• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Tentang Pembimbing Klinik.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Tentang Pembimbing Klinik.docx"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.

1. Latar belakangLatar belakang

Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan/Ners yang lebih berorientasi Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan/Ners yang lebih berorientasi  pada

 pada kompetesi kompetesi (KBK) (KBK) tentu tentu memberikan memberikan implikasi implikasi pada pada berbagai berbagai perubahan perubahan termasuktermasuk dalam kesiapan tenaga pembimbing klinik dalam memeberikan bimbingan agar mencapai dalam kesiapan tenaga pembimbing klinik dalam memeberikan bimbingan agar mencapai kompetensi yang diinginkan. Pada kondisi ini maka peranan seorang Clinical Instructor (CI) kompetensi yang diinginkan. Pada kondisi ini maka peranan seorang Clinical Instructor (CI) sangat penting dalam setiap tahapan praktikum mahasiswa sejak di tatanan laboratorium sangat penting dalam setiap tahapan praktikum mahasiswa sejak di tatanan laboratorium sampai pada tatanan klinik/lapangan nyata.

sampai pada tatanan klinik/lapangan nyata.

Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas dari seseorang. Oleh karena itu suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas dari seseorang. Oleh karena itu seharusnya seorang CI diberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan seharusnya seorang CI diberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan  perannya

 perannya dalam dalam merancang, merancang, mengelola dan mengelola dan mengevaluasi mengevaluasi pemebelajaran pemebelajaran klinik klinik terhadapterhadap  peserta

 peserta didik didik di di tatanan tatanan klinik. klinik. Namun sNamun seringkali eringkali kita kita melihat melihat dan dan merasakan merasakan keadaan keadaan yangyang  berbeda

 berbeda dimana dimana seorang seorang CI CI sulit sulit sekali sekali menunjukkan menunjukkan kemampuannya kemampuannya dalam dalam membimbingmembimbing  peserta

 peserta didik didik karena karena berbagai berbagai sebab sebab antara antara lain lain adalah adalah kurangnya kurangnya kepercayaan kepercayaan diri diri dandan ketidakjelasan peranan yang di berikan institusi pendidikan pada para CI tersebut. Hal inilah ketidakjelasan peranan yang di berikan institusi pendidikan pada para CI tersebut. Hal inilah yang mendorong pentingnya pembahasan peran CI ini dalam pelatihan Clinical Instructor yang mendorong pentingnya pembahasan peran CI ini dalam pelatihan Clinical Instructor saat ini, semoga memberi kejelasan akan peran fungsi dan tanggung jawabnya dalam saat ini, semoga memberi kejelasan akan peran fungsi dan tanggung jawabnya dalam membimbing para peserta didik di tatanan klinik.

membimbing para peserta didik di tatanan klinik.

2.

2. Rumusan masalahRumusan masalah 1.

1. Apa definisi pembimbing klinik ?Apa definisi pembimbing klinik ? 2.

2. Apa sasaran bimbingan klinik ?Apa sasaran bimbingan klinik ? 3.

3. Apa evaluasi pembimbingan klinik ?Apa evaluasi pembimbingan klinik ? 4.

4. Apa prinsipApa prinsip

 – 

 – 

 prinsip bimbingan klinik ? prinsip bimbingan klinik ? 5.

5. Bagaimana kompetensi pembimbing klinik ?Bagaimana kompetensi pembimbing klinik ? 6.

6. Apa peran dan fungsi pembimbing klinik ?Apa peran dan fungsi pembimbing klinik ? 7.

(2)

3.

3. TujuanTujuan

Agar mahasiswa dapat mengetahui

Agar mahasiswa dapat mengetahui pentingnya konsep pembimbing klinik.pentingnya konsep pembimbing klinik.

KONSEP PEMBIMBING KLINIK

KONSEP PEMBIMBING KLINIK

Setelah menyelesaikan unit kegiatan belajar 3 Setelah menyelesaikan unit kegiatan belajar 3 ini diharapkan anda mampu menjelaskan ini diharapkan anda mampu menjelaskan konsep tentang pembimbing klinik dan konsep tentang pembimbing klinik dan mengembangkannya di lapangan.

mengembangkannya di lapangan.

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan anda mampu :

diharapkan anda mampu : 1.

1. Menjelaskan dan memahami konsep tentangMenjelaskan dan memahami konsep tentang pembimbing klinik.

pembimbing klinik.

Sekarang kita memasuki kegiatan belajar 1 , materi yang akan kita bahas adalah Konsep Pembimbing Sekarang kita memasuki kegiatan belajar 1 , materi yang akan kita bahas adalah Konsep Pembimbing Klinik. Materi ini merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kebidanan di masyarakat . Klinik. Materi ini merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kebidanan di masyarakat .

(3)

1. Definisi pembimbing klinik. 2. Sasaran bimbingan klinik. 3. Evaluasi pembimbingan klinik. 4. Prinsip

 – 

 prinsip bimbingan klinik. 5. Kompetensi pembimbing klinik. 6. Peran dan fungsi pembimbing klinik. 7. Tanggung jawab pembimbing klinik.

(4)

A. Konsep Dasar Pembimbing Klinik

Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas dari seseorang. Kriteria yang harus dipenuhi seorang pembimbing antara lain: (1) memiliki pengetahuan keilmuan yang dalam dan luas serta minimal setara dengan jenjang pendidikan peserta didik, (2) kompeten dalam kemampuan klinik, (3) terampil dalam pengajaran klinik, dan (4) mempunyai komitmen dalam pembelajaran klinik. Salah satu cara meningkatkan kualitas pembimbing adalah dengan mengadakan pelatihan clinical educator (Nursalam, 2007).

