• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL SHOOTING MELALUI VARIASI BENTUK LATIHAN SHOOTING AFTER A DRIBBLE PADA ATLET SEPAK BOLA SSB GUMARANG UMUR 13-14 TAHUN 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL SHOOTING MELALUI VARIASI BENTUK LATIHAN SHOOTING AFTER A DRIBBLE PADA ATLET SEPAK BOLA SSB GUMARANG UMUR 13-14 TAHUN 2012."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL SHOOTING MELALUI

VARIASI BENTUK LATIHAN SHOOTING AFTER

A DRIBBLE PADA ATLET SEPAK BOLA SSB

GUMARANG UMUR 13-14 TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH

LOKA KARSA PURBA NIM : 081266210044

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan sepak bola tergolong kegiatan olahraga yang sebetulnya sudah

tua usianya, walaupun masih dalam bentuk yang sederhana, akan tetapi sepak

bola sudah dimainkan ribuan tahun yang lalu. Tidak diketahui secara pasti, siapa

yang lebih dahulu bermain sepak bola,baik sebagai permainan untuk pengisi

waktu maupun untuk pertandingan.

Sulit untuk di bantah memang sepak bola modern dimulai dari Inggris,

setelah terbentuknya The Football Association (FA) 8 Desember 1863 di

Cambridge yang pertama kali menyusun peraturan sepak bola untuk di sebarkan

ke seluruh dunia. Dan dari sana pada tanggal 21 Mei 1905 lahirlah Federation The

Football Association (FIFA) sebagai induk Organisasi sepak bola tertinggi di

dunia. PSSI adalah salah satu anggota organisasi FIFA terbentuk 19 April 1930,

yang bertanggung jawab atas seluruh yang berhubungan dengan sepak bola

termasuk pembinaan dan kemajuan sepak bola di Indonesia

Sepak bola adalah olahraga yang paling popopuler di seluruh penjuru dunia

dan tidak terkecuali di tanah air kita tercinta. Sepak bola merupakan olahraga

yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari sebelas orang pemain dan salah satunya

adalah seorang penjaga gawang. Permainan ini dimainkan di sebuah lapangan

yang berbentuk segi empat panjang dengan sebuah bola yang diperebutkan kedua

(5)

2

Untuk memasukkan bola ke gawang lawan tentu saja bukan suatu pekerjaan

yang mudah, karena di butuhkan tehnik dasar, keterampilan dan kerja sama yang

baik. Remy Muchtar (1992:29) mengatakan bahwa “tehnik dasar permainan sepak

bola yakni : menendang, menahan, menyundul, menggiring, gerak tipu dan

lemparan ke dalam”. Selain teknik dalam pemainan sepak bola juga memerlukan

faktor fisik serta taktik dan strategi.

Tidak terlepas dari salah satu tugas dari PSSI, SSB Gumarang adalah salah

satu SSB dibawah naungan PSSI yang merupakan anggota klub dari PSMS

(Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya) yang bertujuan untuk mencari dan

membina bibit-bibit pemain sepakbola yang handal khususnya generasi-generasi

muda dan pemula. SSB Gumarang bertempat latihan di Jl. Kapten Batu

Sihombing dan kantor sekretariatnya berada di Jl. Ismailih Gg. Rahayu, Medan.

Ketua umum adalah Ahmad Hengki, SH. Sekretaris adalah Maliyadi lubis,

Bendahara adalah Ujung Efendi J. SSB Gumarang memiliki fasilitas yang cukup

lengkap antara lain : lapangan sepakbola, bola, cone, gawang, jaring gawang serta

alat-alat latihan pendukung lainnya.

