• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS JASA DAN TARIF / HARGA TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS JASA DAN TARIF / HARGA TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGARUH KUALITAS JASA DAN TARIF / HARGA

TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

(Studi pada Apotek Rawat Jalan Umum Daerah Kota Banjar)

Sutopo., S.Kom., M.M.

Konsentrasi Manajemen, Program Studi Manajemen dan Akuntansi STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

Jln. Angkrek Situ No. 19 Sumedang 45323, Telp. 0261 202911, Fax. 0261 207395 Email : sutopo@stie11april-sumedang.ac.id

Abstrak

Dalam Pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan perkembangan teknologi, maka akan mendorong masyarakat yang semakin selektif dalam memilih pelayanan jasa, termasuk dalam pelayanan jasa rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh kualitas jasa dan tarif/harga terhadap kepuasan dan dampaknya terhadap loyalitas pelanggan Apotek Rawat Jalan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pelayanan farmasi di rumah sakit. Bagi rumah sakit umum daerah Kota Banjar memberikan masukan mengenai karakteristik dan sifat pelanggan dalam pelayanan apotek rawat jalan umum serta memberikan sumbangsih bagi rumah sakit umum daerah Kota banjar dalam kaitannya dengan perkembangan farmasi di rumah sakit.

Proses Penelitian dilaksanakan di Apotek Rawat Jalan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan untuk analisis data menggunakan analisis jalur.

Dengan diperoleh Hasil penelitian yang menunjukkan ada pengaruh signifikan antara kualitas jasa dan tarif/harga terhadap kepuasan baik secara parsial maupun secara simultan dengan variabel tarif/harga yang memberikan pengaruh terbesar. Begitu juga hasil penelitian dari pengaruh kepuasan terhadap loyalitas menunjukan adanya pengaruh yang signifikan.

Kata kunci : Kualitas Jasa, Tarif/Harga, Kepuasan, Loyalitas, Apotek, Farmasi Rumah Sakit

Abstract

In population growth which is followed by an increase in the level of community welfare and technological development, it will encourage people to be more selective in choosing services, including in hospital services. This study aims to get a picture of the effect of service quality and tariffs / prices on satisfaction and the impact on customer loyalty of the General Outpatient Pharmacy at the Banjar City General Hospital. The results of this study are expected to contribute to the development of the science of pharmaceutical services in hospitals. The Banjar City regional general hospital provides input on the characteristics and nature of customers in general outpatient pharmacy services and contributes to the Banjar City regional general hospital in relation to the development of pharmaceuticals in hospitals.

The research process was carried out at the General Outpatient Pharmacy in the Banjar City Regional General Hospital. In this study, researchers used a descriptive

(2)

2

correlational method with a quantitative approach. Whereas for data analysis using path analysis.

With the results obtained research that shows there is a significant influence between service quality and tariff / price on satisfaction both partially and simultaneously with the variable price / price that gives the greatest influence. Likewise the results of research on the effect of satisfaction on loyalty shows a significant effect.

Keywords: Service Quality, Rates / Prices, Satisfaction, Loyalty, Pharmacy, Hospital Pharmacy

1. PENDAHULUAN

Sumarwan (2013) menyebutkan berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 231 juta jiwa pada tahun 2009 dan menjadi 350 juta jiwa pada tahun 2050. Dengan penduduk sebesar itu Indonesia akan menempati urutan keempat dunia sebagai negara yang memiliki penduduk paling banyak setelah RRC, India dan Amerika.

Jumlah penduduk yang banyak

merupakan pangsa pasar potensial bagi para produsen barang dan jasa, baik

produsen domestik maupun

mancanegara.

Pertumbuhan penduduk yang diikuti

dengan meningkatnya tingkat

kesejahteraan masyarakat dan

perkembangan teknologi, maka akan mendorong masyarakat yang semakin selektif dalam memilih pelayanan jasa, termasuk dalam pelayanan jasa rumah sakit. Masyarakat bisa dengan mudah membandingkan kualitas pelayanan rumah sakit yang satu dengan yang lainnya melalui internet.

Hartono (2010) menyebutkan bahwa produk yang dijual rumah sakit adalah

pelayanan kesehatan yang pada

hakikatnya adalah komoditas berupa jasa (service). Lovelock & Wright (2207), mendefinisikan jasa sebagai tindakan yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor produksi.

Rumah sakit merupakan organisasi yang unik dan kompleks. Unik karena di

rumah sakit terdapat suatu proses yang menghasilkan jasa perhotelan sekaligus jasa medis dan perawatan dalam bentuk pelayanan kepada pasien yang rawat inap maupun berobat jalan. Kompleks karena terdapat permasalahan yang rumit. Rumah sakit merupakan suatu organisasi padat karya dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda.

Didalamnya ada berbagai macam

fasilitas pengobatan dan berbagai macam peralatan, kemudian orang yang dihadapi adalah orang-orang beremosi labil, tegang dan emosional karena sedang dalam keadaan sakit, termasuk keluarga pasien. Oleh karena itu, pelayanan rumah sakit jauh lebih kompleks daripada hotel (Supriyanto dan Ernawaty, 2010).

Harmani (2005) menyebutkan

bahwa organisasi pelayanan kesehatan tersebut mengadopsi suatu strategi revenue-cycle strategi yang tidak hanya menghasilkan pendapatan yang kuat tetapi juga peningkatan kepuasan pasien sehingga pasien tersebut loyal.

Supriyanto dan Ernawatu (2010), menyebutkan bahwa dalam pelayanan rumah sakit atau pelayanan sosial,

semua aktivitas harus bisa

dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), baik dari aspek mutu layanan (quality

assurance), aspek administrasi

manajemen (tercapai cost effective layanan, effisiensi, dan efektivitas layanan), aspek ekonomi (nirlaba atau surplus), maupun aspek legal (tindakan medis harus terekam dalam rekam medis).

Untuk mencapai kepuasan pasien,

maka Dirjen Pelayanan Medik

Kementerian Kesehatan (2008)

(3)

3

yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit yang meliputi : pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, bedah, persalinan dan perinatologi, insentif, radiologi, laboratorium patologi klinik, rehabilitasi medik, farmasi, gizi, tranfusi darah, pelayanan keluarga

miskin, rekam medis, limbah,

administrasi manajemen,

ambulans/kereta jenazah, pelayanan laundry, pemeliharaan sarana rumah sakit dan pencegahan pengendalian infeksi.

Dirjen Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan (2008) dalam pedoman Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menetapkan waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah ≥ 30 menit, sedangkan untuk obat racikan adalah ≥ 60 menit. Selain waktu pelayanan obat, hal-hal lain yang harus diperhatikan oleh manajemen rumah sakit adalah kepuasan pelanggan yang harus lebih dari 80%, penulisan resep sesuai formularium serta tidak ada kejadian kesalahan pemberian obat harus mencapai 100%.

Berbagai upaya juga telah dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pelanggan yang menggunakan jasanya agar pelayanan yang diberikan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan RI.

Rumah sakit Umum Daerah Kota Banjar merupakan rumah sakit kelas B non pendidikan. Jumlah tempat tidur sebanyak 333 mencakup 18 ruang rawat inap dan 7 kelas perawatan.

Rumah Sakit Daerah Kota Banjar dalam memberikan pelayanan bidang farmasi menyediakan dua apotek di lingkungan rumah sakit yang terdiri dari apotek 24 jam yang melayani rawat inap dan apotek induk hanya melayani pada waktu jam kerja saja dan hanya melayani pasien untuk rawat jalan.

Untuk mempermudah pelayanan maka loket antara pasien umum dengan pasien yang menggunakan asuransi

dipisahkan. Pasien umum ialah

pasien/pelanggan yang menggunakan metode pembayaran secara tunai.

Adapun untuk pasien asuransi ialah yang menggunakan pembayaran oleh pihak ketiga seperti dengan BPJS Kesehatan.

Menurut Trisnantoro (2009), dalam sektor kesehatan, industri farmasi mempunyai pengaruh besar terhadap rumah sakit dan berbagai organisasi pelayanan kesehatan. Besarnya omzet obat dapat mencapai 50-60% dari anggaran rumah sakit.

Oleh karena itu, aspek harga/tarif merupakan salah satu elemen penting yang harus diperhatikan. Kotler dan Amstrong (2008), menyebutkan bahwa dalam menetapkan harga perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi harga

mencakup keseluruhan strategi

pemasaran perusahaan, tujuan

perusahaan, bauran pemasaran beserta pertimbangan organisasi lainnya. Adapun untuk faktor-faktor eksternal mencakup kondisi alamiah pasar dan permintaan, strategi dan harga pesaing, serta faktor lingkungan.

Walaupun instalasi farmasi rumah sakit merupakan salah satu dari banyak bagian atau divisi dari rumah sakit, ia mempunyai pengaruh yang sangat besar pada perkembangan profesional rumah sakit dan juga terhadap ekonomi dan biaya operasional total rumah sakit, disebabkan hubungan timbal baliknya dengan dan saling tergantungnya pelayanan-pelayanan lain pada instalasi farmasi rumah sakit (Siregar, 2004).

Karena apotek rawat jalan

merupakan pelayanan jasa, maka diperlukan pula strategi pemasaran

untuk meningkatkan jumlah

kunjungannya. Supriyanto & Erwanty (2010) menyebutkan bahwa tujuan pemasaran adalah melalui kegiatan

pertukaran yang mendapatkan

keuntungan (value exchange) dan sekaligus memuaskan kedua pihak yang bertransaksi. Pihak penjual mendapat keuntungan finansial yang diterimanya (sebagai value) dan pihak pembeli mendapatkan barang atau jasa yang

(4)

4

bernialai seperti kesembuhan dan kepuasan (sebagai value).

Jumlah kunjungan pasien rawat jalan RSUD dari tahun 2008-2013 mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2012 yang mengalami penurunan.

Gambar Jumlah Kunjungan Pasien Rawat JalanRSUD Kota Banjar

Tahun 2008-2013

Dengan jumlah kunjungan rawat

jalan yang selalu mengalami

peningkatan, otomatis jumlah kunjungan ke apotek rawat jalan pun akan mengalami peningkatan tak terkecuali ke apotek rawat jalan umum. Peluang inilah yang harus bisa dioptimalkan supaya pelayanan apotek rawat jalan

umum bisa memenuhi harapan

pelanggan agar pelanggan tetap loyal ke RSUD Banjar dalam mempercayakan masalah kesehatannya.

