KAJIAN MANAJEMEN PERPARKIRAN
PERKOTAAN
STUDI KASUS :
KAWASAN PASAR BARU
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TESIS
OLEH
ARFAN HARAPAN SIREGAR
087020004
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KAJIAN MANAJEMEN PERPARKIRAN
PERKOTAAN
STUDI KASUS :
KAWASAN PASAR BARU
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister Teknik
Dalam Program Studi Magister Teknik Arsitektur
Pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH
ARFAN HARAPAN SIREGAR
087020004
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
KAJIAN MANAJEMEN PERPARKIRAN
PERKOTAAN
STUDI KASUS :
KAWASAN PASAR BARU
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Nopember 2010
Judul Tesis : KAJIAN MANAJEMEN PERPARKIRAN PERKOTAAN STUDI KASUS: KAWASAN PASAR BARU KOTA PADANGSIDIMPUAN
Nama Mahasiswa : Arfan Harapan Siregar
Nomor Pokok : 087020004
Program Studi : Teknik Arsitektur
Menyetujui Komisi Pembimbing
(A/Prof. A. Majid Ismail B.Arch,M.Arch,PhD.) (Beny OY. Marpaung, ST,MT,PhD.)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Dekan
Magister Teknik Arsitektur USU, Fakultas Teknik USU
(Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, PhD.) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME.)
Telah diuji pada
Tanggal : 04 Nopember 2010
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : A/Prof. Abdul Majid Ismail B.Arch, M.Arch, PhD. Anggota : 1. Beny Octofryana Yousca Marpaung, ST, MT, PhD.
2. Ir. N. Vinky Rahman, MT. 3. Hajar Suwantoro, ST, MT.
ABSTRAK
Masalah lalu lintas dan parkir merupakan masalah tipikal yang dialami oleh
kota-kota besar di dunia. Demikian pula halnya kawasan Pasar Baru kota
Padangsidempuan. Kendaraan yang parkir pada badan jalan sudah sangat
mengganggu kelancaran arus lalu lintas kawasan tersebut. Padahal menurut Pusat
Pendidikan dan Latihan Departemen Perhubungan Darat, seharusnya parkir di
pinggir jalan tidak boleh mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik perparkiran
kawasan tersebut, membuat perhitungan kapasitas parkir sesuai dengan tata guna
lahan yang ada, serta menentukan sistem manajemen perparkiran yang sesuai
dengan permasalahan parkir di kawasan tersebut.
Permasalahan utama pada kawasan ini adalah keterbatasan areal parkir di luar
badan jalan sehingga pengunjung harus memanfaatkan badan jalan untuk
memarkirkan kendaraannya. Sementara kapasitas parkir pada setiap ruas jalan
masih belum sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat (DJPD) atau berdasarkan rumus perhitungan Warpani.
Kemacetan tersebut juga semakin diperparah oleh sistem manajemen lalu lintas
dan parkir yang kurang baik pada kawasan tersebut.
Agar lalu lintas dan parkir di kawasan tersebut tidak kacau dan terhindar dari
kemacetan, diperlukan perhitungan yang matang serta didukung oleh sistem
manajemen lalu lintas dan parkir yang sesuai dengan tarikan lalu lintas dan parkir
untuk masing-masing ruas jalan pada kawasan tersebut.
ABSTRACT
Traffic and parking are two typical problems faced by many big cities in the world including the Pasar Baru area in Padangdisidempuan city. The vehicles parked on the side of the street have disrupted traffic in the area. Whereas according to the Education and Training Center of the Land Transportation Department, parking on the side of the street should not disrupt traffic. This research was aimed at identifying the parking characteristics in the area, calculating the parking capacity in accordance with the existing land utilization as well as determining the system of parking management based on the parking problems in the area. The main problem in this area was the limited parking space available on the outer side of the street so that visitors had to make use of the inner side of the street to park their vehicles. In addition, the parking capacity in every street had not met the standards issued by the Land Transportation Directorate General (DJPD) or the Warpani calculation formula. The traffic jams were aggravated by the bad system of traffic and parking management in the area. In order to avoid traffic jams and parking congestion in the area, accurate calculation and a system of traffic and parking management which agrees with the traffic and parking needs of every street in the area are needed.
Key Words: Parking, Capacity, and Management
KATA PENGANTAR
Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmatNya sehingga penelitian dengan judul “Kajian Manajemen
Perparkiran Perkotaan di Kawasan Pasar Baru Kota Padangsidimpuan” dapat
selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penelitian ini dikerjakan untuk
memenuhi persyaratan mata kuliah PPs – 699 Tesis pada Program Magister
Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. D
D.T.M.&H., M.Sc. (C.T.M.), Sp.A.(K.).
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Ir.
3. Ketua Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Ibu Ir. Dwira Nirfalini
Aulia, MSc, PhD.
4. Sekretaris Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Ibu Beny Octofryana
Yousca Marpaung, ST, MT, PhD.
5. Koordinator Manajemen Pembangunan Kota, Bapak Achmad Delianur
Nasution, ST, MT, IAI.
6. Dosen Pembimbing I, Bapak A/Prof. Abdul Majid Ismail, B. Arch, M. Arch,
PhD, atas bimbingan dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Dosen Pembimbing II, Ibu Beny Octofryana Yousca Marpaung, ST, MT,
PhD. atas bimbingan dalam menyelesaikan penelitian ini.
8. Para Staff Pengajar dan Penguji Magister Teknik Arsitektur Universitas
Sumatera Utara yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas materi
perkuliahan dan masukan-masukan yang sangat berarti dalam menyelesaikan
9. Ibu Novi Yanthi sebagai administrasi Program Magister Teknik Arsitektur
Universitas Sumatera Utara.
10. Pimpinan dan Staf Pemerintahan Kota Padangsidempuan atas data-data yang
diperlukan .
11. Isteriku Ir. Suryana Lubis dan anak-anakku tercinta Arfian Syahputra Siregar,
Arfandi Rizki Siregar, dan Athifah Putri Siregar
12. Rekan-rekan Magister Manajemen Pembangunan Kota angkatan 2008: Lucy,
Asmadi, Bayhaki, Bernas, Raimundus, Jayadin, Hendra, Muara, Yani, Sahid,
Erwin, Amsuardiman, Armelia.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari terdapat
kekurangan-kekurangan yang diharapkan dapat disempurnakan atas bimbingan dan masukan
dari pembimbing, penguji, dan pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dan memberi manfaat bagi
semua pihak yang membutuhkannya. Terimakasih...!
Medan, Nopember 2010
Penyusun,
Arfan Harapan Siregar – 087020004
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Arfan Harapan Siregar
Alamat : Kompleks DPR Blok D No. 8 Padangsidimpuan
Agama : Islam
Tempat/Tanggal Lahir : Tapanuli Selatan, 11 Maret 1965
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke : 4 dari 8
Warga Negara : Indonesia
Nama Ayah : Stn. Tagor Siregar (Alm.)
