• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita, Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 261 GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Meri Rosita1, Eki Apriansyah2

Program Studi DIII Keperawatan, STIKES „Aisyiyah Palembang1,2 merirosita1978@gmail.com1

ekiapriansyah253@gmail.com2

ABSTRAK

LatarBelakang: World Health Organization (WHO) 2015 adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat menurut Paune (2013) adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri secara adekuat.(WHO 2015). Tujuan: penelitian ini diketahui distribusi frekuensi gambaran personal hygiene pada siswaSD di SD Negeri 91 Palembang. Metode: desain penelitian ini menggunakan Survey Deskriftif dan pendekatanCross Sectional yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti, sampel yang diambil dengan cara

Random Sampling yaitu secara random atau acak dijadikan sampel penelitian sebanyak 64 sampel.

Hasil: Dari penelitian didapatkan bahwakebersihan kulit baik 96,7% dan 3,3%, kurang baik. Kebersihan kaki tangan dan kuku baik 88,3%, Kurang baik 11,7%, Kebersihan rambut baik 96,7%, kurang baik 3,3%, Gigi dan mulut baik 93,3%, kurang baik 6,7%. Kebersihan mata baik 100% dan yang kurang baik 0%. Kebersihan hidung baik 100% kurang baik 0%. Sedangkan personal hygiene padasiswasdbaik85%, dan yang kurang baik sebanyak 15%. Saran: Diharapkan bisa menjadi masukan dalam mengupayakan pengembangan dan peningkatan siswa siswi SD Negeri 91 Palembang tentang personal hygiene dan dapat meningkatkan personal hygiene yang kurang baik pada siswa siswi supaya menjadi lebih baik lagi.

Kata Kunci : Personal Hygiene

ABSTRACT

Background: According to the World Health Organization (WHO) 2015 is a perfect condition both physically, mentally and socially not only free from diseases or weaknesses. Healthy according to Paune (2013) is an effective function of all sources of self-care adequately (WHO 2015). Aim: The purpose of this study is to know the frequency distribution of personal hygiene in elementary students in 91 Palembang Public Elementary School. Methode: using descriptive survey method and Cross Sectional approach. which gives an overview of the object under study, samples taken by Random Sampling are randomly sampled as many as 64 samples. Results: From the research it was found that skin hygiene was 96.7% and 3.3%, not good. Cleanliness of the hands and nails is good88.3%, poorly 11.7%, good hair hygiene 96.7%, less good 3.3%. Good teeth and mouth 93.3%, not good 6.7%. Good eye hygiene 100% and less good 0%. Good nose cleanliness 100% less good 0%. While the personal hygiene of the scholarship was good 85%, and the bad one was 15%. Suggestion: It is expected to be an input in seeking the development and improvement of Palembang 91 Elementary School students about personal hygiene and can improve poor personal hygiene in female students to become better. Keywords: Personal Hygiene

(2)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita, Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 262 PENDAHULUAN

Status kesehatan sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan personal hygiene dimana individu secara sadar dan atas inisiatif diri sendiri untuk menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit (Kemenkes,2013). Personal hygiene mencakup kebersihan kulit, kebersihan rambut, kebersihan gigi dan mulut, kebersihan mata, kebersihan kuku tangan dan kuku kaki, serta kebersihan telinga (Rejeki, 2015). Pentingnya menjaga personal hygiene ini sejalan dengan undang-undang tentang kesehatan no.23 tahun 1992 pasal 3 yang menyebutkan bahwa setiap orang wajib ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungannya.

Sehat menurut World Health

Organization (WHO) 2015 adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan social tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat menurut Paune (2013) adalah fungsi efektif dari sember-sumber perawatan diri secara adekuat.

Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh

tertentuh, seperti halnya kulit (Sudarto, 2012)

Pengetahuan tentang personal hygiene atau kebersihan diri mempunyai peranan yang sangat penting dalam tumbuh kembang seorang anak, karena pada anak sekolah dasar yaitu pada usia 6 sampai 12 tahun memiliki tubuh yang rentan terhadap masalah kesehatan. Sehingga sangat penting untuk mengajarkan bagaimana cara menjaga kebersihan diri pada anak usia sekolah (Islamudin dkk, 2017).

