• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak. Abstract"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 KADAR PROTEIN DAN LEMAK HATI ITIK PADA IMBANGAN ELEKTROLIT

RANSUM YANG DIPELIHARA DENGAN KONDISI MINIM AIR

PROTEIN CONTENT AND FATTY LIVER OF DUCK TO

ELECTROLYTE BALANCE RATIONS MAINTAINED BYLOW WATER CONDITIONS

Yogi Fauzi Maulana*, Andi Mushawwir, Denny Rusmana Universitas Padjadjaran

*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail: yogifauzimaulana@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dan analisis di Lab Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Kabupaten Sumedang mulai Juli 2014 sampai dengan Agustus 2014. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh imbangan elektrolit dan tingkat imbangan elektrolit yang dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap kadar protein dan lemak hati itik. Penelitian menggunakan metode eksperimental, Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 macam perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah dengan memperhatikan imbangan elektrolit pada ransum yaitu R1 100 mEq/kg, R2 150 mEq/kg, R3 200 mEq/kg, R4 250 mEq/kg, R5 300 mEq/kg, R6 350 mEq/kg. Berdasarkan hasil analisis statistik yang diuji dengan menggunakan metode kontras orthogonal menunjukkan bahwa imbangan elektrolit ransum memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar protein hati itik yaitu R1 (6.38%), R2 (6.63%), R3 (6.92%), R4 (7.34%),R5 (7.35%) dan R6 (7.36%), namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar lemak hati itik R1 (17.31%), R6 (17.58%), R5 (19.69%), R4 (19.75%), R2 (20.25%) dan R3 (22.46%).

Kata Kunci: protein, lemak, hati, itik

Abstract

This research was conducted at the Faculty of Animal Husbandry Poultry Cage Padjadjaran University and the analysis at Physiology of Livestock Lab and Biochemistry Lab of Faculty of Animal Husbandry Padjadjaran University Kabupaten Sumedang was started in July 2014 to August 2014. The aim of the research were to know influence of electrolyte balance and electrolyte balance level which gave better influence to protein content and fatty liver of duck. The Research was using experimental method. Completely Randomized Design/RAL with 6 kind of treatment and 4 times repeater. The treatment given is to pay attention to electrolyte balance on rations that is R1 100 mEg/kg, R2 150 mEg/kg, R3 200 mEg/kg, R4 250 mEg/kg, R5 300 mEg/kg, R6 350 mEg/kg. Based on the statistic result were tested with using contrast orthogonal method show that electrolyte balance rations gave real influence to protein liver level of duck that is R1 (6.38%), R2 (6.63%), R3 (6.92%), R4 (7.34%),R5 (7.35%)dan R6 (7.36%), but its isn’t gave the real influence to fatty liver level of duck that is R1 (17.31%), R6 (17.58%), R5 (19.69%),R4 (19.75%), R2 (20.25%) dan R3 (22.46%).

(2)

Kadar Protein dan Lemak Hati Itik………Yogi Fauzi Maulana

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2

1. PENDAHULUAN

Itik merupakan ternak unggas penghasil daging dan telur yang cukup potensial disamping ayam. Umumnya, itik masih dipelihara secara tradisional dengan pengembalaan. Seiring dengan semakin sempitnya areal penggembalaan, kemudian permintaan daging dan telur itik yang semakin meningkat maka pola pemeliharaan mulai berubah dari sistem tradisional ke sistem intensif dengan cara dikandangkan.

Akses ditempat berair bagi itik punya peran sangat penting, diantaranya sebagai termoregulator dan dapat mengalami stress panas apabila tidak cukup air untuk membasahi tubuhnya (Rodenburg, 2005).

Stress panas pada ternak akan mempengaruhi keseimbangan elektrolit dan mempengaruhi asam basa dalam cairan tubuh. Keseimbangan elektrolit cairan tubuh menjadi terganggu, kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan itik, dan dapat mengganggu proses pembentukan kerabang telur pada itik periode bertelur.

