• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait Pola Asuh Anak Usia Golden Age di Dusun Plalar Kulon Kabupaten Semarang T1 462012024 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait Pola Asuh Anak Usia Golden Age di Dusun Plalar Kulon Kabupaten Semarang T1 462012024 BAB II"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

7

Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang konsep permasalahan yang diangkat, diantaranya tentang pengetahuan, faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan, tahap tumbuh kembang yang dilewati anak usia golden age (0 - 5 tahun).

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengetian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan indera penglihatan (Notoatmodjo, 2005)

(2)

Pengaruh pengetahuan ibu terhadap perkembangan anak sangat penting, sebab ibu yang mempunyai pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam kognitif mempunyai enam aspek :

1. Tahu (Know), tahu merupakan tingkatan paling rendah dalam domain kognitif. Tahu berarti kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Memahami (comprehension) Menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui serta dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (aplication) merupakan kemampuan untuk

menggunakan rumus-rumus, metode dalam situasi yang lain.

(3)

5. Sintesis (sinthesis) yang merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation) yang merupakan terakhir untuk melakukan evaluasi penilain terhadap suatu materi (Ngatimin,2000).

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmojdo, (2010) yaitu :

1. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka dia akan semakin mudah menerima hal-hal baru sehingga akan lebih muda juga untuk menyelesaikan hal-hal baru tersebut

2. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang jelas.

3. Budaya

(4)

4. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu maksudnya pendidikan yang tinggi, pengalaman yang luas dan umur yang semakin tua.

5. Sosial Ekonomi

Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin.Begitupun dalam mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada mereka sesuiakan dengan pendapatan yang ada (Notoadmojo, 2010).

2.2 Pengertian Pola asuh

(5)

membimbing, memberikan makan, memberikan kasih sayang dari bayi anak tumbuh dewasa.

Pada waktu anak belum dapat dilepas sendiri maka semua kebutuhan sehari-hari seperti makanan, pakaian, kesehatan dan lain-lain masih tergantung pada orang lain terkhususnya ibu. Dalam mengembangkan sumber daya keluarga, peran ibu sebagai pengasuh dan mendidik anak di dalam keluarga dapat mempengaruhi pertumbuhan tumbuh kembang anak. Lingkungan keluarga terutama ibu atau orang tua bertanggung jawab langsung terhadap pembinaan kualitas hidup anak sesuai tumbuh kembang potensinya. Potensi ini menyangkut kesehatan, gizi, maupun psikososialnya. Untuk dapat melakukan tanggung jawabnya orang tua di tuntut untuk memelihara kesehatan anak, memberikan makanan bergizi, memberikan pendidikan dan mencipatakan lingkungan psikososial yang kondusif (Kependudukan RI, 2000 & Sulystryorini,2007).

(6)

perilaku pengasuhan dalam hygiene, (3) Perilaku pengasuhan dalam psiko sosial, (4) Perilaku pengasuhan dalam kesehatan. Dengan adanya 4 aspek ini maka kualitas pengasuhan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak balita.

2.3 Tumbuh Kembang Anak

2.3.1 Pengertian Tumbuh Kembang Anak

(7)

tidak sama. Terdapat variasi yang besar dalam hal usia pencapaian tahap perkembangannya. Sebagian tumbuh dan berkembang dengan cepat sedangkan lainnya lambat dalam mencapai maturasi. Periode usia perkembangan dapat dimulai dari usia prenatal (konsepsi-lahir), masa bayi (lahir - 1 tahun), masa kanak-kanak awal (toddler 1 - 3 tahun dan prasekolah 3-5 tahun), masa kanak-kanak pertengahan ( 6 - 12 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (12 - 19 tahun). Masing-masing periode memiliki tugas perkembangan yang harus dicapai yaitu serangkaian ketrampilan dan kompetensi yang harus dikuasai pada tahap perkembangannya, agar anak mampu berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya (Wong, 2009).

2.3.2 Tahap tumbuh kembang anak 2.3.2.1 Usia infant (0-1 tahun)

(8)

2.3.2.2 Usia toddler (1 - 3 tahun)

Masa toddler berada dalam rentang dari masa kanak-kanak mulai berjalan sendiri sampai mereka berjalan dan berlari dengan mudah, yaitu mendekati usia 12 sampai 36 bulan (Potter & Perry, 2010). Pada masa ini seorang anak mulai belajar menentukan arah perkembangan dirinya, suatu fase yang mendasari derajat kesehatan, perkembangan emosional, derajat pendidikan, kepercayan diri, kemampuan bersosialisasi, serta kemampuan diri seorang anak dimasa mendatang.

