• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Manajemen Perparkiran Perkotaan Studi Kasus : Kawasan Pasar Baru Kota Padangsidimpuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Manajemen Perparkiran Perkotaan Studi Kasus : Kawasan Pasar Baru Kota Padangsidimpuan"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN MANAJEMEN PERPARKIRAN

PERKOTAAN

STUDI KASUS :

KAWASAN PASAR BARU

KOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

OLEH

ARFAN HARAPAN SIREGAR

087020004

PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KAJIAN MANAJEMEN PERPARKIRAN

PERKOTAAN

STUDI KASUS :

KAWASAN PASAR BARU

KOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister Teknik

Dalam Program Studi Magister Teknik Arsitektur

Pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

OLEH

ARFAN HARAPAN SIREGAR

087020004

PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERNYATAAN

KAJIAN MANAJEMEN PERPARKIRAN

PERKOTAAN

STUDI KASUS :

KAWASAN PASAR BARU

KOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Nopember 2010
(4)

Judul Tesis : KAJIAN MANAJEMEN PERPARKIRAN PERKOTAAN STUDI KASUS: KAWASAN PASAR BARU KOTA PADANGSIDIMPUAN

Nama Mahasiswa : Arfan Harapan Siregar

Nomor Pokok : 087020004

Program Studi : Teknik Arsitektur

Menyetujui Komisi Pembimbing

(A/Prof. A. Majid Ismail B.Arch,M.Arch,PhD.) (Beny OY. Marpaung, ST,MT,PhD.)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

Magister Teknik Arsitektur USU, Fakultas Teknik USU

(Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, PhD.) (Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME.)

(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 04 Nopember 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : A/Prof. Abdul Majid Ismail B.Arch, M.Arch, PhD. Anggota : 1. Beny Octofryana Yousca Marpaung, ST, MT, PhD.

2. Ir. N. Vinky Rahman, MT. 3. Hajar Suwantoro, ST, MT.

(6)

ABSTRAK

Masalah lalu lintas dan parkir merupakan masalah tipikal yang dialami oleh

kota-kota besar di dunia. Demikian pula halnya kawasan Pasar Baru kota

Padangsidempuan. Kendaraan yang parkir pada badan jalan sudah sangat

mengganggu kelancaran arus lalu lintas kawasan tersebut. Padahal menurut Pusat

Pendidikan dan Latihan Departemen Perhubungan Darat, seharusnya parkir di

pinggir jalan tidak boleh mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik perparkiran

kawasan tersebut, membuat perhitungan kapasitas parkir sesuai dengan tata guna

lahan yang ada, serta menentukan sistem manajemen perparkiran yang sesuai

dengan permasalahan parkir di kawasan tersebut.

Permasalahan utama pada kawasan ini adalah keterbatasan areal parkir di luar

badan jalan sehingga pengunjung harus memanfaatkan badan jalan untuk

memarkirkan kendaraannya. Sementara kapasitas parkir pada setiap ruas jalan

masih belum sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat (DJPD) atau berdasarkan rumus perhitungan Warpani.

Kemacetan tersebut juga semakin diperparah oleh sistem manajemen lalu lintas

dan parkir yang kurang baik pada kawasan tersebut.

Agar lalu lintas dan parkir di kawasan tersebut tidak kacau dan terhindar dari

kemacetan, diperlukan perhitungan yang matang serta didukung oleh sistem

manajemen lalu lintas dan parkir yang sesuai dengan tarikan lalu lintas dan parkir

untuk masing-masing ruas jalan pada kawasan tersebut.

(7)

ABSTRACT

Traffic and parking are two typical problems faced by many big cities in the world including the Pasar Baru area in Padangdisidempuan city. The vehicles parked on the side of the street have disrupted traffic in the area. Whereas according to the Education and Training Center of the Land Transportation Department, parking on the side of the street should not disrupt traffic. This research was aimed at identifying the parking characteristics in the area, calculating the parking capacity in accordance with the existing land utilization as well as determining the system of parking management based on the parking problems in the area. The main problem in this area was the limited parking space available on the outer side of the street so that visitors had to make use of the inner side of the street to park their vehicles. In addition, the parking capacity in every street had not met the standards issued by the Land Transportation Directorate General (DJPD) or the Warpani calculation formula. The traffic jams were aggravated by the bad system of traffic and parking management in the area. In order to avoid traffic jams and parking congestion in the area, accurate calculation and a system of traffic and parking management which agrees with the traffic and parking needs of every street in the area are needed.

Key Words: Parking, Capacity, and Management

 

 

 

 

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmatNya sehingga penelitian dengan judul “Kajian Manajemen

Perparkiran Perkotaan di Kawasan Pasar Baru Kota Padangsidimpuan” dapat

selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penelitian ini dikerjakan untuk

memenuhi persyaratan mata kuliah PPs – 699 Tesis pada Program Magister

Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimakasih yang tak terhingga

kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. D

D.T.M.&H., M.Sc. (C.T.M.), Sp.A.(K.).

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Ir.

3. Ketua Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Ibu Ir. Dwira Nirfalini

Aulia, MSc, PhD.

4. Sekretaris Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Ibu Beny Octofryana

Yousca Marpaung, ST, MT, PhD.

5. Koordinator Manajemen Pembangunan Kota, Bapak Achmad Delianur

Nasution, ST, MT, IAI.

6. Dosen Pembimbing I, Bapak A/Prof. Abdul Majid Ismail, B. Arch, M. Arch,

PhD, atas bimbingan dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Dosen Pembimbing II, Ibu Beny Octofryana Yousca Marpaung, ST, MT,

PhD. atas bimbingan dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Para Staff Pengajar dan Penguji Magister Teknik Arsitektur Universitas

Sumatera Utara yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas materi

perkuliahan dan masukan-masukan yang sangat berarti dalam menyelesaikan

(9)

9. Ibu Novi Yanthi sebagai administrasi Program Magister Teknik Arsitektur

Universitas Sumatera Utara.

10. Pimpinan dan Staf Pemerintahan Kota Padangsidempuan atas data-data yang

diperlukan .

11. Isteriku Ir. Suryana Lubis dan anak-anakku tercinta Arfian Syahputra Siregar,

Arfandi Rizki Siregar, dan Athifah Putri Siregar

12. Rekan-rekan Magister Manajemen Pembangunan Kota angkatan 2008: Lucy,

Asmadi, Bayhaki, Bernas, Raimundus, Jayadin, Hendra, Muara, Yani, Sahid,

Erwin, Amsuardiman, Armelia.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari terdapat

kekurangan-kekurangan yang diharapkan dapat disempurnakan atas bimbingan dan masukan

dari pembimbing, penguji, dan pembaca.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dan memberi manfaat bagi

semua pihak yang membutuhkannya. Terimakasih...!

Medan, Nopember 2010

Penyusun,

Arfan Harapan Siregar – 087020004  

 

 

 

 

(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arfan Harapan Siregar

Alamat : Kompleks DPR Blok D No. 8 Padangsidimpuan

Agama : Islam

Tempat/Tanggal Lahir : Tapanuli Selatan, 11 Maret 1965

Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak ke : 4 dari 8

Warga Negara : Indonesia

Nama Ayah : Stn. Tagor Siregar (Alm.)

Nama Ibu : Hj. Basariah Harahap

Nama Istri : Ir. Suryana Lubis

Nama Anak : Arfian Syahputra Siregar

Arfandi Rizki Siregar

Athifah Putri Siregar

Pendidikan Formal : SD Negeri Sabungan Jae Tapanuli Selatan (tamat tahun 1978)

SMP Negeri 4 Padangsidimpuan

(tamat tahun 1983)

SMA Negeri 4 Padangsidimpuan

(tamat tahun 1986)

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ………..……... 1

1.2 Permasalahan ………...……... 2

1.3.Tujuan Penelitian ...……….. 3

1.4.Ruang Lingkup Penelitian ………...…... 4

1.5.Kerangka Berfikir ………....…………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 6

2.1 Pengertian Parkir ………..…………...……….. 6

2.2 Lokasi/Penempatan Lokasi Parkir ... 7

2.2.1 Fasilitas Parkir pada Badan Jalan (on street parking) ... 7

2.2.2 Fasilitas Parkir di Luar Badan Jalan (off street Parking) ... 7

2.3 Status Parkir ... 8

2.4 Parkir di Kawasan Perdagangan ... 9

2.5 Pengaruh Parkir Terhadap Lingkungan... 10

2.6 Ukuran Satuan Ruang Parkir…………... 10

2.7 Pengukuran Parkir ………... 12

(12)

