11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abu Naim
(2009)
16diketahui bahwa jenis perkebunan menentukan tingkat keanekaragaman
serangga. Perkebunan organik merupakan perkebunan yang dikelola secara
alami sehingga keanekaragaman makhluk hidup masih tinggi dibandingkan
dengan perkebunan anorganik yang merupakan perkebunan dikelola dengan
bantuan zat kimia sehingga membatasi serta menekan keanekaragaman makhluk
hidup lain, sehingga perbandingan tingkat keanekaragaman serangga pada
perkebunan organik dan anorganik memiliki perbandingan 70% banding 30%.
Penelitian yang juga dilakukan oleh Akhmad Rizali (2000)
17bahwa
semakin banyak varietas tanaman pada areal persawahan maka tingkat
keanekaragaman jenis serangga akan semakin tinggi, sehingga pada lahan
agroekosistem selalu saja erat kaitannya dengan keberadaan serangga. Serta
penelitian yang dilakukan oleh Darwis Martinus Tarigan (2011)
18bahwa tingkat
keanekaragaman serangga pada satu jenis tanaman perkebunan komersil
tergolong sedang (2,78).
16 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009.
17
Akhmad Rizali, Keragaman Serangga dan Peranannya Pada Daerah Persawahan Di Taman Nasional Gunung Halimun Desa Malasari Kabupaten Bogor Jawa Barat, Skripsi, Bogor : Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian IPB, 2000.
18 Darwis Martinus Tarigan, Keanekaragaman Serangga pada Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis JACQ.) di Kebun Huta Padang, Skripsi, Medan : Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USU, 2011.
12
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melihat lebih
lanjut ordo-ordo serangga yang berada pada wilayah agroekosistem Kelurahan
Kalampangan Kota Palangka Raya.
Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu
adalah terletak pada identifikasi serangga sebagai variabel penelitian. Fokus
penelitian terdahulu adalah melihat perbandingan tingkat biodiversitas serangga
pada perkebunan organik dan anorganik, serta melihat jenis serangga pada areal
persawahan dan perkebunan komersial.
Penelitian yang penulis lakukan adalah hanya untuk mengidentifikasi
ordo serangga serta mengetahui habitat serangga pada wilayah agroekosistem
Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya, sehingga
hal tersebut menjadi perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian
yang dilakukan.
Kesamaan variabel dalam penelitian yang dilakukan dengan penelitian
sebelumnya adalah merupakan kelanjutan dalam upaya ingin mengetahui ordo
serangga di wilayah agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kecamatan
Sebangau Kota Palangka Raya.
13
B.
Deskripsi Teoritik
1.
Konsep Biodiversitas
Biodiversitas mencakup keseluruhan ekosistem. Konsep tersebut
mencoba untuk menekan variasi habitat yang diterapkan pada suatu area.
Biodiversitas meliputi seluruh jenis variasi alam seperti tingkat molekular
dan genetis hingga ke tingkat spesies dan bahkan subspesies.
19Keanekaragaman jenis adalah konsep variabilitas makhluk-makhluk
hidup yang diukur terhadap seluruh spesies yang ada atau di kawasan
tertentu. Semakin besar ukuran populasi suatu spesies maka semakin besar
pula keanekaragaman di dalamnya.
Keragaman spesies menggambarkan keberadaan spesies yang terdapat
pada suatu wilayah/ biotipe tertentu. Keragaman spesies juga dapat
dievaluasi dengan cara menghitung indeks keragaman. Indeks keragaman
menunjukkan ukuran jumlah ragam jenisnya. Keanekaragaman jenis terdiri
atas dua komponen, yaitu jumlah spesies dan jumlah individu. Jumlah jenis
merupakan kekayaan jenis (
richness species
) dan jumlah individu
merupakan kemerataan jenis (
eveness species
).
19
14
Ukuran keanekaragaman dan penyebabnya mencakup sebagian besar
pemikiran tentang ekologi. Hal itu terutama karena keanekaragaman dapat
menghasilkan kestabilan dan dengan demikian berhubungan dengan
pemikiran sentral ekologi, yaitu tentang keseimbangan suatu ekosistem,
Keanekaragaman dapat dinyatakan dalam indeks keanekaragaman.
20Pengertian keanekaragaman telah banyak ditulis oleh para ahli, seperti
yang dinyatakan oleh Resosoedarmo bahwa keanekaragaman (
Diversity
)
spesies adalah jumlah spesies tumbuhan atau hewan yang hidup pada suatu
tempat tertentu kemudian Ewusie menyatakan bahwa keanekaragaman
berarti keadaan berbeda atau mempunyai berbagai perbedaan dalam bentuk
dan sifat.
Keanekaragaman menurut Pielou adalah jumlah spesies yang ada
pada suatu waktu dalam komunitas tertentu. Southwood membagi
keanekaragaman menjadi keanekaragaman α, keanekaragaman β dan
keanekaragaman γ. Keanekaragaman α adalah keanekaragaman spesies
dalam suatu komunitas atau habitat. Keanekaragaman β adalah suatu ukuran
kecepatan perubahan keanekaragaman spesies dari satu habitat ke habitat
lainnya. Sedangkan keanekaragaman γ adalah kekayaan spesies pada suatu
habitat dalam satu wilayah geografi.
2120Ibid., h. 131-132. 21
15
2.
Deskripsi Tentang Serangga
Serangga adalah hewan berkonstruksi khusus yang memiliki rangka di
luar tubuh, serangga bernapas melalui lubang kecil pada dinding tubuh dan
memiliki organ sensor pada bagian sungut bahkan ada beberapa jenis
serangga memiliki organ sensor pada bagian kaki dan pada bagian perut.
22Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi
sekarang ini. Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan
lainnya dan praktis mereka terdapat dimana-mana. Banyak ahli
mengungkapkan bahwa jumlah keseluruhan jenis-jenis serangga yang
berbeda dapat mencapai 30 juta. Lebih daripada seribu jenis terdapat pada
satu lapangan yang sedang ukurannya, dan populasi mereka sering kali
berjumlah jutaan pada tanah seluas satu acre (4047 m
2).
Ukuran serangga berkisar dari 0,25 sampai 330 mm. Serangga juga
merupakan makhluk berdarah dingin, bila suhu lingkungan menurun maka
suhu tubuh serangga juga akan ikut menurun serta akan membuat proses
fisiologik serangga menjadi lambat, namun ada beberapa serangga yang
mampu bertahan pada suhu beku dalam waktu yang panjang dengan cara
menyimpan
Etilen Glikol
di dalam jaringan saraf.
22 Donald J. Borror, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta : UGM Press, 1992, h. 1.
16
Perkembangan dan siklus hidup pada beberapa serangga mengalami
perubahan struktur tubuh dan mekanisme fisiologinya dari bentuk yang
sederhana hingga bentuk yang sangat kompleks, hal ini disebut dengan
metamorfosis. Perubahan yang terjadi pada serangga umumnya berbeda dari
setiap tingkatnya seperti halnya perubahan yang terjadi dari bentuk telur
kemudian menjadi larva hingga menjadi bentuk yang sempurna.
23Serangga memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Serangga selalu diidentikkan dengan hama dibidang pertanian, disebabkan
banyak serangga yang bersifat merugikan, seperti walang sangit, wereng,
ulat grayak, dan lainnya selain itu serangga juga dapat menjadi sumber
vektor penyakit pada manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat
sebagai hama atau vektor penyakit. Jenis serangga dari kelompok lain seperti
lebah, ulat sutera, kumbang macan, semut dapat menguntungkan manusia.
Serangga juga sangat berperan dalam menjaga daur hidup rantai dan
jaring - jaring makanan di suatu ekosistem. Sebagai contoh apabila larva
serangga yang hidup di perairan jumlahnya sedikit, secara langsung akan
mempengaruhi kehidupan ikan dan komunitas hidup organisme lainnya di
suatu ekosistem sungai atau danau. Di bidang pertanian, apabila serangga
penyerbuk tidak ditemukan maka keberhasilan proses penyerbukan akan
terhambat.
2423Ibid., h. 1-3.
24 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h. 9.
17
a.
Morfologi Serangga
Umumnya tubuh serangga terbagi atas 3 ruas utama tubuh (
Caput
,
Toraks
, dan
Abdomen
). Morfologi Serangga pada bagian kepala, terdapat
mulut, antena, mata majemuk dan mata tunggal. Pada bagian
Toraks
,
ditemukan tungkai tiga pasang dan
Spirakel
. Sedangkan di bagian
abdomen dapat dilihat membran timpani,
Spirakel
, dan alat kelamin.
Pada bagian depan apabila dilihat dari samping dapat ditentukan letak
Frons
,
Clypeus
,
Vertex
,
Gena
,
Occiput
, alat mulut, mata majemuk, mata
tunggal,
Postgena
, dan antena.
Bagian
Toraks
terdiri dari
Protoraks
,
Mesotoraks
, dan
Metatoraks
.
Sayap serangga tumbuh dari dinding tubuh yang terletak
Dorso-Lateral
antara
Nota
dan
Pleura
. Pada umumnya serangga mempunyai dua pasang
sayap yang terletak pada ruas
Mesotoraks
dan
Metatoraks
. Pada sayap
terdapat pola tertentu dan sangat berguna untuk identifikasi.
25b.
Keanekaragaman Serangga
Serangga adalah kelompok terbesar dari hewan beruas (
Arthropoda
)
yang berkaki enam. Karena itulah mereka disebut pula
Hexapoda
.
Arthropoda
merupakan filum dengan jumlah anggota terbesar
dibandingkan dengan filum lainnya. Filum ini mencapai sekitar 85% dari
seluruh jumlah anggota kingdom Animalia yang ada. Sedangkan
serangga merupakan hewan dengan jumlah anggota terbesar diantara
kelas lainnya dalam filum
Arthropoda
dan hewan lainnya di dunia.
25
18
Lebih dari 800.000 spesies
Insecta
sudah ditemukan. Terdapat 5.000
spesies bangsa capung (
Odonata
), 20.000 spesies bangsa belalang
(
Orthoptera
), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat
(
Lepidoptera
), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (
Diptera
), 82.000
spesies bangsa kepik (
Hemiptera
), 360.000 spesies bangsa kumbang
(
Coleoptera
) dan 110.000 spesies
bangsa semut dan lebah
(
Hymenoptera
).
26c.
Kelakuan dan Ekologi Serangga
Dalam kehidupannya serangga memerlukan makanan untuk proses
metabolisme pada tubuhnya, makanan adalah satu faktor yang sangat
penting dalam menentukan banyaknya hewan dan tempatnya hidup.
Kelakuan makan serangga, baik itu mengenai apa yang dimakannya dan
bagaimana seekor serangga makan, biasanya menentukan mengenai
kepentingan ekonomik serangga. Kedudukan serangga dalam ekosistem
dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
26 Donald J. Borror, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta : UGM Press, 1992, h. 7.
19
Gambar 2.1 Model Sederhana Aliran Energi Pada Tiga Aras Trofi di
Ekosistem
27Makanan seekor serangga terdiri dari organisme-organisme lain,
tumbuh-tumbuhan atau hewan, hidup atau mati, sehingga mudah untuk
mengklasifikasikan serangga berdasarkan kelakuan makan.
