• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGEMBANGAN TERMINAL KHUSUS CPO DARI TERMINAL MULTIPURPOSE PADA PELABUHAN EKSISTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PENGEMBANGAN TERMINAL KHUSUS CPO DARI TERMINAL MULTIPURPOSE PADA PELABUHAN EKSISTING"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2011, 20 Desember 2011, ISSN 2086-3051

MODEL PENGEMBANGAN TERMINAL KHUSUS CPO

DARI TERMINAL MULTIPURPOSE

PADA PELABUHAN EKSISTING

Anwarudin1, Ofyar Z. Tamin2, Gatot Yudoko3 dan Muhammad Sutarno4

1Mahasiswa Program Doktor Transportasi, Sekolah Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Kebijakan, Institut Teknologi Bandung, Email: anwarudinhubla@yahoo.com

2 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email: ofyar@trans.si.itb.ac.id

3 Staf Pengajar, Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung, Email: gatot@sbm-itb.ac.id 4 Staf Pengajar, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, Email:

muhammadsutarno@yahoo.com

ABSTRAK

Pelabuhan tumbuh dan berkembang secara bervariasi sesuai dengan karakteristik hinterland dan pertumbuhan perdagangan di sekitarnya. Setiap kargo yang ada di pelabuhan juga tumbuh secara bervariasi dan memiliki karakteristik kebutuhan cara penanganan dan alat yang berbeda satu dengan lainnya. Tingginya pertumbuhan salah satu jenis kargo dan tercampurnya kargo yang berbeda penanganannya dalam satu terminal membuat efisiensi pelayanan menjadi rendah dan mengakibatkan timbulnya antrian panjang pada sistem pelayanan yang disertai tingginya biaya bagi user. Salah satu jenis kargo yang tumbuh pesat dan mendominasi beberapa pelabuhan utama di Indonesia adalah CPO. Kargo curah cair ini membutuhkan fasilitas khusus yang berbeda dengan kargo lain di terminal multipurpose pelabuhan eksisting. Karena itu, ketika kargo CPO tumbuh pesat dan mulai mendominasi terminal multipurpose, dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengembangkan terminal tersebut menjadi sebuah terminal curah cair khusus CPO. Melalui metode simulasi diformulasikan sebuah model pengembangan pelabuhan yang ideal untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat tingginya pertumbuhan kargo CPO di beberapa pelabuhan utama di Indonesia.

Kata kunci: pelabuhan, terminal multipurpose, kargo curah cair, simulasi

1.

PENDAHULUAN

Pelabuhan pada awalnya merupakan sarana akses satu-satunya pergerakan antar pulau sehingga dibangun sebagai terminal multipurpose atau terminal serbaguna untuk melayani semua jenis barang dan kapal (Lapian, 2008). Perkembangan pelabuhan akan sangat dipengaruhi oleh arus perdagangan dan dinamika wilayah hinterlandnya. Pada kasus pelabuhan di Indonesia, pelabuhan juga tumbuh dan berkembang secara bervariasi sesuai pertumbuhan kargo yang harus dilayani di pelabuhan tersebut. Salah satu jenis kargo yang saat ini meningkat dengan pesat di beberapa pelabuhan utama di Indonesia adalah CPO atau crude palm oil. CPO yang merupakan ekstraksi buah sawit merupakan produk andalan ekspor Indonesia dan turut membantu menekan angka kemiskinan. Industri perkebunan kelapa sawit menyediakan lapangan pekerjaan secara langsung untuk lebih kurang 4,5 juta jiwa di Indonesia dan memberikan kontribusi pendapatan ekspor sebesar US$10,4 miliar atau 11 persen dari total ekspor non-migas pada tahun 2009 (Kompas.com, 27 April 2010).