2.3.2.3 Usia preschool (3 - 5 tahun)

Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai lima tahun. Anak usia ini perkembangan lebih pada kemandirian dan sosialisasi. Pada usia ini perkembangan motorik, bahasa, kreativitas, sosial, moral dan emosional mulai terbentuk dan cenderung menetap sampai usia dewasa (Wong, 2002).

2.3.2.4 Perkembangan motorik kasar dan halus

Perkembangan motorik kasar dan halus usia infant, toddler, dan prasekolah yaitu sebagai berikut :

1) Usia infant :

(9)

(menggenggam) suatu benda. Penggenggaman terjadi selama 2-3 bulan pertamasebagai refleks dan secara bertahap menjadi volunteer. Pada usia 1 bulan, tanggan secara dominan dalam keadaan tertutup, dan pada 3 bulan lebih banyak terbuka. Mulai usia ini bayi, memperlihatkan keinginan menggenggam setiap benda, namun mereka “menggenggam” benda tersebut lebih

dengan mata dibandingkan dengan tangan. Pada usia 4 bulan bayi memperlihatkan pellet kecil dan tangan, kemudian melihat dari benda ketangan dan dari tangan ke benda. Pada usia 5 bulan bayi sudah mampu menggenggam benda secara volunter.

(10)

memasukan benda ke dalam wadah dan senang memindahkannya. Pada usia 1 tahun, bayi berusaha membangun menara dari dua balok (Wong, 2009).

Perkembangan motorik kasar yaitu :

- Kontrol kepala : bayi baru lahir cukup bulan secara sementara dapat mempertahankan kepalanya di garis tengah dan pararel ketika ketika badannya digantung secar ventral dan dapat mengangkat serta menegakkan kepala dari satu sisi ke sisi lainya ketika dalam posisi prone (tengkurap). Kepala bayi yang terkulai jelas terlihat ketika bayi ditarik dari posisi berbaring ke posisi duduk. Pada usia 3 bulan bayi dapat mempertahankan kepalanya dengan baik di atas permukaan tubuhnya. Pada usia 4 bulan, bayi dapat mengangkat kepala dan bagian depan dadanya sekitar 90 derajat dan menahan berat badanya pada lengan bawah, pada usia 4 sampai 6 bulan kontrol kepala bayi telah terbentuk dengan baik.

(11)

abdomen terjadi pada usia 6 bulan. Bayi yang diletakan untuk tidur pada posisi miring dapat dengan mudah berguling ke posisi tengkurap. Ketika bayi terjaga, posisi tengkurap bisa diterima untuk meninggkatkan pencapaian perkembangan seperti kontrol kepala, meranggkak, bergerak maju secar perlahan-lahan dan berguling.

(12)

- Lokomosi : pada bayi lokomosi melibatkan pengenalan kemampuan menahan beban, mendorong kedepan pada ke empat ekstremitas, berdiri tegak dengan sokongan, dan pada akhirnya berjalan sendiri. Lokomosi awal terjadi ketika bayi mendorong diri mereka sendiri ke belakang dengan mendorong memakai lengannya.

- Merangkak : Bayi bergerak secara perlahan-lahan pada tangan dan lutut pada usia 9 bulan. Pada usia ini, bayi dapat berdiri sambil memegangi furniture dan dapat menarik dirinya sendiri keposisi berdiri, namun mereka tak mampu melakukan manuver kebelakang dan bawah kecuali ketika jatuh. Pada usia 11 bulan bayi dapat berjalan sambil memegangi furnitur atau dengan kedua tangan dipegangi, dan usia 1 tahun mereka mampu berjalan dengan satu tangan dipegangi.

2) Usia toddler :

(13)

3) Usia Preschool :

Seorang anak akan bergerak cepat pada usia 3- 5 tahun, sebagian besar anak-anak akan mampu bejalan, berlari, memanjat dan melompat diusia ini. Prediktabilitas perkembangan motorik awal menunjukan hubungan dengan kondisi genetik. Meskipun hal ini benar dalam kondisi tertentu ada bukti bahwa lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan motorik. Pada motorik halus anak sudah mulai berkembang sehingga sudah dapat menggambar dan menulis. Kreativitas sangat jelas dalam menggambar, melukis, dan kegiatan seni lainnya. Tema dan emosi muncul dalam gambar anak sering mencerminkan isu-isu emosional terbesar yang penting bagi akan (Wong,2009)

2.3.2.5 Perkembangn psikoseksual

Freud dalam Wong (2009) menjelaskan bahwa tahapan psikoseksual anak dibagi dalam beberapa tahap :

- Tahap perkembangan oral :

(14)

Anak boleh memilih salah satu dari yang disebutkan ini, dan metode pemuasan kebutuhan oral yang di pilih dapat memberikan beberapa indikasi kepribadian yang sedang mereka bentuk.