281)
Serangga Fitofagus
Serangga –serangga
Fitofagus
(
Herbivor
) merupakan serangga
yang memakan jenis tanaman, serangga fitofagus jumlahnya melebihi
serangga yang makan lainnya. Serangga – serangga fitofagus yang
makan tanaman yang dimakan manusia seringkali menyebabkan
kerugian ekonomi yang besar.
2927 Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga, Malang : UIN-Malang Press, 2008, h. 28. 28Ibid., h. 94. 29 Ibid., h. 95. Mata hari Produsen Tumbuhan (aras trofi I) Konsumen I Herbivora Hama (aras trofi II)
Konsumen II
Karnivora Musuh Alami (aras trofi III)
20
Dalam agroekosistem tumbuhan berperan sebagai produsen
yang menempati aras trofi pertama, serangga fitofagus yang
memakan tanaman menempati aras trofi kedua atau sebagai
konsumen pertama. Berbeda dengan hewan jenis lain yang juga
termasuk dalam pemakan tanaman, serangga yang memakan tanaman
umumnya tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan atau kerugian pada manusia. Karena keberadaanya tidak
disenangi maka serangga pemakan tanaman kemudian dinamakan
hama. Jadi masalah hama adalah masalah yang berorientasi pada
kepentingan manusia, bukan istilah ekologik. Tentunya pembatasan
istilah tersebut juga berarti bahwa tidak semua jenis serangga yang
ada di agroekosistem adalah hama.
30Ada lebih dari 750 jenis serangga pemakan daun yang
mewakili ordo – ordo
Lepidoptera
(kira – kira 400 jenis pada 17
familia),
Hymenoptera
(terutama serangga gergaji), dan
Coleoptera
(kira – kira 50 Jenis pada familia
Chrysomelidae
,
Buprestidae
dan
Curculionidae
) serta ordo
Orthoptera
.
3130 Mochamad Hadi, dkk. Biologi Insekta Entomologi, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009, h.54. 31 Donald J. Borror, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta : UGM Press, 1992, h. 95.
21
2)
Serangga Entomofagus
Serangga
Entomofagus
merupakan serangga yang memakan
jenis serangga lain yang menjadi musuh hama tanaman di alam.
Dalam keadaan seimbang alami terjadilah keseimbangan alami antara
populasi hama dan musuh alami hama tersebut.
Musuh alami hama terdiri atas golongan
Parasitoid
, dan
predator. Kedua kelompok organisme tersebut sering disebut sebagai
agen hayati. Adapun peranan agen hayati tersebut untuk
mengendalikan populasi hama secara alami, agar populasi hama
tersebut tidak meningkat sampai pada tingkat yang merugikan secara
ekonomi. Dalam kaitannya dengan hal tersebut timbul istilah
pengendalian hayati atau
Biological Control
yang berarti suatu usaha
pengendalian hama dengan menggunakan atau memanfaatkan musuh
alami hama tesebut.
Serangga
Parasitoid
adalah serangga yang hidupnya
menumpang pada atau di dalam tubuh inangnya dengan menghisap
cairan tubuh inang tersebut untuk keperluan hidupnya.
Serangga
Entomofagus
tercakup dalam ordo – ordo
Diptera
,
Coleoptera
dan
Hymenoptera
, yang meliputi jenis
Sarcophagidae
,
Pyrgotidae
,
Pipunculidae
,
Acroceridae
, dan
Bombylidae
. Serta ordo
– ordo lain adalah parasit – parasit
Entomofagus
, seperti
Strepsiptera
,
Meloidae
, dan
Rhipiphoridae
.
3222
3)
Serangga Saprofagus
Serangga
Saprofagus
adalah serangga yang makan
tumbuh-tumbuhan yang mati atau yang membusuk atau bahan-bahan hewani
seperti bangkai, tinja, reruntuhan daun-daun, dan batang kayu yang
mati. Bahan-bahan ini sering menunjang populasi serangga yang
besar. Tidak semua serangga yang ada dalam bahan yang busuk
makan bahan tersebut, seperti Ordo
Blattaria
,
Isoptera
, dan beberapa
jenis ordo
Coleoptera
.
33d.
Hubungan Serangga Dengan Tanaman
Perbedaan habitat dan cara hidup memungkinkan terjadinya
perbedaan tiap spesies dalam satu kelompok yang hidup bersama dan
mengeksploitasi sumber makanan yang sama dari tanaman sebagai
sumber makanan. Hubungan ini dapat berpengaruh besar terhadap
evolusi dan kelangsungan hidup serangga atau tumbuhan.
Serangga mempunyai jenis yang sangat banyak. Jenis-jenis dari
serangga ini memiliki peranan yang berbeda-beda. Banyaknya peran
serangga dikarenakan serangga merupakan kelompok organsime yang
sensitif dan dapat memperlihatkan gejala terpengaruh terhadap tekanan
lingkungan akibat aktifitas manusia atau akibat kerusakan sistem biotik
(oleh gangguan alam), sehingga terjadi hubungan timbal balik antara
jenis serangga tertentu dan tumbuh-tumbuhan tertentu.
3433Ibid., h. 99.
34
23
Tabel berikut menjelaskan hubungan serangga dengan pohon
menyebabkan variasi besar terhadap keragaman jenis serangga.
Tabel 2.1
Hubungan Antara Serangga dengan Pohon
35Jenis Pohon
Total
Serangga
Heteroptera
Homoptera
Lepidoptera
Coleoptera
Makro
Mikro
Quercus
spp
.
284
37
10
106
81
50
Betula
spp.
229
12
4
94
84
35
Colylus avellana
73
16
2
18
288
9
Salix
spp
.
266
22
20
100
73
51
Alnus glutinosa
90
14
8
28
27
13
Crataegus
spp
.
149
17
1
64
53
14
Fraxinus excelsior
41
10
2
16
9
4
Pinus xylvestris
91
15
3
10
28
35
Ilex aquifolium
7
0
0
2
2
3
Taxxus baccata
1
0
0
1
0
0
Prunus spinosa
109
4
2
48
43
12
Populux
spp
.
