• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I KONSEP DAN MODEL DASAR SISTEM OTOMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I KONSEP DAN MODEL DASAR SISTEM OTOMASI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

KONSEP DAN MODEL DASAR SISTEM OTOMASI 1.1. Perkembangan Teknologi Otomasi

Sejak awal kehidupannya dimuka bumi manusia selalu berusaha agar kehidupannya dari hari ke hari semakin mudah. OIeh karena itu manusia menggunakan akal fikiran, dan seluruh potensi yang dia miliki untuk melakukan inovasi dan rekayasa. Tujuan akhir dari proses inovasi dan rekayasa yang dilakukan tersebut adalah agar derajat kehidupannya semakin baik, dan dia Iebih mudah serta Iebih nyaman dalam menjalani kehidupannya. Perkembangan inovasi dan rekayasa yang dilakukan oleh manusia ternyata membawa dampak perubahan besar pada peradaban hidup manusia seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Pada awal kehidupannya manusia lebih cenderung untuk hidup dengan bergantung pada alam secara pasif. Manusia Iebih banyak menunggu dan mengumpulkan hasil buah-buahan atau daun-daunan dari berbagai pohon yang ada disekitarnya (foot gathering). Ketika jumlah keluarga atau anggota kelompoknya semakin besar, maka dirasakan bahwa kegiatan mengumpulkan makanan yang dilakukan hanya dengan menunggu hasil tanaman yang sudah ada dirasakan tidak lagi mencukupi, maka manusia kemudian melakukan rekayasa dan berinovasi menciptakan berbagai macam peralatan dari batu yang dapat mempermudah pekerjaannya mengumpulkan makanan baik dengan bercocok tanam maupun dengan berburu binatang. Pada masa ini peradaban manusia bergerak meninggalkan peradaban yang pasif menuju peradaban yang dinamis dimana manusia tidak lagi menunggu dari hasil yang disediakan oleh alam, tetapi mereka berusaha membuat dan menyediakan kebutuhannya.

Proses inovasi dan rekayasa berjalan terus, hingga manusia sampai pada masa dimana dia membuat sesuatu bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan diri pribadi atau kelompoknya saja, tetapi manusia dengan sengaja menghasilkan suatu produk untuk dijual. Sampai tahap ini muncul kebutuhan peralatan untuk melakukan proses produksi secara masal. Melalui inovasi dan rekayasa yang dilakukan manusia teknologi berkembang dengan

(2)

pesat hingga memasuki tahapan dimana proses produksi hanya memerlukan campur tangan manusia yang sangat minimal. Hal itu dapat terjadi karena diterapkannya otomasi dalam sistem produksi.

1.2. Otomasi Detroit

lstilah otomasi (automation) pertama kali digunakan oleh Mgr. Fords di Detroit menggantikan kata otomatis (automatic). Otomasi Detroit digunakan untuk menjelaskan: Alat mekanis untuk penanganan material (material handling) diantara mesin-mesin perkakas, sehingga keseluruhan proses produksi menjadi suatu rangkaian lintasan produksi yang kontinyu. Ada sejumlah karakteristik utama yang menjadi ciri-ciri otomasi Detroit, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mekanisme tanpa bantuan operator b. Alat transfer

c. Operasi permesinan dilakukan secara sekuensial (berurutan) d. Benda kerja bergerak dengan sendirinya

e. Utilisasi yang tinggi

f. Special purpose (pembentukan blok mesin)

Sebagai bentuk awal dari sebuah sistem produksi terotomasi, sistem otomasi Detroit masih terus digunakan pada sejumlah industri khususnya industri-industri perakitan. Selain itu sistem otomasi Detroit menjadi basis pengembangan otomasi sistem produksi selanjutnya. Kelanjutan sistem otomasi Detroit diantaranya adalah:

a. Perakitan motor listrik, radio, TV b. Automated push button factory c. Pengendali otomatis proses kontinu

Adapun teknologi-teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem otomasi tersebut diantaranya adalah: Pneumatik, Elektrik, dan Komputer.

