• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 31/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015

K

EADAAN

K

ETENAGAKERJAAN DI

D.I.

Y

OGYAKARTA

P

ADA

F

EBRUARI

2015

T

INGKAT

P

ENGANGGURAN

T

ERBUKA

S

EBESAR

4,07

P

ERSEN

1.

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL

Tujuan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) untuk memperoleh informasi dasar dalam monitoring dan evaluasi pembangunan nasional maupun daerah dalam hal penciptaan kesempatan kerja. Sakernas menghasilkan indikator secara makro situasi ketenagakerjaan. Sakernas mulai 2015 dilaksanakan kembali setiap semesteran, Sakernas bulan Agustus/semester II dilaksanakan untuk mendapatkan indikator pokok yang menggambarkan keadaan ketenagakerjaan sampai level kabupaten di seluruh Indonesia.

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

 Jumlah penduduk yang bekerja di D.I. Yogyakarta pada Februari 2015 mencapai 2,013 juta orang, mengalami peningkatan sebanyak 1,19 persen dibanding keadaan pada Februari 2014 sebanyak 1,989 juta orang atau bertambah 23,714 ribu orang.

 Jumlah angkatan kerja di D.I. Yogyakarta pada Februari 2015 mencapai 2,098 juta orang, mengalami pertumbuhan sebanyak 3,69 persen dibanding angkatan kerja Februari 2014 sebanyak 2,033 juta orang atau bertambah sebanyak 75 ribu orang.

 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di D.I. Yogyakarta pada Februari 2015 sebesar 73,10 persen, mengalami peningkatan 1,26 poin jika dibandingkan keadaan Februari 2014 sebesar 71,84 persen.  Sektor-sektor yang mengalami peningkatan jumlah penduduk yang bekerja selama Februari

2014-Februari 2015 adalah Sektor Konstruksi (3,31 persen), Sektor Industri (2,79 persen) dan Sektor Lainnya/Pertambangan,Listrik, Gas dan Air Minum (0,36 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Perdagangan (2,3 persen), ), Sektor Jasa-jasa (2,04 persen), Sektor Transportasi (1,4 persen), Sektor Keuangan (0,39 persen), dan Sektor Pertanian (0,32 persen).

 Sekitar 54,13 persen penduduk yang bekerja pada Februari 2015 berada pada kegiatan informal.

Persentase pekerja informal turun 0,04 poin jika dibandingkan pada Februari 2014 sebesar 54,09 persen.  Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di D.I. Yogyakarta dari Februari 2013 - Februari 2015 berada dalam

kisaran 2,0 - 4,5 persen dan fluktuatif. Pada Februari 2015 TPT D.I. Yogyakarta mencapai 4,07 persen, mengalami peningkatan 1,91 poin dibanding TPT Februari 2014 sebesar 2,16 persen. Angka ini lebih rendah dibanding TPT Nasional sebesar 5,81 persen pada Februari 2015.

(2)

2.

ANGKATAN KERJA DI D.I. YOGYAKARTA

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan antara penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. TPAK sebagai indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Hasil Sakernas Februari 2015 di D.I. Yogyakarta menunjukan TPAK sebesar 73,10 persen, mengalami peningkatan jika dibandingkan keadaan Februari 2014 sebesar 71,84 persen atau selama kurun waktu satu tahun naik 1,26 poin. Pola perbandingan TPAK periode Februari 2014- Februari 2015 ditampilkan pada tabel 1. Sementara bila TPAK dibedakan menurut jenis kelamin kecenderungan TPAK laki lebih tinggi dari TPAK perempuan. TPAK laki-laki hasil Sakernas Februari 2015 di D.I. Yogyakarta sebesar 83,95 persen dan TPAK perempuan sebesar 66,72 persen. TPAK perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki karena hal ini kemungkinan faktor budaya di D.I. Yogyakarta tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya laki-laki, sehingga perempuan lebih sedikit masuk ke dalam angkatan kerja. Bila TPAK dibedakan menurut wilayah kecenderungan TPAK pedesaan lebih tinggi dari TPAK perkotaan. TPAK pedesaan Februari 2015 di D.I. Yogyakarta sebesar 76,20 persen dan TPAK perkotaan sebesar 71,95 persen karena wilayah perkotaan sebagai pusat ekonomi tentunya lebih banyak angkatan kerja yang bekerja.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2013–2015