1. Pengertian Pembimbing Klinik

Pembimbing Klinik/Clinical Instructure  adalah perawat yang terpilih, perawat yang ahli dalam praktik klinik, bertugas untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik selama  proses pembelajaran di lahan praktik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat.

Pembelajaran Klinik Keperawatan adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam tatanan nyata. Pengalaman belajar klinik adalah suatu bentuk  pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik melalui kesempatan melatih diri dalam

melaksanakan praktik keperawatan profesional dalam tatanan nyata.

Metode pembelajaran yang perlu diterapkan dalam pembelajaran klinik antara lain (1) metode pengalaman dengan penugasan klinik, penugasan tertulis, (2) metode pemecahan masalah, (3) konferensi, (4) observasi, (5) media, (6) metode pengarahan individu, dan (7) metode bimbingan individu. Individu dapat diterapkan dengan empat mode yang ada: observasi, response, tertulis, dan OSCE. Khusus untuk model terakhir tersebut (OSCE), perlu lebih banyak diterapkan dalam menunjang evaluasi klinik bagi mahasiswa.

Konsep dasar peran pembimbing klinik meliputi : 1. Role Model Profesional

Seorang pengajar klinik yang mempunyai pengetahuan yang kokoh, mempunyai kemampuan kllinik, trampil sebagai pengajar dan mempunyai komitmen sebagai pembimbing klinik, mendemonstrasikan analisisnya dengan menggunakan sebuah strategi dan mengembangkan

(5)

tanggung jawab pada mahasiswa serta mempunyai latar belakang pendidikan keperawatan yang lebih tinggi dari pendidikan mahasiswa yang diajarnya.

2. Asessor/penilai

Pembimbing yang memiliki kualifikasi, pengetahuan, kompetensi, dan pengalaman melakukan kegiatan penilaian, sesuai dengan keahlian dan profesionalisme yang dimiliki dengan mengacu kepada standar penilaian yang berlaku. Mempersiapkan mahasiswa menerapkan teori ke dalam praktek dan menemukan cara memperoleh teori dari praktek, membangun hubungan yang kooperatif dan kolaboratif dengan mahasiswa, merangsang untuk melakukan penyelidikan atau penelitian, mendukung penemuan.

Pembimbing melakukan observasi pelaksanaan secara langsung di laboratorium dan membuat keputusan menurut ekspektasi (dugaan) ekspilisit, standar dan ktiteria, mengenal dengan baik pada kemajuan pengkajian dan penerapan dengan sama pada setiap mahasiswa, menimbulkan kepercayaan, dan keadilan reabilitas  peneliti.

Mempersiapkan mahasiswa menerapkan teori ke dalam praktek dan menemukan cara memperoleh teori dari praktek, membangun hubungan yang kooperatif dan kolaboratif dengan mahasiswa, merangsang untuk melakukan penyelidikan/ penelitian, mendukung  penemuan.

3. Coach/Pelatih

Pengajar klinik melakukan pengajaran kepada mahasiswa untuk mencapai kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan pengajaran di klinik dengan melakukan hal sebagai berikut:

1. Membuka tujuan dan ekspektasi mahasiswa 2. Mendorong inisiatif mahasiswa

3. Member penghargaan pelaksanaan 4. Membantu usaha

5. Mensimulasi kreativitas 4. Kolega/teman

Pembimbing melibatkan, menarik, memberikan feedback yang jujur tapi tidak menjadi over  protektif, menerima setiap mahasiswa dan memberikan dorongan untuk mengetahui bahwa

keputusan hasil yang akan datang bukan dari suatu penampilan yang jelek tetapi dari seluruh tingkat kemampuan, sikap dan pelaksanaan bagi suatu keutuhan.

 Mendemonstrasikan sebuah hubungan kerja yang terbuka dan percaya sehingga

(6)

 Belajar dari dan dengan setiap orang, mempersiapkan untuk kolaborasi dan kooperasi

5. Fasilitator

Pengajar klinik sebagai fasilitator dalam pembelajaran klinik adalah kemampuan seseorang yang dibutuhkan untuk memfasilitasi pengembangan pada bab yang telah lalu dan tergantung  pada kesuksesan implemantasi lab kampus dan sesi pra klinik atau pengarahan singkat yang

masing-masing membutuhkan kemampuan tambahan yang berbeda. Tanya jawab atau sesi  post conferens melengkapi siklus pembelajatran klinik yang tergantung pada kemampuan

mengajar klinik yang spesifik. Peran fasilitator mencakup :

a. Mempersiapkan mahasiswa untuk menguji secara kritis asumsi mereka, pengetahuan dasar dan sikap pada setting klinik

 b. Mempersiapkan tantangan bagi mahasiswa untuk mengetahui apakah mereka akan melihat, melakukan dan mengalami di klinik

6. Reflektif

Pembimbing yang mampu menyeleksi pengetahuan yang telah diperolehnya dengan memberikan kontribusi dalam perkembangan pribadi dan sosial seseorang melalui  pengalaman dan pemecahan masalah dengan menggunakan suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah yaitu :

1. Mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri sendiri.

2. Menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya. 3. Menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan

mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam  bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.

4. Menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya mas ing-masing.

5. Mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat

6. Feedback

Secara profesional pembimbing bertanggung jawab atas keberhasilan para siswanya menuju tujuan yang diharapkan. Seorang pembimbing klinik yang membantu mahasiswa dalam pengajaran dengan membantu mahasiswa mengidentifikasi perhatian mahasiswa,

(7)

menyediakan cara untuk mengurangi stress, mendorong mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan belajar serta mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri. Membimbing dalam pembelajaran praktikum merupakan hal penting demi terlaksananya  pengalaman belajar praktikum bagi peserta didik. Nursalam (2007) menjabarkan proses  pembelajaran melalui tahapan berikut ini:

1. Persiapan rancangan pembelajaran dalam rangka membantu peserta didik melaksanakan tugas belajar. Tahap ini menekankan pada perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, termasuk sumber yang sesuai dengan  jumlah peserta didik dan pengajar, mencoba peralatan yang akan digunakan untuk demonstrasi/ redemonstrasi, merancang layout, merencanakan ruang praktikum, pemasangan  berbagai diagram/ poster/ grafik, membuat makalah, serta pengaturan tempat duduk. Pada tahap persiapan diperlukan kemampuan mengorganisir fasilitas sesuai tujuan dan tahapan  peserta didik.

2. Penerapan berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menyelesaikan tugas pembelajaran sesuai dengan tujuan yang di inginkan.

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesional, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan profesional dibidang keperawatan serta memiliki dan menampilkan sikap profesional. Untuk mencapai kemampuan tersebut harus dirancang strategi belajar mengajar dalam bentuk pengalaman  belajar praktek laboratorium dan pengalaman belajar praktek klinik keperawatan. Salah satu  bentuk pengalaman yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan dan pembinaan  pendidikan keperawatan yang merupakan bentuk pengalaman belajar utama dalam

melaksanakan adaptasi profesional yaitu pengalaman belajar klinik.

Reilly dan Obermann dalam Nursalam (2003) menyatakan bahwa pengalaman belajar klinik (Rumah sakit dan Puskesmas) merupakan bagian penting dalam proses pendidikan mahasiswa keperawatan, karena memberikan pengalaman yang kaya kepada mahasiswa  begaimana cara belajar yang sesungguhnya. Kemudian Reilly menambahkan bahwa masalah nyata yang dihadapi di lahan praktek membuat mahasiswa harus berespon terhadap tantangan dengan mencari pengetahuan dan ketrampilan sebagai alternatif untuk menyelesaikannya. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan klinik yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara alamiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam keperawatan. Pengalaman belajar ini juga pada saat yang bersamaan merupakan kesempatan untuk professional adjustment bagi mahasiswa keperawatan atau yang dikenal sebagai sosialisasi profesional.

(8)

2. Sasaran Bimbingan

Proses bimbingan diharapkan mempunyai sasaran yang maksimal dalam membantu individu (Hidayat, 2002). Sasaran tersebut yaitu:

1. Pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri.

Melalui proses bimbingan diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mengenali dirinya  baik dari segi kemampuan maupun keterbatasan

2. Pengenalan terhadap lingkungan.

Lingkungan dari proses bimbingan seharusnya merupakan lingkungan dengan iklim yang kondusif sehingga akan memudahkan mahasiswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada disekitarnya.

3. Pengambilan keputusan.

Proses bimbingan pada intinya membantu mahasiswa menentukan pilihan dan agar mahasiswa bertanggung jawab terhadap konsekuensi yang dipilihnya.

4. Pengarahan diri

Individu atau mahasiswa yang dibimbing akan berani melaksanakan keputusan yang ditetapkannya, dan berusaha mengarahkan dirinya pada kegiat an yang menguntungkan.

5. Perwujudan diri

Perwujudan diri merupakan kemampuan merealisasikan diri (mewujudkan diri) yang merupakan tujuan akhir dari usaha bimbingan, individu mampu mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

a. Soft Skill

SOFT SKILL (Kemampuan NON-TEKNIS) merupakan kemampuan seseorang untuk  bisa bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia berada.

Sifatnya invisible.

Attribut dari softskill ini seperti : sikap baik seperti integritas, inisiatif, motivasi, etika, kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, kemampuan beradaptasi, pemecahan masalah dan lainnya.

Metode pengajaran klinik keperawatan merupakan metode mendidik peserta didik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan obyektif dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep  pembelajaran.

(9)

B. Kriteria Seleksi Metode Pengajaran

1) Diarahkan untuk mencapai tujuan meliputi Entry behavior dan karakteristik peserta didik ( dapat dilihat/ dinilai dari tes potensi akademik dengan niali batas lulus), Kualitas dan ketrampilan pengajar, Rasio pengajar dan peserta didik ( 4 - 6 peserta didik dengan 1  pembimbing), Karakteristik dan kekhususan lahan praktek dan keterbatasan dari metode  pengajaran.

2) Mempertimbangkan beberapa aspek meliputi kesesuaian tujuan pengalaman belajar klinik yang terkait dengan metode pengajaran, kesesuaian peserta didik yang terkait dengan kemampuan, pengalaman dan karakteristik lainnya, kesesuaian ketrampilan pengajar dan kerangka konsep proses pembelajaran, ketepatan yang terkait dengan tersedianya sumber-sumber dan kendala di lahan klinik, Sejalan dengan falsafah program pendidikan keperawatan yang terkait dengan keyakinan pengajar tentang proses pembelajaran, dan menyediakan berbagai metode yang terkait dengan berbagai kompetensi yang harus dicapai. C. Strategi Implementasi Pengajaran Klinik

1) Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan dan mengajar pengajaran klinik 2) Ruangan, peralatan yang tersedia yang akan digunakan untuk mengajar 3) Biaya yang dikeluarkan yaitu biaya administrasi / pelaksanaan

4) Jumlah peserta didik yang diijinkan agar pengajaran menjadi efektif. D. Metode bimbingan

Metode bimbingan praktik klinik keperawatan yang sering digunakan adalah sebagai berikut (Ngalim, 2002):

a. Metode Observasi

Metode yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dengan mengembangkan  perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang.

