• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI PELAYANAN DONOR DARAH BERBASIS WEB (STUDI KASUS PMI TASIKMALAYA) Rian Arie Gustaman 1, Eka Wahyu Hidayat 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI PELAYANAN DONOR DARAH BERBASIS WEB (STUDI KASUS PMI TASIKMALAYA) Rian Arie Gustaman 1, Eka Wahyu Hidayat 2"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI PELAYANAN DONOR DARAH BERBASIS WEB

(STUDI KASUS PMI TASIKMALAYA) Rian Arie Gustaman1, Eka Wahyu Hidayat2

Abstrak

Berdasarkan fakta di lapangan PMI Tasikmalaya memiliki permasalahan yang sama dengan cabang PMI lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Khususnya dibagian Unit Donor Darah masih menggunakan pengolahan data secara manual, hal ini membuat PMI kerepotan dalam melakukan pengolahan data stok darah dan data jadwal kegiatan, serta pengecekan rutin untuk pendonor per 3 bulan sekali. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan untuk layanan informasi dengan bantuan teknologi yang terintegrasi. Untuk masalah

layanan administrasi dapat didukung oleh

Transaction Processing System (TPS) yang dapat digunakan untuk proses operasional administrasi sehari-hari dimana outputnya dapat langsung terlihat secara transparant dalam sistem informasi berbasis web yang dapat diakses melalui teknologi internet.

Sedangkan untuk layanan informasi, selain

menggunakan sistem informasi, dapat juga

menggunakan sistem SMS Gateway dengan alasan secara teknologi sistem ini dapat diakses dari mana saja selama ada jaringan GSM dengan biaya yang murah hanya saja informasi yang didapat lebih spesifik dan dalam kapasitas yang terbatas. Dalam penelitian tahun pertama ini telah berhasil melakukan dua tahap rekayasa perangkat lunak yaitu Tahapan Planning dan Tahapan Design. Pendekatan yang digunakan pada tahapan Planning

adalah 5W+1H sedangkan tahap design

menggunakan pemodelan fungsional dengan alat bantu UWE dan pemodelan data menghasilkan struktur tabel untuk sistem informasi yang akan dikembangkan. Berhasil diidentifikasi data-data yang diperlukan untuk mendukung aplikasi sistem informasi dan data-data yang diperlukan untuk mendukung sistem SMS Gateway.

Kata Kunci : Donor Darah, Sistem Informasi Abstract

Based on the facts on the ground PMI Tasikmalaya have similar problems with other PMI branches spread all over Indonesia. In particular section Blood Donor Unit is still using manual processing, this makes PMI hassles in doing data processing blood stocks and the data schedule of activities, as well as routine checks for donors per 3 months. Those problems can be solved for information services with the help of the integrated technology. To issue administrative services can be supported by the Transaction Processing System (TPS), which can be used for the day-to-day administrative operations in which output can directly be seen as

transparent in a web-based information system that is accessible through Internet technology. As for information services, in addition to using the information system, can also use the SMS Gateway system with technologically reason this system can be accessed from anywhere as long as there is GSM network at a low cost just to obtain more specific information and in a limited capacity. In the first year of this research has been successfully conducted two stages of software engineering is Stages Planning and Design Stages. The approach used in the Planning stage is 5W + 1H while the stage design using functional modeling tools and data modeling UWE generate table structure for information systems will be developed. Identified data required to support the application of information systems and data necessary to support the SMS Gateway system.

(2)

PENDAHULUAN

Unit Tranfusi Darah Palang Merah

Indonesia (UTD PMI) dan Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) bertanggungjawab dalam memenuhi pasokan kebutuhan darah kepada

masyarakat atau pasien guna kepentingan

pengobatan. UTD PMI dan UDD PMI bekerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2011 tantang pelayanan, tetapi kenyataannya adalah UTD PMI dan UDD PMI tidak mampu memenuhi kebutuhan akan donor darah Kota Tasikmalaya, sedangkan PMI adalah pemasok tunggal kebutuhan donor darah, ditambah adanya mafia darah di UDD PMI (Republika.co.id. 2014).

Manajeman infomasi PMI di Tasikmalaya dalam melayani pasien donor darah belum menggunakan teknologi informasi, sehingga tidak terbukanya informasi akan keberadaan stok darah di PMI khususnnya kepada masyarakat tingkat rendah dan masyarakat dari desa desa. Seperti bola salju, kondisi ini mempengaruhi berkurangnya minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam donor darah karena kurangnya informasi akan stok darah di PMI kepada masyarakat, oleh karena itu pentingnya keterbukaan informasi baik kepada pasien maupun kepada calon pendonor. Kota dan Kabupaten Tasikmalaya telah dicanangkan sebagai kota donor pada tahun 2013 dan ditargetkan menjadi lumbung darah Jawa Barat pada tahun 2015 nanti (pikiran_rakyat.com.2013).

Masyarakat Tasikmalaya yang

membutuhkan darah pada umumnya sering

mengalami kesulitan ketika mencari informasi persediaan darah. Hal ini dikarenakan PMI atau Unit

Transfusi Darah (UTD) belum mempunyai

pangkalan data pendonor yang dapat diakses dengan cepat, murah dan real time. Perlu ditemukan cara memecahkan permasalahan yang ada dengan menyediakan sebuah aplikasi sistem informasi layanan donor darah yang dapat di akses oleh masyarakat semua golongan melalui perangkat telepon genggam dan komputer berbasis internet.

Tuntutan untuk memberikan layanan

publik melalui teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memenuhi kepentingan masyarakat secara luas, andal, dan terpercaya telah mendorong setiap lapisan masyarakat untuk dapat menggunakan teknologi tersebut dengan maksimal. Tidak hanya untuk elemen masyarakat secara luas, di dalam

dunia kesehatan Teknologi Informasi

Komunikasi (TIK) mempunyai peranan penting untuk menyatukan semua elemen penting dalam penyelenggaraan layanan kesehatan. Begitu juga halnya di PMI sebagai pengelola kebutuhan darah di Indonesia diperlukan pengelolaan informasi secara terintegrasi. Pengolahan data secara tradisional yang dilakukan saat ini menjadi tidak efektif karena semakin banyak data yang harus diolah. Pelayanan

informasi secara online untuk mendukung aktivitas layanan di PMI dimaksudkanagar dapat meningkatkan pelayanan informasi menjadi lebih baik di mana informasi dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja tanpa terbatas ruang dan waktu. Oleh karena itu pengolahan data secara modern mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan pengolahan data yang lebih baik dan kemudahan pengaksesan data yang lebih cepat.

METODE PENELITIAN

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Pelayanan Donor Darah di PMI Tasikmalaya, karena saat ini PMI Tasikmalaya dalam pelayanan donor darahnya masih dilakukan secara manual meggunakan beberapa aplikasi spreadsheet yang tidak terintegrasi satu dengan yang lainnya.

Kegiatan penelitian ini, secara umum terdiri dari 6 kegiatan dalam 3 tahun. Tahun I adalah pengumpulan data dan informasi baik dari PMI ataupun dari lingkungan termasuk masyarakat dan rumah sakit, puskesmas sebagai bahan perancangan aplikasi sehingga terbentuk prototype yang sesuai dengan kebutuhan. Pada tahun II penelitian ini adalah pembangunan aplikasi berikut uji coba dan

implementasi aplikasi di PMI Tasikmalaya.

Penelitian pada tahun III adalah melakukan analisa

penerimaan dengan menggunakan metode

pengukuran model Technology Acceptance Model (TAM) untuk mengetahui tingkat penerimaan pengguna terhadap aplikasi yang dibangun.

Pendekatan dalam penelitian ini

menggunakan metode 5W+1H yang digunakan untuk merumuskan dan untuk mencari akar

permasalahan di PMI Tasikmalaya sehingga

diperoleh solusi yang tepat, kemudian dibuat perancangan aplikasi sistem.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan fakta di lapangan hampir sebagian besar PMI khususnya bagian Unit Donor Darah masih menggunakan pengolahan data secara manual, hal ini membuat PMI kerepotan dalam melakukan pengolahan data stok darah dan data jadwal kegiatan, serta pengecekan untuk pendonor yang harus sudah melakukan pendonoran karena aturan yang berlaku untuk pendonor adalah 3 bulan sekali pendonor diharap untuk rutin melakukan pendonoran darah. Apabila stok darah sudah defisit pihak Unit Donor Darah (UDD) sedikit kelabakan dalam mencari pendonor untuk melakukan donor darah, hal yang sering dilakukan pihak UDD dalam pencarian pendonor adalah dengan membuka administrasi pendonor yang diolah secara manual yaitu dengan buku besar yang dikhususkan untuk penyimpanan data pendonor. Hal ini sangatlah tidak efisien karena memakan banyak waktu dan keakuratan data kurang maksimal.