Nama Ibu : Hj. Basariah Harahap
Nama Istri : Ir. Suryana Lubis
Nama Anak : Arfian Syahputra Siregar
Arfandi Rizki Siregar
Athifah Putri Siregar
Pendidikan Formal : SD Negeri Sabungan Jae Tapanuli Selatan (tamat tahun 1978)
SMP Negeri 4 Padangsidimpuan
(tamat tahun 1983)
SMA Negeri 4 Padangsidimpuan
(tamat tahun 1986)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang ………..……... 1
1.2 Permasalahan ………...……... 2
1.3.Tujuan Penelitian ...……….. 3
1.4.Ruang Lingkup Penelitian ………...…... 4
1.5.Kerangka Berfikir ………....…………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 6
2.1 Pengertian Parkir ………..…………...……….. 6
2.2 Lokasi/Penempatan Lokasi Parkir ... 7
2.2.1 Fasilitas Parkir pada Badan Jalan (on street parking) ... 7
2.2.2 Fasilitas Parkir di Luar Badan Jalan (off street Parking) ... 7
2.3 Status Parkir ... 8
2.4 Parkir di Kawasan Perdagangan ... 9
2.5 Pengaruh Parkir Terhadap Lingkungan... 10
2.6 Ukuran Satuan Ruang Parkir…………... 10
2.7 Pengukuran Parkir ………... 12
2.7.3 Kapasitas Parkir... 14
2.7.3.1 Posisi Sudut Parkir ... 14
2.7.3.2 Volume/Satuan Ruang Parkir ... 18
2.7.4 Lama Waktu Parkir... 19
2.8 Manajemen Sistem Parkir ... 20
2.8.1 Pengertian…...………..…………... 20
2.8.2 Manajemen Lalu Lintas ……... 21
2.8.3 Kebijakan Tarif Parkir………...……....…... 23
2.8.4 Pembatasan Ruang dan Waktu Parkir Kenderaan … 23 2.8.5 Penetapan Parkir Berdasarkan Zona ... 25
2.9 Pengawasan Parkir ... 25
2.9.1 Tilang ... 26
2.9.2 Derek ... 26
2.9.3 Gembok Roda ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..….……….……….. 29
3.1 Metoda Penentuan Lokasi Penelitian ……....……..……... 29
3.2 Data ……...……... 31
3.2.1 Jenis Data ………...………...…… 31
3.2.2 Sumber Data …………..……… 31
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data …………....……… 32
3.3 Metode Kualitatif dan Kuantitatif ………... 32
3.3.1 Metode Kualitatif Dalam Penelitian .……….… 32
3.3.2 Metode Kuantitatif Dalam Penelitian .……...……… 33
3.4. Pendekatan Penelitian …………....………... 34
3.5. Metode Analisis Data ………....………... 34
3.6 Prosedur Penelitian ... 36
3.7 Prosedur Analisis ... 37
3.7.1 Analisis Makro dan Mikro.…...…………... 37
3.7.2 Analisis Kapasitas Parkir ...……..…..……… 37
Parkir. ...…………..……… 38
3.7.5 Analisis Waktu Parkir Rata-rata ...…..………… 39
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN .…….………...….. 40
4.1 Kondisi geografis dan Administrasi Kota
Padangsidimpuan……... 40
4.2 Kependudukan ………..………... 41
4.3 Transportasi Kota Padangsidimpuan ...….………...…... 42
BAB V ANALISIS SISTEM PARKIR DI KAWASAN PASAR
BARU KOTA PADANGSIDIMPUAN ...……...…... 45
5.1. Karakteristik Parkir di Kawasan Pasar Baru Kota
Padangsidimpuan ………...…………...…… 45
5.1.1 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan KH. Agus
Salim ... 47
5.1.1.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 47
5.1.1.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 48
5.1.1.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama
Parkir ... 49
5.1.1.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 50
5.1.2 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan MH.
Thamrin ... 50
5.1.2.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 51
5.1.2.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 52
5.1.2.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir . 53
5.1.2.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 53
5.1.3 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan Patrice
Lumumba ... 54
5.1.3.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 54
5.1.3.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 55
5.1.3.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir .. 56
5.1.4 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan Patrice
Lumumba I ... 56
5.1.4.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 57
5.1.4.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 57
5.1.4.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir . 58 5.1.4.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 59
5.1.5 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan Patrice Lumumba II ... 59
5.1.5.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 59
5.1.5.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 60
5.1.5.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir . 61 5.1.5.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 62
5.1.6 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan WR. Supratman ... 62
5.1.6.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 62
5.1.6.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 63
5.1.6.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir .. 64
5.1.6.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 65
5.1.7 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan Merdeka ... 65
5.1.7.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 65
5.1.7.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 66
5.1.7.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir .. 67
5.1.7.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 68
5.2 Kajian Kapasitas Parkir ... 68
5.2.1 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan KH. Agus Salim ... 69
5.2.2 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan MH. Thamrin . 72 5.2.3 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan Patrice Lumumba ... 74
5.2.5 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan Patrice
Lumumba II ... 78
5.2.6 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan WR. Supratman ... 80
5.2.7 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan Merdeka ... 82
5.3 Kajian Fasilitas Perparkiran Tidak di Badan Jalan... 84
5.4 Kesesuaian Kapasitas Sediaan terhadap Volume di Lapangan …………...………...……….. 86
BAB VI KONSEP SISTEM PERPARKIRAN DI KAWASAN PASAR BARU KOTA PADANGSIDIMPUAN 6.1 Konsep Sudut Kemiringan Parkir ... 91
6.2 Konsep Tarif Retribusi Parkir ... 95
6.3 Konsep Pengelolaan Parkir ... 96
6.3.1 Konsep Sistem Kemitraan ... 97
6.3.2 Konsep Pengendalian Parkir ... 98
6.3.3 Faktor-faktor Keragaman Parkir ... 98
6.4 Konsep Pembagian Profit ... 100
BAB VII KONSEP MANAJEMEN SISTEM PARKIR DI KAWASAN PASAR BARU KOTA PADANGSIDIMPUAN ... 101
7.1 Konsep Instrumen Kebijakan Parkir ... 101
7.2 Konsep Kebijakan Tarif Parkir ... 101
7.3 Konsep Penerapan Tarif Parkir Berdasarkan Zona ... 103
7.4 Konsep Pembatasan Parkir Paruh Waktu ... 104
7.5 Konsep Pengontrolan Parkir ... 105
7.6 Konsep Aspek Legalitas dan Sanksi ... 106
7.6.1 Tilang ... 107
7.6.2 Derek ... 107
7.6.3 Gembok Roda ... 107
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109
8.2 R ekomendasi Sistem Manajemen Parkir ... 111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 30° ... 16
2.2 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 45° ... 16
2.3 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 60° ... 17
2.4 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 90° ... 18
4.1 Letak Geografis Kota Padangsidimpuan ... 41
4.2 Panjang Jalan Menurut Status, Jenis Permukaan dan Kondisi 2007 ... 42
4.3 Panjang Jalan Kota Padangsidimpuan Menurut Kondisi 2007... 43
5.1 Kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP) berdasarkan jenis kegiatan peruntukan parker ... 69
5.2 Rumus Kapasitas Maksimum Parkir Pada Badan Jalan oleh Warpani ... 69
5.3 Fasilitas Parkir yang ada pada Kawasan (off street parking) ... 85
5.4 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan di lapangan ... 87
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
1.1 Kerangka berpikir ... 5
2.1 Dimensi Standar Kenderaan ... 11
2.2 Lebar Bukaan Pintu ... 12
2.3 Volume Parkir per Waktu Tertentu ... 14
2.4 Parkir Paralel Pada Daerah Datar ... 15
2.5 Parkir Menyudut dengan Sudut 300 ... 16
2.6 Parkir Menyudut dengan Sudut 450 ... 16
2.7 Parkir Menyudut dengan Sudut 600 ... 16
2.8 Parkir Menyudut dengan Sudut 900 ... 17
2.9 Perhitungan volume atau satuan ruang Parkir ... 18
2.10 Kaitan antara tarif dengan pendapatan permintaan parkir ... 22
3.1 Sketsa Lokasi Studi... 29
4.1 Kota Padangsidimpuan ... 44
5.1 Peta Wilayah Kajian ... 46
5.2 Potongan Ruas Jalan pada jalan KH. Agus Salim ... 48
5.3 Potongan Ruas Jalan pada jalan MH. Thamrin ... 51
5.4 Potongan Ruas Jalan pada Jalan Partice Lumumba ... 54
5.5 Potongan Ruas Jalan pada jalan Patrice Lumumba I ... 57
5.6 Potongan Ruas jalan pada jalan Patrice Lumumba II ... 60
5.7 Potongan Ruas Jalan pada jalan WR Supratman ... 63
5.8 Potongan Ruas Jalan pada Jalan Merdeka ... 66
5.9 Tingkat Kemacetan Ruas Jalan pada Wilayah Studi ... 90
6.1 Konsep Parkir Jalan KH. Agus Salim dengan sudut Kemiringan 600 ... 91
6.2 Konsep Parkir Jalan MH. Thamrin dengan sudut Kemiringan 450 ... 92
6.3 Konsep Parkir Jalan Patrice Lumumba dengan sudut Kemiringan 600 ... 92
Kemiringan 600 ... 93
6.5 Konsep Parkir Jalan Patrice Lumumba II dengan sudut
Kemiringan 600 ... 93
6.6 Konsep Parkir Jalan WR. Supratman dengan sudut
Kemiringan 450 ... 94
6.7 Konsep Parkir Jalan Merdeka dengan sudut
DAFTAR GRAFIK
Grafik Judul Halaman
5.1 Akumulasi Parkir Pada Jalan KH. Agus Salim ... 49
5.2 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan KH. Agus Salim ... 50
5.3 Akumulasi Parkir Pada Jalan MH. Thamrin... 52
5.4 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan MH. Thamrin ... 53
5.5 Akumulasi Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba ... 55
5.6 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba ... 56
5.7 Akumulasi Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba I ... 59
5.8 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba I ... 59
5.9 Akumulasi Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba II ... 61
5.10 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba II ... 62
5.11 Akumulasi Parkir Pada Jalan WR. Supratman ... 64
5.12 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan WR. Supratman ... 65
5.13 Akumulasi Parkir Pada Jalan Merdeka ... 67
5.14 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan Merdeka ... 68
5.15 Kapasitas Parkir menurut Standard dan Kenyataan Pada Jalan KH. Agus Salim ... 71
5.16 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan Pada Jalan MH. Thamrin ... 73
5.17 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan Pada Jalan Patrice Lumumba ... 75
5.18 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan Pada Jalan Patrice Lumumba I ... 77
5.19 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan Pada Jalan Patrice Lumumba II ... 79
5.21 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan pada
Jalan Merdeka ... 83
5.22 Perbandingan Kapasitas Parkir antara Sediaan dengan
ABSTRAK
Masalah lalu lintas dan parkir merupakan masalah tipikal yang dialami oleh
kota-kota besar di dunia. Demikian pula halnya kawasan Pasar Baru kota
Padangsidempuan. Kendaraan yang parkir pada badan jalan sudah sangat
mengganggu kelancaran arus lalu lintas kawasan tersebut. Padahal menurut Pusat
Pendidikan dan Latihan Departemen Perhubungan Darat, seharusnya parkir di
pinggir jalan tidak boleh mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik perparkiran
kawasan tersebut, membuat perhitungan kapasitas parkir sesuai dengan tata guna
lahan yang ada, serta menentukan sistem manajemen perparkiran yang sesuai
dengan permasalahan parkir di kawasan tersebut.