Rendahnya kesadaran dan minimnya pengetahuan tentang kesehatan pada anak usia ini, membuat mereka masih membutuhkan pengawasan dan bimbingan dari orang terdekat atau orang yang berpengaruh untuk melakukan personal hygiene-nya. Jika anak-anak tidak melakukan personal hygiene dengan tepat maka mereka akan berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan. Daya tahan tubuh anak-anak yang belum cukup kuat dapat membuat anak-anak lebih rentan terhadap serangan dan infeksi kuman dari luar tubuh. Namun seringkali orangtua juga banyak yang tidak memiliki pengetahuan yang baik dan kesadaran

untuk melakukan personal

hygiene.Terlebih orangtua yang memiliki pendidikan rendah.(Azizah, 2011).

Personal Hygiene merupakan

(3)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita, Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 263

Hygiene adalah kebersihan dan kesehatan diri yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri. Personal hygiene yang dimaksud yaitu meliputi kebersihan rambut, kebersihan kulit kebersihan gigi dan mulut, kebersihan mata, kebersihan kuku tangan dan kaki, serta kebersihan telinga. (Antoni , 2013).

Menurut penelitian Maria Ulfa tentang perilaku personal hygiene (2017) berdasarkan hasil observasi terhadap

siswa/siswi SD Negeri 141

Palembang.Personal hygiene sebagian besar anak sekolah dasar tersebut masih kurang baik, ditandai masih banyaknya siswa/siswi yang mempunyai kuku panjang dan kotor, rambut panjang serta berpakaian tidak rapi.Sebagian besar siswa tidak mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah makan dan juga banyak yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Personal Hygiene di SD Negeri 91 Palembang Tahun 2019”.

METODE PENELITIAN

Desain penelitisn merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehinggi peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif metode yang

digunakan adalah Survey Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional pengumpulan data menggunakan instrument yang digunakan berupa ceklis.

Penelitian akan dilakukan Di Sekolah Dasar, Etika penelitian ini meliputi: izin penelitian, anonymity (tanpa nama), conflidentiality (kerahasiaan). Teknik analisa data menggunakan teknik analisis kuantitatif, melalui proses komputerisasi meliputi: pertama Analisa univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan frekuensi dari tiap variabel.

HASIL PENELITIAN

Data penelitian ini hanya dilakukan analisa univariat. Dimana Analisa univariat adalah cara analisis

dengan mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan frekuensi dari tiap variabel, lihat Tabel 1.

(4)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita, Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 264 Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Responden Tentang Kebersihan Kulit; Kebersihan Kaki, Tangan dan Kuku; Kebersihan Rambut; Kebersihan Gigi dan Mulut;

Kebersihan Mata; Kebersihan Hidung; dan Personal Hygiene

No. Variabel Frekuensi %

1 Kebersihan Kulit

 Baik 58 96,7

 Kurang Baik 2 3,3

2 Kebersihan Kaki Tangan dan Kuku

 Baik 53 88,3

 Kurang Baik 7 11,7

3 Kebersihan Rambut

 Baik 58 96,7

 Kurang Baik 2 3,3

4 Kebersihan Gigi dan Mulut

 Baik 56 93,3  Kurang Baik 4 6,7 5 Kebersihan Mata  Baik 60 100  Kurang Baik 0 0 6 Kebersihan Hidung  Baik 60 100  Kurang Baik 0 0 7 Personal Hygiene  Baik 51 85  Kurang Baik 9 15 Total 60 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 60 responden sebagian besar responden memiliki kebersihan kulit yang baik sebanyak 58 responden (96,7%). Untuk variabel kebersihan kaki tangan dan kuku, sebagian responden memiliki kebersihan kaki tangan dan kuku yang baik sebanyak 53 responden (88,3%). Untuk variabel kebersihan rambut, sebagian responden memiliki kebersihan rambut yang baik sebanyak 58 responden (96,7%). Untuk variabel kebersihan gigi dan mulut,

sebagian responden memiliki kebersihan gigi dan mulut yang baik sebanyak 56 responden (93,3%). Untuk variabel kebersihan mata dan juga kebersihan hidung, seluruh responden mempunyai kebersihan mata dan kebersihan hidung yang baik sebanyak 60 responden (100%). Untuk variabel personal hygiene, sebagian responden memiliki personal hygiene yang baik sebanyak 51 responden (85%).

(5)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita , Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 265

PEMBAHASAN

Kebersihan Kulit Siswa SD

Berdasarkan hasil penelitian dari 60 responden, didapatkan hasil bahwa kebersihan kulit kategori baik sebanyak 58 responden (96,7%) dan kebersihan kulit yang kurang baik sebanyak 2 responden (3,3%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa keadaan kulit siswa SD Negeri 91 Palembang yaitu kulitnya tampak kering, bersisik, kusam, sedikit kotordan kulitnya tidak elastis. Sedangkan berdasarkan teori kulit sehat yaitu kulit yang bersih, tidak harus putih tapi kulit yang sehat bisa dilihat secara kasat mata memiliki ciri-ciri bersih, warna kulit merata, elastis, tekstur halus dan lembut.