SSB Gumarang merupakan salah satu klub yang tidak asing lagi namanya di

Sumatra Utara yang rutin mengikuti kompetisi-kompetisi PSSI tingkat daerah

maupun di luar daerah. Bahkan tidak jarang beberapa atlet senioran dan binaan

SSB Gumarang merupakan pemain berkualitas sehingga direkrut untuk bergabung

ke tim Liga utama sepak bola nasional diantaranya: M. Abdy (PSDS

Deliserdang), Abdul Faisal (PSAP Sigli), Diva Ardiansyah (Aceh United), Guntur

(6)

3

Beberapa prestasi yang di peroleh SSB Gumarang antara lain:

1. Peringkat IV turnamen SAWAL SAKTI (2009).

2. Peringkat II turnamen PATRIOT (2010).

3. Peringkat II turnamen SPEECS (2010)

4. Peringkat III turnamen SAMPALI (2011)

5. Peringkat II turnamen MEDAN UNITED (2012)

Dari analisa beberapa pertandingan turnamen yang dilakukan oleh Pelatih

SSB Gumarang diperoleh keterangan yang menyatakan bahwa SSB Gumarang

masih banyak kekurangan di beberapa hal seperti kondisi fisik dan tehniknya.

Dalam hal tehnik tentu saja yang utama dalam penyelesaian akhir dari serangan

yaitu tendangan (shooting) ke gawang lawan. Rata-rata dalam setiap pertandingan

atlet sering melakukan kesalahan dalam melakukan tendangan (shooting)

sehingga mengakibatkan tendangan (shooting) tidak tepat sasaran, lebih banyak

yang melenceng dari pada yang mengarah tepat ke gawang. Dan jumlah shooting

dalam satu pertandingan yang dilakukan SSB Gumarang cukup rendah. Ketika

peneliti mengamati SSB Gumarang melakukan latihan pada sesi game bahwa

benarlah pada saat melakukan shooting, hasil sooting lebih sering melenceng dari

pada mengarah ke gawang sehingga untuk menciptakan gol mengalami kesulitan.

Peneliti menduga hal ini disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah

kurangnya latihan yang dikhususkan untuk melatih shooting dan variasi bentuk

latihan shooting itu sendiri.

Dari keterangan pelatih tersebut peneliti mencoba mencari penyebab hal ini

bisa terjadi, sehingga penulis berinisiatif berdioalog dengan pelatih dan

(7)

4

ada beberapa alasan penyebab yaitu, pelatih lebih menekankan kepada pola

permainan dan tingkat kebugarah fisik, kurangnya minat atlet disaat latihan, tidak

adanya pemusatan latihan pada latihan shooting dan kurangnya materi latihan

pada latihan shooting. Dari analisis permasalahan tersebut, apa yang diduga

penulis sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kemudian untuk

mempertegas dugaan tersebut penulis melakukan Tes pendahuluan hasil shooting

atlet SSB Gumarang yaitu berupa tes menembak (shooting) bola ke sasaran

(Justifikasi dari Ardi Nusri) . untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2.

Berdasarkan hasil tes kemampuan hasil shooting atlet SSB Gumarang dan

hasil dialog dengan pelatih serta pengamatan dilapangan, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan teknik shooting atlet SSB Gumarang perlu ditingkatkan agar

kemampuan teknik shootingnya menjadi lebih baik, sehingga pemanfaatan

peluang lebih maksimal dan menciptakan gol. Tentunya dengan gol yang tercipta

akan membawa keseblasan tersebut memeperoleh kemenangan atas lawannya.

Banyak bentuk atau metode dan variasi latihan teknik yang digunakan

untuk meningkatkan keterampilan shooting. Segura Rius (2001: 4) menyatakan

diantaranya adalah variasi bentuk latihan shooting after a dribble. Latihan

shooting after a dribble artinya menembak setelah menggiring bola terlebih

dahulu atau melakukan dribble bola kemudian melakukan tembakan ke dalam

gawang. Disamping bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik pemain,

latihan ini juga menuntut konsentrasi untuk menentukan arah dan pengambilan

keputusan yang tepat pada saat melakukan shooting ke gawang. Dengan variasi

bentuk latihan yang dipergunakan, diharapkan akan memperoleh peningkatan

(8)

5

mengadakan suatu penelitian tentang: “Upaya Meningkatkan Hasil Shooting

Melalui Variasi Bentuk Latihan Shooting After a Dribble Pada Atlet Sekolah

Sepak Bola (SSB) Usia 13-14 Tahun 2012.

