• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU BEROLAHRAGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA PRODUKTIF DI PANCORAN MAS, DEPOK JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU BEROLAHRAGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA PRODUKTIF DI PANCORAN MAS, DEPOK JAWA BARAT."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

lrc[[,G

ot

Gomm[nlu

lorEt

PENANGGUNGJAWAB dr. Putu Ayu Swandewi Astu4 MPH

(Ketua PS IKl, Unud)

Ni Made UtaDi Dwipayanti ST" MBEnv) (seketaris PS IIG,{ Unud) dr. Partha Muliawe, M.SC (OM)

(Kehra IAKM Bali)

?IMPINAN REDAKSI Ir. I Nengah Sujaya M.Agr Sc., Ph.D

WAKIL PIMPINAN REDAKSI

&.Pand€ Putu Januraga, M.Kes S€kretari6 Redak.i

Ni Luh Putu Suariymi, SKM,MHlth&IntDev

DEWAN REDAKST

Prct dr. Tigeh Suryadhi PhD dr. K.T. Widarsa, MPH di. ParttE Muliawa& M.SC(OM)

dr. Made Sutarg4 M.Kes dr. K. Sudjana, MPH dr. I Mad€ Ady Wirawa& MPH dr Putu A},-u Swardewi A6ruri, MPH Ni Md

UtMi

Dwipayaiti ST, MBEnv

Made Pasek Kardiwinata SKIvl, M.Kes dr. LP Lila Wulandari, MPH

ADMINISTRASI

Sang Gede Purnarna, SKM, M.S€ M.A. Hita ftetiwi S., S.Si.,M.S. I Made Keta Duana SKM,

M"H

dr. Wayan Gede Arrawai E.P, M. Epid

MITRA BESTARI PADA EDISI

INI

dr. K€tut Tdgking Widdsa, MPH h. I Nengah Sujaya, M.A$ Sc., Ph.D

dr. LP Lila Wdandaii, MPH di. AA Sagug Sawihi M.Kes

dr. Ketut Suiam, MPH dr. Made Ady Wilawarr MPH

Dr. Yan Ramona, M-{pp Sc

Jumal Arc. Com. Health

merupakan

jumal

resmi

(Proglam

Studi

Ilhu

Kesehatan

Masyarakat) PS

IKM

yang diterbitkan

oleh PSIKM bekerjasama dengan

IAKMI

cabang

Bali.

Jumal versi elektronik dapat

diakses

melalui :

http://www.uphj.org/

Jurnal Arc. Com. Health terbit dua kali

setaiun,

yaitu bulan

Juni

dar

bulan

Desember. Jurnal Arc. Com. Health menerbitkan hasil

penelitian

berhubunga-n

dengan

kesehatan

masyaralat

seperti kebijakan kesehatan, kesehatan ibu dan

anal,

kesehatan

lingkungan,

gizi

kesehatan

masyaralat,

kesehatan

keria,

promosi kesehatan, ekonomi kesehatan serta

ilmu

ilmu

dasar

yang berkaitan seperti

bioteknologi

kesehatan,

biologi molekdet, bioinlormatik

dan

genetih

tanaman, hewan, serta sel yang

terkait

dengan

kesehatan

masyarakat.

Arc.

Com.

Health

juga

menerbitkan

review,

komunikasi

singkdt,

tinjauan

kasus, tinjauan

buku

terkait kesehatan

masyaralat.

Arc.

Com. Health

menerbitkan

informasi

terkait

dalam

bentuk prcmosi

dan

iklan

hengenai kesehatan masyatakat dan

teknologi

terkait yang menarik minat peneliti kesehatan masyaralat.

Untuk Pemasangan

iklan

dan promosi, naskah

harus sudah ditedma

6

minggu

sebelum penerbitan.

Segala

bentuk

komutkasi

harus dialamatkan ke:

PS

IKM

Univetsitas Udayana JL PB Sudirman Denpasar BaIi

'I7pl

tax

:+62 361, 744 8773

Email:

htfpr//www.uphj.org,/webapps/webmails atau suar_chp@)rahoo.com

(3)

Arc. Com.

Health

.

D€Bember 2012 ISSN: 9772302139009

Vol. 1 No. 2: in

DAFTAR

ISI

ARCHIVE

OF COMMUNTTY

HEALTH

PEDOMAN BAGI

PENULIS

EDITORIAL

.

Sho?piflgDoktel,

Masalah Utama PelakBanaan TB-DOTS pada

Dokter

Praktek Swasta,

Apakah Kadei

TB Desa

Pakalnan

Bisa

Meniadi

Solusi?

Adawan

Eka Putra

IWG

ARTIKEL PENELITIAN

.

Fattor Determinan Keluhan

Infeksi

Menular

Seksual Pada Pekeria Seks Perempuan

Di

Kecamatan Tabanan Tahun 2012

Ni

Made

Alit

Prabawati, Putu

Ayu

Swandewi

Astuti.

.

Unlinled

Anonymous

Seroprevalen Survey

HMada

lbu Hamil

dan

Perilaku

Bedsiko Terkait

Di

Kabupaten

Klungkun&

Bali Tahun 2011

Ni

Putu

Widadni,

Putu

Ayu

Swandewi Astuti, Dinar Lubis,

Ni

Luh Putu

Suadyani

77

.

Pola

Hubungan

Seksual Dan Riwayat

IMS

Pada Gay

Di Bali

Pande Putu

A].u

Rissa Cempala P, Made Pasek

Kardiwinata

.

Perhitungan Biaya Satuan Pelayanan Kesehatan

Di

Puskesmas

Di

Kota

Sama.rinda Tahun 2012 (Studi Kasus PuskesEras

Palar.n)

Subirman

.

Peningkatar

Pengetahuan Dan Penerapan Manaiemen Terpadu Bayi

Muda

Oleh Bidan Desa

Di

Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Artawan Eka Putra IWG, Ratna

Djuwita

.

Perilaku Berolahraga Dalam Upaya Pencegalan

Hiperten6i

Pada Wanita Usia

Produktif Di

Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat

Desak Putu

Yuli Kumiati,

Gili

Inayal,

Ka:rina Samada

.

Ka.ndung,an Perokeida Pada

Minyak

Goreng

Di

Pedagang Makanan

Gorengar

Sepaniang

Jalar

Prof.

Dr.

Soepomo

Umbulhario

Yogyakar:ta Tahun 2012

Surahma Asti Mulaeari, Risa Rallrnawati

Utami

...

120

.

Asogiasi Pengetahuan tentang Demam Berdarah dan Upaya Pemberanfaaan Sarang

Nyamuk

Di

Kelurahan

Seseta& Denpasar Selalan,

Bali.

Dinar Lubis, Sang Gede

Pumam4

Komang Ekawati,

69

84

90

98

109

(4)

Arc. Com.

Health

.

Des€mber2012 ISSN:972302139009

Vol.1No.2:l{B-119

PERILAKU BEROLAHRAGA

DALAM

UPAYA

PENCEGAHAN

HIPERTENSI

PADA WANITA USIA PRODUKTIF

DI

PANCORAN MAS,

DEPOK

JAWA

BARAT

D€sak Putu Yuli Kumiatil, Giri Inayah,, Krilna Sanraria3

1 PS.IKM, Eatultas KedrktdaL bioenitts Udcwfla (Hp. +6283719362444, desak.yuliSi@p1ail.

cnn)

;

,P sat Kn tlltnikasi Pltblik Kenefltian Kesehitan N (+628159927850, gin.inatoh@pnail.cod)

3Rural Hedth Conmunity Developnztt, RSU Bethrstu Seruktn, Singl@Ityng, Kalimantan Bant

O628 57 809448 5 i ), kn ina.s aftat i@f ahno.cat)

ABSTRAK

HiFrtensi adalah salah satu penyakit tidak menula! yang dapat dicegah. PElrleBinya 6aat

ini semakin meninglat b€gitu juga di wilayal RW 8 Pancomn Ms, Depok.

Kss

hipertensi pada .il,anita n€ninSkat s€tiap bulamla dan mutai banyak teradi pada usia pioduktif. PrEvalen hip€ttensi di Kota Depok s€besar 22,6%. Salal satu upaya tmhrk rnmcegah hipertensi yaitu

olahaga yary s€lama

ini

sudah dilal(u](an pada usia Ianjut oleh Posbindu, namun kasus hip€rtensh)-a teru6 meningkat S€buah studi kuatitatij diperlulan untuk mengetahui ,aktor apa yang m€ndasad kondisi ters€but. Tujuan dari penelitian ini adatah

utuk

mengkaji lebih dala$ perilaLr berolatuaga pada wanita dalam mencegal hiprtensi. Pmelitian ini moggunakan

pendekata Rnpid Assesment Prc.2dure.

Hasil Etudi mendapa&an bahwa h"nya sedikit inJorman yant

melalule

olahraga dalam mencegah hip€rtensi. Peng€tahuan yang kuran& kuraignya inJormasi/ saraM

prsdda

dan

sedikihy. dulungan dad keluaiga, tetangga dan petugas kes€hatan merupakan faltor yang

berkaitd dagar r€ndalEya p€rilalu bemlalEaga di daerah ini. Olahraga belum menjadi budaya di wilayah ini.

Penelitian ini lrlenyaankm admya pmingkatan pengetahuan, injormasi fasilitas dan dulungan

sosial lmtu.k meningkatkar peilsku bercIahaga.

Kata kunct : hip€ ensi, wdit& olahaga pencegallan

ABSTRACT

Hryerte$ion is on€ of the prevmtable non

ffimicable

diseases. The pievalence is also

orendy

indeasin& including tltat in tlte region of RW 8 Pmcorm M6, Depok. The c6es of

hr?ertension in women are inceasing e!€ry month and happming in tlEir productive ag€s. The pr€valence of hypertension in Depok City is 22.6%. One of the hypetmsim premtive measues such aB exercise for the eldeily has b€en done by Posbindl, but the caseE of hpertension hcr€a8€ continuously. A qualitative study is needed to detemine the hindeiing {actols. The purpose of thb study was to ass€ss exercise behaviou! of vromen in prevmting hpertension. This study us€d Rapid Assessment Procedures's approach.

The rcsults of this Btudy indicate that only a

fs

blomm

who take €xercis$ to

prelat

hnerteruion. Lack of Lmwledge, irforhatio& infrdhuctur B wel

6

little support from family/ neighbols and volunteers are asso.iated facto* for the Iack of exercise behaviour. Ex€rcises have not become a curtu€ in this rcgion.

The study suSgests enhancement of knowledge, inJomation, tacilities and so€ial support to impmve exercis€ b€haviour.

(5)

Yuli Kumiati ?t ,/.

PENDAHULUAN

M;:H'T3Jil]"

";Xi5:

penyebab 63% kematian teftesar di regional

WHO.

Pada

regional

Asia

Tenggar4

55% kematian pada tahun 2008 diakibatkan oleh

penyakit

tidak

menular, dimana

25%-nya disebabkan

oleh penyakit

kardiovaskuler.

Kematian

inipuh

terjadi

pada

usia

yang

lebih muda dibandingkan

dengan

wilayah

Iairurya

seluruh

dunia

(WHq

2011).

Indonesia

yang

sejak

tahun

2001 sampai 2007

juga

mengalami

hal

serupa, dimana kasus

penyakit

tidak

menular

mengalami

peningkatan

dari

49,9%

menjadi

59,5%

(Riskesdas,

2004.Pmyakit

kardiovaskuler

yang

meniadi

penyebab

terbanyak

adalah shoke (114%) dan disusul

hipstensi

(68%) (Riskesdas, 2007).

Hipertensi

merupakan

salah

satu

penyakit

tidak

menular

dengan

prevalmsi

yant

terus

meningkat termasuk

di

Indonesia. Ha6il

SKRT

tahun

1992" 1995,

dan

2001,

hipertensi

selalu

meduduki

pelingkat

pertama dengan prbvalensi yang

terus

meningkat

yathr

16,01"; 18,91";

daI.

264010

(Simposia 2004.

Saat

ini

plevalensi

hipeltensi

di

Indonesia

menunjukkan

a\Bka

31,7ok

dari total

penduduk

dewas4 dan merupakan angka

tertinggi

dibanding

penyebab penyakit

tidak

menular

lainnla

(Riskesdas, 2007).

Hiperlen8i merupakah

masalah

kesehatan

masyatakat

yang

sebenarnya

dapat

dicegah dengan modifikasi

gaya

hidup,

namun

ddal

cukup banyak

orang mengetahui

akanhalini.

Berbagai

penelitian

memaparkan beberapa

faktor

risiko

hipertensi diantaranya umur,

jmis

kelamin, ras, obesita8, riwayat hif,ertensi di

keluarg4

stress

psikologis, kolesterol darah

yang

tin8gi

perilaku merokok al<tivitas fi6ik yang k]ul|a g (sedenlary lifesfyie), pola makan siap

saii (tinggi

lemak,

protein,

garam

narnrm

Vol.1No.2:109-119

rmdah

serat,

dan konsumsi

kopi

lebih

dad

4 gelas sehari (Andryani 2009).

Upaya

pencegaia!

hipertensi

melalui

mengatur jenismakananmerupakanhalyang

utama, namrm aktivitas

fisikpun

berperan besar

dalam riencegah hipertensi.

Sebuah studi metaanalisis telahmenurrjukkanbahwa

altivitas fisik

efektif dalam

menurunk.m tekanan darah pada

individu

dengan berat

badan

normal dan

kelebihan

bent

badan

dan pada

mereka yang pre-hipertensi

dan

hipeltensi

(Mengel & Schwiebert, 2000)

Depok

adalah salah satu

wilayah di

Indonesia

yang prevalensi

hipeltensinya sebesal

22,6ok

@iskesdas, 2007). Sebuah

penelitian

menemukan

bahwa

kelompok

pendelita

hipertensi

mulai

banyak tedadi

padausia20-60tahun

(usiaploduktif

) s€besar 35,6% (Nurmalasad, 2008). Kelompok yang

lebih

banyak mendelita hipertensi

adalah

wanita

(57,4%\

(Hasurungan,

2002). Pada sebuah

lingkungan

di

RW

8,

KelurahaJl

Pancoran

Mas,

Depok,

wanita-wanita

usia produktif

juga

baryak

mengalami.

Kunjungan

warga

dmgan

hipertensi

pada

posyaadu

lansia

di

wilayah

ini

terus meningkat

tiap bulamya,

Dari

data Posbindu

Anggrek bulan

Novernber 2011,

jumlah

kasus

terbanyak

adalah fupertensj

(29 o!ang), disusul

dengaa diabetes

(15

orang,

dan gangguan persendian (5 omng), Ka6us hipertensi terbanyak pada wanita (17

orang), dengan rantang u-inur

bewa

asi

mulai dari

30-50

tahun

(usia

ploduktif).

Upaya

pencegahan

seperti

olahraga

dan penyrrluhan pernah

dilakukan

di

Posbindu

Anggrek

ini,

namun

tetap

saja

kasus hipertensinya bertambah.

Berdasarkan

kondisi

tersebut

diata6,

perlu

adanya

suatu

studi kualitatif untuk

mmdapatkan informasi

secara

mmdalam

mmgenai perilaku berolahraga pada

wanita

usia

produktif di

wilayah

ini

dalam upaya pencegahan hiperlenEi.
(6)

Arc. Com.

Health

.

Desember 2012 ISSN: 922302139009

untuk

mengetahui gambararr

perilaku

berolahraga dalam

pencegahan hipertensi

pada wanita usia

produktif

di

lingkungan

RW

g

Kelurahan

Pancoran

Mas,

Depok

dalam

pencegahaa

hipertensi.

Gambaran

pelilaku

ini

dikaji

berdararkan

status

hipe*ensi

informan,

tingkat

pendidikan

dan

pekerjaannya. Beberapa

faktor

yang

ingin

dilihat

keterkaitannya

diantaranya

pengetahuarf

sumber

informasi, ketersediaan sarana dan prasarana olahraga serta dukungan

da

keluarg4

tetangga dan kader.

METODE

Penelitian ini menggunakan mncangan

knalfianf,

Rapid

Assesstflenl Procedures,

Sumber

data diperoleh dari wanita

yang

berusia

5-60

tahun

dengan

riwayat

hipertensi (8

orang)

dan

tidal

hipertensi

(8

orang). Informasi

dikaji

berdasarkan tingkat pendidikan dan pekedaan

informan.

InJorman

kunci adalai

1

orang

petugas

puske8mas

Depok

dan

2

orang

kadet

posyandu

lansia.

Pemilihan

inlorman

dilakulan

secara purposfue satnpling, dengaa melihat status hipertensi, tingkat

pendidikan

dan

pekerjaan

informan.

Pengumpulaa

data

dilakukan

pada bulan

Desember

2011

oleh

mahasiswa 52

FKM

LrI. Metode

pengumpulan

dala

dilakul<an

dengan

Wawancara

Mendalam

rnenggunakan

pedoman

wawancara

semi-terstruktur.

Informasi

dianalisis menggunakan

aralisis

tematik.

Uji

validitas

untul<

penelitian ini

Tabel 1.

Karaktedstil

InJorman

VoI. r No.2:109-119

dilakulan

dengan teknik tuiangulasi sumber, hiangulasi

data

dan

triangulasi metode.

HASIL

Karalteristik

Inf

orman

Rentang

umur

informan,

baik

yang h.ipertensi

maupun yang

tidak

Npertensi

berkisar

antara

29

-

50

talun.

Sebagian

besar

dali

inJorman hiperterrsi berumur

diatas

40

talun,

hanya

sebagian kecil

berumur

dibawah 40

tahun

(Tabel 1). Pada

penelitian

ini,

informan yang hengenyam

pendidikaa minimal SMU atau

sederajat

dalam

penelitian

ini

digolongkan tingkat

pendidikannya

tinggi.

Sebaliknya

informan

yang

tidak

sekolah sekolah

minimal tamat

SMP

atau

sederajat

digolongkan

dalam

informan berpendidikan

rendal.

Sebagian

besar

inJorman

pemah

mengenyam

pendidikan baik

itu

dad

tingkat

sekolah

dasar

hingga

perguruan

tinggi.

Hanya sebagian

kecil

saja

infotman yang

sama sekali tidak pemah mengenyam

pendidikan.

Peke4aan

informan dalam penelitian ini

beraneka ragam, mulai dari guru, buruh cuci

dan

pedagang. S€bagian

inJoman

beke4a dan sebagiannya lagi tidak bekerja.

Pada

kelompok hipertensi,

rcntang

wakfu in orman

menderita

6akit

tekanan darah tinggi berkisar antara 3 bulan sampai

7

tahun.

S€bagian besar

sudah

mendedta

hipertensi

lebih

dad

1 tahun, dan haiya

sebagian

kecil

saja

yang

baru

mengalami

hipe*ensi dalam

kurun

waktu

kurang

dari

setalun.

Sebagian

besar informan

Starus Hlpertensi Karakt€rtutik

Infomd

Hipertensi Tidal Hjpertensi

Pendidikan

Pek€4aan

33, 42 43, s5, 57, 58,

il,

60

Tidal sekolal (1), SD (2), SMP (1); SMEA,/SMA (3), 51 (1)

Tidak bekeia {a), guru (2); p€dagang kue (1), buruh cuci (1)

29, 31, 35, 40, 47, 43, 55,

&

Tidal Fkolah (1' SD (2); SMP

(1'

SMA (3); 51 (1)

ridat bekerja (4);

buEhd.i

(3)
(7)

Yuli Kumia4 ?t ,L

dentan

hipertensi didiagnosis

di

pelayanan kesehatan (dokter

plaktik

swaata, puskesmas dan yayasan jantung sehat), Hanya sebagian

kecil

saja

yang

menyimpulkan

sendiri

dirinya sakit darah tinggi

(hipertmsi)

karcna

keluhar

yang dirasakannya serta keyakinan

akan

adanya

faktor

riwayat

penyakit

darah

tinggi

di

keluargany4 seperti

yang

diurgkapkan

sebagai

berikut:

"Saya metyimpulkan seflditi. Saya suka

pusing, kalau iseng ke tuuah sakit dan

di

tensi pasti tinggi. IGn, kaluarga soya juga udah hiputensi"

g,

HT, S1).

Pedlaku

Pencegahar

Hipe*ensi

Melalui

Olahraga

Perilalu

olahraga antara

informan

hiperlensi

dantidalhipertensi

menuniukkan gambaran yang tidak jau}l befteda. Sebagian

besar

inlorman

mengaku

jarang

dan bahkan tidah pemah berolahraga. Beberapa

diantaranya

mengatakan

duJu

sering

Vol. 1 No.2 | 109-119

olahraga

namun

saat

ini

tidak lagi

karena beberapa alasan tertentu @ekerja dan

punp

b",r).

"saya

jarung

olahraga. Ter..l:hit @aktu sekolah duht he he he, Tadinlo sih saya olahra.ga sefiinggu sektli serutfi jontung di d.ekdt sini. Topi s4ak eetahun

ifli

udalt

jatang senamnya. Apalagi saya sekarung

jualan kue, Olafuaga

bikL

kita jadi sehat eih. Pusing-pusing berkurung. Tapi ya

itu

sudah ga sefipat. Pagi sore

fiesti kyiapit

dagar gaa. P alin g b olak-b al ik d.ai r umah kc

uarurg aia, Kah sama ya dengan olahraga ha ha

ha"A,}{l,

SMP, pedagang)

flanyasebagian kecilyang menyatakan

rutin

berolahraga

dan

itupun

setelah terdiganosis hipertensi.

"Setelah dibilang darah tinggi, tiap sabtu pagi sayasering di sekalah ikutan sehan"

(F. }{T, SMA,

guru)

BaSan 1. Alasan InJorrran Hip€rtensi dan Tidak Hipertensi TidakBerolahraga

AI.*S*N

TIT'*K

SI.AI'T,AGA

Ofrlf,l3rrrtb*i

(8)

Arc. Com.

Health

.

Desember2o12 ISSN: 9772302139009

Hanya

sebagian

kecil pula

informan

kelompok tidak hipertensi yang berolahraga secah terafur.

" Saya ikut seflarn diluar sini. Di lapangan

fiaflggis

Depok 1. Tiap

sorit

dax rubu.

Rulin jam 5-7 sore, Sala ikut \enarnnya disituaja, Kalo

disixi

(posbindu

ru

8)

sehafififila

onkum selafia setahllh. ]ddi

saya ngikut diluar oja

ufltltk senafinw"

(Eti

Non HT, SD)

Bebempa alasan mereka tidak olahraga

diantaranya

dapat dilihat

pada bagan

di

ataa:

Sebagian besar

informan

(kelompok

hipertensi

maupun

tidak

hipertensi)

mengatakan mereka

tidak

sempat

untuk

beiolahraga

karena

tidak

sempat,

baik

itu

karma

sibuk bekeda

ataupm

sibuk dengan

urusan

rumah tangg4

meniaga anak atau cucu.

"Kilau

sefurang

saya.

tidak

pefiah

berolahraga lagi s4ak puflya bayi. Habis anak-anak

tidak

ada

yang

hmjaga.

Paling

hanya

jalafl

?ada

saat

bela

ia

soja.

Sebenmnya olahraga

baik

untuk

l@6ehatan, Bisa fielaflcarukafl percilarufl

danh.

Mencegah penyakit daruh tinggi, Tqpi

sek

ang saya tidak

punw

waktu,

Tidak seflpat lagi ha ha ha. " (N, non

III,

51, tidak bekerja)

Sebagian

kecil dari

meteka beralasan

tidak

olahraga karena

memang

tidak

ada kebiasaaa olahraga di keluarga.

"Dalafi

kel

atga

saya

ga.

ado

yofig berolahraga"

(I( Hl

tidak

sekolah, tidak bekeda).

Tidak ada

tempat

olaluaga

dan

olahraga ri.ltir, daiam posbindu sudah

tidak

altil

lagi iuga menjadi alasan mereka.

"Dulu olahraga sekanng tidak lagi. Udah ga ad.a tefipat olahfaga disifli. ya di tuthdh aia gerak-genktu tangan don kaki gitu he

Vol. 1 No. 2 r109-119

he...."

(A,HT,

SD,

6dal

bekerja).

Berdasarkan hasil observasi partisipasi

di

losbindu

Anggrek, kegiatan

disana

juga

hanya berupa

cek

tekanan daialr

pemberian

vitamin

ataupun

obat

dan

pijat

untuk

memperlancar

aliran

darah.

Tidal

ada kegiatan olahtaga. Padahal sebelumnya kegiataa olahraga

rutin dilakulan.

"Oldhraga di posbifldu 61tdah ga aktif lagi fltbak s4ak tahun 2010,

gaflti

pehgurus prograunya juga

jadi ganti

ha ha ha...

saya nah flgikut aja lhbk" (A, kader)

Kegiatan posbindu

masih

lebih

banyak ke pengobatan (kuratiJ) dan deteksi

dini

hipertensi

(cek tekanan darah),

jika

dibandingkan dengan

upaya

pencegahan

(preventif)

dan

edulatif.

Beberapa

pemyataan

informan

darl

inJorman

kunci

yang juga

mendulung

diantaranya:

"Di

posbindu

kar ga

ada olahtugaflya sekftang,

palhg

Cuma

peika

darah

habis

itu

dikasi obat. Gitu aja."

U, }{T,

51, Guru)

Penget.iuan

Informan

Mengenai

Penyebab darr Pencegahan

Hipertensi

Beberapa penyebab

hipeltensi

)rang

informan ketahui

diantaranya

kumng

istiahat

atau

tidur,

riwayat darah

tinggi

di

keluarg&

kebanyakan

pikiran

(stress,

banyak

makan daging

kambing

makan

yang

tidal

teratur,

makan

empin&

makan ikan asi+ makanaa bellemak dan bersantan. Pengetahuan

mereka mengenai

penyebab

hipertensi

sebagian

besar

hanya

sebatas pada faktor p6ikis.

"Y+

knlo

lagi

ada nasalah

ya

feknya

kepikiran, Langsung

pusing.

IGlalt

,lrakafian

tidak

begitu

nlefiyebabkafi

pusing. Ketahuafl ddh kalo

pusing gitu

pasti

ala

fiasalah, Kayaknya

fiefiang

factor

banyak

pikitufl. Anak

ib1,L

laflg

(9)

Yuli Kurniaq ef al

danh tillggi,

KE*ilah

dafl keinget terus,,

(T,

i{T,

SMEA)

Pemyataan

faltor

psikis

sebagai penyebab hipertensi yang utama,

didukung

pula oleh pemyataan dari

inJormar

kunci. "iya,

disili

bahyakyang kma darah tinggi,

sebagiah besat itu yang kefia jafldn-jaflda.

Mufigkin

kare

a

ditinggal

suaninya fiakanla meftka itress dan alihimya

keu

sakit dalah tinggi. . ,,'(A,

kadet)

Sebagian

kecil

inJorman

ada

juga

yang

tidak

mengetahui penyebab dari

penyakit hipertensi. Informan

hipertensi sebagian

besar

lebih banyak

mengetahui

ienis

faktor

penyebab

dad

penyakit

darah

iinggi

dibandingkar dengan

inlormaa

tidak hipertensi.

Informan

berpmdidikan

ti.gg,

mengetahui

lebih

banyak

penyebab

hipertensi dibanding inlorman

berpendid&aa rendah. Hanya sebagian

kecil

kelompok hipertensi

dengan pendidikan

tingg ya"g

mengetahui

faktor

genetik juga berperan

dalam

hipertensi.

Inlorman

yang bekeria mengetahui lebih

banyal

penyebab hipertensi dibanding yang tidak bekerja.

Jawaban

informan

baik

kelompok

hiperfensi

dan tidak

hipetensi

culup

beragam mengenai

upaya

pencegahan hipertensi, m ulai d a rj mengurangi komsum si

garam dan makanan yang asiru

menghindari

makanan

berkolesterol (daging berlemak)

meminum rebusan daun 6alam,

tidat

makan

daging kambing;

memperbanyak

makan

ubi-ubiar,

sayurar, serta bua}r; mengurangi makan mie; mengurangi

pikiran

yang belat_

berat tidak

matai-marah,

menghindari

skessi

minum

Crolof I K-link;

Minum

Omega

Sqrale; dan

minum

obat dari dokter.

Informan kelompok

hipertensi

pada

saat

penelitian lebih banyak

mengetahui

upaya

pencegahan

primer

dan

sekurtder

untul

hipertensi daripada

kelompok

tidal

hipertensi yang hanya mehaparkan

!'oL1\G2:18_119

cara

pencegahan

primei.

InJorman

berpendidikan

tinggi

kbih

banyal

mengetahui upaya

penc€gahan hipertensi

dibandingkan

informan

berpendidikan

rendah. Kelompok informan yang

beke4a mengetahuilebihberagamupayapencegahan

dibandingkan

dengan

kelompok informan

yang

tidal

bekerja,

baik

itu

pencegahan

primer

dan

pencegahan

sekunder.

Pengetahuan pencegahan

pada

kelompok

informan beke{a

lebih banyak pada upaya

mengafur

pola

ma-kan, manajemen stless, olahraga dan pengobatan dengan

altematif

ataupur

herbal.

pengetahuan pencegahan

pada kelompol

informan

tidak

bekerja,

seputar

pada

mengafur

pola

makan dan

mengurangi shess saja.

"Saya

minum

Clorofl K-Link,

Omega

Square dan olah raga sefiam sabtu pagi,,'

(F,

HI,

guru

agama)

" Men ghihd

ai

fi

akafl at1 y

afl

gmen gafl

du\g

kolestetul

seperti

yattg

mmgatdung santfit, gorengan, ya ,fiengurangi pikirdh

yatg

berat-berat yafl& bikirl stues...,, (N, non HT, tidak bekeda)

Ketersediaan

Sarana

dan

praEarara Olahraga

Beberapa benhrk kegiatan di posbindu

dalam

upaya

pencegahan

hipertensi dirasakan

masih kurang.

S€tahun

teralhir

ini

penyrrluhan kurang banyak

diadakan, olah raga

tidal

pemah

dilakukan.

"Di

Posbind.u knn ngga ada olah raganya,

, Kalau penyuluhan di posbindu Kayaknya

belum

panah

ada penyulthan,

oya

petnah cuma sckali unktu ifu yang

nglsi

afiak-anqk fiahasisTra

jugq

buknn orung Puskesmasnla.,, (5, HT,

SW)

Kegiatan

di

posbindu

sebagian besar

berupa

kegiatan

pengobatan

dan

deteksi

dini

penyakit. Kegiatan yang

dilakukan

(10)

Arc. Com.

Health

.

Desember 2012 ISSN: 9772302139009

gula

darab

asam urat.

" ---

Teflsi

safia

d.ikasi obat

aja--Kndang petheriksaifl

gula

darah, asam

L/at,-*---(T,

HT,

SMEA

" Selama

ini

di posbindu sini kegiatannya

Cun q b erob at-b etub at gitu aj a- -

-

-

- -(

Eti, NHX, SD)

Dari pihak

penyelenggara pelayanan

kesehatan

di

posbindu, mereka

juga

menyedialan

alat 1mtuk cek tekanan darah dan program olahraga bersam4 yang dalam

satu tahrm

teralhir

kurang aktifkegiatarmya. Peralatan yang disedialan berupa peralatan deteksi

dini

dan

kuratif,

dan

bukan

dalam bentuk materi edukatif.

Kete$edian

Infoffrasi

Sumber

informasi

mengenai

penyakit

darah

tinggi

baik pada kelompok

informan

hip€rtensi

dan tidak

hipertensi

sangat beraga$ mulai d ari tetan88a, teman mengaji, dokLer,

Posbindu.

Puskesmas, Mahasiswa

U], Keluarg4

yayasan kesehalan, sampai marketing obat herbal. Hanya sebagian kecil yang menyatakan

tidal

pemah mendengar informasi:

" ilari

tencn ngaji, dmi Posbindu, juga.

Dulu

pernah ada anak

UI

pehyuluhafi disini tmtang darah

tihggi.

d

a launarl

lal

,

Tefltang

darah

tittggi dan

cara

nangaaiflla"

(A, HT, SD)

"

Saya tidak pernah denget.

Dulu

tMktu \ethpat

diukut

taflgan ya.

Dibilahg

ibu dmahnya normal. Emang

danh

tinggi ketahum

dai

situ

ya bu?...

"

(U,

Non

HI,

SD)

Sebagian

kelompok

hipe

ensi

dan

tidak

hipertensi dengan

pendidikan

rendah

sumber

inJormasinya

hampir

sama yaitu

dari

tetangg4 teman

mengaji,

dokter,

VoI. 1No.2:109-119

posbindu,

puskesmas

dan

mahasiswa

UI.

Sedikitberbeda dengan

lelompok

hipertensi

berpendidikan

tinggi.

Sumber

informasi

mereka

lebih

beragam

bila

dibandingkan

kelompok

tidak

hipertensi

dengan

pendidikan

tinggi

yaitu

dari

tetangg4

keluarga

yang iuga darah

tinggi

Leaflet Depkes,

dokter,

Yayasan

jantung

kanker, tempat senam

dan

marketing

clolofl

(obat

herbal). Begitu

juga

dengan

meieka

yang

bekerj+

sumber

informasi hipertensi lebih

beragam

dari

kelompok yang tidak bekerja,

Petugas puskesmas yang menyelenggarakaa Posbindu

iuga

mengatakan bahwa sumber

informasi terbanyak mengenai penyatit

darah

tinggi

didapat

dari

posbindq

puskesmas dan tetangga.

"..,Dai

poEyafldu,

dari

puskesmas, dari tefiea-tefiefl,

dai

fiul*

ke

thulltt.

kita ada penyuluhafl ke kadeL dah kadetfiya ernaflg

aktif,

Mereka

r

efigefibaigkafl bagairhahafl posyafidu

lan€ia

i i

bisa

mandii

pasimnya. Daimana kailemya?

Yd dari kita-kita. Setidp bulan Hta

rutin

memberikan perLyuluhan

dan

topiknya

berbeda-beda" (D, petugas puskesmas)

Pemyataan

dari

pefugas

puskesmas

dan

informan

agal<

kurang

sesuai.

Betrrapa inlorman

ada

yang

menyatakan

jamng dilakukan

penJ'uluhan,

sedangkan pefugas puskesmas menyatakan

tiap bulan

dilakulan

penyuluhan.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan,

penyuluhan

dengan

mengumpulkan

masyalakat memang

tidak

dilakukan

pada saat

itu

begitu iuga dengan

kegiatan olairaga

juga

tidak

dilakukan.

Pemberian informasi hanya dilakukan orang

per

orang

tergantung kasus

dari

pasien masing-masin8.

Apabila

dari

jenis

inlormasi

yang

dibedkan,

sebagian besar

nasihat untuk

pencegahaa

berupa

pengafuran

atau larangan terhadap beberapa jeni6 makanan
(11)

Ydi Kumiati e, al.

"Ktat

dai

perusahaan suarni ada dokter

pefusahaaflflya. Kndang saya suka Tarrya_

tarya, Saya kan agak

gefld

t gitu.

Kalo mefiutut doktelflla biat tidak kena daruh

tihggi

d.isutuh jaga pola mak

fl,

makan sayur, buah dah hifidnri gofeflgan

seia

zrie"

(S4

Non

HT)

Dr*rrrrga\

Peet Grottp dan

Kader

Beberapa

bentuk

dukungaa

dari

para

tetangga

dalam

mencegah hipertensi

berup4

menjenguk kalau ada yang sedang

kumat

sakitnya; memberikan

info

obat-obat

tradisional yang

dapat

dipakai

untuk

mmurunkan

tekanan

darah

(belimbin&

daun

6alam),

tentang

obat altematif

dan

hetbal

memberi

info

tentang

geiala

sakit

dan mengajak

olahaga.

"biasanya

dijmgukin kalo

sakit mah. dikasi tau tarnbahan obat opa

yifig

mesti

difibfltfi.

Kadaflg

disutuh

rebus daun belimbillg biat

tutull

daruh tiflgginya...

"

(r4

IIr,

sD)

"

tetaflgga suka ngajakin olahraga dulu

di

masjid.

Olahtaga

ntuk

stroke. Tapi sekorang suilah berheltti arcfia pelatihfiAa

nelahirkafl "

(T,

}II,SMA)

Menurut

informasi dari kader,

benfuk

dukungan para

tetangga

dalam

mencegah

pmyakit

darah tinggi berupa

menjenguk

dan rnemberitahu apa yang mereka

ketahui

mengenai suatu penyakit.

"disini biasanya kalo ada yaftg sakit pasti dijengukifi

safia

tetafiggatrya. Kadaflg_ kad.ang merekn

juga

ngobrol kesehatan

di pengajiafl atau pds ngerufipi gitu, pas

kumpul-kump

mercka" (A, Kader)

Vo1.1No.2: 109119

PEMBAHASAN

Perilaku

pencegahan

hipertensi

melalui

altivitas

fisik

(olah raga)

pada sebagaian

besar informan masih

sangat kurang. Banyak hal yang mendasad mereka

tidak

berolahraga,

mulai dari

sibuk

bekerj4

mengutus rumah tangga ataupun

keluarg4

tidak te$iasa otalraga

dalam

keluatganya

tidal

ada

tempat

untul

olahraga

dan

instruktur

olahaganya

sudah

berhenti, Tampak pula bahwa

tidal

banyak perbedaan antara status hipertensi, tingkat

pendidikan

dan

peke4aan

dalah

kegiatai

olahraga.

Sebagian

besar

dari

mereka

jarang

atau bahkan

tidal

pemah berolaluaga. Tentunya banyak hal yang mendasari perilaku meteka

ini.

Perilaku seseorang menurut Lawience

Green

(1980)

dipengaruhi

oleh

3

faktol

utama yang dirangkurn dalam

PRECEDE

MODEL

(1990) (Soekidio, 2010).