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai perlindungdari berbagai kuman atau trauma, sekresi, ekskresi, sebagai perlindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Melalui kulitlah rasa panas, dingin, dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat pegeluaran ampas –ampas berupa zat yang tidak terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori. Kulit yang baik akan dapat menjelaskan

fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat (Wahit Iqbal, dkk, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti berasumsi bahwa dari 60 responden hanya sebagian kecil yang mengalami masalah personal hygiene ada kulitnya, dimana kulitnya tampak kering, bersisik, kusam dan sedikit kotor selain itu keelastisan kulitnya pun tidak elastis.

Kebersihan Kaki, Tangan dan Kuku Berdasarkan hasil penelitian dari 60 responden, didapatkan hasil bahwa kebersihan kaki dan kulit kategori baik sebanyak 53 responden (88,3%) dan kebersihan tangan ddan kuku yang kurang baik sebanyak 7 responden (11,7%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa keadaan kaki, tangan dan kuku siswa SD Negeri 91 Palembang yaitu kukunya tampak panjang-panjang dan kotor.Sedangkan berdasarkan teori kuku yang sehat yaitu kukunya berwarna pink atau kemerah yang berarti banyak mengandung oksigen, kuku berwarna putih dan mengkilat, dan tidak mudah patah.

Kaki dan kuku sering kali memperlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisa. Tujuan perawatan kaki dan kuku

(6)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita , Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 266

adalah klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, klien merasa nyaman dan bersih, klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dangan benar (Wahit Iqbal, dkk, 2015).

Menurut penelitian Maria Ulfa tentang perilaku personal hygiene (2017) berdasarkan hasil pengamatanterhadap

siswa/siswi SD Negeri 141

Palembang.Personal hygiene sebagian besar anak sekolah dasar tersebut masih kurang baik, ditandai masih banyaknya siswa/siswi yang mempunyai kuku panjang dan kotor, rambut panjang serta berpakaian tidak rapi. Sebagian besar siswa tidak mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah makan dan juga banyak yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti berasumsi bahwa dari 60 responden hanya sebagian kecil yang mengalami masalah personal hygiene pada kukunya, dimana responden kukunya tampak panjang-panjang dan kurang dibersihkan/kotor.

Kebersihan Rambut

Berdasarkan hasil penelitian dari 60 responden, didapatkan hasil bahwa kebersihan rambut kategori baik sebanyak 58 responden (96,7%) dan kebersihan rambut yang kurang baik sebanyak 2 responden (3,3%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa keadaan rambut siswa SD Negeri 91 Palembang yaitu rambutnya tampak kering kusam, berantakan dan warnanya sedikit kemerahan. Sedangkan berdasarkan teori rambut yang sehat yaitu rambut yang tekstur rambutnya lembut, berkilau, elastis, tidak rontok dan tidak kusam atau kusut.

Kesehatan rambut. Rambut

berbentuk bulat panjang, makin keujung makin kecil dan ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan bersih zat warna. Warna rambut setiap orang tidak sama tergantung zat warna yang ada di dalamnya. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang adah di sekitar rambut (Wahit Iqbal, dkk, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti berasumsi bahwa dari 60 responden hanya sebagian kecil yang mengalami masalah personal

hygiene pada rambutnya, dimana

rambutnya tampak kering, kusam, berantakan dan berwarna kemerahan seperti rambut jagung.

Kebersihan Gigi dan Mulut

Berdasarkan hasil penelitian dari 60 responden, didapatkan hasil bahwa kebersihan gigi dan mulut kategori baik sebanyak 56 responden (93,3%) dan kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik sebanyak 4 responden (6,7%).

(7)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita , Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 267

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa keadaan gigi dan mulut siswa SD Negeri 91 Palembang yaitu gignya tampak kotor, tampak kuning, terlihat ada plak di sekitar giginya dan ada caries gigi. Sedangkan berdasarkan teori gigi dan mulut yang sehat yaitu gignya tidak ada caries gigi, warna putih kekuningan, tidak terasa sakit dan tidak terdapat plak dan mulutnya tidak berbau.

Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Higiene mulut membantuh mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok dan membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan , plak, bakteri, mamasase gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitasi (radang gusi), dan sariawan. Higiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan (Wahit Iqbal, dkk, 2015).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2012), dimana hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 96,8% responden tidak hygiene. Sebanyak

96,8% responden tidak hygiene, 31% mata tidak hygiene, 75% tidak hygene, 88,9% mulut dan gigi tidak hygiene, 68,3% kulit tidak hygiene, dan 69,8% kuku tangan dan kaki tidak hygiene. Hasil penelitian menunjukan bahwa personal hygiene masih rendah

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti berasumsi bahwa dari 60 responden hanya sebagian kecil yang mengalami masalah personal hygiene hal ini dapat dilihat pada gigi dan mulutnya dimana mulut dan giginya tampak kotor, tampak kuning, terlihat ada plak disekitar giginya dan ada caries gigi. Kebersihan Mata

Berdasarkan hasil penelitian dari 60 responden, didapatkan hasil bahwa kebersihan mata kategori baik sebanyak 60 responden (100%) dan kebersihan mata yang kurang baik sebanyak 0 responden (0%)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa keadaan mata nya tampak bersih, tidak merah, skleranya berwarna putih dan ketajaman matanya masih normal.Ini sesuai dengan teori mata yang sehat yaitu skleranya berwarna putih, pupil matanya simetris dan berwarna hitam, mata dapat melihat dengan jernih dan tajam dan mata tidak merah.

(8)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita , Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 268

Kotoran mata yang menumpuk

dapat mengganggu kenyamanan

penglihatan dan apabila dibersihkan dengan cara yang salah seperti dikucek

atau diambil langsung dengan

menggunakan tangan bisa menyebabkan iritasi pada mata dan menyebabkan konjungtivitis (Johnson, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti berasumsi bahwa dari 60 responden tidak ada yang mengalami masalah pada personal hygiene matanya ini dikarenakan matanya tampak bersih, tidak berwarna merah dan skleranya berwarna putih, dan ketajaman matanya masih normal dan tidak ada kotoran pada mata.

Kebersihan Hidung

Berdasarkan hasil penelitian dari 60 responden, didapatkan hasil bahwa kebersihan hidung kategori baik sebanyak 60 responden (100%) dan kebersihan mata yang kurang baik sebanyak 0 responden (0%)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa keadaan hidungnya tampak bersih, tidak ada polip ini sesuai dengan teori hidung sehat yaitu bersih, tidak keluar cairan, tidak ada polip.

Hidung adalah yang paling meonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara

pernapasan, menyaring udara,

menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara. Cara merawat hidung antara lain, Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil, Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung, sebab nantinya dapat terisap dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada membrane mukosa, Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka, Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung menggunakan jari karena dapat mengiritasikan mukosa hidung (Wahit Iqbal, dkk, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti berasumsi bahwa dari 60 responden tidak ada yang mengalami masalah personal hygiene pada hidungnya ini dikarenakan hidungnya tampak bersih, tidak ada polip.

Personal Hygiene

Berdasarkan hasil penelitian dari 60 responden, didapatkan hasil bahwa personal hygiene yang baik sebanyak 51 responden (85%) dan personal hygiene yang kurang baik sebanyak 9 responden (15%)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa sebagian kecil mengalami masalah pada personal hygiene, diantaranya masalah personal hygiene pada kulit,kaki

(9)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita , Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 269

tangan dan kuku, rambut, gigi dan mulut. Sedangkan yang tidak ada masalah dengan personal hygiene yaitu pada mata dan hidung.

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Pemeliharaan personal hygiene sangat menentukan status kesehatan, dimana individu tersebut secara sadar atas inisiatif pribadi akan menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, telinga, mata, mulut,gigi, kuku, kulit, serta kebersihan dalam berpakaian (Akmal et al., 2013)

Dari penelitian yang dilakukan Puspitaningrum (2012) menunjukan hasil personal hygiene yang kurang seperti melakukan sikat gigi sebanyak 33,3%

mandi menggunakan sabun secara

bergantian sebanyak 20,7%, dan mencuci tangan sebelum makan sebanyak 35,8%. Hal ini akan menjadi masalah kesehatan dan menyebabkan berbagai penyakit jika pengetahuan masyarakat tentang hidup bersih dan sehat tidak dibenahi sejak awal seperti yang kita ketahui pengetahuan akan

mempengaruhi seseorang dalam

berpelilaku hidup bersih dan sehat (Notoadmojo,2007).