Peneliti dalam hal ini telah mempertimbangkan bahwa shooting adalah

suatu unsur teknik dasar dalam permainan sepakbola yang sangat penting. Karena

tanpa adanya shooting-shooting yang dilakukan oleh para pemain sepak bola

tentunya gol-gol pun kecil kemungkinan tercipta. Dimana tujuan utama dari

permainan sepak bola adalah kemenangan dengan mencipakan gol

sebanyak-banyaknya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang memepengaruhi

shooting dalam permainan sepakbola? Apakah shooting dalam permainan

sepakbola dapat ditingkatkan? Jika dapat, variasi bentuk latihan apa yang tepat

meningkatkan keterampilan shooting? Apakah variasi bentuk latihan shooting

after a dribble dapat meningkatkan hasilshooting?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dan agar tidak

terlalu luas dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka dibuat pembatasan

masalah. Adapun pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah

untuk mencari tahu peningkatan hasil shooting melalui variasi bentuk latihan

(9)

6

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas adalah:

“apakah variasi bentuk latihan shooting after a dribble dapat meningkatkan hasil

shooting atlet sekolah sepakbola SSB Gumarang usia 13-14 tahun 2012”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “untuk mengetahui peningkatan

hasil shooting yang didapat atlet sekolah sepak bola (SSB) Gumarang melalui

Variasi bentuk latihan shooting after a drible “.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan akan dapat memberikan masukan maupun

sumbangsih bagi para olahragawan, palatih dan pembina olahraga. Adapun

manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi para Pembina dan pelatih sepakbola dapat menjadi bahan masukan

dalam penguasaan program latihan yang spesifik.

2. Sebagai bahan masukan yang berarti bagi atlet serta pemerhati olahraga

khususnya dalam peningkatan shooting.

3. Peneliti sendiri untuk megenbangakan khasanah ilmu pengetahuan olahraga

(10)
(11)

ABSTRAK

LOKA KARSA PURBA. Upaya Meningkatkan Hasil Shooting Melalui Variasi Bentuk Latihan Shooting After a Dribble Pada Atlet Sepak bola SSB Gumarang Umur 13-14 Tahun 2012.

(Pembingbing : MAHMUDDIN). Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil

shooting atlet sepak bola SSB Gumarang umur 13-14 tahun melalui variasi bentuk

latihan Shooting after a dribble. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini dan untuk mengetahui hasil peningkatan shooting dilihat dari ketercapaian target hasil latihan secara individu dan kelompok.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sport Action Research (SAR) atau Penelitian Tindakan Olahraga (PTO). Instrumen penelitian untuk pengumpulan data dilakukan dengan tes menembak kesasaran dan dilanjutkan dengan program latihan variasi bentuk latihan Shooting after a dribble.

Berdasarkan hasil pre-test sebelum diberi perlakuan variasi bentuk latihan

Shooting after a dribble pada atlet sepak bola SSB Gumarang umur 13-14 tahun.

Dari 10 atlet (100%) tidak terdapat mencapai target hasil latihan dengan nilai rata keseluruhan 66,5%. Kemudian pada hasil pra post-test setelah diberikan perlakuan variasi bentuk latihan shooting after a dribble dari 10 orang terdapat 5 atlet (50%) yang mencapai target hasil latihan dan 5 atlet (50%) tidak mencapai target hasil latihan dengan nilai rata-rata keseluruhan 77.6%, dari data tersebut tingkat ketercapaian target hasil latihan belum tercapai maka di lanjutkan siklus II. Pada pos- test II setelah dilakukan perbaikan dari siklus I, dari 10 atlet terdapat 8 atlet (80%) yang mencapi target hasil latihan dan 2 atlet (20%) tidak mencapai target hasil latihan dengan nilai rata-rata keseluruhan 84,1% sehingga mencapai tingkat ketercapaian target hasil latihan.

(12)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Bedasarkan hasil identifikasi masalah dan sesuai dengan hasil tes

pendahuluan serta pre-test yang di lakukan pada atlet sepak bola SSB Gumarang,

menunjukkan bahwa kemampuan hasil shooting atlet masih rendah. Dari 10 atlet

yang menjadi sampel, tidak ada yang mencapai target hasil latihan dengan nilai

rata-rata 66,5% saat dilakukan pre-test.

Selanjutnya ketika pada siklus I diberikan perlakuan yaitu berupa

program latihan dan kemudian dilakukan pra post-test siklus I, dari 10 atlet

terdapat 5 atlet yang telah mencapai target hasil latihan dan 5 atlet yang tidak

mencapai target hasil latihan dengan nilai rata-rata 77,6% . Setelah diketahui nilai

atlet pada pra post siklus I ternyata nilai altet belum mencapai kriteria peningkatan

secara kelompok maka dilakukan siklus II dan post-test siklus II. Dari 10 atlet

terdapat 8 altet yang telah mencapai target hasil latihan dan 2 atlet yang tidak

mencapai target hasil latihan dengan nilai rata-rata 84, 1%.

Dapat di lihat bahwa hasil dari pre-test sampai dengan dilakukannya pra

post-test siklus I dan post-test siklus II terjadi peningkatan. Dalam hal ini dapat

dikatakan melalui variasi bentuk latihan Shooting after a dribble dapat

meningkatkan hasil shooting pada atlet sepak bola SSB Gumarang umur 13-14

(13)

33

Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian

Siklus Tidak Tercapai Tercapai Persentase Nilai Rata-rata Keterangan

Pre-test 10 0 66,5% Tidak Tercapai

Silklus I 5 5 77,6% Tidak Tercapai

Siklus II 2 8 84,1%s Tercapai

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sekolah sepak bola SSB

Gumarang, Jl. Kapten Batu Sihombing. Medan. Penelitian dilaksanakan pada

tanggal 16 Juli s/d 13 agustus 2012.

1. Kondisi Awal

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah penjajakan

identifikasi terhadap masalah yang diteliti melalui pengamatan atlet baik dalam

latihan atau bertanding dan berdialog dengan pelatih. Hal ini dilakukan untuk

melihat perubahan yang terjadi setelah pelaksanaan perlakuan variasi bentuk

latihan shooting after a dribble terhadap kemampuan hasil shooting atlet.

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan tes

pendahuluan untuk membuktikan hasil identifikasi masalah bahwa hasil shooting

altet masih rendah. Dan tes pendahuluan juga bertujuan untuk pengambilan

sampel yang akan diberikan perlakuan, yang mewakili seluruh populasi. Proses

selanjutnya adalah memberikan tes awal (pre-test) terhadap sampel yang betujuan

(14)

34

dilakukan. Tes yang di berikan kepada atlet berupa tes menembak (shooting) bola

ke sasaran.

Adapun deskripsi hasil tes awal (pre-test) yang diperoleh sampel dapat

dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil pre-test kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumarang Umur 13-14 2012

No Hasil Tes

Untuk lebil jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Hasil pre-test kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumarang Umur 13-14 2012

(15)

35

Berdasarkan tabel deskripsi hasil pre-test kemampuan hasil shooting pada

atlet sepak bola SSB Gumarang di atas, dapat di simpulkan bahwa kemampuan

hasil shooting atlet masih rendah. Dari 10 orang atlet yang menjadi sampel dalam

penelitian ini, ternyata 0% atlet yang mencapai target hasil latihan dan 10 orang

atlet yang tidak mencapai target hasil latihan, dengan nilai rata-rata 66,5 %.

2. Hasil Siklus I

Tindakan yang dilakukan adalah melalui variasi bentuk latihan shooting

after a dribble akan meningkatakan hasil shooting pada atlet sepak bola SSB

Gumarang umur 13-14 tahun. Tindakan yang diakukan berupa program latihan

dengan lama siklus I yaitu 2 (dua) minggu, dengan 1 minggu 4 (empat) kali

pertemuan.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan, proses latihan sudah sesuai

dengan program latihan dengan yang di harapkan peneliti dan kolabrator dari data

hasil pra post-test yang diperoleh melalui pada siklus I. Diketehui bahwa atlet

yang mencapai target hasil latihan sebanyak 5 orang (50%) dari 10 atlet dengan

nilai rata-rata 81,8 %, dan atlet yang tidak mencapai target hasil latihan sebanyak

5 orang (50%) dari 10 atlet dengan nilai rata-rata 73,4 %, dan nilai rata-rata

keseluruhan 77,6 %. Sesuai data di atas dapat disimpulkan bahwa pada sikus I

(16)

36

Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil pra post-test kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumarang Umur 13-14 2012

No Hasil Tes

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.2 Diagram Hasil pra post-test kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumarang Umur 13-14 2012

Dari hasil observasi dan hasil analisis data kemampuan hasil shooting atlet

sepak bola SSB Gumarang umur 13-14 tahun sudah mengalami peningkatan

secara individu. Akan tetapi peningkatan kemampuan hasil shooting secara

kelompok dengan nilai persentase 80% belum tercapai, karena nilai persentase

(17)

37

yang diperoleh secara kelompok pada siklus I hanya sebanyak 50%. Untuk itu

perlu dilaksanakan perbaikan selanjutnya pada siklus II.

Peneliti dan kolaborator menduga hal ini disebakan oleh ketepatan hasil

shooting yang kurang efektik, karena selama latihan pada siklus I atlet melakukan

shooting ke gawang yang kosong tanpa penjagaan. Sehingga ketika atlet saat

melakukan shooting ke gawang, tidak begitu mengalami kesulitan dalam

mengarahkan dan menentukan sasaran shooting. Jadi pada siklus kedua peneliti

dengan kolaborator sepakat menjalakan latihan shooting after a dribble dengan

penjagaan kiper pada gawang.

3. Hasil Siklus II

Sesuai dengan pelaksanaan dan refkleksi I pada siklus I yang berdasarkan

hasil analisis, maka tindakan II yang dilakukan pada siklus II adalah variasi

bentuk latihan shooting after a dribble dengan penjagaan kiper pada gawang pada

atlet sepak bola SSB Gumarang umur 13-14 tahun. Tindakan yang diakukan

berupa program latihan dengan lama siklus II yaitu 2 (dua) minggu, dengan 1

minggu 4 (empat) kali pertemuan.

Beredasarkan observasi dan pengamatan pelaksanaan tindakan pada siklus

II, program latihan berjalan dengan lancar dan memuaskan, atlet berkonsentrasi

dan merasa tertantang saat melakukan shooting ke gawang, atlet termotivasi

mengarahkan dan menentukan sasaran shooting ke arah gawang yang tidak

terjangkau kiper untuk menciptakan gol. Sehingga dengan demikian ketepatan

(18)

38

Analisis hasil data post-test menujukkan dari 10 orang atlet terdapat 8

orang altet (80%) yang mencapai target hasil latihan dengan nilai rata- rata 86%

dan dari 10 orang atlet hanya 2 orang atlet (20%) yang tidak mencapai target hasil

latihan dengan nilai rata 76,5% dengan nilai rata-rata keseluruhan 84,1%. Sesuai

data di atas peningkatan ketercapain kemampuan hasil shooting atlet secara

individu sebesar 6.5% dan peningkatan ketercapaian kemampuan hasil shooting

secara kelompok sebesar 30 %.

Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Post-test kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumrang Umur 13-14 2012

No Hasil Tes

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.3 Diagram Hasil Post-test kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumrang Umur 13-14 2012

(19)

39

Dari tes analisis yang dilakukan dapat disimpulkan telah terjadi

peningkatan kemampuan hasil shooting pada atlet sepak bola SSB Gumarang

umur 13-14. Peningkatan ini terjadi setelah diberikan tindakan yaitu latihan

variasi bentuk latihan Shooting after a dribble pada siklus I dan perbaikan pada

sikus II. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan hasil shooting 17.6 % secara

individu dan peningkatan niai rata-rata kemampuan hasil shooting secara

kelompok 80%.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Sesuai dengan hasil deskripsi penelitian, terlihat kemampuan hasil

shooting atlet dari data hasil tes awal (pre-test) sebelum perlakuan di berikan, dari

10 atlet tidak ada yang mencapai target hasil latihan. Kemudian setelah di lakukan

tindakan berupa latihan variasi shooting after a dribble pada siklus I, dari 10 atlet

terdapat 5 atlet (50%) yang mencapai target hasil latihan dengan nilai rata-rata

81,8 %. Dan 5 atlet (50%) yang tidak mencapai target hasil latihan dengan nilai

rata-rata (73,4%) dan nilai rata-rata keseluruhan 77,6%.