2.7.3 Kapasitas Parkir... 14

2.7.3.1 Posisi Sudut Parkir ... 14

2.7.3.2 Volume/Satuan Ruang Parkir ... 18

2.7.4 Lama Waktu Parkir... 19

2.8 Manajemen Sistem Parkir ... 20

2.8.1 Pengertian…...………..…………... 20

2.8.2 Manajemen Lalu Lintas ……... 21

2.8.3 Kebijakan Tarif Parkir………...……....…... 23

2.8.4 Pembatasan Ruang dan Waktu Parkir Kenderaan … 23 2.8.5 Penetapan Parkir Berdasarkan Zona ... 25

2.9 Pengawasan Parkir ... 25

2.9.1 Tilang ... 26

2.9.2 Derek ... 26

2.9.3 Gembok Roda ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..….……….……….. 29

3.1 Metoda Penentuan Lokasi Penelitian ……....……..……... 29

3.2 Data ……...……... 31

3.2.1 Jenis Data ………...………...…… 31

3.2.2 Sumber Data …………..……… 31

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data …………....……… 32

3.3 Metode Kualitatif dan Kuantitatif ………... 32

3.3.1 Metode Kualitatif Dalam Penelitian .……….… 32

3.3.2 Metode Kuantitatif Dalam Penelitian .……...……… 33

3.4. Pendekatan Penelitian …………....………... 34

3.5. Metode Analisis Data ………....………... 34

3.6 Prosedur Penelitian ... 36

3.7 Prosedur Analisis ... 37

3.7.1 Analisis Makro dan Mikro.…...…………... 37

3.7.2 Analisis Kapasitas Parkir ...……..…..……… 37

(13)

Parkir. ...…………..……… 38

3.7.5 Analisis Waktu Parkir Rata-rata ...…..………… 39

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN .…….………...….. 40

4.1 Kondisi geografis dan Administrasi Kota

Padangsidimpuan……... 40

4.2 Kependudukan ………..………... 41

4.3 Transportasi Kota Padangsidimpuan ...….………...…... 42

BAB V ANALISIS SISTEM PARKIR DI KAWASAN PASAR

BARU KOTA PADANGSIDIMPUAN ...……...…... 45

5.1. Karakteristik Parkir di Kawasan Pasar Baru Kota

Padangsidimpuan ………...…………...…… 45

5.1.1 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan KH. Agus

Salim ... 47

5.1.1.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 47

5.1.1.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 48

5.1.1.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama

Parkir ... 49

5.1.1.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 50

5.1.2 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan MH.

Thamrin ... 50

5.1.2.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 51

5.1.2.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 52

5.1.2.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir . 53

5.1.2.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 53

5.1.3 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan Patrice

Lumumba ... 54

5.1.3.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 54

5.1.3.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 55

5.1.3.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir .. 56

(14)

5.1.4 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan Patrice

Lumumba I ... 56

5.1.4.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 57

5.1.4.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 57

5.1.4.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir . 58 5.1.4.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 59

5.1.5 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan Patrice Lumumba II ... 59

5.1.5.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 59

5.1.5.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 60

5.1.5.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir . 61 5.1.5.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 62

5.1.6 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan WR. Supratman ... 62

5.1.6.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 62

5.1.6.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 63

5.1.6.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir .. 64

5.1.6.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 65

5.1.7 Karakteristik Parkir pada Ruas Jalan Merdeka ... 65

5.1.7.1 Dimensi Lokasi Parkir ... 65

5.1.7.2 Volume dan Akumulasi Parkir ... 66

5.1.7.3 Jumlah Kenderaan Parkir dan Lama Parkir .. 67

5.1.7.4 Jenis Kenderaan Parkir ... 68

5.2 Kajian Kapasitas Parkir ... 68

5.2.1 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan KH. Agus Salim ... 69

5.2.2 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan MH. Thamrin . 72 5.2.3 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan Patrice Lumumba ... 74

(15)

5.2.5 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan Patrice

Lumumba II ... 78

5.2.6 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan WR. Supratman ... 80

5.2.7 Kajian Perparkiran pada Ruas Jalan Merdeka ... 82

5.3 Kajian Fasilitas Perparkiran Tidak di Badan Jalan... 84

5.4 Kesesuaian Kapasitas Sediaan terhadap Volume di Lapangan …………...………...……….. 86

BAB VI KONSEP SISTEM PERPARKIRAN DI KAWASAN PASAR BARU KOTA PADANGSIDIMPUAN 6.1 Konsep Sudut Kemiringan Parkir ... 91

6.2 Konsep Tarif Retribusi Parkir ... 95

6.3 Konsep Pengelolaan Parkir ... 96

6.3.1 Konsep Sistem Kemitraan ... 97

6.3.2 Konsep Pengendalian Parkir ... 98

6.3.3 Faktor-faktor Keragaman Parkir ... 98

6.4 Konsep Pembagian Profit ... 100

BAB VII KONSEP MANAJEMEN SISTEM PARKIR DI KAWASAN PASAR BARU KOTA PADANGSIDIMPUAN ... 101

7.1 Konsep Instrumen Kebijakan Parkir ... 101

7.2 Konsep Kebijakan Tarif Parkir ... 101

7.3 Konsep Penerapan Tarif Parkir Berdasarkan Zona ... 103

7.4 Konsep Pembatasan Parkir Paruh Waktu ... 104

7.5 Konsep Pengontrolan Parkir ... 105

7.6 Konsep Aspek Legalitas dan Sanksi ... 106

7.6.1 Tilang ... 107

7.6.2 Derek ... 107

7.6.3 Gembok Roda ... 107

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 109

(16)

8.2 R ekomendasi Sistem Manajemen Parkir ... 111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 30° ... 16

2.2 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 45° ... 16

2.3 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 60° ... 17

2.4 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 90° ... 18

4.1 Letak Geografis Kota Padangsidimpuan ... 41

4.2 Panjang Jalan Menurut Status, Jenis Permukaan dan Kondisi 2007 ... 42

4.3 Panjang Jalan Kota Padangsidimpuan Menurut Kondisi 2007... 43

5.1 Kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP) berdasarkan jenis kegiatan peruntukan parker ... 69

5.2 Rumus Kapasitas Maksimum Parkir Pada Badan Jalan oleh Warpani ... 69

5.3 Fasilitas Parkir yang ada pada Kawasan (off street parking) ... 85

5.4 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan di lapangan ... 87

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1.1 Kerangka berpikir ... 5

2.1 Dimensi Standar Kenderaan ... 11

2.2 Lebar Bukaan Pintu ... 12

2.3 Volume Parkir per Waktu Tertentu ... 14

2.4 Parkir Paralel Pada Daerah Datar ... 15

2.5 Parkir Menyudut dengan Sudut 300 ... 16

2.6 Parkir Menyudut dengan Sudut 450 ... 16

2.7 Parkir Menyudut dengan Sudut 600 ... 16

2.8 Parkir Menyudut dengan Sudut 900 ... 17

2.9 Perhitungan volume atau satuan ruang Parkir ... 18

2.10 Kaitan antara tarif dengan pendapatan permintaan parkir ... 22

3.1 Sketsa Lokasi Studi... 29

4.1 Kota Padangsidimpuan ... 44

5.1 Peta Wilayah Kajian ... 46

5.2 Potongan Ruas Jalan pada jalan KH. Agus Salim ... 48

5.3 Potongan Ruas Jalan pada jalan MH. Thamrin ... 51

5.4 Potongan Ruas Jalan pada Jalan Partice Lumumba ... 54

5.5 Potongan Ruas Jalan pada jalan Patrice Lumumba I ... 57

5.6 Potongan Ruas jalan pada jalan Patrice Lumumba II ... 60

5.7 Potongan Ruas Jalan pada jalan WR Supratman ... 63

5.8 Potongan Ruas Jalan pada Jalan Merdeka ... 66

5.9 Tingkat Kemacetan Ruas Jalan pada Wilayah Studi ... 90

6.1 Konsep Parkir Jalan KH. Agus Salim dengan sudut Kemiringan 600 ... 91

6.2 Konsep Parkir Jalan MH. Thamrin dengan sudut Kemiringan 450 ... 92

6.3 Konsep Parkir Jalan Patrice Lumumba dengan sudut Kemiringan 600 ... 92

(19)

Kemiringan 600 ... 93

6.5 Konsep Parkir Jalan Patrice Lumumba II dengan sudut

Kemiringan 600 ... 93

6.6 Konsep Parkir Jalan WR. Supratman dengan sudut

Kemiringan 450 ... 94

6.7 Konsep Parkir Jalan Merdeka dengan sudut

(20)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Judul Halaman

5.1 Akumulasi Parkir Pada Jalan KH. Agus Salim ... 49

5.2 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan KH. Agus Salim ... 50