JenisKegiatanUtama Satuan

2013*) 2014**) 2015**) Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Angkatan Kerja Ribuan orang 1.958,08 1.949,24 2.032,89 2.023,46 2.098,08 Bekerja Ribuan orang 1.885,04 1.886,07 1.988,91 1.956,04 2.012,63

Penganggur Ribuan orang 73,04 63,17 43,98 67,42 85,45

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 70,01 69,29 71,84 71,05 73,10

3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) % 3,73 3,24 2,16 3,33 4,07

4. Pekerja tidak penuh Ribuan orang 85,23 151,17 102,40 99,36 97,40 Setengah penganggur Ribuan orang 372,26 599,83 472,43 398,11 372,30

Paruh waktu Ribuan orang 457,49 750,99 574,83 497,47 469,70

3.

PENDUDUK YANG BEKERJA D.I. YOGYAKARTA

Di D.I. Yogyakarta sektor unggulan yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Pertanian, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa-jasa. Data Sakernas pada Februari 2015 dari tiga sektor unggulan tersebut menunjukan angka yang signifikan dibanding dengan sektor lain yaitu sebesar 25,10 persen, 24,34 persen, dan 18,71 persen. Sektor lain yang cukup banyak berperan dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 17,70 persen, hal ini menunjukan bahwa D.I. Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota budaya yang sebagian besar masyarakatnya masih dominan bekerja pada sektor pertanian. Bila ditinjau dari Lapangan Pekerjaan Utama selama Februari 2013 - Februari 2015, rata-rata tertinggi yang paling

(3)

berikutnya sektor Pertanian 25,7 persen, sektor Jasa-jasa 20 persen dan sektor Industri Pengolahan 14,58 persen. Dari empat sektor utama tersebut yang menjadi alternatif pilihan angkatan kerja adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran karena relatif lebih mudah menjadikan status bekerja sektoral dan sektor Pertanian yang secara musiman selalu meningkat dalam menyerap tenaga kerja, sedangkan sektor Jasa-jasa dan sektor Industri Pengolahan memerlukan ketrampilan khusus yang harus dimiliki. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama disajikan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2013 – Februari 2015

Lapangan Pekerjaan Utama 2013*) 2014**) 2015**) Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pertanian 24,38 28,18 25,42 25,41 25,10

Industri Pengolahan 12,96 13,36 14,91 13,97 17,70

Konstruksi 6,39 5,54 4,84 7,48 8,15

Perdagangan, Hotel dan Restoran 26,38 25,87 26,64 25,86 24,34

Pengangkutan dan Komunikasi 3,87 3,48 3,78 3,52 2,38

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 3,34 2,87 3,37 3,75 2,98

Jasa-jasa 21,46 19,93 20,75 19,14 18,71

Lainnya (Pertambangan, Penggalian, Listrik,

Gas dan Air Minum) 1,22 0,77 0,29 0,86 0,65

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2013 - Februari 2015

*) Februari 2013-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014

**) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 – Agustus 2014,Februari 2015 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk 2010-2035

Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta yang bekerja sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai persentasinya terus meningkat. Dari data hasil Sakernas Februari 2015 (tabel 3) terlihat sebanyak 41,94 persen, jika dibandingkan Februari 2014 yang mencapai 41,81 persen, berarti ada peningkatan 0,13 poin, sedangkan jika dibandingkan Agustus 2014 yang mencapai 43,22 persen mengalami penurunan 1,28 poin, sedangkan status pekerjaan utama yaitu Berusaha Sendiri pada Februari 2015 ini sebesar 15,06 persen, Berusaha dibantu art/buruh tidak tetap sebesar 15,01 persen, Pekerja Keluarga/tak dibayar sebesar 14,61 persen, Pekerja bebas sebesar 9,46 persen dan Berusaha dibantu buruh tetap sebesar 3,92 persen.

Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan selama seminggu yang lalu. Status Pekerjaan dapat digunakan sebagai indikator untuk menggambarkan kegiatan formal dan informal. Dari status pekerjaan utama, kegiatan formal hanya diasumsikan untuk kategori Berusaha dibantu buruh tetap dan kategori Buruh/Karyawan/Pegawai, sedangkan kategori yang lain dianggap sebagai kegiatan informal. Pada Februari 2015 tenaga kerja yang bekerja pada kegiatan formal sebesar 45,87 persen dan yang bekerja pada kegiatan informal

(4)

sebesar 54,13 persen. Jika kegiatan formal Februari 2015 dibandingkan dengan keadaan Februari 2014 sebesar 45,91 persen mengalami peningkatan 0,04 poin.

Tabel 3

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2013 – Februari 2015

Status Pekerjaan Utama

2013*) 2014**) 2015**) Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Berusaha Sendiri 13,52 12,92 12,14 13,92 15,06

Berusaha dibantu art/buruh tak tetap 20,15 19,83 19,97 16,59 15,01

Berusaha dibantu buruh tetap 4,10 4,57 4,10 3,90 3,92

Buruh/Karyawan/Pegawai 39,75 39,46 41,81 43,22 41,94

Pekerja bebas 8,74 7,12 5,13 7,62 9,46

Pekerja Keluarga/tak dibayar 13,73 16,10 16,85 14,75 14,61

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2013 - Februari 2015

*) Februari 2013-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014

**) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014-Agustus 2014,Februari 2015 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk 2010-2035

4.

PERKEMBANGAN ANGKA PENGANGGURAN D.I. YOGYAKARTA

Pekerja setengah pengangguran atau pengangguran terselubung adalah penduduk yang bekerja dengan waktu kerjanya kurang dari 35 jam seminggu. Pekerja setengah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2015 mencapai 23,34 persen. Sebanyak 4,84 persen dari pengangguran terselubung tergolong setengah pengangguran “terpaksa”, karena masih mau bekerja apabila ada tawaran pekerjaan lain dan selebihnya 18,5 persen tergolong setengah pengangguran “sukarela”, karena tidak berusaha mencari pekerjaan lain. Pengangguran terselubung ditinjau dari status wilayah yang terbanyak ada di wilayah pedesaan sebesar 26,37 persen sedangkan wilayah perkotaan sebesar 22,09 persen karena di wilayah pedesaan pada umumnya waktu penduduk untuk bekerja dari pagi sampai siang rata-rata sekitar 4 jam sehari. Pengangguran terselubung menurut jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan sebesar 28,54 persen, sedangkan laki-laki sebesar 19,17 persen, karena waktu terbanyak yang digunakan perempuan umumnya untuk mengurus rumah tangga. Secara rinci Persentase Jumlah Jam Kerja Seminggu Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja tersebut pada tabel 4.

(5)

Tabel 4

Persentase Jumlah Jam Kerja Seminggu Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Februari 2015

Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2015

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja. TPT dapat digunakan untuk memonitoring dan evaluasi perkembangan angka pengangguran. Fluktuasi TPT D.I. Yogyakarta dari Februari 2013 – Februari 2015 kisaran 2,1 – 4,1 persen dan keadaannya mengalami fluktuasi dan selalu berada di bawah TPT nasional yang berada pada kisaran 5,7 – 6,3 persen (gambar 1)

Keadaan Februari 2014 - Agustus 2014 bila dicermati TPT D.I. Yogyakarta dan nasional keadaannya sama, angka TPT D.I. Yogyakarta meningkat dari 2,16 persen menjadi 3,33 persen dan TPT nasional juga mengalami peningkatan dari 5,7 persen menjadi 5,9 persen.