- Tahap perkembangan anal :

(15)

- Tahap perkembangan falik :

Anak prasekolah membentuk kelekatan yang kuat dengan orang tua yang berlawan jenis kelamin sambil mengidentifikasi orang tua yang berjenis kelamin sama. Saat identitas seksual berkembang melebihi pengenalan gender, maka kerendahan hati menjadi perhatian, begitu juga ketakutanadanya mutilasi. Terjadi imitasi peran seks, dan “berdandan seperti ibu

atau ayah” meruapak aktivitas yang penting.

Eksplorasi seksual mungkin kini lebih menonjol dari sebelumnya, terutama dalam hal ekplorasi dan manipulasi genital.

2.3.2.6 Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif dikembangkan oleh jean Piaget dalam wong (2009) berdasarkan perkembangan dalam rentang usianya, maka perkembangan kognitif akan berkembang sebagai berikut :

(16)

yang ditandai dengan penggunaan reflex yang dibawah sejak lahir dan dapat diduga untuk bertahan hidup (misalnya menghisap dan menggenggam). Reaksi sirkular primer ditandai dengan pengulangan yang stereotip dan bayi fokus pada tubuhnya sendiri sebagai pusat perhatian (mislnya bayi menemukan tubuhnya sendiri). Reaksi sirkular sekunder dikarakteristikan dengan adaptasi yang diperoleh dan mengalihkan perhatian pada objek dan lingkungan (misalnya bayi mencari objek yang jatuh). Pola yang disengaja dan konsilidasi serta koordinasi menandai koordinasi pada pola sekunder (bayi secara aktif mencari objek yang tersembunyi (Wong,2009).

- Tahap preoprasional

(17)

dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran sekolah. Banyak proses berfikir pada periode ini sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut. Teori kognitif piaget sebernanya tidak meliputi periode yang khusus untuk anak uia 3 sampai 5 tahun. Pada periode ini terjadi Fase praoperasionalmeliputi anak dalam rentang usia 2 sampai 7 tahun dibagi menjadi 2 tahap : fase prakonseptual ( usia 2 - 4 tahun) dan fase intuitif (usia 4 - 7 tahun). Salah satu transisi utama selama kedua fase tersebut adalah perpindahan dari pikiran egosentris total menjadi kesadaran sosial dan kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain (Wong, 2009)

2.3.2.7 Perkembangan psikososial

Menurut teori Erikson yang dikemukakan dalam perkembangan psikososial dalam fase tumbuh kembang psikososial anak adalah sebagai berikut :

- trust vs mistrust

(18)

dengan ibu menjadi sangat penting. Kalau ibu memberi bayi makan, memeluk dan mengajaknya bicara, maka bayi akan memperoleh kesan bahwa lingkungannya dapat menerima kehadirannya secara hangat dan bersahabat. Ini yang menjadi landasan rasa percaya. Sebaliknya, jika ibu tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi, maka dalam diri bayi akan timbul rasa ketidakpercayaan terhadap lingkungannya.

- Autonomi vs malu dan ragu

Perkembangan autonomi selama periode toddler berpusat pada peningkatan kemampuan anak untuk mengendalikan tubuh mereka. Mereka ingin melakukan hal-hal untuk diri sendiri, menggunakan ketrampilan motorik yang baru mereka peroleh seperti, berjalan, memanjat dan memanipulasi, serta menggunakan kekuatan mental mereka dalam memilih dan membuat keputusan. Jika bayi terlalu banyak dilarang atau dihukum terlalu keras, maka mereka cenderung akan mengembangkan perasaan malu dan ragu - ragu (Wong, 2009).

(19)

Dimasa ini anak sedang dalam stadium belajar energik. Mereka bermain, bekerja, dan hidup sepenuhnya serta merasakan rasa pencapaian dan kepuasaan yang sebernanya dalam aktivitas mereka. Anak akan mengalami rasa bersalah ketika anak telah melampaui batas kemampuan, karena tidak berprilaku atau bertindak dengan benar. Perasaan bersalah, ansietas, dan takut juga bisa diakibatkan oleh pikiran yang berbeda dengan perilaku yang diharapkan.