Berdasarkan data RSUD Kota Banjar pada tahun 2014 jumlah resep masuk pasien umum berjumlah 6.611 lembar resep dengan jumlah resep yang terlayani sebanyak 15.675 (76,13%) adapun yang tidak terlayani sebanyak 4.915 (23,87%). Adapun resep pasien BPJS jumlahnya mencapai 78.825 dengan resep terlayani 202.012 (77,43%) adapun yang tidak terlayani mencapai 58.879 (22,57).

Gambar Total Pelayanan Farmasi Pasien Umum Berdasarkan R/Tidak

Terlayani dan R/Terlayani RSUD Kota Banjar Tahun 2014

Gambar Total Pelayanan Farmasi Pasien BPJS Berdasarkan R/Tidak

Terlayani dan R/Terlayani RSUD Kota Banjar Tahun 2014 Tuntunan pasien dan masyarakat

akan mutu pelayanan farmasi,

mengharukan adanya perubahan

pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi pharmaceutical care (pelayanan kefarmasian). Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan

kesehatan. (Lampiran Kepmenkes

1197/Menkes/SK/XX/2004).

Sebagai bahan dasar penelitian, penulis mencoba melakukan riset pendahuluan kepada 15 orang responden dengan hasil sebagai berikut :

Tabel Penelitian Pendahuluan

No Penilaian Persentase (%) 1 Petugas mampu mengatasi masalah dengan cepat 73,33 2 Petugas responsive 73,33 3 Petugas memiliki pengetahuan cukup 80,00 4 Petugas perhatian 80,00 5 Ruang tunggu bersih 66,67 6 Harga terjangkau 86,67 7 Puas terhadap pelayanan 73,33 8 Akan kembali menggunakan apotek jika membutuhkan 80,00 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis data mengenai :

(5)

5

1. Bagaimana kualitas jasa pelanggan, tarif/harga apotek, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. 2. Seberapa besar pengaruh kualitas

jasa terhadap kepuasan pelanggan 3. Seberapa besar pengaruh tarif/harga

terhadap kepuasan pelanggan

4. Seberapa besar kualitas jasa dan tarif/harga secara simultan terhadap kepuasan pelanggan

5. Seberapa besar pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.

2. METODE PENELITIAN Tipe penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode deskriftif

korelasional dengan pendekatan

kuantitatif.

Menurut Indrawan dan Yaniawati (2014), penelitian kuantitatif adalah suatu bentuk penelitian ilmiah yang mengkaji satu permasalahan dari satu fenomena, serta melihat kemungkinan kaitan atau hubungan-hubungannya antar variabel dalam permasalahan yang ditetapkan, kaitan atau hubungan yang dimaksudkan bisa berbentuk hubungan kausalitas atau fungsional.

Menurut Gay dalam Umar (2005), metode penelitian deskriftif bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang

menyangkut sesuatu pada saat

berlangsungnya riset. Sedangkan menurut Traves dalam Umar (2005), tujuan dari metode ini adalah untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Pada penelitian ini, peneliti akan

mendeskripsikan kualitas jasa,

tarif/harga, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan di apotek rawat jalan umum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sumedang.

Menurut Umar (2005), penelitian korelasi adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang

berbeda dalam suatu populasi. Peneliti

dapat mengetahui berapa besar

kontribusi variabel-variabel bebas terhadap terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel tersebut adalah kualitas jasa dan tarif/harga. Masing-masing varibel tersebut akan diuji untuk mengetahui besaran pengaruh kualitas jasa terhadap kepuasan pelanggan, tarif/harga terhadap kepuasan pelanggan, serta kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan, serta menguji secara bersama-sama pengaruh kualitas jasa dan tarif/harga terhadap kepuasan pelanggan apotek rawat jalan umum RSUD Kota Banjar.

Variabel Penelitian

Definisi Variabel dan

Pengukurannya

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas yaitu kualitas jasa (𝑋1),

tarif/harga (𝑋2), sedangkan yang

menjadi variabel intervening adalah pelanggan (Y) dan yang menjadi varaibel terikat adalah variabel loyalitas pelanggan (Z).

1. Kualitas jasa adalah evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan (Lovelock & Wright, 2007)

2. Tarif/harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang lainnya dittapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Stanton dalam Hartanto dan Samuel (2014)

3. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka (Kotler dan Keller, 2009)

4. Loyalitas adalah kepuasan

pelanggan untuk secara suka rela

(6)

6

perusahaan tertentu dalam jangka waktu yang lama (Lovelock & Wright, 2007)

Populasi dan Penentuan Sampel

 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2014).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah pelanggan apotek rawat jalan umu Rumah Sakit Umum daerah Kota Banjar. Berdasarkan data bulan April tahun 2014, jumlah pelanggan apotek rawat jalan umum mencapai 706.

 Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, keimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif/mewakili. (Sugiono, 2014).

