• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAGARAN SIBORONG-BORONG T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAGARAN SIBORONG-BORONG T.A 2013/2014."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAGARAN

SIBORONG-BORONG T.A 2013/2014

Oleh:

Juli Hermanto Manurung NIM 408111068

Program Studi Pendidikan Matematika

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan

izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada

Bapak W.L Sihombing, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan

kasih sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima

kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Mukhtar,M.Pd. Bapak Drs.

Syafari, M.Pd dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Prof.Dr. P.Siagian,M.Pd

selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan

saran–saran dalam perkuliahan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor

Unimed, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed,

Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika FMIPA Unimed dan

Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan Matematika FMIPA

Unimed serta Bapak Drs. Zul Amry selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika

FMIPA Unimed dan seluruh Bapak, Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan

matematika FMIPA Unimed yang sudah membantu dan memberikan kelancaran

selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Pagaran, Bapak

Andar Barus, S.Pd, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian, guru bidang studi Matematika D.Sannur S.Pd dan para guru SMP

Negeri 4 Pagaran beserta siswa – siswi kelas VIII-1 yang telah membantu penulis

dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa kepada orangtua tersayang saya, ayahanda Wanson

(4)

v

doa, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan material yang tak ternilai

harganya. Kepada Istri tercinta R. Br Siahaan, Anak tersayang Amel Mickha dan

Alex Apprinton Manurung serta kepada setiap anggota keluarga yang begitu

banyak memberikan doa dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada

penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed serta seluruh keluarga yang tak

hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayangnya kepada

penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat-sahabat seperjuangan yang

selalu memberi semangat dan dukungan yaitu Julina Simanjuntak, Sisca Gultom,

Ricky Butar-butar, Didik Napitupulu, Indra Hasibuan, Jaka, Frans, Dedi, Johannes

dan semua anak Pendidikan Matematika angkatan 2008 Reguler A, serta kawan –

kawan PPLT Unimed 2011 SMP Negeri 1 Petumbukan yang selalu memberi

dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAGARAN

SIBORONG-BORONG T.A 2013/2014

Juli Hermanto Manurung ( NIM 408111068 ) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Pagaran dengan penerapan model pembelajaran koperatif jigsaw pada materi geometri. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 4 Pagaran dan sebanyak 30 siswa. Objek penelitian ini adalah keseluruhan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran koperatif jigsaw untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi geometri.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kemampuan Pemecahan Masalah dan Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran. Tes yang diberikan berbentuk uraian yang terlebih dahulu sudah divalidasi oleh bantuan dua validator, yaitu seorang dosen matematika Unimed dan seorang guru matematika SMP Negeri 4 Pagaran.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memecahkan masalah maka diberikan tes awal dan diperoleh skor rata-rata siswa 27,25 atau dalam kategori sangat rendah serta belum ada siswa yang mencapai persentase setiap langkah pemecahan masalah lebih besar dari 70% atau yang mencapai ketuntasan pemecahan masalah. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, maka diberikan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I. Dari hasil tes diperoleh skor rata-rata siswa 57,6 atau dalam kategori sedang serta siswa yang tuntas dalam memecahkan masalah sebanyak 14 siswa (47,5%). Karena persentase ketuntasan pemecahan masalah belum tercapai maka pemberian tindakan dilanjutkan pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, maka diberikan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II. Dari hasil tes diperoleh skor rata-rata siswa 68,6 atau dalam kategori tinggi serta siswa yang tuntas dalam memecahkan masalah sebanyak 26 siswa (87,5%) atau persentase ketuntasan pemecahan masalah telah tercapai. Dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan banyak siswa yang mencapai ketuntasan pemecahan masalah sebanyak 12 siswa (40%) dan skor rata-rata meningkat sebesar 9,0.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7

2.1. Kajian Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 7

2.1.2. Masalah dalam Matematika 11

2.1.3. Pemecahan Masalah Matematika 13

2.1.4. Implementasi Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika 17 2.1.5. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 18 2.1.6. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah 20

2.1.7. Pembelajaran Koperatif 21

2.1.8. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 25

2.1.9. Uraian Materi Geometri 26

2.2. Kerangka Konseptual 31

2.3. Hipotesis Tindakan 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2. Jenis Penelitian 33

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 33

3.3.1. Subjek Penelitian 33

3.3.2. Objek Penelitian 33

3.4. Prosedur Penelitian 34

(7)

3.5.1. Observasi 38

3.5.2. Uji Kemampuan Pemecahan Masalah 38

3.5.3. Dokumentasi 39

3.6. Alat Pengumpul Data 39

3.6.1. Pedoman Observasi 39

3.6.2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 39

3.7. Teknik Analisis Data 40

3.7.1. Reduksi Data 40

3.7.2. Paparan Data 40

3.7.3. Penarikan Kesimpulan 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 47

4.1.1. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik 47

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 48 4.1.2.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I 48

4.1.2.2. Deskripsi Hasil Observasi Siklus I 50

4.1.2.3. Deskripsi Hasil Refleksi Siklus I 51

4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 57 4.1.3.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II 57

4.1.3.2. Deskripsi Hasil Observasi Siklus II 59

4.1.3.3. Deskripsi Hasil Refleksi Siklus II 60

4.2. Diskusi Hasil Penelitian 61

4.2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 61 4.2.2. Kemampuan Peneliti Mengelola Pembelajaran 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

5.1. Kesimpulan 66

5.2. Saran 66

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Koperatif 22

Tabel 3.1. Norma Absolut Skala Lima 41

Tabel 3.2. Kategori Rata-Rata Tingkat Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa 42

Tabel 3.3. Kualifikasi Persentase Langkah-Langkah Dalam

Memecahkan Masalah 43

Tabel 4.1. Skor Rata-Rata KPM Siswa Kelas VIII – 1 SMP Negeri 4

Pagaran Berdasarkan Tes Diagnostik 46 Tabel 4.2. Persentase KPM Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 4 Pagaran

Berdasarkan Langkah-langkah Pemecahan Masalah

pada Tes Diagnostik 47

Tabel 4.3. Skor Rata-Rata KPM Siswa Kelas VIII – 1 SMP Negeri 4

Pagaran Berdasarkan TKPM I 49

Tabel 4.4. Persentase KPM Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 4 Pagaran

Berdasarkan Langkah-langkah Pemecahan Masalah

pada TKPM I 49

Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 50

Tabel 4.6. Hasil Refleksi pada Siklus I 51

Tabel 4.7. Skor Rata-Rata KPM Siswa Kelas VIII – 1 SMP Negeri 4

Pagaran Berdasarkan TKPM II 58

Tabel 4.8. Persentase KPM Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 4 Pagaran

Berdasarkan Langkah-langkah Pemecahan Masalah

pada TKPM II 58

Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 75

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 80 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I 84

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II 89

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 93

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 96

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 104

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 109

Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 115

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 116

Lampiran 11. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 117

Lampiran 12. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 118

Lampiran 13. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 119

Lampiran 14. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 136

Lampiran 16. Tes Diagnostik 122

Lampiran 17. Hasil Tes Diagnostik

Lampiran 18. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 123

Lampiran 19. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 126

Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 130

Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah II 135

Lampiran 22.Rubik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 139

Lampiran 23. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 140

Lampiran 24. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 142

Lampiran 25. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus I Pertemuan I 144

Lampiran 26. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus I Pertemuan II 145

(10)

Siklus II Pertemuan I 146

Lampiran 34. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II Pertemuan II 147

(11)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam

meningkatkan Sumber Daya Manusia. Salah satu tujuan pendidikan adalah

mengembangkan pemikir-pemikir yang matang dan untuk menciptakan SDM

yang berkualitas. John Dewey (dalam Sagala, 2006:3) menyatakan bahwa: “Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya

emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya”.

Matematika adalah ilmu dasar yang memiliki peran penting dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan

Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala jenis kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasaan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Meskipun demikian, mata pelajaran matematika belum menjadi mata

pelajaran yang diminati oleh banyak siswa. Masih banyak siswa yang

menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang susah, rumit, dan angker

karena begitu ditakuti. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2003:252) bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang

tidak berkesulitan belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Study lainnya dari The Program for International Student Assessment

(PISA) pada tahun 2010, dalam (http://www.krjogja.com/news/detail/69119/76.6.

(12)

2

“Posisi Indonesia dalam bidang matematika ada di peringkat ketiga dari bawah lebih baik daripada Kirgistan dan Panama. Namun, Iwan Pranoto (matematikawan Institut Teknologi Bandung) memaparkan, yang perlu dikhawatirkan bukanlah posisi tersebut, melainkan dua fakta penting lainnya. Pertama, persentase siswa Indonesia yang di bawah level dua sangat besar (76,6) persen, dan persentase siswa yang di level lima dan enam secara statistika tidak ada”.

Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika

di Indonesia masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan

bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar matematika baik dalam

pemahaman konsep, penerapan, dan penyelesaian suatu masalah. Adapun faktor

yang mempengaruhi pembelajaran matematika menurut Suryabrata dalam

(http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/meningkatkan-kualitas-pendidikan_11.

html) bahwa: (1) Faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis

(misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir; dan (2)

Faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru,

kurikulum, dan model pembelajaran).

Dilihat dari faktor eksternal, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar dan

kemampuan siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru

dalam proses belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan Syarif dalam

(http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/meningkatkan-kualitas-pendidikan_11.

html) bahwa: “Diduga kuat, rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran

matematika juga terkait erat dengan persoalan metode ataupun model pembelajaran”.

Dalam pembelajaran, banyak guru masih menggunakan metode tradisional

yang pembelajarannya berpusat pada guru (teacher oriented) dan tidak melibatkan

siswa aktif. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2006):

“Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran”.

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa

(13)

3

memposisikan siswa sebagai pendengar yang pasif dan tidak melibatkan keaktifan

siswa sehingga siswa menjadi bosan dan tidak senang terhadap pelajaran yang

akibatnya siswa sama sekali tidak memahami pelajaran matematika. Seperti yang

diungkapkan oleh Trianto (2011:5) bahwa : “Berdasarkan hasil analisis penelitian

terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses

pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran

ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.”

Hal tersebut mengakibatkan aktivitas belajar siswa rendah karena mereka

hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam pembelajaran. Jadi,

dalam belajar ada usaha dan aktivitas, dengan artian dalam proses pembelajaran

siswa diharapkan beraktivitas guna mengkonstruk pengetahuannya. Selanjutnya

Sanjaya (2008:1130) mengatakan bahwa :

“Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.”

Kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika berimbas

langsung terhadap hasil belajar dan mutu pendidikan di Indonesia. Kenyataan ini

merupakan indikator bahwa guru harus memilih dan menggunakan model yang

bervariasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan, sehingga dapat

meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika. Ada beberapa model

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat dijadikan alternatif

dalam proses pembelajaran.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa belajar dalam

kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami

suatu bahan pembelajaran dan mengkombinasikan hasil perolehannya kepada

siswa sehingga bisa menghidupkan suasana kelas, memberdayakan siswa atau

berfokus kepada siswa yaitu kelas yang produktif dan menyenangkan. Berbeda

(14)

4

dimana siswa dipandang sebagai orang yang belum mengetahui apapun tentang

materi yang akan diajarkan.

Hal ini senada dengan pendapat Anita Lie (2008) :

“Model pembelajaran Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.”

Sehingga jika proses pembelajaran tersebut dilakukan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat mengubah kegiatan siswa

menjadi lebih aktif (student oriented). Selain itu, siswa juga dapat lebih

memahami materi pelajaran dan dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Rohani (2004:9) menyatakan bahwa: ”Keaktifan siswa itu sendiri dapat dinilai dari keaktifannya menyatakan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya.”

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melakukan Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 2 Pematangsiantar pada tahun ajaran

2011/2012, siswa yang menyukai pelajaran matematika di dalam satu kelas sangat

sedikit. Akibatnya, banyak siswa yang acuh tak acuh dengan pengajaran yang

diberikan guru. Selain itu, banyak juga siswa yang tidak merasa percaya diri untuk

menyelesaikan soal-soal yang diberikan walaupun bentuk soal tersebut sudah

pernah dibahas dan diselesaikannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20-21 November 2012

dengan Ratna Juita, S.Pd sebagai guru matematika kelas X di SMA Negeri 2

Pematangsiantar diperoleh bahwa:

(15)

5

akhir semester, nilai yang diperoleh siswa dari hasil ujian mereka masih sangat rendah (sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70 untuk kelas X) dengan nilai rata-rata yang didapatkan pada materi trigonometri adalah 68,79%.”

Dari pernyataan diatas adapun permasalahan lain yang ditemukan ketika

melakukan observasi awal di SMA Negeri 2 Pematangsiantar antara lain:

1. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya serap siswa/respon siswa terhadap penjelasan dari guru berkenaan dengan materi dan soal yang diberikan. 2. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dikarenakan guru

kurang tepat dan kurang memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dalam matematika sehingga masih rendahnya partisipasi siswa dalam memberikan pernyataan/argumen tentang hal-hal yang belum dipahami baik pada materi dan soal yang diberikan.

3. Selama proses pembelajaran guru menggunakan metode konvensional dan masih didominasi oleh guru sehingga siswa tampak tidak bersemangat dalam belajar dan cenderung pasif dalam menerima pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Trigonometri Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di SMA Negeri 2 Pematangsiantar T.A 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika.

2. Matematika dipandang sebagai pelajaran yang sulit.

3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika.

4. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang digunakan guru kurang

tepat dan kurang memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dalam

matematika.

5. Belum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di sekolah SMA Negeri 2

(16)

6

1.3 Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka

penulis merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar

lebih terarah dan jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada

penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada pokok bahasan

trigonometri di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar tahun ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

pada materi trigonometri dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika

siswa di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar?

2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

pada materi trigonometri dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw pada materi trigonometri dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa di kelas X SMA Negeri 2

Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw pada materi trigonometri dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:

1. Kepada siswa yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan

(17)

7

2. Kepada guru yaitu untuk mengetahui pendekatan pembelajaran yang dapat

memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas sehingga

permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru dapat dikurangi.

3. Kepada sekolah yaitu untuk memberikan informasi kepada pihak sekolah

tentang pentingnya model pembelajaran baru dalam pembelajaran

matematika.

4. Kepada peneliti yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman,

karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni, sebagai pendidik sehingga

(18)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika 2: untuk kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Akasara.

Daniel dan David. 2008. Teknik Mengajar Matematika. Jakarta : PT Bumi Aksara

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

_________. 2004. Petunjuk Teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/PP/2004 tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gustina, Gina. 2012. Pengembangan LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Menggunakan Materi Lokal Pada Materi Hidrolisi Garam. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Akasara

Jacob, C. 2012. Matematika Sebagai PemecahanMasalah. Bandung: FPMIPA UPI

Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Presindo.

Muslich, Mansur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Panduan bagi guru,Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah). Jakarta: Bumi Aksara.

Notoatmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipt

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

(19)

75

Tim penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendikan Nasional.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Berparadigma Eksploratif dan Inovatif. Jakarta: Leuser Citra Pustaka

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wardhani, dkk. 2010. Penilaian Hasil Belajar Matematika Aspek Pemahaman Konsep, Penalaran-Komunikasi, Pemecahan Masalah di SMP. Yogyakarta: PPPPTK

Widyatini. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif Jigsaw dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPPTK

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Graha Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian aktivitas antimikrob yang dilakukan propolis terhadap isolat mikrob penyebab ketombe merupakan suatu langkah yang kongkrit dalam usaha pencarian alternatif

Jadi bagas tebu dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif dengan menggunakan bakteri termofilik kotoran

bahwa penguasaan konsep perkembangan teknologi siswa kelompok eksperimen yang diberi perlakuan model CTL lebih baik dari- pada penguasaan konsep perkembangan tek-

Kegiatan usaha penunjang angkutan udara tersebut dapat berupa kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan angkutan udara niaga antara lain sistem reservasi

Puji syukur Alhamdulillah bagi Allah SWT yang selalu memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “UPAYA

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Dari satu stasiun GPS Singapura NTUS dapat dikembangkan model TEC ionosfer di atas Sumatra dan sekitarnya yang mana cakupan model tersebut tergantung pada sudut elevasi minimum