• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nilai Tukar Petani Jawa Timur Bulan Oktober 2017

No.68/11/35/Thn.XV. 1 November 2017

Nilai Tukar Petani

Jawa Timur

Bulan Oktober 2017

BERITA

RESMI

STATISTIK

• Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan Oktober 2017 naik 0,54 persen dari 106,37 menjadi 106,94. Kenaikan NTP ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan.

• Pada bulan Oktober 2017, tiga sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP sedangkan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi pada sub sektor Tanaman Pangan sebesar 1,94 persen dari 104,90 menjadi 106,94, diikuti sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,87 persen dari 104,26 menjadi 106,21, dan sub sektor Perikanan sebesar 1,52 persen dari 111,55 menjadi 113,24. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTP adalah sub sektor Hortikultura sebesar 1,06 persen dari 102,11 menjadi 101,03, dan sub sektor Peternakan sebesar 0,67 persen dari 111,82 menjadi 111,07.

• Dari lima Provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Oktober 2017, empat Provinsi mengalami Kenaikan NTP sedangkan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat sebesar 1,30 persen, diikuti Provinsi Jawa Timur sebesar 0,54 persen, Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,40 persen, dan Provinsi Banten sebesar 0,32 persen. Sedangkan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan NTP sebesar 0,96 persen.

Nilai Tukar

Petani (NTP)

Jawa Timur

Bulan Oktober

2017 naik 0,54

persen.

(2)

1. Nilai Tukar Petani Jawa Timur

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani di daerah perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Nilai Tukar Petani Jawa Timur pada bulan Oktober 2017 naik 0,54 persen dari 106,37 menjadi 106,94. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan. Indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,38 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun sebesar 0,15 persen. Jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2016, perkembangan NTP Bulan Oktober 2017 (year-on-year) mengalami kenaikan sebesar 1,86 persen. Sedangkan NTP bulan Oktober 2017 dibandingkan Desember 2016 (tahun kalender Oktober mengalami kenaikan sebesar 2,87 persen.

Jika dilihat perkembangan masing-masing sub sektor pada bulan Oktober 2017 terhadap bulan sebelumnya, tiga sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP sedangkan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi pada sub sektor Tanaman Pangan sebesar 1,94 persen dari 104,90 menjadi 106,94, diikuti sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,87 persen dari 104,26 menjadi 106,21, dan sub sektor Perikanan sebesar 1,52 persen dari 111,55 menjadi 113,24. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTP adalah sub sektor Hortikultura sebesar 1,06 persen dari 102,11 menjadi 101,03, dan sub sektor Peternakan sebesar 0,67 persen dari 111,82 menjadi 111,07.

Tabel 1

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober Tahun 2017 (2012=100)

Sub Sektor

Bulan Persentase Des 2016 Okt 2016 Sept 2017 Okt 2017 terhadap Okt 2017

Okt 2016 Okt 2017 terhadap Okt 2016 Okt 2017 terhadap Okt 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 133,67 133,94 139,71 142,12 6,11 6,32 1,72

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,16 130,48 133,18 132,90 1,85 0,56 -0,21

c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 101,15 102,65 104,90 106,94 4,18 5,73 1,94

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 133,67 130,66 133,39 131,74 0,83 -1,07 -1,24

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,16 127,74 130,64 130,39 2,07 0,94 -0,19

c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 101,15 102,28 102,11 101,03 -1,22 -2,00 -1,06

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 133,67 129,46 135,95 138,33 6,85 7,78 1,75

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,16 127,56 130,40 130,24 2,10 0,99 -0,12

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 101,15 101,49 104,26 106,21 4,65 6,72 1,87

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 133,67 135,21 138,38 137,35 1,59 1,81 -0,74

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,16 121,53 123,75 123,67 1,76 0,73 -0,07

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 101,15 111,26 111,82 111,07 -0,17 1,07 -0,67

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 133,67 138,04 146,87 148,70 7,72 5,96 1,24

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,16 129,34 131,67 131,31 1,52 0,18 -0,27

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 101,15 106,73 111,55 113,24 6,11 5,76 1,52