1.3. Otomasi (Automation)

Persaingan dalam pasar internasional mendorong industri manufaktur untuk melakukan perubahan strategi produksi. Produk-produk baru harus diproduksi dengan lebih cepat. Metode-metode manufakturing harus diperbarui. Selain itu organisasi manufakturing harus mampu beradaptasi dengan kondisi permintaan pasar yang menuntut waktu kirim (delivery time) yang lebih pendek, kualitas produk yang semakin tinggi dan fleksibilitas yang Iebih tinggi dalam menghadapi variasi produk, dengan ukuran batch yang kecil, serta tingkat

(3)

Dalam kondisi tersebut, industri dihadapkan pada permasalahan utama berupa kesulitan dalam memenuhi beberapa persyaratan teknologi yang ditentukan. Secara keseluruhan permasalahan tersebut berkaitan dengan usaha-usaha untuk memenuhi QCD (Quality, Cost, Delivery). OIeh karena itu industri-industri permesinan dan komponen perlu melakukan perbaikan secara bertahap, misalnya dengan melakukan penggantian mesin-mesin yang sudah tua, melakukan pengenalan mesin-mesin-mesin-mesin dan peralatan dengan teknologi baru, serta penggunaan alat-alat inspeksi yang memadai. Seiring dengan proses tersebut, dilakukan pula perbaikan pada sistem manajemen pabrik. Dengan kata lain, Paradigma perubahan pada sistem manufaktur dari 1980-sekarang adalah:

a. Kompetisi internasional b. Kualitas yang baik c. Harga yang murah d. Waktu yang pendek

Pada industri manufaktur modern, kunci untuk bertahan hidup adalah mengotomasi sistem dengan memelihara fleksibilitasnya. Dalam situasi sistem manufaktur tersebut, otomasi mencoba untuk memenuhi strategi persaingan dalam bentuk QCDF (Quality, Cost, Delivery, dan Flexibility). Pengendail proses terotomasi (automated) di industri dilakukan dengan tujuan utama untuk mencapai akurasi, presisi dan yang Iebih penting lagi tingkat produktivitas yang tinggi. Ide dasar sistem produksi yang menerapkan otomasi otomasi diantaranya berupa:

a. Penggunaan sistem elektrik dan/atau mekanik untuk menjalankan mesin/alat tertentu. b. Sistem disertai “otak” yang mengendaiikan mesin/alat tersebut.

c. Tujuan utama pengembangannya adalah agar produktivitas meningkat dan ongkos produksi menurun.

Untuk mewujudkan ide-ide tersebut, harus dapat dilakukan pengendalian yang “baik”, dan kondisi tersebut dimungkinkan oleh sistem kendali elektronik (terlebih setelah munculnya Integrated Circuit (IC) pada tahun 1960-an dan munculnya microprocessor pada tahun 1970-an. Selain itu penurunan ongkos IC dan mikroprocessor melahirkan Revolusi Industri II yang ditandai dengan munculnya mesin-mesin produksi yang terotomasi. Dengan sistem kendali elektronik memungkinkan dirancang sistem otomatis yang kompleks dan fleksibel, sehingga sering dinyatakan bahwa jantung pengendali otomasi modern adalah elektronik.

Derajat/tingkat otomasi dari suatu industri atau sistem produksi tergantung pada kemampuan sistem tersebut mengendalikan proses dengan sedikit atau tanpa bantuan manusia. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pengendalian meliputi:

(4)

b. Mematikan/menghentikan c. Mengatur gerakan

d. Mengatur posisi/aliran

Dengan kata lain pengendalian proses dalam hal ini merupakan kemampuan mengendalikan produk aktual yang diperoleh sebagai output proses produksi agar sesuai dengan produk yang diinginkan dalam tahap design. Pengendalian produk aktual tersebut dilakukan dengan cara melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap proses produksi yang mengerjakannya. 1.4. Pengertian Otomasi