(3)

Aktifitas pekerjaan yang berlangsung di PMI sangatlah padat dimulai dari proses pendaftaran sebagai pendonor baik pendonor baru maupun pendonor tetap yang masih aktif dalam kegiatan

yang diadakan PMI. Kemudian pendataan

permintaan darah yang berlangsung baik dari pasien maupun dari rumah sakit ataupun dokter yang dilakukan secara manual. Pendataan data darah yang tersedia, pengelolaan kantung darah yang semuanya masih dilakukan secara manual. Pemberitahuan kepada pendonor tetap yang telah terdaftar untuk mengikuti kegiatan yang diadakan PMI belum menggunakan teknologi.

Pada penelitian tahun pertama ini, sesuai dengan kegiatan penelitian yang dilakukan hanya akan menggunakan dua tahapan pada XP yaitu Planning dan Design. Tahapan Planning atau kegiatan perencanaan dimulai dengan memahami proses bisnis PMI Tasikmalaya, mendengarkan dan

melakukan pengumpulan persyaratan yang

memungkinkan para anggota teknis tim XP untuk memahami konteks bisnis dari perangkat lunak dan untuk mendapatkan gambaran umum untuk hasil yang diperlukan dan fitur utama dan juga fungsi-fungsinya.

Permasalahan yang ada di PMI khususnya PMI Tasikmalaya sebagai salah satu Cabang di Jawa Barat dapat diselesaikan untuk layanan

informasi dengan bantuan teknologi yang

terintegrasi.Untuk masalah layanan administrasi dapat didukung oleh Transaction Processing System (TPS) yang dapat digunakan untuk proses

operasional administrasi sehari-hari dimana

outputnya dapat langsung terlihat secara transparant dalam sistem informasi berbasis web yang dapat diakses melalui teknologi internet. Sedangkan untuk layanan informasi, selain menggunakan sistem informasi, dapat juga menggunakan sistem SMS Gateway dengan alasan secara teknologi sistem ini dapat diakses dari mana saja selama ada jaringan GSM.

Arsitektur dari sistem layanan donor darah yang akan dibangun merupakan sistem yang menyediakan fasilitas komunikasi antara pasien yang memerlukan donor darah di PMI melalui

teknologi internet dan SMS.Pendonor dapat

mendaftarkan diri kepada PMI sebagai pendonor

melalui sistem berbasis internet. Proses

penyampaian informasi dapat diakses melalui SMS.

Sistem layanan donor darah ini bekerja

menggunakan teknologi web, sehingga informasi yang diinginkan oleh pendonor dan pasien dapat juga diakses melalui web. Sedangkan secara teknis, berdasarkan data diatas maka sarsitektur sistem layanan donor darah di PMI akan dibangun dengan dua antarmuka yaitu antarmuka front office yang akan digunakan untuk layanan informasi dan antarmuka back office yang digunakan untuk

pengelolaan data untuk mendukung sistem

Transaction Processing System.

Gambar 1. Arsitektur Sistem

Selanjutnya sistem tersebut apabila akan dikolaborasikan dengan teknologi lain seperti SMS Gateway maka perlu diintegrasikan agar satu

aplikasi dengan aplikasi lainnya dapat

berkomunikasi tanpa adanya gangguan. Gambar dibawah ini akan memperlihatkan hubungan masing-masing aplikasi sehingga membentuk satu aplikasi sistem informasi pelayanan darah di PMI Tasikmalaya.

Gambar 2. Integrasi Antar System

Pemodelan fungsional dari aplikasi akan

menggunakan Tool UWE(UML based Web

Engineering) merupakan pendekatan metodologis

untuk pengembangan aplikasi web tetapi ditentukan oleh notasi UML (Unified Modeling Language) yang merupakan salah satu bahasa pemodelan berorientasi objek yang cukup baik. Pada pemodelan ini telah berhasil di identifikasi Aktor yang akan menggunakan aplikasi, telah berhasil ditentukan Use Case dan telah dibuat Use-Case Diagram.

Berikut adalah daftar pengguna sistem / aktor:

1. Aktor Administrator, adalah Individu yang berperan dalam manajemen sistem secara keseluruhan baik keterkaitandengan pengguna sistem maupun data sistem.

2. Aktor Viewer, adalah Individu yang tidak memiliki login dan hak akses untuk mengatur manajemen sistem, dan hanya dapat melihat data‐data pakar yang disediakan oleh sistem.

(4)

Tabel 1. Hasil Identifikasi use case Aktor Aktifitas 1.