Orang tua berperan sebagai care giver dan peran teman sebaya juga dapat memberikan pengaruh dalam penerapan praktik personal hygiene anak, yang mana akan mereka terapkan seumur hidup mereka. Mendidik anak mengenai hygiene yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran infeksi tidak hanya untuk perkembangan masa kanak-kanak tetapi sampai dewasa. Prinsip-prinsip personal hygiene seharusnya sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan contoh mengenai praktik personal hygiene yang baik merupakan cara terbaik orang tua dalam mengajarkan anaknya (Smith, 2012).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Distribusi frekuensi kebersihan kulit siswa SD sebanyak (96,7%)

2. Distribusi frekuensi kebersihan kaki, tangan dan kuku siswa SD sebanyak (88,3%)

3. Distribusi frekuensi kebersihan rambut siswa SD sebanyak (96,7%)

4. Distribusi frekuensi kebersihan gigi dan mulut siswa SD sebanyak (93,3%) 5. Distribusi frekuensi kebersihan mata

(10)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita , Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 270

6. Distribusi frekuensi kebersihan hidung siswa SD sebanyak (100%)

7. Distribusi frekuensi kebersihan personal hygiene siswa SD sebanyak (85%) Saran

1. Bagi SD Negeri 91 Palembang

Diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas dan sekolah terkait untuk terlibat dalam upaya peningkatan kesehatan khususnya pada anak usia sekolah, terutama dalam memberikan pendidikan kesehatan, observasi secara kontinyu, dan konseling mengenai personal hygiene. 2. Bagi STIKES ‘Aisyiyah Palembang

Hendaknya institusi pendidikan memperbanyak lagi prasarana belajar

mengenai termasuk buku-buku

khusunya tentang personal hygiene dan pembelajaran tentang personal hygiene. 3. Bagi Peneliti yang Akan Datang

Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai personal hygiene, diharapkan untuk sampel yang lebih banyak dan variabel yang lebih banyak sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih luas dan menarik. Kemudian dengan jumlah penelitian yang lebih banyak dan penelitian yang dilakukan lebih dari satu sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, et al. (2013). Hubungan Personal Hygienedengan Kejadian Scabies di Pondok Islam Darul Ulum. Diakses tanggal 20 November 2018 jam 19:30 WIB

Antonim. (2013). Analisa Pengetahuan dan Sikap Murid SD tentang Kebersihan Diri di SD Negeri 55 Air Paca Padang (LPPM). STIKES Iyarsi

Azizah. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Pemulung tentang Personal Hygiene dengan Kejadian Scabies pada Balita Ditempat Pembuangan Akhir Kota Semarang. Dinamika kebidanan

Hidayat. (2013). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

Ikbal, Wahid, dkk. (2015). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika

Islamudin, dkk. (2017). Gambaran Perilaku Personal Hygiene yang Berhubungan dengan Infeksi Soil Transmitted Helmith pada Anak Sekolah Dasar

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes RI.

Notoatmodjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Paune. (2013). Model-Model Kepribadian yang Sehat. Yogyakarta : PT Kanisius

(11)

Volume 12, Nomor 2, Desember 2020 Meri Rosita , Eki Apriansyah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 271

Potter & Perry. (2005). Pundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC

Rejeki, Sri. (2015). Sanitasi, Hygiene, dan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja). Bandung: Rekayasa Sains

Roper. (2002). Perawatan Personal Hygiene. Edisi Kedua. Jakarta: EGC STIKES „Aisyiyah Palembang. (2018). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Sudarto, Yudo. (2012). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Menstruasi dengan Perilaku Hygiene pada Remaja Putri di SD 1 Ungaran

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta World Health Organization (WHO). (2015). Keadaan Tubuh yang Sehat. Modul. Genewa :

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XII MIPA 3 SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan. Subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 37 peserta didik

Di kelompok tani Sri Rejeki Desa Ngarjo dan Harapan Jaya Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, pada bulan Agustus 2016 masing – masing telah

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran

Menurut beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada

Berdasarkan pertimbangan diatas serta berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Dengan melinearisasikan pada enam titik kerja dari boiler-turbine plant, maka model fuzzy T-S yang digunakan memiliki enam aturan dengan satu variabel premis, yaitu tekanan

Apakah spesimen yang di coating dengan MgZn fosfat memiliki nilai laju korosi yang lebih rendah.. daripada spesimen yang tidak di coating MgZn

Balai Embrio Ternak telah berupaya untuk memberikan permohonan informasi publik Laporan ini memberikan informasi dan gambaran tentang hasil kegiatan Layanan