Metode ini meliputi : 1) Observasi lapangan 2) Field trip

3) Ronde keperawatan 4) Metode demonstrasi  b. Metode bedside teaching 

Merupakan metode bimbingan yang dilakukan disamping tempat tidur klien dengan mempelajari klien terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.

(10)

 Keuntungan Bedside Teaching 

Dalam penelitian (Alden, 2006) dihasilkan kesimpulan bahwa bedside teaching   sangat  baik digunakan untuk mempelajari keterampilan klinik. Beberapa keuntungan  bedside

teaching  antara lain : 1) Observasi langsung.

2) Menggunakan seluruh pikiran.

3) Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.

4) Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa. 5) Memperagakan fungsi :

a) Perawatan

 b) Keterampilan interaktif:

 Bedside teaching  tidak hanya dapat diterapkan di rumah sakit, keterampilan bedside teaching   juga dapat diterapkan di beberapa situasi di mana ada pasien.

 Kerugian Bedside Teaching 

1) Gangguan (misalnya ada panggilan telepon/HP berdering). 2) Waktu rawat inap yang singkat.

3) Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak. 4) Tidak ada papan tulis.

5) Tidak dapat mengacu pada buku. 6) Pelajar lelah

c. Metode nursing clinic

Metode nursing clinic adalah metode penyajian pasien dengan menggunakan kehadiran seorang pasien yang dipilih sebagai focus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan  pengalaman langsung dalam pembahasan prinsip - prinsip dan prosedur perawatan dari  pasien.

d. Metode penugasan membuat catatan dan laporan tertulis (eksperensial)

Metode yang digunakan dengan memberikan penugasan untuk membuat catatan dan laporan secara tertulis di lahan praktik.

e. Metode Studi Asuhan Keperawatan ( Nursing care study)

Studi asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah dimana peserta didik melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang mendasari pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan.

(11)

 b. Kriteria Pemilihan Metode

Perencanaan pengalaman belajar praktek klinik mencakup keputusan pemilihan metode yang akan digunakan yang dapat memungkinkan pencapaian tujuan belaj ar.

• Kriteria dan pemilihan metode mengajar dan pengajaran klinik harus sesuai dengan

(Oermann, 1985):

1) Tujuan pengalaman praktek klinik.

2) Kemampuan, pengalaman, dan karakteristik peserta didik.

3) Kemampuan pembimbing, kerangka konsep proses pembalajaran. 4) Sumber-sumber dan keterbatasan lahan praktek.

5) Filosofi keperawatan. 6) Kompetensi yang ada. E. Jenis Metode Pengajaran Klinik 1) Ekperensial

Memberikan pengalaman langsung tentang suatu kejadian, melalui praktek klinik yang melibatkan interaksi klien aktual / fiktif. Jenisnya meliputi :

a) Penugasan klinik

 Membantu peserta didik menggunakan konsep dan teori dalam praktek.  Membantu mempelajari hal

 – 

 hal yang terjadi di lahan klinik.

 Mengembangkan ketrampilan mengatasi pemikiran yang bercabang dan bersosialisasi

dengan profesi.

 Mengembangkan ketrampilan psikomotor, terkait dengan pemberian asuhan

keperawatan.  b) Penugasan tertulis

 Meningkatkan cara belajar menyelesaikan masalah yang terkait dengan klien.

 Meningkatkan pemahaman terhadap aspek tertentu dari praktek klinik.

 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi tertulis.

Contoh : studi kasus, pembuatan laporan kunjungan, menulis rencana keperawatan,  pembuatan makalah.

c) Simulasi dan permainan

 Mempersiapkan peserta didik memperoleh kesempatan mengembangkan dan

mengkaji ketrampilan kognitif lingkungan.

 Dilakukan sebelum peserta didik menghadapi situasi nyata. Menghindari kesalahan

(12)

 Dengan menggunakan manikin,boneka untuk tindakan tertentu ( pemberian injeksi,

 pemasangan kateter, infus dll) 2) Penyelesaian masalah

a. Membantu mengidentifikasi masalah.

 b. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.

c. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik.

d. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu terhadap masalah baru. Jenisnya meliputi :

a) Situasi penyelesaian masalah

 Menggambarkan secara tertulis peristiwa klinik  Menanggulangi masalah yang terdapat di klinik.

 Mengidentifikasi data relevan yang menunjang masalah.

 Mengajukan hipotesa yang relevan.

 Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.

 Menerapkan teori kedalam praktek.

 Situasi pengambilan keputusan

 Situasi penyelesaian masalah yang memerlukan pengambilan keputusan.

 Peserta didik melakukan pengujian data yang ada, mengidentifikasi alternatif

tindakan, menentukan prioritas tindakan, pembuatan keputusan.

 Berdiskusi dan menggali proses berpikir dalam menanggapi situasi.

c) Proses insiden

 Membantu peserta didik mengembangkan ketrampilan berdasarkan kejadian klinik.

 Insiden berasal dari pengalaman praktek aktual.

3) Konferensi

a. Dirancang melalui diskusi kelompok.

 b. Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan masalah. c. Menerima umpan balik dari kelompok.

d. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber. e. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok. f. Mengembangkan ketrampilan kepemimpinan.