Gabungan/Jawa Timur

a. Indeks yang Diterima (It) 133,67 133,09 137,62 138,15 3,80 3,63 0,38

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132,16 126,77 129,38 129,18 1,90 0,74 -0,15

(3)

Perkembangan NTP masing-masing sub sektor bulan Oktober 2017 terhadap bulan Oktober 2016 (year-on-year), tiga sub sektor mengalami kenaikan NTP dan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar pada sub sektor Perikanan sebesar 6,11 persen, diikuti sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 4,65 persen, dan sub sektor Tanaman Pangan sebesar 4,18 persen. Se-mentara sub sektor Hortikultura mengalami penurunan NTP sebesar 1,22 persen, dan sub sektor Peternakan sebesar 0,17 persen.

2. Indeks Harga Yang Diterima Petani

Indeks harga yang diterima petani naik 0,38 persen dibanding bulan September 2017 yaitu dari 137,62 menjadi 138,15. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diteri-ma petani pada tiga sub sektor pertanian dan sisanya mengalami penurunan. Sub sektor Tanaditeri-man Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan terbesar yaitu 1,75 persen, diikuti sub sektor Tanaman Pangan sebesar 1,72 persen, dan sub sektor Perikanan sebesar 1,24 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yang diterima petani adalah sub sektor Hortikultura sebesar 1,24 persen, dan sub sektor Peternakan sebesar 0,74 persen.

Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani bulan Oktober 2017 adalah tembakau, gabah, ikan layang, udang, ikan kuniran, rumput laut, ikan kembung, ikan kerapu (garopa/groper), ikan tembang, dan kakao. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah sapi potong, nilam, bawang merah, mangga, jagung, apel, ikan peperek, tomat, teri, dan ayam ras pedaging.

Grafik 1.

Perubahan Indeks Harga Diterima Petani (It) Jawa Timur Bulan September-Oktober Tahun 2017 (2012=100)

Tabel 2.

Sepuluh Komoditas Indeks Harga Diterima Petani (It) yang Mengalami Perubahan Harga Bulan Oktober Tahun 2017 (2012=100)

Komoditas yang mengalami Kenaikan Harga Komoditas yang mengalami Penurunan Harga

No. Komoditas RH (%) Andil No. Komoditas RH (%) Andil

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Tembakau 4,24 0,3492 1. Sapi potong -0,81 -0,0935 2. Gabah 3,09 0,3375 2. Nilam -13,40 -0,0691 3. Ikan Layang 7,87 0,1475 3. Bawang merah -4,74 -0,0564 4. Udang 2,43 0,1015 4. Mangga -2,52 -0,0480 5. Ikan kuniran 6,20 0,0641 5. Jagung -1,13 -0,0367 6. Rumput laut 1,24 0,0619 6. Apel -1,48 -0,0233 7. Ikan kembung 2,73 0,0235 7. Ikan peperek -11,99 -0,0214 8. Ikan kerapu 3,68 0,0156 8. Tomat -2,37 -0,0184 9. Ikan tembang 5,73 0,0151 9. Teri -1,90 -0,0181 10. Kakao 3,03 0,0149 10. Ayam ras pedaging -2,46 -0,0126

(4)

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani

Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu golongan konsumsi rumah tangga dan golongan biaya produksi dan pembentukan barang modal (BPPBM). Golongan konsumsi rumah tangga dibagi menjadi kelompok makanan dan kelompok non makanan. Pada bulan Oktober 2017, indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,15 persen dibanding bulan September 2017 yaitu dari 129,38 menjadi 129,18. Penurunan indeks ini disebabkan oleh turunnya indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi perdesaan) sebesar 0,32 persen, sedangkan indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,21 persen.

Indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) bulan Oktober 2017 turun sebesar 0,32 persen dari 135,33 pada bulan September 2017 menjadi 134,89, sedangkan Indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal (BPPBM) bulan Oktober 2017 naik sebesar 0,21 persen dari 120,03 menjadi 120,28.

Grafik 2.