5.3 Akumulasi Parkir Pada Jalan MH. Thamrin... 52

5.4 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan MH. Thamrin ... 53

5.5 Akumulasi Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba ... 55

5.6 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba ... 56

5.7 Akumulasi Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba I ... 59

5.8 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba I ... 59

5.9 Akumulasi Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba II ... 61

5.10 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan Patrice Lumumba II ... 62

5.11 Akumulasi Parkir Pada Jalan WR. Supratman ... 64

5.12 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan WR. Supratman ... 65

5.13 Akumulasi Parkir Pada Jalan Merdeka ... 67

5.14 Rata-rata lama kendaraan Parkir Pada Jalan Merdeka ... 68

5.15 Kapasitas Parkir menurut Standard dan Kenyataan Pada Jalan KH. Agus Salim ... 71

5.16 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan Pada Jalan MH. Thamrin ... 73

5.17 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan Pada Jalan Patrice Lumumba ... 75

5.18 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan Pada Jalan Patrice Lumumba I ... 77

5.19 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan Pada Jalan Patrice Lumumba II ... 79

(21)

5.21 Kapasitas Parkir menurut standard dan kenyataan pada

Jalan Merdeka ... 83

5.22 Perbandingan Kapasitas Parkir antara Sediaan dengan

(22)

ABSTRAK

Masalah lalu lintas dan parkir merupakan masalah tipikal yang dialami oleh

kota-kota besar di dunia. Demikian pula halnya kawasan Pasar Baru kota

Padangsidempuan. Kendaraan yang parkir pada badan jalan sudah sangat

mengganggu kelancaran arus lalu lintas kawasan tersebut. Padahal menurut Pusat

Pendidikan dan Latihan Departemen Perhubungan Darat, seharusnya parkir di

pinggir jalan tidak boleh mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik perparkiran

kawasan tersebut, membuat perhitungan kapasitas parkir sesuai dengan tata guna

lahan yang ada, serta menentukan sistem manajemen perparkiran yang sesuai

dengan permasalahan parkir di kawasan tersebut.

Permasalahan utama pada kawasan ini adalah keterbatasan areal parkir di luar

badan jalan sehingga pengunjung harus memanfaatkan badan jalan untuk

memarkirkan kendaraannya. Sementara kapasitas parkir pada setiap ruas jalan

masih belum sesuai dengan standard yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat (DJPD) atau berdasarkan rumus perhitungan Warpani.

Kemacetan tersebut juga semakin diperparah oleh sistem manajemen lalu lintas

dan parkir yang kurang baik pada kawasan tersebut.

Agar lalu lintas dan parkir di kawasan tersebut tidak kacau dan terhindar dari

kemacetan, diperlukan perhitungan yang matang serta didukung oleh sistem

manajemen lalu lintas dan parkir yang sesuai dengan tarikan lalu lintas dan parkir

untuk masing-masing ruas jalan pada kawasan tersebut.

(23)

ABSTRACT

Traffic and parking are two typical problems faced by many big cities in the world including the Pasar Baru area in Padangdisidempuan city. The vehicles parked on the side of the street have disrupted traffic in the area. Whereas according to the Education and Training Center of the Land Transportation Department, parking on the side of the street should not disrupt traffic. This research was aimed at identifying the parking characteristics in the area, calculating the parking capacity in accordance with the existing land utilization as well as determining the system of parking management based on the parking problems in the area. The main problem in this area was the limited parking space available on the outer side of the street so that visitors had to make use of the inner side of the street to park their vehicles. In addition, the parking capacity in every street had not met the standards issued by the Land Transportation Directorate General (DJPD) or the Warpani calculation formula. The traffic jams were aggravated by the bad system of traffic and parking management in the area. In order to avoid traffic jams and parking congestion in the area, accurate calculation and a system of traffic and parking management which agrees with the traffic and parking needs of every street in the area are needed.

Key Words: Parking, Capacity, and Management

 

 

 

 

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya

kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan kegiatan manusia di dalamnya, terutama pada kawasan yang

memiliki prosentase yang tinggi atas kegiatan komersial dan jasa. Pusat aktivitas

kota pada umumnya mempunyai beberapa tipe penggunaan lahan. Pusat aktivitas

dapat berupa sebuah pusat bisnis kota (Central Business District), sebuah

kompleks universitas atau kelompok sekolah tinggi lainnya, kawasan industri,

pusat hiburan dan atau sebuah kawasan campuran dari beberapa semua yang telah

disebutkan di atas.

Tingginya intensitas aktivitas di kawasan pusat kota memberikan pengaruh

terhadap tarikan lalu lintas kendaraan bermotor yang besar dari wilayah-wilayah

sekitarnya. Akibatnya, banyak pengunjung yang menggunakan kendaraan dengan

berbagai kepentingan berkonsentrasi dengan menggunakan tempat parkir di

dalamnya, terutama parkir di sisi jalan (on street parking).

Di kawasan pusat kota biasanya persediaan ruang Parkir sangat terbatas,

terutama areal parkir di luar sisi jalan. Jika tidak ada penyediaan ruang parkir

yang memadai cenderung menggunakan sisi jalan sebagai tempat parkir, sehingga

mengakibatkan memburuknya kondisi lalu lintas, seperti kemacetan (kongesti)

terutama dirasakan pada jam-jam sibuk (peak hours), baik jam sibuk pagi hari

(25)

Masalah parkir juga merupakan masalah tipikal yang dialami oleh kota-kota

besar di dunia. Masalah parkir ini jika tidak ditangani dengan baik akan

memperparah masalah kemacetan lalu lintas. Hal ini disebabkan karena

pengaturan parkir yang jelek akan menyebabkan beberapa ruas jalan tertentu

berubah fungsi, pada akhirnya menyebabkan berkurangnya kapasitas ruas jalan

bersangkutan, serta pada gilirannya menyebabkan kemacetan di jalan tersebut.

Demikian halnya Kawasan Pasar Baru yang merupakan pusat Kota

Padangsidimpuan, merupakan campuran berbagai fungsi dan elemen perkotaan,

antara lain perdagangan dan perkantoran. Saat ini hampir semua sisi jalan

dimanfaatkan sebagai fasilitas parkir (on street parking), yang menyebabkan

kapasitas ruas jalan berkurang, serta pada gilirannya hampir setiap saat terjadi

kemacetan lalu lintas. Manajemen lalu lintas dan parkir yang telah diterapkan di

kawasan Pasar Baru ini juga belum mampu mengurangi kemacetan dan

kesemerawutan kawasan ini.

1.2 Permasalahan

Masalah utama dari parkir adalah terbatasnya ruang parkir yang tersedia

dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang membutuhkan tempat areal parkir.

Hal ini disebabkan jaringan jalan yang sempit dan tempat parkir di luar jalan

sangat sedikit. Akibatnya adalah kendaraan yang parkir di trotoar dan di

sudut-sudut yang memungkinkan, menyebabkan bahaya kerusakan, dan

ketidaknyamanan bagi semua pihak. Dilihat dari hal semacam ini seharusnya di

(26)

Demikian pula halnya di kawasan Pasar Baru kota Padangsidimpuan, parkir

kendaraan roda empat berada pada sisi kiri dan kanan jalan dan terlihat

mengganggunya kelancaran arus lalu lintas. Padahal menurut Pusat Pendidikan

dan Latihan Departemen Perhubungan Darat 1995, seharusnya parkir yang

dilaksanakan di pinggir jalan tidak boleh mengganggu kelancaran lalu lintas. Oleh

sebab itu harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu arus

lalu lintas dan pada saat keluar masuk ke tempat parkir. Disamping perencanaan

fisik yang matang, juga diperlukan manajemen parkir yang baik.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengidentifikasi karakteristik perparkiran di kawasan pasar baru,

menyangkut dimensi lokasi parkir, volume dan akumulasi parkir, jumlah

kendaraan dan lama waktu parkir, jam puncak kendaraan parkir, dan jenis

kendaraan yang parkir.

2. Membuat perhitungan dan analisa terkait dengan kapasitas sediaan parkir

berdasarkan fungsi-fungsi yang dilayani/guna lahan pada kawasan tersebut

serta kapasitas parkir pada badan jalan (on street parking) untuk dilihat

kaitannya dengan kenyataan dilapangan sebagai perbandingan untuk evaluasi

sistem perparkiran kedepannya.

3. Merumuskan sistem manajemen perparkiran yang sesuai dengan

(27)

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun batasan atau ruang lingkup penelitian secara umum dibatasi oleh satu

zona bisnis dan perdagangan di kawasan Pasar Baru. Aspek yang dikaji adalah

aspek yang berkaitan dengan ragam pengelolaan dan karakteristik parkir yang bisa

dijadikan alasan penyebab kemacetan dan kesemrautan kawasan.