Jenisnya meliputi : a) Pre conference

(13)

 Mendiskusikan rencana belajar mengacu pada kontrak belajar yang telah dibuat

 peserta didik.

 Mengkaji kesiapan diri peserta didik untuk melaksanakan praktik seperti pemahaman

konsep, sikap dan kondisi psikologis.

 Mengidentifikasi kasus sesuai kebutuhan belajar dalam kontrak belajar.

 b) Post conference

 Pembimbing bersama peserta didik mendiskusikan kegiatan belajar yang telah

dilakukan. Pembimbing meminta agar setiap mahasiswa menceritakan kegiatan yang telah dilakukan.

 Memberikan penguat terhadap keberhasilan yang telah diperoleh. Peserta diminta

untuk mengevaluasi sendiri proses belajar yang telah dilakukan.

 Secara bersama sama menilai pencapaian tujuan belajar / kompetensi. Peserta didik

diminta menilai sendiri pencapaian tujuan belajar / kompetensinya dan merumuskan tindak lanjut untuk merumuskan kegiatan belajar berikutnya.

 Instruktur menandatangani pencapaian kompetensi dalam buku pencapaian

ketrampilan yang telah menunjukkan kemampuannya dalam pencapaian kompetensi tertentu.

4) Observasi

a) Mendapatkan pengalaman nyata.

 b) Mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang. Jenisnya adalah :

1. Observasi lapangan: Mengamati perilaku orang lain dan menerapkan pada dirinya. Observasi situasi klinik yang jarang ditemui.

2. Karya wisata: Melakukan observasi di luar tatanan praktek. Mengkaji pengalamn yang tidak terdapat di lahan utama.

c) Ronde keperawatan

 Observasi langsung, mengkaji askep dan informasi dari klien.

 Demonstrasi intervensi keperawatan yang spesifik dan saling berinteraksi.

 Pengajar memperkenalkan klien, berdiskusi dengan klien.

 Diskusi hasil observasi terhadap klien dilakukan di luar lingkungan klien.

d) Demonstrasi

(14)

5) Media

a. Mempersiapkan pembelajaran multi media

 b. Berkomunikasi melalui berbagai alat ( slide, film, model) c. Dapat dilakukan dengan jarak jauh : teleconference

6) Belajar mandiri

a. Memerlukan peran serta aktif peserta didik

 b. Menyusun kontrak belajar tentang apa yang akan dicapai dalam belajar mandiri. c. Sudah disusun dalam silabus meliputi tujuan, materi, metode.

7) Preseptorsif

a. Staf keperawatan / perawat dilahan praktek.

 b. Berperan sebagai role model dan membimbing peserta didik yang memungkinkan  peserta didik mengikuti perawat role model nya dari mulai yang sederhana sampai

dengan advance. Rasio harus seimbang 1 : 1 8) Praktek terkonsentrasi

a. Menfasilitasi masa transisi peserta didik dalam menuju perawat profesional.

 b. Meningkatkan ketrampilan klinik dan kepemimpinan agar rasa percaya diri meningkat. Jenisnya meliputi :

a) Externship Berperan sebagai pendidik dan pegawai sehingga mendapat kredit akademik dan kepegawaian. Berdasarkan perencanaan, pemantauan dan evaluasi dari pendidikan.

 b) Workstudy

 Memberikan fleksibilitas dimana peserta didik cuti dari akademik untuk

melaksWorkstudy

 Memberikan fleksibilitas dimana peserta didik cuti dari akademik untuk

melaksanakan praktek klinik.

 Peserta didik dianggap sebagai pegawai purna waktu. Pengajar dari pendidikan

dianggap sebagai konselor. c. Internship

Dirancang oleh institusi pelayanan sebagai program orientasi.Waktu berkisar 2-6  bulan.Merupakn masa adaptasi profesi.

9) Bed Side Teaching

Mengajar peserta didik disamping tempat tidur tentang kondisi klien dan keperawatan.Memberikan ketrampilan klinik secara langsung seperti pemeriksaan fisik, tindakan keperawatan kepada klien. Prinsip-prinsip:

(15)

 Kesiapan pembimbing klinik, peserta didik, klien

 Jumlah peserta didik terbatas (kelompok kecil)

 Diskusi pada awal dan post demonstrasi di hadapan klien dilakukan seminimal mungkin.

 Diskusikan hal yang bersifat positif pada pasien.

 Lanjutkan dengan redemonstrasi. Hal yang didemonstrasikan adalah hal yang belum

 pernah didapatkan peserta didik sebelumnya/ bila menghadapi kesulitan. Langkah

 – 

 langkah :

 Pembimbing klinik datang sebelum pengajaran dimulai. Anjurkan peserta didik datang

lebih awal

 Buat satuan pembelajaran

 Melibatkan klien dalam prosesnya

 Komunikasikan dengan penanggung jawab ruangan

 Melibatkan semua peserta didik.

 Mennunakan format yang telah disepakati

 Menngunakan pendekatan penyelesaian masalah

 Melakukan diskusi yang terkait diagnosa dan terapi pasien diruang diskusi.

F. Evaluasi Pembimbingan Klinik

Evaluasi merupakan salah satu fungsi dalam pelaksanaan proses pembimbingan klinik di lahan praktik.

