• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi pada Bank Umum Go Public Yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi pada Bank Umum Go Public Yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PROFITABILITAS PERBANKAN

(Studi pada Bank Umum

Go Public

Yang Listed di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2005-2008)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Disusun oleh : FITRIANI PRASTIYANINGTYAS NIM C2A308005

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

(2)

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Fitriani Prastiyaningtyas Nomor Induk Mahasiswa : C2A308005

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Go Public Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2005-2008)

Dosen Pembimbing : Dra. Irene Rini Demi Pangestuti, ME

Semarang, Agustus 2010 Dosen pembimbing,

(Dra. Irene Rini Demi Pangestuti, ME) NIP. 19600820 1986032001

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Mahasiswa : Fitriani Prastiyaningtyas Nomor Induk Mahasiswa : C2A308005

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Go Public Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2005-2008)

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 06 September 2010 Tim Penguji

1. Dra. Irene Rini Demi Pangestuti, ME ( )

2. Prof. Dr. H. Sugeng Wahyudi, MM ( )

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Fitriani Prastiyaningtyas, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Go Public Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2005-2008)”, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut diatas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Semarang, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,

Fitiani Prastiyaningtyas C2A308005

(5)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of the Capital Adequacy Ratio (CAR), Non-Performing Loan (NPL), Operating Expenses to Operating Income (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Share of Credit to the Banking Profitability (ROA).

Population as an object of this research is publicly traded commercial bank listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2005-2008. The number of samples used were 20 commercial banks registered to go public in Indonesia Stock Exchange. Samples were taken by purposive sampling with certain criteria which the banking companies which belong to commercial banks to go public and maximal at the beginning of the year 2005 has been listed on the Indonesia Stock Exchange, as well as banks that have published their financial statements in the year 2005-2008. The method used in this research is to use multiple regression analysis to test the hypothesis that the t test and F test Before using multiple regression analysis, performed classical assumption first.

From the results of simultaneous hypothesis test (F test) showed that the CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, and the share of credit has a significant impact on banking profitability of commercial banks to go public with a significance level of 0.000. While based on the partial results of hypothesis testing (t test) went public with commercial banks indicate that CAR variable, NPL, ROA, NIM, and the share of loans has a significant effect on profitability of banking. While the LDR variable is not significant to the profitability of banking. The value of adjusted R2 in regression models obtained for publicly traded banks 0.779. This shows that the major effect of independent variables are CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, and the share of loans to the dependent variable (ROA) of 77.9% while the remaining 22.1% is influenced by other factors. In addition R2 value is 0.796. If the value of R2 getting closer to one then the free variables (CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, and Share of Credit), the stronger its influence in explaining the dependent variable (ROA).

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Pangsa Kredit terhadap Profitabilitas Perbankan (ROA).

Populasi yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2008. Jumlah sample yang digunakan adalah 20 bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dengan kriteria tertentu yaitu perusahaan perbankan yang tergolong dalam bank umum go public dan makmimal pada awal tahun 2005 telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta bank yang telah mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun 2005-2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan uji hipotesis yaitu uji t dan uji F. Sebelum menggunakan analisis regresi berganda, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Dari hasil uji hipotesis secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perbankan pada bank umum go public dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada bank umum go public menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, NIM, dan Pangsa Kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Sedangkan variabel LDR tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Nilai adjusted R2 dalam model regresi bank go public diperoleh sebesar 0,779. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independent yaitu CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa Kredit terhadap variabel dependent (ROA) sebesar 77,9% sedangkan sisanya sebesar 22,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Selain itu nilai R2 adalah 0,796. Jika nilai R2 semakin mendekati 1 maka variabel-variabel bebas (CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa Kredit) semakin kuat pengaruhnya dalam menjelaskan variabel terikat (ROA).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS

PERBANKAN (Studi Pada Bank Go Public Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2008)”.

Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan kelulusan studi pada Program Sarjana (SI) Reguler II Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Dalam penulisan Skripsi hingga selesainya, penulis telah banyak mendapatkan bantuan – bantuan dalam bentuk bimbingan, keterangan serta dorongan moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat Penulis selesaikan. Oleh karenanya dalam kesempatan ini Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya, kepada :

1. Bapak Dr. H. M. Chabachib, Msi, Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

2. Ibu Dra. Irene RiniDemi Pangestuti, ME selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing Penulis selama proses penulisan skripsi hingga skripsi ini selesai.

3. Bapak Drs. H. Mudji Rahardjo, SU selaku Dosen Wali yang telah banyak membantu penulis sejak awal kuliah hingga akhir kuliah.

(8)

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah menyumbangkan ilmunya.

5. Bapak dan Ibu staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, dorongan dan semangat kepada Penulis selama ini.

7. Sahabatku Niken, terima kasih banyak ya atas transportasinya selama kita menjalani perkuliahan.

8. Niken, Rika, Ika,Ela, Izah, Mita, Wiwid, Eka, Laksmi, Farida, Hafni, Ninik, Niki, Narwi, Septian, Yoel, Kukuh, Ludfan, Fatkul, Irwan yang senantiasa menjadi teman kuliah yang berkesan bagi penulis dan yang telah banyak membantu penulis dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu, memberikan semangat serta doanya kepada Penulis, yang tidak dapat Penulis sampaikan satu per satu. Terima kasih banyak.

Dengan segala kerendahan hati, Penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari segala kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis dan seluruh pembaca pada masa yang akan datang.

Semarang, Agustus 2010

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan dan Kegunaan ... 13

1.4 Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TELAAH PUSTAKA ... 17

2.1 Landasan Teori... 17

2.2 Penelitian Terdahulu ... 37

2.3 Kerangka Pemikiran... 40

2.4 Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

(10)

3.2 Populasi dan Sampel ... 47

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 49

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 49

3.5 Metode Analisis ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 56

4.2 Analisis data dan Pembahasan ... 56

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 51

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 59

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 59

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 64

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 65

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas... 66

4.2.3 Pengujian secara Simultan ... 67

4.2.4 Pengujian secara Parsial ... 68

4.2.5 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 72

BAB V PENUTUP ... 74 5.1 Kesimpulan ... 74 5.2 Keterbatasan Penelitian ... 75 5.3 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Perbankan ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 39

Tabel 3.1 Daftar Sampel ... 48

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 57

Tabel 4.2 Uji Normalitas K-S ... 60

Tabel 4.3 Uji Normalitas K-S setelah Tranformasi Data ... 61

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 64

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ... 65

Tabel 4.6 Uji Simultan (F-test) ... 68

Tabel 4.7 Uji Parsial (t-test) ... 69

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 40

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas-Normal Probability-P.Plot ... 62

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas-Histogram ... 63

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Bank Go Public

Tahun 2005-2008 ... 80 Lampiran B : Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 87 Lampiran C : Hasil Uji Asumsi Klasik ... 88

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. (Siamat, 2005: 275).

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan.

Krisis moneter yang berkepanjangan selama beberapa tahun ini telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyaknya perusahaan yang tutup, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur, mengingatkan bahwa

(15)

betapa besar dampak ekonomi yang akan ditimbulkan apabila terjadi kegagalan usaha perbankan. Untuk itu perlu dilakukan serangkaian analisis yang sedemikian rupa sehingga kemungkinan kesulitan keuangan dan bahkan kegagalan usaha perbankan dapat dideteksi sedini mungkin.

Rendahnya kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi internal sektor perbankan, lemahnya manajemen bank, moral Sumber Daya Manusia (SDM), serta belum efektifnya pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di pasar, sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara financial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut.

Dalam industri perbankan risiko kegagalan yang terjadi biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani portofolio kredit ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada kesulitan keuangan bahkan kegagalan usaha perbankan, sehingga pada akhirnya dapat merugikan kegiatan perekonomian nasional dan merugikan masyarakat selaku pemilik dana.

Tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi

(16)

keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan serta perkembangan financial perusahaan dengan hasil-hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan.

Selain itu, dengan melakukan analisis keuangan diwaktu lampau maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik dan mengetahui potensi kegagalan suatu perusahaan tersebut. Dengan diketahuinya kemungkinan kesulitan keuangan yang akan terjadi sedini mungkin maka pihak manajemen dapat melakukan antisipasi dengan mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan agar dapat mengatasinya.

Kegiatan analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan yang memberikan informasi secara terinci terhadap hasil interpretasi mengenai prestasi yang dicapai perusahaan, serta masalah yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan.

Dengan analisis rasio, informasi keuangan yang rinci dan rumit mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga laporan suatu perusahaan mudah dibandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lain, serta lebih cepat melihat perkembangan dan kinerja perusahaan secara periodik.

(17)

Kondisi perbankan inilah yang menarik untuk diteliti. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan pada tingkat profitabilitas perbankan di Indonesia, maka dalam penelitian ini mengambil kasus pada bank go public

dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 dengan menganalisis kinerja keuangannya untuk mengetahui seberapa besar tingkat profitabilitas di masa yang akan datang.

Tingkat profitabilitas ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan

Return On Asset (ROA) karena ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2001).

Tabel 1.1 di bawah ini merupakan perhitungan rata-rata ROA, CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa Kredit pada 20 bank go public dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008.

(18)

Tabel 1.1

Rata-rata nilai rasio ROA, CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa Kredit tahun 2005 – 2008 No Rasio 2005 (%) 2006 (%) 2007 (%) 2008 (%) 1 ROA 1.59 1.61 1.98 1.62 2 CAR 17.36 19.82 19.43 16.80 3 NPL 5.39 6.09 4.49 3.99 4 BOPO 86.38 88.29 77.86 86.27 5 LDR 68.53 68.81 73.18 82.13 6 NIM 5.41 5.39 5.85 5.82 7 P. KREDIT 3.33 3.32 3.34 3.29

Sumber : Bank Indonesia (Laporan Keuangan yang diolah)

Dari tabel 1.1 diatas rasio keuangan yang dihitung dari rasio Return On Asset (ROA) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 menunjukkan rat-rata ROA yang mengalami fluktuasi. Jika dilihat dari perhitungan rata-rata ROA tahun 2005 yaitu sebesar 1.59% dan tahun 2006 sebesar 1.61%,maka rata-rata ROA tahun 2005 menuju ke tahun 2006 mengalami kenaikan. Sama halnya dari tahun 2006 ke tahun 2007, rata-rata ROA juga mengalami kenaikan dengan nilai rata ROA tahun 2007 sebesar 1.98%. Tetapi tahun 2008 rata-rata ROA mengalami penurunan dengan nilai rata-rata-rata-rata ROA sebesar 1.62%. Nilai rat-rata ROA tertinggi tahun 2007 sebesar 1.98%.

Rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan nilai rata-rata tahun 2005 sebesar 17.36% dan tahun 2006 sebesar 19.82%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai CAR tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami kenaikan. Pada tahun 2007 dan 2008 rata-rata nilai CAR mengalami penurunan yaitu pada tahun 2007 nilai rata-rata CAR sebesar 19.43% dan tahun 2008 nilai rata-rata CAR sebesar 16.80%.

(19)

Jika dilihat dari tingkat kekonsistenan data antara rasio keuangan CAR dengan ROA, pada tahun 2005 menuju ke tahun 2006 nilai rata-rata CAR dan ROA sama-sama mengalami kenaikan. Tetapi untuk tahun 2006 ke tahun 2007, nilai rata-rata ROA mengalami peningkatan sedangkan nilai rata-rata CAR mengalami penurunan. Untuk tahun 2007 ke tahun 2008 nilai rata-rata ROA dan CAR mengalami penurunan.

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata CAR dan ROA tersebut maka dapat disimpulkan bahwa antara nilai rata-rata CAR dan ROA tidak mempunyai kekonsistenan data (data tidak konsisten) karena dari tahun ke tahun nilai rata-rata CAR dan ROA mengalami kenaikan dan penurunan.

Nilai rata-rata Non Performing Loans (NPL) tahun 2005 sebesar 5.39%, sedangkan tahun 2006 sebesar 6.09% sehingga nilai rata-rata NPL mengalami kenaikan. Untuk tahun 2007, nilai rata-rata NPL sebesar 4.49% dan tahun 2008 sebesar 3.99%. Maka dari hasil nilai rata-rata tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, nilai rata-rata NPL mengalami penurunan.

Bila dilihat dari nilai rata-rata, rasio keuangan NPL dan ROA tidak mempunyai data yang konsisten. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ROA dan NPL pada tahun 2005 menuju ke tahun 2006 sama-sama mengalami kenaikan. Tetapi untuk tahun 2006 ke tahun 2007, nilai rata-rata ROA mengalami peningkatan sedangkan nilai rata-rata NPL mengalami penurunan. Untuk tahun 2007 ke tahun 2008 nilai rata-rata ROA dan NPL mengalami penurunan.

(20)

Rasio keuangan BOPO mempunyai nilai rata-rata tahun 2005 sebesar 86.38%. Pada tahun 2006 mengalami kenaikan dengan nilai rata-rata BOPO sebesar 88.29%. Untuk tahun 2007, rata-rata BOPO mengalami penurunan dengan nilai ratanya sebesar 77.86%. Sedangkan pada tahun 2008, rata-rata BOPO mengalami kenaikan sebesar 86.27%. Rata-rata-rata nilai BOPO dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi.

Jika dilihat dari tingkat kekonsistenan data antara rasio keuangan BOPO dengan ROA, nilai rata-rata BOPO dan ROA tidak konsisten. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2005 menuju ke tahun 2006 nilai rata-rata BOPO dan ROA sama-sama mengalami kenaikan. Tetapi untuk tahun 2006 ke tahun 2007, nilai rata-rata ROA mengalami peningkatan sedangkan nilai rata-rata BOPO mengalami penurunan. Untuk tahun 2007 ke tahun 2008 nilai rata-rata ROA mengalami penurunan sedangkan nilai rata-rata BOPO mengalami peningkatan.

Rasio keuangan Loan to Deposite Ratio (LDR) dengan nilai rata-rata tahun 2005 sebesar 68.53% dan tahun 2006 sebesar 68.81%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai LDR tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami kenaikan. Pada tahun 2007 dan 2008 rata-rata nilai LDR juga mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2007 nilai rata-rata LDR sebesar 73.18% dan tahun 2008 nilai rata-rata LDR sebesar 82.13%. Dari hasil nilai rata-rata LDR, dari tahun ke tahun yaitu tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, nilai rata-rata LDR mengalami kenaikan.

(21)

Jika dilihat dari tingkat konsistensi data, nilai rata-rata LDR mempunyai data yang konsisten karena dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tetapi jika dilihat dari tingkat kekonsistenan data antara rasio keuangan LDR dengan ROA, data ini tidak konsisten karena nilai rata-rata LDR mengalami kenaikan terus menerus dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, sedangkan nilai rata-rata ROA berfluktuasi, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan.

Rasio Net Interest Margin (NIM) dengan nilai rata-rata tahun 2005 sebesar 5.41% dan tahun 2006 sebesar 5.39%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai NIM tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami penurunan. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 5.85% dan tahun 2008 rata-rata nilai NIM mengalami penurunan menjadi 5.82%. Dari hasil nilai rata-rata NIM dari tahun ke tahun yaitu tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, nilai rata-rata NIM mengalami kenaikan dan penurunan.

Jika dilihat dari tingkat konsistensi data, nilai rata-rata NIM dengan ROA, data ini tidak konsisten karena nilai rata-rata NIM mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006, sedangkan nilai rata-rata ROA mengalami kenaikan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006. Tetapi untuk tahun berikutnya keduanya mengalami kenaikan dan penurunan.

Rasio pangsa kredit dengan nilai rata-rata tahun 2005 sebesar 3.33% dan tahun 2006 sebesar 3.32%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai pangsa kredit tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami penurunan. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 3.34% dan tahun 2008 rata-rata nilai pangsa

(22)

kredit mengalami penurunan menjadi 3.29%. Dari hasil nilai rata-rata pangsa kredit dari tahun ke tahun yaitu tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, nilai rata-rata pangsa kredit mengalami kenaikan dan penurunan.

Jika dilihat dari tingkat konsistensi data, nilai rata-rata pangsa kredit dengan ROA, data ini tidak konsisten karena nilai rata-rata pangsa kredit mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006, sedangkan dengan ROA yang mengalami kenaikan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006. Tetapi untuk tahun-tahun berikutnya sama-sama mengalami kenaikan dan penurunan.

Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perbankan dengan menggunakan rasio keuangan untuk menilai profitabilitas perbankan antara lain:

Hesti Werdaningtyas (2002) tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Take Over di Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu ROA dan variabel bebas yaitu pangsa asset, pangsa dana, pangsa kredit, CAR, LDR. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Variabel bebas yang signifikan positif adalah CAR. Variabel bebas yang signifikan negative adalah LDR. Sedangkan variabel yang tidak signifikan adalah pangsa asset, pangsa dana dan pangsa kredit.

Wisnu Mawardi (2005) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan Bank Umum di Indonesia. Rasio-rasio yang digunakan pada variabel bebas adalah CAR, NPL, NIM, BOPO. Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat analisis regresi linier berganda.

(23)

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa NPL, BOPO mempunyai pengaruh signifikan negatif. Sedangkan NIM mempunyai pengaruh signifikan positif. Rasio CAR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja profitabilitas perbankan (ROA).

Penelitian Yuliani (2007) tentang hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang go public di BEJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara tingkat efisiensi operasional terhaap kinerja profitabilitas perbankan di BEJ. Dalam penelitian ini menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif,sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Penelitian ini menggunakan metode regresi time-series cross-section. Variabel terikat yang digunakan adalah kierja profitabilitas perbankan.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar profitabilitas perbankan pada bank go public di Indonesia yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan bank selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum Go Public Yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008)” dianggap penting untuk dilakukan. Rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah CAR, NPL, ROA, BOPO, LDR, NIM dan Pangsa kredit.

(24)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui permasalahan dalam penelitian ini adalah :

Adanya fenomena gap, dimana berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio keuangan ROA, CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa Kredit pada tabel 1.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata rasio keuangan tiap tahunnya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 mengalami fluktuasi data yaitu terjadi rata-rata kenaikan dan penurunan data dari masing-masing variabel. Jika dilihat dari tingkat kekonsistenan data pada table 1.1 diatas, antara variabel dependen (ROA) dan independen (CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa kredit), maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tersebut tidak menunjukkan adanya kekonsistenan data karena nilai rata-ratanya berfluktuasi, mengalami kenaikan dan penurunan.

Beberapa penelitian yang menggunakan rasio keuangan untuk menilai tingkat profitabilitas perbankan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Hesti Werdaningtyas (2002) dan Yuliani (2007) melakukan penelitian tentang factor yang mempengaruhi profitabilitas bank yang menunjukkan bahwa variabel CAR signifikan positif terhadap profitabilitas. Hal ini berarti semakin besar CAR, maka semakin baik profitabilitas suatu bank. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi (2005) dimana CAR juga berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

(25)

Wisnu Mawardi (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa NIM mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap profitabilitas perbankan.

Wisnu Mawardi (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa NPL mempunyai pengaruh yang signifikan negatif terhadap profitabilitas perbankan.

Hesti Werdaningtyas (2002) melakukan penelitian tentang factor yang mempengaruhi profitabilitas bank yang menunjukkan bahwa variabel LDR signifikan negatif terhadap profitabilitas. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007) dimana LDR berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Wisnu Mawardi (2005) dan Yuliani (2007) melakukan penelitian tentang factor yang mempengaruhi profitabilitas bank yang menunjukkan bahwa variabel BOPO signifikan negatif terhadap profitabilitas.

Hesti Werdaningtyas (2002) melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank yang menunjukkan bahwa pangsa kredit. Pangsa kredit mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas. Dari hal ini, maka dapat diketahui adanya research gap.

research gap adalah hasil penelitian yang membedakan dengan penelitian yang lain.

1. Penelitian Hesti (2002) dan Yuliani (2007) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA , sedangkan penelitian Wisnu Mawardi (2005) CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan.

(26)

2. Penelitian Hesti (2002) menunjukkan bahwa LDR berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA , sedangkan penelitian Yuliani (2007) LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM dan Pangsa kredit secara parsial dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan agar tingkat profitabilitas bank dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.

