BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam pengambilan keputusan, informasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan informasi tersebut, pengambil keputusan dapat mengidentifikasi, menganalisis dan menentukan solusi dari masalah yang dihadapi. Terutama dalam hal menentukan mutasi pegawai, pengambilan keputusan harus didukung oleh informasi yang sangat lengkap dan akurat agar keputusannya nanti tidak salah sasaran.
Salah satu aktivitas perusahaan yang membutuhkan pengambilan keputusan adalah dalam kegiatan peningkatan sumber daya manusia yaitu pada kegiatan mutasi pegawai, kegiatan ini adalah pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain yang memiliki tanggung jawab yang sama, gaji yang sama dan kedudukan yang sama.
Mengingat mutasi pegawai ini sangat penting, maka pimpinan harus dapat mengambil keputusan yang sangat tepat berdasarkan informasi pegawai yang bersangkutan agar tidak terjadi kesalahan dalam penempatan pegawai. Pengambilan keputusan sendiri harus didasari oleh informasi yang akurat dan terkini maka dari itu perusahaan harus memiliki dan menyimpan seluruh informasi perusahaan.
Pengambilan keputusan mutasi pegawai sendiri dapat diartikan sebagai suatu kebijakan yang diambil oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai dengan mengubah lingkungan kerja.
Dalam tahapan menentukan keputusan untuk memutasikan pegawai, manajer atau pimpinan membutuhkan informasi yang benar-benar mendukung dalam keputusan tersebut. Informasi tersebut harus dikelola dengan baik dengan cara mengatur sumber daya informasi. Fungsi dari manajemen sumber daya informasi mengidentifikasi, memperoleh dan mengelola sumber daya informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. (Mc. Leod, 2004:39)
PT. Kereta Api Daerah Operasional II (DAOP) Bandung adalah perusahaan yang bergerak dalam layanan transportasi umum. Dengan bidang perusahaan seperti ini, perusahaan sangat membutuhkan sekali informasi yang menunjang dalam pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan haruslah bersifat akurat dan relevan, dan semua itu dilakukan oleh suatu kegiatan yang dinamakan manajemen sumber daya informasi. (Oleh Kepala Sub Bidang Sumber Daya Manusia di PT. Kereta Api Daerah Operasional II (DAOP) Bandung)
Pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan ini adalah dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis seluruh kebutuhan dan masalah yang di hadapi. Sama seperti dalam hal mengambil keputusan mutasi pegawai, pihak perusahaan terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan perusahaan baik mengenai kebutuhan posisi/ jabatan pegawai yang kosong, klasifikasi pegawai yang akan dimutasikan di dapat melalui informasi yang diterima kemudian baru menganalisis dan diputusakan untuk menempatkan pegawai yang dimutasikan sesuai dengan informasi yang digunakan. Informasi yang
biasanya digunakan dalam mutasi pegawai adalah informasi mengenai produktivitas pegawai yang bersangkutan, informasi mengenai kinerja pegawai yang bersangkutan, informasi mengenai kebutuhan perusahaan, serta informasi mengenai kepegawainnya. Seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan memutasikan pegawai tersedia dan dapat diperoleh dengan cara mengatur dan mengolah seluruh sumber daya informasi perusahaan.
Ketidakpahaman kepala bagian mengenai manajemen sumber daya informasi serta tidak dapat melakukan kegiatan manajemen sumber daya informasi secara maksimal menyebabkan keputusan yang diambilnya tidak efektif atau sering terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan termasuk di dalam pengambilan keputusan mutasi pegawai.
Seluruh kepala bagian di PT. Kereta Api Daerah Operasional II (DAOP) Bandung bertugas untuk mengelola dan mengatur seluruh informasi yang diterima di setiap bagian yang ada, informasi tersebut dapat berupa informasi pegawai, informasi keuangan, informasi kinerja pegawai, serta informasi yang terjadi diperusahan. Tetapi untuk tahapan pengintegrasian informasi seluruh bagian dilakukan oleh bagian Sumber Daya Manusia dan Umum, pada bagian ini seluruh informasi dikelola dan diatur untuk digunakan pada saat pengambilan keputusan termasuk pengambilan keputusan mutasi pegawai.
Ketidakpahaman kepala bagian SDM mengenai hubungan manajamen sumber daya informasi dengan pengambilan keputusan mutasi dapat terlihat pada data dibawah ini
Tabel 1.1
Daftar mutasi pegawai PT. Kereta Api Daerah Operasional II (DAOP) Bandung pada bulan Januari 2008
No Pangkat Jabatan lama Jabatan baru
1. PKM Pel. STA PDL PPKA STA CD
2. PKM Pel. STA RCK PPKA STA CG
3. PKM Pel. STA BD PPKA STA RH
4. PKM Pel. STA CMI PPKA STA CG
5. PTD 1 PPKA STA RH PPKA STA PDL
6. PTD 1 PPKA STA CD PPKA STA CMD
7. PTD 1 PPKA STA CG PPKA STA CMI
8. PKP Pel STA PLD Pel STA BD
9. PTD 1 PPKA STA PDL PPKA STA BD
10. JR 1 PPKA STA CMI PPKA STA GDB
11. PTD 1 PPKA STA GDB PPKA STA RCK
12. PTD 1 PPKA STA RCK PPKA STA CMI
13. PTD 1 PPKA STA CIR PPKA STA BD
14. PT PPKA STA BD PPKA STA CIR
15. PKP Pel STA CMK Pel Res KBKWG
16. JRD 1 Pel STA CCL Pel STA KAC
17. PKP Pel STA KAC Pel STA CCL
18. JRD 1 PPKA STA IH PPKA STA MNJ
19. JRD 1 PPKA STA MNJ PPKA STA KNP
Sumber: Bidang SDM PT. Kereta Api Daerah Operasional II (DAOP) Bandung
Tabel 1.2.
Daftar mutasi pegawai PT. Kereta Api Daerah Operasional II (DAOP) Bandung pada bulan Maret 2008
No Pangkat Jabatan lama Jabatan baru
1. PT PPKA STA CMI PUSDAL OPKA
2. PT 1 PPKA STA CMI PUSDAL OPKA
3. JR PPKA STA CIH PPKA STA PDL
4. PKM Pel STA CCL PPKA STA LBJ
5. PTD 1 PPKA STA CMK PPKA STA CMI
6. PTD 1 PPKA STA LBJ PPKA STA CMI
7. PKM Pel STA HBI PPKA STA CTH
8. PKP Pel STA KAC Pel STA CMK
9. PKP Pel STA CAW Pel STA BD
10. PKM Pel STA BD Pel STA CAW
Sumber: Bidang SDM PT. Kereta Api Daerah Operasional II (DAOP) Bandung
Dari data di atas terjadi perubahan jabatan yang tidak sesuai dengan pangkat dan kompetensinya sebagai seorang pegawai. Seperti yang terlihat pada data di atas pegawai yang berpangkat PKM (pegawai kontrak magang) yang memiliki kompetensi menjadi Pel STA (pelaksana stasiun) dengan pendidikan maksimal SMA atau sederajat dimutasikan menjadi PPKA STA (pemimpin perjalanan kereta api). Selain itu pegawai dengan jabatan PT (pegawai tetap) yang memiliki kompetensi menjadi PPKA STA (pemimpin perjalanan kereta api) dengan pendidikan minimal SMA dan telah memiliki sertifikasi pengatur jalannya kereta api dimutasikan menjadi PUSDALOPKA (pusat pengendali operasional kereta api).
Selain itu mutasi pegawai terkadang terjadi karena keinginan pegawai sendiri dan pihak perusahaan pun melihat kebutuhan pengisian jabatan yang kosong dan bersifat mendesak untuk melakukan pengambilan keputusan mutasi pegawai. (berdasarkan wawancara dengan kepala sub seksi SDM)
Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji hubungan yang ditimbulkan oleh manajemen sumber daya informasi dengan efektivitas pengambilan keputusan mutasi pegawai.
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan data yang telah dijelaskan di atas dapat diperoleh informasi berupa adanya ketidakefektifan dalam pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung, yang disebabkan oleh faktor-faktor dominan sebagai berikut:
1. Kurangnya jelasnya instrupsi/perintah yang dilakukan oleh pimpinan
kepada bawahan.
2. Ketidakpahaman pemimpin dalam mengatur sumber daya informasi yang
ada disekitarnya.
3. Mutasi terkadang terjadi karena keinginan pribadi dari pegawai.
4. Frekuensi mutasi pegawai yang terjadi cukup tinggi.
Dari faktor-faktor yang telah diungkapkan di atas, yang menjadi faktor paling dominan dalam ketidakefektifan pengambilan keputusan mutasi pegawai adalah ketidakpahaman pemimpin/kepala bagian khususnya kepala bagian Sumber Daya Manusia dan Umum dalam mengatur dan mengelola informasi yang diterimanya dari seluruh bagian untuk menunjang pengambilan keputusan mutasi pegawai di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung.
Pada saat pengambilan keputusan, informasi merupakan unsur yang sangat penting karena dengan tersedianya informasi yang dibutuhkan maka pengambilan keputusan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu agar informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, pihak manajer atau pengambil keputusan harus dapat melakukan pengaturan terhadap informasi yang didapatkan dengan melakukan manajemen sumber daya informasi.
Untuk memulai penelitian mengenai hubungan manajemen sumber daya informasi dengan efektivitas pengambilan keputusan mutasi pegawai. Maka dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat pelaksanaan manajemen sumber daya informasi
yang ada di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung?
2. Bagaimanakah tingkat efektivitas pengambilan keputusan mutasi pegawai
yang dilakukan di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung?
3. Sejauh mana tingkat hubungan manajemen sumber daya informasi dengan
efektivitas pengambilan keputusan mutasi pegawai di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung?
C. Maksud Dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui sampai sejauh mana hubungan manajemen sumber daya informasi dengan efektivitas pengambilan keputusan mutasi pegawai di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung. Untuk tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh tingkat pelaksanaan manajemen sumber daya informasi di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung.
2. Memperoleh tingkat efektivitas pengambilan keputusan mutasi pegawai
yang dilakukan di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung.
3. Mengetahui sejauh mana tingkat hubungan manajemen sumber daya
informasi dengan efektivitas pengambilan keputusan mutasi pegawai di PT. Kereta Api Daerah Operasional (DAOP) II Bandung.
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis mengharapkan kegunaan/manfaat di antaranya:
Kegunaan teoritis, yaitu guna memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang sistem informasi manajemen.
Kegunaan praktis, antara lain:
1. Bagi instansi: dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan mutasi pegawai dengan menerapkan manajemen sumber daya informasi.
2. Bagi peneliti: dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki mengenai sisem
informasi manajemen untuk dapat menarik suatu kesimpulan yang bisa digunakan dalam pengambilan keputusan mutasi pegawai.