Adapun yang menjadi sampel dalam

penelitian ini pelanggan yang

mengunjungi apotek rawat jalan umu

rumah sakit umum daerah kota

sumedang berdasarkan penghitungan Slovin dalam Indrawan dan Yaniawati (2014) : 𝑛 = 𝑁 𝑁(𝑑)2+ 1 𝑛 = 706 706 (0,1)2+ 1 𝑛 = 706 8,06 𝑛 = 87,59

Dari hasil penghitungan diperoleh sampel sebanyak 87,59 dibulatkan menjadi 88. Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling insidental. Menurut Sugiono (2014), sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah

a.Pelanggan dengan

pembayaran langung (tanpa

BPJS Kesehatan atau

asuransi lainnya) b.Berusia diatas 20 tahun 2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi dlam

penelitian ini adalah pelanggan yang menolak diwawancara dan kurang kooperatif.

Teknik Pengumpulan Data

 Prosedur pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui sumber primer dan sumber sekunder (Indrawan dan Yaniawati, 2014).

1. Sumber primer

- Melalui wawancara yang

diberikan kepada

responden, yaitu pelanggan apotek rawat jalan pasien

umum yang telah

ditentukan.

- Melalui observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung terhadap keadaan lokasi penelitian. Menurut sugiono (2014), teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila

penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

(7)

7

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar

2. Sumber sekunder

Yaitu melalui kajian kepustakaan (literatur) buku-buku, laporan tahunan rumah sakit, atau penelitian terdahulu

yang menjadi sumber

pendukung untuk kepentingan

penelitian yang sedang

dijalankan.

Dalam penelitian ini,

kuesioner yang akan

digunakan menggunakan

teknik rating scale. Yaitu melakukan pengukuran pada tingkat skala ordinal atau berjenjang dengan kategori sebagai berikut :

Tabel

Bobot Nilai Pertanyaan

No Pernyataan Bobot Nilai + - 1 Sangat setuju/Selalu 5 1 2 Setuju/Sering 4 2 3 Ragu- ragu/Kadang-kadang 3 3 4 Tidak setuju/Jarang 2 4 5 Sangat tidak setuju /Tidak pernah 1 5

Uji Validitas dan Reliabilitas

 Uji Validitas

Menurut Sugiono (2014), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Indrawan & Yaniawati (2014) mengutarakanbahwa langkah-langkah untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen adalah :

a. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya kepada narasumber

yang bukan narasumber

sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

c. Memeriksa kelengkapan data d. Membuat tabel pembantu untuk

menempatkan skor-skor pada butir

yang diperoleh, untuk

mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

e. Menghitung koefisien validitas dengan menggunakan koefisien korelasi product moment untuk setiap butir.

Rumus product moment : 𝑟𝑥𝑦

= 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌

√(𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)²(𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)²) 𝑟𝑥𝑦= 𝑟 hitung

X

= Skor − skor pada item ke − i

Y

= Jumlah skor yang diperoleh tiap responden N = Banyak Responden

f. Membandingkan nilai hitung dengan nilai tabel. Jika r hitung > atau = r tabel maka butir dikatakan valid. Jika r hitung < r tabel maka butir dikatakan tidak valid

 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiono (2014), instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Langkah kerja dalam mengukur

reliabilitas instrument dengan

menggunakan koefisien alfa (Dalam Indrawan dan Yaniawati, 2014) adalah sebagai berikut :

1. Menyebar instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada narasumber

yang bukan narasumber

sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrument

(8)

8

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada butir yang diperoleh

5. Menghitung nilai koefisien alfa

𝛼 = [ 𝑘 𝑘 − 1] [1 − ∑ 𝑆12 𝑆12 ] 𝛼 = 𝑅𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎𝑠 (𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝑙𝑓𝑎) 𝑘 = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑖𝑡𝑒𝑚/𝑠𝑜𝑎𝑙 ∑ 𝑋12= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑋12 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙, − − − − − − − − −−, 𝑋2 = ∑ 𝑋 2(∑ 𝑋)² 𝑛 𝑛 − 1 𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

6. Membuat kesimpulan dengan

membandingkan nilai hitung dengan nilai tabel. Dengan syarat :

a. Jika nilai > atau r tabel maka instrument penelitian dikatakan reliabel

b. Jika nilai alfa < tabel maka instrument dikatakan tidak reliabel.

Saat ini telah berkembang

penggunaan software dalam uji

reliabilitas. Langkah-langkah untuk melakukan uji ini antara lain sebagai berikut :

1. Buka SPSS

2. Buka data yang akan diuji

reliabilitasnya

3. Klik analyze > scale > Reliability Analysis;

4. Kemudian akan muncul kotak

dialog reliability analysis pindahkan semua variabel ke dalam kotak disebelah kanan, dengan cara klik tanda panah yang terdapat diantara kedua kotak tersebut.

5. Klik statistik, kemudian muncul kotak dialog baru yakni reliability analysis : statistics. Beri tanda centang pada butir, scale dan scale if butir deleted pada kotak deskriptives for;

6. Klik continue. Klik ok.

Maka secara otomatis akan muncul output dari perintah tersebut. Untuk mengethui data tersebut reiabel atau tidak dapat dilihat dari nilai alpha. Data akan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari pada nilai pada tabel R.

Rancangan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analsis jalur, menurut Riduwan dan Kuncoro (2014),teknik analisis jalur digunakan untuk menganalsis polahubungan antar

variabel dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap varaibel terikat (endogen).

Dikarenakan yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki skala ordinal, sedangkan dalam analisis jalur diperlukan skala interval, maka data

dalam skala ordinal tersebut

ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam skala interval.

