PENGARUH KOMPOSISI ABU TERBANG (FLY ASH)
BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK
BETON RINGAN DARI KULIT KERANG
DAN BATU APUNG
Oleh: Junita M Sinaga
408221032 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
kasih dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sain di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Adapun
judul skripsi ini adalah “Pengaruh Komposisi Abu Terbang (Fly Ash) terhadap Karakteristik Beton Ringan dari Kulit Kerang Batu Apung”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara
lain Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Bapak Mukti
H.Harahap, S.Si, M.Si, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D dan Bapak Drs.
Khairul Amdani, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritikan dan
masukan demi penyempurnaan skripsi ini. Bapak Drs.Henok Siagian, M.Si,
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan bimbingan dan nasehat
selama masa perkuliahan dan telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penghargaan juga diberikan kepada Bapak Drs. Darmuji, M.T. selaku Kepala
Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan dan Bapak Erwin B. Gultom
selaku teknisi Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Laboratorium Teknik
Sipil,, bimbingan dan saran-saran selama penelitian berlangsung. Ucapan terima
kasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada kedua orang tua Ayahanda
W.Sinaga dan Ibunda R.Simanjuntak yang telah banyak memberikan kasih
sayang, doa, motivasi serta semangat baik berupa materil maupun moril. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada abang dan kakak saya tercinta L.Sinaga,
S.Siagian, J.Sinaga, W.Manurung, K.Sinaga, H.Silitonga, kepada adik tersayang
v
Siregar, Leo Siregar, Putri Sinaga, Grace Sinaga, Immanuel Sinaga dan Jeremia
Silitonga yang tiada henti memberikan doa, motivasi dan dukungan besar kepada
penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan–rekan seperjuangan penulis Berliana Siringo-ringo, Elsa Sinaga, Jenika Sidabutar, Edi
Ginting, Agustina Panggabean, Arny Girsang, Jennyari, Henni Elika, Henni
Ompusunguh, Ryanto Simamora, Ferdinand Zendrato, Wanry, Albarra dan
seluruh teman-teman Fisika Nondik 2008 yang selama empat tahun bersama
melewati setiap tahap perkuliahan, telah banyak membantu, memberikan
semangat dan yang tak pernah hentinya memberi dukungan kepada penulis. Tak
lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh GSM HKBP
Seksama buat doa dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam meyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini
(sinagajunita@ymail.com). Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2012
Junita M Sinaga
vi
2.2 Beton Ringan (Lightweight Concrete) 7
2.3 Semen 11
2.10.4 Daya Serap Air (Water Absorbtion) 26
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 27
3.5.3 Pengujian Sampel 30
3.7 Diagram Alir Penelitian 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 34
4.1.1 Massa Jenis 34
4.1.2 Daya Serap Air 35
4.1.3 Uji Tekan 35
4.1.4 Ketahanan Api 36
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 36
4.2.1 Massa Jenis 36
4.2.2 Daya Serap Air 37
4.2.3 Uji Tekan 38
4.2.4 Massa Jenis dan Uji Tekan 39
4.2.5 Daya Serap Air dan Uji Tekan 40
4.2.5 Ketahanan Api 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 43
5.2. Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Beton Ringan dalam bentuk blok/bata 8
Gambar 2.2 Batu Apung 17
Gambar 2.3 Permukaan Batu Apung 17
Gambar 2.4 Perbedaan reaksi hidrasi dan reaksi pozzolanik 19
Gambar 2.5 Limbah Fly Ash 20
Gambar 2.6 Partikel Fly Ash pada perbesaran 2.000 x 20
Gambar 2.7 Kulit Kerang 22
Gambar 3.1 Sampel Beton Berbentuk Kubus 29
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 33
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Komposisi Bahan 36
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Daya Serap Air dan Komposisi Bahan 37
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Uji Tekan dan Komposisi Bahan 38
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Uji Tekan 39
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Daya Serap Air Terhadap Uji Tekan 40
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Uji Tekan Sebelum dan Setelah
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Komposisi bahan pembentuk beton 7
Tabel 2.2 Penelitian tentang beton 10
Tabel 2.3 Komposisi kimia batu apung 18
Tabel 2.4 Sifat–sifat fisik fly ash 21
Tabel 2.5 Kandungan kimia fly ash 21
Tabel 2.6 Komposisi kimia kulit kerang 23
Tabel 3.1 Nama alat 27
Tabel 3.2 Bahan penelitian 27
Tabel 3.3 Komposisi pencampuran bahan baku beton ringan 28
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Massa Jenis 34
Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Daya Serap Air 35
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan 35
Table 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan Setelah Pembakaran 36
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lamp. 1. Perhitungan massa matriks dan agregat 46
Lamp. 2. Perhitungan massa jenis 49
Lamp. 3. Perhitungan daya serap air 52
Lamp. 4. Perhitungan uji tekan 55
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Komposisi bahan pembentuk beton 7
Tabel 2.2 Penelitian tentang beton 10
Tabel 2.3 Komposisi kimia batu apung 18
Tabel 2.4 Sifat–sifat fisik fly ash 21
Tabel 2.5 Kandungan kimia fly ash 21
Tabel 2.6 Komposisi kimia kulit kerang 23
Tabel 3.1 Nama alat 27
Tabel 3.2 Bahan penelitian 27
Tabel 3.3 Komposisi pencampuran bahan baku beton ringan 28
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Massa Jenis 34
Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Daya Serap Air 35
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan 35
Table 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan Setelah Pembakaran 36
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Beton Ringan dalam bentuk blok/bata 8
Gambar 2.2 Batu Apung 17
Gambar 2.3 Permukaan Batu Apung 17
Gambar 2.4 Perbedaan reaksi hidrasi dan reaksi pozzolanik 19
Gambar 2.5 Limbah Fly Ash 20
Gambar 2.6 Partikel Fly Ash pada perbesaran 2.000 x 20
Gambar 2.7 Kulit Kerang 22
Gambar 3.1 Sampel Beton Berbentuk Kubus 29
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 33
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Komposisi Bahan 36
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Daya Serap Air dan Komposisi Bahan 37
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Uji Tekan dan Komposisi Bahan 38
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Uji Tekan 39
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Daya Serap Air Terhadap Uji Tekan 40
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Uji Tekan Sebelum dan Setelah
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lamp. 1. Perhitungan massa matriks dan agregat 46
Lamp. 2. Perhitungan massa jenis 49
Lamp. 3. Perhitungan daya serap air 52
Lamp. 4. Perhitungan uji tekan 55
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan
dalam struktur bangunan modern. Beton sangat banyak digunakan untuk kontruksi
di samping kayu dan baja. Hampir 60% material yang digunakan dalam
konstruksi adalah beton (concrete) yang dipadukan dengan baja (composite) atau
jenis lainnya (Mulyono, 2004). Beton pada umumnya dicampur dengan semen
Portland. Semen Portland konvensional diproduksi dengan menghaluskan kalsium
silika yang bersifat hidrolisis dan dicampur dengan bahan gipsum.
Beton umumnya digunakan untuk konstruksi rumah, gedung, jembatan,
jalan dan lain-lain. Karakteristik beton yang beredar di pasar, memiliki densitas
sebesar: 2,0 – 2,5 g/cm3, dan kuat tekan: 3 – 50 MPa. Beton ini tergolong cukup
berat, untuk satu panel berukuran 240 x 60 x 6 cm, dengan bobot sekitar 100 - 125
kg. Oleh karena itu untuk mengangkat ataupun instalasinya memerlukan tenaga
lebih dari satu orang atau alat berat sebagai media pembantu. Untuk itu diperlukan
beton yang lebih ringan namun dapat digunakan sama halnya dengan beton
umumnya. Pembangunan suatu konstruksi diperlukan beton dengan kemampuan
menahan beban yang cukup tinggi dan ketahanan terhadap waktu yang memadai.
Kekuatan beton pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
a. Mutu agregat halus dan kasar (yang meliputi modulus kehalusan,
porositas, berat jenis, dan asalnya).
b. Jenis semen, rasio w/c, dan lainnya.
Teori faktor air semen (faktor w/c) menyatakan bahwa untuk sebuah
kombinasi bahan yang sudah memenuhi konsistensi yang telah dikerjakan,
kekuatan beton pada umur tertentu tergantung pada perbandingan berat air dan
berat beton. Sifat yang paling penting dari beton adalah sifat mekaniknya yaitu
2
karena sifat dari bahan-bahan pembentuk beton yaitu pasir, semen, batu, air
maupun perbandingan campurannya.
Beton ringan merupakan beton yang memiliki massa jenis (density) lebih
ringan dari pada beton pada umumnya. Karena itu keunggulan beton ringan
utamanya ada pada berat, sehingga apabila digunakan pada proyek bangunan
tinggi akan dapat secara signifikan mengurangi berat sendiri bangunan, yang
selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi. Keuntungan lain dari beton
ringan antara lain : memiliki nilai tahanan panas (thermal insulator) yang baik,
memiliki tahanan suara (peredam) yang baik, ketahanan api (fire resistant)
(Sumarno, 2010).
Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi mengakibatkan
peningkatan kebutuhan material beton, sehingga memicu penambangan batuan
sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara besar-besaran. Hal ini
menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan
pembetonan dan perusak lingkungan. Alternatif yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan limbah-limbah industri dan
konstruksi yang dibiarkan begitu saja. Limbah industri untuk bahan campuran
beton ternyata mampu meningkatkan daya kuat tekan (Simanjuntak,2000). Bahan
tersebut dapat berupa abu terbang (fly ash), pozzolan, dan kulit kerang yang dapat
mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu dan
menghemat biaya.
Penyumbang produksi abu terbang batubara terbesar adalah sektor
pembangkit listrik. Produksi abu terbang dari pembangkit listrik di Indonsia terus
meningkat, pada tahun 2000 jumlahnya mencapai 1,66 milyar ton dan
diperkirakan mencapai 2 milyar ton pada tahun 2006 (Indonesia Power, 2008).
PLTU Labuhan Angin Kabupaten Tapanuli Tengah yang sementara berkapasitas
2 x 115 MW setiap harinya menghasilkan limbah fly ash mencapai 85 ton. Fly ash
atau silica fume sering digunakan untuk menghasilkan beton mutu tinggi dan fly
ash ini berfungsi untuk menambah nilai kuat tekan pada beton (Hidayat, 2002).
Abu terbang (fly ash) adalah salah satu bahan sisa dari pembakaran bahan
3
dan air tanah, sehingga perlu dicari solusi untuk mengatasi masalah dengan
memanfaatkan abu terbang sebagai bahan konstruksi. Penggunaan fly ash pada
beton sudah pernah diteliti oleh Subasi dari Turkey (2009) yang meneliti tentang
pengaruh fly ash pada kuat tekan beton ringan mutu tinggi dan memperoleh kuat
tekan sebesar 23,72 MPa, massa jenis 1540 kg/m3dan porositas sebesar 12,50 %
pada komposisi fly ash 2%. Sumarno dari USU (2010) meneliti tentang
pemanfaatan fly ash dan kulit kerang pada bata beton diperoleh kuat tekan bata
beton sebesar 23,20 MPa pada variasi fly ash 2%.
Kulit kerang berbentuk seperti hati, bersimetri dan mempunyai tetulang di
luar. Kekerasan kulit kerang tidak bergantung dari usia kerang tersebut, artinya
kerang yang masih muda maupun yang sudah tua mempunyai kekerasan yang
sama. Serbuk kulit kerang mengandung senyawa kimia yang bersifat pozzolan,
yaitu mengandung zat kapur (CaO), alumina dan senyawa silika sehingga
berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku beton alternatif. Dengan
pemanfaatan kulit kerang dalam pembuatan beton ringan, maka proses
pengeringan akan menjadi lebih cepat.
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,
mengandung buih yang terbuat dari gelembung - gelembung berdinding gelas, dan
biasanya disebut sebagian batu gelas volkanik silikat. Batu apung mempunyai
sifat vesicular yang sangat tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak akibat
ekspansi buih gas alam yang terkandumg didalamnya. Sedangkan mineral-mineral
yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan
tridimit (Syaram,2010).
Pemanfaatan batu apung pada beton ringan pernah diteliti oleh Zulkifar
Syaram dari USU (2010) diperoleh kuat tekan sebesar 11,70 MPa, massa jenis
sebesar 1780 kg/m3dan daya serap air 9,30% pada variasi batu apung sebesar
10%. D. Tripriyo, G.P. Raka dan Tavio dari Surabaya (2010) juga pernah meneliti
mengenai pembuatan beton agregat ringan batu apung dengan penambahan fly ash
diperoleh kuat tekan sebesar 35,69 MPa, dan massa jenis 1850 kg/m3.
Dengan pemanfaatan fly ash sisa pembakaran batubara dan kulit kerang
4
membuat beton ringan diharapkan mampu menghasilkan suatu beton ringan
dengan kekuatan yang baik, ramah lingkungan, dan dapat dilihat penggunaannya
pada bangunan yang tepat dari jenis beton ringan. Oleh karena itu peneliti
mengambil judul “Pengaruh Komposisi Abu terbang (Fly Ash) Batubara
terhadap Karakteristik Beton Ringan dari Kulit Kerang dan Batu Apung”
sebagai penelitian.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :
1. Batu apung dipecah dalam bentuk kerikil dan kulit kerang di haluskan
kemudian diayak dengan kehalusan 100 mesh.
2. Perbandingan antara matriks dan agregat yang digunakan 1 : 4 dengan
FAS sebesar 0,4.
3. Variasi fly ash sebesar 7%, 5%, 3%, 1%, 0% dan komposisi semen
sebesar 12%, 14%, 16%, 18% dan 19%.
4. Air yang digunakan adalah air PDAM, semen yang digunakan adalah
semen Padang type 1, pasir yang digunakan adalah pasir binjai, kulit
kerang diperoleh dari tanjung balai, fly ash yang digunakan jenis C yang
diperoleh dari PLTU Labuhan Angin Kabupaten Tapanuli Tengah.
5. Pengujian karakterisasi yang dilakukan setelah pengamatan 28 hari
meliputi pengujian massa jenis, uji tekan, ketahanan api, dan daya serap
air (water absorbtion).
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh komposisi abu terbang (fly ash) batubara terhadap
karakteristik beton ringan dari kulit kerang dan batu apung?
2. Bagaimana hubungan massa jenis terhadap kuat tekan dari beton ringan
yang terbuat dari kulit kerang dan batu apung dengan tambahan
5
1.4 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh komposisi fly ash terhadap karakteristik beton
ringan dari kulit kerang dan batu apung.
2. Mengetahui hubungan massa jenis terhadap kuat tekan dari beton ringan
yang terbuat dari kulit kerang dan batu apung dengan tambahan komposisi
abu terbang (fly ash).
1.5 Manfaat
1. Memberikan informasi tentang fly ash dan kulit kerang dapat dijadikan
sebagai alternatif pengganti semen dalam pembuatan beton ringan.
2. Hasil penelitian ini akan menjadi sumber informasi tentang karakteristik
beton ringan dari kulit kerang dan batu apung dengan memanfaatkan fly
ash limbah industri PLTU yang dianggap kurang bermanfaat.
3. Memberikan informasi tentang karakteristik beton ringan yang dari kulit
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pembuatan beton ringan yang terbuat dari semen, pasir,
kulit kerang, fly ash dan batu apung yang direndam selama 28 hari serta dilakukan
pengujian maka dapat diambil kesimpulan :
1. Beton ringan yang dibuat dari campuran pasir, batu apung, semen, kulit
kerang dan fly ash telah diteliti dan ditemukan rasio terbaik pada komposisi
semen 18%, kulit kerang 1%, fly ash 1%, pasir 68%, dan batu apung 12%
dengan nilai massa jenis sebasar 1,59 X 103 kg/m3, daya serap air sebesar
11,81%, kuat tekan sebesar 10,42 MPa dan tahan terhadap api.
2. Karakteristik beton ringan yang diteliti dengan variasi komposisi pasir dan
batu apung diperoleh massa jenis 1,56 x 103 kg/m3 – 1,60 x 103kg/m3, daya
serap air 14,21% - 11,43%, kuat tekan 7,22 MPa–10,42 MPa.
5.2. SARAN
1. Untuk melengkapi penelitian beton ringan yang dibuat sampai tahap
komersial, perlu kajian lebih lanjut meliputi : pengujian daya serap suara.
2. Diperlukan ketelitian dalam mempersiapkan bahan dan nilai Safety sebaiknya
ditambah dari nilai Safety yang telah dilakukan dalam penelitian ini supaya
hasil yang diperoleh lebih maksimal.
3. Untuk memperoleh nilai massa kering yang maksimal pada beton ringan yang
44
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, S., (1997), Waste Materials Used in Concrete Manufacturing, New Jersey USA: Noyes Publications.
Duggal, S.K., (2008), Building Material, New Delhi: New Age International.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Sains, FMIPA UNIMED.
Hidayat, (2002), Studi Banding Pengaruh Faktor Air Semendan Kadar Fly Ash
Terhadap Kuat Tekan dan Permeabilitas Beton Ringan, Tesis UI, Jakarta.
Indonesia Power, (2008), Sistem Pengukuran Kuantitas Batubara pada Instalasi
Penyaluran Bahan Bakar, Yogyakarta: PLTU Suralaya.
Juwairiah, (2009), Efek Komposisi Agregat Batu Apung dan Epoxy Resin Dalam
Pembuatan Polymer Concrete Terhadap Karakteristiknya, Medan: Tesis
USU.
Mulyono, T., (2004), Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi.
Murdock,L.J., L.M.Brock., (1999), Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan oleh Stephanus Hendarko, Jakarta: Erlangga.
Nugraha, P., dan Antoni, (2007), Teknologi Beton dari Material Pembuatan ke
Beton Kinerja Tinggi, Yogyakarta: Andi.
Sebayang, Surya., (2006,) Pengaruh Abu Terbang sebagai Pengganti Sejumlah
Semen Type V pada Beton Mutu Tinggi, Jurnal Teknik Sipil, 6(2): 116-123
Siregar, S.M., (2009), Pemanfaatan Kulit Kerang dan Resin Epoksi terhadap
Karakteristik Beton Polimer, Medan: Tesis USU.
SNI 03-3449-2002, Tata Cara Perancangan Campuran Beton Ringan dengan
Agregat Ringan, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
SNI 03-2460-1991, Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran
Beton, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Subasi, S., (2009), The Effects of Using Fly Ash on High Strength Lightweight Concrete Produced with Expanded Clay Aggregate, Scientific Research
45
Sumarno, (2010), Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara dan
Kulit Kerang sebagai Bahan Substitusi Semen Serta Limbah Beton sebagai Pengganti Pasir dalam Pembuatan Bata Beton, Medan: Tesis
USU.
Surdia, T., & Shinroku, S., (1995), Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan Keenam, Pradnya Paramita, Jakarta.
Syaram, Z., (2010), Pembuatan dan Karekterisasi Beton Ringan dengan
Memanfaatkan Batu Apung, Skripsi FMIPA USU, Medan
Wahyuni, N., (2010), Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek dalam Pembuatan Beton