• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 692011024 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 692011024 Full text"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Media Informasi Wisata Kabupaten Semarang

Berbasis Multimedia

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Taupan Dwi Dharma Rahman (692011024)

Anthony Y.M. Tumimomor S.Kom., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)

Perancangan Media Informasi Wisata Kabupaten Semarang Berbasis Multimedia

1)

Taupan Dwi Dharma Rahman., 2)Anthony Y.M. Tumimomor., Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711. Indonesia

Email: 1)[email protected]. 2)[email protected].

Abstract

The tourism in semarang Regency is one of interesting tourist destinations due to its high potentials of the tourism itself. However, the result of the previous research, there was no media which gave detailed information about the tourism in Semarang. It is because the Tourism and Cultural (dinas golei dewe ek ra salah distrik) in Semarang Regency only used printed media to promote the tourist destination in Semarang, such as Bhrocures and Pamflets. It made the tourist difficult to get the information about the places. Due to the lack of promotion and guidance, many tourits do not visit the tourism in Semarang. Based on that case, this study is aimed to make a better media in promoting tourism in Semarang that will give detailed information about the tourism. By Using this media, the tourists will easily find out the tourist destination.

Abstrak

Wisata Kabupaten Semarang adalah salah satu destinasi wisata yang memiliki banyak memiliki potensi wisata yang sedang berkembang. Namun berdasarkan hasil penelitian awal, ternyata belum ada media yang menjelaskan lebih detail mengenai wisata unggulan dan wisata yang sedang berkembang, karena Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang masih menggunakan media informasi cetak yaitu brosur dan pamflet sehingga membuat calon wisatawan kesulitan untuk mendapatkan informasi dan penyebaran informasi wisata yang terbatas. Berdasar dengan permasalahan yang ada maka diperlukan media informasi yang lebih menarik dan lebih luas penyebarannya. Dengan menggunakan metode mix method dan metode prototype maka dapat menghasilkan media informasi wisata Kabupaten Semarang yang dapat diakses oleh calon wisatawan domestik ataupun mancanegara

Kata Kunci : Media informasi, Wisata Kabupaten Semarang

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Satya Wacana

2)

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

1. Pendahuluan

Kabupaten Semarang berada pada letak yang strategis yaitu sebelah selatan kota semarang ibukota jawa tengah. Kabupaten Semarang memiliki nilai jual lebih daripada wilayah lain yang berada di Jawa tengah, terutama di bagian wisata alam. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yayuk yang bekerja pada bagian promosi wisata di Dinas pariwisata dan kebudayaan menyebutkan informasi tentang lokasi wisata di Kabupaten Semarang masih menggunakan media cetak yaitu brosur dan pamflet. Brosur yang disediakan tidak tersebar dengan baik karena hanya diberikan jika datang ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan saja. Selain itu beberapa lokasi wisata di Kabupaten Semarang masih kurang dalam penyampaian informasinya, padahal memiliki potensi wisata yang menarik untuk di kunjungi.

Dampak dari kurangnya penyebaran informasi menjadikan beberapa lokasi wisata yang akan berkembang kurang dikenal oleh wisatawan. Maka diperlukan sebuah media yang dapat memberikan informasi wisata yang lengkap dan menarik. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi berbasis multimedia dalam perancangan media informasi wisata. Dengan media informasi tersebut informasi lokasi wisata yang ada dapat diterima oleh masyarakat luas.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, untuk mengatasi hal-hal yang demikian, maka diperlukan usaha-usaha penyampaian informasi yang dikemas dengan menarik mengenai informasi wisata Kabupaten Semarang. Media informasi digunakan untuk mempermudah calon wisatawan yang akan mengunjungi wisata-wisata di Kabupaten Semarang.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian Pertama yang berjudul Perancangan media promosi pariwisata berbasis multimedia (Kabupaten Poso). Latar belakang masalah yang dimiliki adalah media promosi wisata kabupaten poso menggunakan multimedia masih memiliki kekurangan dari sisi penjelasan lokasi wisata tersebut dan video kurang memiliki sinematografi yang menarik [1].

Penelitian kedua yang penelitian ini yang berjudul rancang bangun sistem informasi wisata bersejarah menggunakan android. Latar belakang masalah yang dimiliki adalah letak lokasi menggunakan GPS, namun informasi tentang wisata sangat kurang, tanpa ada foto atau video, deskripsi pun sangat sedikit sekali dan

interface kurang menarik karena dengan mode satelit saja [2].

Keunggulan dari penelitian ini adalah memiliki konten terkonsep seperti

pada konten foto memiliki komposisi dan lightning yang baik, selain itu dari segi

video juga memiliki sinematografi yang baik. Selain dari segi konten adalah

layout dari media informasi, penggunaan warna yang sederhana dan penataan

layout yang lebih menarik.

(10)

menggambarkan suatu kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan [3].

Multimedia merupakan penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video dengan alat bantu dan koneksi, sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi [4]. Agar bisa dikatakan multimedia jika terdapat beberapa komponen, Teks merupakan bentuk data multimedia yang paling mudah dikendalikan dan disimpan, kebutuhan teks pada bergantung pada kegunaan aplikasi multimedia. Gambar berfungsi sebagai ikon dan untuk menampilkan objek pada multimedia. Video berfungsi sebagai penyampaian informasi yang lebih komukatif dibandingkan dengan gambar biasa. Suara berfungsi sebagai pelengkap pada multimedia [5].

Dalam perkembangannya, multimedia dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan teknik pengoprasiannya, Multimedia digital dibagi menjadi 3 jenis yaitu multimedia yang bertujuan pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen-elemen multimedia akan dikirimkan atau di tampilkan. Selanjutnya multimedia hiperaktif adalah multimedia yang mempunai suatu struktur dari elemen-elemen terkait dengan pengguna yang dapat mengarahkannya. Multimedia

jenis ini mempunyai banyak tautan atau link menghubungkan elemen-elemen

multimedia yang ada. Selanjutnya multimedia linear adalah pengguna hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga akhir [6].

Action Script 3.0 adalah generasi ke 3 dari actionscript yang merupakan bahasa pemrograman yang diperkenalkan khusus untuk platform flash. AS 3.0

memiliki beberapa keunggulan diantaranya sudah menerapkan konsep object

oriented programing sehingga dalam perancangan script lebih teratur dan terstruktur. AS 3.0 lebih cepat dalam hingga 10x daripada generasi sebelumnya

dalam pemrosesan data. Juga adanya dukungan Application Programming

Interface untuk mempermudah pembuatan program dengan menggunakan basic flash [7].

Wisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, yang bersifat sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu [8].

(11)

pemandangan rawa pening dan matahari terbenam. Lalu ambarawa memiliki wisata sejarah stasiun ambarawa. Getasan memiliki wisata alam air terjun 7 bidadari. Bandungan sendiri memiliki wisata alam candi gedong 9,umbul sidomukti. Tengaran memiliki wisata mata air senjoyo [8].

3. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam perancangan ini adalah Mixed method.

Mixed

method merupakan metode yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, karena dalam pengambilan data diperlukan wawancara ke narasumber dan diperlukan pengambilan kesimpulan melalui kuesioner. Pendekatan kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan dengan pengambilan data berupa wawancara.

Metode kualitatif adalah dilakukan wawancara kepada ibu Yayuk selaku kepala Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang untuk mencari informasi tentang info lokasi wisata, jumlah pengunjung wisata serta penyebaran informasi. Hasil dari pengolahan data akan digunakan sebagai dasar perancangan media informasi Kabupaten Semarang. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisa masalah dan mendapat kesimpulan bahwa:

Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada penggunaan riset yang

baku dengan melakukan kuesioner atau riset. Pada metode kuantitatif didapatkan hasil bahwa

- Teknik penyebaran informasi masih menggunakan media cetak yaitu brosur

dan pamflet

- Mendapatkan jumlah data statistik pengunjung pada tahun 2014 berjumlah

2.763.109 orang dari wisatawan nusantara, dan 5828 orang dari wisatawan manca Negara dimana 80% wisatawan tertarik dengan wisata alam.

- Lokasi wisata belum memiliki informasi detail dan lengkap

- Kurangnya informasi pada wisata yang sedang berkembang

- Responden masih kesulitan dalam mencari informasi wisata di Kabupaten

Semarang

- Responden membutuhkan sebuah media yang efektif mencakup detail wisata

Metode Pengembangan Sistem

Untuk pengembangan sistem menggunakan metode prototype, metode

prototype adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja

dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang – ulang yang biasa

digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis [9]. Prototyping disebut juga

desain aplikasi cepat karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem.

(12)

Gambar 1 Metode prototype

Tahapan – Tahapan prototype

Tahapan metode prototype adalah sebagai berikut:

Listen to Customer

Langkah pertama pengembangan sistem ini adalah Listen to Customer pada

tahap ini melakukan pengumpulan data, dengan melakukan wawancara dengan

bagian promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang. Dari wawancara maka didapatkan hasil yaitu dalam penyebaran informasi masih dalam lingkup kecil karena pihak Dinas masih menggunakan media cetak yaitu brosur dan pamflet sehingga belum tersampaikan informasi mengenai potensi wisata yang sedang berkembang.

Selain itu dilakukan pengumpulan data secara primer dan sekunder. Untuk data primer didapatkan didapatkan dengan wawancara kepada Ibu yayuk selaku kepala dinas pariwisata dan didapatkan hasil seperti pengelompokan jenis wisata,hasil pendapatan tiap-tiap lokasi dan data statistik pengunjung pada tahun 2014. Selain wawancara didapatkan berupa brosur, pamphlet dan observasi langsung ke lokasi wisata

Untuk data sekunder digunakan sebagai penunjang, data sekunder didapatkan dari buku dan internet.

Build/Revise Mockup

Langkah selanjutnya adalah proses perancangan Prototype media informasi,

dalam tahap ini dilakukan proses perancangan sesuai dengan data yang diperoleh,

dari hasil diskusi dengan pihak dinas maka yang dijadikan sample adalah curug

lawe

Perancangan Konten

Dari hasil diskusi dengan pihak dinas dipilih curug lawe sebagai contoh, perancangan media dan konten. Dalam hal ini diperlukannya sebuah media informasi yang mencakup detail wisata yang berisi foto, video, deskripsi dan peta untuk menarik minat wisatawan yang akan berkunjung.

(13)

dari lapangan maka dalam perancangan konten akan memberikan informasi berupa deskripsi, foto, dan peta yang menunjukan lokasi wisata tersebut dan ada lokasi tertentu menggunakan video seperti curug lawe.

Interface adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan – tahapan peristiwa, sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam

suatu cerita. Perancangan interface dari curug lawe adalah sebagai berikut.

Menampakan kecerahan langit awan dan hangatnya sinar matahari menampilkan keindahan kesegaran curug lawe, seseorang bertemu dengan penduduk yang pulang dari kebun,dalam perjalanan melihat keindahan alam sekitar hijaunya hutan, segarnya air dan keindahan air terjun, seseorang terpana dengan keindahan air terjun dan kesegaran airnya dan dia berjalan ke batu yang tinggi untuk menikmati pemandangan dari atas,seseorang mandi di kolam alami dengan penuh kesegaran yang dengan ditemani oleh alam yang sangat sejuk, segar dan air yang sangat jernih. Seseorang berada di gardu pohon dengan melihat keindahan alam. Seseorang berjalan menuju air terjun dan melihat keindahan air terun dari dekat.

Setelah proses perancangan stroryline maka dilakukan perancangan

treatment cerita. Treatment Curug Lawe Benowo Kalisidi adalah memberikan

uraian ringkas secara deskriptif tentang bagaimana suatu episode cerita antar

rangkaian peristiwa pembelajaran yang akan dikerjakan dengan deskriptif singkat [10].

A. Waktu - Siang Hari

Awan bergerak terik matahari menunjukkan hangatnya dan cerahnya hari pada siang hari.

B. Waktu - Siang Hari

Keindahan air terjun yang terus mengalir mengikuti jalannya siang hari

C. Waktu - Siang Hari - jalan menuju air terjun

Perjalanan menuju air terjun dengan sapaan dari warga yang berjalan dengan ramahnya.

D. Waktu - Siang Hari - jalan menuju air terjun

Tinggi pepohonan sepanjang jalan yang dilintasi selama perjalanan

E. Waktu - Siang Hari - Sungai

Arus air sungai yang mengalir dan menyegarkan

F. Waktu - SIang Hari - Air Terjun Benowo

Dari balik pepohonan suara air dan air terjun yang terlihat dibalik pepohonan

G. Waktu - Siang Hari - Air Terjun Benowo

Dari balik batang pohon mendekati air terjun

H. SIang Hari - Air Terjun Lawe

Gemericik air dari balik batu , terlihat batu yang basah karena percikan airnya

I. Siang Hari - Perjalanan menuju Air terjun

Batang pohon yang terlihat melengkung dilewati dengan rindangnya pepohonan

J. Siang Hari - Air Terjun Benowo

(14)

K. Siang Hari - Air Terjun Benowo

Terlihat dari kejauhan seseorang yang mendaki bebatuan meniti jalan menuju air terjun

L. Siang Hari - bendungan air air Terjun Lawe

Seseorang yang hanya mengenakan celana pendek melompat kedalam air dengan kaki ditekuk dan tangan di lututnya. saat dia masuk kedalam air cipratan air terlempar kesegala arah

M. Siang Hari - bendungan air air Terjun Lawe

Seseorang berenang di bendungan terlihat dari balik dedauan nampak dari atas.

N. Siang Hari - Pondok peristirahatan

Batang pohon yang tinggi dan rindangnya pepohonan lain terlihat papan penunjuk rest area

O. Siang Hari - Rest Area

Seseorang berjalan dari dalam gubug rest area untuk melihat keluar dari dalam gubug.

P. Siang Hari - Jalan menuju Air Terjun

Batang pohon yang tumbang terlihat begitu panjang dan tinggi dibalik rindangnya dedaunan dapat terlihat langit biru dan cahaya matahari yang hangat.

Q. Siang Hari - Air Terjun Lawe

Seseorang berjalan menuju air terjun lawe

R. Siang Hari - Bendungan Air Terjun

Seseorang muncul dari dalam air setelah berenang dari bendungan terlihat begitu menyegarkan.

S. Siang Hari - Air Terjun Lawe

Gemericik air terjun terlihat dari balik pohon kayu

T. Siang Hari - Air Terjun Lawe seseorang berdiri dengan menengadakan

kepalanya menghadap ke atas melihat air terjun .

Setelah perancangan treatment, maka dilakukan perancangan storyboard

yang berfungsi untuk menggambarkan secara garis besar bagaimana video akan

ditampilkan. Storyboard video dapat dilihat pada tabel 2.

(15)
(16)

18 medium closeup

Setelah tahap storyboard maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap

produksi video. Dalam tahap produksi adalah tahap pengambilan gambar. Proses

pengambilan gambar mengambil adegan sesuai dengan storyboard mulai dari

shoot, angle, dan moving. Sehingga dalam proses produksi lebih teratur dan terarah.

Pasca Produksi

Selanjutnya dilakukan tahap pasca produksi yaitu proses tentang editing

video. Dalam penentuan konsep editing diawal proses menggunakan teknik color

grading. Color grading adalah proses mengubah dan meningkatkan warna dari

gambar gerak, gambar televisi, atau gambar media elektronik, foto .Dalam editing

video menggunakan color grading , color grading adalah proses mengubah dan

meningkatkan warna dari gambar gerak, gambar televise atau gambar media

elektronik, dan foto digital. Proses color grading dilakukan dengan memilih

highlight, midtone pada objek video agar kestabilan warna dasar dan cenderung

warna warna hangat. Hasil yang telah diberikan color grading dapat dilihat pada

gambar 2.

(sebelum) (sesudah)

Gambar 2 Proses color grading sebelum dan sesudah

Setelah proses color grading maka dilakukan penataan sequence per

scene untuk digabungkan menjadi sebuah video yang dapat dinikmati. Selanjutnya

dalam perancangan video ini bertemakan tentang alam maka dipilih backsound

(17)

Perancangan media Informasi

Pada tahap ini adalah proses membangun media informasi yang menjadi wadah untuk informasi yang akan disajikan. Kerangka diagram alur media informasi dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Diagram alur menu

Dalam setiap lokasi wisata terdapat menu yang berisi deskripsi,foto,peta dan beberapa lokasi menggunakan video. Untuk sub menu deskripsi berfungsi untuk memberikan informasi singkat berupa tulisan, foto berfungsi untuk menampilkan gambar visual dari lokasi wisata, video memberikan visual bergerak untuk menampilkan beberapa detail keindahan lokasi wisata. Selain itu ada peta yaitu menunjukan bagaimana cara menuju ke lokasi wisata dengan memberikan informasi berupa jalan yang akan dituju. Wisata alam terdiri dari curug lawe, senjoyo, kali pancur, dan rawa pening. Selanjutnya wisata sejarah terdiri dari gedong 9, museum palagan, kerep, nyatyono, museum kereta api ambarawa, candi ngempon. Selanjutnya Wisata keluarga terdiri umbul sidomukti, bukit cinta. Selanjutnya Profil Dinas adalah memberikan informasi tentang Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang.

Perancangan User interface dalam media informasi dilakukan agar

mempermudah dalam proses perancangan. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi

daninformasi (input) dari pemakai, juga memberkan informasi (output) kepada

pemakai. Antarmuka yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly) penting

(18)

melakukan navigasi – navigasi menu.Gambar user interface dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 User interface

Keterangan:

Label 1 = Pada label ini bertuliskan Welcome .

Label 2 = Pada label ini bertuliskan Pariwisata Kabupaten Semarang. Label 3 = Pada label ini bertuliskan Kabupaten Semarang.

Label 4 = Pada label ini bertuliskan Surganya Jawa Tengah.

Video = Pada kolom video menampilkan video wisata kabupaten semarang. Button 2 = tombol navigasi untuk masuk ke menu.

Customer Test Drives Mockup

Langkah terakhir adalah proses pengujian dari hasil perancangan media informasi wisata. Proses pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah proses

perancangan sudah bisa di terima atau masih ada evaluasi. Jika customer

menyetujui maka proses sudah selesai, namun jika masih mendapatkan evaluasi

maka kembali lagi ke tahap Build/Revise untuk dilakukan pembenahan.

Dokumentasi Prototype

Dalam pengembangan sistem maka setelah proses perancangan selesai akan

diujikan kepada pelanggan secara langsung. Dokumentasi hasil prototype sebagai

berikut:

A. Prototype 1

Gambar 5 Prototype 1

(19)

membedakan icon yang digunakan. Font di menu utama terlalu kecil dan warna

kurang sesuai dengan background, tombol untuk masuk ke menu utama juga tidak

sesuai dengan background

B. Prototype 2

Gambar 6 Prototype 2

Pada prototype ini pelanggan merasa layout yang digunakan terlalu rumit,

warna layer tidak memberikan gradasi sehingga kurang menarik untuk dipandang juga button yang seharusnya pada gambar langsung. Selain itu font tidak terlihat jelas. Oleh dinas meminta peta kabupaten semarang di hapus dan di gantikan profil dari dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang, karena peta sudah ada ditiap tiap lokasi.

C. Prortotype 3

Gambar 7 Prototype 3

Pada prototype ini pelanggan sudah dapat menerima,karena dari segi

layout sudah sangat menarik, dari komposisi warna yang diberikan sudah sesuai

dengan ciri khas wisata Kabupaten semarang. Selain itu penataan layout juga

sudah rapi, sehingga akan mempermudah dalam penggunaannya.

Pengujian menggunakan metode kualitatif ke pihak Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang uuntuk mengetahui sejauh mana konten dan kelayakan publikasi perancangan media informasi wisata.

Selain itu dilakukan pengujian dengan wawancara kepada ahli multimedia untuk meninjau semua komponen multimedia yang ada di dalam konten.

(20)

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil dari perancangan maka didapatkan hasil sebuah media informasi wisata Kabupaten Semarang untuk memberikan informasi kepada calon wisatawan mengenai pariwisata di Kabupaten Semarang.

Pada saat aplikasi pertama kali di akses akan muncul logo wonderful Indonesia, dan ucapan selamat datang di Kabupaten Semarang. Selain itu terdapat

juga tombol navigasi untuk mengakses menu utama. User interface intro dapat

dilihat pada gambar 8.

Gambar 8 User interface intro

Pada menu utama memiliki terdapat 4 sub menu wisata yaitu wisata sejarah, wisata keluarga, wisata alam dan profil dari dinas Kabupaten Semarang. Pada menu utama yyang terdapat navigasi untuk menuju ke menu intro dan navigasi

keluar aplikasi user interface menu utama dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9 User interface menu utama

Pada menu user interface wisata alam terdapat 3 sub menu wisata alam yang

sudah di kategorikan sebelumnya pada dinas pariwisata, adapun 3 lokasi itu adalah senjoyo, kalipancur, dan curug lawe dan juga terdapat navigasi untuk

menuju menu utama atau ke intro. Gambar user interface wisata alam dapat

dilihat pada gambar 10

Gambar 10 User interface wisata alam

Pada user interface deskripsi curug lawe, terdapat menu deskripsi dimana

(21)

dalam bentuk deskripsi, adapun gambar user interface deskripsi dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11 User interface deskripsi

Pada user interfacefoto curug lawe terdapat beberapa data foto keadaan di

curug lawe, dimana user dapat memilih foto mana yang hendak ditampilkan

dengan mengakses tombol foto yang sudah tersedia, adapun user interface foto

dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12 User interface foto

Pada user interface peta terdapat tampilan peta yang dimana user dapat

menggunakan fungsi dari zoom in zoom out untuk melihat rute lebih detail untuk

menuju ke lokasi wisata, user interface peta dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13 User interface peta

Pada user interface video terdapat tampilan video dimana user akan

mendapatkan informasi secara audio video mengenai detail lokasi wisata. Adapun

user interface video dapat dilihat pada gambar 14

Gambar 14 User interface video

Perancangan Media

(22)

Gambar 15 Penerapan perancangan media

A. Website Pariwisata

Media informasi yang dirancang dapat diaplikasikan kedalam website pariwisata yang sudah dibangun sebelumnya,hal ini dilakukan karena media online memiliki sifat penyebaran informasi yang luas jika dibandingkan memakai pamflet, dimana calon wisatawan dapat mendapatkan informasi dengan menggunakan teknologi.

B. Penerapan pada kiosk

Media yang telah dirancang juga dapat diterapkan di media kiosk dan dapat ditempatkan ditempat srategis yang memiliki potensi calon wisatawan yang akan berkunjung ke derah wisata di Kabupaten Semarang,salah satu contohnya di tempatkan di bandara, stasiun kereta api dan di perpustakaan daerah.

C. Penerapan pada CD profile wisata

Media yang telah dirancang juga dapat diterapkan pada CD profile wisata sebagai penyebaran informasi wisata pada dinas terkait, biasanya diberikan kepada pengunjung pada saat dinas pariwisata melakukan pameran pembangunan.

Pengujian

Pengujian pada media informasi wisata Kabupaten Semarang menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui layak atau tidak perancangan media informasi ini. Pengujian kualitatif dilakukan kepada dinas pariwisata Kabupaten Semarang, dalam hal ini diwakili oleh Yayuk selaku kepala bagian promosi dan bapak Nur dari bagian humas. Untuk mendapatkan masukan dan verifikasi apakah konten, alur cerita apakah kesan sudah tersampaikan.Pengujian secara kuantitatif dilakukan kepada 30 responden acak yang memiliki kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Pengujian Kualitatif

Berdasarkan dengan hasil pengujian dengan melakukan wawancara kepada ibu Yayuk selaku kepala bagian promosi dinas pariwisata Kabupaten Semarang didapat hasil bahwa media informasi yang dirancang tergolong mudah untuk

dioperasikan, wisata – wisata yang di tampilkan sudah sesuai baik dari segi

deskripsi ataupun visualisasinya, potensi – potensi wisatapun yang sudah

(23)

brosur) pada aplikasi ini juga menarik karena adanya peta yang dapat membantu calon wisatawan untuk mencari mendapatkan informasi mengenai lokasi wisata

tersebut. Tampilan user interfacepun dinilai sudah baik dari pembagian ruang

gambar dan teks, jenis huruf pun yang dipilihpun sudah memiliki tingkat keterbacaan yang baik. Sehingga sebagian besar dari pengujian ini dapat dikatakan bahwa media informasi wisata Kabupaten Semarang yang telah dirancang sudah sesuai dan layak untuk sebagai alternative penyebaran informasi mengenai potensi wisata.

Pengujian juga dilakukan selain kepada bagian promosi juga dilakukan kepada Bapak Nur selaku humas yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dari hasil pengujian didapat bahwa aplikasi ini mudah digunakan, beberapa daerah wisata yang belum berkembang dan yang telah berkembang sudah dapat disampaikan dengan baik di media informasi ini sudah dapat tersampaikan dengan baik, dan juga letak lokasi wisata telah sesuai, informasi dalam bentuk deskripsi

sudah memberikan informasi detail dari masing – masing wisata sudah dapat

menjadi informasi pada calon wisatawan untuk mengenal lokasi wisata, dan dengan adanya perancangan media yang menggunakan teknologi website atau online dapat lebih memperluas penyebaran informasi mengenai daerah wisata.

Pengujian dilakukan kepada staf pengajar dengan bapak Martin Setyawan, S.T., M.Cs. mengenai beberapa teknik dalam pengambilan video,foto dan teknologi yang diterapkan. Pada hasil pengujian didapatkan video yang digunakan sudah memiliki sinematografi dan alur yang baik, komposisi warna yang pas, dan dengan menggunakan video sudah dapat memberikan suasana pada lokasi wisata

tersebut. Selain itu dalam teknik foto dari komposisi, lightning, angle, sudah dapat

disajikan dengan baik melalui foto foto pada masing – masing lokasi wisata yang

ada dalam konten, namun dalam segi teknologi masih kurang mengikuti

zaman,dimana sekarang lebih banyak digunakan di perangkat mobile, akan lebih

menarik lagi jika dapat disajikan dengan interaktif. Pada peta juga masih bersifat gambar biasa,tidak ada teknologi nya, namun dengan menggunakan peta sudah dapat mempermudah dalam mencari rute.

Pengujian Kuantitatif

Pengujian kuantitatif dilakukan dengan cara wawancara singkat terlebih dahulu kepada responden yang memiliki kriteria umur diatas 22tahun, berasal dari luar Kabupaten Semarang, dan memiliki hobi traveling. Wawancara singkat ditujukan untuk mengetahui responden yang sebelumnya sudah mengetahui lokasi wisata Kabupaten Semarang atau tidak, dari adanya wawancara maka fungsi dari media informasi ini akan terlihat seberapa fungsinya untuk responden secara langsung yang sebelumnya kurang paham akan lokasi wisata di Kabupaten Semarang dan setelah melihat media informasi wisata maka responden akan diberikan kuisioner untuk menjawab pertanyaan. Responden yang dilibatkan adalah 30 orang. Kuisioner diberikan untuk menilai tangapan para responden

terhadap media informasi wisata. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk

(24)

perancangan media informasi yang terdiri dari 3 aspek yaitu menarik, keterbacaan tinggi, dan mudah dicerna. Skor 1 yaitu sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 netral, 4 setuju dan 5 sangat setuju. Hasil penilaian kuisioner yang telah diisi dari 30 responden dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Kuisioner pengujian

No. Pernyataan STS TS N S SS Total

1 2 3 4 5

1. Apakah Tampilan sudah Menarik 5 17 8 123 2. Media informasi mudah digunakan 1 3 18 8 123 3. Penjelasan informasi wisata sudah

Lengkap 4 21 6 126

4. Bahasa dalam menjelaskan lokasi

wisata mudah dipahami? 1 4 16 9 123

5. Dengan foto apakah lebih tertarik

dalam penyampaian informasi 1 17 12 101 6. Dengan melihat peta pada media

informasi membantu menuju

ke lokasi wisata 1 7 16 6 117

7. Pengetahuan anda bertambah akan

Lokasi wisata di Kabupaten Semarang 2 18 10 96 8. Apakah anda tertarik mengunjungi

Wisata di Kabupaten Semarang 1 22 7 96

Jumlah poin 905

Dari data yang didapat selanjutnya diolah dengan cara mengkalikan setiap poin jawaban dengan bobot yang sudah ditentukan dengan tabel bobot nilai, Maka

hasil perhitungan jawaban responden adalah

123+123+126+123+101+117+96+96=905.

Jumlah skor tertinggi untuk item sangat setuju adalah 5 x 30 x 8 = 1200, sedangkan item sangat tidak setuju adalah 1 x 30 x 8 = 240. Jadi jika total skor penilaian diperoleh angka 905, maka rumus perhitungan yang digunakan adalah:

Y: Nilai tertinggi=Y=Skor tertinggi x total poin keseluruhan : Y=30 x 5 x 8= 1200

X: Nilai terendah=X= Skor terendah x total poin keseluruhan : X=30 x 1 x 8 = 240

Jadi jika total skor keseluruhan = 917 maka rumus index % dapat dihitung dengan rumus: Total skor / Y x 100

Maka 905/1200 x 100 = 75.41%.

Untuk mendapatkan kesimpulan menggunakan rumus interval untuk mengetahui jarak dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode interval skor persen.

Rumus interval I= 100 / Jumlah skor Maka = 100 / 5 = 20

Hasil (I) = 20

Berikut adalah kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval :

 Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

(25)

 Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral

 Angka 60% – 79,99% = (Setuju/Baik/suka)

 Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)

Dari hasil skala likert adalah 76.41% dapat disimpulkan bahwa hasil dari

penyebaran kuisioner adalah setuju. Selain itu dari hasil kuisioner maka

didapatkan hasil bahwa tampilan media informasi sudah menarik dan media informasi mudah untuk digunakan,selain itu penjelasan dan bahasa yang digunakan jelas dan mudah untuk di pahami sehingga calon wisatawan lebih mudah dalam memahami. Dengan menampilkan foto lebih menarik calon wisatawan, selain itu dengan menampilkan peta maka calon wisatawan yang akan berkunjung dipermudah dengan lokasi wisata. Dari keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mereka bertambah akan lokasi wisata di Kabupaten Semarang dan memiliki antusias yang tinggi untuk mengunjungi wisata di Kabupaten Semarang.

5. Kesimpulan

Berdasarkan dengan hasil perancangn dan pengujian, media informasi wisata Kabupaten Semarang yang telah dirancang sudah sesuai dan layak dijadikan media informasi mengenai potensi wisata yang sedang berkembang dan sudah berkembang, kepada calon wisatawan yang hendak berkunjung di Kabupaten Semarang. Konten media informasi telah sesuai dan menarik karena adanya deskripsi yang detail mengenai tempat wisata, foto, fasilitas peta, dan adanya video mengenai tempat wisata. Pada perancangan aplikasi dapat diterapkan pada perancangan media berupa pada website dinas pariwisata, media kiosk, dan penerapan CD profile sehingga penyebaran informasipun akan lebih luas.

6. Daftar Pustaka

[1] R. Tiahelu, Rivaldo. 2012. Rancang Bangun Sistem Informasi Wisata

Bersejarah Menggunakan Teknologi Android, Sistem Informasi berbasis android

:Program Studi Sistem Informasi FTI-UKSW

[2] Laemba, Anthony. 2013. Perancangan Dan Implementasi Komunikasi Visual

Media Promosi Pariwisata Berbasis Multimedia, Promosi Kiosk : Penerbit

Program Studi Desain Komunikasi Visual FTI-UKSW

[3] McLeod, Raymond Jr. 1995. Sistem Informasi Manajemen jilid 2. Jakarta : PT Prenhallindo

[4] Suyanto, M. 2003. MULTIMEDIA Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Penerbit Andi

[5] Vaughan, Tay. 2004. Multimedia Making it Work edisi 6. Yogyakarta : Andi Offset

[6] 2004. Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit Andi

[7] MADCOMS. 2005. Seri Panduan Lengkap Macromedia Director MX 2004 . Yogyakarta : Penerbit Andi

[8] Dinas pariwisata “ Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten

Semarang” 10 november 2015. http://ungaranwisata.com/ (Diakses tanggal 5

(26)

[9] Pressman, R.S. (2010), Software Engineering : a practitioner’s approach, McGraw-Hill, New York, 68.

Gambar

Gambar 1 Metode prototype
gambar gerak, gambar televisi, atau gambar media elektronik, foto .Dalam editingvideo menggunakan  color grading , color grading  adalah proses mengubah dan meningkatkan warna dari gambar gerak, gambar televise atau gambar media
Gambar 3 Diagram alur menu
Gambar 4 User interface
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penulis mencoba menganaiisa terhadap hadits tentang puasa as Syura pada kitab Sunan Abu Daw ud no indek 2446 dan Musnad Ahmad bin Hanbal no indeks 2140, dimana

Programming languages always have commands for getting data into and out of variables and for doing computations with data. For example, the following “assignment statement,”

KRITERIA PENAPISAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TIDAK TERMASUK DALAM DAFTAR JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Kemungkinan lain ialah bahwa ketahanan terimbas yang terjadi pada percobaan pertama terjadi hanya dengan kandungan bahan organik yang relatif banyak pada medium

PENGARUH-PENGARUH KETERPAPARAN AKUT Tampaknya tidak menyebabkan pengaruh berbahaya pada kondisi yang direkomendasikan untuk penanganan dan penggunaan. PENGARUH-PENGARUH

Sedangkan metode reasuransi secara kontrak (treaty) adalah perjanjian antara pihak penanggung pertama dan para penaggung lain atau para penanggung ulang professional yang

Polutan tersebut pada akhirnya akan berada dalam perairan umum, karena pada proses pencelupan hanya sebagian zat warna yang akan terserap oleh bahan tekstil dan sisanya (2-50%)

Adapun maksud dari penulisan karya ilmiah dengan judul “UPAYA PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE ROLE GAME PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA