• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DAN MODALTERHADAP PENDAPATAN UKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DAN MODALTERHADAP PENDAPATAN UKM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DAN MODALTERHADAP

PENDAPATAN UKM

Ni Wayan Ana Purnamayanti, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini

Jurusan Manajemen

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

anapurnamayanti@yahoo.com

,

yc9eda@yahoo.com

,

yulianthini_nyoman@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh jumlah (1) pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM, (2 pemberian kredit terhadap modal, (3) pemberian kredit terhadap pendapatan UKM, dan (4) modal terhadap pendapatan UKM. Subjek dalam penelitian ini adalah BPR Nusamba Mengwi, dan objeknya adalah pemberian kredit, modal dan pendapatan UKM. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dengan menggunakan metode kuesioner serta dianalisis dengan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM, (2) pemberian kredit terhadap modal, (3) pemberian kredit terhadap pendapatan UKM, dan (4) modal terhadap pendapatan UKM.

Kata kunci: pemberian kredit, modal, pendapatan UKM.

Abstract

This study aims to obtain verifiable explanatory findings on the effects of (1) credit and capital to UKM income,(2) credit to the capital, (3) credit to the UKM income, and (4) the capital to UKM income. The subjects in this study was BPR Nusamba Mengwi, and the object was credit, capital and UKM income. The type of data collection was quantitative data using a questionnaire and analyzed by using path analysis. Results showed (1) there is a positive and significant effect credit and capital to UKM income, (2) credit to capital, (3) credit to UKM income, and (4) capital to UKM income.

Keywords : credit, capital, UKM income.

PENDAHULUAN

Industri kecil merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia dan sudah terbukti bahwa dalam kondisi ekonomi yang sulit industri kecil menengah justru lebih mampu bertahan hidup, untuk itu usaha kecil menengah perlu dikembangkan, salah satunya dengan cara menambah modal mereka. Sedikitnya ada dua definisi usaha berskala kecil yang dikenal di Indonesia.Pertama, definisi usaha kecil menurut

Undang-Undang No.9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.Undang-Undang No.9 Tentang Usaha Kecil tersebut menjelaskan bahwa usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal 1 miliar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 juta (diluar tanah dan bangunan yang ditempati).Definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berikutnya didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik

(2)

(BPS) Indonesia.BPS mendeskripsikan besar-kecilnya suatu industri berdasarkan jumlah pekerjaannya.UKM mempunyai peluang pasar yang besar karena selalu ada pasar bagi produksi barang dan jasa mereka, mengingat UKMmerupakan penghasil barang dan jasa khususnya bagi masyarakat golongan menengah kebawahdengan daya beli yang rendah.

Permasalahan dari hampir semua usaha kecil yang tidak bisa berkembang adalah karena kurangnya modal yang mereka miliki, dan kebutuhan dana tambahan dari pihak luar baik itu berupa bantuan dari pemerintah maupun kredit pinjaman dan lembaga keuangan. Sektor UKM juga memiliki kelemahan yang dapat membuat UKM sulit berkembang dibandingkan usaha-usaha besar. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut seperti terbatasnya modal yang dimiliki, manajemen yang lemah, kurangnya pemanfaatan informasi dan teknologi, kurang mampu dalam pemanfaatan jaringan usaha, dan akses ke pasar yang minim. Modal dalam hal pertumbuhan usaha sangat memiliki peran yang cukup besar dalam pendirian usaha kecil. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri seperti cadangan laba yang berasal dari pemilik seperti modal saham. Modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan dijadikan jaminan bagi kreditor,kekurangan modal menyebabkan rendahnya hasil yang diterima (Daniel,2002). Dana yang berasal dari luar adalah modal yang berasal dari kreditur (panyandang dana), modal inilah yang merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan(Bambang Riyanto,1980). Modal yang lemah tidak akan mampu membangun usaha bagi pedagang kecil dan tidak akan mampu mngembangkan usahanya tersebut, karena modal merupakan kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan(Keown, 2000). Cara mengatasi kelemahan UKM dalam hal modal kerja tentu saja pihak perbankan sangat memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan UKM tersebut.

Salah satu kebijakan pemerintah yang telah diterapkan adalah dengan cara mengarahkan sektor perbankan untuk memperluas jangkauan pelayanannya sampai ke wilayah pedesaan dan menjangkau kalangan pengusaha kecil. Sejak adanya pakto 88 (Paket Deregulasi 27 Oktober 1988) pemerintah memberikan peluang yang lebih besar kepada masyarakat umum untuk ikut dalam mengembangkan sektor perbankan.

