat diterima oleh siapapun.

Sebagaimana paparan di atas, individu yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah dua orang anak angkat, yang mana dalam pengertian umum anak angkat adalah anak yang dipungut atau diangkat secara resmi oleh orang lain dan disamakan dengan anak kandungnya sendiri, baik dalam hak maupun kewajiban”.6

Pengertian anak angkat seperti ini juga dapat ditemukan dalam Ensiklopedia Indonesia. Dalam Ensiklopedia ini dikemukakan bahwa anak angkat adalah pemungutan atau pengangkatan anak orang lain oleh seseorang yang menjadi anak angkat, anak itu berstatus sebagai anak kandung bagi pengangkat, baik dalam lingkungan adat, maupun dalam lingkungan hukum perdata berdasarkan undang-undang.7

Kemudian dalam UUD tentang pengasuhan dan pengangkatan anak pada pasal 37 ayat (1) pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anaknya secara wajar, baik fisik, mental, spritual, maupun sosial. Selanjutnya dalam UUD tentang pengasuhan dan pengangkatan anak pada pasal 38 ayat (1) Pengasuhan anak dilaksanakan tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya, dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental.

(2), diselenggarakan melalui kegiatan bimbingan, pemeliharaan, perawatan dan pendidikan secara berkesinambungan, serta dengan memberikan bantuan biaya dan/atau fasilitas lain, untuk menjamin tumbuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial, tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak.8 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua asuh yang mengangkat anak dari orang lain sebagai anak sendiri, harus

6

Lutfhi Assyaukanie. Politik, Ham, Dan Isu-Isu Teknologi Dalam Fikih Kontemporer. (Bandung : Pustaka Hidayah, 1998), h. 162

7 Ensiklopedi Indonesia, h. 83

8 Undang – undang Perlindungan Anak (UU RI No. 23 Th.2002), (Jakarta, Sinar Grafika,

(5)

memperlakukan anak tersebut seperti anak sendiri dan memfasilitasi serta merawat anak yang diangkat tersebut dengan sepenuh hati, untuk tumbuh kembang anak yang diangkat tersebut.

Kesenjangan perilaku sosial anak angkat berdua ini akan ditinjau lebih dalam dengan konseling analisis transaksional melalui konsep Life potition (posisi hidup) dan transaksi komunikasi. Adapun yang dikatakan transaksional adalah hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Hal yang dianalisis menyangkut komunikasi antara dua orang atau lebih yang meliputi bagaimana bentuk, cara dan isi komunikasi mereka.9 Analisis transaksional menekankan pola-pola interaksi antara orang-orang, baik yang verbal maupun yang non verbal.10 Karena menurut Eric Berne dalam buku Dewa Ketut Sukardi, analisis transaksional mempunyai prinsip-prinsip transaksi yaitu upaya untuk merangsang rasa tanggung jawab pribadi atas tingkah lakunya sendiri, pemikiran yang logis, rasional, tujuan-tujuan yang realistis, bertransaksi komunikasi dengan terbuka, wajar, dan pemahaman dalam berhubungan dengan orang lain.11 Macam-macam transaksi komunikasi itu yang pertama transaksi komplementer yaitu stimulus yang diberikan mendapatkan respon seperti yang diharapkan. Kedua transaksi silang yaitu apabila respon terhadap suatu stimulus tidak seperti apa yang diharapkannya, ketiga transaksi terselubung apabila pembicararaan dari peserta yang ke luar tertuju kepada

9

Taufik, Model-Model Konseling, (Padang : UNP, 2009), h. 95

10 W.S Winkel SJ.,Bimbingan dan Konseling di Instutusi Pendidikan, (Jakarta : PT

Grasindo Anggota IKAPI, 1991), h. 384

11

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

(6)

status ego tertentu lawan bicaranya, tetapi dimaksudkan untuk status ego yang lain.12

Sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang dilakukan anak angkat tersebut dapat berlangsung secara benar dan tepat, atau dalam keadaan tidak benar dan tidak tepat, wajar atau tidak wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasinya itu mencerminkan ada atau tidaknya masalah yang sedang dialami oleh individu yang bersangkutan. Berdasarkan prinsip dan macam-macam transaksi komunikasi yang ada dalam analisis transaksional inilah, akan membentuk sikap anak angkat dalam memilih posisi hidup, sebagaimana yang dikemukakan oleh Thomas A. Harris, MD, ada empat posisi yang menentukan kehidupan seseorang, posisi hidup (life potition) itu adalah : posisi pertama “Iam Not OK-You’re OK (saya tidak OK-andalah yang OK), posisi ini menunjukkan bahwa dirinya lebih rendah dari pada orang lain, dia berpandangan bahwa orang yang ada disekelilingnya selalu bersikap dan bertingkah laku yang negatif pada dirinya, misalnya menganggap dungu, tidak berharga, tidak berguna, dan sejenisnya.

Posisi kedua “Iam Not Ok-You’re Not Ok (saya tidak Ok-anda pun tidak Ok), orang yang berada di posisi ini menganggap dirinya sudah tidak berdaya, tidak mampu, dan orang lain pun tidak bisa menolong dirinya. Posisi ketiga “Iam Ok-You’re Not Ok (saya Ok-andalah yang tidak Ok), orang yang di posisi ini menganggap bahwa dirinya lebih baik dari orang

12

(7)

lain, sehingga orang lain tidak memiliki nilai, tidak berharga, atau tidak berguna pada dirinya dan selalu mencari kesalahan orang lain. Posisi keempat “Iam Ok-You’re OK (saya Ok-anda pun Ok), adalah posisi hidup yang sehat, karena posisi ini menunjukkan adanya pengakuan terhadap orang lain, dan memiliki hak yang sama dengan dirinya.13

Berdasarkan penjelasan di atas, maka posisi hidup yang terbaik itu adalah posisi Iam OK You’r OK, namun kenyataan yang terlihat dilapangan, melalui observasi awal yang dilakukan terhadap perilaku sosial yang ditampilkan anak angkat pada tanggal 13 April 2017 di kampung Sungai Sirah Kenagarian Surantih Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan, terhadap anak angkat berinisial SH, yang diasuh oleh UB dan GD. SH lahir pada tanggal 20 April 1996, berjenis kelamin lelaki, Sebelum SH mengetahui dirinya anak angkat perilaku keseharian SH sangat lah sopan dan terpuji di rumah maupun di lingkungan tempat tinggalnya, dia suka bertegur sapa, orangnya ceria, suka berkumpul dan bermain dengan teman sebaya dengannya, orangnya baik dan sopan, semua itu berlaku untuk siapa saja yang bertemu dengan dirinya. Namun kenyataannya sekarang, semenjak SH mengetahui dirinya anak angkat, waktu duduk dibangku kelas 2 SMA, perilakunya berubah sangat banyak, sekarang dia jadi suka melamun, berdiam diri sendirian di rumah, tidak bertegur sapa lagi dengan orang lain di luar rumah. Apa

13

(8)

sebenarnya yang terjadi? Maka untuk menelusurinya peneliti mewawancarai salah seorang tetangga SH yaitu sebagai berikut :

Wawancara pertama tanggal 14 April 2017 dengan buk Igun berumur 39 tahun, beliau mengungkapkan : SH menjadi pendiam dan tidak suka lagi bergaul dengan teman sebayanya ataupun dengan orang disekitar sini, semenjak dirinya tahu, kalau dia itu anak angkat. Pada waktu itu SH menegur Mido yang lagi memotong rumput di pekarangan belakang rumahnya, dan terucap lah dari mulut Mido yang mengatakan SH hanya seorang anak angkat, bukan anak kandung dari Bapak UB dan Ibu GD, dan kejadian itu terjadi disaat SH masih kelas 2 SMA.14

Kemudian anak angkat yang kedua berinisial RT, RT lahir pada tanggal 20 April 1997, yang diasuh oleh EM dan WT. RT berjenis kelamin perempuan, dalam observasi pada tanggal 15 April 2017, sebelum RT mengetahui kalau dirinya seorang anak angkat, RT terlihat seperti anak-anak normal seusianya, dia berlari-larian, main bersama, hari-harinya dilalui dengan canda tawa, tangisan dan merengek kepada Ibunya meminta sesuatu. Namun semenjak dia tahu kalau dirinya anak angkat pada kelas 4 Sekolah Dasar, dari teman yang bernama SK tidak jauh dari rumahnya. RT mengalami perubahan perilaku sedikit-demi sedikit, pertama-tama dia tidak terlalu ceria lagi, tidak terlalu banyak berbicara, banyak menghabiskan waktu di rumah dan di dalam kamar, dari pada bermain. Maka untuk mencari tahu kepastiannya, peneliti mewawancarai salah seorang tante dari RT yaitu sebagai berikut :

Menurut wawancara dengan Yusni adik ayah RT berumur 33 tahun, dan beliau mengungkapkan : sebenarnya RT menjadi pendiam dan tidak terlalu banyak berbicara dengan orang disekitar tempat ini, karena waktu kecil dia pernah ditertawakan oleh

14

Ibuk Igun Umur 39 Tahun Tetangga SH, Wawancara Langsung, Sungai Sirah, 14 April 2017

(9)

Ibu dekat sini, mereka menertawakan RT dan mengatakan RT anak angkat, bukan anak kandung dari Bapak EM dan Ibu WT, makanya sampai sekarang dia masih seperti itu.15

Berdasarkan observasi dan wawancara awal, dengan kondisi seperti yang dipaparkan di atas, penulis ingin melihat posisi hidup seperti apa yang cenderung dimiliki oleh anak angkat, kemudian untuk melihat bentuk transaksi komunikasi yang digunakan anak angkat dua orang ini dari perilaku sosial yang ditampilkannya, karena transaksi komunikasi sangat menentukan seseorang bisa terpengaruh dengan lingkungan sosial atau lingkungan sosial yang mempengaruhinya., yang akan ditinjau dalam konseling analisis transaksional.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :”Perilaku Sosial Anak Angkat (Tinjauan Konseling Analisis Transaksional Di Kampung Sungai-Sirah Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan)”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka fokus masalah yang akan diteliti adalah bagaimana perilaku sosial yang ditampilkan anak angkat ditinjau dalam konseling analisis transaksional? C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada perilaku sosial yang ditampilkan oleh dua orang anak angkat ditinjau dalam konseling analisis transaksional di

15

Yusni Umur 33 Tahun, Adik Ayah RT ,Wawancara Langsung , Sungai Sirah, 15 April 2017

(10)

Kampung Sungai Sirah Kenagarian Surantih Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut :

a. Life potition yang cenderung dimiliki anak angkat ditinjau dalam konseling analisis transaksional

b. Transaksi komunikasi yang digunakan oleh anak angkat ditinjau dalam konseling analisis transaksional

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan perilaku sosial yang ditampilkan oleh dua orang anak angkat ditinjau dalam konseling analisis transaksional di Kampung Sungai Sirah Kenagarian Surantih Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut :

a. Life potition yang cenderung dimiliki anak angkat ditinjau dalam konseling analisis transaksional

b. Transaksi komunikasi yang digunakan anak angkat ditinjau dalam konseling analisis transaksional

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu (S1) Sarjana Sosial pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Bimbingan Konseling Islam.

(11)

b. Bagi peneliti dapat menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan terhadap perilaku sosial anak angkat dan tentang teknik konseling analisis transaksional.

c. Bagi anak angkat mereka dapat mengenali dirinya, untuk bisa berperilaku sosial yang “Iam okey Your okey“ dan dapat menggunakan komunikasi yang baik dalam kehidupan sosial.

d. Bagi orang tua angkat mereka bisa lebih memperhatikan dan memberikan kasih sayang kepada anak angkatnya seperti mereka memperhatikan dan memberikan kasih sayang kepada anak kandungnya sendiri.

e. Bagi masyarakat dapat mempertimbangkan kehadiran anak angkat bukan untuk di gunjingkan, akan tetapi diperhatikan dan dibina secara bersama dalam lingkungan masyarakat.

F. Penjelasan Judul

Perilaku sosial : merupakan bagaimana seseorang berprilaku sosial seperti menolong, kerja sama, empati dan punya rasa kepedulian terhadap orang lain dalam

kelompok dan bagaimana kelompok

mempengaruhi dirinya atau bagaimana seseorang dapat berperilaku di tengah-tengah lingkungan sosialnya baik keluarga, masyarakat, sekolah dan

(12)

teman-teman sebaya.16 Maka yang dimaksud perilaku sosial di sini adalah perilaku sosial yang ditampilkan anak angkat dalam kesehariannya. Anak angkat : adalah pemungutan atau pengangkatan anak orang lain

oleh seseorang yang menjadi anak angkat, anak itu berstatus sebagai anak kandung bagi pengangkat, baik dalam lingkungan adat, maupun dalam lingkungan hukum perdata berdasarkan undang-undang.17 Jadi anak angkat yang dimaksud adalah dua orang anak angkat, yang pertama SH berumur 21 tahun dan RT berumur 20 tahun, keduanya bertempat tinggal di Kampung Sungai Sirah Kenagarian Surantih, Kecamatan SUTERA, Kabupaten Pesisir Selatan.

Konseling analisis

Transaksional : proses pemberian bantuan kepada klien yang

mengalami kontaminasi status ego yang

berlebihan, kapasitas diri dengan ego yang cocok, membebaskan dirinya dari posisi hidup yang

kurang cocok dan supaya klien mampu

bertransaksi dengan lingkungannya.18 Jadi yang

menjadi fokus dalam konseling analisis

transaksional adalah perkataan dari klien kepada

16 O Sears, Psikologi sosial,(Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 1985), Cet. Ke-5 Jilid

1, h. 7

17 Ensiklopedi Indonesia, h. 83 18

(13)

orang lain, dan orang lain kepada klien. transaksional adalah hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak.19

Berdasarkan beberapa istilah di atas, yang dimaksud judul dalam skripsi ini adalah bagaimana perilaku sosial anak angkat dalam bertransaksi komunikasi dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, dan life potition apa yang cenderung dimiliki oleh anak angkat yang dua orang tersebut, sedangkan mereka sudah berada pada usia remaja akhir. G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dimaksudkan sebagai suatu cara yang ditempuh unuk menyusun suatu karya tulis, sehingga masalah yang ada didalamnya menjadi lebih jelas, teratur, berurutan dan mudah dipahami. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul dan sistematika penulisan.

19

(14)

Bab II Landasan teori meliputi : perilaku sosial, tinjauan terhadap anak angkat, konseling analisis transaksional.

Bab III Metodologi penelitian meliputi : metode dan jenis penelitian, tempat dan jadwal penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV Hasil penelitian meliputi: Life Posision yang cenderung dimiliki anak angkat dalam tinjauan konseling analisis transaksional, transaksi komunikasi yang digunakan anak angkat dalam tinjauan konseling analisis transaksional.

Referensi

Dokumen terkait

Cottage adalah sejenis akomodasi yang berlokasi di sekitar pantai atau danau dengan bentuk bangunan-bangunan terpisah, disewakan untuk keluarga,perorangan yang dilengkapi

bank konvensional nilai minimum rasio LDR dimiliki oleh Bank Bukopin sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh Bank Mandiri, hal ini dikarenakan nominal dari loan

Hasil–Penelitian ini menemukan bahwa efficiency dan credit risk memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap interest rate sedangkan liquidity, capitalization dan lending

Dari definisi proses komunikasi yang telah dipaparkan di atas menurut Effendy, maka sesuai dengan masalah yang akan penulis bahas dalam sebuah hubungan antara Program Undian

Seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis

Bahan yang digunakan sebagai variabel percobaan adalah konsentrasi pelarut etanol dan waktu perendaman pada ekstraksi maserasi jahe emprit (Zingiber officinale Rosc.) dan

Dalam rangka penelitian yang berhubungan dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jambi, maka kami mohon dengan hormat kepada Bapakl

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul : Upaya Meningkatkan Kinerja Relawan