1. Tujuan Evaluasi

a. Memperoleh informasi kemajuan proses belajar dalam melaksanakan praktik klinik.  b. Menentukan tingkat pencapaian tujuan praktik klinik yang telah dirumuskan institusi.

c. Mengetahui kesulitan mahasiswa dalam pembimbingan praktik. d. Memberikan nilai keterampilan kepada setiap mahasiswa.

e. Pertanggungjawaban pembimbing klinik kepada institusi terhadap proses hasil  bimbingan.

f. Untuk memperbaiki proses pembimbingan klinik yang akan datang. 2. Cara Evaluasi Praktik Klinik

Evaluasi praktik klinik menekankan pada pencapaian kompetensi dan kualitas  pencapaian pembelajaran setelah selesai melaksanakan praktik dan evaluasi pencapaian

kompetensi.

Pembimbing klinik mengadakan umpan balik tentang hasil yang telah dicapai, meminta pendapat kepada mahasiswa mengenai proses pembimbingan dan segala hal yang

(16)

dihadapinya yang menyangkut faktor-faktor pendukung, faktor penghambat serta kekurangan-kekurangan yang ditemukan (Ahnan, 2007).

G. Prinsip Prinsip Bimbingan

 Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

ketrampilan yang telah dipelajari di kelas dari berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi dalam situasi nyata.

 Mengembangkan potensi peserta didik untuk mengumpulkan perilaku atau

ketrampilan yang bermutu dalam situasi nyata di tempat pelayanan kesehatan.

 Memberi kesempatan pengalaman belajar kepada peserta didik bekerja secara tim

kesehatan dan membantu proses penyembuhan pasien.

 Memberikan pengalaman awal dan memperkenalkan kepada peserta didik dunia kerja

 professional.

 Membantu mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik yang ditemukan.

H. Kompetensi Pembimbing Klinik

 Profesional dalam ketrampilan yang diajarkan

 Mendorong mahasiswa untuk mempelajari ketrampilan baru

 Meningkatkan komunikasi yang terbuka (2 arah)

 Memberikan umpan balik segera

 Mengatur stress para mahasiswa

 Memusatkan pada keberhasilan mahasiswa bukan pada kegagalan

 Sabar dan mendukung

 Memberi penghargaan dan dukungan positif

 Memperbaiki kesalahan mahasiswa tapi tetap mempertahankan rasa harga diri

 Mendengar aktif

 Memberi kesempatan untuk istirahat

 Mengamati respon peserta didik

 Memberi pujian

I. Peran dan Fungsi Pembimbing Klinik

Peran fungsi pembimbing klinik sebagai berikut: 1) Sebagai agen pembaharu (Change Agent )

Seorang pembimbing klinik diharapkan mampu mengadakan perubahan-perubahan yang mengarah kepada pembaharuan dan peningkatan mutu bimbingan terhadap peserta

(17)

didik, yang pada akhirnya akan memberi dampak pada mutu pelayanan dan asuhan keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan.

2) Sebagai nara sumber

Pembimbing klinik senantiasa menjadi tempat bertanya dan tempat menemukan  jawaban bagi peserta didik saat mengalami kesulitan selama proses pembelajaran di lahan  praktik.

3) Sebagai manajer (Pengelola)

Dalam perannya sebagai manajer, pembimbing klinik hendaknya mampu mengelola lingkungan dan fasilitas di lahan praktik yang dapat mamfasilitasi peserta didik melaksanakan praktik klnik sehingga dapat mencapai pengalaman belajar klinik secara optimal sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu pembimbing klinik juga harus mampu membimbing dan memberi pengarahan kepada peserta didik sehingga secara bertahap mengurangi ketergantungan peserta didik pada pembimbing serta dapat belajar lebih efektif dan efisiensi.

4) Sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator, pembimbing klinik diharapkan dapat menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk itu pembimbing klinik harus terampil mempergunakan  pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi.

Sebagai fasilitator, pembimbing klinik hendaknya mampu mengusahakan sumber  belajar yang bermanfaat serta dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran di lahan  praktik.

5) Sebagai demonstrator

Pembimbing klinik hendaknya senantiasa menguasai bahan/materi, prosedur/perasat yang akan diajarkan kepada peserta didik, selain itu secara terus menerus mengikuti  perkembangan IPTEK terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan keperawatan.

6) Sebagai evaluator

Pembimbing klinik diharapkan mampu memberikan penilaian kepada peserta didik  baik selama proses pembelajaran klinik maupun pada akhir praktik. Pembimbing klinik hendaknya mengevaluasi apakah tujuan praktik telah dicapai, apakah ketrampilan yang telah dilakukan benar-benar dikuasai, apakah metode bimbingan telah sesuai. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan merupakan umpan balik terhadap proses pembelajaran klinik selanjutnya.

(18)

J. Tanggung Jawab Pembimbing Klinik

Dalam rangka melaksanakan peran-peran tersebut, pembimbing klinik memiliki beberapa tugas/tanggung jawab sebagai berikut:

1. Membina hubungan yang baik dengan kepala dan staf perawatan lahan praktik serta  profesi lain

2. Berperan serta dalam pertemuan tim kesehatan yang ada di lahan praktik 3. Merancang mitra/perawat untuk magang peserta didik

4. Memberikan penugasan tertulis/tidak tertulis yang berkaitan dengan masalah klinik

5. Melaksanakan komunikasi yang terapeutik baik terhadap peserta didik, pasien maupun dengan staf dan profesi lain

6. Memberi kesempatan sukses bagi peserta didik

7. Mengidentifikasi populasi pasien untuk pembelajaran 8. Menentukan tempat untuk konferensi klinik.

9. Mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik 10. Mengorientasi peserta didik

11. Menyeleksi pengalaman belajar klinik

12. Mendemonstrasikan kemampuan professional 13. Berkomunikasi dengan staf klinik

14. Mendampingi peserta didik selam praktik klinik, memberikan motivasi 15. Memfasilitasi proses pembelajaran

16. Menilai pengalaman pembelajaran klnik peserta didik sesuai dengan lembar evaluasi yang tersedia

K. Fakta

 – 

 Fakta Di Lapangan

1. Jumlah mahasiswa yang lebih banyak dari pasien 2. Fasilitas dasar ruangan yang kurang memadai.

3. CI ruangan terlalu banyak tanggung jawab, kurang skill membimbing 4. Kasus yang terdapat di kurikulum jarang ditemukan.