Jaringan hati merupakan organ yang berperan penting dalam metabolisme lipid dan protein. Metabolisme biomolekul saling berinteraksi, dapat saling menunjang dan menghambat. Aktivitas metabolisme lipid (kolestrol, lemak) dan protein didalam sel-sel jaringan hati dapat menjadi indikator pertumbuhan jaringan otot dan produksi telur.

Berdasarkan uraian diatas penulis tetarik untuk melakukan penelitian mengenai kadar protein dan lemak hati Itik pada imbangan elektrolit ransum yang dipelihara dengan kondisi minim air.

2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Ternak Percobaan

Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu dan dialokasikan ke dalam 24 unit kandang masing-masing sebanyak 5 ekor. Itik diberi 6 perlakuan ransum yang diulang 4 kali. Itik tersebut dipelihara selama 2 bulan.

Kandang dan Perlengkapan

Kandang yang digunakan dalam penelitian 24 unit dan setiap unitnya terbuat dari bilah bambu dengan ukuran panjang 90 cm, lebar 60, dan tinggi 50 cm untuk kapasitas 5 ekor. Setiap kandang diberi nomor sesuai perlakuan dan ulangannya. Lampu listrik yang digunakan dalam peneiltian ini berukuran 60 watt sebanyak 24 buah untuk 24 unit kandang diletakan dengan jarak awal sekitar 15 cm diatas permukaan litter yang berfungsi sebagai penerangan maupun induk buatan. Lampu listrik mulai dinyalakan pada hari pertama dan dinaikkan setiap satu minggu sekali secara bertahap. Listrik dimatikan setelah itik tumbuh bulu sempurna pada umur tiga minggu. Kandang dilengkapi dengan tempat ransum (round feeder), tempat air minum (round waterer).

Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tempat ransum (round feeder) dan air minum (round waterer).

2) Timbangan untuk menimbang ransum 3) Termos es untuk menyimpan hati itik

(3)

Kadar Protein dan Lemak Hati Itik………Yogi Fauzi Maulana

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 3

5) Pisau untuk memotong dan membedah itik. 6) Kertas label.

Ransum Penelitian

Selama penelitian ransum yang diberikan adalah ransum yang telah ditambah imbangan elektrolit berbentuk crumble. Untuk mengetahui komposisi zat-zat makanan dan energi metabolis bahan pakan penyusun ransum dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Bahan Pakan Percobaan

BahanPakan PK EM Ca P Lys Met SK LK

……….(%)……… Jagung 9,00 3370 0,22 0,17 0,26 0,18 2,05 3,90 Bk. Kedelai 47,00 2700 0,32 0,29 2,69 0,62 6,00 0,90 Tp. Ikan 50,00 3080 5,11 2,88 4,51 1,63 1,00 10,00 Dedak padi 12,00 2200 0,12 1,50 0,00 0,00 12,00 13,00 NH4Cl - - - - Na2CO3 - - - - CaCO3 0,00 0,00 40,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Topmix 0,00 0,00 0,00 0,00 0,30 0,30 0,00 0,00 DCP 0,00 0,00 23,30 18,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Metionin 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 90,00 0,00 0,00 NaCl - - - - Keterangan :

 Hasil Analisa Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Bahan Pakan Ternak Fakultas PeternakanUniversitas Padjadjaran Tahun 2010.

 PK : Protein kasar.  EM : Energi Metabolis.  Ca : Kalsium.  P : Phospor.  Lys : Lysin.  Met : Metionin.  SK : Serat Kasar.  LK : Lemak Kasar. Peubah yang Diamati

1. Kadar Protein (%)

Persentasi kadar protein dapat dihitung menggunakan metode micro kjeldahl dengan prinsip, mencari berat sampel, normalitas HCl dan milliliter HCl yang terpakai dengan melalui tiga tahap yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Setelah berat sampel, Kadar normalitas HCl dan mililiter HCl yang terpakai telah diketahui maka protein kasar dapat dihitung persentasinya. 2. Lemak (%)

Presentasi kadar lemak dapat dihitung menggunakan metode ekstraksi soxhlet dengan prinsip, sampel lemak diekstraksi dengan pelarut lemak. Setelah pelarutnya diuapkan, lemak dapat ditimbang dan dihitung presentasinya.