Permasalahan utama pada kawasan ini adalah keterbatasan areal parkir di luar
badan jalan sehingga pengunjung harus memanfaatkan badan jalan untuk
memarkirkan kendaraannya. Sementara kapasitas parkir pada setiap ruas jalan
masih belum sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat (DJPD) atau berdasarkan rumus perhitungan Warpani.
Kemacetan tersebut juga semakin diperparah oleh sistem manajemen lalu lintas
dan parkir yang kurang baik pada kawasan tersebut.
Agar lalu lintas dan parkir di kawasan tersebut tidak kacau dan terhindar dari
kemacetan, diperlukan perhitungan yang matang serta didukung oleh sistem
manajemen lalu lintas dan parkir yang sesuai dengan tarikan lalu lintas dan parkir
untuk masing-masing ruas jalan pada kawasan tersebut.
ABSTRACT
Traffic and parking are two typical problems faced by many big cities in the world including the Pasar Baru area in Padangdisidempuan city. The vehicles parked on the side of the street have disrupted traffic in the area. Whereas according to the Education and Training Center of the Land Transportation Department, parking on the side of the street should not disrupt traffic. This research was aimed at identifying the parking characteristics in the area, calculating the parking capacity in accordance with the existing land utilization as well as determining the system of parking management based on the parking problems in the area. The main problem in this area was the limited parking space available on the outer side of the street so that visitors had to make use of the inner side of the street to park their vehicles. In addition, the parking capacity in every street had not met the standards issued by the Land Transportation Directorate General (DJPD) or the Warpani calculation formula. The traffic jams were aggravated by the bad system of traffic and parking management in the area. In order to avoid traffic jams and parking congestion in the area, accurate calculation and a system of traffic and parking management which agrees with the traffic and parking needs of every street in the area are needed.
Key Words: Parking, Capacity, and Management
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya
kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kegiatan manusia di dalamnya, terutama pada kawasan yang
memiliki prosentase yang tinggi atas kegiatan komersial dan jasa. Pusat aktivitas
kota pada umumnya mempunyai beberapa tipe penggunaan lahan. Pusat aktivitas
dapat berupa sebuah pusat bisnis kota (Central Business District), sebuah
kompleks universitas atau kelompok sekolah tinggi lainnya, kawasan industri,
pusat hiburan dan atau sebuah kawasan campuran dari beberapa semua yang telah
disebutkan di atas.
Tingginya intensitas aktivitas di kawasan pusat kota memberikan pengaruh
terhadap tarikan lalu lintas kendaraan bermotor yang besar dari wilayah-wilayah
sekitarnya. Akibatnya, banyak pengunjung yang menggunakan kendaraan dengan
berbagai kepentingan berkonsentrasi dengan menggunakan tempat parkir di
dalamnya, terutama parkir di sisi jalan (on street parking).
Di kawasan pusat kota biasanya persediaan ruang Parkir sangat terbatas,
terutama areal parkir di luar sisi jalan. Jika tidak ada penyediaan ruang parkir
yang memadai cenderung menggunakan sisi jalan sebagai tempat parkir, sehingga
mengakibatkan memburuknya kondisi lalu lintas, seperti kemacetan (kongesti)
terutama dirasakan pada jam-jam sibuk (peak hours), baik jam sibuk pagi hari
Masalah parkir juga merupakan masalah tipikal yang dialami oleh kota-kota
besar di dunia. Masalah parkir ini jika tidak ditangani dengan baik akan
memperparah masalah kemacetan lalu lintas. Hal ini disebabkan karena
pengaturan parkir yang jelek akan menyebabkan beberapa ruas jalan tertentu
berubah fungsi, pada akhirnya menyebabkan berkurangnya kapasitas ruas jalan
bersangkutan, serta pada gilirannya menyebabkan kemacetan di jalan tersebut.
Demikian halnya Kawasan Pasar Baru yang merupakan pusat Kota
Padangsidimpuan, merupakan campuran berbagai fungsi dan elemen perkotaan,
antara lain perdagangan dan perkantoran. Saat ini hampir semua sisi jalan
dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir (on street parking), yang menyebabkan
kapasitas ruas jalan berkurang, serta pada gilirannya hampir setiap saat terjadi
kemacetan lalu lintas. Manajemen lalu lintas dan parkir yang telah diterapkan di
kawasan Pasar Baru ini juga belum mampu mengurangi kemacetan dan
kesemerawutan kawasan ini.
1.2 Permasalahan
Masalah utama dari parkir adalah terbatasnya ruang parkir yang tersedia
dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang membutuhkan tempat areal parkir.
Hal ini disebabkan jaringan jalan yang sempit dan tempat parkir di luar jalan
sangat sedikit. Akibatnya adalah kendaraan yang parkir di trotoar dan di
sudut-sudut yang memungkinkan, menyebabkan bahaya kerusakan, dan
ketidaknyamanan bagi semua pihak. Dilihat dari hal semacam ini seharusnya di
Demikian pula halnya di kawasan Pasar Baru kota Padangsidimpuan, parkir
kendaraan roda empat berada pada sisi kiri dan kanan jalan dan terlihat
mengganggunya kelancaran arus lalu lintas. Padahal menurut Pusat Pendidikan
dan Latihan Departemen Perhubungan Darat 1995, seharusnya parkir yang
dilaksanakan di pinggir jalan tidak boleh mengganggu kelancaran lalu lintas. Oleh
sebab itu harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu arus
lalu lintas dan pada saat keluar masuk ke tempat parkir. Disamping perencanaan
fisik yang matang, juga diperlukan manajemen parkir yang baik.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengidentifikasi karakteristik perparkiran di kawasan pasar baru,
menyangkut dimensi lokasi parkir, volume dan akumulasi parkir, jumlah
kendaraan dan lama waktu parkir, jam puncak kendaraan parkir, dan jenis
kendaraan yang parkir.
2. Membuat perhitungan dan analisa terkait dengan kapasitas sediaan parkir
berdasarkan fungsi-fungsi yang dilayani/guna lahan pada kawasan tersebut
serta kapasitas parkir pada badan jalan (on street parking) untuk dilihat
kaitannya dengan kenyataan dilapangan sebagai perbandingan untuk evaluasi
sistem perparkiran kedepannya.
3. Merumuskan sistem manajemen perparkiran yang sesuai dengan
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun batasan atau ruang lingkup penelitian secara umum dibatasi oleh satu
zona bisnis dan perdagangan di kawasan Pasar Baru. Aspek yang dikaji adalah
aspek yang berkaitan dengan ragam pengelolaan dan karakteristik parkir yang bisa
dijadikan alasan penyebab kemacetan dan kesemrautan kawasan.