Secara khusus, lingkup penelitian yang dilakukan adalah:

1. Secara spasial penelitian ini difokuskan pada kawasan pasar baru.

2. Secara substansi penelitian ini difokuskan pada bagaimana menemukan

sistem manajemen perparkiran yang sesuai dengan permasalahan yang ada

dengan melakukan crosscheck antara kesesuaian kapasitas parkir terhadap

(28)

1.5 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan di dalam penelitian ini, antara lain seperti tergambar

pada gambar 1.1 di bawah ini:

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Temuan

Perumusan

Masalah

Tujuan

Penelitian

Analisa

Rekomendasi

Kesimpulan

Data

Pengolahan

Data

Latar Belakang

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Parkir

Menurut Setijowarno & Frazila (2001) ada dua pengertian tentang parkir

yaitu tempat pemberhentian kenderaan sementara dan kemudian dijelaskan juga

adalah tempat pemberhentian kenderaan untuk jangka waktu yang lama atau

sebentar sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No:66 tahun 1993 Tentang Fasilitas

Parkir untuk Umum dan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor:

272/HK.105/DRJD/1996 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas

Parkir disebut bahwa parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang

tidak bersifat sementara waktu. Kemudian pengertiaan parkir dipertegas lagi oleh

Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1998), parkir adalah keadaan tidak

bergerak setiap kendaraan yang tidak bersifat sementara waktu, sedangkan

berhenti adalah keadaan tidak bergerak atau suatu kendaraan untuk sementara

waktu dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya.

Tempat-tempat pemberhentian (parkir) kendaraan yang bersifat sementara

dan dalam waktu relatif singkat seperti untuk menaikkan dan menurunkan

penumpang atau untuk bongkar barang. Tetapi ada juga kendaraan yang berhenti

untuk waktu yang relatif lama, misalnya untuk kegiatan belanja, ke kantor, ke

sekolah dan kegiatan lainnya, sehingga dibutuhkan tempat parkir bagi

kendaraan-kendaraan yang akan berhenti tersebut. Kegiatan parkir dapat dilakukan pada

(30)

2.2 Lokasi/Penempatan Fasilitas parkir

Berdasarkan cara penempatannya dan dalam operasional sehari-hari menurut

Setijowarno dan Frazila (2001) fasilitas parkir terdiri dari:

2.2.1 Fasilitas Parkir Pada Badan Jalan (on street parking)

Menurut Dirjen Perhubungan Darat (1998) pengertian fasilitas parkir pada

badan jalan mempunyai kesamaan dengan pengertian kawasan parkir. Fasilitas

parkir badan jalan adalah fasilitas parkir yang menggunakan pinggir/tepi badan

jalan. Fasilitas parkir pada badan jalan areal yang memanfaatkan badan jalan

sebagai fasilitas parkir, hanya pada kawasan parkir terdapat pengendalian parkir

melalui pintu masuk. Kemudian D. Setijowarno & R.B.Frazila (2001)

menjelaskan bahwa parkir di badan jalan adalah fasilitas parkir pada badan jalan.

Parkir pada badan jalan sangat dipengaruhi oleh sudut parkir, lokasi parkir

dan panjang jalan yang digunakan untuk parkir.

2.2.2 Fasilitas Parkir Di luar Badan Jalan (off street parking)

Fasilitas parkir di luar badan jalan menurut Dirjen Perhubungan Darat (1989),

adalah fasilitas parkir kendaraan yang tidak berada pada badan jalan atau langsung

menempati pada badan jalan, tetapi berada di luar badan jalan yang dibuat khusus.

Menurut Seijowarno dan Frazila (2001), fasilitas parkir bukan di badan jalan

adalah fasilitas parkir yang berada pada areal tertentu atau di luar badan jalan.

Dalam penempatan fasilitas parkir di luar badan jalan dapat dikelompokkan atas

(31)

a) Fasilitas untuk umum yaitu tempat parkir berupa gedung parkir atau taman

parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan sendiri.

b) Fasilitas parkir penunjang yaitu berupa gedung parkir atau taman parkir

yang disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama (Dirjen

Perhubungan Darat, 1998).

2.3 Status Parkir

Menurut statusnya parkir dapat dikelompokkan menjadi:

a) Parkir umum, adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah,

jalan-jalan, lapangan yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya

diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

b) Parkir khusus, adalah perparkiran yang menggunakan tanah-tanah yang

dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pihak ketiga.

c) Parkir darurat adalah perparkiran yang berada ditempat-tempat umum,

baik yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan, lapangan-lapangan milik

atau penguasaan pemerintah daerah atau swasta, karena kegiatan insidentil.

d) Taman parkir adalah suatu areal/bangunan perparkiran yang dilengkapi

sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh pemerintah.

e) Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir

kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak

ketiga yang telah mendapat izin pemerintah daerah.

(32)

2.4 Parkir di Kawasan Perdagangan

Perdagangan merupakan suatu aktivitas perekonomian, dimana terjadi

transaksi antara produsen yang merupakan penghasil barang atau jasa dengan

konsumen yang merupakan pemakai barang ataupun jasa tersebut. Dalam proses

transaksi ini terjadi suatu hubungan langsung maupun dengan perantara. Beberapa

penulis mengungkapkan arti kawasan perdagangan ini secara berbeda, tetapi pada

dasarnya memiliki maksud yang sama, yaitu:

a) Kawasan perdagangan merupakan kawasan tempat berlangsungnya

berbagai aktivitas perdagangan seperti: penjual pakaian, sepatu,

buku-buku, radio, restaurant dan lain-lain dilengkapi bioskop dan tempat

hiburan.

b) Kawasan perdagangan adalah suatu kawasan yang paling komersial

diantara kawasan-kawasan lainnya yang ditata dan dirancang untuk

menjual barang dan jasa. Pada kenyataannya kawasan ini merupakan

kawasan bisnis yang berhubungan dengan kawasan sekitarnya.

c) Kawasan perdagangan adalah kawasan yang terdiri dari berbagai aktivitas

bisnis yang menyatu untuk melayani masyarakat sesuai dengan keinginan

dan kebutuhannya.

2.5 Pengaruh Parkir Terhadap Lingkungan

Kaitan terhadap lingkungan, Shirvani (1985) menyatakan bahwa perparkiran

memiliki dua pengaruh langsung terhadap kualitas lingkungan diperkotaan yaitu:

(33)

b) Menimbulkan visual impact (dampak visual) yang negatif terhadap bentuk

fisik dan struktur kota.

Suatu lingkungan yang tidak menyenangkan terutama di daerah perkotaan

dan pusat perdagangan sering dihubungkan dengan keadaan parkir kendaraan

yang tidak tertib dan terkesan semrawut. Nilai arsitektur kota dapat berkurang

sebagai akibat kesemrawutan kota. Pada sisi yang lain, parkir sangat dibutuhkan

sekali terutama pada pusat-pusat kegiatan, hal ini memudahkan untuk mencapai

akses dari jalan yang akan dituju.

2.6 Ukuran Satuan Ruangan Parkir

Satuan Ruang Parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan

(mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar

bukaan pintu. Ukuran satuan ruang parkir merupakan unit ukuran yang diperlukan

untuk memarkir kenderaan.

Untuk mengukur kebutuhan parkir digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP).

Menurut pedoman Teknis Penyelenggaraan Parkir, Penentuan besar SRP didasarkan

atas pertimbangan sebagai berikut:

a) Dimensi kendaraan standar

Dimensi Kendaraan Standar, merupakan ruang batas arah lateral dan

memanjang yang diperlukan untuk memarkirkan suatu kendaraan. Dimensi

kendaraan standar adalah kendaraan penumpang, dimana menurut standar

menurut Dirjen Perhubungan Darat adalah dengan ukuran 1,70 m x 4,70 m,

(34)

Keterangan:

a = jarak gandar h; = tinggi total; b = front overhang; L = panjang total; c = rear overhang; B = lebar total; d = lebar jarak

Gambar 2.1 Dimensi Standar Kenderaan

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

b) Ruang bebas kendaraan parkir

Berupa arah lateral dan arah longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah

lateral ditetapkan pada posisi kendaraan dibuka dan diukur dari ujung

paling luar pintu ke badan kendaraan yang ada di sampingnya pada saat

penumpang turun dari kendaraan. Jarak bebas arah lateral sebesar 5 cm

dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm, dengan rincian bagian

(35)

Keterangan:

B : Lebar Total L : Panjang O : Lebar Bukaan Pintu A1.O2 : Jarak R : Jarak Bebas Arah Bp : Lebar

[image:35.595.152.472.110.370.2]

Lp : Panjang SRP

Gambar 2.2 Lebar Bukaan Pintu

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

Ukuran peruntukan ruang parkir suatu tempat parkir akan berbeda-beda

kebutuhannya berdasarkan jenis peruntukan parkir. Besarnya satuan ruang parkir

(SRP) sangat penting dalam perencanaan fasilitas parkir, karena besarnya satuan

ruang parkir berkaitan langsung dengan besarnya daya tampung lokasi parkir

tersebut.  