Model

ini

menyebutkanbahwape

lakuseseorangatau

masyarakat

tentang

kesehatan

ditentukan

oleh

pengetahuan,

sikap,

kepercayaan,

hadisi dan

sebagainya

dari

orang

atau masyaral<at yang bersangkutan ,

Disahping

itu

ketersediaan fasilitas, sikap dan

perilalu

pala petugas kesehatan terhadap kesehataa serta

peraturan

juga akan mendukung atau mempeikuat terbenhtknya

pedlaku.

Pada

penelitian

ini

tampak

bahwa

pengetahuan, ketersedian

sarana

dan

prasarara

olahraga,

informasi

seta

dukungar

dari

peer

group

dan

kadet

menampakkan keterkaitan

pula

dalam

upaya

pencegahan

hipedensi

melalui

olahaga.

Aepek pengetahuan

Faktor

Predisposisi

tprcdisposifig

factors), metupakan Jakto!-faktot

yang

mempeagaruhi

atau

mempredisposisi
(12)

Arc. Com.

Health

.

Des€mber2o12 ISSN: 922302139009

nilai-nilai

dan tradisi

(Lawrence Greeo

1980 dalam Soekidjo, 2010).

Pada

penelitian

ini,

sebadan

besar

kelompok hipertensi maupun

tidal

hipertensi

masih kurang

pengetahuannya

mengenai penyebab

hipertensi

dan

iuga

pencegahanhipertensi. Pengetahuan mereka tentang penyebab hipertensi masih terbatas

seputar

stres

dan

malanaIt saj+

sehingga pencegahan yajlg mereka

ketaluipun

hanya seputa! menghindari makanan tertentu dan

rileks

agar

tidak

stres. Padahal, beberapa penelitian sudah

banyal

ya.ng memaparkan

baiwamasihbanyakfoktor-f

attorrisikoyang

menyebabkan hipertensi seperti umur, jenjs

kelamio

ms, obesitas, riwayat

hipe*ensi

di

keluarg4

stress psikologis, kolestercl

daral

yang

tinggi

perilaku merokok, aktivitas

fisik

yaigkwang

(sedentary lifestyle), pola

makan

siap saii

(tinggi

lernak,

protein, dan

garam

namun rendah

serat),

dan konsumsi

kopi

lebih dari 4 gelas

s€ha

(Andryani,

2009).

Apabila

dilihat

dari

tingkat

pendidikan

dan

pekerjaan

informan,

memang

menunjulkaa sedikit

perbedaan

pengetahuan.

Makin tinggi

pendid&ar

mereka,

maka

pengetahuan

merekapun

Iebih

beragarn

mmgenai

penyebab

dan

upaya

pencegahan

hipertensi.

Sosialisasi mereka

dilingkungan

ke4a iuga menambah

pengetahuan

akan

penyebab

dan

upaya pencegahan

hipertensi.

Namun

walaupun

pengetahuan

inlorman

yang beryendiAikan

tinggi dan

bekerja

lebih

bany&

tetap

saja aspek

penyebab

berupa

kurangnya

altivitas

fisik

dan

pengaruh asap rokok

tetap belum banyak mereka ketahui. Begitu

juga

dengan

upaya

pencegahar;

dirnana aspek berolahraga, menghindad asap

rokok

masih belum

banyal

tersenfuh oleh mereka sebagai

upaya

pencegahan.

Tampak pula

bahwa informan yang hipertensi

memiliki

pengetahuan y,ang

lebih

banyak mengenai hipertensi pada saat penelitian berlangsung. Kemun8kinan keterpaparan akan informasi

Vol. 1 No. 2 : 109-119

saat

pengobatan

memberikar

kontribusi

dalam hal

ini,

namun meniadi keterbatasaJr

d,alam penelitian

ini

karena.

tidak

menanyakan

pengetaluan

mereka sebelurn sakit.

Apalah

mereka merasakan atau

tidak

adanya

peningkatan

pengetahuan belum dapat diketahui.

Aspek samna dan prasarana olah raga

Faktor

Pemungkin

(mabling

/r.tols),

merupakan

faktor-faktor

yang

memuagkinlaa atau

yang

memfasilitasi

perilalu

atau

tindakan, seperti

saran4 prasarana

dan Iasilitas

(Lawrence GreerL

1980 dalam Soekidjo,2010) .

Sebagian besar

inJorman

memanJaatkan

posbirldu

yang dekat

dan murah sebagai akses pertama mereka dalam deteksi

penyakit

hipertensi. InJorman yang

rutin

mengakses sebagian besar

inlorman

yang mengalami sakit,

dan tidak

bekeda,

Informan

yang

merasa

dfuinya

sehat dan

bekerja

jarang

dar

bahkan

tidal

pemah mengakses fasilitas

ini.

Pelayanan yang ada

di

posbindu

untuk

program

pencegahan

masih

sangat

terbatas,

hanya

berupa

pemberian

informasi

orang

perorang. Kegiatan olahraga bersama juga mulai

tidal

aktif

sejak

setalun

belakangan. Kegiatan Iebih banyak

berupa

deteksi

dini

penyakit

dan

pengobatan.

Kondisi

seperti

ini

akhirnya membuat

perilalu

pencegahan

di

wilayah

sekitar terutama olah raga menjadi

kurartg

membudaya, padahal

beberapa

inJorman

menyatakan

kegiatan

olallraga yang sebelumnya ada memberikan manfaat bagi mereka.

Aepek

informasi

kesehatan

InJormasi juga merupakan salah Eatu

fattor

pemuagkin

urtul

terbentulcrl'a

perilaku seseorang. Sebagian besar inJorman

mmyatakan

mendapatkan

inJormasi

kesehatan khususnya penyakit darah tinBgi

(13)

Yrti Kurniati et ar.

kecil

saja mendapatkan

dari

sumber

-sumber lainnya. Jenis informasi

yang m€rcka dapatkan dalam upaya pencegahan

lebih

banyak yang bersifat

menjaga jenis

makanan. Sangat

sedikit informasi

yang mereka dapatkan

perihal

olahlaga atauprm

rnenghindari asap

rokok

dalarn

upaya mencegah

hipeltensi.

Aepek dukungan

keluaiga, tetangga dan

kader

Faktor

Penguat

(rcinforcixg

factors), merupakwr

faktor-Iaktor

yang

mendorong

atau memperkuat

tedadinya

perilakq

misalnya perilaku

tokoh

yang

meniadi

panutan (Soekidjq

2010). Aspek

dukungan

dad

kader, keluarga

ataupun tetangga merupakan fal<tor penguat

untuk

membentuk perilaku berolahmga.

