• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan resmi sistem hydrant

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan resmi sistem hydrant"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM SPPK

LAPORAN PRAKTIKUM SPPK

PENGGULUNGAN SELANG HYDRANT

PENGGULUNGAN SELANG HYDRANT

KELOMPOK

KELOMPOK : : 0101

NAMA

NAMA : : Intan Intan MaharaniMaharani

NRP

NRP : : 05150401160515040116

KELAS

KELAS : : K3-4DK3-4D

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2017

2017

(2)

BAB 1 BAB 1

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG

1.

1.11 Latar BelakangLatar Belakang

Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap bahaya Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap bahaya kebakaran, maka berdasarkan hal tersebut pemerintah telah menetapkan peraturan kebakaran, maka berdasarkan hal tersebut pemerintah telah menetapkan peraturan  perundangan

 perundangan untuk untuk menanggulangi menanggulangi masalah masalah kebakaran. kebakaran. Seperti Seperti yang yang tertuangtertuang dalam Undang

dalam Undang-undang No. -undang No. 1 tahun 1 tahun 1970 1970 tentang Keselamatan tentang Keselamatan Kerja pasal 3 Kerja pasal 3 ayatayat 1 yang berisi tentang syarat-syarat keselamatan kerja untuk : mencegah, 1 yang berisi tentang syarat-syarat keselamatan kerja untuk : mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran ; mencegah dan megurangi peledakan ; mengurangi dan memadamkan kebakaran ; mencegah dan megurangi peledakan ; memberikan kesempatan/jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran ; memberikan kesempatan/jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran ;  pengendalian penyebaran asap, gas, d

 pengendalian penyebaran asap, gas, dan suhu.an suhu.

Penanggulangan kebakaran sendiri bisa menggunakan benda sekitar seperti Penanggulangan kebakaran sendiri bisa menggunakan benda sekitar seperti  pasir

 pasir atau atau karung karung goni. goni. Namun Namun penggunaan penggunaan barang-barang barang-barang sekitar sekitar tidak tidak terlaluterlalu efektif untuk kebakaran dalam berskala besar. Salah satu caranya yaitu efektif untuk kebakaran dalam berskala besar. Salah satu caranya yaitu menggunakan

menggunakan hydrant hydrant ..

Pada

Pada hydranthydrant terdapat bagian yang paling penting yaituterdapat bagian yang paling penting yaitu fire hose fire hose atau selangatau selang  pada

 pada hydrant hydrant . Fungsi dari selang pada. Fungsi dari selang pada hydranthydrant yaitu sebagai media penyalur airyaitu sebagai media penyalur air yang terpompa dari

yang terpompa dari hydranthydrant pilar. Selang pilar. Selang hydranthydrant harus digunakan dan dijagaharus digunakan dan dijaga dengan baik agar suatu waktu ketika terdapat panggilan darurat kembali, maka dengan baik agar suatu waktu ketika terdapat panggilan darurat kembali, maka  proses pemadaman tidak akan terlambat hanya karena kesalahan teknis pada  proses pemadaman tidak akan terlambat hanya karena kesalahan teknis pada

komponen peralatan. komponen peralatan.

Salah satu proses mengemas perlengkapan dan peralatan yang harus dilakukan Salah satu proses mengemas perlengkapan dan peralatan yang harus dilakukan setelah tindakan pemadaman selesai adalah menggulung

setelah tindakan pemadaman selesai adalah menggulung Fire Hose Fire Hose atau selangatau selang  pemadam. Dalam proses pemadaman,

 pemadam. Dalam proses pemadaman, Fire Hose Fire Hose merupakan komponen peralatanmerupakan komponen peralatan yang sangat penting karena berperan sebagai media penyalur air yang terpompa yang sangat penting karena berperan sebagai media penyalur air yang terpompa dari Hydrant Pilar. Oleh

dari Hydrant Pilar. Oleh sebab itu, dalam menangani penggulungan dansebab itu, dalam menangani penggulungan dan  penguraian selang pemadam, sangatlah penting

 penguraian selang pemadam, sangatlah penting untuk mengetahui cara yang buntuk mengetahui cara yang baikaik dalam penggulungan dan penguraian

(3)

BAB 1 BAB 1

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG

1.

1.11 Latar BelakangLatar Belakang

Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap bahaya Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap bahaya kebakaran, maka berdasarkan hal tersebut pemerintah telah menetapkan peraturan kebakaran, maka berdasarkan hal tersebut pemerintah telah menetapkan peraturan  perundangan

 perundangan untuk untuk menanggulangi menanggulangi masalah masalah kebakaran. kebakaran. Seperti Seperti yang yang tertuangtertuang dalam Undang

dalam Undang-undang No. -undang No. 1 tahun 1 tahun 1970 1970 tentang Keselamatan tentang Keselamatan Kerja pasal 3 Kerja pasal 3 ayatayat 1 yang berisi tentang syarat-syarat keselamatan kerja untuk : mencegah, 1 yang berisi tentang syarat-syarat keselamatan kerja untuk : mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran ; mencegah dan megurangi peledakan ; mengurangi dan memadamkan kebakaran ; mencegah dan megurangi peledakan ; memberikan kesempatan/jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran ; memberikan kesempatan/jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran ;  pengendalian penyebaran asap, gas, d

 pengendalian penyebaran asap, gas, dan suhu.an suhu.

Penanggulangan kebakaran sendiri bisa menggunakan benda sekitar seperti Penanggulangan kebakaran sendiri bisa menggunakan benda sekitar seperti  pasir

 pasir atau atau karung karung goni. goni. Namun Namun penggunaan penggunaan barang-barang barang-barang sekitar sekitar tidak tidak terlaluterlalu efektif untuk kebakaran dalam berskala besar. Salah satu caranya yaitu efektif untuk kebakaran dalam berskala besar. Salah satu caranya yaitu menggunakan

menggunakan hydrant hydrant ..

Pada

Pada hydranthydrant terdapat bagian yang paling penting yaituterdapat bagian yang paling penting yaitu fire hose fire hose atau selangatau selang  pada

 pada hydrant hydrant . Fungsi dari selang pada. Fungsi dari selang pada hydranthydrant yaitu sebagai media penyalur airyaitu sebagai media penyalur air yang terpompa dari

yang terpompa dari hydranthydrant pilar. Selang pilar. Selang hydranthydrant harus digunakan dan dijagaharus digunakan dan dijaga dengan baik agar suatu waktu ketika terdapat panggilan darurat kembali, maka dengan baik agar suatu waktu ketika terdapat panggilan darurat kembali, maka  proses pemadaman tidak akan terlambat hanya karena kesalahan teknis pada  proses pemadaman tidak akan terlambat hanya karena kesalahan teknis pada

komponen peralatan. komponen peralatan.

Salah satu proses mengemas perlengkapan dan peralatan yang harus dilakukan Salah satu proses mengemas perlengkapan dan peralatan yang harus dilakukan setelah tindakan pemadaman selesai adalah menggulung

setelah tindakan pemadaman selesai adalah menggulung Fire Hose Fire Hose atau selangatau selang  pemadam. Dalam proses pemadaman,

 pemadam. Dalam proses pemadaman, Fire Hose Fire Hose merupakan komponen peralatanmerupakan komponen peralatan yang sangat penting karena berperan sebagai media penyalur air yang terpompa yang sangat penting karena berperan sebagai media penyalur air yang terpompa dari Hydrant Pilar. Oleh

dari Hydrant Pilar. Oleh sebab itu, dalam menangani penggulungan dansebab itu, dalam menangani penggulungan dan  penguraian selang pemadam, sangatlah penting

 penguraian selang pemadam, sangatlah penting untuk mengetahui cara yang buntuk mengetahui cara yang baikaik dalam penggulungan dan penguraian

(4)

1.

1.22 TujuanTujuan

TIU

TIU: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori perawataan: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori perawataan  peralatan pemadam kebakaran

 peralatan pemadam kebakaran TIK

TIK : : Mahasiswa mampu memahami Mahasiswa mampu memahami tentang tentang prosedur penggprosedur penggulunganulungan selang pemadam kebakaran

selang pemadam kebakaran

1.

1.33 ManfaatManfaat

1.

1. Manfaat subyektifManfaat subyektif

Sebagai syarat untuk mendapatkan nilai dari praktikum Sebagai syarat untuk mendapatkan nilai dari praktikum  penggulungan selang

 penggulungan selang hydranthydrant di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. 2.

2. Manfaat objektifManfaat objektif

Sebagai penambahan wawasan tentang bagaimana cara Sebagai penambahan wawasan tentang bagaimana cara menggulung selang

(5)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Metode Pemadaman

Bedasarkan teori segitiga api maka prinsip teknik pemadaman adalah dengan merusak keseimbangan pencampuran ketiga unsur penyebab kebakaran, atau dengan menghentikan proses pembakaran dengan

memutus rantai reaksi. Prinsip itu dapat dilakukan dengan teknik-teknik sebagai berikut :

1. Pendinginan (Cooling)

Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan mendinginkan  permukaan dari bahan yang terbakar dengan menggunakan

semprotan air sampai suhu dibawah titik nyala. Untuk bahan bakar dengan titik nyala yang rendah seperti bensin, pendinginan dengan menggunakan bahan air kurang efektif. Pendinginan digunakan dalam memadamkan kebakaran yang melibatkan bahan bakar dengan titik nyala yang tinggi.

2. Penyelimutan (Smothering)

Suatu kebakaran dibatasi dengan memutus hubungan bahan  bakar dengan oksigen atau udara yang diperlukan bagi terjadinya  proses pembakaran. Menyelimuti suatu kebakaran dengan CO2

atau busa akan menghentikan supply udara untuk kebakaran.

3. Memisahkan bahan yang dapat terbakar (Starvation)

Metode ketiga untuk memadakan api adalah dengan

memisahkan bahan yang dapat terbakar dengan jalan menutup aliran bahan bakar yang menuju tempat kebakaran atau

(6)

4. Memutus reaksi rantai kimia

Terjadinya proses pembakaran dari gabungan ketiga unsur menghasilkan gas-gas lainnya seperti H2S, NH3, HCN (sesuai dengan benda yang terbakar). Hasil reaksi yang penting adalah atom bebas O dan H yang dikenal sebagai atomatom radikal yang membentuk OH dan pecah menjadi H2 dan O. Atom radikal O dapat membentuk api lebih besar. Maka cara pemadaman ini adalah dengan memutus rantai reaksi pembakaran dengan media  pemadam api yang bekerja secara kimia.

2.2 Klasifikasi Kebakaran

Tujuan dari klasifikasi kebakaran adalah untuk mengenal  jenis media pemadam api sehingga dapat memilih media yang

tepat bagi suatu kebakaran berdasarkan klasifikasi. Klasifikasi kebakaran di Indonesia yang ditetapkan dalam Permenaker No. 04/Men/1980 mengacu pada NFPA sebagai berikut :

1. Klas A : Bahan Padat kecuali logam (Kayu, arang, kertas, plastik dan lain-lain)

2. Klas B : Bahan cair dan gas (Bensin, Solar, minyak tanah, aspal, alkohol, elpiji, dll.)

3. Klas C : Peralatan listrik yang bertegangan

4. Klas D : Bahan Logam (Magnesium, Almunium, Kalium, dll.)

2.3 Jenis Media Pemadam

A. Media Pemadam Cair

(7)

2. Busa : Efektif memadamkan kebakaran klas A dan B terutama jika  permukaan yang terbakar sangat luas.

3. CO2 :Cocok untuk memadamkan kebakaran klas B dan C.

B. Media Pemadam Padat

1. Pasir dan Tanah

Efektif untuk memadamkan kebakaran klas A dan B namun hanya untuk ceceran minyak atau oli dalam jumlah yang kecil.

2. Tepung Kimia

Cara kerja tepung kimia dalam memadamkan api adalah dengan memisahkan atau menyelimuti bahan dengan udara dan secara kimia memutuskan rantai reaksi pembakaran.

Dalam pemadaman perlu diperhatikan :

1. Arah angin

2. Jenis bahan yang terbakar

3. Volume dan potensi bahan yang terbakar

4. Letak dan situasi lingkungan

5. Lamanya terbakar

(8)

2.4 Teknik Penggunaan Media Pemadam Kebakaran Dengan Menggunakan

Hydrant

2.4.1 Pengertian Hidrant

Definisi Hidran adalah suatu alat yang dilengkapi dengan slang ( fire hose ) dan mulut pancar ( nozzle ) untuk mengalirkan air bertekanan yang digunakan untuk keperluan pemadaman kebakaran. ( Kep. Men. PU No.12/ KPTS/1985.)

Gambar 2.1 Hydrant

2.4.2 Jenis - Jenis Selang Pemadam Kebakaran

Sistem kelas I

Sistem harus menyediakan sambungan slang ukuran 63,5 mm (2½ inci) untuk pasokan air yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih.

Sistem kelas II

Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci) untuk memasok air yang digunakan terutama oleh penghuni bangunan atau oleh  petugas pemadam kebakaran selama tindakan awal.

(9)

Sistem harus menyediakan kotak slang ukuran 38,1 mm (1½ inci) untuk memasok air yang digunakan oleh penghuni bangunan dan sambungan slang ukuran 63,5 mm (2½ inci) untuk memasok air dengan volume lebih besar untuk digunakan oleh petugas pemadam kebakaran atau mereka yang terlatih.

Untuk sistem hydrant di gedung perkantoran dikatgorikan dalam sistem kelas I karena bahaya kemungkinan terjadinya kebakaran di kanor termasuk rendah karena pemicu kebakaran rendah dan sistem proteksi di kantor yang cukup baik.

2.4.3 Letak Sambungan Slang pada Sistem Kelas 1.

Dilengkapi dengan sambungan untuk slang dengan ukuran 65 mm pada : 1. Pada setiap bordes diantara 2 lantai pada setiap tangga kebakaran

yang dipersyaratkan. Terdapat beberapa pengecualian, : Sambungan slang diizinkan untuk diletakan pada lantai bangunan di dalam tangga kebakaran, atas persetujuan instansi yang berwenang.

2. Pada setiap sisi dinding yang berdekatan dengan bukaan jalan keluar horizontal.

3. Di setiap jalur jalan keluarpada pintu masuk dari daerah bangunan menuju ke jalan terusan.

4. Di bangunan mal yang tertutup, pada pintu masuk setiap jalur jalan keluar atau koridor jalan keluar dan pintu pintu masuk untuk umum menuju ke mal.

5. Pada lantai tangga kebakaran yang teratas dengan tangga yang dapat mencapai atap dan bila tangga tidak dapat mencapai atap, maka sambungan slang tambahan 65 mm harus disediakan pada pipa tegak yang tyerjauh untuk memenuhi keperluan pengujian.

6. Apabila bagian lantai atau tingkat terjauh yang tidak dilinfungi oleh springkler yang jaraknya dari jalan keluar yang diisyaratkan

(10)

sprinkler yang jarak tempuhnya melebihi 61 ma dari jarak yang ditentukan.

 2.4.4 Jenis Gulungan Selang Pemadam Kebakaran (

F ire Hose )

Terdapat jenis  – jenis gulungan selang pemadam kebakaran (  fire hose ) yaitu :

1. Doughnut Roll

Bentuk gulungan biasa dan terdiri dua jenis yaitu gulungan tunggal dan ganda / kembar.

Gambar 2.2

Doughnut Roll

2. Coil Roll

Bentuk gulungan selang tekanan tinggi yang dibelitkan pada roll dengan alat pemutar / penggulung.

3. Flatting Hose

Bentuk gulungan selang biasa yang dilipat secara teratur di dalam kotak (locker ).

2.4.5 Penggunaan Selang Kebakaran (Fire Hose) Dan Cara Menggulungnya

Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya sangat perlu untuk diketahui bagi sebuah perusahaan yang baru melakukan pemasangan sistem  jaringan hydrant, hal tersebut tentunya berkaitan dengan pembentukan team

(11)

fire brigade perusahaan tersebut. Pada dasarnya selang kebakaran ( fire hose ) ditempatkan didalam box pemadam yang sering disebut dengan h ydrant box. Peletakannya pun ada beberapa cara yaitu di tempatkan begitu saja didalam  box atau diletakkan dengan cara di gantung dengan menggunakan hose rack.

Hose Rack berfungsi untuk menempatkan fire hose didalam hydrant  box dengan cara menggantungkan selang kebakaran sehingga terlihat lebih

rapi. Penggunaan hose rack tidak hanya akan membuat fire hose menjadi lebih rapi tetapi penggunaan hose rack sebenarnya dapat bermanfaat bagi fireman agar dapat menarik atau membentangkan selang dengan lebih cepat, karena kecepatan sangat dibutuhkan bagi para petugas kebakaran dalam menghadapi kasus kebakaran.

Ada dua cara menggulung selang atau fire hose :

Cara pertama adalah menggulung dengan teknik single roll. Teknik ini sangat sederhana baik dari cara menggulung maupun mempergunakannya. Cara menggulungnya kita dapat memulai dengan cara melipat pada satu ujung selang pastikan kita mulai melipat pada bagian ujung selang male coupling ( sangat perlu untuk diperhatikan, karena kesalahan dalam menggulung selang dapat berakibat memperlambat proses pemadaman). Saat kita sudah selesai menggulung selang pastikan female coupling berada pada bagian luar gulungan tersebut. karena saat kita melempar selang bagian female coupling adalah

 bagian yang akan kita sambungkan ke hydrant valve atau hydrant pillar.

(12)

Cara kedua adalah menggulung fire hose ( selang hydrant ) dengan menggunakan teknik double roll. Teknik ini sangat berbeda dari teknik menggulung selang single roll, langkah yang harus kit a lakukan adalah menyatukan kedua ujung selang seperti kita melipat selang dengan

mempertemukan antara ujung satu dengan ujung lainya, setela h dipertemukan geser ujung selang yang terletak pada bagian atas lebih kurang 20 sampai 25 sentimeter, setelah hal ini kita lakukanpindahkan posisi kita pada posisi lipatan selang dan kemudian gulung selang secara padat dan rapi hingga ke ujung. Bagaimana cara menggunakan selang ini jika kita menggunakan teknik double roll ? Caranya adalah saat kebakaran terjadi ambil selang yang telah kita

gulung double roll dan letakkan selang pada permukaan tanah dengan jarak separuh panjang selang tersebut dari hydrant pillar atau hydrant valve yang akan digunakan. Artinya jika panjang selang yang anda miliki 20 meter maka letakkan selang tersebut dengan jarak 10 meter dari hydrant pillar atau hydrant valve. Pastikan coupling female pada fire hose menuju ke hydrant pillar atau hydrant valve sedang ujung selang male menuju ke sumber api dan di

sambungkan dengan nozzle.

Gambar 2.4 Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya

 2.4.6 Perlengkapan Selang Kebakaran (

F ir e H ose )

Perlengkapan selang kebakaran ( Fire Hose ) adalah sebagai  berikut :

(13)

Merupakan kelengkapan dari setiap selang, strainer, nozzle, dan  pipa outlet / inlet kendaraan pemadam yang berfungsi untuk menghubungkan / menyambung : Dari satu selang ke selang yang lain; Dari satu selang ke nozzle (alat pemancar); Dari satu slang  pengisap ke strainer ( saringan ); Dari satu selang ke discharge pipa  pengeluaran dari mesin pompa ( discharge outlet ); Dari satu selang ke hydrant (sumber air bertekanan ). Bahan coupling adalah dari alluminium alloy dan atau kuningan.

Jenis –  jenis Coupling terdiri dari :

 Ztors Coupling yang digunakan oleh unit PKP-PK;  Instantenous Coupling;

 Moris Coupling;

Bagian dari Coupling adalah :

 Clamp fitting;  Tail piece;  Ring gasket.

Gambar 2.4

Coupling

2. Saringan selang pengisap (strainer)

Strainer adalah saringan yang dipasang pada selang pengisap (  suction hose ) dengan tujuan mencegah benda masuk seperti rumput, batu , dll ke pompa melalui selang pengisap yang mengakibatkan kerusakan pada pompa.

Jenis –  jenis strainer adalah sebagai berikut :

(14)

Sebuah saringan yang terbuat dari rotan atau bambu yang dianyam, dipasang di luar dari metal strainer, dan berbentuk keranjang serta mudah di lepas.

 Metal Strainer

Sebuah saringan yang terbuat dari logam, dan dipasang langsung ke selang pengisap dan dilengkapi dengan coupling serta dapat dilepas dan dipasang.

 Conical Strainer

Sebuah saringan terbuat dari kawat yang dianyam dan dipasang pada bagian dalam metal strainer, atau pada lubang pemasukan (  suction inlet ) dan biasanya dipasang tetap.

Gambar 2.6 Strainer 3.  Nozzle (Pemancar)

 Nozzle digunakan untuk memancarkan air atau bahan  pemadam api kimia lainnya. Noozle dibuat dengan bermacam-macam ukuran sesuai kebutuhan dan terdiri dari berbagai jenis yaitu :

 Plain Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat khusus

untuk memancarkan air dalam bentuk pancaran padat (solid stream).

 Variable Jet Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang

dilengkapi dengan tuas pengontrol, dalam penggunaannya /  pemancarannya dapat diatur :

(15)

 Pancaran padat (solid stream);

 Pancaran mengembang (spray).

 Foam Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat khusus

mendapatkan pancaran busa.

 Fog Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat khusus

mendapatkan satu bentuk pancaran mengabut seperti  paying.

 Cellar Nozzle adalah suatu jenis pemancar yang dibuat pada

ujung nozzle terdapat beberapa lubang yang mengelilinginya. Pancaran yang dihasilkan padat (solid) dan setiap lubang arah  pancaran tidak sama, karena nozzle ini berputar.

Gambar 2.7 Nozzle

4. Cabang ( Branch Coupling )

Cabang atau  Branch Coupling adalah alat penghubung selang yang berbentuk cabang. Jenis  –  jenis Branch Coupling adalah sebgai  berikut :

 Wye Connection /  Deviding Branch Coupling adalah jenis

cabang yang digunakan untuk membagi dari satu pancaran menjadi dua pancaran. Tujuan memakai cabang ini untuk memperbanyak jumlah pancaran;

 Siemese Connection / Collecting Branching adalah jenis

cabang yang digunakan untuk menyambung / menggabungkan dari dua pancaran menjadi satu pancaran.

(16)

Tujuan memakai cabang coupling ini untuk memperoleh kapasitas jumlah pancaran;

 Coupling Adaptor adalah jenis cabang yang dibuat khusus

dari dua couping digabung menjadi satu dan tidak sama  besar atau dua coupling yang tidak sejenis. Tujuan memakai coupling adaptor ini ialah apabila terdapat berbagai selang yang diameternya dan jenis coupling  berbeda agar dapat digunakan bersama –  sama.

Gambar 2.8 Branch Coupling

5. Kunci Coupling ( Spanner Coupling )

Kunci Coupling adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk mengikat atau mengencangkan dan melepaskan dua buah coupling . Jenis kunci coupling antara lain universal spanner dan universal  suction spanner . Kunci coupling yang digunakan oleh unit PKP-PK

adalah jenis universal spanner .

6. Pelindung Selang

a) Suction Pad merupakan alat pelindung  suction hose, digunakan untuk menjaga agar permukaan suction hose yang menempel pada suatu tempat, tidak terjadi goresan. Bahan yang digunakan : terpal, karung, keset atau bahan lunak.

 b) Chafing Block merupakan alat pelindung delivery hose digunakan  pada saat gelaran delivery hose melalui permukaan yang kasar seperti jalan yang kasar / bekas bangunan dan untuk menghindari kebocoran pada delivery hose.

(17)

c)  Hose Bridge merupakan alat pelindung delivery hose, digunakan saat gelaran delivery hose cross jalan raya.

d)  Hose Jacket merupakan alat pelindung delivery hose, digunakan untuk menutupi kebocoran pada delivery hose saat operasi  pemancaran

2.4.7 Prinsip Cara Menggelar Selang Pemadam Kebakaran (

F ir e H ose

)

1. Arah lemparan dari sumber air kearah api

2. Gelaran selang tidak boleh terpuntir

3. Selang tidak boleh ditarik atau diseret sepanjang permukaan tanah

4. Untuk selang gulungan :

- Dengan dilemparkan mendatar ke bawah

- Dengan dibawa berjalan (khusus kopling instantaneous)

5. Untuk selang lipatan ujungnya langsung dibawa ke a rah api.

2.4.8 Prinsip Cara Meringkas Selang

1. Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekukan

2. Buang air dalam selang dari sumber air ke arah api

3. Gulung selang dari arah api ke sumber air

(18)

2.4.9 Kerusakan Selang

Titik berat dari metode pembuatan selang adalah agar tanggung  jawab kemasakan selang dapat diperhatikan sepenuhnya. Hal ini penting  bahwa semua fireman dapat mengetahui cara memelihara selang dan

 bagaimana memenuhi pangilan bila terjadi kebakaran. Kerusakan selang dapat dihindari dengan mempertegas instruksi dalam pelatihan dan setiap

kesempatan mengingatkan personil agar hati-hati dalam mempergunakan selang. Kemampuan yang tinggi dan banyaknya pengalaman diperlukan untuk menguji dan memelihara selang. Hal ini dapat memacu sikap hati-hati dan menambah pengetahuan tentang selang.

Penyebab kerusakan selang antara lain :

 Gesekan

(Abrasi)

Orang harus selalu ingat cara meletakkan selang tanpa harus menyeretnya. Pernyataan mengenai abrasi adalah berkaitan dengan cara pembenahan selang. Pengertian abrasi adalah rusaknya selang akibat adanya gesekan air dengan volume yang besar saat dilakukannya proses pemadaman.

 Lapuk

(Mildew)

Lapuk atau mildew terjadi apabila selang dalam keadaan belum kering (masih setengah basah/lembab) disimpan dalam waktu yang lama dan akhirnya terjadi pelapukan.

 Kejutan

(Shock)

Hal ini terjadi apabila selang tidak digunakan dalam waktu yang lama, tiba-tiba digunakan secara langsung untuk mengalirkan air dalam volume yang besar sehingga selang menjadi shock .

 Asam, minyak, pelumas dan bahan bakar

Apabila selang yang digunakan dalam pemadaman terlalu banyak terkena minyak pelumas maupun zat cair yang bersifat asam akan mengalami pengeroposan secara perlahan.

(19)

 Injury by Heat

Kerusakan karena panas adalah kerusakan selang yang diakibatkan temperatur tinggi. Contohnya seperti ketika menjemur / mengeringkan selang dijemur pada panas matahari secara terus menerus.

 Injury by Freezing

Kerusakan karena udara dingin adalah kerusakan selang karena udara dingin atau diakibatkan temperatur rendah. Contohnya seperti pada waktu menyimpan selang dalam ruangan yang lembab.

2.4.10 Cara Perawatan Selang Pemadam Kebakaran

 Selang Pemadam Sering digunakan Untuk Pelatihan

Untuk selalu menjaga kualitas selang pemadam, cara yang pertama adalah selang pemadam tersebut sering di gunakan untuk sarana  pelatihan. Apabila selang pemadam tersebut tidak sering di gunakan

untuk pelatihan maka bisa saja selang pemadam itu bisa kaku atau bisa  bocor.

 Keringkan Setelah Digunakan

Mengeringkan bagian dalam selang pemadam setelah digunakan, agar selang tidak menjadi lengket atau terserang jamur dan lumut. Bila selang sudah lengket atau terserang jamur dan lumut ini bisa menghambat aksi pemadaman karena air yang tersumbat.

 Perhatikan Cara Membuka Selang

Banyak orang salah dengan cara membuka selang pemadam, kebanyakan orang saat membuka selang pemadam dengan cara ditarik  padahal hal tersebut dapat merusak selang pemadam. cara membuka selang pemadam yang benar adalah dengan mendorong bagian kumparan selang di uraikan, bukan ditarik.

 Minimalkan Penarikan Selang Pemadam

Diusahakan seminim mungkin untuk menarik selang, terutama saat digunakan di aspal. Dikarenakan gesekan selang dengan aspal dapat

(20)

membuat selang pemadam tersebut bocor atau rusak dan tidak dapat di gunakan lagi.

 Simpan Selang Pemadam dengan Benar

Sebaiknya selang pemadam disimpan pada tempatnya yaitu hydrant  box dan diusahakan selang pemadam tersebut tidak terkena sinar

matahari langsung.

2.4.11 Penyimpanan Selang Pemadam Kebakaran (

F ir e H ose

)

Penyimpanan selang pemadam kebakaran ( fire hose ) dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Selang disimpan dalam keadaan kering dan bersih;

2. Selang disimpan dalam rak / locker dalam keadaan digulung longgar dan coupling  berada di atas selang menghadap ke luar;

3. Selang tidak boleh disimpan pada tempat yang lembab; 4. Selang disimpan dalam ruangan dengan ventilasi yang baik;

5. Selang tidak boleh dicampur dengan benda / peralatan yang tajam; 6. Selang tidak boleh disimpan bercampur dengan bahan bakar dan

(21)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Alat

1. Selang pemadam kebakaran 3.1.2 Bahan

1. Air

3.2 Prosedur kerja

1. Penggulungan tunggal

END

tempatkan selang dalam keadaan datar dan lurus pada

tanah Ambil selang

 pemadam START

Tepatkan titik tengah dengan menggulung kopling female

(22)

2. Penggulungan ganda

3. Self-locking Twin-doughnut hose roll

A

tempatkan selang dalam keadaan datar dan lurus pada

tanah Ambil selang

 pemadam START

Sejajarkan panjang kopling male dengan kopling female

Lipat ujung atas dan gulung menuju kopling, nantinya

menciptakan gulungan

START

Ambil selang pemadam

(23)

4. Pelipatan selang

Ambil selang pemadam sisipkan loop dari loop 1 ke

loop yang ke 2

A

tempatkan selang dalam keadaan datar dan lurus pada

tanah

Buka sedikit bagian atas selang (bukan kopling) kesamping. lalu selang bagian menyambung diarahkan menuju bagian kopling. Gulung hingga mencapai kopling

END

START

A

Sejajarkan panjang kopling male dengan kopling female

(24)

5. Pelipatan selang seperti angka 8

A

Ambil selang

lakukan seperti penggulungan ganda

END A

tempatkan selang dalam keadaan datar dan lurus pada

tanah

Sambung kopling female dengan kopling male

Lipat ujung kanan dan kiri dari kopling. Lalu lipat lipatan kiri

atau kanan menuju arah sebaliknya

(25)

END A

setelah menjadi 2 gulungan pisah gulungan

(26)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Tugas Laporan Resmi

1. Dari berbagai macam jenis pengemasan selang yang telah saudara ketahui jenis  pengemasan mana yang digunakan di Pemadaman Kebakaran di Indonesia?

Jawab:

Dari beberapa sumber yang telah saya baca, dalam pemadaman kebakaran di Indonesia umumnya menggunakan jenis pengemasan selang Double dan Single. Hal ini karena jenis ini merupakan jenis yang paling mudah dilakukan dan dibawa saat terjadi keadaan darurat. Tapi terdapat juga jenis pengemasan lain yang diterapkan dalam pemadaman kebakaran di Indonesia seperti

contohnya yaitu ‘lipat’. Tetapi untuk jenis pengemasan ‘lipat’, ujung selang sudah tersambung oleh sumber sehingga hanya perlu membawa bagian yang tersambung ke nozzle kearah api. Dari praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil analisa bahwa jenis pengemasan 8 merupakan jenis pengemasan yang  paling mudah saat digunakan dalam keadaan darurat namun agak rumit dalam  pengemasannya.

2. Dari beberapa jenis pengemasan selang mana yang paling mudah dan efektif digunakan oleh pemadam kebakaran?

Jawab:

Dari beberapa video dan sumber yang telah saya cari. Jenis gulungan tnggal yang paling sering digunakan oleh pemadam kebakaran. Hal ini karena gulungan tunggal paling mudah digunakan saat terjadi keadaan da rurat dan mudah dibawa menuju sumber api.

4.2 Analisa Praktikum

Dari praktikum yang telah dilakukan, adapun beberapa hal yang dapat dianalisa yaitu:

 Saat pengemasan selang tipe 8

-Sebaiknya dilakukan oleh lebih dari 1 orang sehingga  pekerjaan lebih cepat untuk

selesai.

-Pada saat pengemasan,  bagian yang bergaris

diletakkan pada bagian luar gulungan. Hal ini dilakukan agar memudahkan dalam

 pengemasan selang. Gambar 4.1 Tipe 8

-Pada akhir pengemasan, bagian ‘laki-laki’ yang akan melilit gulungan sehingga terlihat seperti pita kemudia ‘lock ’ dengan bagian ‘ perempuan’ hingga bunyi klik.

(27)

 Saat pengemasan selang tipe Safe lock

- Panjang pengunci tidak boleh terlalu panjang sehingga saat penguncian gulungan tidak longgar.

- Pada bagian ujung kepala. Letak kepala Lak-laki dan Perempuan diberi  jarak 40 dengan laki-laki pada bagian atas. Hal ini dilakukan agar saat

gulungan selesai, kedudukan kedua ujung pada posisi yang sama.

Gambar 4.2 Tipe Safe Lock

 Saat tipe pengemasan selang Double Roll Doughnut

- Double roll doughnut dilakukan dengan kedua ujung dalam keadaan locking.

- Awalan penggulungan dengan awalan segitiga.

Gambar 4.3Tipe Safe Lock 

Untuk lebih memahami, dapat dilihat dalam video di :

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum pengemasan selang yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:

Beberapa jenis penggulungan membutuhkan peran lebih dari 1 orang

sehingga didapat hasil yang baik.

Garis pada selang dibuat sebagai pedoman dalam pengemasannya.

Pemilihan jenis pengemasan dilakukan berdasarkan keadaan darurat sehingga

harus memilih yang paling mudah dalam pengoperasiannya. 5.2 Saran

 Sebaiknya penggulungan selang di media yang memiliki keti nggian yang berbeda,

dilakukan dari bagian yang rendah sehingga gulungan lebih rapi. Karena pada saat dilakukan dari yang tinggi maka kecepatan akan mempengaruhi kerapian

(29)

TUGAS PENDAHULUAN

SOAL:

1) Sebutkan jenis-jenis selang pemadam kebakaran

2) Apa yang dimaksud dengan hoserell , coupling , dan  siames connection?

JAWABAN 1.

a)  Fire hose red rubber

Merupakan jenis selang pemadam kebakaran yang digunakan oleh pemadam kebakaran ( fire brigade). Material yang digunakan selang pemadam kebakaran ini dengan menggunakan material karet yang berkualitas dan memiliki mutu tinggi. Selang  pemadam ini mampu menahan tekanan air 18 bar sampai 20 bar, sedangkan rata-rata tekanan air pompa hydrant (hydrant pump) kurang lebih 10 bar. Oleh karena itu  Firehose red rubber yang memiliki kualitas yang baik dan mutu yang tinggi memungkinkan selang pemadam ini tidak mudah rusak dan bocor. Untuk ukuran diameter dan panjang selang bervariasi.

(30)

b)  Fire hose canvas

Selang pemadam kebakaran yag terbuat dari bahan kanvas  berkualitas tinggi agar tidak mudah pecah saat digunakan. Daya

tahan tekanan selang ini mampu bekerja di bawah tekanan 13-17 bar. Selang media kanvas tidak mampu menahan tekanan air antara 30-39  bar karena akan mengakibatkan kepecahan pada selang ini, hal itu tidak akan mungkin terjadi pada umumnya tekanan air yang dihadilkan pompa fire hydrant hanya mencapai kurang lebih 10 bar.

Gambar 4.2 Fire hose canvas c)  Fire hose polyster

Selang pemadam kebakaran ini dibuat dengan material 100% dari  polyester staple atau kain khusus yang dipergunakan dalam  pembuatan selang pemadam kebakaran. Selang pemadam jenis  polyster mampu bekerja dibawah tekanan air hingga 13 bar yang tangguh untu tekanan air dari pompa hydrant yang kurang lebih 10  bar.

(31)

2. a) Hose rell

Merupakan silinder poros yang terbuat dari logam,  fiberglass, atau plastik dan digunakan untuk menyimpan selang. selang ini terhubung dengan jaringan hidran atau pipa air  bertekanan dari PDAM kota.

b) coupling

Merupakan kelengkapan dari setiap slang, strainer, nozzle , dan pipa outlet / inlet kendaraan pemadam. Fungsi dari coupling adalah :

 Penghubung dari selang satu ke selan yang lain  Penyambung dari selan ke nozzle

 Penyambung dari selang penghisap ke strainer (saringan)  Penyambung dari satu selang ke discharge pipa pengeluaran

dari mesin pompa

 Penyambung antara satu selang ke hidran

Bahan yang digunakan pada coupling yaitu aluminium alloy atau kuningan.

c) Siamese connection

atau yang disebut  Branch Coupling adalah Alat penghubung slang yang berbentuk cabang.

(32)

Gambar

Gambar 2.1 Hydrant
Gambar 2.2 Doughnut Roll
Gambar 2.3 Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya
Gambar 2.4 Fire Hose Penggunaan Dan Cara Menggulungnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bukit Makmur Mandiri Utama jobsite Lati Berau antara lain alat pemadam api ringan (APAR), fire alarm system,dan hydarant, fire box. Sarana proteksi kebakaran yang lain

kenderaan berantai yang terdapat pada ‘ Fire Fighting Machine’ atau mesin pemadam kebakaran milik Fakulti Kejuruteraan Mekanikal yang juga masih

Bukit Makmur Mandiri Utama jobsite Lati Berau antara lain alat pemadam api ringan (APAR), fire alarm system ,dan hydarant, fire box. Sarana proteksi kebakaran yang lain

pengolahan data, analisis data kebakaran dan pelayanan pemadam kebakaran yang dilakukan selama ini masih menggunakan sistem manual yaitu dari sistem pelaporan kebakaran

FACe fire alarm connected adalah sebuah inovasi oleh Dinas Pemadam Kebakaran Dan Penyelamatan Kota Surabaya untuk membantu pelaporan lebih cepat dengan menggunakan kecanggihan teknologi

Cara kerja fire alarm adalah sebagai sistem pendeteksi kebakaran yang digunakan dalam bangunan, sistem fire menggunakan sensor deteksi kebakaran konvensional seperti sensor asap atau

Dalam situs : Free Access - NFPA 12: Standard on Carbon Dioxide Extinguishing Systems Fire Solution 2021, “ Perencanaan dan perhitungan sistem pemadam kebakaran CO2 fire suppression

Pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bengkalis pada Bidang Pencegahan dan Penyuluhan Kebakaran, dalam pendataan kebakaran yang terjadi di bengkalis, pendataan tersebut menggunakan