Secara khusus, lingkup penelitian yang dilakukan adalah:
1. Secara spasial penelitian ini difokuskan pada kawasan pasar baru.
2. Secara substansi penelitian ini difokuskan pada bagaimana menemukan
sistem manajemen perparkiran yang sesuai dengan permasalahan yang ada
dengan melakukan crosscheck antara kesesuaian kapasitas parkir terhadap
1.5 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan di dalam penelitian ini, antara lain seperti tergambar
pada gambar 1.1 di bawah ini:
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir
Temuan
Perumusan
Masalah
Tujuan
Penelitian
Analisa
Rekomendasi
Kesimpulan
Data
Pengolahan
Data
Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Parkir
Menurut Setijowarno & Frazila (2001) ada dua pengertian tentang parkir
yaitu tempat pemberhentian kenderaan sementara dan kemudian dijelaskan juga
adalah tempat pemberhentian kenderaan untuk jangka waktu yang lama atau
sebentar sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut keputusan Menteri Perhubungan No:66 tahun 1993 Tentang Fasilitas
Parkir untuk Umum dan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor:
272/HK.105/DRJD/1996 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas
Parkir disebut bahwa parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang
tidak bersifat sementara waktu. Kemudian pengertiaan parkir dipertegas lagi oleh
Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1998), parkir adalah keadaan tidak
bergerak setiap kendaraan yang tidak bersifat sementara waktu, sedangkan
berhenti adalah keadaan tidak bergerak atau suatu kendaraan untuk sementara
waktu dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya.
Tempat-tempat pemberhentian (parkir) kendaraan yang bersifat sementara
dan dalam waktu relatif singkat seperti untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang atau untuk bongkar barang. Tetapi ada juga kendaraan yang berhenti
untuk waktu yang relatif lama, misalnya untuk kegiatan belanja, ke kantor, ke
sekolah dan kegiatan lainnya, sehingga dibutuhkan tempat parkir bagi
kendaraan-kendaraan yang akan berhenti tersebut. Kegiatan parkir dapat dilakukan pada
2.2 Lokasi/Penempatan Fasilitas parkir
Berdasarkan cara penempatannya dan dalam operasional sehari-hari menurut
Setijowarno dan Frazila (2001) fasilitas parkir terdiri dari:
2.2.1 Fasilitas Parkir Pada Badan Jalan (on street parking)
Menurut Dirjen Perhubungan Darat (1998) pengertian fasilitas parkir pada
badan jalan mempunyai kesamaan dengan pengertian kawasan parkir. Fasilitas
parkir badan jalan adalah fasilitas parkir yang menggunakan pinggir/tepi badan
jalan. Fasilitas parkir pada badan jalan areal yang memanfaatkan badan jalan
sebagai fasilitas parkir, hanya pada kawasan parkir terdapat pengendalian parkir
melalui pintu masuk. Kemudian D. Setijowarno & R.B.Frazila (2001)
menjelaskan bahwa parkir di badan jalan adalah fasilitas parkir pada badan jalan.
Parkir pada badan jalan sangat dipengaruhi oleh sudut parkir, lokasi parkir
dan panjang jalan yang digunakan untuk parkir.
2.2.2 Fasilitas Parkir Di luar Badan Jalan (off street parking)
Fasilitas parkir di luar badan jalan menurut Dirjen Perhubungan Darat (1989),
adalah fasilitas parkir kendaraan yang tidak berada pada badan jalan atau langsung
menempati pada badan jalan, tetapi berada di luar badan jalan yang dibuat khusus.
Menurut Seijowarno dan Frazila (2001), fasilitas parkir bukan di badan jalan
adalah fasilitas parkir yang berada pada areal tertentu atau di luar badan jalan.
Dalam penempatan fasilitas parkir di luar badan jalan dapat dikelompokkan atas
a) Fasilitas untuk umum yaitu tempat parkir berupa gedung parkir atau taman
parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan sendiri.
b) Fasilitas parkir penunjang yaitu berupa gedung parkir atau taman parkir
yang disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama (Dirjen
Perhubungan Darat, 1998).
2.3 Status Parkir
Menurut statusnya parkir dapat dikelompokkan menjadi:
a) Parkir umum, adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah,
jalan-jalan, lapangan yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya
diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
b) Parkir khusus, adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang
dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pihak ketiga.
c) Parkir darurat adalah perparkiran yang berada ditempat-tempat umum,
baik yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan milik
atau penguasaan pemerintah daerah atau swasta, karena kegiatan insidentil.
d) Taman parkir adalah suatu areal/bangunan perparkiran yang dilengkapi
sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh pemerintah.
e) Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir
kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak
ketiga yang telah mendapat izin pemerintah daerah.
2.4 Parkir di Kawasan Perdagangan
Perdagangan merupakan suatu aktivitas perekonomian, dimana terjadi
transaksi antara produsen yang merupakan penghasil barang atau jasa dengan
konsumen yang merupakan pemakai barang ataupun jasa tersebut. Dalam proses
transaksi ini terjadi suatu hubungan langsung maupun dengan perantara. Beberapa
penulis mengungkapkan arti kawasan perdagangan ini secara berbeda, tetapi pada
dasarnya memiliki maksud yang sama, yaitu:
a) Kawasan perdagangan merupakan kawasan tempat berlangsungnya
berbagai aktivitas perdagangan seperti: penjual pakaian, sepatu,
buku-buku, radio, restaurant dan lain-lain dilengkapi bioskop dan tempat
hiburan.
b) Kawasan perdagangan adalah suatu kawasan yang paling komersial
diantara kawasan-kawasan lainnya yang ditata dan dirancang untuk
menjual barang dan jasa. Pada kenyataannya kawasan ini merupakan
kawasan bisnis yang berhubungan dengan kawasan sekitarnya.
c) Kawasan perdagangan adalah kawasan yang terdiri dari berbagai aktivitas
bisnis yang menyatu untuk melayani masyarakat sesuai dengan keinginan
dan kebutuhannya.
2.5 Pengaruh Parkir Terhadap Lingkungan
Kaitan terhadap lingkungan, Shirvani (1985) menyatakan bahwa perparkiran
memiliki dua pengaruh langsung terhadap kualitas lingkungan diperkotaan yaitu:
b) Menimbulkan visual impact (dampak visual) yang negatif terhadap bentuk
fisik dan struktur kota.
Suatu lingkungan yang tidak menyenangkan terutama di daerah perkotaan
dan pusat perdagangan sering dihubungkan dengan keadaan parkir kendaraan
yang tidak tertib dan terkesan semrawut. Nilai arsitektur kota dapat berkurang
sebagai akibat kesemrawutan kota. Pada sisi yang lain, parkir sangat dibutuhkan
sekali terutama pada pusat-pusat kegiatan, hal ini memudahkan untuk mencapai
akses dari jalan yang akan dituju.
2.6 Ukuran Satuan Ruangan Parkir
Satuan Ruang Parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan
(mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar
bukaan pintu. Ukuran satuan ruang parkir merupakan unit ukuran yang diperlukan
untuk memarkir kenderaan.
Untuk mengukur kebutuhan parkir digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP).
Menurut pedoman Teknis Penyelenggaraan Parkir, Penentuan besar SRP didasarkan
atas pertimbangan sebagai berikut:
a) Dimensi kendaraan standar
Dimensi Kendaraan Standar, merupakan ruang batas arah lateral dan
memanjang yang diperlukan untuk memarkirkan suatu kendaraan. Dimensi
kendaraan standar adalah kendaraan penumpang, dimana menurut standar
menurut Dirjen Perhubungan Darat adalah dengan ukuran 1,70 m x 4,70 m,
Keterangan:
a = jarak gandar h; = tinggi total; b = front overhang; L = panjang total; c = rear overhang; B = lebar total; d = lebar jarak
Gambar 2.1 Dimensi Standar Kenderaan
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
b) Ruang bebas kendaraan parkir
Berupa arah lateral dan arah longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah
lateral ditetapkan pada posisi kendaraan dibuka dan diukur dari ujung
paling luar pintu ke badan kendaraan yang ada di sampingnya pada saat
penumpang turun dari kendaraan. Jarak bebas arah lateral sebesar 5 cm
dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm, dengan rincian bagian
Keterangan:
B : Lebar Total L : Panjang O : Lebar Bukaan Pintu A1.O2 : Jarak R : Jarak Bebas Arah Bp : Lebar
[image:35.595.152.472.110.370.2]Lp : Panjang SRP
Gambar 2.2 Lebar Bukaan Pintu
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
Ukuran peruntukan ruang parkir suatu tempat parkir akan berbeda-beda
kebutuhannya berdasarkan jenis peruntukan parkir. Besarnya satuan ruang parkir
(SRP) sangat penting dalam perencanaan fasilitas parkir, karena besarnya satuan
ruang parkir berkaitan langsung dengan besarnya daya tampung lokasi parkir
tersebut.