Lembaga keuangan atau sektor perbankan yang dimaksudkan pemerintah dalam deregulasi tersebut adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dianggap sebagai lembaga keuangan mikro yang mampu memberikan jasa layanan keuangan bagi masyarakat pedesaan.BPR umumnya berfungsi sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit pada masyarakat.

Pada lembaga keuangan mikro dapat menumbuhkan pengusaha-pengusaha kecil di pedesaan, yang pada akhirnya dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan penduduk desa. BPR Nusamba merupakan BPR yang masih memiliki daya tarik tersendiri yaitu kemudahan dalam penyaluran kredit dan juga segmentasi pasar BPR yang memasarkan produknya kepada masyarakat kecil serta UKM sejak dulu. Contoh lembaga keuangan mikro diantaranya usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya, industri makanan dan minuman, industri pengolahan kayu dan rotan,industri pandai besi pembuat alat-alat, usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang peternakan ayam, itik dan perikanan. Berbagai usaha jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek, penjahit (konveksi),dan lain-lain. Berdasarkan hasil survey pendahuluan, maka dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pendapatan pada berbagai bentuk UKM yang terlihat pada Tabel

(3)

Tabel 1. Jumlah Kredit Yang Disalurkan dan Persentase Pendapatan UKM Setelah Menerima Kredit Dari Tahun 2010-2012

Bentuk Usaha UKM Jenis Usaha Dagang Jumlah Kredit yang Disalurkan (Dalam Rupiah) Jumlah Pendapatan Sebelum Menerima Kredit (Dalam Rupiah/Tahun) Jumlah Pendapatan Setelah Menerima Kredit

(Dalam Rupiah/Tahun) Persentase Pendapatan UKM (Dalam %) Perseor angan Sembako 8.000.000 20.500.000 20.250.000 (1,2) Pakaian Jadi 12.000.000 29.200.000 29.000.000 (0,6) Barang Kelontong 4.500.000 19.500.000 21.000.000 7,6 Alat-alat Pancing, Benang 5.000.000 9.600.000 9.200.000 (4,1) Kacamata 6.500.000 8.700.000 8.000.000 (8,0) Kacamata 3.300.000 10.000.000 9.600.000 (4,0) Sembako 10.000.000 17.000.000 17.500.000 2,9 Jual Roti Basah 7.500.000 10.700.000 10.000.000 (6,5) Pakan Ternak 6.000.000 8.500.000 7.970.000 (6,2) Usaha Dagang Perikanan 12.500.000 70.000.000 68.500.000 (2,3) Bahan Bangunan 5.000.000 72.000.000 76.000.000 5,5 Alat Elektronik 9.000.000 38.000.000 37.100.000 (2,3) Makanan dan Minuman 4.000.000 46.000.000 47.000.000 2,1

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan observasi awal yang terlihat pada Tabel 1 terlihat bahwa jumlah pendapatan UKM pada tahun 2012 ada yang mengalami penurunan setelah mendapatkan bantuan kredit. Hal ini terjadi diakibatkan karena modal yang didapat dari kreditnya tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk modal usaha. Melihat situasi tersebut maka hal ini tidaklah sesuai dengan teori dari Kasmir (2011) dan Mubiyanto (1986) yang menyatakan bahwa kredit secara positif dapat meningkatkan pendapatan, karena pemberian kredit dapat menambah modal usaha.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan (eksplanatif) yang teruji tentang pengaruh simultan dan parsial jumlah pemberian kredit dan jumlah modal terhadap pendapatan UKM studi kasus pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat

dalam pengembangan ilmu ekonomi manajemen keuangan. Di samping itu, secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada BPR Nusamba dalam memberlakukan jumlah kredit sehingga dapat tercapainya pendapatan maksimal bagi UKM.

Definisi Bank perkreditan Rakyat Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya. Sedangkan menurut Afiff dan Rekan (1996) Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang fungsinya menerima simpanan dalam bentuk uang dan memberikan kredit jangka pendek untuk masyarakat pedesaan. Demikian pula menurut Manurung (2004) menyatakan, BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk

(4)

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat yait suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana baik itu tabungan, deposito atau bentuk lainnya dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

Anonim (1998) pemberian kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu setelah pemberian bunga. Menurut Wenny Djuarni (2007) merumuskan arti pemberian kredit adalah menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Rachmat Firdaus (2003) menyatakan pemberian kredit merupakan suatu pencatatan dan pengolahan data secara sistematis berupa pinjaman sejumlah uang kepada seseorang berdasarkan perjanjian yang telah disepakati serta diwajibkan untuk melunasi utangnya pada jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetapkan dengan pencatatan data dan informasi secara sistematis. Dari ketiga pakar diatas dapat disimpulkan pemberian kredit adalah sejumlah uang atau tagihan kepada seseorang berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam serta diwajibkan untuk melunasi utangnya pada jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetapkan.

Soewartoyo (1992) menyatakan modal adalah sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan yang terdiri atas modal tetap seperti gedung, pabrik, mesin-mesin dan modal kerja seperti piutang, sediaan barang, sediaan bahan barang, barang setengah jadi, barang jadi. Menurut Gilarso (1993) menyatakan modal sebagai faktor produksi menunjuk pada sarana dan prasarana (selain manusia dan jumlah alam) yang dihasilkan dan digunakan sebagai masukan (input) dalam proses

dan mesin, serta tambahan pada persediaan. Meiji (1993) mengartikan modal sebagai kolektivitas yang terdapat dalam neraca sebelah debit. Dari ketiga pakar diatas disimpulkan modal adalah sejumlah uang atau barang yang digunakan sebagainfaktor produksi dan digunakan sebagai masukan dalam proses produksi.

Tohir (2004) menyatakan pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi. Menurut Boediono (1992) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Purnomo (1993) menyatakan pendapatan adalah semua penghasilan yang diterima setiap orang dalam kegiatan ekonomi dalam satu periode tertentu. Mayers(1983 mengemukakan pendapatan adalah selain dapat dinilai suatu balas jasa juga dapat ditinjau dari pemanfaatan setrategi konsumsi bagi si penerimanya dengan mengurangi harta yang dimilikinya dalam periode tertentu. Dari ketiga pakar diatas disimpulkan pendapatan adalah hasil dari penjualan baik itu berupa uang atau barang yang diterima dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi.

Menurut (M.Tohar,1999) definisi usaha kecil dari berbagai segi tersebut adalah sebagai berikut: (1) Berdasarkan Total Asset yaitu pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 ( dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha, (2) Total Penjualan Bersih per Tahun yaitu berdasarkan hal ini pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki hasil total penjualan bersih per tahun paling banyak Rp 1.000.000.000 ( satu miliar rupiah), (3) Berdasarkan Status Kepemilikan yaitu dari segi ini, didefinisikan bahwa pengusaha kecil adalah usaha berbentuk perseorangan, bisa berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang didalamnya termasuk koperasi, (4) Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998: Pengertian usaha kecil yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang

(5)

berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Sedangkan menurut Anoraga (2002) mengemukakan definisi usaha kecil yaitu usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang dilakukan secara turun-temurun. Adapun karateristik usaha kecil yang dikemukakan oleh Anoraga (2002) yaitu: (1) sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar, (2) margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi modal terbatas, (3) pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas, (4) skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mncapai titik efisiensi jangka panjang, (5) kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, baik usaha berbentuk perseorangan, bisa berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang didalamnya termasuk koperasi.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah BPR Nusamba Mengwi, objeknya adalah pemberian kredit, modal dan pendapatan UKM. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif berupa data pemberian kredit, modal dan pendapatan UKM yang bersumber dari BPR Nusamba yang di kumpulkan melalui pencatatan dukumen yang di analisis dengan analisis jalur (path analysis).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil analisis jalur dengan bantuan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS) 16,00 for windows

maka diperoleh hasil penelitian seperti nampak pada Tabel 2, Gambar 1, dan

Tabel 3.

Tabel 2. Hasil Uji Statistika Analisis Jalur Parameter Koefisien p-value Α Keputusan Simpulan Ryx1x2 0,848 0,000 0,05 Menolak

Ho

Ada hubungan pengaruh pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM R2yx1x2 0,719 0,000 0,05 Menolak

Ho

Ada sumbangan pengaruh pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM Px2x1 0,927 0,000 0,05 Menolak

Ho

Ada hubungan pengaruh pemberian kredit terhadap modal Pyx1 0,642 0,000 0,05 Menolak

Ho

Ada hubungan pengaruh pemberian kredit terhadap pendapatan UKM

Pyx2 0,332 0,004 0,05 Menolak

Ho

Ada hubungan pengaruh modal terhadap pendapatan UKM

Pyε2 0,152 Ada hubungan pengaruh di luar x1

(6)

Sumber : Pengolahan Data SPSS

Gambar 1. Diagram Jalur Variabel X1 dan X2 Terhadap Y

Keterangan :

X1 : Pemberian Kredit

X2 : Modal

Y : Pendapatan UKM ε : Faktor lain

Tabel 3. Sumbangan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari X1 dan X2 Terhadap Y

Keterangan Besar Sumbangan %

Pengaruh X1 langsung terhadap Y 0,412 41,2 %

Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2

0,197 19,7 %

Total pengaruh X1 terhadap Y 0,609 60,9 %

Pengaruh X2 langsung terhadap Y 0,110 11,0 %

Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y

0,719 71,9 %

Pengaruh lain terhadap Y 0,281 28,1 %

Total 1,000 100 %

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika analisis jalur dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan ada pengaruh postif dan signifikan pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika analisis jalur pada Tabel 2 menunjukkan jumlah pemberian kredit dan jumlah modal secara berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UKM karena p-value < α. Besar pengaruh pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM yaitu sebesar 71,9%, sedangkan pengaruh variabel lain di luar variabel jumlah pemberian kredit dan modal yaitu sebesar 28,1%. Temuan ini berarti pemberian

kredit dan modal berperan dalam upaya meningkatkan pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Temuan ini juga mengindikasikan masih terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhi pendapatan UKM diluar pemberian kredit dan modal yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Variabel lain yang diduga kuat mempengaruhi pendapatan UKM diluar pemberian kredit dan modal yang memerlukan penelitian lebih lanjut yaitu (a) biaya operasional, dan (b) suku bunga kredit.

Hasil perhitungan uji statistika menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit terhadap modal pada BPR Nusamba Mengwi”. Berdasarkan hasil perhitungan uji ρx2x1 = 0,927 Ryx1x2 = 0,848 R2yx1x2 = 0,719 X1 X2 Y ρyε = 0,152 ρyx2 = 0,332 ρyx1 = 0,642

(7)

statistika analisis jalur menunjukkan pemberian kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap modal karena p-value < α. Temuan penelitian ini berarti pemberian kredit berperan dalam upaya meningkatkan modal dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 92,4% dan besar sumbangan pengaruh sebesar 85,3%.

Hasil perhitungan uji statistika menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika analisis jalur menunjukkan pemberian kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UKM karena p-value < α. Temuan hasil penelitian ini berarti pemberian kredit berperan secara langsung dalam upaya meningkatkan pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 64,2% dan besar sumbangan pengaruh langsung sebesar 41,2%. Temuan hasil penelitian ini berarti pemberian kredit secara langsung berperan positif atau meningkatkan pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui modal sebesar 19,7%. Sehingga total pengaruh pemberian kredit terhadap pendapatan UKM sebesar 60,9%.

Hasil perhitungan uji statistika menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika analisis jalur menunjukkan jumlah modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UKM karena p-value < α. Temuan penelitian ini berarti modal berperan dalam upaya meningkatkan pendapatan UKM dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 33,2% dan besar pengaruh sebesar 11,0%.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil

penelitian ini konsisten dengan pernyataan teoritik dari Mulyono (1987) dan Simorangkir (2005) yang mengatakan bahwa dengan adanya pemberian kredit serta modal yang tinggi akan mampu meningkatkan pendapatan usaha kecil, karena tingginya tingkat pemberian kredit yang ada akan mampu menambah modal kerja dari suatu usaha sehingga berpengaruh pada pendapatan usahanya. Temuan hasil ini juga didukung temuan empiris oleh Setiawina (2005) yang mengatakan bahwa pemberian kredit dan modal berpengaruh positif terhadap penghasilan kotor UKM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit terhadap modal pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil penelitian ini konsisten dengan pernyataan teoritik dari Mulyono (1987) yang mengatakan bahwa jumlah kredit memiliki hubungan terhadap jumlah modal, dimana semakin tinggi jumlah kredit yang diberikan maka perusahaan akan semakin mampu menambah modal dalam mengembangkan usahanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan pernyataan teoritik dari Kasmir (2011) yang menyatakan bahwa “kredit secara positif dapat meningkatkan pendapatan, karena pemberian kredit dapat menambah modal usaha”. Begitu juga dengan teori dari Summit (1997) yang mengungkapkan bahwa pemberian kredit mikro adalah program jumlah kredit berjumlah kecil kepada usaha kecil untuk membiayai kegiatan produktif yang dia kerjakan sendiri agar menghasilkan pendapatan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2006) yang mengatakan bahwa Kredit yang diberikan berpengaruh positif terhadap peningkatan laba usaha kecil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan pernyataan teoritik dari

(8)

modal mempunyai hubungan terhadap pendapatan, dimana jumlah modal yang dimiliki mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian teoritik dari Tohan (2000) yang menyatakan modal usaha yang tinggi merupakan cara yang paling efisien untuk mempertahankan arus usaha dan mampu mempengaruhi pendapatan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiyatmi (2009) yang mengatakan bahwa penggunaan modal kerja berpengaruh terhadap pendapatan industri kecil.

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut. Ada pengaruh positif dan signifikan: (1) pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM, (2) pemberian kredit terhadap modal, (3) pemberian kredit terhadap pendapatan UKM, dan (4) modal terhadap pendapatan UKM.

Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan (1) Peneliti yang berminat untuk mendalami bidang teori manajemen keuangan diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kausal antara pemberian kredit, jumlah modal dan pendapatan UKM dengan menggunakan metode yang sama pada perusahaan yang berbeda. Hal ini berguna untuk menguji keberlakuan temuan model hubungan kausal dalam skripsi ini secara lebih luas (2) Peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengkaji hubungan struktural variabel lain yang diduga kuat mempengaruhi pendapatan. UKM yaitu (a) biaya operasional, dan (b) suku bunga kredit (Boediono, 1992), dan (3) Bagi BPR Nusamba Mengwi disarankan agar: (1) meningkatkan jumlah pemberian kredit untuk kredit usaha kecil, (2) menurunkan suku bunga bank, dan (3) menyalurkan modal ke masyarakat.

Anonim. 1998. Undang-Undang Perbankan No 10 Tentang Pemberian Kredit. Jakarta.

Boediono. 1992. Ekonomi mikro. Yogyakarta: Fakultas Universitas Gajah Mada.

---,1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi Seri Sinopsis Pengantar Ilmu ekonomi. Edisi 1, Cetakan Ke 5. Yogyakarta: BPFE.

Daniel, M. 2002. Pengantar ekonomi pertanian. Jakarta: Bumi Aksara. Gilarso T. 1993. Pengantar Ekonomi

Mikro. Yogyakarta: Kanisius. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

---, 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

---, 2004. Manajemen Perbankan

Jakarta: Raja Grafindo Persada. ---, 2004. Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

---, 2008. Dasar-Dasar Perbankan.

Jakarta: RajaGrafindo Persada. ---, 2008. Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

---, 2010. Managemen Perbankan.

Edisi 9. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Manurung Jonni J., dan Adler H. Manurung. 2004. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Setiawina, Djinar .2005. Pengaruh Jumlah Kredit Terhadap Peghasilan UKM di Kabupaten Klungkung

(9)

S. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4.Yogyakarta: Liberty.

Simorangkir, O.P. 2005. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Bogor: Ghalia Indonesia. ---, 1989. Kamus Perbankan.

Cet. 2. Jakarta : Bina Aksara.

Tohar. 1999. M Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Wiyatmi, Ari. 2009. Pengaruh Modal Kerja

Terhadap Pendapatan Industri Kecil Getuk Goreng di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

Gambar

Tabel  1.  Jumlah  Kredit  Yang  Disalurkan  dan  Persentase  Pendapatan  UKM  Setelah  Menerima Kredit Dari Tahun 2010-2012
Tabel 3.  Sumbangan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari X 1  dan X 2  Terhadap Y

Referensi

Dokumen terkait

Maju dapat diartikan sebagai kondisi kemakmuran masyarakat Kabupaten Sekadau yang terlihat pada terpenuhinya hak-hak dasar warga negara secara adil

Pada badan buah dan tangkai jamur tiram putih yang ditanam pada jerami padi yang diberi diazinon berlebihan (sampel D 2 ) ditemukan diazinon, tetapi tidak ditemukan

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar 9

Mode 1 sampai mode 4 yang mewakili 90% dari total variansi cukup baik menggambarkan variabilitas tinggi gelombang di Titik B yang terlihat dari dekatnya nilai data

Bapak Anton sebagai pemilik RM. Bakmi Rasa belum menetapkan Christian sebagai calon suksesor secara resmi, karena untuk penetapan secara resmi akan dilakukan

Jawaban atas pertanyaan berikut digunakan untuk menjelaskan senjangan anggaran yang dapat terjadi dalam penyusunan anggaran pada organisasi tempat Bapak/Ibu bekerja saat ini.

Dasar Ilmu Pen an Proses Baha Juli 2012 bel coaxial RF buatan Ea elektrikal se Input AC Supply Power Fact Efficiency Output DC Output DC Output Gambar 9. BIRD Direc Gambar

Menurut beberapa narasumber, gerak atau sekaran ini merupakan gerak yang sering dilakukan dalam sajian canthangbalung, karena selain bentuknya dirasa unik dan