(4)

Kadar Protein dan Lemak Hati Itik………Yogi Fauzi Maulana

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik

Rata-rata kadar Protein hati itik yang diberikan imbangan elektrolit ransum disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Contras test orthogonal pengaruh perlakuan terhadap kadar protein hati Perlakuan Rata–rata protein hati itik

(%) Signifikasi R1 6,38 a R2 6,63 b R3 6,92 c R4 7,34 c R5 7,35 c R6 7,36 c

Keterangan : Berdasarkan alphabet yang berbeda menandakan signifikan P<0,05 sedangkan alphabet yang sama menujukan hasil non signifikan P>0,05.

Hasil uji kontras orthogonal menunjukkan bahwa kadar elektrolit 200 mEq/kg ransum (R3) nyata lebih tinggi (p<0,05) yaitu 6,92% dibandingkan dengan perlakuan R2 dan R1, namun tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan kadar protein hati pada kelompok itik yang mendapat kadar elektrolit 250 mEq/kg (R4), 300 mEq/kg (R5) dan 350 mEq/kg (R6).

Hasil penelitian ini juga menujukan bahwa itik yang diberi ransum dengan imbangan elektrolit mulai 100 mEq/kg sampai 200 mEq/kg menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan kadar protein dalam hati itik yang signifikan. Pemberian elektrolit dengan kadar melebihi 200 mEq/kg (R3) tidak lagi menunjukan peningkatan protein dalam hati.

Pengaruh keseimbangan elektrolit terhadap kadar protein hati dapat disebabkan karena pemberian elektrolit mempengaruhi keseimbangan kadar elektrolit dalam cairan tubuh. Keseimbangan elektrolit yang berubah pada gilirannya akan berdampak terhadap kinerja fisiologik secara keseluruhan dalam regulasi nutrien, baik makromolekul (protein dan lemak), maupun mikromolekul. Kim dkk. (2015) mengemukakan bahwa darah merupakan cairan ekstraselluler tubuh yang harus dipertahankan konsentrasi elektrolitnya, oleh karena itu keseimbangan elektrolit ini dipertahankan melalui mekanisme fisiologik ginjal. Gangguan terhadap keseimbangan ini sebagai dampak asupan elektrolit yang berlebihan, menyebabkan regulasi nutrisi dalam tubuh menjadi terganggu. Gangguan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kematian sel dan menurunnya permeabilitas membran sel.

Apabila dikaitkan dengan peningkatan protein hati seiiring dengan pemberian ransum dengan keseimbangan 100 hingga 200 mEq/kg dan begitu pula pada level 200 – 350 mEq/kg, dapat diasumsikan bahwa pemberian elektrolit dalam rentang level tersebut termasuk keseimbangan yang tinggi. Kondisi ini terkait dengan terjadinya kematian atau kerusakan sel-sel ginjal sehingga kemampuan filtrasinya mengalami penurunan. Sebagai dampaknya, elektrolit dalam cairan tubuh juga banyak yang disekresikan melalui urine.

Kadar protein hati tetap tinggi namun tidak menunjukkan rata-rata yang signifikan setelah diberi ransum dengan keseimbangan elektrolit ≥ 200 mEq/kg (R3) disebabkan oleh peningkatan kerusakan sel-sel glomerulus ginjal. Kerusakan sel-sel glomerulus berdampak terhadap menurunnya filtrasi dan reabsorbsi protein albumin di ginjal untuk dikembalikan dan dimetabolis di dalam sel-sel hati. Socha dkk. (2002) menujukkan kerusakan sel-sel glomerulus dan tubulus dengan paparan elektrolit yang berlebih. Kerusakan ini berdampak terhadap

(5)

Kadar Protein dan Lemak Hati Itik………Yogi Fauzi Maulana

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 5

meningkatnya biomolekul yang terekskresikan melalui urine, sebaliknya sirkulasi biomolekul kembali ke jaringan mengalami penurunan.

.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Lemak Hati Itik

Rata-rata kadar lemak hati itik yang diberikan imbangan elektrolit ransum disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Persentase Kadar Lemak Hati Itik

Ulangan

Perlakuan

R1 R2 R3 R4 R5 R6

……...……….(%)……...……… Rata-Rata 17,31 20,25 22,46 19,75 19,69 17,58 Keterangan : R1: Ransum dengan keseimbangan elektrolit 100 mEq/kg

R2: Ransum dengan keseimbangan elektrolit 150 mEq/kg R3: Ransum dengan keseimbangan elektrolit 200 mEq/kg R4: Ransum dengan keseimbangan elektrolit 250 mEq/kg R5: Ransum dengan keseimbangan elektrolit 300 mEq/kg R6: Ransum dengan keseimbangan elektrolit 350 mEq/kg

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbedanyata (P>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian ransum dengan imbangan elektrolit yang berbeda tidak memberikan respon yang berbeda terhadap rata-rata kadar lemak hati itik percobaan. Berdasarkan hasil ini dapat diasumsikan bahwa fenomena fisiologis yang terjadi dengan pemberian elektrolit memberi dampak yang tidak sejalan dengan respon tubuh terhadap kadar protein hati.

Beberapa penjelasan ilmiah yang dapat diuraikan dengan tidak terjadinya peningkatan atau penurunan yang signifikan terhadap kadar lemak hati dengan pemberian level elektrolit yang berbeda. Uraian penjelasan tersebut antara lain fenomena elektrolit terkait dengan fungsi ginjal dalam mempertahankan osmolaritas cairtan tubuh dengan lipid (lipoprotein) sebagai trasport lemak dalam tubuh. Transpor lemak dari illium ke sel-sel hati melalui cairan tubuh (darah) dilakukan oleh lipoprotein. Kadar elektolit yang terbaik dalam cairan tubuh dapat meningkatkan transportasi lemak, begitu pula jika kadar elektrolit rendah atau tinggi menyebabkan transoprtasi lemak menurun. Ahmad dkk. (2005) mengemukakan bahwa konsentrasi mineral eletrolit yang tinggi dan rendah menyebabkan afinitas lipoprotein untuk mengikat asam-asam lemak menjadi menurun, ini disebebkan karena tidak terjadi keseimbangan antara kation dan anion cairan tubuh.

Transportasi lemak pada akhirnya akan menuju ke dalam sel-sel hati. Dapat dipastikan bahwa jumlah lemak yang dideposit ke hati akan berdampak dengan rendah dan tingginya kadar elektrolit di dalam cairan tubuh. Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan trend (arah) yang mengindikasikan bahwa imbangan 200 mEq/kg ransum tampaknya merupakan imbangan yang lebih baik dibandingkan imbangan yang lain.

Berdasarkan perseptif statistikal dapat dijelaskan pula bahwa meskipun trendnya menunjukkan hasil yang baik tapi respon objek (ternak) percobaan yang terlalu beragam. Sehingga data bioologik (kadar lemak) yang dihasilkan juga menunjukkan keseragaman yang

(6)

Kadar Protein dan Lemak Hati Itik………Yogi Fauzi Maulana

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 6

rendah. Kondisi ini berarti masih perlu penambahan objek percobaan atau ternak itik yang digunakan sebagai sampel dalam rangka mengurangi keberagaman respon hasil percobaan.

Selain masalah afinitas lipoprotein terhadap lemak yang menyebabkan ganggunan transportasi lemak menuju sel-sel hati. Faktor lain yang turut berperan adalah perubahan profil albumin sebagai dampak penurunan dan peningkatan elektrolit cairan tubuh, secara keseluruhan kadar protein hati dipengaruhi oleh perubahan profil albumin, seperti telah dijelaskan pada sub pembahasan sebelumnya. Perubahan profil atau trend kadar protein dan lemak yang relatif sama. Terkait dengan kadar lemak, dapat dijelaskan bahwa albumin sesungguhnya memainkan peranan yang besar terhadap transportasi lemak, karena asam-asam lemak tidak jenuh diangkut ke dalam hati oleh transporter albumin.