Jam Kerja seminggu Perkotaan Pedesaan Laki-laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 – 7 1,02 2,28 1,21 1,62 1,39 8 – 14 3,55 6,44 3,75 5,21 4,40 15 – 24 8,34 8,59 6,77 10,45 8,41 25 – 34 9,17 9,07 7,44 11,26 9,14 35 + 77,91 73,63 80,83 71,46 76,66 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 setengah pengangguran 22,09 26,37 19,17 28,54 23,34

(6)

Gambar 1

Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Wilayah dan Jenis Kelamin D.I. Yogyakarta Februari 2013 – Februari 2015

Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2012- Februari 2014

*) Februari 2013-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014

**) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014-Agustus 2014, Februari 2015 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk 2010-2035

Hasil Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2013 - Februari 2015 menunjukan TPT daerah perkotaan lebih besar dari daerah pedesaan. TPT perkotaan D.I. Yogyakarta Februari 2015 sebesar 5,3 persen , jika dibandingkan pada Februari 2014 sebesar 2,68 persen mengalami penurunan 2,62 poin hal ini dipengaruhi oleh beragamnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya pusat perekonomian sehingga angkatan kerja baru cenderung mencari pekerjaan, pindah atau mondok di perkotaan sehingga pengangguran lebih nampak kuantitatifnya. TPT D.I. Yogyakarta Februari 2015 di pedesaan sebesar 0,95 persen, jika dibandingkan pada Agustus 2014 sebesar 2,17 persen mengalami penurunan 1,22 poin atau 0,29 poin jika dibandingkan pada Februari 2014 sebesar 1,24 persen. Hal ini kemungkinan disebabkan penduduk pedesaan biasanya tidak terlalu selektif memilih lapangan pekerjaan, sehingga akan melakukan kegiatan apa saja walau hanya sebagai pekerja keluarga, pekerja bebas pertanian dan sebagian masih bertahan di pedesaan dengan berusaha mencari pekerjaan dengan cara melaju (nglajo/commute/pulang-pergi/ulang-alik) ke perkotaan, apalagi dengan kemudahan kepemilikan kendaraan bermotor dan semakin baiknya kondisi infrastruktur fasilitas jalan raya. TPT D.I. Yogyakarta Februari 2015 menurut jenis kelamin laki-laki sebesar 5,23 persen masih lebih tinggi dibanding perempuan sebesar 2,59 persen, karena laki-laki sebagai kepala keluarga khususnya di usia angkatan kerja lebih reaktif dalam upaya untuk bisa mendapat status bekerja.

4,45 2,47 3,22 4,37 3,73 5,92 3,93 2,04 3,59 2,81 3,24 6,25 2,68 1,24 2,67 1,60 2,16 5,70 4,00 2,17 3,88 2,65 3,33 5,90 5,30 0,95 5,23 2,59 4,07 5,80 Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan DIY Nasional

(7)

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183 Telp.0274-4342234 (Hunting) Fax. 0274-4342230 Email : bps3400@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian yang telah dilakukan secara keseluruhan terhadap rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

Mengingat jumlah tanaman akasia yang tersebar luas di Propinsi Riau dan potensi lempung yang berlimpah, maka perlu dilakukan suatu terobosan yang dapat mengolah

Penambahan CaCl 2 pada proses koagulasi susu menggunakan ekstrak jahe merah pada tingkat konsentrasi 0,02% (P2) dengan 0,03% (P3) tidak memiliki perbedaan yang nyata

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa Media animasi dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS)berpengaruh signifikan

Coordinator committed       A decision to commit had been reached before the server failed.  It sends a 

Peningkatan produksi kedelai terjadi karena kenaikan luas panen seluas 2.326 hektar meskipun terjadi sedikit penurunan pada angka produktivitas sebesar 0,76 atau (-7,60

Terkait dengan penelitian ini, maka yang dimaksud dengan bimbingan pribadi adalah bantuan yang diberikan kepada siswa kelas VIII B SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2

Hasil penelitian menunjukkan, keempat industri pengolahan salak yang diteliti layak untuk dilaksanakan, namun industri kripik salak lebih unggul dibandingkan industri