5. Target ketrampilan 1/3 tercapai.

6. Proporsi mahasiswa dan pembimbing tidak seimbang. 7. Kurangnya role model

8. Kecenderungan dosen hanya supervisi singkat. Langkah sederhana dalam proses pembelajaran : 1. Perlakukan mahasiswa dengan respect dan caring

(19)

3. Ajak mereka aktif dan mencoba

4. Metode bimbingan yang variatif Beri masukan rutin terhadap penampilan mahasiswa 5. Beri contoh konkrit, demonstrasikan

6. Gunakan analogy yang masuk akal

7. Beri harapan ( pencapaian) tugas yang jelas 8. Ciptakan suasana praktik yang nyaman

(20)

RANGKUMAN

1. Pengertian Pembimbing Klinik

Pembimbing Klinik/Clinical Instructure  adalah perawat yang terpilih, perawat yang ahli dalam praktik klinik, bertugas untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik selama  proses pembelajaran di lahan praktik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat.

2. Sasaran Bimbingan

Proses bimbingan diharapkan mempunyai sasaran yang maksimal dalam membantu individu (Hidayat, 2002). Sasaran tersebut yaitu:

1. Pengungkapan, pengenalan dan penerimaan diri. 2. Pengenalan terhadap lingkungan.

3. Pengambilan keputusan. 4. Pengarahan diri

5. Perwujudan diri

3. Metode bimbingan

Metode bimbingan praktik klinik keperawatan yang sering digunakan adalah sebagai berikut (Ngalim, 2002):

a. Metode Observasi Metode ini meliputi : 1) Observasi lapangan 2) Field trip

3) Ronde keperawatan 4) Metode demonstrasi  b. Metode bedside teaching 

c. Metode nursing clinic

d. Metode penugasan membuat catatan dan laporan tertulis (eksperensial) e. Metode Studi Asuhan Keperawatan ( Nursing care study)

(21)

4. Kompetensi Pembimbing klinik

 Profesional dalam ketrampilan yang diajarkan

 Mendorong mahasiswa untuk mempelajari ketrampilan baru

 Meningkatkan komunikasi yang terbuka (2 arah)

 Memberikan umpan balik segera

 Mengatur stress para mahasiswa

 Memusatkan pada keberhasilan mahasiswa bukan pada kegagalan  Sabar dan mendukung

 Memberi penghargaan dan dukungan positif

 Memperbaiki kesalahan mahasiswa tapi tetap mempertahankan rasa harga diri  Mendengar aktif

 Memberi kesempatan untuk istirahat

 Mengamati respon peserta didik

 Memberi pujian

5. Peran dan Fungsi Pembimbing Klinik

a. Peran fungsi pembimbing klinik sebagai berikut: 1. Sebagai agen pembaharu (Change Agent )

2. Sebagai nara sumber

3. Sebagai manajer (Pengelola) 6. Sebagai mediator dan fasilitator 7. Sebagai demonstrator

8. Sebagai evaluator

 b. Tanggung Jawab Pembimbing Klinik

Dalam rangka melaksanakan peran-peran tersebut, pembimbing klinik memiliki beberapa tugas/tanggung jawab sebagai berikut:

1. Membina hubungan yang baik dengan kepala dan staf perawatan lahan praktik serta  profesi lain

2. Berperan serta dalam pertemuan tim kesehatan yang ada di lahan praktik 3. Merancang mitra/perawat untuk magang peserta didik

4. Memberikan penugasan tertulis/tidak tertulis yang berkaitan dengan masalah klinik

5. Melaksanakan komunikasi yang terapeutik baik terhadap peserta didik, pasien maupun dengan staf dan profesi lain

(22)

7. Mengidentifikasi populasi pasien untuk pembelajaran 8. Menentukan tempat untuk konferensi klinik.

9. Mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik 10. Mengorientasi peserta didik

11. Menyeleksi pengalaman belajar klinik

12. Mendemonstrasikan kemampuan professional 13. Berkomunikasi dengan staf klinik

14. Mendampingi peserta didik selam praktik klinik, memberikan motivasi 15. Memfasilitasi proses pembelajaran

16. Menilai pengalaman pembelajaran klnik peserta didik sesuai dengan lembar evaluasi yang tersedia

(23)

TEST FORMATIF

1. Seorang pengajar klinik yang mempunyai pengetahuan yang kokoh, mempunyai kemampuan kllinik, trampil sebagai pengajar dan mempunyai komitmen sebagai  pembimbing klinik, mendemonstrasikan analisisnya dengan menggunakan sebuah strategi dan mengembangkan tanggung jawab pada mahasiswa serta mempunyai latarbelakang pendidikan keperawatan yang lebih tinggi dari pendidikan mahasiswa yang diajarnya merupakan konsep dari . . .

a. Role model profesional  b. Assesor/penilai

c. Coach/pelatih d. Fasilitator

2. Pengajar klinik melakukan pengajaran kepada mahasiswa untuk mencapai kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan pengajaran di klinik dengan melakukan . . .

a. Mempersiapkan tantangan bagi mahasiswa, mendorong inisiatif dosen

 b. Membuka tujuan dan ekspektasi mahasiswa, Mendorong inisiatif mahasiswa, Memberi penghargaan pelaksanaan

c. Menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya.

d. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan klinik

3. kemampuan seseorang untuk bisa bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik  pada lingkungan dimana dia berada. Sifatnya invisible merupakan pengertian dari

. . .