97
8
11
33
26
19
Ulmus
spp
.
84
11
4
33
26
10
Fagus xylvatica
64
4
3
24
16
17
Acer campestre
26
2
2
8
12
2
Carpinus betulus
28
1
0
7
16
4
Juniperus
communis
20
6
0
4
8
2
Tilia
spp
.
31
7
2
15
5
2
Malus
spp
.
93
18
3
21
42
9
Sorbus aucuparia
28
0
1
2
17
8
35 Mochamad Hadi, Udi Tarwotjo, Rully Rahadian, Biologi Insekta Entomologi, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009, h.124
24
e.
Klasifikasi Serangga
Dunia hewan terbagi menjadi 14 fila, dengan dasar tingkat
kekomplekan dan mungkin urutan evolusinya. Karena itu fila hewan
disusun dari filum yang terendah ke filum yang tertinggi.
Pada klasifikasi biologi yang resmi, kelompok – kelompok demikian
disebut taksa (tunggal, takson). Taksa ini disusun oleh pola hirarki,
kategori dan tingkatan yang paling umum dipakai dalam system
klasifikasi zoology adalah sebagai berikut.
Kingdom
Filum
Sub filum
Super Kelas
Kelas
Sub Kelas
Cohort
Ordo
Sub Ordo
Super Famili
Famili
Sub Famili
Suku (Tribe)
Genus
Sub Genus
Spesies
Sub Spesies
Sedang kategori – kategori yang lazim digunakan adalah
Filum, Kelas, Ordo, Famili, Genus dan Spesies, dan kadang – kadang
cukup dengan Ordo, Famili, Genus dan Spesies.
3636
25
Serangga atau
Insecta
termasuk dalam filum
Arthropoda
.
Arthropoda
terbagi menjadi 3 sub filum yaitu
Trilobita
,
Mandibulata
,
dan
Chelicerata
. Sub filum
Mandibulata
terbagi menjadi 6 kelas,
salah satu diantarnya adalah kelas
Insecta
(
Hexapoda
). Sub filum
Chelicerata
terbagi menjadi 3 kelas, sedangkan sub filum
Trilobita
telah punah.
Kelas
Hexapoda
atau
Insecta
terbagi menjadi sub kelas
Apterygota
dan
Pterygota
. Sub kelas
Apterygota
terbagi menjadi 4
ordo, dan sub kelas
Pterygota
masih terbagi menjadi 2 golongan yaitu
golongan
Exopterygota
(golongan
Pterygota
yang metamorfosisnya
sederhana) yang terdiri dari 15 ordo, dan golongan
Endopterygota
(golongan
Pterygota
yang metamorfosisnya sempurna) terdiri dari 3
ordo.
37Pembagian ordo ke famili menurut Borror dkk. adalah sebagai
berikut,
Collembola
(5),
Ephemeroptera
(15),
Odonata
(10),
Orthoptera
(16),
Isoptera
(4),
Plecoptera
(10),
Dermaptera
(4),
Embioptera
(3),
Psocoptera
(11),
Zoraptera
(1),
Mallophaga
(6),
Anoplura
(3),
Thysanoptera
(5),
Hemiptera
(38),
Homoptera
(32),
Neuroptera
(15),
Coleoptera
(124),
Strepsiptera
(4),
Mecoptera
(4),
Trichoptera
(17),
Lepidoptera
(77),
Diptera
(104),
Siphonaptera
(9)
dan
Hymenoptera
(71).
3837Ibid., h. 125-126. 38
26
1)
Ordo Orthoptera (Serangga Bersayap Lurus)
Ciri-ciri ordo
Orthoptera
adalah serangga tersebut memiliki
satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut
tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan
sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan
tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar. Umumnya ordo
27
daerah-daerah kering seperti rerumputan pepohonan dan tanah
kering. Banyak diantara jenis dari ordo
Orthoptera
yang menjadi
hama tanaman pertanian serta bersifat sebagai
Predator
.
Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai
belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau
mengusir saingannya. Hewan betina mempunyai
Ovipositor
pendek
dan dapat digunakan untuk meletakkan telur serta bertipe mulut
penggigit.
Contoh jenis serangga dari ordo
Orthoptera
adalah, Belalang
(
Dissostura sp
), belalang ranting (
Bactrocoderma aculiferum
),
belalang sembah (
Stagmomantis sp
), kecoak (
Blatta orientalis
),
gangsir tanah (
Gryllotalpa sp
) dan jangkrik (
Gryllus sp
).
39Gambar 2.2 Morfologi dari Beberapa Kelompok Orthoptera
4039 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h. 13.
40
28
2)
Ordo Odonata
Ciri-ciri
Odonata
adalah serangga tersebut mempunyai dua
pasang sayap, tipe mulut mengunyah, bermetamorfosis tidak
sempurna, terdapat sepasang mata majemuk yang besar, memiliki
antenna yang pendek serta larva hidup di air dan bersifat
Karnivora
. Habitat
Odonata
menyebar luas, di hutan-hutan, kebun,
sawah, sungai dan danau, hingga ke pekarangan rumah dan
lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi pantai hingga
ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Umumnya ordo
Odonata
menyukai tempat-tempat seperti pucuk rumput, perdu dan tanaman
serta aktif pada siang hari ketika matahari bersinar.
Contoh dari kelompok serangga ini adalah, capung (
Aeshna
sp
) dan capung besar (
Epiophlebia
).
41Gambar 2.3 Morfologi dari Beberapa Kelompok Odonata
4241 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h.14.
29
3)
Ordo Hemiptera (bersayap setengah)
Ciri-ciri
Hemiptera
adalah serangga tersebut mempunyai dua
pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput,
bertipe mulut menusuk dan mengisap serta metamorfosis tidak
sempurna. Hidup pada wilayah beriklim hangat serta banyak
tersebar pada daerah yang memiliki banyak tumbuhan karena
makanannya berupa cairan-cairan dari tumbuhan.
Contoh dari kelompok serangga ini adalah, walang sangit
(
Leptocorixa acuta
), kumbang coklat (
Podops vermiculata
), kutu
busuk (
Eimex lectularius
), kepinding air (
Lethoverus sp
).
43Gambar 2.4 Contoh Hewan
Hemiptera
4442 http://biologipedia.blogspot.com (akses 04-08-2013)
43 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h.14-15.
30
4)
Ordo Homoptera (bersayap sama)
Ciri-ciri
Homoptera
adalah serangga tersebut memiliki tipe
mulut mengisap, mempunyai dua pasang sayap, sayap depan dan
belakang sama, bentuk transparan, bermetamorfosis tidak
sempurna. Ordo
Homoptera
memakan bagian-bagian tanaman,
sehingga banyak ditemukan pada areal yang banyak terdapat
tumbuhan.
Contoh serangga dalam kelompok ini adalah tonggeret
(
Dundubia manifera
), wereng hijau (
Nephotetix apicalis
), wereng
coklat (
Nilapervata lugens
), kutu kepala (
Pediculushumanus
capitis
), kutu daun (
Aphid sp)
.
45Gambar 2.5 Contoh Hewan
Homoptera
4644 http://biologipedia.blogspot.com (akses 04-08-2013)
45
Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h. 15.
31
5)
Ordo Lepidoptera (Bersayap Sisik)
Ciri-ciri
ordo
Lepidoptera
adalah
serangga
tersebut
mempunyai dua pasang sayap yang dilapisi sisik. bermetamorfosis
sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur – larva – kepompong
(
Pupa
) –
Imago
.
Pupa pada
Lepidoptera
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pupa mummi yang bagian badan kepompong terlihat dari luar dan
pupa kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon, bertipe mulut
mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat
dijulurkan.
Ordo
Lepidoptera
dibagi menjadi dua sub ordo, yaitu sub ordo
Rhopalocera
(kupu-kupu siang) contoh serangga kelompok ini
adalah hama daun pisang dan banyak pula terdapat pada tanaman
budidaya.
Sub ordo
Heterocera
(kupu-kupu malam) Kelompok ini sering
juga disebut ngengat hidup aktif pada malam hari jika hinggap
kedudukan sayap mendatar membentuk otot contoh serangga
kelompok ini adalah ulat tanah (
Agrotis ipsilon
), ulat jengkal
(
Plusia signata
) dan kupu ulat sutra (
Bombyx mori
).
4747
32
6)
Ordo Diptera (Serangga Bersayap Dua Buah/sepasang)
Ciri-ciri ordo
Diptera
adalah serangga tersebut mempunyai
sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang berubah
menjadi alat keseimbangan yang disebut
Halter
, mengalami
metamorfosis sempurna, bertipe mulut ada yang menusuk dan
mengisap atau menjilat dan mengisap serta membentuk alat mulut
seperti belalai disebut
Proboscis
. Terdapat pada hampir seluruh
wilayah daratan mulai dari areal persawahan hingga areal
perkotaan, namun akan banyak dijumpai jenisnya pada wilayah
tanaman budidaya karena sebagian besar ordo
Diptera
yang
terdapat pada wilayah tanaman budidaya menghisap cairan-cairn
dari tanaman.
Contoh serangga dalam kelompok ini adalah lalat (Musca
domestica
), nyamuk biasa (
Culex natigans
), nyamuk
Anopheles
,
dan
Aedes
(inang virus demam berdarah).
4848 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h. 18.
33
Gambar 2.6 Hewan Kelompok
Diptera
497)
Ordo Coleoptera (Bersayap Perisai)
Ciri-ciri ordo
Coleoptera
adalah serangga tersebut mempunyai
dua pasang sayap, sayap depan keras, tebal dan mengandung zat
tanduk disebut dengan
Elitra
, sayap belakang seperti selaput,
mengalami metamorfosis sempurna dan bertipe mulut penggigit.
Contoh serangga dalam kelompok ini adalah kumbang kelapa
(
Orytec rhynoceros
) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa
sawit dan lain-lain, kumbang buas air (
Dystisticus marginalis
),
serta kumbang beras (
Calandra oryzae
).
5049 http://biologipedia.blogspot.com (akses 04-08-2013)
50 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h. 19.
34
Gambar 2.7 Hewan Kelompok
Coleoptera
518)
Ordo Hymenoptera (Bersayap Selaput)
Ciri-ciri ordo
Hymenoptera
adalah serangga tersebut
mempunyai dua pasang sayap tipis seperti selaput, bertipe mulut
menggigit, serta makanan umumnya madu.
Contoh dari serangga ordo
Hymenoptera
diantaranya adalah
lebah madu (
Apis mellifera
) dan kumbang pengisap madu
(
Xylocopa
) biasanya melubangi kayu pada bangunan rumah.
5251 http://biologipedia.blogspot.com (akses 04-08-2013) 52
35
Gambar 2.8 Hewan Kelompok
Hymenoptera
533.
Ekosistem Pertanian
Dari sisi ekologi proses produksi pertanian merupakan berbagai
kegiatan pengelolaan ekosistem pertanian atau agroekosistem yang ditujukan
untuk pencapaian sasaran kuantitas dan kualitas produksi sesuai dengan yang
diharapkan, oleh pemilik atau pengelola agroekosistem.
Ekosistem pertanian atau agroekosistem merupakan salah satu bentuk
ekosistem binaan manusia yang pengembangannya dan pemanfaatannya
bertujuan menghasilkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan hidup
manusia.