Minyak sawit telah menjadi bahan baku untuk cakupan produk yang sangat luas, dari pangan hingga kosmetik. Seiring dengan meningkatnya harga minyak bumi, isu lingkungan pemanfaatan biodiesel, serta peningkatan ragam produk dengan bahan dasar minyak sawit, mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan luar negeri. Tingginya permintaan ini telah berhasil menggerakkan investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan

(2)

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2011, 20 Desember 2011, ISSN 2089-3051

KAJIAN BIAYA TRANSPORTASI ANGKUTAN BARANG PADA

KAWASAN INDUSTRI TEPI SUNGAI DI PROPINSI SUMATERA

SELATAN

Edi Kadarsa1 dan Harun Alrasyid S. Lubis2 1

Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email: aedikadarsah@yahoo.co.id

2

Staf Pengajar, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Email:

halubis@yahoo.com

ABSTRAK

sungai besar mengalir di seluruh kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan. Sungai-sungai ini mengalir dari daerah pedalaman menuju ke laut lepas. Di bagian hilir pada musim kemarau debit sungai cukup untuk dilalui kapal-kapal besar. Pada saat ini, di bagian tepi sungai untuk daerah hilir tidak dimanfaatkan dengan baik, masih berupa semak belukar, hutan atau perkebunan rakyat. Daerah tepi sungai yang kurang dimanfaatkan ini bisa digunakan untuk kawasan industri yang di duga dapat meminimalkan biaya transportasi. Angkutan sungai diperkirakan dapat meminimalkan terjadinya perpindahan angkutan, karena alur sungai dapat dialiri oleh kapal sampai ke laut lepas, tanpa harus ada perpindahan moda di pelabuhan. Dengan total biaya transportasi yang lebih rendah, diharapkan harga barang hasil industri dapat bersaing di pasaran dengan lebih baik.

Agar kawasan tepi sungai di Propinsi Sumatera Selatan dapat dikembangkan menjadi kawasan industri dan investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada kawasan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai penghematan biaya transportasi dari tempat barang diproduksi sampai ke daerah pemasaran diluar pulau.

Analisis pasokan bahan baku untuk industri dan hambatan-hambatan yang terjadi di perjalanan merupakan bagian penting dalam penelitian ini. Bagaimana bahan baku dibawa untuk diproses di pabrik atau area industri berpengaruh terhadap biaya transportasi secara keseluruhan.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menemukan sistem angkutan barang pada kawasan industri tepi sungai yang efisien sehingga biaya transportasi menjadi lebih murah dan membuat model hubungan antara total biaya angkutan barang untuk industri ditepi sungai terhadap varibel-variabel yang mempengaruhinya.

Pengumpulan data yang luas diperlukan, meliputi data sekunder dan primer. Data sekunder didapatkan dari beberapa instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang berada ditepian sungai. Data hasil penelitian yang telah dilakukan dan berkaitan dengan angkutan sungai di Propinsi Sumatera Selatan dapat pula dipertimbangkan sebagai data sekunder.Data primer didapat melalui survei wawancara dan kuisioner di perusahaan ekspedisi dan perusahaan yang ada ditepian sungai.

(3)

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2011, 20 Desember 2011, ISBN 2086-3051

INDIVIDUAL ATTITUDE TERHADAP KEBERHASILAN

DAN KEGAGALAN BRT

Sisca V Pandey 1, Agus Taufik Mulyono 2 1

, Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Jl. Hayam Wuruk No. 5-7 Semarang ,Phone/Fax: (024) 8311946/8311802.E-mail : siscapandey@yahoo.com

2

, Staf Pengajar Program Doktor Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Jl. Hayam Wuruk No. 5-7 Semarang ,Phone/Fax: (024) 8311946/8311802.E-mail : atm8002@yahoo.com

ABSTRAK

Bus Rapid Transit (BRT) merupakan suatu sistem bus yang cepat, aman dan tepat waktu sebagai suatu sistem transportasi massal yang terjadwal. Aplikasi BRT di Indonesia telah di lakukan di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Batam, Manado. BRT di Indonesia kurang sukses sehingga perlu adanya suatu studi yang menggambarkan attitude individu sebagai suatu kecenderungan psikologis terhadap suatu entitas yang diungkapkan melalui evaluasi derajat kesukaan/dukungan dan ketidaksukaan/penolakan terhadap BRT. Metodologi : identifikasi variabel terhadap pasangan moda sepeda motor dengan BRT, angkutan umum dengan BRT, kendaraan pribadi dengan BRT dengan menggunakan Stated Preference (SP) untuk mendapatkan item variable. Pilot survey menentukan data yang akan dipakai untuk SP, melalui proses screening menghasilkan SP variable dan mengukur acceptability . Variabel terpilih diproses melalui causal model melihat hubungan timbal balik masing-masing variable yang selanjutnya akan dilakukan suatu main survey. Survey dilakukan dengan metode home interview melalui wawancara menggunakan formulir dengan coverage area sepanjang rute BRT yang dioperasikan dengan jarak 400 meter di sebelah kiri dan kanan rute eksisting. Estimasi model menggunakan Structural Equation Model (SEM) sehingga akan diperoleh kecenderungan tingkat penerimaan BRT melalui angka r dan tingkat signifikansinya. Expected result memodelkan attitude seseorang terhadap keberhasilan dan kegagalan BRT dan hasilnya diimplementasikan dalam bentuk segmentasi pengguna BRT.

Key words : attitude, BRT

1.

PENDAHULUAN

Angkutan umum massal adalah salah satu tulang punggung transportasi yang harus dikembangkan agar kota dapat sustainable. Bus Rapid Transit (BRT) saat ini menjadi salah satu alternatif angkutan umum massal yang dikembangkan pada kota-kota di negera berkembang. Dibandingkan dengan Mass Rapid Transit (MRT) yang berbasis rel, BRT lebih dipilih karena biaya implementasinya yang jauh lebih murah dengan cakupan layanannya yang jauh lebih luas karena berbasis jalan. (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan

Angkutan Kota, 1998). Pemerintah berfungsi dalam penyelenggaraan angkutan umum seperti

pengendali jumlah angkutan dan tarif terutama untuk pelayanan angkutan ekonomis yang dipergunakan oleh masyarakat banyak dengan mempertimbangkan semua aspek baik pengusaha maupun masyarakat. Diperlukannya peningkatan jumlah layanan angkutan umum terutama di kota-kota dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000 jiwa (Arianto, 1995),DKI Jakarta 20 tahun terakhir menghadapi permasalahan transportasi dengan kompleksitas sangat tinggi tercermin dari kemacetan yang terjadi di hampir semua ruas jalan utama diakibatkan demand dan supply

sangat tidak seimbang. Kondisi angkutan umum selalu identik dengan rendahnya mutu layanan seperti kenyamanan, keselamatan, keamanan, kemudahan pencapaian dan rendahnya efisiensi menjadi alasan masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan angkutan umum (Ariffin Azizs,2005).

(4)

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2011, 20 Desember 2011, ISBN 2089-3051

MODEL KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM TAKSI YANG

SEIMBANG ANTARA KEBUTUHAN DAN YANG DISEDIAKAN

BERDASARKAN UKURAN KOTA DI PULAU JAWA

Suwardi1, Yamin Jinca2, dan Bambang Riyanto3

1Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil , Universitas Diponegoro Semarang. Email:isma_chan@yahoo.co.id

2Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil , Universitas Diponegoro Semarang. Email : my_jinca@yahoo.com

3Staf Pengajar Program Studi Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil , Universitas Diponegoro Semarang. Email : bbriyanto@yahoo.com

ABSTRAK

Pulau Jawa merupakan pusat kegiatan Negara Indonesia dan penduduk Indonesia juga terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk Indonesia 237.556.363 jiwa, 58 % penduduk tinggal di Pulau Jawa. Penduduk yang tinggal di Pulau Jawa tersebut, ± 68 % tinggal di perkotaan (SP 2010). Sehingga perlu Fasilitas angkutan umum jalan raya, fasilitas tersebut diantaranya angkutan umum taksi. Masalah angkutan umum taksi di perkotaan bila mengacu persamaan impiris yang dikeluarkan oleh Ditjen Hubdar, (2000), jumlah taksi yang tersedia lebih banyak dari pada yang membutuhkan, hal ini dapat dilihat kebutuhan taksi dalam suatu kota dengan menggunakan persamaan impiris dari Ditjen Hubdar (2000), taksi yang tersedia lebih banyak dibanding dengan yang dibutuhkan. Penelitian yang telah dilakukan umumnya baru belum melibatkan banyak variabel. Pada penelitian ini membuat model persamaan tentang kebutuhan taksi yang seimbang antara yang disediakan dan yang dibutuhkan dengan melibatkan karakteristik kota, karakteristik pengusaha, karakteristik pengemudi, dan karakteristik pengguna. Manfaat penelitian: Sebagai pedoman perencanaan dan evaluasi angkutan umum taksi yang kaitanya dengan jumlah kebutuhah taksi yang seimbang antara kebutuhan dan penawaran berdasarkan ukuran kota. Bagi pemerintah selaku pemegang kebijakan dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan kaitannya jumlah kebutuhan taksi dalam suatu kota. Kota yang digunakan sebagai sampael adalah: Kota sedang meliputi: Kota Tegal, pekalongan dan Kediri. Kota besar meliputi: Kota Surakarta, Kota Yogyakarta dan Kota Malang. Kota metropolitan meliputi Kota Semarang, Kota Bandung dan Kota Surabaya Lingkup penelitian adalah membuat model kebutuhan angkutan umum taksi berdasakan Karakteristik kota, karakteristik pengusaha taksi, karakteristik pengemudi taksi, dan karakteristik pengguna. Metode penelitian meliputi: Menentukan jumlah kota yang digunakan sebagai sampel, menentukan jumlah sampling yang meliputi: Sampel pengusaha taksi, sampel pengemudi taksi, sampel persepsi pengguna taksi. Proses penelitian meliputi: Kajian penelitian terdahulu, kajian pustaka, kajian variabel kaitannya angkutan umum taksi, analisis angkutan umum taksi, kesimpulan, saran, dan rekomendasi hasil penelitian angkutan umum taksi. Kata Kunci: kebutuhan taksi, kota, Pulau Jawa

1.

PENDAHULUAN

Pulau Jawa merupakan pusat kegiatan Negara Indonesia dan penduduk Indonesia juga terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk Indonesia 237.556.363 jiwa, 58 % penduduk tinggal di Pulau Jawa. Penduduk yang tinggal di Pulau Jawa tersebut, ± 68 % tinggal di perkotaan (SP 2010). Sehingga perlu fasilitas yang memadai, fasilitas tersebut diantaranya angkutan umum jalan raya. Fasilitas angkutan umum jalan raya tersebut diantaranya angkutan umum taksi, yang mulai berkembang di Indonesia tahun 1960 dan umumnya berkembang di perkotaan Kebutuhan angkutan umum taksi pada saat ini mengacu pada persamaan impiris yang

(5)

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2011, 20 Desember 2011, ISSN 2089-3051

STUDI PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TRAS TERHADAP

KINERJA PERKERASAN DAUR ULANG STABILISASI DENGAN

SEMEN

Joice Elfrida Waani1, Bagus Haryo Setiadji2, Sri Prabandiyani2 dan Agus Taufik Mulyono4

1

Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Email:

joicewaani@yahoo.com 2

Staf PengajarFakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Email:bhsetiadji@yahoo.com,

wardani_spr@yahoo.com 3

Guru besar Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Email:atm8002@yahoo.com