2.7 Pengukuran Parkir
Untuk mengadakan evaluasi terhadap perparkiran yang sudah beroperasi,
maka diperlukan pengukuran parkir yaitu akumulasi parkir, volume parkir,
kapasitas parkir, lama waktu parkir dan pergantian parkir. Dari hasil pengukuran
parkir akan dapat diketahui karakteristik parkir pada lokasi tersebut misalnya
2.7.1 Akumulasi Parkir
Akumulasi Parkir merupakan jumlah kendaraan yang diparkir di suatu tempat
pada waktu tertentu (Hobbs, 1995). Integrasi dari kurva akumulasi parkir selama
periode tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam
satuan jam kendaraan (vehicle hours) per-periode waktu tertentu.
Kurva akumulasi parkir tempat ini meningkat tinggi antara jam 08.00-09.00
pagi, terutama pada tempat kerja dan akumulasi menurun terjadi pada sore hari
jam 14.30-18.00. Integrasi kurva akumulasi beban parkir pada periode waktu
tertentu mencerminkan nilai beban parkir selama waktu tersebut dan juga rata-rata
akumulasinya. Perbandingan antara akumulasi jam-jam puncak dengan akumulasi
rata-rata menunjukkan efisiensi fasilitas terpakai.
2.7.2 Volume Parkir
Volume parkir menyatakan jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban
parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu biasanya per hari).
Jumlah kendaraan per periode tertentu merupakan hasil integrasi kurva akumulasi
parkir untuk periode tertentu. Jumlah kenderaan parkir per periode waktu tertentu
Gambar 2.3 Volume Parkir per waktu tertentu
Sumber: Abu Bakar, 1995
2.7.3 Kapasitas Parkir
Kapasitas parkir adalah jumlah ruang parkir yang tersedia atau jumlah
kendaraan maksimum yang dapat di parkir di tempat parkir. Misalnya untuk
lokasi tertentu yang memiliki 50 unit ruang parkir kendaraan mobil penumpang,
maka disebutkan bahwa kapasitas parkir adalah 50. Besarnya kapasitas parkir
sangat tergantung pada posisi parkir. Namun dalam merencanakan posisi
perparkiran tidak hanya didasarkan kepada kapasitas maksimum, tetapi juga
mempertimbangkan kelancaran arus, keamanan, kelancaran sirkulasi kendaraan
parkir.
2.7.3.1Posisi/Sudut Parkir
Bila ditinjau posisi parkir dapat dibagi menjadi; parkir sejajar dengan sumbu
jalan atau yang bersudut 1800 (Gambar 2.4), parkir bersudut 300 (Gambar 2.5),
parkir bersudut 450 (Gambar 2.6), parkir bersudut 600 (Gambar 2.7), serta parkir
atau bersudut dibawah 900, tetapi lebih banyak mengurangi lebar jalan. Gambar
dan ketentuan-ketentuan untuk berbagai sudut parkir ditunjukkan dalam tabel 2.1,
tabel 2.2, tabel 2.3, dan tabel 2.4.
a) Parkir Paralel
Gambar 2.4 Parkir Paralel Pada Daerah Datar
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
b) Parkir Menyudut
i. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berlaku
untuk jalan kolektor dan lokal.
ii. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berbeda
berdasarkan besar sudut berikut:
Gambar 2.5 Parkir Menyudut dengan Sudut 300
Tabel 2.1 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 30°
Golongan A B C D E
I 2,30 4,60 3,45 4,70 7,60
II 2,50 5,00 4,30 4,85 7,75
III 3,00 6,00 5,35 5,00 7,90
[image:39.595.127.514.166.414.2]Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
Gambar 2.6 Parkir Menyudut dengan Sudut 450
[image:39.595.123.507.410.625.2]Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
Tabel 2.2 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 45°
Golongan A B C D E
I 2,30 3,50 2,50 5,60 9,30
II 2,50 3,70 2,60 5,65 9,35
III 3,00 4,50 3,20 5,75 9,45
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
Gambar 2.7 Parkir Menyudut dengan Sudut 600
Tabel 2.3 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 60°
Golongan A B C D E
I 2,30 2,90 1,45 5,95 10,55
II 2,50 3,00 1,50 5,95 10,55
III 3,00 3,70 1,85 6,00 10,60 Keterangan:
A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m) C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m)
M = ruang manuver (m) E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
Gambar 2.8 Parkir Menyudut dengan Sudut 900
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
Tabel 2.4 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 90°
Golongan A B C D E
I 2,30 2,30 - 5,40 11,20 II 2,50 2,50 - 5,40 11,20 III 3,00 3,00 - 5,40 11,20 Keterangan:
A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m) C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m) M = ruang manuver (m)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)
Sumber: Dirjen Perhubungan Darat
2.7.3.2 Volume/Satuan Ruang Parkir
Menurut Abubakar (1995), untuk menghitung volume atau satuan ruang
parkir (SRP) dipakai berbagai rumus tergantung dari posisi parkir pada kawasan
Gambar 2.9 Perhitungan volume atau satuan ruang Parkir
Sumber: Abu Bakar, 1995
2.7.4 Lama Waktu Parkir
Lama waktu parkir sangat tergantung dari maksud perjalanan. Misalnya suatu
parkir kendaraan yang tujuannya berbelanja akan lebih singkat dibandingkan bila
tujuannya adalah bekerja. Lama waktu parkir rata-rata perlu diketahui untuk dapat
2.8 Manajemen Sistem Parkir
2.8.1 Pengertian
a) Manajemen
Manajemen adalah proses khas yang terjadi dari kegiatan planning (P),
organizing (O), actuating (A), dan controlling (C). jika dikaitkan dengan
lalu lintas dan parkir, maka dengan manajemen diharapkan agar lalu lintas
dapat berjalan dengan aman, nyaman dan ekonomis. Pengertian ekonomis
dikaitkan dengan rasio proses out put dan input dalam proses manajemen.
Manajemen dapat berlangsung apabila tersedia input dasar yang lengkap
yaitu man (MI), money (M2), material (M3), machine (M4), dan method
(M5).
b) Manajemen sistem parkir
Manajemen sistem parkir, baik di dalam badan jalan (on street parking)
maupun di luar badan jalan (off street parking) merupakan hal penting
untuk mengendalikan lalu-lintas agar kemacetan, polusi dan kebisingan
dapat ditekan sambil meningkatkan standar lingkungan (Hoobs,1995).
Manajemen sistem parkir ditempuh melalui suatu kombinasi atas
pembatasan-pembatasan ruang, waktu dan biaya (Abubakar, 1995).
Manajemen waktu dan biaya berkaitan dengan usaha untuk
menyeimbangkan kebutuhan (demand) dengan menyediakan (supply) dan
pembayaran kembali atas investasi keuangan untuk pembangunan
2.8.2 Manajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintas dalam kaitan dengan parkir dapat dibagi atas 2 bagian
yaitu:
a) Manajemen lalu lintas di dalam ruang parkir.
Penyediaan ruang parkir yang cukup khususnya di pusat kegiatan
(perdagangan, pelayanan umum, pemerintahan, dll.) merupakan faktor
yang sangat penting di dalam sistem transportasi di daerah perkotaan.
Karena pertumbuhan kapasitas jalan raya (panjang dan lebar) lebih kecil
dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan/ moda angkutan. Hal
tersebut mengakibatkan banyaknya kendaraan yang diparkir di tepi jalan,
sehingga mengganggu arus lalu lintas di jalan yang bersangkutan dan
menimbulkan kemacetan.