(24)

 b. Metode Observasi

c. SOFT SKILL (Kemampuan NON-TEKNIS) d. Metode demonstrasi

4. Jenis-jenis Metode Pengajaran Klinik ialah . . . a. Eksperensial

 b. Penugasan tertulis

c. Simulasi dan permainan d. Penyelesaian masalah

5. Dalam rangka melaksanakan peran-peran tersebut, pembimbing klinik memiliki  beberapa tugas/tanggung jawab antara lain . . .

a. Membina hubungan yang baik dengan kepala dan staf perawatan lahan praktik serta profesi lain

 b. Kecenderungan dosen hanya supervisi singkat

c. Membiarkan mahasiswa untuk mempelajari ketrampilan baru

d. Tidak memperbaiki kesalahan mahasiswa tapi tetap mempertahankan rasa harga diri

6. Yang bukan merupakan peran dan fungsi pembimbing klinik, yaitu... a. Sebagai agen pembaharu

 b. Sebagai nara sumber c. Sebagai manajer d. Sebagai pelatih

7. Seorang Bidan sedang melakukan pemasangan infus langsung pada pasiennya, mahasiswa memperhatikan bidan tersebut dengan seksama karena mahasiswa  belum pernah mendapatkan pembelajaran tentang pemasangan infus.

Diatas termasuk dalam metode pembelajaran : a. Metode Bedside Teaching

 b. Case Presentation c. Coaching

d. Clinic Tour

(25)

8. Clinic Tour merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan  peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan penetahuan teoritis kedalam  praktek keperawatan langsung, adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut

kecuali :

a. Klien dilibatkan langsung

 b. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik

c. Peserta didik dan pembimbing tanpa melakukan diskusi d. Pembimbing memfasilitasi kreatifitas peserta didik

e. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik

9. Seorang Bidan melakukan program pembelajaran yang terorganisisr dan t erencana kepada Bidan baru untuk meningkatkan keterlibatannya sebagai seorang Bidan  baru. Metode yang dilakukan Bidan senior dalam mengajarkan Bidan baru adalah:

a. Mentorship  b. Clinic tour

c. Bedside Teaching d. Case Studi

e. Preceptorchip

10. Seorang mahasiswa bidan sedang melakukan praktik di RS Y, mahasiswa tersebut diberi tugas yaitu membuat laporan secara tertulis dilahan praktik. Hal tersebut disebut dengan : a. Tugas Individu  b. Tugas kelompok c. Case Studi d. Coaching e. Preceptor Klinik

11. Case presentation adalah metode penyajian pasien dengan menggunakan kehadiran seorang pasien yang dipilih sebagai focus diskusi kelompok dengan tujuan memberikan pengalaman langsung dalam prosedur perawatan pasien, adapun prinsip-prinsip yang dilakukan antara lain:

a. Adanya evaluasi tentang pelaksanaan dan hasil nursing clinic

(26)

c. Tanpa harus ada perencanaan d. Tidak adanya privasi

e. Tanpa adanya perkenalan diri

KUNCI JAWABAN

1. A 2. B 3. C 4. A 5. A 6. D 7. A 8. C 9. E 10. D 11. A

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Bastable, S.B (2002). Perawat sebagai pendidik: prinsip

 – 

  prinsip pengajaran dan  pembelajaran, alih bahasa Gerda W. Jakarta: EGC

 Nurachmah, E( 2005).  Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan bimbingan klinik FIK

 – 

 UI .Tidak dipublikasikan.

Relly, D.E & Obermann,M.H (2002).  Pengajaran Klinis dalam pendidikan keperawatan, alih bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC

Waluyo, A.(2005).  Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan bimbingan klinik FIK

 – 

 UI .Tidak dipublikasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengajaran dengan menggunakan metode STAD dilengkapi modul memberikan pencapaian prestasi belajar meliputi aspek kognitif dan aspek

Penelitian fenomenologi ini bertujuan menggali pengalaman belajar mahasiswa program reguler di klinik sehingga para pembimbing klinik dapat memberikan persiapan dan bimbingan

Berbeda dengan kedua sub aspek tersebut, sub aspek kesesuaian strategi dengan jenjang peserta didik, sub aspek kesesuaian strategi kondisi lingkungan sekolah dan kesesuaian

Gontor dalam melaksanakan pembelajaran di kelas tidaklah eksklusif, tetapi tetap mempertimbangkan aspek-aspek pengembangan dalam cara (thoriqoh) pengajaran. Hal ini

Pendidikan secara nasional di Indonesia didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran , agar peserta didik secara

Terkait keberadaan mahasiswa yang sedang melaksanakan praktik di RS dan kaitannya dengan keamanan dan keselamatan pasien, maka sangat diperlukan peran pembimbing klinik

Terkait keberadaan mahasiswa yang sedang melaksanakan praktik di RS dan kaitannya dengan keamanan dan keselamatan pasien, maka sangat diperlukan peran pembimbing klinik