2.7 Pengukuran Parkir

Untuk mengadakan evaluasi terhadap perparkiran yang sudah beroperasi,

maka diperlukan pengukuran parkir yaitu akumulasi parkir, volume parkir,

kapasitas parkir, lama waktu parkir dan pergantian parkir. Dari hasil pengukuran

parkir akan dapat diketahui karakteristik parkir pada lokasi tersebut misalnya

(36)

2.7.1 Akumulasi Parkir

Akumulasi Parkir merupakan jumlah kendaraan yang diparkir di suatu tempat

pada waktu tertentu (Hobbs, 1995). Integrasi dari kurva akumulasi parkir selama

periode tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam

satuan jam kendaraan (vehicle hours) per-periode waktu tertentu.

Kurva akumulasi parkir tempat ini meningkat tinggi antara jam 08.00-09.00

pagi, terutama pada tempat kerja dan akumulasi menurun terjadi pada sore hari

jam 14.30-18.00. Integrasi kurva akumulasi beban parkir pada periode waktu

tertentu mencerminkan nilai beban parkir selama waktu tersebut dan juga rata-rata

akumulasinya. Perbandingan antara akumulasi jam-jam puncak dengan akumulasi

rata-rata menunjukkan efisiensi fasilitas terpakai.

2.7.2 Volume Parkir

Volume parkir menyatakan jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban

parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu biasanya per hari).

Jumlah kendaraan per periode tertentu merupakan hasil integrasi kurva akumulasi

parkir untuk periode tertentu. Jumlah kenderaan parkir per periode waktu tertentu

(37)

Gambar 2.3 Volume Parkir per waktu tertentu

Sumber: Abu Bakar, 1995

2.7.3 Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir adalah jumlah ruang parkir yang tersedia atau jumlah

kendaraan maksimum yang dapat di parkir di tempat parkir. Misalnya untuk

lokasi tertentu yang memiliki 50 unit ruang parkir kendaraan mobil penumpang,

maka disebutkan bahwa kapasitas parkir adalah 50. Besarnya kapasitas parkir

sangat tergantung pada posisi parkir. Namun dalam merencanakan posisi

perparkiran tidak hanya didasarkan kepada kapasitas maksimum, tetapi juga

mempertimbangkan kelancaran arus, keamanan, kelancaran sirkulasi kendaraan

parkir.

2.7.3.1Posisi/Sudut Parkir

Bila ditinjau posisi parkir dapat dibagi menjadi; parkir sejajar dengan sumbu

jalan atau yang bersudut 1800 (Gambar 2.4), parkir bersudut 300 (Gambar 2.5),

parkir bersudut 450 (Gambar 2.6), parkir bersudut 600 (Gambar 2.7), serta parkir

(38)

atau bersudut dibawah 900, tetapi lebih banyak mengurangi lebar jalan. Gambar

dan ketentuan-ketentuan untuk berbagai sudut parkir ditunjukkan dalam tabel 2.1,

tabel 2.2, tabel 2.3, dan tabel 2.4.

a) Parkir Paralel

Gambar 2.4 Parkir Paralel Pada Daerah Datar

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

b) Parkir Menyudut

i. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berlaku

untuk jalan kolektor dan lokal.

ii. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berbeda

berdasarkan besar sudut berikut:

Gambar 2.5 Parkir Menyudut dengan Sudut 300

(39)

Tabel 2.1 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 30°

Golongan A B C D E

I 2,30 4,60 3,45 4,70 7,60

II 2,50 5,00 4,30 4,85 7,75

III 3,00 6,00 5,35 5,00 7,90

[image:39.595.127.514.166.414.2]

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

Gambar 2.6 Parkir Menyudut dengan Sudut 450

[image:39.595.123.507.410.625.2]

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

Tabel 2.2 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 45°

Golongan A B C D E

I 2,30 3,50 2,50 5,60 9,30

II 2,50 3,70 2,60 5,65 9,35

III 3,00 4,50 3,20 5,75 9,45

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

Gambar 2.7 Parkir Menyudut dengan Sudut 600

(40)

Tabel 2.3 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 60°

Golongan A B C D E

I 2,30 2,90 1,45 5,95 10,55

II 2,50 3,00 1,50 5,95 10,55

III 3,00 3,70 1,85 6,00 10,60 Keterangan:

A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m) C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m)

M = ruang manuver (m) E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

Gambar 2.8 Parkir Menyudut dengan Sudut 900

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

Tabel 2.4 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 90°

Golongan A B C D E

I 2,30 2,30 - 5,40 11,20 II 2,50 2,50 - 5,40 11,20 III 3,00 3,00 - 5,40 11,20 Keterangan:

A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m) C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m) M = ruang manuver (m)

E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)

Sumber: Dirjen Perhubungan Darat

2.7.3.2 Volume/Satuan Ruang Parkir

Menurut Abubakar (1995), untuk menghitung volume atau satuan ruang

parkir (SRP) dipakai berbagai rumus tergantung dari posisi parkir pada kawasan

(41)
[image:41.595.141.479.111.537.2]

Gambar 2.9 Perhitungan volume atau satuan ruang Parkir

Sumber: Abu Bakar, 1995

2.7.4 Lama Waktu Parkir

Lama waktu parkir sangat tergantung dari maksud perjalanan. Misalnya suatu

parkir kendaraan yang tujuannya berbelanja akan lebih singkat dibandingkan bila

tujuannya adalah bekerja. Lama waktu parkir rata-rata perlu diketahui untuk dapat

(42)

2.8 Manajemen Sistem Parkir

2.8.1 Pengertian

a) Manajemen

Manajemen adalah proses khas yang terjadi dari kegiatan planning (P),

organizing (O), actuating (A), dan controlling (C). jika dikaitkan dengan

lalu lintas dan parkir, maka dengan manajemen diharapkan agar lalu lintas

dapat berjalan dengan aman, nyaman dan ekonomis. Pengertian ekonomis

dikaitkan dengan rasio proses out put dan input dalam proses manajemen.

Manajemen dapat berlangsung apabila tersedia input dasar yang lengkap

yaitu man (MI), money (M2), material (M3), machine (M4), dan method

(M5).

b) Manajemen sistem parkir

Manajemen sistem parkir, baik di dalam badan jalan (on street parking)

maupun di luar badan jalan (off street parking) merupakan hal penting

untuk mengendalikan lalu-lintas agar kemacetan, polusi dan kebisingan

dapat ditekan sambil meningkatkan standar lingkungan (Hoobs,1995).

Manajemen sistem parkir ditempuh melalui suatu kombinasi atas

pembatasan-pembatasan ruang, waktu dan biaya (Abubakar, 1995).

Manajemen waktu dan biaya berkaitan dengan usaha untuk

menyeimbangkan kebutuhan (demand) dengan menyediakan (supply) dan

pembayaran kembali atas investasi keuangan untuk pembangunan

(43)

2.8.2 Manajemen lalu lintas

Manajemen lalu lintas dalam kaitan dengan parkir dapat dibagi atas 2 bagian

yaitu:

a) Manajemen lalu lintas di dalam ruang parkir.

Penyediaan ruang parkir yang cukup khususnya di pusat kegiatan

(perdagangan, pelayanan umum, pemerintahan, dll.) merupakan faktor

yang sangat penting di dalam sistem transportasi di daerah perkotaan.

Karena pertumbuhan kapasitas jalan raya (panjang dan lebar) lebih kecil

dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan/ moda angkutan. Hal

tersebut mengakibatkan banyaknya kendaraan yang diparkir di tepi jalan,

sehingga mengganggu arus lalu lintas di jalan yang bersangkutan dan

menimbulkan kemacetan.

Berhubungan dengan tersebut di atas, maka pusat-pusat kegiatan wajib

menyediakan ruang parkir yang cukup guna mengurangi gangguan lalu

lintas di jalan raya, sehingga seluruh ruas jalan raya yang mempunyai

volume lalu lintas ini tidak diperbolehkan untuk parkir.

Mengurangi gangguan kemacetan lalu lintas dengan melaksanakan off

street parking tidak terlalu mudah, mengingat lahan yang tersedia sangat

terbatas sedangkan pertumbuhan jumlah kendaraan meningkat dengan

pesat. Dengan pertimbangan hal tersebut, maka perlu dilakukan

manajemen lalu lintas baik dipusat-pusat kegiatan maupun di jalan raya

(44)

b) Manajemen lalu lintas di luar ruang parkir.

Manajemen lalu lintas di luar ruang parkir dilandasi oleh masukan

kebijakan dan uraian masukan kebijakan terutama terhadap proses

perencanaan dan pengontrolan. Sesuai uraian dalam masukan kebijakan

maka proses perencanaan pengaturan lalu lintas di luar ruang parkir secara

berjenjang, adalah sebagai berikut:

i. Rencana pengendalian tata guna lahan terutama besaran dan

sebenarnya meliputi kegiatan jasa, permukiman, industri dan

pertanian. Jika dikaitkan dengan parkir maka pengendalian besaran

dan sebaran kegiatan-kegiatan adalah: gedung perkantoran, pusat

perdagangan, pusat pemerintahan, pajak swalayan, tempat rekreasi,

hotel, rumah sakit, sekolah/ universitas, bioskop, tempat pertunjukan

dan tempat pertandingan olah raga.

ii. Rencana penyediaan ruang parkir di luar badan jalan sesuai dengan

kriteria minimum ruang parkir untuk semua jenis penggunaan lahan.

iii. Rencana pembatasan dan atau pelarangan parkir di tepi jalan utama

dan pembatasan parkir ditepi jalan.

iv. Rencana arus searah untuk jalan utama.

v. Rencana jalur prioritas untuk jalur angkutan.

vi. Rencana peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan angkutan

umum.

vii. Rencana pembatasan daerah operasi kendaraan pribadi.

(45)

ix. Rencana jalan akses dari dan ketempat ruang parkir.

2.8.3 Kebijakan Tarif Parkir

Kebijakan tarif parkir diharapkan untuk beberapa tujuan yaitu antara lain

untuk memaksimalkan retribusi parkir seperti ditunjukkan pada gambar 2.10:

pendapatan dan permintaan

pendapatan

permintaan

tarif tarif optimal

Gambar 2.10 Kaitan antara tarif dengan pendapatan permintaan parkir

Sumber: Abu Bakar, 1995

2.8.4 Pembatasan Ruang dan Waktu Parkir Kendaraan

Pembatasan lokasi/ruang parkir dimaksudkan untuk mengendalikan arus

lalu-lintas kendaraan pribadi ke suatu daerah tertentu atau untuk membebaskan suatu

daerah (koridor) tertentu dari kendaraan yang parkir di pinggir jalan karena alasan

lalu-lintas.

Pembatasan lamanya waktu parkir biasanya diwujudkan dengan penetapan

tarif progresif menurut lamanya waktu parkir. Dapat juga dilakukan pembatasan

waktu terhadap arus.

(46)

a) Alat pengukur parkir (parking meter), terdiri dari jam (stop watch),

dimana jam untuk mengukur lamanya parkir tersebut berputar sesuai

dengan jumlah uang yang dimasukkan. Jadi seolah-olah ada yang membeli

waktu pada ruang parkir tersebut. Alat pengukur tersebut di samping

memperlihatkan pembatasan waktu, sekaligus mengumpulkan uang juga.

b) Sistem kartu atau disk. Meminta satu kendaraan untuk memperagakan

kartu atau disk yang memperlihatkan waktu kedatangan kendaraan pada

ruang parkir. Peraturan setempat akan menentukan batas waktu kendaraan

tersebut diijinkan menunggu (parkir). Kartu dan disk disediakan di

toko-toko setempat, dimana dapat dengan tanpa dipungut biaya atau dengan

cara membelinya. Sistem kartu tersebut meminta pada pengemudi untuk

membolongi waktu, hari, bulan dan tahun. Harga setiap kartu sesuai

dengan ketentuan pemerintah daerah setempat dan kartu tersebut hanya

dapat digunakan satu kali.

c) Sistem karcis, dimana para pengemudi memarkir kendaraannya dan

membeli karcis untuk suatu lama parkir yang diperlukan. Pengguna akan

memperlihatkan karcis tersebut dari dalam kaca mobil. Pada saat mesin

tersebut mengeluarkan karcis maka mesin tersebut juga mencetak

kartunya.

d) Surat izin parkir perumahan, umumnya berbentuk sticker yang ditempel

pada bagian depan dan belakang kaca kendaraan yang menunjukkan

(47)

untuk menghindari adanya parkir liar juga untuk mengendalikan dan

keperluan keamanan penghuni perumahan atau kompleks tertentu.

2.8.5 Penetapan Parkir berdasarkan Zona

Kebijakan tarip berdasarkan zona ini bisa dilakukan dengan:

a) Berdasarkan waktu atau yang biasa disebut sebagai progresip, semakin

lama semakin mahal yang bisa dilakukan dengan cara satu atau dua jam

pertama flat setelah itu bertambah dengan bertambahnya waktu,

sebagaimana sudah banyak diterapkan diberbagai tempat perbelanjaan di

kota-kota besar. Di berbagai negara eropa bahkan diberlakukan tarip per

15 menit dan kadang dibatasi maksimum 2 jam.

b) Berdasarkan zona, zona dipusat kegiatan diberlakukan tarip yang lebih

mahal ketimbang zona yang ada dipinggiran kota ataupun diluar kota.

c) Tarip bulanan yang biasa diterapkan kepada pemarkir kendaraan reguler

disuatu tempat parkir, misalnya pada lokasi perkantoran terhadap pekerja

yang bekerja dikantor yang bersangkutan, apartemen terhadap penghuni.

2.9 Pengawasan Parkir

Pelaksanaan pengawasan yang disertai dengan penegakan hukum yang tegas

merupakan langkah yang penting dalam pengendalian parkir untuk

mempertahankan kinerja lalu lintas. Langkah yang penting dalam pengawasan

parkir antara lain meliputi penilangan pelanggaran parkir oleh Polisi Lalu Lintas,

pemasangan gembok roda sehingga dapat menimbulkan efek jera bagi pelanggar

(48)

atau melanggar larangan parkir. Beberapa cara yang biasa dilakukan terhadap

pelanggaran parkir khususnya pelanggaran parkir dipinggir jalan adalah sebagai

berikut:

2.9.1 Tilang

Merupakan cara yang paling umum dilakukan terhadap pelanggaran parkir di

pinggir jalan. Formulir tilang merupakan perlengkapan standar petugas Polisi Lalu

Lintas yang sedang patroli, dan kalau petugas yang bersangkutan menemukan

pelangaran parkir, langsung menerbitkan tilang kepada pelanggar. Yang menjadi

masalah yang biasa ditemukan petugas patroli adalah pengemudi meninggalkan

kendaraan, dalam hal yang demikian Polisi dapat menderek mobil yang melanggar

parkir ataupun melakukan penggembokan roda.

2.9.2 Derek

Cara yang lain yang juga bisa dilakukan, terutama bila pengemudi

meninggalkan kendaraan adalah melakukan penderekan kendaraan yang

melakukan pelanggaran parkir. Pengemudi selanjutnya mengambil ke pool tempat

kendaraan yang diderek dikumpulkan serta mendapatkan surat Tilang.

2.9.3 Gembok Roda

Gembok roda adalah perangkat untuk menghambat kendaraan yang

melanggar aturan larangan parkir dijalankan dengan mengembok salah satu roda

sehingga kendaraan yang melanggar terkunci. Untuk membuka gembok roda,

(49)

untuk membuka kunci setelah membayar denda atas pelanggaran yang

dilakukannya.

Pemasangan gembok roda ini merupakan perangkat penegakan hukum yang

banyak digunakan di Eropa dan Amerika Serikat, dan sekarang sudah mulai

digunakan di Jakarta dan Palembang. Di Jakarta prosedural penerapan sanksi

gembok roda para pemilik kendaraan diberikan toleransi waktu 15 menit bagi para

pemilik untuk segera memindahkan kendaraan masing-masing jika tidak ingin

dilakukan penggembokan. Bila waktu toleransi habis, petugas Dishub akan

menggembok bagian depan dan menempel surat pemberitahuan di kaca mobil.

Pemilik kendaraan juga akan mendapat surat Tilang dari kepolisian. Bila pemilik

kendaraan ingin gembok dibuka, ia harus membayar denda di Kantor Dishub di

Jatibaru.

Dasar hukum menggembok kendaraan yang salah parkir di Jakarta adalah

Peraturan Daerah No 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Kereta

Api, Sungai dan Danau, serta Penyeberangan. Juga Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah

Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan. Dalam

penggembokan mobil yang diparkir liar, jika dalam jangka l0 menit hingga

setengah jam, kunci tidak kunjung diambil di kantor Dishub, aparat akan

menderek mobil yang diparkir liar itu. Biaya derek Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metoda Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi kajian terletak di kawasan Pasar Baru kota Padangsidimpuan, yaitu

kawasan yang secara umum merupakan pusat perdagangan grosir dan eceran. Di

dalam penelitian ini dilakukan pembagian segmen kawasan parkir agar

memudahkan peneliti untuk mendata menurut penempatan parkir dan menurut

status parkir

Dalam penentuan kawasan penelitian untuk setiap segmen diambil titik tolak

sebagai berikut:

a) Persimpangan jalan untuk mempermudah menentukan segmen.

b) Jenis aktifitas perdagangan maupun kegiatan yang membedakan suatu

kawasan dengan kawasan lain dan dapat merupakan ciri khas suatu

segmen.

Dari uraian diatas, maka segmen kawasan kajian dibagi menjadi beberapa

bagian, seperti tergambar pada gambar 3.1, sebagai berikut:

a) Jalan KH. Agus Salim berbatasan dengan persimpangan Jalan Merdeka

b) Jalan MH. Thamrin berbatasan dengan persimpangan Jalan KH. Agus

Salim

c) Jalan Merdeka sepanjang ruas alun-alun kota

d) Jalan Patrice Lumumba berbatasan dengan persimpangan Jalan Merdeka

(51)

e) Jalan Patrice Lumumba I berbatasan dengan persimpangan Jalan Merdeka

dan Jalan MH. Thamrin

f) Jalan Patrice Lumumba II berbatasan dengan persimpangan Jalan Merdeka

dan Jalan MH.Thamrin

g) Jalan WR Supratman berbatasan dengan persimpangan Jalan MH.

[image:51.595.210.444.279.716.2]

Thamrin

(52)

3.2. Data

Data merupakan elemen penting yang akan mendukung penelitian yang akan

dilakukan. Data diperoleh dari berbagai sumber yang dianggap relevan dengan

penelitian yang dilakukan.

3.2.1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui pengamatan langsung

pada kawasan kajian. Data sekunder adalah data yang lebih dulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri walaupun yang

dikumpulkan tersebut sesungguhnya data yang asli. Data sekunder diperoleh dari

instansi dan publikasi melalui media massa maupun elektronik yang terkait sesuai

dengan kajian penelitian ini.

3.2.2. Sumber Data

Dalam penulisan ini data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh

dari survey yang dilaksanakan selama beberapa hari di daerah Pasar Baru kota

Padangsidimpuan dan data dari responden melalui wawancara. Sedangkan data

sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi terkait dan perpustakaan. Di dalam

penelitian ini data sekunder berupa data yang diperoleh dari instansi BPP (Badan

(53)

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mencapai tujuan dari penelitian ini pengumpulan data dibagi menjadi

dua yaitu teknik pengumpulan data sekunder dan teknik pengumpulan data

primer. Pengumpulan data primer dilakukan melalui:

a) Keragaman parkir diperoleh melalui pengamatan lapangan dan

membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan yang terkait dengan

keberagaman dan keseragaman parkir.

b) Pengukuran parkir yang meliputi data kapasitas, volume, jenis lama waktu

parkir dilakukan dengan cara survey dengan metode survey patroli.

c) Karakteristik parkir seperti waktu maksimum dan lain-lain diperoleh

dengan cara perhitungan berdasarkan literatur yang ada.

Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil

data dari literatur-literatur yang berhubungan dengan perparkiran, data dari Biro

Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perhubungan Kota Padangsidimpuan.

3.3 Metode Kualitatif dan Kuantitatif

Menurut Moleong (1977) dalam melakukan penelitian ada jenis metode yang

dapat digunakan yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.

3.3.1 Metode Kualitatif dalam penelitian

Pada penelitian ini metode penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui

keragaman parkir dari pengelola parkir mulai dari juru parkir sampai dengan

Badan Pengelola Perparkiran kota Padangsidimpuan. Konsep wawancara

(54)

juru parkir untuk setiap segmen yang ditinjau. Pertanyaan dalam wawancara

merupakan aspek-aspek keseragaman dan keberagaman pengelola parkir.

3.3.2 Metode Kuantitatif dalam penelitian

Metode kuantitatif lebih didasarkan pada perhitungan persentasi, rata-rata dan

statistik lainnya sebagai dasar analisis. Dengan kata lain penelitian kuantitatif

lebih banyak terkait dengan perhitungan/angka atau kuantitas. Metode kuantitatif

dalam kajian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik parkir di kawasan

Pasar Baru kota Padangsidimpuan. Pengukuran untuk mendapatkan karakteristik

parkir dilakukan dengan tahapan:

a) Pengukuran denah jalan dan bangunan kawasan Pasar Baru.

b) Penentuan segmen parkir yang dibatasi oleh ruas jalan dan persimpangan.

c) Survey dengan cara patroli, Hobbs (1995) merekomendasikan survey ini

untuk mengetahui jumlah kendaraan yang parkir, jenis kendaraan parkir

dan lama waktu parkir di tiap segmen yang menjadi wilayah studi. Dengan

demikian dapat diperoleh akumulasi parkir selama waktu survey. Selain

menghitung kendaraan parkir survey juga mencatat plat kendaraan parkir,

maka dapat diketahui selama beberapa kali interval patrol sebuah

kendaraan di parkir dan dengan demikian didapat informasi tentang lama

waktu parkir. Bagian wilayah yang diamati dapat di survey dengan

berjalan kaki atau dengan kendaraan berkeliling dengan rute wilayah yang

sudah ditentukan. Setiap rute memerlukan satu orang pengamat sehingga

pelaksanaan survey dalam penelitian ini minimal membutuhkan dua orang

(55)

3.4 Pendekatan Penelitian

Untuk dapat mengetahui secara lebih utuh dan jelas mengenai pengelolaan

fasilitas parkir dan juga kaitannya dengan keragaman dalam pengelolaan fasilitas

parkir yakni keragaman penyediaan dan pengelolaan fasilitas parkir. Lokasi/

penempatan fasilitas parkir dan keragaman operasional fasilitas parkir. Maka

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-rasionalistik. Pendekatan

yang dilakukan didasarkan atas beberapa tinjauan pustaka dan landasan

konseptual yang dapat dijadikan sebagai sebuah pegangan. Seluruh tinjauan

pustaka dan landasan konseptual tersebut dikonstruksikan menjadi sesuatu

problematik dan acuan yang perlu diteliti lebih lanjut untuk ditemukan sebuah

hasil penelitian. Tujuan dari rasionalistik adalah untuk mencari generalisasi (hal

yang khusus menjadi sesuatu yang umum) dari semua apa yang diperoleh di

lapangan.

3.5 Metode Analisis Data

Penelitian tentang “Kajian Manajemen Perparkiran di Kawasan Pasar Baru

Kota Padangsidimpuan” dilakukan dengan menggunakan metode “Analisis

Deskriptif Kualitatif”. Metode tersebut dilakukan dengan menganalisa seluruh

data kualitatif dari temuan di lapangan secara deskripsi, katagorisasi dan

komparasi. Ketiga Analisis tersebut dilakukan adalah untuk menjawab tujuan

penelitian yang akan dilakukan, yaitu:

a) Mengidentifikasi karakteristik perparkiran di kawasan pasar baru,

(56)

kendaraan dan lama waktu parkir, jam puncak kendaraan parkir, dan jenis

kendaraan yang parkir.

b) Membuat perhitungan dan analisa terkait dengan kapasitas sediaan parkir

berdasarkan fungsi-fungsi yang dilayani/guna lahan pada kawasan tersebut

serta kapasitas parkir pada badan jalan (on street parking) untuk dilihat

kaitannya dengan kenyataan dilapangan sebagai perbandingan untuk

evaluasi sistem perparkiran kedepannya.

c) Menemukan sistem manajemen perparkiran yang sesuai dengan

permasalahan perparkiran di kawasan tersebut.

Pembahasan dalam penelitian terhadap kondisi saat ini dari pengelolaan

fasilitas parkir yang diamati, yang diperoleh dari observasi langsung ke lapangan

yang diikuti dengan wawancara langsung dengan pengelolaan fasilitas parkir dan

juru parkir. Dalam metode ini juga dilakukan dengan menginventarisasi kenyataan

yang ada di lapangan yang diperoleh selain melalui observasi langsung, juga

didukung oleh dokumen dan gambar. Hasil yang diperoleh dari observasi

lapangan selanjutnya diperbandingkan dengan landasan konseptual yang ada,

sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan penelitian.

Untuk mendapatkan analisis yang lebih lengkap dan untuk memperkuat

temuan di lapangan, maka sebagai penunjang dalam penelitian ini juga

menggunakan data kuantitatif.

3.6 Prosedur Penelitian

Kerangka pemikiran untuk melakukan penelitian ini dari latar belakang

(57)

selanjutnya ditinjau untuk ditemukan beberapa permasalahan yang terkait dengan

penelitian. Dari berbagai permasalahan yang ada pada kawasan penelitian

selanjutnya disesuaikan dengan tujuan penulisan apakah sudah mendukung tujuan

penulisan tersebut.

Seluruh temuan di lapangan baik berupa keragaman pengelola fasilitas parkir

serta faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman tersebut dijalankan,

selanjutnya diolah melalui sebuah analisis secara deskripsi, kategori dan

komparasi. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan melihat tiga parameter

keragaman pengelola fasilitas parkir yaitu keragaman penyediaan fasilitas parkir,

keragaman lokasi/ penempatan fasilitas parkir dan keragaman operasional fasilitas

parkir. Parameter yang ditinjau tersebut disesuaikan dengan landasan konseptual

yang ada.

Dari hasil pengukuran parkir akan diperoleh karakteristik parkir dan

besaran-besaran yang menyangkut volume kendaraan parkir, lama waktu parkir dan pakir

turn over. Data ini di analisis dan dapat mengukur tingkat kemacetan dan

kepadatan parkir daerah kawasan parkir di kawasan Pasar Baru kota

Padangsidimpuan, untuk selanjutnya dapat diambil kesimpulan untuk dikeluarkan

rekomendasi penelitian.

Dari temuan penelitian dapat disimpulkan apa yang menjadi tujuan penelitian

sehingga saran-saran dari penelitian ini terhadap penataan parkir dan pengelolaan

manajemen parkir Pasar Baru kota Padangsidimpuan menjadi lebih terarah dan

(58)

3.7 Prosedur Analisis

Prosedur atau langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk dapat

menjawab tujuan penelitian ini adalah:

3.7.1 Analisis Makro dan Mikro

Secara makro terutama kawasan-kawasan yang berhampiran dengan Pasar

Baru kota Padangsidimpuan. Secara mikro adalah analisis terhadap

segmen-segmen parkir yang akan dijadikan bahan penelitian karakteristik parkir di

kawasan Pasar Baru kota Padangsidimpuan.

3.7.2 Analisis Kapasitas Parkir

Analisis kapasitas parkir menggunakan pendekatan Suwarjoko Warpani

dalam menghitung kapasitas parkir di suatu kawasan berdasarkan segmen parkir

yang sudah ditetapkan di langkah pertama. Dari pendekatan tersebut dapat

diketahui kapasitas optimal dari masing-masing segmen yang diteliti untuk

selanjutnya akan dilihat bagaimana pemanfaatannya. Dari pengamatan awal

didapatkan di lapangan bahwa lokasi parkir sudah memiliki kotak parkir yang

mengikuti cara dan ukuran yang disyaratkan Warpani.

3.7.3 Analisis Volume dan Waktu Parkir

Data yang diperoleh dari formulir pengambilan data dikelompokkan menjadi

interval waktu kendaraan parkir dan sejumlah kenderaan parkir pada waktu-waktu

tersebut. Dari analisis ini akan terlihat volume kendaraan parkir pada jam-jam

puncak. Dari data yang ada pada setiap hari survey akan didapat volume rata-rata

(59)

menjumlahkan volume kendaraan puncak pada 6 hari survey dibagi dengan enam.

Cara perhitungan ini dengan mengikuti cara perhitungan yang direkomendasikan

oleh F.D. Hobbs.

Pembahasan yang dapat dilakukan dari analisis data ini adalah (1) jam-jam

puncak kendaraan parkir pada setiap hari survey (2) volume puncak pada setiap

hari survey dapat mengukur kapasitas parkir yang ada dengan kendaraan yang

survey (3) volume rata-rata puncak akan dijadikan sebagai alat untuk mengukur

secara keseluruhan perbandingan kapasitas dengan kendaraan yang akan parkir.

3.7.4 Analisis Jumlah dan Jenis Kendaraan terhadap Lama Parkir

Data yang diperoleh dari formulir pengukuran parkir di masukkan ke dalam

tabel dengan kategorisasi nomor plat kendaraan,jenis kendaraan dan lama parkir

(dalam jam ). Dari sini akan diperoleh kendaraan dengan nomor plat tertentu

parkir di segmen tertentu selama waktu tertentu. Jika ditemukan pengulangan, plat

nomor kendaraan parkir pada segmen yang sama maka kendaraan yang parkir

dianggap sama dan waktu parkirnya di jumlahkan. Karena bisa terjadi kendaraan

pada segmen yang sama parkir pada jam tertentu selanjutnya meninggalkan

parkiran parkir kembali ke segmen tersebut tapi pada posisi yang berbeda. Tetapi

pada proses pencatatan seolah-olah kendaraan tersebut berbeda tapi pada dasarnya

adalah sama.

Pembahasan yang dapat dilakukan pada analisis data ini adalah:

a) Jumlah kendaraan dan persentasi kendaraan yang parkir pada 2 jam

(60)

3.7.5 Analisa Waktu Parkir Rata-rata

Data survey harian dari formulir pengukuran dikelompokkan ke dalam

kategori lama parkir dan frekuensi. Perkalian dari frekuensi dengan lama parkir

dibagi frekuensi akan menghasilkan lama kendaraan parkir rata-rata pada hari

(61)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis Dan Administrasi Kota Padangsidimpuan

Kota Padangsidimpuan terletak pada garis 10081 - 10281 Lintang Utara 10 29

281 Lintang Utara dan - 990 131 Bujur Timur – 990 201 Bujur Timur sebelah

Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Psp Timur),

sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Psp

Batang Angkola), sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan

(Kecamatan Psp Barat/ Kecamatan Siais) dan di sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Psp Timur).

Luas wilayah kota Padangsidimpuan adalah 14.685 km2 yang dikelilingi oleh

beberapa bukit dan terletak 260,00-1100,00 m di atas permukaan laut. Kota

Padangsidimpuan tergolong keadaan daerah yang beriklim sedang dengan suhu

22,50C – 240C yang dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai.

Sebagaimana kabupaten/kota lainnya, kota Padangsidimpuan mempunyai dua

musim, yaitu musim panas (kemarau) yang terjadi pada bulan Maret sampai

dengan bulan Agustus sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan September

(62)
[image:62.595.118.518.137.363.2]

Tabel 4.1 Letak Geografis Kota Padangsidimpuan

1. Letak Padangsidimpuan : 10081 - 10281 Lintang Utara Padangsidimpuan : 990131 - 990201 Bujur Timur 2. Luas Wilayah : 14.684.680 Ha

3. Letak diatas permukaan laut : 260 – 1.100 m

4. Ketinggian di atas permukaan laut Padangsidimpuan Tenggara 271,7 Padangsidimpuan Selatan 304,6 Padangsidimpuan Batunadua 948,7 Padangsidimpuan Utara 424,2 Padangsidimpuan Hutaimbaru 506,2 Padangsidimpuan Angkola Julu 681,4

5. Batas – batas Wilayah

a. Sebelah Utara Kec. Psp. Timur

b. Sebelah Selatan Kec. Batang Angkola dan Kec. Siais c. Sebelah Barat Kec. Psp. Barat dan Kec. Siais d. Sebelah Timur Kec. Psp. Timur

Sumber: Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan.

4.2 Kependudukan

Jumlah penduduk kota Padangsidimpuan pada pertengahan Juni tahun 2007

diperkirakan berjumlah 185.132 jiwa. Dari 6 (enam) Kecamatan dan 79 (tujuh

puluh sembilan) Desa/K

Gambar

Gambar 2.2 Lebar Bukaan Pintu
Tabel 2.2 Ketentuan Parkir Menyudut Dengan Sudut 45°
Gambar 2.9 Perhitungan volume atau satuan ruang Parkir Sumber: Abu Bakar, 1995
Gambar 3.1 Sketsa Lokasi Studi Sumber: Dokumentasi Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seksi Pendidikan Madrasah | Kantor Kementerian Agama Kab.Bojonegoro 18 Isikan kolom ini dengan pilihan Ya (jika siswa yang bersangkutan termasuk dalam kategori

Hurlock (1980) mengatakan bahwa masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut akan diterangkan secara

Berdasarkan Peraturan Menteri Penddikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 danNomor 70 Tahun 2013 menjelaskan bahwa hasil belajar siswa sesuai Kurikulum

Pada bulan Mei 2017, kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,45 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

Kegiatan ini meliputi proses kegiatan (menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan) data sejak awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan. Reduksi data

Ketidakpahaman kepala bagian mengenai manajemen sumber daya informasi serta tidak dapat melakukan kegiatan manajemen sumber daya informasi secara maksimal

1 Bahan kimia aditif Disajikan data produk tertentu, siswa dapat menentukan zat aditif pada produk kimia yang memilki fungsi tertentu dalam produk tersebut.. Peserta didik

Pintu kemah ini juga menggambarkan pribadi Tuhan Yesus yang membuka kesempatan bagi kita untuk menerima Roh Kudus, sebab Roh Kudus ini bukan kita terima dari Taurat atau dari