Diketahui bahwa paparan elektrolit telah memberikan dampak terhadap perubahan albumin (sebagaimana dijelaskan pada pembahasan sebelumnya). Li dkk. (2013) melaporkan bahwa ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh menyebabkan perubahan terhadap metabolisme secara keseluruhan, peningkatan nitrogen dan perubahan kadar albumin dan penurunan asam-asam lemak dalam darah dan jaringan hati.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

Itik yang diberi ransum dengan imbangan elektrolit sampai dengan 200 mEq/kg (R3) memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar protein hati itik namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar lemak hati itik. Tingkat pemberian imbangan elektrolit 200 mEq/kg memberikan pengaruh terbaik, karena dapat mempertahankan kadar protein dan lemak hati itik tetap tinggi.

Ucapan Terimakasih

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing utama, Andi Mushawwir, SPt., M.P. dan kepada pembimbing anggota, Denny Rusmana, SPt., M.Si., yang telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan mengarahkan penulis dalam penulisan jurnal ini. Terima kasih kepada para dosen pembahas, yaitu Dr. Ir. Rachmat Wiradimadja, MS., Dr. Ir. Diding Latipudin, M.Si. dan Endang Sujana, S.Pt., M.P., yang telah memberikan masukan dan saran dalam penulisan jurnal ini.

Daftar Pustaka

Ahmad, T., M. Sarwar, M. U. Nisa, A. U. Haq and Z. U. Hasan. 2005. Influence of varying sources of dietary electrolytes on the performance of broilers reared in a high temperature environment. Anim. Feed Sci. Technol. 120:277-298.

Kim, Y.I., J. M. Park, Y. H. Lee, M. Lee, D. Y. Choi, dan W. S. Kwak. 2015. Effect of By-product Feed-based Silage Feeding on the Performance, Blood Metabolites, and Carcass Characteristics of Hanwoo Steers (a Field Study). Asian Australas. J. Anim. Sci. 28:180-187.

Li, J. W., X. P. Wang, C. Y. Wang, Y. L. Zhu, and F. C. Li. 2013. Effects of Dietary Electrolyte Balance on Growth Performance, Nitrogen Metabolism and Some Blood Biochemical Parameters of Growing Rabbits. Asian Australas. J. Anim. Sci. 26:1726-1731.

(7)

Kadar Protein dan Lemak Hati Itik………Yogi Fauzi Maulana

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 7

Rodenburg TB, Bracke MBM, Berk J. 2005. Welfare Of Ducks in Eropean duck husbandry systems. Word’s Poultry Science Jurnal. 6 1 (4): 633-646.

Socha, M. T., S. M. Ensley, D. J. Tomlinson and B. Johnson. 2002. Variability of water consumption and potential impact on animal performance. In: Proceedings of California Animal Nutrition Conference, Fresno, CA. hal. 81-91.

Gambar

Tabel 1. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Bahan Pakan Percobaan
Tabel 2. Contras test orthogonal pengaruh perlakuan terhadap kadar protein hati  Perlakuan  Rata–rata protein hati itik
Tabel 3. Rataan Persentase Kadar Lemak Hati Itik

Referensi

Dokumen terkait

Pentingnya pemahaman terhadap kaidah-kaidah fikih ini amat disadari betul oleh para Imam Empat Mazhab (Hanafi, Hambali, Maliki dan Syafií), hal ini dikarenakan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa dosen pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh

Faktor-faktor atau kondisi yang diciptakan oleh suatu negara penerima dalam menarik minat pemodal asing untuk menginvestasikan modalnya, seperti lingkungan ekonomi

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Memainkan Repertoar music populer pada keilmuan yang mendukung mata pelajaran

Perkiraan Tanggal Terakhir perdagangan IDKM di Bursa 24 April 2013 Tanggal Efektif Penggabungan 01 Mei 2013 Perkiraan Tanggal Perdagangan saham di Bursa hasil Penggabungan 06

 Ada sekitar Rp 195 miliar dari proyek infrastruktur, kemudian sekitar Rp 850 miliar dari proyek gedung, sekitar Rp 250 miliar industri precast dari Wika Beton dan sisanya dari

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib. dilengkapi dokumen AMDAL adalah

Pasien memberikan faktur jual dan obat ke Asisten Apoteker kemudian dicek obat apakah obat tersebut sesuai dengan data yang ada di apotek atau tidak