Administrator

1.1. Login

1.2. Manajemen Sistem Informasi

1.2.1. Pengolahan data Pendonor

1.2.2. Pengolahan data

Pendaftaran

1.2.3. Pengolahan data

Kelayakan Donor Darah

1.2.4. Pengolahan data Aftap

1.2.5. Pengolahan data Screening

1.2.6. Pengolahan data Pengelolaan Kantung Darah 1.2.7. Pengolahan data Permintaan 1.2.8. Pengolahan data Pemeriksaan Golongan Darah 1.2.9. Pengolahan dataCross Match

1.2.10. Pengolahan data Comb Test

1.2.11. Pengolahan dataSkrining Anti Bodi

1.2.12. Pengolahan data

Penyerahan

1.2.13. Pengolahan data List

Comb Test

1.2.14. Pengolahan data Darah Hibah

1.2.15. Pengolahan data Stok

Awal

1.2.16. Pengolahan data

Pemusnahan

1.2.17. Pengolahan data Pasien

1.2.18. Pengolahan data Stok

Opname

1.2.19. Pengolahan data Golongan Darah

1.2.20. Pengolahan data Institusi

1.2.21. Pengolahan data Jenis

Kantung Darah

1.2.22. Pengolahan data Kadar HB

1.2.23. Pengolahan data Pekerjaan 1.2.24. Pengolahan data Penyakit 1.2.25. Pengolahan data Produk

Darah

1.2.26. Pengolahan data Profile UTD

1.2.27. Pengolahan data Rhesus 1.2.28. Pengolahan data Waktu

Donor

1.2.29. Pengolahan data

Kuesioner

1.2.30. Pengolahan data Shift 1.2.31. Pengolahan data Jenis Test

1.2.32. Pengolahan data Bangsal

1.2.33. Pengolahan data Jenis

Permintaan

1.2.34. Pengolahan data Indikasi Tranfusi Darah

1.2.35. Pengolahan data Rumah Sakit

1.2.36. Pengolahan data Dokter 1.2.37. Pengolahan data Agenda

1.3. Manajemen Sistem SMS

Gateway

1.3.1. Pengolahan data Send

SMS

1.3.2. Pengolahan data Outbox

SMS

1.3.3. Pengolahan data Inbox

SMS

1.3.4. Pengolahan data Cek

Pulsa

1.3.5. Pengolahan data Sent

Items

1.3.6. Pengolahan data Contact

1.3.7. Pengolahan data

Phonebook Group

1.3.8. Pengolahan data Add User

1.4. Logout

2. Viewer 1.1. Akses Front Office

1.2. Request SMS 1.3. Response SMS

Use case menjelaskan apa yang sistem akan lakukan, dan untuk membangun sistem secara aktual diperlukan rancangan yang lebih spesifik. Spesifikasi ini dapat ditulis dalam suatu aliran kejadian (flow of events). Tujuan penulisan aliran kejadian adalah untuk memberikan gambaran secara jelas apa yang pemakai akan lakukan dan apa yang dikerjakan oleh sistem.Skenario adalah urutan event yang terjadi sepanjang eksekusi sistem. Ada beberapa use case yang meng-include ke use case lain yang artinya use yang meng-include merupakan bagian dari proses use case tersebut.

Gambar 3. Use-Case diagram sytem Secara umum kebutuhan data yang

(5)

pelayanan donor darah di PMI Tasikmalaya terbagi kedalam dua aspek teknologi yaitu kebutuhan data untuk sistem informasi dan kebutuhan data untuk sistem SMS Gateway. Kebutuhan data untuk Sistem Informasi adalah Data Pendonor, Pendaftaran,

Kelayakan Donor Darah, Aftap, Screening

Pengelolaan Kantung Darah, Permintaan,

Pemeriksaan Golongan Darah, Cross Match, Comb test, Skrining Antibodi, Penyerahan, List Combo Test, Darah Hibah, Stock Awal, Pemusnahan, Pasien, Stock opname, Golongan Darah, Institusi, Jenis Kantung Darah, Kadar HB, Pekerjaan, Penyakit, Produk Darah, Profile UTD, Rhesus, Waktu Donor, Kuesioner, Shift, Jenis Test, Bangsal, Jenis Permintaan, Indikasi Transfusi Darah, Rumah Sakit, Dokter, Agenda. Sedangkan untuk sistem SMS Gateway dibutuhkan data-data sebagai berikut Send SMS, Outbox SMS, Inbox SMS, Cek Pulsa, Sent Item, Contact, Phonebook Group, User. SIMPULAN

Pada tahapan Planning dilakukan

pegumpulan data menggunakan pendekatan 5W+1H digunakan untuk melihat akar permasalahan dan penggalian data di PMI Tasikmalaya. Pada tahapan Design dilakukan proses rekayasa perangkat lunak dengan menggunakan Pemodelan Fungsional dan Pemodelan Data. Pemodelan fungsional digunakan untuk merancang dan melihat sejauh mana aplikasi yang akan dibuat dapat difungsikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pendekatan yang digunakan untuk rekayasa bentuk aplikasi untuk pemodelan fungsional menggunakan Tools UWE (UML based

Web Engineering) merupakan pendekatan

metodologis untuk pengembangan aplikasi web tetapi ditentukan oleh notasi UML (Unified

Modeling Language) yang merupakan salah satu

bahasa pemodelan berorientasi objek yang cukup baik. Pada pemodelan ini telah berhasil di identifikasi Aktor yang akan menggunakan aplikasi, telah berhasil ditentukan Use Case dan telah dibuat Use-Case Diagram. Sedangkan Pemodelan Data dilakukan untuk melihat data apa saja yang diperlukan untuk membangun aplikasi sistem informasi layanan donor darah. Pada pemodelan ini telah berhasil di identifikasi kebutuhan data untuk mendukung aplikasi sistem informasi dan kebutuhan data untuk mendukung aplikasi sistem SMS Gateway.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito. Wiku. 2008. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Darah. Universitas Indonesia

ChutturMohammad.Y. (2009). Overview of the Technology Acceptance Model.

Maryanto. 2010. Sistem Informasi Layanan Donor Darah Berbasis Wap. UGM Yogyakarta.

http://www.republika.co.id/berita/regional/jawa- barat/11/12/02/lvkkzm-yayasan-setara- endus-mafia-darah-di-udd-pmi-tasikmalaya

http://www.pikiran-rakyat.com/node/192837 Kulshreshtha Vikas. 2011. Blood Bank Management

Information System in India. ISSN: 2248-9622. Vol. 1, Issue 2, pp.260-263. India Kulshreshtha Vikas . 2011. Benefits of Management

Information System in Blood Bank. International Journal Of Engineering And Science ISSN: 2278-4721, Vol. 1, Issue 12(December 2012), PP 05-07. India Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 83 Tahun 2014 Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, Dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 2011.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.7 Th 2011 Tentang Pelayanan Darah 2011

Roger S. Pressman, 2010. Software Engineering: A Practitioner's Approach. the seventh edition.

Origins, Developments and Future Directions," Indiana University, USA . Sprouts: Working Papers on Information Systems, 9(37). http://sprouts.aisnet.org/9-37 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Gambar

Gambar 2. Integrasi Antar System
Gambar 3. Use-Case diagram sytem  Secara  umum  kebutuhan  data  yang  diperlukan  dalam  aplikasi  sistem  informasi

Referensi

Dokumen terkait

PERAN HUMAS UDD (UNIT DONOR DARAH) PMI KOTA SEMARANG.. DALAM P2D2S (PENCARI PELESTARI DONOR DARAH

6 pakai di PMI Unit Donor Darah Cabang Kota Padang dengan mempertimbangkan umur darah tersebut karena berdasarkan hasil diskusi dengan Wakil Direktur PMI UDD Cabang Kota Padang,

Proyek pembangunan Sistem Informasi kegiatan donor darah dan permintaan kantong darah adalah proyek untuk membangun sistem informasi yang mengolah data kegiatan donor darah

Pencarian informasi terkait donor darah, stok darah, atau informasi tempat donor darah masih konvensional, Bagi orang yang ingin mendonorkan darahnya biasanya kebingungan

Gambar ini merupakan gambaran dari proses pencatatan biaya penggantian pengolahan darah dan persediaan kantong darah yang sedang berjalan pada Unit Donor Darah PMI

Judul KTI : Insidensi infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD) pada darah donor di unit donor darah PMI kota Semarang Dengan ini menyatakan :2. (a) KTI ini

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Sistem Informasi berbasis website di PMI Kota Malang menghasilkan fitur yang berisi informasi

Kesimpulan: Motivasi donor darah pada pendonor darah sukarela di Unit Donor Darah PMI Sleman tahun 2021 yang paling dominan adalah karena ingin membantu orang lain.. Kata Kunci: Donor