BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross Sectional. Pada penelitian ini dimana seluruh variabel yang diamati, diukur pada saat bersamaan ketika penelitian berlangsung (Nursalam, 2008). Penelitian ini menggunakan data primer untuk mengetahui hubungan perilaku makanan dengan hipertensi pada lansia di desa Tajuk, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang. Dimana variabel bebas yaitu pola konsumsi pangan dan variabel terikat yaitu hipertensi.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitiandilakukan di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada bulan Agustus 2015.
3.3. Partisipan Penelitian
3.3.1. Populasi dan sampel
peneliti karena dipandang dapat mewakili populasi yang menjadi target penelitian (Sugiyono, 2012). Penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang dipilih melalui penetapan kriteria tertentu oleh peneliti (Nursalam, 2008).
Populasi dalam penelitian ini adalah lansiapria dan wanita di atas 60 tahun yang mengalami hipertensi diDesa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Dari hasil pendataan bulan Januari 2015 diperoleh populasi lansia sebanyak 45 pria dan 54 lansia wanita. Jadi jumlah populasi sebanyak 99 orang lansia.
Sampel dipilih menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dari 99 orang lansia, diperoleh sebanyak 50 orang lansia yang memenuhi kriteria untuk diteliti, yaitu sebanyak 30 orang lansia wanita dan 20 orang lansia pria.
3.3.2. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi untuk penentuan sampel adalah:
3.3.2.3 Lansia yang tinggal di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
3.3.2.4 Tidak memilki riwayat keluarga yang hipertensi 3.3.3 Kriteria eklusi
Kriteria eklusi untuk penentuan sampel adalahpenolakan lansia.
3.3.3.1 Penolakan karena lansia yang sakit
3.3.3.2 Lansia yang memiliki riwayat keluarga yang hipertensi 3.3.3.3 Lansia yang tidak tinggal di Desa Tajuk, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang. 3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan wawancara kuesioner. Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sasaran penelitian atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2010). Wawancara akan dilakukan secara terpimpin yaitu dengan menggunakan bantuan kuesioner.
1) Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya.
2) Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula. 3.4.1. Prosedur Penelitian
3.4.1.1 Tahap Persiapan
Peneliti telah mempersiapkan alat ukur berupa kuesioner yang dipakai dalam penelitian, yaitu menggunakan FFQ (Food Frequency)(frekuensi makanan).Peneliti akan mengirim surat kePuskesmas Jetak Getasan untuk mendapatkan persetujuan dalam melakukan penelitian.
Prosedur pembuatan FFQ dilakukan dengan mencaricontoh bentuk FFQ yang telah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti juga melakukan survei untuk menentukan jenis makanan apa yang akan masuk ke dalam daftar FFQ. Setelah itu penulis membuat format FFQ yang sesuai untuk lansia.
menggunakan FFQ. Alasan memilih FFQ tersebut, relatif murah dan sederhana, dapat dilakukan sendiri oleh responden, tidak membutuhkan latihan khusus, dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan (Supariasa, 2001) 3.4.1.2 Tahap Pelaksanaan
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan yaitu:
1) Meminta persetujuan menjadi responden.
Peneliti menjelaskan tujuan penelitian untuk mendapatkan persetujuan dari lansia dan keluarga, agar lansia dapat menjadi responden. Kemudian responden menandatangani informed consent. Peneliti memberikan arahan agar dapat mengisi kuisioner yang peneliti ajukan. 2) Melakukan pengambilan data
Kuisioner diberikan kepada lansia dengan hipertensi di desa Tajuk, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, dengan datang ke Posyandu lansia di lima dusun di Desa Tajuk. Kemudian kuisioner yang sudah di isi dengan lengkap diberikan kepada peneliti.
Data yang telah diperoleh melalui FFQ kemudian disiapkan untuk diolah. Data yang diperoleh dari responden dikumpulkan, kemudian mengelompokan dan menghitung data karakteristik responden, yaitu umur, jenis kelamin, dan klasifikasi hipertensi responden. Kemudian data daftar makanan diolah, setiap makanan yang dikonsumsi masuk ke dalam kategori, sering, jarang, atau tidak pernah dikonsumsi.
3.4.1.3 Tahap Akhir
Tahap akhir dalam pengolahan data dapat dilakukan secara komputerisasi atau secara manual. Data yang di dapat dari tabel Food Frequency (FFQ) kemudian diolah. Setiap makanan akan di uji dengan menggunakan uji chi-square untuk mencari hubungannya dengan hipertensi. Dari hasil yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulannya. Dan yang terakhir mengajukan saran penelitian
Peneliti akan menghitung hasil dari data yang didapat dengan menggunakan alat bantu SPSS dengan cara Analyze-Scale-Realibilit Analysis.Uji validitas akan digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur.
3.5.2 Uji Realiabilitas
Setelah data dinyatakan valid, peneliti akan menguji dengan uji realibitas atau uji r. Realibitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama.
3.6 Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini, uji statistik yang digunakan dalam menganalisis hubungan antara perilaku konsumsi pangan dengan hipertensi pada lansia adalah uji statistic Chi Square dengan tingkat kemaknaan P≤0.05 dengan cinfidence interval(9CI) 95%.
3.7 Etika Penelitian
Didalam penelitian terdapat beberapa etika, antara lain: 3.7.1 Prinsip manfaat
3.7.1.1 Bebas dari penderitaan
3.7.1.2 Bebas dari eksploitasi
Penelitian yang dilakukan tidak membuat lansia dirugikan, baik rugi dalam hal waktu maupun rugi materi pada saat penelitian dilakukan.
3.7.1.3 Risiko
Penelitian yang dilakukan tidak merugikan pihak peneliti maupun responden yang akan diteliti.
3.7.2 Prinsip menghargai hak asasi manusia
3.7.2.1 Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden 3.7.2.2 Hak untuk mendapatkan jaminan dari
perlakuan yang diberikan 3.7.2.3 Informed consent. 3.7.3 Prinsip keadilan
3.8 Definisi operasional
Berikut adalah tabel definisi operasional mengenai variabel terikat yaitu hipertensi dan variabel bebas yaitu frekuensi dan waktu makan dan jenis makanan pada lansia di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Tabel 3.1 TabelDefinisi Operasional Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan Lansia Dengan Hipertensi Di Desa Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
No .
Variabel Definisi operasional Klasifikasi Skala data 1. Variabel terikat
Hipertensi Tekanan darah tinggi apabila tekanan sistolik atau lebih dari 140 mmHg, dan distol mencapai 90 mmHg atau lebih .
- Hipertensi stadium 1 (kode 1)
- Hipertensi stadium 2 (kode 2)
- Hipertensi stadium 3 (kode 3)
(WHO, 2011).
Ordinal
2. Variabel bebas a. Frekuensi
dan waktu makan
Frekuensi makan adalah aturan atau jadwal makan yang harus dipenuhi setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan tubuh.
Sering (kode 1):
- >1x/hari - 1x/ hari - 3-6x/minggu Jarang (kode2):
- 1-2x/minggu - 1x/bulan - 1x/ tahun
Tidak pernah
(kode3):
[image:9.516.24.440.194.646.2]b. Jenis makanan - Makanan pencegah
- Makanan pemicu
1) Makanan pokok 2) Sayuran
3) Buah-buahan 4) Ikan, ayam, dan
daging
5) Kacang-kacangan 6) Minuman
1) Makanan tinggi kolesterol
2) Makanan tinggi natrium dan diawetkan
3) Minuman
4) Minuman sachet/ kalengan
- Tidak pernah (Gibson, 2005).
- >1x/hari (6) - 1x/ hari (5) - 3-6x/minggu (4) - 1-2x/minggu (3) - 1x/bulan (2) - 1x/ tahun (1) - Tidak pernah (0)
- >1x/hari (0) - 1x/ hari (1) - 3-6x/minggu (2) - 1-2x/minggu (3) - 1x/bulan (4) - 1x/ tahun (5) - Tidak pernah (6)
Nominal