2.3.2.8 Perkembangan Bahasa dan berbicara 1) Usia infant

Perkembangan bahasa anak terlihat dari perubahan dari tangisan hingga akhirnya anak mampu membuat kata dan kalimat. Pada umumnya bayi sering menangis pada minggu- minggu pertama kehidupan, baik siang maupun malam. Ini karena bayi yang baru lahir masih berada dalam fase penyesuaian dari dalam kandungan ke dunia luar. Banyak dan sedikitnya tangisan, menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya “Perkembangan Anak II”, berbeda- beda menurut

(20)

keinginan mereka. Jika dipenuhi dengan segera, bayi kemudian hanya akan menangis karena merasa sakit dan tertekan. Setelah umur dua minggu, ada sebagian bayi yang menangis berlebihan (Soetjiningsih,2010)

2) Usia toddler

Pada perkembangan bahasa untuk anak usia toddler sudah memiliki perbendaharaan kata sekitar 300 kata, termasuk nama, menanyakan sesuatu dengan menunjuk, memahami perintah sederhana, dapat menggunakan gelengan kepala untuk mengatakan “tidak” menggunakan “tidak” meskipun

setuju terhadap permintaan. Mengatakan kebutuhan untuk pergi ke toilet, makan ataupun minum, berbicara berulang-ulang.

3) Usia preschool

(21)

- Usia 3 tahun : Anak Mempunyai perbendaharaan kata sekitar 900 kata, Menggunakan percakapan telegrafik, Menggunakan kalimat lengkap terdiri dari 3 atau 4 kata, berbicara terus-menerus tanpa memperhatikan ada tidaknya orang yang memperhatikan, mengulang-ulang kalimat dengan 6 suku kata, bertanya dengan banyak pertanyaan. - Usia 4 tahun : Mempunyai perbendaharaan 1500 kata

atau lebih, menggunakan kalimat yang terdiri atas 1500 kata atau lebih, kesukaan bertanya pada puncaknya, menceritakan cerita secara berlebihan, mengetahui lagu sederhana, mematuhi empat frase preposisional seperti di bawah,di atas, disamping, di depan atau di belakang, menyebutkan nama satu warna, memahami analogi seperti : jika es dingin maka api panas.

[image:21.516.83.448.101.621.2]
(22)

terbuat dari logam, dapat mengikuti tiga perintah secara berturut-turut.

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Faktor-faktor yang mempengaruhi tahap pertumbuhan anak adalah faktor keturunan dan lingkungan. Faktor keturunan adalah faktor yang tidak dapat dirubah. Sukarmin (2009), menambahkan yang termasuk faktor keturunan adalah jenis kelamin dan suku bangsa atau ras. Faktor lingkungan adalah faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.

(23)

metabolisme dan hormon. Faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan anak antara lain cuaca, musim, sanitasi, keadaan rumah dan radiasi. Sedangkan yang termasuk kedalam faktor psikososial antara lain stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, sekolah,cinta dan kasih sayang, serta kualitas interaksi anak dengan orang tua (Surjadi, 2004)

Faktor keluarga dan adat istiadat antara lain pekerjaan atau pendapatan, pendidikan ibu dan ayah, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadan ayah atau ibu, adat istiadat, agama, urbanisasi dan kehidupan politik. Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh terhadap kualitas pengasuhan anak. Menurut Depkes RI (2004), menyatakan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan menerapkannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.

(24)
(25)

2.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori di atas, maka kerangka konsep darigambaran tingkat pengetahuan pola asuh Ibu dalam proses tumbuh kembang anak usia Golden Agedapat dilihat pada kerangka dibawah ini :

Keterangan : : Diteliti

: Acuan untuk penentuan tingkat pengetahuan pola asuh.

Baik

Kategori Kurang

Cukup Tingkat Pengetahuan Pola

Asuh Ibu pada proses Tumbuh Kembang Anak Usia

Golden Age

Faktor – faktor yang mempengaruhi :

Gambar

gambar  atau  lukisan  dengan  banyak  komentar

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum/skripsi ini dengan judul

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman.

Menurut ketentuan dalam Hukum Humaniter Internasional tentang prinsip Pembedaan (distinction principle) maka Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syrian Army (FSA) berhak

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN PSIKIS DAN FISIK DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN.. OLEH SUAMI

Selain itu di daerah Kalimantan masih jarang dilakukan penelitian serupa dan peneliti tertarik karena pada beberapa tahun ini penerimaan dana perimbangan terbesar diluar

Kemandirian keuangan daerah menggambarkan kemampuan pemerintah keuangan daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada

Berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang ITE mengatur tindak pidana pencemaran nama baik melalui media elektronik dengan memberikan pidana terhadap semua

Penerapan ketentuan pencemaran nama baik melalui media elektronik.. dalam tahap penyelidikan, penuntutan dan pemeriksaan perkara