Perubahan Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Jawa Timur Bulan September-Oktober Tahun 2017 (2012=100)

Sepuluh komoditas utama yang mendorong kenaikan indeks harga yang dibayar petani adalah beras, es batu, bekatul, broiler starter, sawi, sawi hijau, benih lele, cabai merah, rokok kretek, dan bakso. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat kenaikan indeks harga yang dibayar petani bulan Oktober 2017 adalah bawang putih, tomat sayur, bawang merah, bibit ayam ras pedaging, cabai rawit, ikan cakalang, jagung pipilan, daging ayam ras, benih gurame, dan kacang panjang.

Tabel 3.

Sepuluh Komoditas Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) yang Mengalami Perubahan Harga Bulan Oktober Tahun 2017 (2012=100)

Komoditas yang mengalami Kenaikan Harga Komoditas yang mengalami Penurunan Harga

No. Komoditas RH (%) Andil No. Komoditas RH (%) Andil

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Beras 1,35 0,0182 1. Bawang putih -10,99 -0,0210 2. Es batu 1,76 0,0137 2. Tomat sayur -6,02 -0,0184 3. Bekatul 3,95 0,0126 3. Bawang merah -12,35 -0,0179 4. Broiler starter 3,98 0,0087 4. Bibit ayam ras pedaging -1,27 -0,0124 5. Sawi 12,17 0,0076 5. Cabai rawit -6,75 -0,0081 6. Sawi hijau 12,17 0,0058 6. Ikan cakalang -4,40 -0,0065 7. Benih lele 1,03 0,0040 7. Jagung pipilan -1,12 -0,0058 8. Cabai merah 6,83 0,0039 8. Daging ayam ras -3,61 -0,0055 9. Rokok kretek 0,53 0,0039 9. Benih gurame -1,39 -0,0053 10. Bakso 3,61 0,0035 10. Kacang panjang -4,45 -0,0044

(5)

4. Perkembangan NTP Antar Provinsi di Pulau Jawa

Dari lima Provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Oktober 2017, empat Provinsi mengalami Kenaikan NTP sedangkan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat sebesar 1,30 persen, diikuti Provinsi Jawa Timur sebesar 0,54 persen, Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,40 persen, dan Provinsi Banten sebesar 0,32 persen. Sedangkan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan NTP sebesar 0,96 persen. sebesar 0,16 persen.

Tabel 4.

Nilai Tukar Petani 5 Provinsi Di Pulau Jawa Bulan Oktober Tahun 2017 (2012=100)

No. Provinsi Bulan Perubahan

September 2017 Oktober 2017 Sept 2017-Okt 2017

1. Jawa Barat 105,98 107,36 1,30

2. Jawa Tengah 102,56 102,97 0,40

3. D.I. Yogyakarta 103,03 102,04 -0,96

4. Jawa Timur 106,37 106,94 0,54

5. Banten 100,69 101,01 0,32

Pada bulan Oktober 2017, NTP Provinsi Banten sebesar 101,01 merupakan yang terkecil dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa. Sementara NTP Provinsi Jawa Barat sebesar 107,36 meru-pakan yang terbesar.

Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Statistik Prov Jawa Timur

Jl.Raya Kendangsari Industri 43-44 Surabaya- Indonesia 60262

Satriyo Wibowo, SP, MM

Kepala Bidang Statistik Distribusi Provinsi Jawa Timur

Telepon: 0318439343 E-mail: satriyo@bps.go.id Website : www.jatim.bps.go.id

Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang

Tegangan yang diterapkan dalam pengujian AC Hi-Pot Test adalah sebesar satu setengah kali dari tegangan line-to- line RMS generator (1,5E) untuk keserasian dengan peralatan

Pada sektor rumah tangga mengalami peningkatan pertumbuhan energi listrik dengan persentase pertumbuhan rata-rata mencapai 1,736 % pertahunnya hingga 10 tahun

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit

Hasil pengolahan data dari perhitungan regresi linier juga menerangkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan namun positif antara kecerdasan emosional

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang terdiri dari lima kegiatan yaitu: (1) Planning , dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan