• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPOSISI ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK BETON RINGAN DARI KULIT KERANG DAN BATU APUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPOSISI ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK BETON RINGAN DARI KULIT KERANG DAN BATU APUNG."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPOSISI ABU TERBANG (FLY ASH)

BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK

BETON RINGAN DARI KULIT KERANG

DAN BATU APUNG

Oleh: Junita M Sinaga

408221032 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

kasih dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sain di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Adapun

judul skripsi ini adalah “Pengaruh Komposisi Abu Terbang (Fly Ash) terhadap Karakteristik Beton Ringan dari Kulit Kerang Batu Apung”.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari

pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara

lain Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Bapak Mukti

H.Harahap, S.Si, M.Si, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D dan Bapak Drs.

Khairul Amdani, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritikan dan

masukan demi penyempurnaan skripsi ini. Bapak Drs.Henok Siagian, M.Si,

selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan bimbingan dan nasehat

selama masa perkuliahan dan telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penghargaan juga diberikan kepada Bapak Drs. Darmuji, M.T. selaku Kepala

Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan dan Bapak Erwin B. Gultom

selaku teknisi Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan yang telah

memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Laboratorium Teknik

Sipil,, bimbingan dan saran-saran selama penelitian berlangsung. Ucapan terima

kasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada kedua orang tua Ayahanda

W.Sinaga dan Ibunda R.Simanjuntak yang telah banyak memberikan kasih

sayang, doa, motivasi serta semangat baik berupa materil maupun moril. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada abang dan kakak saya tercinta L.Sinaga,

S.Siagian, J.Sinaga, W.Manurung, K.Sinaga, H.Silitonga, kepada adik tersayang

(4)

v

Siregar, Leo Siregar, Putri Sinaga, Grace Sinaga, Immanuel Sinaga dan Jeremia

Silitonga yang tiada henti memberikan doa, motivasi dan dukungan besar kepada

penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan–rekan seperjuangan penulis Berliana Siringo-ringo, Elsa Sinaga, Jenika Sidabutar, Edi

Ginting, Agustina Panggabean, Arny Girsang, Jennyari, Henni Elika, Henni

Ompusunguh, Ryanto Simamora, Ferdinand Zendrato, Wanry, Albarra dan

seluruh teman-teman Fisika Nondik 2008 yang selama empat tahun bersama

melewati setiap tahap perkuliahan, telah banyak membantu, memberikan

semangat dan yang tak pernah hentinya memberi dukungan kepada penulis. Tak

lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh GSM HKBP

Seksama buat doa dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam meyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini

(sinagajunita@ymail.com). Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih,

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2012

Junita M Sinaga

(5)

vi

2.2 Beton Ringan (Lightweight Concrete) 7

2.3 Semen 11

2.10.4 Daya Serap Air (Water Absorbtion) 26

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 27

(6)

3.5.3 Pengujian Sampel 30

3.7 Diagram Alir Penelitian 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 34

4.1.1 Massa Jenis 34

4.1.2 Daya Serap Air 35

4.1.3 Uji Tekan 35

4.1.4 Ketahanan Api 36

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 36

4.2.1 Massa Jenis 36

4.2.2 Daya Serap Air 37

4.2.3 Uji Tekan 38

4.2.4 Massa Jenis dan Uji Tekan 39

4.2.5 Daya Serap Air dan Uji Tekan 40

4.2.5 Ketahanan Api 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 43

5.2. Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 44

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Beton Ringan dalam bentuk blok/bata 8

Gambar 2.2 Batu Apung 17

Gambar 2.3 Permukaan Batu Apung 17

Gambar 2.4 Perbedaan reaksi hidrasi dan reaksi pozzolanik 19

Gambar 2.5 Limbah Fly Ash 20

Gambar 2.6 Partikel Fly Ash pada perbesaran 2.000 x 20

Gambar 2.7 Kulit Kerang 22

Gambar 3.1 Sampel Beton Berbentuk Kubus 29

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 33

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Komposisi Bahan 36

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Daya Serap Air dan Komposisi Bahan 37

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Uji Tekan dan Komposisi Bahan 38

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Uji Tekan 39

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Daya Serap Air Terhadap Uji Tekan 40

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Uji Tekan Sebelum dan Setelah

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1 Komposisi bahan pembentuk beton 7

Tabel 2.2 Penelitian tentang beton 10

Tabel 2.3 Komposisi kimia batu apung 18

Tabel 2.4 Sifatsifat fisik fly ash 21

Tabel 2.5 Kandungan kimia fly ash 21

Tabel 2.6 Komposisi kimia kulit kerang 23

Tabel 3.1 Nama alat 27

Tabel 3.2 Bahan penelitian 27

Tabel 3.3 Komposisi pencampuran bahan baku beton ringan 28

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Massa Jenis 34

Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Daya Serap Air 35

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan 35

Table 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan Setelah Pembakaran 36

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lamp. 1. Perhitungan massa matriks dan agregat 46

Lamp. 2. Perhitungan massa jenis 49

Lamp. 3. Perhitungan daya serap air 52

Lamp. 4. Perhitungan uji tekan 55

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1 Komposisi bahan pembentuk beton 7

Tabel 2.2 Penelitian tentang beton 10

Tabel 2.3 Komposisi kimia batu apung 18

Tabel 2.4 Sifatsifat fisik fly ash 21

Tabel 2.5 Kandungan kimia fly ash 21

Tabel 2.6 Komposisi kimia kulit kerang 23

Tabel 3.1 Nama alat 27

Tabel 3.2 Bahan penelitian 27

Tabel 3.3 Komposisi pencampuran bahan baku beton ringan 28

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Massa Jenis 34

Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Daya Serap Air 35

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan 35

Table 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Tekan Setelah Pembakaran 36

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Beton Ringan dalam bentuk blok/bata 8

Gambar 2.2 Batu Apung 17

Gambar 2.3 Permukaan Batu Apung 17

Gambar 2.4 Perbedaan reaksi hidrasi dan reaksi pozzolanik 19

Gambar 2.5 Limbah Fly Ash 20

Gambar 2.6 Partikel Fly Ash pada perbesaran 2.000 x 20

Gambar 2.7 Kulit Kerang 22

Gambar 3.1 Sampel Beton Berbentuk Kubus 29

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 33

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Komposisi Bahan 36

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Daya Serap Air dan Komposisi Bahan 37

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Uji Tekan dan Komposisi Bahan 38

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Massa Jenis dan Uji Tekan 39

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Daya Serap Air Terhadap Uji Tekan 40

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Uji Tekan Sebelum dan Setelah

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lamp. 1. Perhitungan massa matriks dan agregat 46

Lamp. 2. Perhitungan massa jenis 49

Lamp. 3. Perhitungan daya serap air 52

Lamp. 4. Perhitungan uji tekan 55

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan

dalam struktur bangunan modern. Beton sangat banyak digunakan untuk kontruksi

di samping kayu dan baja. Hampir 60% material yang digunakan dalam

konstruksi adalah beton (concrete) yang dipadukan dengan baja (composite) atau

jenis lainnya (Mulyono, 2004). Beton pada umumnya dicampur dengan semen

Portland. Semen Portland konvensional diproduksi dengan menghaluskan kalsium

silika yang bersifat hidrolisis dan dicampur dengan bahan gipsum.

Beton umumnya digunakan untuk konstruksi rumah, gedung, jembatan,

jalan dan lain-lain. Karakteristik beton yang beredar di pasar, memiliki densitas

sebesar: 2,0 2,5 g/cm3, dan kuat tekan: 3 50 MPa. Beton ini tergolong cukup

berat, untuk satu panel berukuran 240 x 60 x 6 cm, dengan bobot sekitar 100 - 125

kg. Oleh karena itu untuk mengangkat ataupun instalasinya memerlukan tenaga

lebih dari satu orang atau alat berat sebagai media pembantu. Untuk itu diperlukan

beton yang lebih ringan namun dapat digunakan sama halnya dengan beton

umumnya. Pembangunan suatu konstruksi diperlukan beton dengan kemampuan

menahan beban yang cukup tinggi dan ketahanan terhadap waktu yang memadai.

Kekuatan beton pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :

a. Mutu agregat halus dan kasar (yang meliputi modulus kehalusan,

porositas, berat jenis, dan asalnya).

b. Jenis semen, rasio w/c, dan lainnya.

Teori faktor air semen (faktor w/c) menyatakan bahwa untuk sebuah

kombinasi bahan yang sudah memenuhi konsistensi yang telah dikerjakan,

kekuatan beton pada umur tertentu tergantung pada perbandingan berat air dan

berat beton. Sifat yang paling penting dari beton adalah sifat mekaniknya yaitu

(14)

2

karena sifat dari bahan-bahan pembentuk beton yaitu pasir, semen, batu, air

maupun perbandingan campurannya.

Beton ringan merupakan beton yang memiliki massa jenis (density) lebih

ringan dari pada beton pada umumnya. Karena itu keunggulan beton ringan

utamanya ada pada berat, sehingga apabila digunakan pada proyek bangunan

tinggi akan dapat secara signifikan mengurangi berat sendiri bangunan, yang

selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi. Keuntungan lain dari beton

ringan antara lain : memiliki nilai tahanan panas (thermal insulator) yang baik,

memiliki tahanan suara (peredam) yang baik, ketahanan api (fire resistant)

(Sumarno, 2010).

Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi mengakibatkan

peningkatan kebutuhan material beton, sehingga memicu penambangan batuan

sebagai salah satu bahan pembentuk beton secara besar-besaran. Hal ini

menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan

pembetonan dan perusak lingkungan. Alternatif yang dapat digunakan untuk

mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan limbah-limbah industri dan

konstruksi yang dibiarkan begitu saja. Limbah industri untuk bahan campuran

beton ternyata mampu meningkatkan daya kuat tekan (Simanjuntak,2000). Bahan

tersebut dapat berupa abu terbang (fly ash), pozzolan, dan kulit kerang yang dapat

mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu dan

menghemat biaya.

Penyumbang produksi abu terbang batubara terbesar adalah sektor

pembangkit listrik. Produksi abu terbang dari pembangkit listrik di Indonsia terus

meningkat, pada tahun 2000 jumlahnya mencapai 1,66 milyar ton dan

diperkirakan mencapai 2 milyar ton pada tahun 2006 (Indonesia Power, 2008).

PLTU Labuhan Angin Kabupaten Tapanuli Tengah yang sementara berkapasitas

2 x 115 MW setiap harinya menghasilkan limbah fly ash mencapai 85 ton. Fly ash

atau silica fume sering digunakan untuk menghasilkan beton mutu tinggi dan fly

ash ini berfungsi untuk menambah nilai kuat tekan pada beton (Hidayat, 2002).

Abu terbang (fly ash) adalah salah satu bahan sisa dari pembakaran bahan

(15)

3

dan air tanah, sehingga perlu dicari solusi untuk mengatasi masalah dengan

memanfaatkan abu terbang sebagai bahan konstruksi. Penggunaan fly ash pada

beton sudah pernah diteliti oleh Subasi dari Turkey (2009) yang meneliti tentang

pengaruh fly ash pada kuat tekan beton ringan mutu tinggi dan memperoleh kuat

tekan sebesar 23,72 MPa, massa jenis 1540 kg/m3dan porositas sebesar 12,50 %

pada komposisi fly ash 2%. Sumarno dari USU (2010) meneliti tentang

pemanfaatan fly ash dan kulit kerang pada bata beton diperoleh kuat tekan bata

beton sebesar 23,20 MPa pada variasi fly ash 2%.

Kulit kerang berbentuk seperti hati, bersimetri dan mempunyai tetulang di

luar. Kekerasan kulit kerang tidak bergantung dari usia kerang tersebut, artinya

kerang yang masih muda maupun yang sudah tua mempunyai kekerasan yang

sama. Serbuk kulit kerang mengandung senyawa kimia yang bersifat pozzolan,

yaitu mengandung zat kapur (CaO), alumina dan senyawa silika sehingga

berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku beton alternatif. Dengan

pemanfaatan kulit kerang dalam pembuatan beton ringan, maka proses

pengeringan akan menjadi lebih cepat.

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,

mengandung buih yang terbuat dari gelembung - gelembung berdinding gelas, dan

biasanya disebut sebagian batu gelas volkanik silikat. Batu apung mempunyai

sifat vesicular yang sangat tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak akibat

ekspansi buih gas alam yang terkandumg didalamnya. Sedangkan mineral-mineral

yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan

tridimit (Syaram,2010).

Pemanfaatan batu apung pada beton ringan pernah diteliti oleh Zulkifar

Syaram dari USU (2010) diperoleh kuat tekan sebesar 11,70 MPa, massa jenis

sebesar 1780 kg/m3dan daya serap air 9,30% pada variasi batu apung sebesar

10%. D. Tripriyo, G.P. Raka dan Tavio dari Surabaya (2010) juga pernah meneliti

mengenai pembuatan beton agregat ringan batu apung dengan penambahan fly ash

diperoleh kuat tekan sebesar 35,69 MPa, dan massa jenis 1850 kg/m3.

Dengan pemanfaatan fly ash sisa pembakaran batubara dan kulit kerang

(16)

4

membuat beton ringan diharapkan mampu menghasilkan suatu beton ringan

dengan kekuatan yang baik, ramah lingkungan, dan dapat dilihat penggunaannya

pada bangunan yang tepat dari jenis beton ringan. Oleh karena itu peneliti

mengambil judul “Pengaruh Komposisi Abu terbang (Fly Ash) Batubara

terhadap Karakteristik Beton Ringan dari Kulit Kerang dan Batu Apung”

sebagai penelitian.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi :

1. Batu apung dipecah dalam bentuk kerikil dan kulit kerang di haluskan

kemudian diayak dengan kehalusan 100 mesh.

2. Perbandingan antara matriks dan agregat yang digunakan 1 : 4 dengan

FAS sebesar 0,4.

3. Variasi fly ash sebesar 7%, 5%, 3%, 1%, 0% dan komposisi semen

sebesar 12%, 14%, 16%, 18% dan 19%.

4. Air yang digunakan adalah air PDAM, semen yang digunakan adalah

semen Padang type 1, pasir yang digunakan adalah pasir binjai, kulit

kerang diperoleh dari tanjung balai, fly ash yang digunakan jenis C yang

diperoleh dari PLTU Labuhan Angin Kabupaten Tapanuli Tengah.

5. Pengujian karakterisasi yang dilakukan setelah pengamatan 28 hari

meliputi pengujian massa jenis, uji tekan, ketahanan api, dan daya serap

air (water absorbtion).

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh komposisi abu terbang (fly ash) batubara terhadap

karakteristik beton ringan dari kulit kerang dan batu apung?

2. Bagaimana hubungan massa jenis terhadap kuat tekan dari beton ringan

yang terbuat dari kulit kerang dan batu apung dengan tambahan

(17)

5

1.4 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh komposisi fly ash terhadap karakteristik beton

ringan dari kulit kerang dan batu apung.

2. Mengetahui hubungan massa jenis terhadap kuat tekan dari beton ringan

yang terbuat dari kulit kerang dan batu apung dengan tambahan komposisi

abu terbang (fly ash).

1.5 Manfaat

1. Memberikan informasi tentang fly ash dan kulit kerang dapat dijadikan

sebagai alternatif pengganti semen dalam pembuatan beton ringan.

2. Hasil penelitian ini akan menjadi sumber informasi tentang karakteristik

beton ringan dari kulit kerang dan batu apung dengan memanfaatkan fly

ash limbah industri PLTU yang dianggap kurang bermanfaat.

3. Memberikan informasi tentang karakteristik beton ringan yang dari kulit

(18)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pembuatan beton ringan yang terbuat dari semen, pasir,

kulit kerang, fly ash dan batu apung yang direndam selama 28 hari serta dilakukan

pengujian maka dapat diambil kesimpulan :

1. Beton ringan yang dibuat dari campuran pasir, batu apung, semen, kulit

kerang dan fly ash telah diteliti dan ditemukan rasio terbaik pada komposisi

semen 18%, kulit kerang 1%, fly ash 1%, pasir 68%, dan batu apung 12%

dengan nilai massa jenis sebasar 1,59 X 103 kg/m3, daya serap air sebesar

11,81%, kuat tekan sebesar 10,42 MPa dan tahan terhadap api.

2. Karakteristik beton ringan yang diteliti dengan variasi komposisi pasir dan

batu apung diperoleh massa jenis 1,56 x 103 kg/m3 1,60 x 103kg/m3, daya

serap air 14,21% - 11,43%, kuat tekan 7,22 MPa–10,42 MPa.

5.2. SARAN

1. Untuk melengkapi penelitian beton ringan yang dibuat sampai tahap

komersial, perlu kajian lebih lanjut meliputi : pengujian daya serap suara.

2. Diperlukan ketelitian dalam mempersiapkan bahan dan nilai Safety sebaiknya

ditambah dari nilai Safety yang telah dilakukan dalam penelitian ini supaya

hasil yang diperoleh lebih maksimal.

3. Untuk memperoleh nilai massa kering yang maksimal pada beton ringan yang

(19)

44

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, S., (1997), Waste Materials Used in Concrete Manufacturing, New Jersey USA: Noyes Publications.

Duggal, S.K., (2008), Building Material, New Delhi: New Age International.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Sains, FMIPA UNIMED.

Hidayat, (2002), Studi Banding Pengaruh Faktor Air Semendan Kadar Fly Ash

Terhadap Kuat Tekan dan Permeabilitas Beton Ringan, Tesis UI, Jakarta.

Indonesia Power, (2008), Sistem Pengukuran Kuantitas Batubara pada Instalasi

Penyaluran Bahan Bakar, Yogyakarta: PLTU Suralaya.

Juwairiah, (2009), Efek Komposisi Agregat Batu Apung dan Epoxy Resin Dalam

Pembuatan Polymer Concrete Terhadap Karakteristiknya, Medan: Tesis

USU.

Mulyono, T., (2004), Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi.

Murdock,L.J., L.M.Brock., (1999), Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan oleh Stephanus Hendarko, Jakarta: Erlangga.

Nugraha, P., dan Antoni, (2007), Teknologi Beton dari Material Pembuatan ke

Beton Kinerja Tinggi, Yogyakarta: Andi.

Sebayang, Surya., (2006,) Pengaruh Abu Terbang sebagai Pengganti Sejumlah

Semen Type V pada Beton Mutu Tinggi, Jurnal Teknik Sipil, 6(2): 116-123

Siregar, S.M., (2009), Pemanfaatan Kulit Kerang dan Resin Epoksi terhadap

Karakteristik Beton Polimer, Medan: Tesis USU.

SNI 03-3449-2002, Tata Cara Perancangan Campuran Beton Ringan dengan

Agregat Ringan, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

SNI 03-2460-1991, Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran

Beton, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Subasi, S., (2009), The Effects of Using Fly Ash on High Strength Lightweight Concrete Produced with Expanded Clay Aggregate, Scientific Research

(20)

45

Sumarno, (2010), Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara dan

Kulit Kerang sebagai Bahan Substitusi Semen Serta Limbah Beton sebagai Pengganti Pasir dalam Pembuatan Bata Beton, Medan: Tesis

USU.

Surdia, T., & Shinroku, S., (1995), Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan Keenam, Pradnya Paramita, Jakarta.

Syaram, Z., (2010), Pembuatan dan Karekterisasi Beton Ringan dengan

Memanfaatkan Batu Apung, Skripsi FMIPA USU, Medan

Wahyuni, N., (2010), Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek dalam Pembuatan Beton

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan bahwa: (1) kemampuan manajerial Kepala Sekolah dalam menyusun program perencanaan dirumuskan oleh Kepala Sekolah dimulai pada tahun ajaran baru dengan kegiatan

Penelitian eksperimental dari Joseph & Ramesh, 2013 terhadap pemberian suplementasi besi folat dengan dosis 150 mg zat besi, 0,5 mg asam folat di sertai vitamin C

Berdasarkan Berita Acara Hasil Lelang Sederhana (BAHPL) Pekerjaan Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Kebidanan dan Penyakit Kandungan Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat di

Para responden sudah menjawab 16 pernyataan dari masing- masing variabel yaitu 8 pertanyaan untuk kebiasaan membaca dan 8 pertanyaan untuk kemampuan komunikasi insani

Apabila para pekerja mulai menyimpang dan berperilaku kurang matang dibandingakan dengan yang pernah mereka tunjukkan sebelumnya, maka para pemimpin dapat melakukan intervensi

YULISRAN BUANA PUTRA, SE, MM (DP) AULA1 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 6X01 Prima

The qualitative and quantitative amino acids content (mg/L) of 16 days old fermentation broths of M.. The chromatogram of amino acids: a) determined in C (control medium), b) in

Riview Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul tahun 2011-2015 merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan , strategi, kebijakan, program