Berhubungan dengan tersebut di atas, maka pusat-pusat kegiatan wajib
menyediakan ruang parkir yang cukup guna mengurangi gangguan lalu
lintas di jalan raya, sehingga seluruh ruas jalan raya yang mempunyai
volume lalu lintas ini tidak diperbolehkan untuk parkir.
Mengurangi gangguan kemacetan lalu lintas dengan melaksanakan off
street parking tidak terlalu mudah, mengingat lahan yang tersedia sangat
terbatas sedangkan pertumbuhan jumlah kendaraan meningkat dengan
pesat. Dengan pertimbangan hal tersebut, maka perlu dilakukan
manajemen lalu lintas baik dipusat-pusat kegiatan maupun di jalan raya
b) Manajemen lalu lintas di luar ruang parkir.
Manajemen lalu lintas di luar ruang parkir dilandasi oleh masukan
kebijakan dan uraian masukan kebijakan terutama terhadap proses
perencanaan dan pengontrolan. Sesuai uraian dalam masukan kebijakan
maka proses perencanaan pengaturan lalu lintas di luar ruang parkir secara
berjenjang, adalah sebagai berikut:
i. Rencana pengendalian tata guna lahan terutama besaran dan
sebenarnya meliputi kegiatan jasa, permukiman, industri dan
pertanian. Jika dikaitkan dengan parkir maka pengendalian besaran
dan sebaran kegiatan-kegiatan adalah: gedung perkantoran, pusat
perdagangan, pusat pemerintahan, pajak swalayan, tempat rekreasi,
hotel, rumah sakit, sekolah/ universitas, bioskop, tempat pertunjukan
dan tempat pertandingan olah raga.
ii. Rencana penyediaan ruang parkir di luar badan jalan sesuai dengan
kriteria minimum ruang parkir untuk semua jenis penggunaan lahan.
iii. Rencana pembatasan dan atau pelarangan parkir di tepi jalan utama
dan pembatasan parkir ditepi jalan.
iv. Rencana arus searah untuk jalan utama.
v. Rencana jalur prioritas untuk jalur angkutan.
vi. Rencana peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan angkutan
umum.
vii. Rencana pembatasan daerah operasi kendaraan pribadi.
ix. Rencana jalan akses dari dan ketempat ruang parkir.
2.8.3 Kebijakan Tarif Parkir
Kebijakan tarif parkir diharapkan untuk beberapa tujuan yaitu antara lain
untuk memaksimalkan retribusi parkir seperti ditunjukkan pada gambar 2.10:
pendapatan dan permintaan
pendapatan
permintaan
tarif tarif optimal
Gambar 2.10 Kaitan antara tarif dengan pendapatan permintaan parkir
Sumber: Abu Bakar, 1995
2.8.4 Pembatasan Ruang dan Waktu Parkir Kendaraan
Pembatasan lokasi/ruang parkir dimaksudkan untuk mengendalikan arus
lalu-lintas kendaraan pribadi ke suatu daerah tertentu atau untuk membebaskan suatu
daerah (koridor) tertentu dari kendaraan yang parkir di pinggir jalan karena alasan
lalu-lintas.
Pembatasan lamanya waktu parkir biasanya diwujudkan dengan penetapan
tarif progresif menurut lamanya waktu parkir. Dapat juga dilakukan pembatasan
waktu terhadap arus.
a) Alat pengukur parkir (parking meter), terdiri dari jam (stop watch),
dimana jam untuk mengukur lamanya parkir tersebut berputar sesuai
dengan jumlah uang yang dimasukkan. Jadi seolah-olah ada yang membeli
waktu pada ruang parkir tersebut. Alat pengukur tersebut di samping
memperlihatkan pembatasan waktu, sekaligus mengumpulkan uang juga.
b) Sistem kartu atau disk. Meminta satu kendaraan untuk memperagakan
kartu atau disk yang memperlihatkan waktu kedatangan kendaraan pada
ruang parkir. Peraturan setempat akan menentukan batas waktu kendaraan
tersebut diijinkan menunggu (parkir). Kartu dan disk disediakan di
toko-toko setempat, dimana dapat dengan tanpa dipungut biaya atau dengan
cara membelinya. Sistem kartu tersebut meminta pada pengemudi untuk
membolongi waktu, hari, bulan dan tahun. Harga setiap kartu sesuai
dengan ketentuan pemerintah daerah setempat dan kartu tersebut hanya
dapat digunakan satu kali.
c) Sistem karcis, dimana para pengemudi memarkir kendaraannya dan
membeli karcis untuk suatu lama parkir yang diperlukan. Pengguna akan
memperlihatkan karcis tersebut dari dalam kaca mobil. Pada saat mesin
tersebut mengeluarkan karcis maka mesin tersebut juga mencetak
kartunya.
d) Surat izin parkir perumahan, umumnya berbentuk sticker yang ditempel
pada bagian depan dan belakang kaca kendaraan yang menunjukkan
untuk menghindari adanya parkir liar juga untuk mengendalikan dan
keperluan keamanan penghuni perumahan atau kompleks tertentu.
2.8.5 Penetapan Parkir berdasarkan Zona
Kebijakan tarip berdasarkan zona ini bisa dilakukan dengan:
a) Berdasarkan waktu atau yang biasa disebut sebagai progresip, semakin
lama semakin mahal yang bisa dilakukan dengan cara satu atau dua jam
pertama flat setelah itu bertambah dengan bertambahnya waktu,
sebagaimana sudah banyak diterapkan diberbagai tempat perbelanjaan di
kota-kota besar. Di berbagai negara eropa bahkan diberlakukan tarip per
15 menit dan kadang dibatasi maksimum 2 jam.
b) Berdasarkan zona, zona dipusat kegiatan diberlakukan tarip yang lebih
mahal ketimbang zona yang ada dipinggiran kota ataupun diluar kota.
c) Tarip bulanan yang biasa diterapkan kepada pemarkir kendaraan reguler
disuatu tempat parkir, misalnya pada lokasi perkantoran terhadap pekerja
yang bekerja dikantor yang bersangkutan, apartemen terhadap penghuni.
2.9 Pengawasan Parkir
Pelaksanaan pengawasan yang disertai dengan penegakan hukum yang tegas
merupakan langkah yang penting dalam pengendalian parkir untuk
mempertahankan kinerja lalu lintas. Langkah yang penting dalam pengawasan
parkir antara lain meliputi penilangan pelanggaran parkir oleh Polisi Lalu Lintas,
pemasangan gembok roda sehingga dapat menimbulkan efek jera bagi pelanggar
atau melanggar larangan parkir. Beberapa cara yang biasa dilakukan terhadap
pelanggaran parkir khususnya pelanggaran parkir dipinggir jalan adalah sebagai
berikut:
2.9.1 Tilang
Merupakan cara yang paling umum dilakukan terhadap pelanggaran parkir di
pinggir jalan. Formulir tilang merupakan perlengkapan standar petugas Polisi Lalu
Lintas yang sedang patroli, dan kalau petugas yang bersangkutan menemukan
pelangaran parkir, langsung menerbitkan tilang kepada pelanggar. Yang menjadi
masalah yang biasa ditemukan petugas patroli adalah pengemudi meninggalkan
kendaraan, dalam hal yang demikian Polisi dapat menderek mobil yang melanggar
parkir ataupun melakukan penggembokan roda.
2.9.2 Derek
Cara yang lain yang juga bisa dilakukan, terutama bila pengemudi
meninggalkan kendaraan adalah melakukan penderekan kendaraan yang
melakukan pelanggaran parkir. Pengemudi selanjutnya mengambil ke pool tempat
kendaraan yang diderek dikumpulkan serta mendapatkan surat Tilang.
2.9.3 Gembok Roda
Gembok roda adalah perangkat untuk menghambat kendaraan yang
melanggar aturan larangan parkir dijalankan dengan mengembok salah satu roda
sehingga kendaraan yang melanggar terkunci. Untuk membuka gembok roda,
untuk membuka kunci setelah membayar denda atas pelanggaran yang
dilakukannya.
Pemasangan gembok roda ini merupakan perangkat penegakan hukum yang
banyak digunakan di Eropa dan Amerika Serikat, dan sekarang sudah mulai
digunakan di Jakarta dan Palembang. Di Jakarta prosedural penerapan sanksi
gembok roda para pemilik kendaraan diberikan toleransi waktu 15 menit bagi para
pemilik untuk segera memindahkan kendaraan masing-masing jika tidak ingin
dilakukan penggembokan. Bila waktu toleransi habis, petugas Dishub akan
menggembok bagian depan dan menempel surat pemberitahuan di kaca mobil.
Pemilik kendaraan juga akan mendapat surat Tilang dari kepolisian. Bila pemilik
kendaraan ingin gembok dibuka, ia harus membayar denda di Kantor Dishub di
Jatibaru.
Dasar hukum menggembok kendaraan yang salah parkir di Jakarta adalah
Peraturan Daerah No 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Kereta
Api, Sungai dan Danau, serta Penyeberangan. Juga Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan. Dalam
penggembokan mobil yang diparkir liar, jika dalam jangka l0 menit hingga
setengah jam, kunci tidak kunjung diambil di kantor Dishub, aparat akan
menderek mobil yang diparkir liar itu. Biaya derek Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Metoda Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi kajian terletak di kawasan Pasar Baru kota Padangsidimpuan, yaitu
kawasan yang secara umum merupakan pusat perdagangan grosir dan eceran. Di
dalam penelitian ini dilakukan pembagian segmen kawasan parkir agar
memudahkan peneliti untuk mendata menurut penempatan parkir dan menurut
status parkir
Dalam penentuan kawasan penelitian untuk setiap segmen diambil titik tolak
sebagai berikut:
a) Persimpangan jalan untuk mempermudah menentukan segmen.
b) Jenis aktifitas perdagangan maupun kegiatan yang membedakan suatu
kawasan dengan kawasan lain dan dapat merupakan ciri khas suatu
segmen.
Dari uraian diatas, maka segmen kawasan kajian dibagi menjadi beberapa
bagian, seperti tergambar pada gambar 3.1, sebagai berikut:
a) Jalan KH. Agus Salim berbatasan dengan persimpangan Jalan Merdeka
b) Jalan MH. Thamrin berbatasan dengan persimpangan Jalan KH. Agus
Salim
c) Jalan Merdeka sepanjang ruas alun-alun kota
d) Jalan Patrice Lumumba berbatasan dengan persimpangan Jalan Merdeka
e) Jalan Patrice Lumumba I berbatasan dengan persimpangan Jalan Merdeka
dan Jalan MH. Thamrin
f) Jalan Patrice Lumumba II berbatasan dengan persimpangan Jalan Merdeka
dan Jalan MH.Thamrin
g) Jalan WR Supratman berbatasan dengan persimpangan Jalan MH.
[image:51.595.210.444.279.716.2]Thamrin
3.2. Data
Data merupakan elemen penting yang akan mendukung penelitian yang akan
dilakukan. Data diperoleh dari berbagai sumber yang dianggap relevan dengan
penelitian yang dilakukan.
3.2.1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui pengamatan langsung
pada kawasan kajian. Data sekunder adalah data yang lebih dulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri walaupun yang
dikumpulkan tersebut sesungguhnya data yang asli. Data sekunder diperoleh dari
instansi dan publikasi melalui media massa maupun elektronik yang terkait sesuai
dengan kajian penelitian ini.
3.2.2. Sumber Data
Dalam penulisan ini data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh
dari survey yang dilaksanakan selama beberapa hari di daerah Pasar Baru kota
Padangsidimpuan dan data dari responden melalui wawancara. Sedangkan data
sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi terkait dan perpustakaan. Di dalam
penelitian ini data sekunder berupa data yang diperoleh dari instansi BPP (Badan
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mencapai tujuan dari penelitian ini pengumpulan data dibagi menjadi
dua yaitu teknik pengumpulan data sekunder dan teknik pengumpulan data
primer. Pengumpulan data primer dilakukan melalui:
a) Keragaman parkir diperoleh melalui pengamatan lapangan dan
membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan yang terkait dengan
keberagaman dan keseragaman parkir.
b) Pengukuran parkir yang meliputi data kapasitas, volume, jenis lama waktu
parkir dilakukan dengan cara survey dengan metode survey patroli.
c) Karakteristik parkir seperti waktu maksimum dan lain-lain diperoleh
dengan cara perhitungan berdasarkan literatur yang ada.
Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil
data dari literatur-literatur yang berhubungan dengan perparkiran, data dari Biro
Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perhubungan Kota Padangsidimpuan.
3.3 Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Menurut Moleong (1977) dalam melakukan penelitian ada jenis metode yang
dapat digunakan yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.
3.3.1 Metode Kualitatif dalam penelitian
Pada penelitian ini metode penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui
keragaman parkir dari pengelola parkir mulai dari juru parkir sampai dengan
Badan Pengelola Perparkiran kota Padangsidimpuan. Konsep wawancara
juru parkir untuk setiap segmen yang ditinjau. Pertanyaan dalam wawancara
merupakan aspek-aspek keseragaman dan keberagaman pengelola parkir.
3.3.2 Metode Kuantitatif dalam penelitian
Metode kuantitatif lebih didasarkan pada perhitungan persentasi, rata-rata dan
statistik lainnya sebagai dasar analisis. Dengan kata lain penelitian kuantitatif
lebih banyak terkait dengan perhitungan/angka atau kuantitas. Metode kuantitatif
dalam kajian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik parkir di kawasan
Pasar Baru kota Padangsidimpuan. Pengukuran untuk mendapatkan karakteristik
parkir dilakukan dengan tahapan:
a) Pengukuran denah jalan dan bangunan kawasan Pasar Baru.
b) Penentuan segmen parkir yang dibatasi oleh ruas jalan dan persimpangan.
c) Survey dengan cara patroli, Hobbs (1995) merekomendasikan survey ini
untuk mengetahui jumlah kendaraan yang parkir, jenis kendaraan parkir
dan lama waktu parkir di tiap segmen yang menjadi wilayah studi. Dengan
demikian dapat diperoleh akumulasi parkir selama waktu survey. Selain
menghitung kendaraan parkir survey juga mencatat plat kendaraan parkir,
maka dapat diketahui selama beberapa kali interval patrol sebuah
kendaraan di parkir dan dengan demikian didapat informasi tentang lama
waktu parkir. Bagian wilayah yang diamati dapat di survey dengan
berjalan kaki atau dengan kendaraan berkeliling dengan rute wilayah yang
sudah ditentukan. Setiap rute memerlukan satu orang pengamat sehingga
pelaksanaan survey dalam penelitian ini minimal membutuhkan dua orang
3.4 Pendekatan Penelitian
Untuk dapat mengetahui secara lebih utuh dan jelas mengenai pengelolaan
fasilitas parkir dan juga kaitannya dengan keragaman dalam pengelolaan fasilitas
parkir yakni keragaman penyediaan dan pengelolaan fasilitas parkir. Lokasi/
penempatan fasilitas parkir dan keragaman operasional fasilitas parkir. Maka
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-rasionalistik. Pendekatan
yang dilakukan didasarkan atas beberapa tinjauan pustaka dan landasan
konseptual yang dapat dijadikan sebagai sebuah pegangan. Seluruh tinjauan
pustaka dan landasan konseptual tersebut dikonstruksikan menjadi sesuatu
problematik dan acuan yang perlu diteliti lebih lanjut untuk ditemukan sebuah
hasil penelitian. Tujuan dari rasionalistik adalah untuk mencari generalisasi (hal
yang khusus menjadi sesuatu yang umum) dari semua apa yang diperoleh di
lapangan.
3.5 Metode Analisis Data
Penelitian tentang “Kajian Manajemen Perparkiran di Kawasan Pasar Baru
Kota Padangsidimpuan” dilakukan dengan menggunakan metode “Analisis
Deskriptif Kualitatif”. Metode tersebut dilakukan dengan menganalisa seluruh
data kualitatif dari temuan di lapangan secara deskripsi, katagorisasi dan
komparasi. Ketiga Analisis tersebut dilakukan adalah untuk menjawab tujuan
penelitian yang akan dilakukan, yaitu:
a) Mengidentifikasi karakteristik perparkiran di kawasan pasar baru,
kendaraan dan lama waktu parkir, jam puncak kendaraan parkir, dan jenis
kendaraan yang parkir.
b) Membuat perhitungan dan analisa terkait dengan kapasitas sediaan parkir
berdasarkan fungsi-fungsi yang dilayani/guna lahan pada kawasan tersebut
serta kapasitas parkir pada badan jalan (on street parking) untuk dilihat
kaitannya dengan kenyataan dilapangan sebagai perbandingan untuk
evaluasi sistem perparkiran kedepannya.
c) Menemukan sistem manajemen perparkiran yang sesuai dengan
permasalahan perparkiran di kawasan tersebut.
Pembahasan dalam penelitian terhadap kondisi saat ini dari pengelolaan
fasilitas parkir yang diamati, yang diperoleh dari observasi langsung ke lapangan
yang diikuti dengan wawancara langsung dengan pengelolaan fasilitas parkir dan
juru parkir. Dalam metode ini juga dilakukan dengan menginventarisasi kenyataan
yang ada di lapangan yang diperoleh selain melalui observasi langsung, juga
didukung oleh dokumen dan gambar. Hasil yang diperoleh dari observasi
lapangan selanjutnya diperbandingkan dengan landasan konseptual yang ada,
sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan penelitian.
Untuk mendapatkan analisis yang lebih lengkap dan untuk memperkuat
temuan di lapangan, maka sebagai penunjang dalam penelitian ini juga
menggunakan data kuantitatif.
3.6 Prosedur Penelitian
Kerangka pemikiran untuk melakukan penelitian ini dari latar belakang
selanjutnya ditinjau untuk ditemukan beberapa permasalahan yang terkait dengan
penelitian. Dari berbagai permasalahan yang ada pada kawasan penelitian
selanjutnya disesuaikan dengan tujuan penulisan apakah sudah mendukung tujuan
penulisan tersebut.
Seluruh temuan di lapangan baik berupa keragaman pengelola fasilitas parkir
serta faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman tersebut dijalankan,
selanjutnya diolah melalui sebuah analisis secara deskripsi, kategori dan
komparasi. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan melihat tiga parameter
keragaman pengelola fasilitas parkir yaitu keragaman penyediaan fasilitas parkir,
keragaman lokasi/ penempatan fasilitas parkir dan keragaman operasional fasilitas
parkir. Parameter yang ditinjau tersebut disesuaikan dengan landasan konseptual
yang ada.
Dari hasil pengukuran parkir akan diperoleh karakteristik parkir dan
besaran-besaran yang menyangkut volume kendaraan parkir, lama waktu parkir dan pakir
turn over. Data ini di analisis dan dapat mengukur tingkat kemacetan dan
kepadatan parkir daerah kawasan parkir di kawasan Pasar Baru kota
Padangsidimpuan, untuk selanjutnya dapat diambil kesimpulan untuk dikeluarkan
rekomendasi penelitian.
Dari temuan penelitian dapat disimpulkan apa yang menjadi tujuan penelitian
sehingga saran-saran dari penelitian ini terhadap penataan parkir dan pengelolaan
manajemen parkir Pasar Baru kota Padangsidimpuan menjadi lebih terarah dan
3.7 Prosedur Analisis
Prosedur atau langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk dapat
menjawab tujuan penelitian ini adalah:
3.7.1 Analisis Makro dan Mikro
Secara makro terutama kawasan-kawasan yang berhampiran dengan Pasar
Baru kota Padangsidimpuan. Secara mikro adalah analisis terhadap
segmen-segmen parkir yang akan dijadikan bahan penelitian karakteristik parkir di
kawasan Pasar Baru kota Padangsidimpuan.
3.7.2 Analisis Kapasitas Parkir
Analisis kapasitas parkir menggunakan pendekatan Suwarjoko Warpani
dalam menghitung kapasitas parkir di suatu kawasan berdasarkan segmen parkir
yang sudah ditetapkan di langkah pertama. Dari pendekatan tersebut dapat
diketahui kapasitas optimal dari masing-masing segmen yang diteliti untuk
selanjutnya akan dilihat bagaimana pemanfaatannya. Dari pengamatan awal
didapatkan di lapangan bahwa lokasi parkir sudah memiliki kotak parkir yang
mengikuti cara dan ukuran yang disyaratkan Warpani.
3.7.3 Analisis Volume dan Waktu Parkir
Data yang diperoleh dari formulir pengambilan data dikelompokkan menjadi
interval waktu kendaraan parkir dan sejumlah kenderaan parkir pada waktu-waktu
tersebut. Dari analisis ini akan terlihat volume kendaraan parkir pada jam-jam
puncak. Dari data yang ada pada setiap hari survey akan didapat volume rata-rata
menjumlahkan volume kendaraan puncak pada 6 hari survey dibagi dengan enam.
Cara perhitungan ini dengan mengikuti cara perhitungan yang direkomendasikan
oleh F.D. Hobbs.
Pembahasan yang dapat dilakukan dari analisis data ini adalah (1) jam-jam
puncak kendaraan parkir pada setiap hari survey (2) volume puncak pada setiap
hari survey dapat mengukur kapasitas parkir yang ada dengan kendaraan yang
survey (3) volume rata-rata puncak akan dijadikan sebagai alat untuk mengukur
secara keseluruhan perbandingan kapasitas dengan kendaraan yang akan parkir.
3.7.4 Analisis Jumlah dan Jenis Kendaraan terhadap Lama Parkir
Data yang diperoleh dari formulir pengukuran parkir di masukkan ke dalam
tabel dengan kategorisasi nomor plat kendaraan,jenis kendaraan dan lama parkir
(dalam jam ). Dari sini akan diperoleh kendaraan dengan nomor plat tertentu
parkir di segmen tertentu selama waktu tertentu. Jika ditemukan pengulangan, plat
nomor kendaraan parkir pada segmen yang sama maka kendaraan yang parkir
dianggap sama dan waktu parkirnya di jumlahkan. Karena bisa terjadi kendaraan
pada segmen yang sama parkir pada jam tertentu selanjutnya meninggalkan
parkiran parkir kembali ke segmen tersebut tapi pada posisi yang berbeda. Tetapi
pada proses pencatatan seolah-olah kendaraan tersebut berbeda tapi pada dasarnya
adalah sama.
Pembahasan yang dapat dilakukan pada analisis data ini adalah:
a) Jumlah kendaraan dan persentasi kendaraan yang parkir pada 2 jam
3.7.5 Analisa Waktu Parkir Rata-rata
Data survey harian dari formulir pengukuran dikelompokkan ke dalam
kategori lama parkir dan frekuensi. Perkalian dari frekuensi dengan lama parkir
dibagi frekuensi akan menghasilkan lama kendaraan parkir rata-rata pada hari
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis Dan Administrasi Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan terletak pada garis 10081 - 10281 Lintang Utara 10 29
281 Lintang Utara dan - 990 131 Bujur Timur – 990 201 Bujur Timur sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Psp Timur),
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Psp
Batang Angkola), sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan
(Kecamatan Psp Barat/ Kecamatan Siais) dan di sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Psp Timur).
Luas wilayah kota Padangsidimpuan adalah 14.685 km2 yang dikelilingi oleh
beberapa bukit dan terletak 260,00-1100,00 m di atas permukaan laut. Kota
Padangsidimpuan tergolong keadaan daerah yang beriklim sedang dengan suhu
22,50C – 240C yang dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai.
Sebagaimana kabupaten/kota lainnya, kota Padangsidimpuan mempunyai dua
musim, yaitu musim panas (kemarau) yang terjadi pada bulan Maret sampai
dengan bulan Agustus sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan September
Tabel 4.1 Letak Geografis Kota Padangsidimpuan
1. Letak Padangsidimpuan : 10081 - 10281 Lintang Utara Padangsidimpuan : 990131 - 990201 Bujur Timur 2. Luas Wilayah : 14.684.680 Ha
3. Letak diatas permukaan laut : 260 – 1.100 m
4. Ketinggian di atas permukaan laut Padangsidimpuan Tenggara 271,7 Padangsidimpuan Selatan 304,6 Padangsidimpuan Batunadua 948,7 Padangsidimpuan Utara 424,2 Padangsidimpuan Hutaimbaru 506,2 Padangsidimpuan Angkola Julu 681,4
5. Batas – batas Wilayah
a. Sebelah Utara Kec. Psp. Timur
b. Sebelah Selatan Kec. Batang Angkola dan Kec. Siais c. Sebelah Barat Kec. Psp. Barat dan Kec. Siais d. Sebelah Timur Kec. Psp. Timur
Sumber: Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan.
4.2 Kependudukan
Jumlah penduduk kota Padangsidimpuan pada pertengahan Juni tahun 2007
diperkirakan berjumlah 185.132 jiwa. Dari 6 (enam) Kecamatan dan 79 (tujuh
puluh sembilan) Desa/K