Otomasi mengandung pengertian sebagai: Teknologi yang memanfaatkan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem komputer untuk mengoperasikan dan mengendalikan operasi. Permasalahan (utama) yang ingin diselesaikan menggunakan otomasi diantaranya adalah:

a. Tenaga kerja

Terdapat sejumlah permasalahan tenaga kerja yang selalu dihadapi oleh industri, diantaranya adalah: Iangkanya tenaga kerja yang ahli/terampil, sehingga industri harus mengeluarkan biaya yang jauh lebih tinggi untuk menyediakan tenaga kerja yang ahli/terampil. Persoalan tenaga kerja yang lain adalah pada industri dengan jumlah tenaga kerja yang tinggi dituntut untuk mampu melakukan pengendalian dengan baik agar proses produksi tetap berjalan dengan efisien.

b. Daya beli

Penggunaan sistem produksi yang terotomasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses produksi dan menekan biaya produksi serendah mungkin, sehingga dapat dihasilkan produk dengan tingkat harga yang lebih kompetitif dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.

(5)

1.5. Sistem Otomasi

Jenis-jenis sistem otomasi yang biasa diterapkan di industri pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi:

a. Numerical Controlled Machine Tools (NC, CNC)

Numerical Control (NC) didefinisikan oleh Electronic Industries Association (EIA) sebagai berikut (Koren, 1983): “A system in which actions are controlled by the direct insertion of numerical data at same point. The system must automatically interpret at least some portion of this data”. Dengan kata lain Numerical Control adalah sistem yang gerakan-gerakannya dikendalikan dengan data numerik. Sistem ini mulai dikembangkan pada tahun 1952 oleh Servomechanism Laboratory Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam sebuah mesin milling dengan kontrol tiga sumbu (Groover, 1987).

b. Programmable Controller (PCIPLC)

Programmable Controller/Programmable Logic Controller adalah suatu bentuk komputer kendali yang dirancang khusus untuk digunakan dalam mesin dan dirancang untuk dapat bekerja dalam lingkungan industri. Programmable Controller/Programmable Logic Controller dilengkapi dengan special inputs/outputs dan bahasa pemrograman untuk mengatur sistem kendalinya. Pada awalnya sistem ini dirancang untuk menggantikan sistem logika relay yang dirasakan semakin luas penggunaannya dan semakin tinggi tingkat kompleksitas sistem yang harus dikendalikannya.

c. Automatic Storage and Retrieval System (AS/RS)

Automatic Storage and Retrieval System (AS/RS) merupakan sebuah sistem yang tersusun dari sejumlah peralatan dan sistem kendali yang berfungsi melakukan penanganan, penyimpanan, dan pengambilan material secara cepat, presisi, dan akurat secara otomatis.

d. Industrial Robotics

Robot industri adalah suatu sistem yang tersusun dari sejumlah manipulator multifungsi terprogram yang dirancang untuk menangani pemindahan material, parts, tools, atau peralatan tertentu melalui sejumlah variabel gerakan terprogram sehingga menghasilkan performansi gerakan yang sesuai dengan kebutuhannya. Robot industri sendiri sebenarnya masih dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis baik yang berupa robot untuk material handling, maupun robot pekerja yang langsung

(6)

melakukan proses produksi seperti untuk proses pengecatan otomatis, pengelasan otomatis, dan lain sebagainya.

e. Flexible Manufacturing Systems (FMS)

Flexible Manufacturing Systems (EMS), adalah suatu sistem produksi yang terdiri atas sekumpulan CNC mesin yang idektik dan/atau komplementer yang terhubung antara yang satu dengan yang lain dengan menggunakan suatu sistem transportasi dan penangan material otomatis. Setiap proses dalam FMS dikendalikan oleh satu komputer khusus yang terhubung pula dengan jaringan komputer dalam industri tersebut.