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2014), mentransformasikan data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametric yang mana data setidaknya tidak berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Succesive Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai berikut :

1. Pertama diperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan

2. Pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4, dan 5 yang disebut frekuensi 3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proposisi

4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor

5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

(9)

9

6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas)

7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus

8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus :

𝑌 = 𝑁𝑆 + [1 + |𝑁𝑆𝑚𝑖𝑛|]

Langkah-langkah menguji path analysis menurut Ridwan dan Kuncoro (2014) adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis dan

persamaan structural Hipotesis :

- Secara simultan kualitas jasa dan tarif/harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan

- Kepuasan pelanggan

berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas pelanggan

2. Membuat diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan struktur persamaan strukturnya yang sesuai hipotesis.

Gambar Rancangan Diagram Jalur Dalam penelitian ini, yang terjadi variabel independen yaitu kualitas jasa

(𝑋1) dan tarif/harga (𝑋2), adapun yang

menjadi variabel intervening adalah kepuasan pelanggan (Y), sedangkan variabel terikat adalah loyalitas pelanggan (Z).

Penelitian ini akan menguji pengaruh langsung kualitas jasa,

tarif/harga terhadap kepuasan, dan seberapa besar pengaruh kepuasan terhadap loyalitas.

a. Pengaruh langsung kualitas jasa terhadap kepuasan sebesar 𝜌𝑦𝑥1

b. Pengaruh langsung tarif/harga terhadap kepuasan sebesar 𝜌𝑦𝑥2

c. Pengaruh langsung kepuasan terhadap loyalitas sebesar 𝜌𝑧𝑦

3. Menghitung koefisien secara

individu

a. Pengaruh kualitas jasa terhadap kepuasan.

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistic berikut : H0 : 𝜌𝑦𝑥1= 0 : Tidak terdapat

pengaruh kualitas jasa terhadap kepuasan

Ha : 𝜌𝑦𝑥1 ≠ 0 : Terdapat

pengaruh kualitas jasa terhadap kepuasan. Secara individu uji statistic yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus :

𝑡𝑥1 = 𝜌𝑥1 𝑆𝑒𝜌𝑥1

b. Pengaruh tariff/harga terhadap kepuasan

Hipotesis penelitian yang akan dirumuskan menjadi hipotesis statistic berikut :

H0 : 𝜌𝑦𝑥2 = 0 : Tidak terdapat

pengaruh tarif/harga terhadap kepuasan

Ha : 𝜌𝑦𝑥2≠ 0 : Terdapat

pengaruh tarif/harga terhadap kepuasan. Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus :

𝑡𝑥2 = 𝜌𝑥2 𝑆𝑒𝜌𝑥2

c. Pengaruh kepuasan terhadap loyalitas

(10)

10

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut : H0 : 𝜌𝑧𝑦= 0 : Tidak terdapat

pengaruh kepuasan terhadap loyalitas

Ha : 𝜌𝑧𝑦 ≠ 0 : terdapat

pengaruh kepuasan terhadap loyalitas

Secara individual uji statistic yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus :

𝑡𝑦= 𝜌𝑦 𝑆𝑒𝜌𝑦

Statistik 𝑆𝑒𝜌𝑥1,𝑆𝑒𝜌𝑥2, dan 𝑆𝑒𝜌𝑦 diperoleh

dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah dataordinal ditransformasikan ke interval.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : - Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan

- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

4. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :

H0 : 𝜌𝑦𝑥1𝑥2 = 0 ∶ secara simultan

tidak terdapat pengaruh kualitas jasa dan tarif/harga terhadap kepuasan Ha : 𝜌𝑦𝑥1𝑥2 ≠ 0 : secara simultan

terdapat pengaruh kualitas jasa dan tarif/harga terhadap kepuasan a. Kaidah signifikan secara manual

: menggunakan tabel F 𝐹 = (𝑛 − 𝑘 − 1)𝑅𝑦𝑥1𝑥2 2 𝑘(𝑅𝑦𝑥1𝑥2 2 ) Keterangan : n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel eksogen

𝑅𝑦𝑥1𝑥2 2 = R square Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝐻0 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛 Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙,𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝐻0 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛

Dengan tariff signifikan (α) = 0,05 Carilah nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙menggunakan tabel f dengan rumus : 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹{(1−𝛼)(𝑑𝑘−𝑘),(𝑑𝑘−𝑛.𝑘−1)}𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹{(1−𝛼)(𝑣1−𝑘),(𝑣2−𝑛.𝑘−1)} Cara mencari 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖(𝑑𝑘−𝑘)𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣1𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖(𝑑𝑘−𝑛.𝑘−1)𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣2𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡

b. Kaidah pengujian signifikansi : program SPSS

- Jika nilai probabilitasnya 0,05 lebih kecil atau sama

dengan nilai

probabilitasnya Sig atau [0,05 ≤ sig], maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan - Jika nilai probabilitasnya

0,05 lebih besar atau sama

dengan nilai

probabilitasnya Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

-3. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Gambaran Umum karakteristik

Responden

Yang menjadi objek penelitian ini adalah responden terpilih dari pelanggan Apotek Rawat Jalan umum RSUD Kota Banjar yang berjumlah 88 0rang. Dari hasil penyebaran kuesioner terhadap 88 orang responden, diperoleh hasil gambaran karakteristik responden yang meliputi : usia, jenis kelamin,

(11)

11

pendidikan, pekerjaan dan pendapatan (penghasilan dalam sebulan).

Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan table diatas

menunjukan bahwa mayoritas responden berusia diatas 41 tahun dengan rincian 41-50 tahun sebanyak 37,5%, 51-60 tahun sebanyak 31,8%, dan yang berusia diatas 61 tahun sebanyak 10,2%. Data ini menunjukan bahwa responden usianya sudah tidak muda dan dalam usia yang kurang produktif.

Tabel Karakteristik Responden Jenis Kelamin

Data tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden adalah perempuan yaitu 53,3%. Ini menunjukan bahwa tingkat kesadaran perempuan terhadap

kesehatan cukup tinggi jika

dibandingkan dengan laki-laki. Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan table diatas

menunjukkan bahwa responden

terbanyak berpendidikan setingkat SMA dengan 33% diperingkat selanjutnya adalah dengan pendidikan strate 1 dengan 30,7%. Data ini menunjukkan bahwa pangsa pasar terbesar Apotek

Rawat Jalan Umum mayoritas

berpendidikan setingkat SMA dan Strata 1. Semakin tinggi pendidikan maka

menjadi tantangan bagi Apotek Rawat Jalan Umum, oleh karena itu standar pelayanan yang mereka kehendakipun tentu akan berbeda dengan yang berpendidikan dibawahnya.

Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan data diatas

menunjukan bahwa mayoritas responden bekerja pada sector wiraswasta sebanyak 40,9% dan karyawan swasta 28,4%. Ini

dimungkinkan karena untuk

wiraswastamasih jarang menggunakan asuransi karena factor pendaftaran asuransi yang harus dilakukan secara

mandiri. Adapun untuk

PNS/TNI/POLRI untuk masalah

kesehatannya sudah dijamin oleh pemerintah.

Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Berdasarkan data diatas

menunjukan bahwa mayoritas responden

berpenghasilan pada

1.500.001-3.000.000 sebanyak 45,5%. Ini menjadi tantangan bagi Apotek Rawat Jalan Umum karena pada rentang penghasilan itu tentunya masalah harga menjadi yang paling utama bagi responden dalam menentukan palayanan.

Uji Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan analisis untuk mengetahui pengaruh kualitas jasa dan tarif/harga terhadap kepuasan dan dampaknya terhadap loyalotas pelanggan, data kuesioner yang telah terkumpul terlebih dahulu diuji

(12)

12

validitas dan reliabilitasnya untuk semua item pertanyaan.

 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji keabsahan setiap item pertanyaan dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan item yang ditunjukan kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pertanyaan dalam penelitian ini adalah korelasi

Pearson Product Moment.

Apabila nilai koefisien korelasi butir item pertanyaan yang sedang diuji lebih besar dari r table, maka dapat dismpulkan bahwa item pertanyaan tersebut merupakan instrument yang valid. Adapun hasil uji validitas kuesioner keempat variable kuesioner yang diteliti disajikan pada tabel berikut :

Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Jasa (𝑿𝟏)

Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Tarif/Harga (𝑿𝟐) Item Pertan yaan Validitas r hitung r tabel Kesimpu lan 1 0,874 0,207 Valid 2 0,852 0,207 Valid 3 0,920 0,207 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 19

Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Pelanggan (Y)

Item Pertanyaan Validitas r hitung r tabel Kesi mpul an 1 0,693 0,207 Valid 2 0,812 0,207 Valid 3 0,746 0,207 Valid 4 0,790 0,207 Valid 5 0,775 0,207 Valid 6 0,765 0,207 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 19

Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Pelanggan (Z)

Item Pertanyaan Validitas r hitung r tabel Kesim pulan 1 0,849 0,207 Valid 2 0,846 0,207 Valid 3 0,845 0,207 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 19

Dari keempat tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan seluruh instrument penelitian memiliki nilai koefisien validitas lebih dari r tabel 0,207, sehingga dapat disimpulkan seluruh instrument dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.

 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba instrument sekali saja,

kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode Alpha Cronbach. Kuesioner dikatakan reliable apabila koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih dari pada 0,7. Adapun hasil uji relibilitas berdasarkan rumus Alpha

(13)

13

Cronbach diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Nilai reliabilitas butir pertanyaan pada kuesioner masing-masing variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0,7 hasil ini menunjukkan bahwa butir kuesioner pada masing-masing varaibel reliabel untuk mengukur variabelnya masing-masing.

PEMBAHASAN

Hasil pengujian secara individu (parsial) menunjukan bahwa kualitas jasa berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelangga dengan pengaruh 0,227. Artinya jika kualitas jasa semakin naik nilainya maka tingkat kepuasan juga akan meningkat.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa kualitas jasa Apotek Rawat Jalan Umum RSUD Kota Banjar secara keseluruhan termasuk kategori tinggi. Dalam variable “kualitas jasa” terdapat lima dimensi yang diteliti. Dimensi pertama dalam variabek

kualitas jasa adalah

“Kehandalan”(reliability). Dimensi kedua dari variabel kualitas jasa adalah “daya tanggap (responsiveness)”. Dimensi ketiga dari variabel kualitas jasa adalah “jaminan (assurance)”. Dimensi keempat dari variabel kualitas jasa adalah “empati”. Dimensi kelima dari variabel kualitas jasa adalah “wujud (tangible)”.

Hasil pengujian secara individu (parsial) menunjukan bahwa tarif/harga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan dengan pengaruh 0,487. Artinya jika tarif/harga semakin

sesuai dengan harapan

pasien/pelanggan, maka tingkat

kepuasan juga akan meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa tingkat kepuasan pelanggan apotek rawat Jalan Umum RSUD Kota Banjar secara keseluruhan termasuk kategori puas (76,67%).

Dalam variabel “kepuasan” terdapat tiga dimensi yang diteliti. Dimensi pertama dari variabel kepuasan adalah “atribut yang terkait produk” (atribut related to product). Dimensi kedua dari variabel kepuasan adalah dimensi “atribut yang terkait pelayanan”(atribut related to services). Dimensi ketiga dari variabel kepuasan adalah dimensi “atribut yang terkait pembelian” (attributes related to purchase).

Dari semua pertanyaan variabel kepuasan, semua jawaban responden termasuk dalam kategori tinggi. Walaupun semua jawaban termasuk kategori tinggi, tetap harus dilakukan

perbaikan karena masing-masing

pertanyaan masih ada yang menjawab selain “sangat setuju” dan “setuju”.

Tidak hanya dari hasil uji secara parsial, secara simultan pun menunjukan bahwa kualitas jasa dan tarif/harga

secara bersama-sama memberikan

pengaruh terhadap kepuasan sebesar 0,357. Namun demikian, apotek rawat jalan umum RSUD Kota Banjar jangan hanya terfokus melakukan perbaikan dari sektor kualitas jasa dan tariff/harga saja karena diluar variabel yang diteliti masih ada variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan, baik secara parsial maupun secara simultan.

Hasil pengujian pengaruh kepusan terhadap loyalitas menunjukkan bahwa kepuasan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas dengan pengaruh sebesar 0,746. Dengan demikian maka

semakin puas responden maka

loyalitasnya terhadap Apotek rawat Jalan Umum RSUD Kota Banjar akan semakin tinggi.walupun kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas, tetapi apotek rawat jalan umum RSUD Kota Banjar tidak boleh melupakan variabel lain diluar yang diteliti dalam melakukan perbaikan.

(14)

14

4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data tentang “Kualitas Jasa (𝑋1) dan

Tarif/Harga (𝑋2) Terhadap Kepuasan

Pelanggan (Y) dan Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan (Z)”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kualitas Jasa (𝑋1) berpengaruh

terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) dengan total pengaruh sebesar 0,227,

tanggapan responden tentang

pernyataan kualitas jasa termasuk tinggi dengan skor 7041 dari 9680. 2. Tarif/Harga (𝑋2) berpengaruh

signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) dengan total pengaruh 0,480. Tanggapan responden tentang pernyataan tarif/harga termasuk tinggi dengan skor 989 dari 1320. 3. Variabel Kepuasan Pelanggan (Y)

berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan (Z) sebesar 0,746. Tanggapan responden tentang pernyataan kepuasan dan loyalitas termasuk tinggi dengan masing-masing skor 2024 dari 2640 dan 1059 dari 1320.

4. Secara simultan kedua variabel bebas memberikan kontribusi pengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y) sebesar 0,357. Sedangkan sisanya 0,643 merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

Saran

1. Setiap pasien/ pelanggan harus diberi tahu berapa lama dan kapan pengerjaan resep dapat diselesikan. 2. Pegawai harus bisa menerima

keluhan pasien/pelanggan dengan baik dan sabar serta mengetahui apa yang dibutuhkan oleh setiap pasien/pelanggan.

3. Untuk terciptanya desain bangunan yang menarik, sebaiknya lokasi apotek tidak berada di jalur dilewati orang selain pengunjung apotek. 4. Dalam melayani pelanggan akan

lebih baik lagi jika menggunakan

sistem dan peralatan yang lebih canggih dan modern. Misalkan dengan mengoptimalkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) sehingga ketika pelanggan ke apotek tidak perlu menyerahkan lembar resep lagi, tetapi tinggal

menunggu panggilan untuk

pengambilan obat.

5. Ruang tunggu apotek sebaiknya tidak menyatu dengan ruang tunggu pendaftaran pasien supaya keberihan dan kenyamanannya terjaga serta suara panggilan dari apotek tidak terganggu dengan suara dari panggilan loket pendaftaran.lnya. 6. Disamping informasi pemakaian

obat, sebaiknya setiap

pasien/pelanggan yang mengambil resep obat diberikan informasi

mengenai fungsi obat yang

diambilnya.

7. Sebaiknya berikan informasi lebih jelas kepada pasien/pelanggan tentang harga obat. Karena dari pasien/pelanggan yang menjadi responden memberikan penilaian cukup terhadap “harga di apotek sangat kompetitif dengan apotek lain”

8. Selain kepuasan, Apotek Rawat Jalan

Umum Kota Sumedang harus

memperhatikan faktor-faktor lain dalam setiap kebijakan yang mengarahkan untuk terciptanya pasien/pelanggan yang loyalitasnya tinggi.

9. Untuk pasien/pelanggan rujukan sebaiknya dibuat aturan khusus dalam pelayanannya supaya lebih cepat dan efisien.

5. DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, 2013, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Kesepuluh, Alfabeta, Bandung.

Barata, Atep Adja, 2003, Dasar-dasar Pelayanan Prima, Cetakan Kedua, Elex Media Computindo, Jakarta. Cannon, Joseph, Parreault, William &

(15)

15

Pemasaran Dasar Pendekatan Manjajerial Global, Edisi 16, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Direktoral Jenderal Bina Pelayanan

Medik, Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit, 2008, Kementerian Kesehatan, Jakarta. Griffin, Ricky, 2004. Manajemen. Edisi

7 Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Harmani, Nanny, 2005, Analsisi Kinerja

Petugas Dalam Pelayanan

Administrasi Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tugu Ibu Cimanggis Depok, Jurnal MARSI, Volume 5, Nomor 4, 181-189.

Hartanto, Cynthi Christina & Samuel Hatane, 2014, Analisis Pengaruh Physical Evidence, Price, Service,

Location dan Salesperson

Terhadap Buying Intention di Spazio Office Building, Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Volume 2, Nomor 1

Hartanto, Bambang, 2010, Manajemen Pemasaran untuk Rumah Sakit, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta.

Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-dasar manajemen. Cetakan Ketiga, Grasindo, Jakarta.

Indrawan, Rully, Yuniawati, Poppy, 2014, Metodologi Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan dan Pendidikan, Cetakan Kesatu, Refika Aditama, Bandung.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane, 2009, Manajemen Pemasaran, Buku1, Edisi Ketiga Belas, Alih Bahasa : Bob Sabran, (2009), Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip & Amstrong Gary, 2009, Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1, Edisi 12, Alih Bahasa : Bob Sabran, (2009), Erlangga, Jakarta. Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane,

2008, Manajemen Pemasaran, Buku2, Edisi Ketiga Belas, Alih Bahasa : Bob Sabran, (2008), Erlangga, Jakarta.

Logiawan, Yenny dan Subagio,

Hartanto, 2014, Analsis Customer

Value Terhadap Customer

Loyality dengan Customer

Satisfication Sebagai Variabel Intervening pada Restoran Bandar Djakarta Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Volume 2, Nomor 1, 1-11.

Lovelock, Christopher & Wright,

Lauren, 1999, Manajemen

Pemasaran Jasa, Cetakan Kedua, Alih Bahasa : Agus Widyantoro, (2007), Indeks, Jakarta.

Muninjaya, A. A. Gde, 2004.

Manajemen Kesehatan, Cetakan 1, EGC, Jakarta.

Palilati, Alida, 2007, Pengaruh Nilai Pelanggan, Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Perbankan di Sulawesi Selatan,

Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan, Volume 9 Nomor 1, 73-81.

Riduwan dan Kuncoro, Engkos

Achmad, 2014, Cara

Menggunakan dan Memaknai

Path Analysis (Analisis Jalur), Cetakan keenam, Alfabeta, Bandung.

Siregar, Charles, 2004, Farmasi Rumah Sakit; Teori & Penerapan, Cetakan 1, EGC, Jakarta.

Sugiono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Cetakan Ke-20, Alfabeta,

Bandung.

Sumarwan, Ujang, dkk, 2013,

Pemasaran Strategik : Presfektif Value-Based Marketing & Pengukuran Kinerja, Cetakan Ketiga, IPB Press, Bogor.

Supriyanto & Ernawaty, 2010,

Pemasaran Industri Jasa

Kesehatan, Edisi 1, Andi Offset; Yogyakarta.

Tim Redaksi, 2010, Undang-Undang Kesehatan dan Rumah Sakit, Fukusido Mandiri, Bandung. Tjipto, Fandy, 2014, Pemasaran Jasa;

Prinsip, Penerapan dan Penelitian, Edisi 1, Andi Offset, Yogyakarta. Trisnantoro, Laksono, 2009, Memahami

Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam

(16)

16

Cetakan Keempat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

(17)

Gambar

Gambar Jumlah Kunjungan Pasien  Rawat JalanRSUD Kota Banjar
Tabel Karakteristik Responden Jenis  Kelamin
Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas  Variabel Kualitas Jasa (
Tabel  Rekapitulasi  Hasil  Uji  Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, makin rendah kekerasan dalam pacaran (dating violence) maka makin rendah pula stres pada perempuan dewasa awal. Sumbangan efektifvariabel stres terhadap

Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan penilaian mengenai aturan, kondisi, profil, pemetaan, serta program dan kegiatan mahasiswa, beserta hasilnya,

Simbol yang digunakan untuk merepresentasikan filesystem dengan format

Pada saat ini kondisi DAS di Indonesia terus mengalami kerusakan bahkan tidak sedikit yang sudah tergolong rusak berat. Terjadinya penggundulan hutan yang terus menerus

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peranan punguan parsahutaon dalam pelestarian sistem

Dalam tugas akhir ini yang berjudul “Deteksi Nominal Dan Keaslian Uang Kertas Dengan Menggunakan JST Backpropagation ” diharapkan dapat membantu para pelaku transaksi

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif-analitik-eksploratif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu

Berikut ini perwujudan strategi kesantunan positif pada komentar akun Instagram Jokowi yang meliputi: (1) memberikan perhatian; (2) menunjukkan keoptimisan; (3)