Sebagian

besar

informan

hipertensi

mendapatkan

dukuagan

dari

keluarga

lebih banyak disbarding informan

tidalc hipertensi. Dukungannya beraneka mgam. Secara

umum bentuk dukuagan

keluarga berkisar pada pencegalan sekunder setelalr

sakit.

Untu.k

pencegahan

primer

sebelum sakit masih tampak kuran&

sepe

i

misdnya

kebiasaan berolahraga dalam keluarga dan

merokok

Tetangga dalam

lingkungan

ini

lebih

banyak berperan dalam membeti

dukungan

berupa nasihat

dalam

menjaga

pola

m6kan

dan

mengajak olahraga. Kondisi

seperti

ini

sebenarnya dapat

dimanJaatlan

untuk

memberdayakan

mereka

dalam

membedkan

informasi kepada

sesama

dengan

meningkatkan

pengetahuan mereka tuntang hiperbensi secara lengkap.

Hubungan

antar

teman sebala

(tetangga) daLam

memberikan

informasi

cenderung

lebih mudah dipahami oleh yang

lainnya. Dengan

infromasi

yang lengkap

mengmai

upala

pencegahan hipertensi tentuhya

ibu-ibu diwilayah

ini

akan lebih tahu caia yang dapat

dilakukan

untuk

VoI. 1 No.2: 10q119

SIMPTJLAN

DAN

SARAN

Perilaku

informan

dalam berolahraga

untuk

mencegah

hipertenEi

pada

wanita

di

RW 8. Pancomn Mas, berkaitan

dmgan

pengetahuan, ketersediaan sarana

dan

prasaran, sumbe! inJormasi dan

dukungan

darj

keluarg4

tetangga dan kader.

Pengetahuan

ses€otang

tentang pencegahan

hipertensi

beikaitan

dengan

inlormasi

yang mereka dapatkan

baik

dari

orang lain, teman sebaya ataupun keluarga.

Pengetahuan

yang

kurang

mengenai

olahraga

sebagai

upaya

pencegahan

hipertensi, ditambah

pula

dmgan

tidak

adarya

sarana prasarana, serta

kurang

ada

dukr..urga.n keluarg4 kader ataupun tetangga membuat

aktivitas

olahaga

fi

wilayah

ini

juga semakin menurun bahkan

tidak

ada. Saran

yang dibelikan

sebagai hasil dalam penelitian

ini

adalah :

1. Perlu adanya

peningkatan pengetahuan

pada

ibu-ibu

diwilayah

melalui

pemberian inJormasi

yang lebih lengkap mengenai penyebab dan upaya pencegahan hipertensi.

2.

Menggalakkan

kembali

kegiatan

olahraga

dan

penyuluhan

kes€hatan di Iingkungan Posbind u

Anggek.

3.

Memberdavakan

kelompok

masyarakat

(kade/tetangga)

sebagai sumber

inlormasi

yang

efektif

karena sebagian besat dari mereka mendapat inJormasi kesehatan dari tetangga.

DAFTAR PUSTAKA

Andryani,

H.

(2009). Prcoalensi

dat

Faktor-faktory ang Berhub un gat de ngan IGj adian

Nirytensi

di Ptopinsi Kepulaudh Bangka

BelituflgTahun 2007.

ItrG{

UI, Depok.

At^

8,

$99n,

Bebelopa

Fdktot

yrng

Bethubungan deftgan

Hipeie

si

pada
(14)

Arc. Com.

Health

.

Desember 2012 ISSNt 9772302739N9

Data

SKRT 1995.

Skripsi

FKM-UI,

Depok.

Hasurungan, J.S. (2002), "Faktor-faktor yang Bethub

ngan

deltgan

Hhettensi

pad.a

L$nsia

d.i Kota

Depok

Tahufl

2002".

Available http://www.digi1ib.ui.ac.ifl

(Access€d: 8 November 2011).

Hikmah,

Y.

(2007\.

H

bungan

Faktor Danografi dan Medi6 dengan Kejadiah

Hipertebsi pada Kelofltpok Lansia di Kota

Depok

2000-2001.

Skripsi

FKM-UI,

Depok.

Kementlian

Kesehatan

RI.

2007, Laporufi Riset Kesehatan Dasar Nasiofial 2007.

Badan Penelitian

dan

Pengembangan Kesehatan, Ja.karta.

Mengel,

M.B.

&

Schwiebe*,

L.P.

(2005)

Fafiily

Medicifie

Afibulalory

Care and Preuehtiah

4th

edition,

lllccraw-Hil,l,

Singapore.

Vol, 1No.2:109-119

Nurmala8ari. (2008\. Hub

ngafl

Tin&kat Peagetah an pasien dengan Pmcegahan

.

Kekambuhan Hipetteflsi di Gtogol, Depok

Universitas Pembangunan Nasional

Soekidjq

N. (2010).

tfiL Peildku Keiehitafl. Rineka

Cipta

Jakarta.

U.S,

Departehent

of

Health

and

Humart Services. (2005). Theory at a Glance,

A

Guide

for

Health

Profiotioh

Ptacti.e. National Institutes oI Health,

Amerika

Sedkat.

WHO.

(2010).

"WHO

Global Status

Repoi

oh

Noncofifiuflicable

Disease, 2070". Availabler

http://apps.who.int/

ghodata/

(Accessed:

8

November 2071)

Gambar

Tabel 1. Karaktedstil InJorman

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan tersebut, penulis bertujuan membangun “Aplikasi Pengolahan Pen dataan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Hasil variasi tersebut berupa perubahan nilai

No Data Bapak / Wali Ibu/ Wali.

Kekuasaan ideologi Ajeg Bali di Bali TV sebagai industri media yang berkuasa menanamkan ideologi kepada masyarakat Bali melalui opini wacana pembubaran desa pakrama (desa

Manfaat yang dipersepsikan ( perceived usefulness ) , kemudahan penggunaan yang dipersepsikan ( perceived ease of use ) , kesenangan yang dipersepsikan ( perceived

Untuk itulah orang tua dengan pola asuh demokratis lebih dapat memberikan hak dan kesempatan pada anak untuk memilih karir yang diinginkan sehingga pada akhirnya siswa dapat

Kekuatan tekan tegak lurus serat pada batas proporsional dan batas maksimum dengan plat beban ditengah permukaan CLT dengan arah tegak lurus serat permukaan lebih

Ieu tésis judulna “ Wawacan Simbar Kancana (Ulikan Struktural, Budaya, jeung Étnopédagogik). Tujuan ieu panalungtikan nya éta pikeun ngadéskripsikeun: 1) struktur