Terdapat sejumlah manfaat yang diharapkan dapat diraih oleh industri yang menerapkan sistem terotomasi, diantaranya adalah:

a. Output meningkat b. Ketelitian meningkat c. Waktu proses menurun d. Area produksi menurun e. Tenaga kerja menurun 1.6. Mekanisasi VS Otomasi

Mekanisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah susunan operasi yang bekerja pada suatu material tertentu. Sehingga jika semua peralatan baik, pekerja dalam kondisi stabil, dan material tidak bervariasi, maka produk akan sesuai dengan yang dikehendaki (tidak terjadi variasi yang besar terhadap produk yang dihasilkan). Namun dalam kenyataannya sangat sulit untuk mendapatkan kondisi operator yang selalu stabil selama waktu kerjanya, material yang tidak bervariasi, dan kondisi mesin yang terus-menerus baik sehingga kualitas produk yang dihasilkan juga akan beragam.

Pada sistem produksi dengan pengendali otomatis, produk diinspeksi terus-menerus secara otomatis. Informasi yang diperoleh selama proses inspeksi diproses untuk melakukan pengaturan dan penyesuaian kembali terhadap sistem produksi yang sedang berjalan. Pada dasarnya, cara kerja sebuah sistem otomasi menirukan sistem kerja manusia. Pada sistem kerja manusia ada tiga proses utama yang dilakukan, yaitu sensing (untuk mendapatkan data masukan), thinking (melakukan analisa/pengolahan data, penarikan kesimpulan dan hasil analisa tersebut), dan decission making (melakukan pengambilan keputusan tindakan yang akan diambil berdasarkan hasil kesimpulan). Tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan (melakukan proses)

(7)

Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa:

a. Mekanisasi : usaha untuk membantu manusia dari usaha fisik b. Otomasi : usaha untuk membantu manusia dari usaha mental 1.7. Desain untuk Otomasi

Desain produk yang akan dibuat dengan sistem produksi terotomasi harus memungkinkan untuk diproduksi dan dirakit. Selain itu komponen/produk memungkinkan untuk: diubah orientasi, reposisi, ataupun dirakit. Ketidaktelitian dalam memperhatikan hal di atas akan membuat otomasi sulit diterapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada suatu proses pembuatan komponen/produk dengan sistem terotomasi antara lain:

1.7.1. Kesimetrian

Dalam sejumlah kasus kesimetrian part akan memudahkan untuk otomasi. Namun kesimetrian terkadang membuat otomasi menjadi sulit dilakukan. Kondisi tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.4.

(8)

1.7.2. Parts Tangling

Dalam proses produksi terotomasi harus dihindari terjadinya parts tangling, atau kekusutan antar part yang dapat terjadi apabila bagian dari suatu part masuk kedalam bagian part yang lain, atau dengan kata lain terdapat sejumlah part yang saling terkait. Sebagai contoh apabila produk yang dikerjakan dengan proses otomasi tersebut melibatkan komponen berupa pegas, maka bagian ujung pegas adalah bagian yang perlu mendapatkan perhatian, karena bagian tersebut memungkinkan terjadinya parts tangling. Untuk menghindari hal tersebut, maka bagian ujung pegas harus dibuat tertutup seperti ditunjukkan pada Gambar 1.5.

17.3. Desain Untuk Proses Feeding:

Dalam sebuah sistem produksi terotomasi, benda kerja ditransportasikan dengan menggunakan sistemtrack, yang bekerja dengan menggunakan vibrasi ataupun gravitasi atau gaya lain untuk memindahkan satu keping part dari satu lokasi ke lokasi Iainnya. Oleh karena itu, part harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat ditransportasikan dalam keadaan normal, tidak saling tumpang tindih, atau terjadi reposisi pada saat transportasi. Hal itu dilakukan dengan menambah ketebalan part, atau memberikan bidang datar pada bagian ujung part seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6.

Selain itu kasus tersebut, benda kerja yang memiliki bidang miring atau angle pada salah satu sisinya dapat mengalami perubahan orientasi selama proses transportasi.

(9)

Persoalan tersebut dapat diatasi dengan mengubah design part agar memiliki bidang datar yang lebih lebar dan angle yang lebih kecil seperti ditunjukkan pada Gambar 1 .7.

1.7.4. Design Untuk Pengarahan

Dalam proses perakitan terotomasi, maka antara komponen yang satu dengan yang lain harus dapat dipasangkan dengan tepat. Untuk memudahkan hal itu, maka part-part tersebut dibuat tirus pada bagian ujung part, dan atau pada bagian ujung lubang yang akan dimasuki. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.8.

(10)

1.7.5. Pengencang

Semakin banyak baut dan pengencang menyulitkan untuk otomasi. Untuk itu perlu didesain produk sedemikian rupa sehingga untuk bagian yang perlu dikencangkan tidak diperlukan baut ataupun pengencang yang banyak, namun cukup suatu mekanisme pengencang dan sedikit baut atau pengencang. Jika memang pengencang terpaksa harus dipergunakan, maka standarisasi ukuran dan bentuk akan membantu dalam proses otomasi seperti ditunjukkan pada Gambar 1.9.

(11)

Berbagai contoh kasus perubahan rancangan untuk mempermudah proses produksi yang dilakukan secara terotomasi dapat dilihat pada Gambar 1.10. dan 1.11

1.8. Siklus Hidup Produk

Salah satu keuntungan penggunaan otomasi adalah menurunnya siklus waktu desain produk, atau waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkan produk baru dari konseptual desain, anahisa pasar, desain produk dan pengembangan proses.

1.9. Menstabilkan Proses

(12)

pendesainan ulang sistem otomasi, penambahan perangkat lunak ataupun perangkat keras, pemrograman ulang terhadap sistem yang sudah ada, dan akibatnya penerapan otomasi menjadi mahal.

1.10. Kualitas, Reliabilitas dan Otomasi a. Kualitas dan Otomasi

Kualitas dan otomasi memiliki hubungan yang erat. Kualitas tentunya berkaitan dengan pengendalian kualitas dan pengendalian proses produksi. Otomasi dapat diterapkan jika proses dapat dikendalikan dengan ketat sehingga akan memberikan hasil keluaran dengan akurasi dan repeatbility yang tinggi.

b. Reliabilitas mesin

Pada suatu sistem produksi yang otomatis, mesin untuk berjalan secara otomatis tanpa supervisi dari operator. Reliabilitas mesin perlu diperhatikan untuk menjaga supaya kerusakan pada satu subsistem tidak berpengaruh pada subsistem lainnya. Parameter yang dipergunakan: ketersediaan (availability), dan maintainability.

1.11. Harapan dan Manfaat Otomasi

Harapan yang akan diperoleh dari penerapan sistem terotomasi diantaranya adalah: a. Memperpendek waktu kerja, karena sebagian pekerjaan tidak lagi ditangani oleh

manusia secara manual tetapi dilakukan oleh sistem terotomasi.

b. Kondisi kerja yang aman, karena pekerjaan-pekerjaan yang beresiko tingi, Iingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat, pekerjaan berbahaya ditangani oleh sistem terotomasi. Manusia hanya melakukan pengendalian dari ruangan yang aman dan lingkungan kerja yang lebih sehat.

c. Harga murah, kualitas baik, karena proses produksi dikendalikan dengan sangat cermat dan setiap tahap proses dikontrol dengan ketat, serta waktu produksi lebih efisien, maka produktivitas akan lebih tinggi, dan harga jual produk akan lebih kompetitif dengan kualitas yang semakin baik,

d. Kesempatan kerja, muncul kesempatan kerja dalam bidang-bidang yang terkait dengan perancangan, pembangunan, dan perawatan sistem produksi terotomasi.

e. Meningkatkan standar hidup, karena manusia hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan kemampuannya saja. Manusia tidak Iagi dibebani dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya dan tidak sehat. Selain itu karena sistem berjalan lebih produktif, maka harga produk akan dapat lebih ditekan akibatnya harga produk terjangkau oleh masyarakat dan standar hidup masyarakat akan naik.

(13)

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan sistem otomasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Output meningkat, terjadi karena produksitivitas meningkat, jumlah produk yang cacat turun, penanganan proses produksi menjadi semakin efisien karena tidak banyak terdapat waktu menganggur seperti hanya yang terjadi pada proses produksi manual. b. Ketelitian meningkat, proses dikendalikan secara akurat, dan terus-menerus dipantau

sehingga apabila terjadi penyimpangan, maka sistem kendali akan melakukan penyesuaian agar proses tidak menyimpang.

c. Waktu proses menurun, proses dilakukan secara efektif, dan setiap tahap disesuaikan dengan waktu standart yang diperlukan untuk setiap elemen pekerjaan, selain itu waktu menganggur dalam proses dihilangkan.

d. Area produksi menurun, mesin-mesin otomatis yang menggantikan pekerja manual tidak memerlukan ruangan yang luas ataupun kenyamanan dalam bekerja sehingga luasan lantai produksi dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

e. Tenaga kerja menurun, sejumlah pekerjaan yang monoton (sehingga cenderung membuat para pekerja jemu mengerjakannya), berbahaya, memerlukan akurasi dan kompleksitas pekerjaan yang tinggi dilakukan dengan menggunakan sistem terotomasi sehingga jumlah pekerja manual akan turun.

1.12. Persiapan Otomasi

Untuk menerapkan otomasi di perusahaan, beberapa persiapan yang harus dilakukan diantaranya meliputi:

1. Menentukan jenis produksi: produk, dan sistem produksi (job order, batch, dan kontinu) 2. Melakukan studi proses produksi yang meliputi:

a. Work study b. Method study c. Work measurement

d. Fisibilitas perbaikan teknik produksi (eliminasi operasi, kombinasi operasi, perbaikan operasi)

3. Estimasi ongkos : ekonomi teknik

(14)

1.13. Alasan Perlunya Otomasi

Terdapat sejumlah alasan yang mendorong industri untuk menerapkan sistem otomasi, diantaranya adalah:

a. Meningkatkan produktivitas

Keluaran produksi per jam yang Iebih tinggi dapat dicapai dengan otomasi, dibandingkan dengan operasi manual

b. Ongkos tenaga kerja yang tinggi

Upah buruh selalu meningkat. OIeh karena itu, investasi tinggi dan teknologi otomasi telah dapat dibenarkan secara ekonomi untuk menggantikan operasi-operasi manual. c. Kekurangan tenaga kerja

Kecenderungan di negara maju yang mengimpor tenaga kerja karena penduduk di negara tersebut tidak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menurut mereka berbahaya, tidak sehat, ataupun dalam pandangan mereka tidak layak dikerjakan manusia.

d. Meningkatkan kualitas

Selain meningkatkan kecepatan produksi, otomasi juga meningkatkan konsistensi dan kesesuaian terhadap spesifikasi kualitas produk. Hal itu dilakukan dengan sistem kendali proses produksi yang akurat dan repeatability yang tinggi.

e. Mengurangi manufacturing lead time

Otomasi mengurangi waktu antara customer-order dan delivery-product. Hal itu terjadi karena jumlah idle time selama proses baik dari mesin, pekerja, maupun transportasi semakin berkurang bahkan dihilangkan.

f. Mengurangi in-process inventory

Otomasi mengurangi waktu yang dihabiskan sebuah benda kerja/produk tinggal di dalam pabrik.

g. Bila tidak dilakukan otomasi, ongkosnya tinggi

Keuntungan penerapan otomasi seringkali muncul dengan cara yang tidak dapat dihitung atau terduga, seperti misalnya meningkatnya kualitas produk, meningkatkan penjualan dan menciptakan image perusahaan yang Iebih baik.

Namun demikian terdapat pula argumen yang menolak penerapan otomasi dalam industri, yaitu:

a. Pekerjaan tenaga manusia menjadi turun derajatnya. Otomasi memindahkan ketrampilan yang diperlukan pada suatu pekerjaan dari manusia/operator ke mesin

b. Akan terjadinya penurunan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang dapat menimbulkan pengangguran

(15)

c. Otomasi dapat menurunkan kemampuan daya beli masyarakat, yang disebabkan karena menurunnya kemampuan ekonomi masyarakat akibat meningkatnya jumlah pengangguran

Sedangkan bagi yang menerima diterapkannya sistem terotomasi memiliki argumen sebagai berikut:

a. Otomasi adalah kunci untuk menurunkan jumlah hari kerja (per minggu) b. Otomasi memberikan lingkungan kerja yang lebih aman bagi para pekerja

c. Sistem produksi terotomasi menghasilkan produk yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah

d. Pertumbuhan industri otomasi akan meningkatkan kesempatan kerja

e. Otomasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan standar hidup manusia. 1.14. Berbagai tipe otomasi

Terdapat berbagai tipe otomasi yang sering diterapkan di industri yaitu:

1. Fixed automation: Suatu sistem dimana urutan operasi proses dilakukan secara tetap, ditentukan sesuai dengan konfigurasi peralatan yang digunakan. Ciri-ciri sistem otomasi ini adalah sebagal berikut:

a. Investasi awal yang tinggi untuk peralatan-peralatan yang didesain khusus b. Tingkat produktivitas yang tinggi

c. Relatif tidak fleksibel dalam mengakomodasikan perubahan produk

Otomasi kaku ini ekonomis untuk produk dengan demand/volume yang sangat tinggi. 2. Programmable Automation: Peralatan produksi didesain dengan kemampuan untuk

diubah urutan operasinya, agar dapat mengakomodasikan konfigurasi produk yang berbeda. Urutan operasi dikendalikan dengan sebuah program komputer. Suatu produk baru dapat dipersiapkan dan dimasukkan ke dalam sistem untuk menghasilkan produk-produk baru. Ciri-ciri sistem otomasi ini adalah sebagai berikut:

a. Investasi tinggi pada peralatan general purposes.

b. Tingkat produksi yang rendah, relatif terhadap otomasi kaku c. Fleksibel dalam menghadapi perubahan pada konfigurasi produk d. Lebih cocok untuk produksi batch

Otomasi yang bisa diprogram ini ekonomis untuk produk dengan volume kecil dan menengah.

(16)

yang secara virtual tidak ada yang terbuang pada saat dilakukan perubahan dari satu produk ke produk lain. Ciri-ciri sistem otomasi ini adalah sebagai berikut:

a. lnvestasi yang tinggi untuk sistem yang dirancang secara khusus b. Produksi yang kontinu dari sejumlah produk yang berbeda c. Tingkat produksi yang sedang/medium

d. Fleksibel dalam menghadapi sejumlah variasi di dalam desain produk

Otomasi fleksibei ini ekonomis untuk digunakan pada suatu sistem produksi yang memiliki sejumlah variasi desain produk.

Untuk menentukan pemilihan fixed automation, programmable automation ataupun flexible automation dapat dilihat pada performansi setiap sistem otomasi pada Gambar 1.12. dan Tabel 1.1.

Referensi

Dokumen terkait

Pengalokasian kepemilikan risiko ( ownership of risk ) terhadap risiko–risiko dominan ( major risk ) pada kategori tidak dapat diterima ( unacceptable ) yaitu pada

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang ”Perilaku Konsumtif: Literasi Keuangan dan Gaya Hidup Ibu Rumah Tangga” baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja,

Name plate atau plat nama yang biasa tertempel pada body atau stator motor merupakan spesifikasi dari motor itu sendiri. Pada name plate ini biasanya berisi

Jika saya menjadi bagian dari masyarakat Desa Solear maka saya akan lebih mempererat masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial, kemudian membuat mereka sadar akan

Berdasarkan dari kuisioner pada tabel 2 tersebut dapat dinyatakan bahwa dengan adanya sistem pendukung keputusan penentuan warga miskin dapat membantu kegiatan di kelurahan

Museum Kereta Api dan Hotel ini merupakan sebuah fasilitas yang menggunakan pendekatan simbolik sehingga menghasilkan sebuah desain yang sesuai dengan tujuan dengan

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan isolat bakteri dan isolat aktinomisetes terbaik untuk di aplikasikan sebagai agen biokompos dengan menganalisa kemampuan