2. Bagaimanakah variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa kredit secara simultan dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan agar tingkat profitabilitas bank dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.

1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa kredit secara parsial dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan agar tingkat profitabilitas bank dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.

2. Untuk menganalisis variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, NIM, dan Pangsa kredit secara simultan dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan agar tingkat profitabilitas bank dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.

(27)

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik, diantaranya:

1. Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi tingkat profitabilitas perusahaan perbankan.

2. Dapat memberikan informasi kepada manajemen untuk memperbaiki kinerja keuangan perbankan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi bagi peneliti selanjutnnya dalam melakukan penelitian yang sama.

1.4 Sistematika penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika yang disusun secara berurutan yang terdiri dari beberapa bab yaitu : Bab I Pendahuluan, Bab II Telaah Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Pembahasan, dan Bab V Penutup. Untuk masing-masing isi dari setiap bagian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian. Rumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai keadaan yang memerlukan jawaban penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang hal yang ingin dilakukan. Kegunaan penelitian merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian. Sistematika penulisan mencakup uraian singkat pembahasan materi dari tiap bab.

(28)

BAB II TELAAH PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang telaah pustaka yang terdiri dari pengertian bank, tugas dan fungsi bank, jenis bank, kinerja keuangan bank, laporan keuangan, rasio keuangan perbankan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional berupa variabel yang dipakai dalam penelitian beserta penjabaran secara opersional. Penelitian sampel berisi tentang jumlah populasi dan sampel yang digunakan beserta metode yang dipakai dalam pengambilan sampel. Jenis dan sumber data merupakan penguraian jenis data dari variabel-variabel penelitian serta darimana sumber data berasal. Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan untuk mengambil data. Metode analisis data berupa alat analisis yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang deskripsi obyek penelitian yang membahas obyek penelitian. Analisis data berupa penyederhanaan data agar lebih mudah dubaca. Pembahasan bertujuan untuk mencari makna yang lebih mendalam dan penerapan dari hasil analisis.

(29)

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diharapkan agar dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan perbankan untuk meningkatkan kinerja profitabilitasnya. Kesimpulan merupakan sajian singkat dari analisis yang dilakukan. Saran berupa anjuran kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.

(30)

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “ Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Sinangun, 1993:45).

Bank adalah lembaga keuangan kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit disamping memberikan jasa-jasa lain di bidang keuangan (Riyanto, 1993:161).

(31)

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.(Kasmir, 2003:11).

Dari pengertian diatas, dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak lepas dari masalah keuangan.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Bank

Pada dasarnya tugas pokok bank menurut UU No.19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan fungsi bank pada umumnya (Siamat, 2005:276) :

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

b. Menciptakan uang.

c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

(32)

2.1.3 Jenis-jenis Bank

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir,2002):

1. Dilihat dari segi fungsinya

Menurut Undang-Undang Pokok perbankan nomor 14 tahun 1967, jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:

a. Bank Umum b. Bank Pembangunan c. Bank Tabungan d. Bank Pasar e. Bank Desa f. Lumbung Desa g. Bank Pegawai h. Dan bank lainnya

Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:

a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(33)

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:

a. Bank milik pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

c. Bank milik koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

(34)

d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia.

3. Dilihat dari segi status

Status bank yang dimaksud adalah: a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

b. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas Negara.

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

(35)

5. Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya a. Bank Central

Bank central adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank pimpinan penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada.

b. Bank Umum

Bank Umum adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, serta tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

c. Bank Tabungan

Bank tabungan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan sedangkan usahanya terutama memperbanyak dana dengan kertas berharga.

d. Bank Pembangunan

Bank Pembangunan adalah bank milik negara, swasta mmaupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang. Sedangkan usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

(36)

2.1 4 Kinerja Keuangan dan Laporan keuangan

Menurut Husnan (2004), kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel.

Sumber utama variabel yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang dapat dijadikan dasar kinerja keuangan perusahaan.

Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.

Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang tediri dari (Siamat, 2005) :

a. Laporan Tahunan dan Laporan keuangan Tahunan

Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun.

(37)

Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan public. Laporan Keuangan Tahunan adalah:

1. Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari sati kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada suatu tanggal tertentu.

2. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.

3. Laporan perubahan equitas adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.

4. laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.

b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.

c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.

(38)

d. Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki anak perusahan, wajib menyusun laporan keuangan konsolodasi berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

Tujuan laporan keuangan, menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” (IAI,2002), adalah sebagai berikut: a. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan

(aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.

b. Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan. c. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi

keuangan perusahaan.

d. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan. 2.1.5 Analisis Rasio Keuangan

Analisi rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2002:64). Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya

(39)

keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. (Munawir, 1990:64).

Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat kinerja suatu bank dan kesehatannya dengan menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu bank. Perhitungan rasio untuk menilai posisi kinerja suatu bank, akan memberikan gambaran yang jelas tentang baik dan buruknya operasional suatu bank, yang dilihat dari posisi keuangannya dalam neraca dan laba rugi.

2.1.6 Macam-macam rasio keuangan

Umumnya berbagai rasio yang dihitung untuk menilai kinerja suatu bank dikelompokkan ke dalam tiga tipe dasar (Faisol, 2007), yaitu:

1. Rasio Likuidatas

Rasio ini mengukur kemamapuan bank untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang telah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu bank antara lain sebagai berukut:

a. Cash Ratio, yaitu likuiditas minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam membayar kembali pinjaman jangka pendek bank. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam prakteknya akan dapat mempengaruhi profitabilitas. Rasio ini merupakan perbandingan

(40)

antara jumlah alat liquid yang dimiliki bank dengan pinjaman yang harus segera dibayar.

b. Reserve Requirement (RR), yaitu likuiditas wajib minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk Giro pada BI. Reserve Requirement merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum yang berupa rekening bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia. Menurut surat edaran BI tahun 1997, besarnya RR minimal 5%.

c. Loan to Deposite Ratio (LDR), yaitu rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio LDR ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100%.

d. Loan to Asset Ratio (LAR), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar.

(41)

2. Rasio Rentabilitas, yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Rasio-rasio rentabilitas terdiri dari:

a. Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset.

b. Return On Equity (ROE), yaitu perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri.

c. Rasio Beban Operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

d. Net Interest Margin (NIM), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.

(42)

3. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya, atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya jika terjadi likuiditas bank. Rasio Solvabilitas ini terdiri atas:

a. Capital adequacy Ratio (CAR),yaitu rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Bank yang termasuk bank sehat, apabila memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%.

b. Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang.

Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank terutama dalam menilai profitabilitasnya. Adapun faktor yang menjadi penilaian terhadap kinerja perbankan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2002):

1. Aspek Permodalan

Yang dinilai dalam aspek ini adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequaty Ratio) yang telah ditetapkan BI. CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang

(43)

aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Dendawijaya, 2001).

Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. ATMR adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup. ATMR merupakan penjumlahan dari ATMR aktiva neraca dan ATMR rekening administratif. Menurut (Sinungan, 1993), Aktiva neraca terdiri dari:

 Kas dengan bobot risiko 0%

 Emas dan mata uang emas dengan bobot risiko 0%  Giro pada BI dengan bobot risiko 0%

 Tagihan pada bank lain

 Bank sentral Negara lain dengan bobot risiko 20%

 Bank lain dengan bobot risiko 0%  Surat berharga yang dimiliki

 SBI, treasury Bill dan Sertifikat Bank sentral Negara lain dengan bobot risiko 0%

(44)

 SBPU yang diterbitkan terdiri dari Bank Sentral dan Pemerintah pusat 0%, Bank lain 20% dan pihak swasta lainnya dengan bobot risiko 100%

 Saham dan obligasi yang diterbitkan terdiri dari bank lain 20% dan pihak swasta lainnya 100%  Kredit yang diberikan kepada atau dijamin oleh

 Bank sentral dan Pemerintah Pusat 0%

 Bank lain 20%

 Kredit pemilikan rumah 50%

 Pihak lainnya 100%  Penyertaan 100%

 Aktiva tetap dan inventaris (nilI buku) 100%  Antar kantor aktiva 100%

 Rupa-rupa aktiva

 Tagihan dalam rangka inkaso 20%

 Lainnya 100%

Sedangkan rekening administratif terdiri dari:  Fasilitas kredit yang belum digunakan

 Yang disediakan bagi dan dijamin oleh : Bank sentral dan Pemerintah Pusat 0%, Bank lain 20%, Pihak lainnya 100%

 Yang disediakan dalam rangka Kredit pemilikan rumah 50%

(45)

 Jaminan Bank

 Dalam rangka pemberian kredit masuk L/C : Bank sentral dan Pemerintah Pusat 0%, Bank lain 20%, Pihak lainnya 100%

 Bukan dalam rangka pemberian kredit : Bank sentral dan Pemerintah Pusat 0%, Bank lain 0%, Pihak lainnya 0%

 L/C yang masih berlaku : Bank sentral dan Pemerintah Pusat 0%, Bank lain 0%, Pihak lainnya 0%

 Kewajiban membeli kembali aktiva bank 0%

 Posisi neto kontrak berjangka valuta asing dan swap bunga 0%

Sesuai dengan penilaian rasio CAR berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997, CAR minimal 8%.

Perhitungan rasio CAR sesuai dengan standar Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

Modal

CAR = X 100%

(46)

2. Aspek kualitas asset

Assets digunakan sebagai rasio kualitas aktiva produktif. Aktiva produktif adalah semua harta yang ditanamkan bank dengan maksud untuk mencapai atau memperoleh penghasilan seperti kredit yang diberikan, penanaman pada bank dalam bentuk tabungan, deposito dan giro, penanaman dalam surat berharga, penyertaan pada perusahaan, dan lain-lain.

Menurut (Mudrajad kuncoro, 2002), Aktiva yang produktif merupakan penempatan dana oleh bank dalam asset yang menghasilkan pendapatan untuk menutup biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank. Dari aktiva inilah bank mengharapkan adanya selisih keuntungan dari kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana. Dari pengertian aktiva produktif tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktiva yang berkualitas adalah aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan dan dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank.

Penilaian terhadap rasio kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank didasarkan pada dua rasio yaitu:

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif yang kolektibilitasnya tidak lancar, dan jumlah yang diperhitungkan adalah 50% dari dari aktiva produktif yang tergolong kurang lancar ditambah 75% aktiva produktif yang

(47)

tergolong diragukan ditambah 100% aktiva produktif yang tergolong macet. (Cara penilaian kolektibilitas atau kualitas dari masing-masing kredit yang diberikan diatur dalam SE BI No. 23/12/BPPP Tanggal 28 Februari 1991).

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk oleh bank. Berdasarkan SK Direksi BI No 31/148/KEP/DIR tanggal 12 November 1999 tentang pembentukan PPAP, bank wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutup risiko kemungkinan kerugian.

Aspek ini bertujuan untuk menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

Rasio yang digunakan untuk menilai kualitas asset sebuah bank digunakan metode Non Performing Loan (NPL) dan perhitungannya adalah:

Kredit bermasalah

NPL = X 100%

(48)

Adapun penilaian rasio NPL berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 adalah NPL <5% yang termasuk dalam bank sehat.

3. Aspek Pendapatan (Earning)

Aspek ini merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan laba atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas terus meningkat. Rasio yang digunakan yaitu dengan ROA dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).

Untuk apakah suatu bank mendapatkan keuntungan yang wajar, maka digunakan rasio ROA dan BOPO untuk mencarinya. Perhitungan untuk mencari ROA dan BOPO adalah:

Laba Bersih ROA = X100% Total Aktiva Biaya Operasional BOPO = X100% Pendapatan Operasional

Adapun penilaian rasio ROA dan BOPO berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 adalah

(49)

ROA ≥1,215% yang termasuk dalam bank sehat sedangkan BOPO ≤ 93,52%.

4. Aspek Likuiditas

Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:

a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap Aktiva

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti giro, tabungan deposito dan lain-lain. Rasio yang digunakan biasanya adalah LDR.

Untuk menilai apakah suatu bank mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera ditagih (berjangka pendek) maka digunakan metode Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR yaitu rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga bank.

Dana pihak ketiga terdiri dari tabungan, deposito dan giro. Tabungan merupakan simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh bank. Deposito merupakan simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu

(50)

menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Sedangkan giro merupakan simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap waktu dengan menggunakan surat perintah pembayaran seperti cek dan bilyet giro (Sinungan, 1993).

Perhitungan untuk mencari LDR :

Jumlah kredit yang diberikan

LDR = X 100%

Total dana pihak ketiga

Adapun penilaian rasio LDR berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 adalah LDR bank yang sehat sebesar ≤ 94,75%.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perbankan dengan menggunakan rasio keuangan terhadap kinerja profitabilitas. Penelitiannya antara lain:

Hesti Werdaningtyas (2002) tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Take Over di Indonesia. Penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu ROA dan variabel bebas yaitu pangsa asset, pangsa dana, pangsa kredit, CAR, LDR. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Variabel bebas yang signifikan positif adalah CAR. Variabel bebas yang signifikan negative adalah LDR. Sedangkan variabel yang tidak signifikan adalah pangsa asset, pangsa dana dan pangsa kredit.

(51)

Wisnu Mawardi (2005) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan Bank Umum di Indonesia.. Rasio-rasio yang digunakan pada variabel bebas adalah CAR, NPL, NIM, BOPO. Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa NPL, BOPO mempunyai pengaruh signifikan negatif. Sedangkan NIM mempunyai pengaruh signifikan positif. Rasio CAR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja profitabilitas perbankan (ROA).

Penelitian Yuliani (2007) tentang hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang go public di BEJ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara tingkat efisiensi operasional terhaap kinerja profitabilitas perbankan di BEJ. Dalam penelitian ini menggunakan variabel MSDN, CAR, BOPO, LDR. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif,sedangkan CAR berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Variabel MSDN dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Penelitian ini menggunakan metode

regresi time-series cross-section. Variabel terikat yang digunakan adalah kierja profitabilitas perbankan.

(52)

Tabel Penelitian Terdahulu

Peneliti Tahun Judul Variabel Alat

Analisis Hasil Hesti Werdaningtyas 2002 Faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Take Over di Indonesia Variabel Terikat:ROA Variabel Bebas: Pangsa asset, pangsa dana, pangsa kredit, CAR, LDR Analisis regresi linier berganda. Variabel yang signifikan positif: CAR Variabel yang signifikan negative: LDR Variabel yang tidak signifikan: pangsa asset, pangsa dana dan pangsa kredit. Wisnu Mawardi 2005 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan Bank Umum di Indonesia. Variabel Terikat: ROA Variabel Bebas: NPL, BOPO, NIM, CAR Analisis regresi linier berganda. Variabel yang signifikan positif: NIM Variabel yang signifikan negative: NPL, BOPO Variabel yang tidak signifikan: CAR Yuliani 2007 Hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sector perbankan yang Go Public di BEJ Variabel terikat: ROA. Variabel Bebas: MSDN, CAR, BOPO, LDR Analisis regresi time-series cross-section Variabel yang signifikan negatif: BOPO Variabel yang signifikan positif: CAR. Variabel yang tidak signifikan: MSDN dan LDR.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti. Dalam penelitian ini, akan dianalisis tingkat profitabilitas perbankan dengan menggunakanm rasio keuangan dari tahun 2005

(53)

sampai dengan tahun 2008. Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui tingkat profitabilitas bank go publik yang terdaftar di BEI, serta pertumbuhan tingkat profitabilitasnya selama empat tahun tersebut.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Kerangka Pemikiran

CAR (X1) H1

NPL (X2) H2

BOPO (X3) H3 KINERJA PROFITABILITAS (ROA)

LDR (X4) H4

NIM (X5) H5

P. Kredit (X6) H6

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentang sesuatu yang untuk sementara waktu dianggap benar. Selain itu juga, hipotesis dapat diartukan sebagai pernyataan yang akan diteliti sebagai jawaban sementara dari suatu masalah. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

(54)

1. Pengaruh CAR terhadap Profitabilitas (ROA) bank

Menurut Hesti Werdaningtyas, CAR merupakan variabel control yang mempengaruhi profitabilitas yang didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank. Dengan tingkat kecukupan modal atau kemampuan modal yang cukup maka dapat digunakan untuk meredam timbulnya risiko. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivitasnya sebagai akibat dari kerugian- kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko.

Semakin besar rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), maka akan semakin rendah kemungkinan timbulnya bank bermasalah dan juga dapat meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat. Dengan semakin rendah kemungkinan timbulnya bank bermasalah, maka semakin besar pula tingkat profitabilitas suatu bank. Dengan demikian, semakin besar rasio CAR maka semakin besar pula profitabilitas suatu bank sehingga dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas bank. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hesti Werdaningtyas (2002) dan Yuliani (2007) yang menyatakan bahwa rasio CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank.

H1 = Diduga rasio CAR berpengaruh positif terhadap ROA bank

2. Pengaruh NPL terhadap Profitabilitas (ROA) bank

Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah

(55)

kredit bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah profotabilitas suatu bank. Sesuai dengan penelitian Wisnu Mawardi (2005), rasio NPL berpengaruh negative terhadap profitabilitas perbankan. H2 = Diduga rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA bank

3. Pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas (ROA) bank

Semakin tinggi efisiensi operasional yang dicapai bank, berarti semakin efisien aktivitas bank dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio BOPO, maka kemungkinan bank dalam kindisi bermasalah juga semakin besar sehingga profitabilitas bank menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian Wisnu Mawardi (2005) dan Yuliani (2007) bahwa BOPO memiliki pengaruh signifikan negative terhadap profitabilitas.

H3 = Diduga rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA bank

4. Pengaruh LDR terhadap Profitabilitas (ROA) bank

Semakin tinggi rasio LDR, memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Dengan adanya likuiditas yang rendah, maka akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Ahmad Faisol, 2007). Hal ini sesuai dengan penelitian Yuliani (2007) bahwa LDR memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas.

(56)

H4 = Diduga rasio LDR berpengaruh positif terhadap ROA bank

5. Pengaruh NIM terhadap Profitabilitas (ROA) bank

Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil atau tingkat profitabilitasnya semakin besar. Hal ini sesuai dengan penelitian Wisnu Mawardi (2005) bahwa NIM memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas.

H5 = Diduga rasio NIM berpengaruh positif terhadap ROA bank.

6. Pengaruh Pangsa kredit terhadap Profitabilitas (ROA) bank

Semakin besar kredit yang tersalurkan maka semakin besar pula profitabilitas suatu bank. Dalam penelitian Hesti Werdaningtyas (2002), pangsa kredit mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas.

Gambar

Tabel Penelitian Terdahulu
Gambar 4.1  Kerangka Pemikiran
Tabel 4.1  Statistik Deskriptif
Tabel 4.2  Uji Normalitas K-S
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Modul interaktif ini berbasis multimedia yang mengandung teks penjelasan materi beserta gambar ilustrasi materi, Evaluasi yang ditujukan untuk latihan, bukan untuk penilaian

Dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, pemerintah daerah agar mengembangkan substansi Lampiran I Ringkasan Penjabaran APBD yang semula

jangka waktu 4 (empat) bulan sejak tahun buku berakhir, maka laporan tahunan dimaksud wajib disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan pada saat

Hospital/health post (Tools: secondary data review, transect walk) Infrastructure types Types of Health Centre Numbe rs of Health Center s Numb er of Health worke rs

Factors screening to statistical experimental design of racemic atenolol kinetic resolution via transesterification reaction in organic solvent using free Pseudomonas

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Terdapat perbedaan penggunaan metode Team Game Tournament dan Think Pair Shared terhadap hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI

Rekomendasi alternatif arah kebijakan untuk mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian menjadi kebun kelapa sawit di Bengkulu adalah adalah: (1) menetapkan lahan abadi

Dengan memfokuskan pada kebijakan Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPHH), kajian ini mencoba melihat peluang-peluang bagi masyarakat setempat dan pihak lain untuk berperan serta