53
36
Agroekosistem biasanya digerakkan oleh subsidi energi, air dan
materi yang dimasukkan manusia dari luar melalui penerapan teknologi
kimiawi dan mekanik serta pemasukan sumber-sumber gen baru, yang
bertujuan agar diperoleh produktivitas biomassa yang tinggi sesuai dengan
kualitas yang diinginkan manusia.
Strukur agroekosistem didominasi oleh jenis tanaman tertentu yang
dipilih dan dimasukkan oleh manusia dengan tujuan yang umumnya dalam
hal ekonomi, sehingga sebagian besar agroekosistem memiliki diversitas
biotik dan genetik rendah. Agroekosistem merupakan ekosistem yang sangat
sederhana, diversitas rendah sehingga tidak stabil dan lebih sering
mengalami letusan hama, penyakit dan gulma.
54Teori ekosistem dan agroekosistem dapat diterapkan dalam
agroekosistem, namun terdapat beberapa khusus agroekosistem sebagai
berikut :
a.
Kontinuitas agroekosistem biasanya rendah, keberadaannya dibatasi oleh
masa tanam dan perubahan mikroklimat yang disebabkan oleh
pemotongan, pembakaran, aplikasi kimia dan praktek-praktek pertanian
lainnya.
b.
Agroekosistem didominasi oleh tumbuhan yang diseleksi manusia,
banyak diantaranya yang berupa materi genetik impor.
54
37
c.
Tanaman lahan agroekosistem memiliki kesamaan tipe dan umur,
sehingga struktur vegetatifnya seragam, dan peristiwa
Fenologi
terjadi
pada waktu yang sama.
d.
Nutrisi biasanya selalu ditambahkan ke dalam agroekosistem. Kondisi ini
menyebabkan tanaman pertanian secara seragam cenderung
Sukulen
dan
memiliki jaringan yang kaya nutrisi.
Komoditi Tanaman Hortikultura merupakan varian sejenis yang
terbatas dalam jenis tanaman tanpa musim, yang berarti dapat tumbuh dan
menghasilkan pada waktu apapun dan jenis tanaman tersebut tidak dapat
bertahan lama jika disimpan.
55Hortikultura terbagi atas empat macam yaitu: sayur-sayuran,
buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat. Namun perkembangan budidaya
tanaman hortikultura cenderung bersinergi dengan nilai kebutuhan penduduk
serta nilai ekonomi, sehingga pembudidayaan tanaman hortikultura yang
umum dilakukan adalah tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran.
Selain jenis tanaman hortikultura, adapula tanaman yang tergolong
sebagai tanaman yang dapat bertahan lama, dari segi penggunaan serta
penyimpanannya, berbeda dengan hortikultura yang penanamannya
memerlukan kondisi khusus serta sifatnya bermusim, tanaman yang
tergolong palawija dapat di tanam pada waktu kapanpun.
55
38
Tanaman palawija sendiri cenderung merupakan tanaman yang
dipergunakan sebagai bahan pokok, yang termasuk dalam golongan tanaman
palawija adalah kacang-kacangan, umbi-umbian dan yang terpenting adalah
serealia yang menjadi bahan utama kebutuhan pokok masyarakat
Indonesia.
564.
Ekosistem dan Serangga Dalam Kajian Islam
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi akhir
zaman memiliki kompleksibilitas petunjuk yang ditujukan kepada umat
manusia, termasuk juga di dalamnya ayat – ayat tentang penciptaan
serangga.
Beberapa nama serangga yang dijadikan sebagai nama Surat dalam
Al-Qur’an, ada juga beberapa jenis serangga yang dijadikan sebagai
perumpamaan dalam ayat Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan adanya peranan
penting dari serangga terhadap kehidupan alam semesta dan seluruh isinya
termasuk juga di dalamnya manusia.
a.
Ekosistem Dalam Kajian Islam
Agama Islam sangat menghargai keberadaan makhluk hidup yang
ada di muka bumi, bahkan yang menjadi perhatian tidak hanya manusia
tetapi juga binatang seperti tertulis dalam Al-Qur’an Surah al-An’am (6)
ayat 38.
5756Ibid,. h. 170.
57
39
Artinya :
“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpunkan”.
58Perubahan dalam komunitas lingkungan merupakan ciri dari
keberadaan organisme dan lingkungannya, sekaligus sebagai tanda
terjadinya
suatu
interaksi
sesama
populasi
dalam
ekosistem.
Keseimbangan ekosistem yang stabil dan dinamis dapat membawa
kepada kelestarian ekosistem tersebut.
Keseimbangan ekosistem akan terbentuk jika semua komponen
ekosistem membentuk jalinan yang kuat dan saling berintegrasi satu
sama lain, Allah berfirman di dalam Al-Qur’an Surah al-Mulk (67) ayat
3.
58
40
Artinya :
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak
seimbang?”.
59Berdasarkan ayat tersebut di atas, sangatlah jelas bahwa Allah
menciptakan segala sesuatu di muka bumi dengan penuh perhitungan dan
dalam kondisi yang benar-benar seimbangan, dalam kajian ayat tersebut
terdapat urgensi terhadap keseimbangan lingkungan dengan segala aspek
yang alamiah, seperti halnya kehidupan serangga yang memang
diciptakan dengan seimbang atas segala sifat dan kelakuannya, ada
serangga yang menguntungkan ada pula serangga yang merugikan,
semua itu merupakan keseimbangan ekosistem yang sangat mendasar
atas ciptaan Allah SWT. Layaknya sifat serangga ada yang
menguntungkan dan ada pula merugikan juga merupakan pengaplikasian
keseimbangan yang diciptakan Allah SWT.
59
41
b.
Serangga Dalam Kajian Islam
Berangkat dari sifat serangga tersebut, secara jelas Allah berfirman
tentang manfaat yang dibawa oleh serangga dalam surat an-Nahl (16)
ayat 69.
60
Artinya :
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan
dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan)
bagi orang-orang yang memikirkan”.
61Ayat tersebut mengumpamakan seekor lebah yang menyediakan
bermacam jenis makanan yang sangat berguna untuk dimanfaatkan
manusia,
serta
dari
golongan
lebah
juga
berperan
dalam
perkembangbiakan tumbuhan khususnya dalam hal polinasi yang akan
menyebarkan serbuk sari ke kepala putik dan dengan hal tersebut dapat
membantu melestarikan lingkungan.
60 Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga, Malang : UIN-Malang Press, 2008, h. 50. 61
42
Al-Qur’an juga menyebutkan beberapa serangga yang berpotensi
menyebabkan kerusakan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an
Surah al-A’raf (7) ayat 133 dan Surah Saba’ (34) ayat 14
62
Artinya : “Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu,
katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap
menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang
berdosa”.
63
Artinya :
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman,
tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu
kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia
telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau Sekiranya
62 Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga, Malang : UIN-Malang Press, 2008, h. 54-58. 63
43
mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan
tetap dalam siksa yang menghinakan”.
64Rayap berpotensi menyebabkan kerusakan di perumahan dan pada
tanaman
budidaya.
Sedangkan
belalang
dan
kutu
berpotensi
menyebabkan kerusakan tanaman yang dibudidayakan manusia.
65C.
Kunci Determinasi Ordo-ordo Serangga
Menentukan jenis serangga dapat dilakukan dengan banyak cara,
diantaranya dengan melihat dari struktur morfologi, habitat, kehidupan serta
makanan serangga itu sendiri. Dalam penentuannya telah banyak para ahli yang
telah membuat ciri – ciri khusus untuk menentukan jenis serangga tersebut.
Penentuan jenis serangga dapat menggunakan kunci determinasi, dimana
dalam kunci determinasi telah ada penjabaran terhadap ciri-ciri morfologi
serangga sehingga dengan menggunakan kunci determinasi akan dapat
menentukan jenis serangga.
661.
(a) Serangga bersayap………. 2
(b) Serangga
tidak
bersayap
atau
sayap
mengecil
(
Vestigial
)………..
23
2.
(a) Sayap hanya satu pasang (2 buah)………. 3
(b) Sayap dua pasang (4 buah)……… 5
3.
(a) Sayap dengan vena (rangka sayap) seperti jala; halter tidak
ada beberapa lalat sehari………..Ephimeroptera.
(b) Sayap tanpa vena seperti jala; halter ada………... 4
64Ibid.
65 Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga, Malang : UIN-Malang Press, 2008, h. 54. 66
44
4.
(a) Rangka sayap sangat tereduksi (menyusut); filamen kaudal
biasanya ada; kecil; tubuh lunak serangga sisik atau kutu
tanaman………...Homoptera
(b) Sayap dengan rangka sayap membujur dan beberapa
melintang; tanpa filamen kaudal, nyamuk, lalat…...Diptera
5.
(a) Sayap bagian depan mengeras seperti tanduk; tanpa rangka
sayap, saling bertemu membentuk garis lurus ditengah-tengah
punggung dan biasanya menutupi sayap belakang yang
menyelaput (
Membrancus
) (beberapa bentuk memiliki sayap
belakang mengecil atau tidak ada)………
6
(b) Sayap bagian depan tidak seperti di atas………... 7
6.
(a) Abdomen dengan alat tambahan (cerci) seperti pinset/furkula
pada bagian ujung, Cocopet (
Earwigs
)………….Dermaptera
(b) Abdomen tanpa alat tambahan (cerci) seperti pinset/furkula
pada
bagian
ujung,
kumbang-kumbang
penggerek
(
weevils
)………..Coleoptera
7.
(a) Sayap dua pasang dengan struktur yang tidak mirip…………. 8
(b) Sayap dua pasang dengan struktur yang mirip (serupa)……… 10
8.
(a) Sayap depan menyusut membentuk seperti pentungan/gada;
sayap belakang terlipat seperti kipas pada saat istirahat,
serangga bersayap terpuntir………...Strepsiptera
(b) Sayap depan tidak seperti di atas………... 9
9.
(a) Sayap depan mengeras seperti mika atau kulit sampai sekitar
2/3 bagian dan ujungnya (sekitar 1/3 bagian) menyelaput
(
membrancus
) alat mulut penusuk seperti paruh (
beak
)
kepik………Hemiptera
(b) Sayap depan seluruhnya seperti mika (
perkamen
); alat mulut
mengunyah, belalang, jengkrik, dan lain lain…….Orthoptera
10. (a) Sayap sebagian atau seluruhnya sama sekali tertutup oleh
sisik-sisik
yang
sangat
kecil,
ngengat,
kupu-kupu...Lepidoptera
(b) Sayap tembus cahaya (transparan) atau tertutup oleh
rambut-rambut halus………..
11
11. (a) Sayap sangat sempit dan pinggirnya dilengkapi dengan
rumbai-rumbai
yang
panjang;
tubuh
kecil
bulat
memanjang………..Thysanoptera
(b) Sayap tidak seperti di atas………. 12
45
12. (a) Alat mulut menusuk-menghisap berupa paruh (
beak
) muncul
dari bagian belakang kepala dekat pasangan kaki depan,
aphid, wereng daun, dan lain-lain………...Homoptera
(b) Alat mulut tidak berupa paruh yang menusuk-menghisap dan
biasanya terletak di depan kepala………..
13
13. (a) Antena kecil dan seperti bulu……… 14
(b) Antenna sangat menyolok dan beragam bentuknya………….. 15
14. (a) Sayap depan dan belakang memiliki ukuran yang hamper
sama; bagian ujung abdomen tanpa filamen terminal yang
panjang, capung jarum, capung………...Odonata
(b) Sayap depan lebih besar daripada sayap belakang; bagian
ujung abdomen dengan 2-3 filamen terminal yang panjang,
lalat sehari……….Ephimeroptera
15. (a) Sayap
dengan
banyak
pertulangan
membujur
dan
melintang………...
16
(b) Sayap dengan sedikit pertulangan membujur dan melintang
………...
20
16. (a) Tarsi belakang kurang dari 5 ruas (segmen)………. 17
(b) Tarsi belakang sedikitnya 5 ruas………... 18
17. (a) Tarsi 3 ruas; sayap belakang besar atau lebih lebar daripada
sayap depan, lalat batu……….Plecoptera
(b) Tarsi 4 ruas; sayap depan dan belakang ukurannya sama
(tidak jauh berbeda), rayap………Isoptera
18. (a) Kepala
memanjang
menjadi
semacam
paruh,
lalat
kalajengking……….Mecoptera
(b) Kepala tidak memanjang menjadi semacam paruh…………... 19
19. (a) Sayap
tertutup
oleh
rambut-rambut
halus,
lalat
haji……….Trichoptera
(b) Sayap tembus cahaya (
transparan
) dan tidak ditutupi oleh
rambut-rambut halus, undur-undur……….Neuroptera
20. (a) Tarsi 2 atau 3 ruas, sayap kira-kira sama ukurannya (depan
dan belakang)………
21
(b) Tarsi biasanya 5 ruas, sayap depan lebih besar daripada
belakang, semut, tabuhan, tawon………Hymenoptera
21. (a) Ruas tarsi dasar dari kaki depan sangat besar……Embioptera
46
22. (a) Sersi
(
cerci
)
ada;
tubuh
panjangnya
kurang
dari
3mm………..Zoraptera
(b) Sersi tidak ada tubuh panjangnya 3mm atau lebih, kutu
buku……….Psocoptera
23. (a) Abdomen 6 ruas atau kurang dengan alat seperti pegas
(furkula)
dibagian
ujung
perut,
serangga
ekor
pegas………...Collembola
(b) Abdomen lebih dari 6 ruas dan tanpa ada furkula (alat seperti
pegas)………
24
24. (a) Pada setiap ruas abdomen 1-3 disertai alat tambahan dibagian
bawah (
stili
); tanpa antenna, mata dan sersi; kecil dan
tipis………...Protura
(b) Abdomen dan alat tambahan tidak seperti di atas………. 25
25. (a) Abdomen disertai 2-3 alat tambahan seperti ekor yang
panjang dibagian ujung (
posterior
) atau sepasang sersi seperti
forcep, ruas abdomen 2-7 masing-masing mengandung
sepasang
embelan
kecil
seperti
kaki,
serangga
perak………Thysanura
(b) Abdomen tanpa ekor dibagian posterior atau embelan
dibagian bawah………..
26
26. (a) Alat mulut cocok untuk mengunyah………. 27
(b) Alat mulut cocok untuk menusuk, mencacap atau menghisap,
kadang-kadang tersembunyi………..
31
27. (a) Serangga seperti kutu……… 28
(b) Serangga tidak seperti kutu bentuk bervariasi………
29
28. (a) Antenna
5
ruas
atau
kurang,
caplak
pengunyah……….Mallophaga
(b) Antenna 5 ruas atau lebih, kutu buku………..Psocoptera
29. (a) Bagian dasar abdomen mengecil (mengerut), semut,
tabuhan………....Hymenoptera
(b) Bagian dasar abdomen tidak mengecil (mengerut)…………
30
30. (a) Tubuh membulat dan memanjang, kaki belakang digunakan
untuk meloncat, atau tubuh oval dan tipis, belalang, lipas,
belalang ranting………...Orthoptera
(b) Tubuh dan kaki tidak seperti di atas, tubuh seperti semut
tetapi abdomen lebar dan menyatu dengan toraks,
rayap………Isoptera
47
31. (a) Tarsi 5 ruas……… 32
(b) Tarsi kurang dari 5 ruas………. 34
32. (a) Tubuh benar-benar tertekan (padat) di sisi samping,
pinjal-pinjal………Siphonaptera
(b) Tubuh tidak tertekan di sisi samping………. 33
33. (a) Ruas abdomen tidak begitu jelas, tertutup oleh
rambut-rambut, lalat biri-biri, lalat lainnya………...Diptera
(b) Ruas abdomen sangat jelas, tertutup oleh sisik-sisik
kecil………...Lepidoptera
34. (a) Ruas tarsi terakhir seperti membengkak, kuku tarsus tidak
berkembang dengan baik, Thrips………Thysanoptera
(b) Ruas tarsi terakhir dengan satu atau dua kuku tarsus………… 35
35. (a) Bentuk seperti kutu; paruh penghisap tidak jelas, kutu
penghisap………...Anoplura
(b) Serangga tidak seperti kutu, paruh jelas terlihat………... 36
36. (a) Paruh timbul dari depan kepala, kepik, kepinding air, dan
lain-lain………Hemiptera
(b) Paruh timbul dari bawah kepala dekat dengan pasangan kaki
depan,
aphids,
kutu
tanaman,
dan
lain-lain………Homoptera
67D.
Kerangka Konseptual
Serangga bagi manusia ada yang menguntungkan dan merugikan.
Serangga yang menguntungkan bagi manusia seperti serangga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan, sebagai obat dan terutama serangga
sangat bermanfaat bagi tumbuhan, karena serangga memegang peran utama
dalam hal membantu penyerbukan tanaman sehingga membantu produksi
tumbuhan. Sedangkan serangga yang merugikan adalah serangga yang bersifat
67