ABSTRAK

Kebutuhan akan teknologi daur ulang perkerasan jalan semakin dibutuhkan dewasa ini seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhanakan pembangunan jaringan jalan baru maupun rehabilitasi jalan lama. Mengingat berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan konstruksi jalan baru maupun rehabilitasi jalan lama, baik permasalahan lingkungan maupun keterbatasan pengadaan material maka teknologi daur ulang konstruksi perkerasan jalan semakin perlu ditingkatkan pengunaan dan penyempurnaannya. Berbagai penelitian terdahulu mengenai teknologi daur ulang campuran perkerasan jalan telah dilakukan dan menunjukkan berbagai keuntungan antara lain penghematan biaya konstruksi, penghematan konsumsienergi serta mengurangi pengaruh buruk terhadap lingkungan. Rencana penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh substitusi parsial tras terhadap persentasi semen dalam kinerja perkerasan daur ulang campuran dingin langsung di tempat yang distabilisasi dengan semen untuk lapis pondasi (Cement Treated Recycling Base, CTRB). Untuk maksud tersebut, beberapa pengujian laboratorium terhadap contoh material akan dilakukan yaitu pengujian CBR, UCS, Tri axial,Scanning Electron Microscopy (SEM) dan X-ray diffraction (XRD)

Kata kunci: CTRB, Tras, kinerja campuran.

1. PENDAHULUAN

Teknologi konstruksi perkerasan jalan yang ramah lingkungan serta penemuan material baru perlu terus diupayakan mengingat berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan jaringan jalan maupun rehabilitasi jalan lama. Permasalahan keterbatasan material aspal maupun agregat adalah salah satu masalah yang dihadapi karena sifat material aspal dan agregat yang tidak terbarukan. Disamping itu permasalahan lingkungan juga perlu menjadi perhatian mengingatpeningkatan konsumsi energi (Schiavi, et al., 2007) dan polusi yang dihasilkan berhubungdengan teknologi konstruksi yang digunakan (Loizos, et al., 2005) serta bertumpuknya sampah yang cukup besar jika konstruksi jalan lama yang rusak dibongkar dan tidak digunakan lagi (1 ton campuran aspal mengandung 45,350 kg aspal dan 863,636 kg agregat) sebagaimana diungkapkan olehMc Bee, et al., (1978). Semua permasalahan ini mengharuskan para praktisi dan peneliti bidang rekayasa jalan untuk berupaya menemukan material baru serta mengembangkan teknologi alternatif konstruksi jalan agar supaya permasalahan diatas dapat dieliminasi.

Sekarang ini, teknologi daur ulang (Recycling Technologi) sebagai teknologi alternatif yang ramah

lingkungan sudah berkembang cukup pesat. Ada beberapa metode atau teknik daur ulang dengan kelebihan dan kekurangannya yang dapat dipilih untuk digunakan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lapangan.

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan diwaktu yang lalu terhadap beberapa proyek konstruksi perkarasan jalan yang menggunakan teknologi daur ulang menunjukkan beberapa keuntungan

(6)

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2011, 20 Desember 2011, ISSN 2089-3051

MODEL PENGARUH SISTEM TRANSPORTASI KOTA DI JAWA

TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

Mudjiastuti Handajani1 1

Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Diponegoro,Semarang, Email: hmudjiastuti@yahoo.co.id

ABSTRAK

Konsumsi BBM dipengaruhi oleh tipologi kota yaitu: tata guna lahan, jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan PDRB dan sistem transportasi kota yaitu: jumlah kendaraan pribadi (mobil penumpang pribadi, bus pribadi dan sepeda motor) dan kendaraan umum (bus umum dan mobil penumpang umum), truk, panjang jalan, panjang trayek. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mengidentifikasi karakteristik konsumsi BBM, sistem transportasi kota, tipologi kota dan menganalisis hubungan tipologi kota dan sistem transportasi kota terhadap konsumsi BBM, serta membuat model pengaruh sistem transportasi kota untuk kota-kota di

Jawa. Analisisnya menggunakan multivariable analysis yaitu, metode aplikasi yang

berhubungan dengan jumlah besar. Teknik analisis data diantaranya: Analisis Korelasi, Regresi Multivariabel. Lebih dari 70% BBM dikonsumsi kota metropolitan, kota besar 14,2% dan kota sedang 15,67%. Variabel sistem transportasi kota yang berpengaruh kuat terhadap konsumsi BBM adalah Jumlah sepeda motor, mobil penumpang umum, dan truk. Pengaruh luas daerah terbangun juga kuat. Pengaruh kepadatan penduduk netto tidak terlalu besar, semakin tinggi kepadatan penduduk, semakin tinggi konsumsi BBM. Hal ini berlawanan dengan teori Kenworthy (1989), bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, konsumsi BBM/kapita semakin rendah. Pertumbuhan konsumsi BBM kota metropolitan lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi BBM di kota sedang dan besar, hal ini dipengaruhi oleh tingginya pertumbuhan PDRB di kota metropolitan. Ada keselarasan antara jumlah kendaraan dan konsumsi BBM. Jumlah sepeda motor > 82% dari total kendaraan. Semakin besar PDRB/penduduk, jumlah sepeda motor/total kendaraan, akan menurun. Model pengaruh sistem transportasi kota di Jawa terhadap konsumsi BBM = 0,1441 * MPU0.1590 * MPP0,2148 * JP0,7659. Metode ini dapat dikembangkan untuk mengendalikan konsumsi BBM dengan transformasi transportasi ke teknologi informasi, peningkatan pelayanan angkutan umum berquqlitas dan handal, peningkatan potensi kota, mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan penataan land use.

Kata kunci: konsumsi, BBM, tipologi kota, sistem transportasi, hubungan

1.

PENDAHULUAN

Konsumsi BBM dipengaruhi oleh tata guna lahan, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk (Rodrigue Jean Paul, 2004; Kenworthy J. dan Fellix Laube, 2002; Varameth et al., 2007; Andry Tanara, 2003), ariab transportasi (Mitchell Goro O., 2003), Haryono Sukarto, 2006) yang di dalamnya terdapat panjang perjalanan (Andry Tanara, 2003; Xiao Luo et al., 2007), jumlah kendaraan (Kenworthy J. and Fellix Laube, 2002; Andry Tanara, 2003; Hayashi, 1996; Dephubdat, 2008; T. F. Fwa, 2002), perilaku pengguna jalan (Dephubdat, 2008), panjang jalan (Andry Tanara, 2003), kondisi jalan ( Dephubdat, 2008), pola jaringan jalan (Mitchell Goro O., 2003: Dominie Stead and Stephen Marshall, 2001), kecepatan kendaraan (A. Caroline Sutandi, 2007; Muhammad Nanang Prayudyanto et al., 2008; Rodrigue Jean-Paul, 2004; Haryono Sukarto, 2006; Taylor Bridget dan Brook Linsay, 2004), jenis/teknik mesin (Taylor Peter G., 2005; Dephubdat, 2008). Penelitian ini menggabungkan variabel-variabel sistem transportasi untuk memprediksi konsumsi BBM. Karena bersifat lintas sektoral dan memiliki variable sangat banyak serta belum diidentifikasi keterkaitannya, belum banyak pakar meneliti fenomena tersebut. Setelah mempelajari konsepsi model dan segala bentuknya, yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah model yang

(7)

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2011, 20 Desember 2011, ISSN 2089-3051

ANALISIS PENANGANAN PERGERAKAN TRUK KONTAINER KOSONG

DALAM PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG DAN

DAMPAKNYA TERHADAP EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI

(KASUS PELABUHAN TANJUNG PRIOK)

Ofyar Z. Tamin1, Achmad Sidhi P.2,Adhimas B. Airlangga3dan Kharisma P. Aurum4 1

Guru Besar program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10Bandung Email: ofyar@trans.si.itb.ac.id

2

Mahasiswa program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10 Bandung Email: sid.purnama@gmail.com, adhimasairlangga@yahoo.com, miaow_mut@yahoo.com

ABSTRAK

Pelabuhan Tanjung Priok memiliki hinterland utama di wilayah kawasan industri di propinsi Jawa Barat dan Banten di mana angkutan peti kemas dari pelabuhan ke hinterland maupun sebaliknya sangat dominan menggunakan truk kontainer yang memanfaatkan moda jalan raya. Operasi pergerakan truk dari/menuju pelabuhan sekarang ini dirasakan sangat tidak

efektif. Rendahnya kapasitas container Yard (CY) di pelabuhan Tanjung Priok

mengakibatkan kontainer kosong ini harus dipindahkan kembali ke depo di sekitar Pelabuhan. Pemborosan menjadi lebih besar ketika lokasi depo tersebut jauh dari pelabuhan. Pergerakan truk menjadi sangat tidak efektif dan sangat membebani jaringan jalan. Oleh karena itu, diperlukan upaya penghematan dalam bentuk efektivitas pergerakan angkutan barang yaitu bagaimana pola operasi diatur sedemikian rupa sehingga terjadi penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dan penerunan jarak perjalanan (distance vehicle) dari truk kosong.Dari hasil simulasi, dengan menerapkan 3 skenario pada 5 lokasi kawasan industri, didapatkan hasil bahwa efisiensi yang terjadi tidak hanya dari pengurangan waku tempuh, jarak tempuh, serta peningkatan trip/hari, tetapi juga pengurangan kebutuhan truk secara signifikan.Selain itu, penghematan BOK juga bisa didapatkan karena merupakan fungsi dari pengurangan jarak operasi yang juga akan mempengaruhi waktu tempuh. Dari perhitungan pengurangan jarak operasi ternyata akan menghasilkan penghematan BOK yang cukup tinggi. Total penghematan BOK dan investasi jumlah armada truk pada 5 lokasi kawasan industri mencapai Rp 2,5 trilyun (2011), Rp 4,3 trilyun (2014), Rp 5,8 trilyun (2016), dan Rp 7,4 trilun (2019). Sudah barang tentu, semua hal ini bisa didapatkan dengan menyediakan lahan buat Buffer Parking dimana biaya dibutuhkan untuk pengadaannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan total penghematan BOK dan biaya investasi truk yang dibutuhkan. Kata kunci: Tanjung Priok, Buffer Parking, Container, Transportation Cost

1. STRATEGI MENGATASI PERMASALAHAN DI DKI-JAKARTA

Dalam banyak kajian telah disimpulkan beberapa strategi dalam mengatasi kemacetan. Tamin

(2000) telah mengusulkan konsep ‘Predict and Prevent’ melalui strategi Travel Demand

Management (TDM). Tamin (2000) juga mengusulkan bahwa terdapat 4 kebijakan di dalam

menerapkan TDM ini yaitu pergeseran lokasi, waktu, moda, dan rute.

Tamin (2010) juga mengatakan bahwa strategi pengembangan angkutan umum merupakan strategi

utama untuk mengefisenkan pengurangan penggunaan kendaraan pribadi. Sedangkan Pembatasan Kendaraan dan Kebijakan Parkir merupakan strategi pendukung untuk mengefektifkan pengalihan para pengguna kendaraan pribadi menjadi angkutan umum. Tetapi sebelum program pengembangan angkutan umum ini selesai maka diperlukan strategi taktis lainnya yang dapat memberikan kelancaran atau mengurangi hambatan di jaringan jalan dalam kota.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat Gambar 4.8, suhu tertinggi terjadi di Bulan Agustus yaitu sebesar 31,88°C pada bulan ini sedang terjadi musim timur, suhu menurun sampai menjelang

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, wanita karier di komplek Hadrah 3, ada 7 KK ditemukan tetap memiliki rasa

– Apakah keunggulan bisnis saya dibandingkan perusahaan lain yang sudah ada.. – Apakah saya bisa memberikan mutu pelayanan yang

Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity

Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya perhitungan VaR portofolio pada saham PT.Astra International Tbk (ASII), PT.Alam Sutera

Penelitian ini melaporkan hasil deteksi bruselosis pada kambing berasal dari daerah endemis bruselosis di Pulau Jawa yang dipotong di RPH Jakarta, mengetahui proporsi

Naime, cestovna vozila za prijevoz masovnih tereta su opasnija za okoliš od putničkih cestovnih vozila jer imaju veću dozvoljenu masu i veće opterećenje, a to

Berdasarkan Buku SOP Kepegawaian MPR-RI Tahun 2015, Beban kerja masing–masing pegawai hendaknya merata sehingga dapat terhidar dari adanya pegawai yang terlalu banyak aktivitas