FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HIPERTENSI INTRADIALITIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)
DI INSTALASI HEMODIALISA RUMAH SAKIT DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Program
Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh: ASTI FUATMI NIM: A11300863
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Skripsi, Juli 2017
Asti Fuatmi1), M. Basirun Al-Ummah2), Putra Agina W. S3) ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HIPERTENSI INTRADIALITIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)
DI INSTALASI HEMODIALISA RUMAH SAKIT DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang: Hipertensi Intradialitik merupakan suatu penyulit yang sering terjadi pada proses hemodialisa dengan prevalensi terbesar 40% (IRR, 2014). Hipertensi intradialitik adalah salah satu penyebab kematian terbesar pada pasien hemodialisa maupun peritoneal dialisis sebesar 59%. Hipertensi intradialitik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialitik pada pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional, pendekatan
kohort prospektif. Sampel penelitian sebanyak 40 responden dengan teknik Consequtive sampling. Analisa data menggunakan analisa deskriptif dan analisa
bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil: Hasil uji chi square dengan nilai signifikan <0,05. Didapatkan nilai p=0,6, umur tidak mempengaruhi hipertensi intradialitik. IDWG dengan nilai p=0,04, ada pengaruh dengan hipertensi intradialitik. Lama hemodialisis dengan nilai p=0,7, tidak mempengaruhi hipertensi intradialitik. obat antihipertensi tidak mempengaruhi hipertensi intradialitik dengan nilai p=0,2.
Kesimpulan: IDWG adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi intradialitik.
Rekomendasi: Dapat dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih banyak dengan variabel Berat Badan Kering dan Ultrafiltrasi.
Kata kunci : Hipertensi Intradialitik, IDWG, Ultrafiltrasi
1Mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong
2Dosen Stikes Muhammadiyah Gombong
Bachelor of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong Minithesis, July 2017
Asti Fuatmi1), M. Basirun Al-Ummah2), Putra Agina W. S3) ABSTRACT
THE FACTORS THAT INFLUENCE INTRADIALITIC HYPERTENSION IN THE PATIENTS OF CRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) IN THE
HEMODIALISA INSTALLATION OF DR. SOEDIRMAN KEBUMEN HOSPITAL
Background: Intradialitic hypertension is a frequent complication of hemodialysis processes with the greatest prevalence of 40% (IRR, 2014). Intradialitic hypertension is one of the biggest causes of death in both hemodialysis and peritoneal dialysis patients by 59%. Intradialitic hypertension can be affected by several factors.
Objective: to know the factors that influence the incidence of intradialitic hypertension in patients with chronic renal failure in Hemodialisa Installation of Dr. Soedirman Kebumen Hospital.
Methods: This study used an observational analytic method, a prospective cohort approach. The sample of research is 40 respondents with Consequtive sampling technique. Document analysis using descriptive analysis and bivariate analysis using chi square test.
Result: chi square test with significant value <0,05. Obtained p value = 0.6, age does not affect intradialitik hypertension. IDWG with p value = 0.04, there is influence with intradialitik hypertension. The duration of hemodialysis with p value = 0.7, did not affect intradialitic hypertension. Antihypertensive drugs do not affect intradialitic hypertension with p value = 0.2
Conclusion: IDWG is a factor that influence Intradialitic Hypertension. Recommendation: A similar study can be done with more samples with dry weight variables and ultrafiltration.
Keywords: Intradialitc Hypertension, IDWG, Ultrafiltration
1
Bachelor nursing student 2
The First research consultant 3
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HIPERTENSI INTRADIALITIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DI INSTALASI HEMODIALISA RUMAH SAKIT DR. SOEDIRMAN KEBUMEN”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi penelitian ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terimaksih kepada:
1. Herniyatun M. Kep, Sp. Mat selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong
2. Isma Yuniar, M. Kep, selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
3. H. M Basirun Al Ummah, M. Kes selaku pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Putra Agina, M. Kep, selaku pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. My parent Bapak Fadil Haryanto dan Ibu Wasiyem yang telah membesarkan dan memberikan dukungan yang tak ternilai harganya. 6. My Husband Hendri Unduh N, M.Pd yang selalu memberikan motivasi,
doa, dan dukungan selama ini
7. Sahabatku Mba Dina, Intan, Desi, Mba Arum, Sukma, Erni, Mustika, Cahya, Mba Lia, terimakasih untuk support dan dukunganya.
8. Semua teman-teman program studi S1 Keperawatan angkatan 2013 STIKES Muhammadiyah Gombong yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Tiada gading yang tak retak,maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan. Semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua khususnya dibidang kesehatan.
Kebumen, 04 Maret 2017
ix MOTTO
ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإَف
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyiroh:5-6)
“Getting up in the morning is a sign that you can achieve the goal’s life better than yesterday.”
(Bangun pagi adalah tanda bahwa anda bisa mencapai tujuan hidup lebih
baik dari kemarin)
Semakin Kita Fokus, Semakin Cepat Kita Mencapai Apa yang Kita Inginkan
Misi Hidup adalah Sumber Energi Dahsyat tanpa batas
STOP SAYING “I WISH”
START SAYING “I WILL”
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
MOTTO ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR BAGAN... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat penelitian ... 6 E. Keaslian Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gagal Ginjal Kronik ... 8
1. Definisi Gagal Ginjal Kronik ... 8
2. Penyebab Gagal Ginjal Kronik ... 9
3. Anatomi Ginjal ... 10
4. Fisiologi Ginjal ... 11
5. Perjalanan Klinis... 11
6. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik ... 13
7. Manifestasi Gagal Ginjal Kronik ... 13
8. Patofisiologi ... 14
xi B. Hemodialisis ... 15 1. Definisi ... 15 2. Indikasi Hemodialisis... 17 3. Komplikasi ... 18 C. Hipertensi Intradialitik ... 20 1. Definisi ... 20 2. Prevalensi ... 20
3. Etiologi dan Patofisiologi ... 20
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hipertensi Intradialitik 24 5. Penatalaksanaan ... 29
D. Kerangka Teori ... 30
E. Kerangka Konsep ... 31
F. Hipotesa Penelitian ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel ... 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
D. Variabel Penelitian ... 35
E. Definisi Operasional ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Instrumen Penelitian ... 38
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38
I. Pengolahan dan Analisa Data ... 39
J. Etika Penelitian ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 43
1. Analisis Univariat ... 43
2. Analisis Bivariat ... 47
B. Pembahasan Penelitian ... 49
xii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria GGK ... 8
Tabel 2.2 Penyebab GGK... 9
Tabel 2.3 Klasifikasi GGK ... 13
Tabel 2.4 Manifestasi Klinis GGK ... 13
Tabel 2.5 Komplikasi Hemodialisis... 19
Tabel 2.6 Definisi Hipertensi Intradialitik ... 20
Tabel 2.7 Daftar Obat yang Hilang selama Proses Hemodialisis ... 27
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 36
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen tahun 2017 ... 43
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Interdialytic Weight Gain (IDWG) di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen tahun 2017 ... 44
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen tahun 2017 ... 44
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jumlah Obat Antihipertensi di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen tahun 2017 ... 45
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen tahun 2017 ... 45
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Aktivitas Pekerjaan setelah menjalani terapi hemodialisa di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen 2017 ... 46
xiv
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kejadian Hipertensi Intradialitik Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen tahun 2017 ... 46 Tabel 4.8 Analisis Bivariat faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Ginjal ... 10 Gambar 2.2 Proses Hemodialisa ... 16
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori ... 30 Bagan 2.2 Kerangka Konsep ... 31
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 2. Lembar Observasi
Lampiran 3. Surat Keterangan Lolos Uji Etik Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian Lampiran 6. Hasil Uji Statistik Lampiran 7. Jadwal Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ yang berperan penting didalam tubuh manusia. Ginjal terletak di setiap sisi kolumna vertebra, di dinding posterior rongga abdomen. Fungsi utama ginjal adalah menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur keseimbangan asam basa dan pH dalam darah, serta memiliki fungsi endokrin dan hormonal (Wylie, 2011). Penyakit gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease/ CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversibel, dengan penurunan laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1.73 m2 yang terjadi selama 3 bulan atau lebih yang disebabkan oleh menurunya fungsi nefron ginjal sehingga menyebabkan gejala uremia. Penyakit ginjal kronik tahap akhir (End Stage Renal Disease / ESRD) merupakan tahap akhir gagal ginjal kronik dimana lebih dari 85% nefron tidak berfungsi sehingga terjadi ketidakmampuan ginjal dalam mempertahankan homeostasis tubuh (Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2009)
Penderita Gagal ginjal kronik yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2009 diperkirakan semakin meningkat jumlahnya yaitu terdapat 116.395 orang dengan diagnosa baru gagal ginjal kronik. Penyebab Gagal ginjal kronik sangat beragam, salah satunya yang sering terjadi adalah hipertensidengan insidensi 8,46%berdasarkandata yang diambil dari pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di Indonesia (Suwitra, 2009). Hipertensi atau peningkatan tekanan darah di atas normal merupakanmasalah globalsekarang ini, dimana angka kejadiannya terusmeningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan stres psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai (Sanchez and Barriga, 2012
).
Menurut United States Renal Data System (USRDS) tahun 2011 terdapat 380.000 penderita gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisa reguler.
2
Menurut World Health Organization (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hemodialisa untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Menurut
Indonesian Renal Registry (IRR, 2013), pada tahun 2011 di Indonesia terdapat
153.53 pasien baru yang menjalani terapi hemodialisa, sampai akhir tahun 2012 terdapat 244 unit hemodialisa di Indonesia. Hasil survei oleh Dharmeizar et al (2007)ditemukan bahwa prevalensi gagal ginjal kronik sebesar 29,1% terjadi pada populasi dengan faktor risiko berupa hipertensi, diabetes, atau proteinuria dan sekitar 0,8% di antaranya merupakan pasien gagal ginjal kronik stadium V yang membutuhkan terapi pengganti ginjal.
Terapi pengganti ginjal dapat berupa dialisis dan transplantasi ginjal. Dialisis di bagi menjadi 2 macam yaitu hemodialisa dan peritoneal dialisis. Hemodialisa merupakan salah satu Renal Transplantion Therapi (RRT) alternatif pilihan utama penderita gagal ginjal kronik dengan stadium V. Meskipun peralatan dan prosedur hemodialisa sudah berkembang namun beberapa komplikasi medis juga bisa terjadi saat hemodialisa. Komplikasi medis yang sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa adalah komplikasi intradialitik. Salah satu komplikasi intradialitik yang penting untuk dievaluasi adalah komplikasi kardiovaskuler karena menyebabkan peningkatan mortalitas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis rutin. Menurut
Indonesian Renal Registry (IRR, 2014) penyebab kematian terbesar pada pasien
dialisis baik hemodialisis maupun peritoneal dialisis adalahkomplikasi kardiovaskuler sebesar 59 %, komplikasi kardiovaskuler dapat berupa aritmia jantung, sudden death, hipotensi intradialitik, dan hipertensi intradialitik. Selain itu, Inrig et al (2011)juga menemukan bahwa setiap peningkatan tekanan darah 3 sistolik sebesar 10 mmHg selama hemodialisis berhubungan dengan penurunan angka ketahanan hidup selama 2 tahun.
Menurut Indonesian Renal Registry (IRR, 2014), hipertensi adalah insiden penyulit intradialisis terbesar sebanyak 39.703 (40%) penderita GGK yang mengalami komplikasi hipertensi intradialitik. Hipertensi intradialitik adalah suatu kondisi berupa terjadinya peningkatan tekanan darah yang menetap pada saat
3
hemodialisa dan tekanan darah selama dan pada saat akhir dari hemodialisa lebih tinggi dari tekanan darah saat memulai hemodialisa. Tekanan darah penderita bisa normal saat memulai hemodialisa, tetapi kemudian meningkat sehingga pasien menjadi hipertensi saat dan pada akhir hemodialisa. Bisa juga terjadi pada saat memulai hemodialisa tekanan darah pasien sudah tinggi dan meningkat pada saat hemodialisa, hingga akhir dari hemodialisa. Peningkatan tekanan darah ini bisa berat sampai terjadi krisis hipertensi (Chazot dan Jean, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh inrig et al (2007) hipertensi intradialisis yaitu peningkatan tekanan darah sistolik pascadialisis dan predialisis dari Systolic Blood Pressure (SBP) >10 mmHg. Hipertensi intradialisis terjadi karena volume overload, peningkatan curah jantung, overaktivitas sistem syaraf simpatis, stimulasi Renin Angiotensin System (RAS), perubahan elektrolit selama proses dialisis, disfungsi endotel terapi pemberian Erytropoetin StimulatingAgents (ESAs) intravena, dan hilangnya obat anti hipertensi saat proses dialisis. Komplikasi yang terjadi pada saat hemodialisa yaitu hipertensi intradialisis sangat berbahaya dan perlu diantisipasi karena bisa menimbulkan dilatasi jantung, stroke, gagal jantung dan kematian. Sebagai care provider, maka perawat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik, yaitu dalam ranah primer, sekunder, dan tersier serta dalam tatanan home care. Perawat berperan dalam memberikan edukasi pasien tentang penyakit, prognosis, serta perawatanya., sehingga penyakit gagal ginjal tidak mengalami progresifitas dan menyebabkan komplikasi serta kematian.
Penelitian mengenai hipertensi intradialisis terus mengalami perkembangan mencakup penelitian epidemiologi, patofisiologi, strategi penanganan, dan pencegahan. Salah satu upaya dalam pencegahan hipertensi intradialisis adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialisis. Berdasarkan penelitian Inrig et al (2007), pasien yang mengalami hipertensi intradialisis memiliki karakteristik usia lanjut,
Interdialytic Weight Gain (IWG)lebih rendah, Ureum Reduction Ratio lebih
tinggi, lama hemodialisa lebih panjang, dan jumlah obat anti hipertensi lebih banyak dibandingkan dengan pasien tanpa hipertensi intradialisis, sedangkan
4
penelitian Rosansky (2011),menemukan bahwa pasien CKD dengan Residual
Renal Function tinggi berpotensi mengalami hipotensi intradialisis sehingga
diasumsikan pasien dengan Residual Renal Function rendah berpotensi mengalami hipertensi intradialisis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Armiyati (2012) sebanyak 74% pasien mengalami hipertensi intradialisis, 26% mengalami hipotensi intradilisis. Frekuensi hipertensi intradialisis adalah 55% dari keseluruhan prosedur hemodialisis yang diamati dan paling banyak dialami pasien pada jam ke empat. Frekuensi hipotensi intadialisis adalah 12% dari keseluruhan prosedur hemodialisis yang diamati, dan paling banyak dialami pada jam pertama. Rata-rata tekanan darah mengalami penurunan pada jam pertama dan mengalami peningkatan pada jam ke empat.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2016 di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen, pasien yang menjalani hemodialisa berjumlah 130 pasien. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat hemodialisa banyak pasien yang mengalami hipertensi intradialitik di bandingkan yang mengalami hipotensi intradialitik. Berdasarkan observasi dan dokumentasi rekam medis, Pasien yang mengalami hipertensi intradialitik berjumlah 87 pasien (67%), pasien mengalami hipotensi intradialitik 43 pasien (33%). Maka dari itu penulis tertarik meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertesi intradialisis di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen.
B. Rumusan Masalah
Hipertensi intradialisis merupakan komplikasi intradialisis yang masih kurang diperhatikan, tetapi memilki potensi peningkatan mortalitas pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis rutin. Berdasarkan penelitian sebelumnya faktor usia, IWG, lama hemodialisis, dan jumlah obat anti hipertensi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadiya hipertensi intradialisis, tetapi masih perlu pengembangan sample yang lebih banyak agar hasil penelitian lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Apakah usia, Interdialytic Weight Gain (IWG), lama hemodialisis, dan jumlah obat anti hipertensi mempengaruhi terjadinya hipertensi intradialisis?
5
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui usia, Interdialytic Weight Gain (IWG), lama hemodialisis, dan jumlah obat anti hipertensi sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi intradialisis di Instalasi Hemodialisa Rumah sakit Dr. Soedirman Kebumen.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui karakteristik pasien dan distribusi kejadian pasien dengan hipertensi intradialitik pada pasien GGK yang menjalani Hemodialisa rutin di Instalasi Hemodialisa Rumah sakit Dr. Soedirman Kebumen
b) Untuk mengetahui usia sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialitik pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa rutin di Instalasi Hemodialisa Rumah sakit Dr. Soedirman Kebumen.
c) Untuk mengetahui Interdialytic Weight Gain (IWG) sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialitik pada pasien GGK yang menjalani Hemodialisa rutin di Instalasi Hemodialisa Rumah sakit Dr. Soedirman Kebumen
d) Untuk mengetahui lama hemodialisis sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialitik pada pasien GGK yang menjalani Hemodialisa rutin di Instalasi Hemodialisa Rumah sakit Dr. Soedirman Kebumen
e) Untuk mengetahui jumlah obat anti hipertensi sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialitik pada pasien GGK yang menjalani Hemodialisa rutin di Instalasi Hemodialisa Rumah sakit Dr. Soedirman Kebumen
f) Untuk mengetahu faktor yang paling dominan yang mempengaruhi hipertensi Intradialitik pada pasien GGK yang menjalani Hemodialisa rutin di Instalasi Hemodialisa Rumah sakit Dr. Soedirman Kebumen.
6
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
a. Memberikan informasi dan wawasan bagi praktisi kesehatan dibidang keperawatan khusunya instalasi hemodialisa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialisis pada pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Umum Dr. Soedirman kebumen sehingga dapat digunakan sebagai data penelitian untuk penelitian selanjutnya.
b. Sebagai Evidence Base Practice (EBP): Bukti penelitian dasar keperawatan untuk menyelesaikan program studi S1 keperawatan. 2. Manfaat praktis
a. Memberikan informasi untuk profesi kesehatan baik perawat dokter dan tenaga medis lainya, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialisis pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani hemodialisis rutin di unit Dialisis Rumah Sakit Umum Dr. Soedirman Kebumen sehingga dapat mencegah kejadian hipertensi intradialisis dan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta keselamatan pasien untuk mengurangi mortalitas GGK menjalani hemodialisis rutin di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Umum Dr. Soedirman Kebumen.
a) Early Warning System (EWS): pengkajian awal untuk mengetahui kondisi pasien yang menurun/ mengalami perburukan.
b) Edukasi kepada pasien dan keluarga agar tidak terjadi terjadi hipertensi intradialitik.
c) Tindakan antisipasi ketika pasien sedang menjalani hemodialisa dan mengalami hipertensi intradialitik.
7
E. Keaslian Penelitian
Terdapat penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialisis pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yaitu penelitian yang dilakukan oleh: Naysilla, 2012, tentang “Faktor Resiko Hipertensi Intradialitik pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik” Metode penelitain menggunakan desain Cross Sectional. Sample penelitian sebanyak 41 dari 49 subjek yang dibutuhkan. Analisis data untuk mengetahui rasio prevalensi menggunakan tabel 2 x 2. Hasil penelitian Belum dapat disimpulkan apakah usia,
Interdialytic Weight Gain, Ureum Reduction Ratio, Residual Renal Function,
lama hemodialisis, dan jumlah obat anti hipertensi merupakan faktor resiko untuk kejadian hipertensi intradialitik. hal tersebut terjadi karena tidak terpenuhinya sample minimal.
DAFTAR PUSTAKA
Armiyati, Y. (2009). Komplikasi Intradialisis yang dialami pasien CKD saat
menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Depok:
UniversitasIndonesia.lib.ui.ac.id/file?file=digital/125548...komplikasi%20i ntradialisis-HA.pdf diunduh 21 Oktober 2016
A.Price, S., & M.Wilson, L. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses
Penyakit (Vol. 2). (6, Ed.) Jakarta: Penerbit Buku kedokteran.
Al Umah, B. (2006). Metodologi Penelitian . Kebumen: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat.
Arikunto. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Brunner & Suddart. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.2. Jakarta:EGC
Black, J., & Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing . (C. Elsevier, Ed.)
Cahyaningsih, Niken D. (2011). Hemodialisis (cuci darah): Panduan Praktis
Perawatan Gagal Ginjal. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.
Chazot, C., and Jean, G. (2010). Intradialytic Hypertension: It Is Time to Act.
Nephron Clin Pract. 115:c182–c188.
Chad Deepa. H., et al., 2009, Hemodialysis Vascular Acces Options in Pediatrics
: Considerations for patients ad practitoners in Educational Review Pediatric Neprol, USA.
Ching Lin C. and Chang Yang W., 2009, Prognosis Factors Influencing The
Patency of Hemodialysis vascular Acces : Literature Review and Novel Therapeutic Modality by For Infrares Therapy, Departement of Medicine
Veteran General Hospital, Taipei, Review Articel Elsevier
Daugirdas, J. T., Blake, P. G., Ing, T. S. (2007). Handbook of Dialysis. 4h ed. Phildelphia. Lipincott William & Wilkins.
Fajar, I. (2009). Statistik Untuk Praktisi Kesehatan . Yogyakarta: Graha Ilmu Indonesia
Indonesian Renal Registry (IRR), (2013). 5th Report of Indonesian Renal Registry
Haryono, R. (2012). Keperawatan medikal bedah sistem perkemihan. Yogyakarta: Rapha Publising.
Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data (Pertama ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Indonesian Renal Registry (IRR). (2014). 7th Report Of Indonesian Renal Registry
Inrig, J.K., Patel, U.D., Toto, R.D., Szczech, L.A. (2009). AssLeeociation of Blood Pressure Increases During Hemodialysis With 2-Year Mortality in Incident Hemodialysis Patients: A Secondary Analysis of the Dialysis Morbidity and Mortality Wave 2 Study. Am J Kidney Dis. November; 54(5): 881–90.
Inrig, J.K. (2010). Intradialytic Hypertension: A Less-Recognized Cardiovascular Complication of Hemodialysis. Am J Kidney Dis. Maret;55(3):580-89.
KDIGO, 2013, KDIGO Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic Kidney Disease, Official Jounal of the International Society of Nephrology, Vol. 3: Issue 1.
Locatelli, F., Cavalli, A., and Tucci, B. (2010). The growing problem of
intradialytic Hypertension. Nephrol; 6: 41–8.
Lowrence P. F., 2008, Vascular Acces for Hemodialysis in adult in Handbook of
Dyalisis, Fourd Edition, Sounders Elsevier, Pp 51-53.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Revisi ed.). Jakrta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan . Jakarta: Salemba Medika.
PERNEFRI, 2012, Fifth Report Of Indonesian Renal Registry 2012, www.pernefri-inasn.org/gallery.html (diakses tanggal 11Oktober 2016). Smeltzer, S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (8 ed., Vol. 1).
Jakarta: EGC.
Sopiyudin. (2012). Membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan
kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alvabeta.
Suhardjono. (2011). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (ketiga, Ed.) Jakarta: FK UI.
Suyanto. (2011). Metodelogi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan . Yogyakarta: Nuha Media.
Sukandar, E. 2006. Gagal ginjal dan Panduan Terapi Dialisis. FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin Bandung
Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy and Physiology Maintanance and Continuity of the Human Body 13th Edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc.
National Kidney Foundation-K/DOQI, 2006, Guidlines for Vascular Acces White J.J., et al, 2008, Temporary Acces for hemodialysis in adult in Handbook of
LEMBAR OBSERVASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HIPERTENSI INTRADIALITIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)
DI INSTALASI HEMODIALISA RUMAH SAKIT DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
No. Responden kode : Data Demografi
Inisial nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Beri tanda ceklis (√) sesuai dengan data responden
NO VARIABEL SKALA PENGUKURAN YA (√)
1 Umur 26-35 tahun
36-45 tahun 46-55 tahun 56-65 tahun ≥ 65 tahun 2 Interdialytic Weight Gain
(IDWG)
≥ 5 % BB Kering < 5 % BB Kering 3 Lama Hemodialisis ≥ 2 tahun
< 2 tahun 4 Jumlah Obat Antihipertensi ≥ 2 Obat Antihipertensi
< 2 Obat Antihipertensi
5 Tekanan Darah ≥10 mmHg