Sesuai dengan hasil analisis data pra postes I dapat dikatan kemampuan

hasil shooting atlet mengalami peningkatan secara individu sebesar 11.1%. akan

tetapi kemampuan hasil shooting secara kelompok tidak tercapai dikarenakan

kemampuan hasil shooting secara kelompok hanya mencapai 50%, sehingga

peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi utuk mencari informasi yang terjadi

pada saat melakukan latihan variasi bentuk latihan shooting after a dribble.

Ternyata informasi yang di temukan adalah ketika atlet saat melakukan

(20)

40

menentukan sasaran, di akibatkan gawang yang akan dilakukan shooting tanpa

penjagaan atau kosong. Sehingga hal tersebut mempengaruhi keefektipan

ketepatan hasil shooting atlet, sesuai dengan hasil yang ditemukan dari evaluasi

maka direfleksikan guna memperbaiki pelaksanaan tindakan yaitu latihan variasi

bentuk latihan shooting after a dribble dengan penjagaan kiper pada gawang.

Berdasarkan observasi dan hasil analisis data post-test pada siklus II, dari

10 atlet terdapat 8 atlet (80%) yang mencapai target hasil latihan dengan nilai

rata-rata 86%, dan 2 orang atlet (20%) yang tidak mencapai target hasil latihan dengan

nilai rata-rata 76,5 dan nilai rata-rata seluruhnya 84.1 %.

Kemampuan hasil shooting altet pada siklus II dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan dari siklus sebelumnya. Dari tes hasil analisis yang dilakukan

kemampuan hasil shooting secara individu meningkat sebesar 6.5% dan

kemampuan hasil shooting secara kelompok meningkat sebesar 30 %.

Tabel 4.5 Peningkatan Hasil Shooting Pre-test, Pra Post-test dan Post-test Secara Individu Pada atlet Sepak bola SSB Gumarang Tahun 2012

No Kelompok Nilai < 80 % Nilai ≤ 80% ≥ 100% % Keterangan

1 Pre test 10 0 0% Tidak Tercapai

2 Pra Post – test 5 5 11,1% Tidak Tercapai

(21)

41

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik line di bawah ini.

Gambar 4.4 Grafik Line Peningkatan Hasil Shooting (Individu)

Tabel. 4.6 Peningkatan Hasil Shooting Pre-test, PraPost-test dan Post-test secara kelompok Pada atlet Sepak bola SSB Gumarang Tahun

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik line di bawah ini.

(22)

42

Di lihat dari hasil deskripsi analisis data di atas dapat disimpulkan

melalui variasi bentuk latihan shooting after a dribble dapat meningkatkan

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan sepak bola tergolong kegiatan olahraga yang sebetulnya sudah

tua usianya, walaupun masih dalam bentuk yang sederhana, akan tetapi sepak

bola sudah dimainkan ribuan tahun yang lalu. Tidak diketahui secara pasti, siapa

yang lebih dahulu bermain sepak bola,baik sebagai permainan untuk pengisi

waktu maupun untuk pertandingan.

Sulit untuk di bantah memang sepak bola modern dimulai dari Inggris,

setelah terbentuknya The Football Association (FA) 8 Desember 1863 di

Cambridge yang pertama kali menyusun peraturan sepak bola untuk di sebarkan

ke seluruh dunia. Dan dari sana pada tanggal 21 Mei 1905 lahirlah Federation The

Football Association (FIFA) sebagai induk Organisasi sepak bola tertinggi di

dunia. PSSI adalah salah satu anggota organisasi FIFA terbentuk 19 April 1930,

yang bertanggung jawab atas seluruh yang berhubungan dengan sepak bola

termasuk pembinaan dan kemajuan sepak bola di Indonesia

Sepak bola adalah olahraga yang paling popopuler di seluruh penjuru dunia

dan tidak terkecuali di tanah air kita tercinta. Sepak bola merupakan olahraga

yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari sebelas orang pemain dan salah satunya

adalah seorang penjaga gawang. Permainan ini dimainkan di sebuah lapangan

yang berbentuk segi empat panjang dengan sebuah bola yang diperebutkan kedua

(24)

2

Untuk memasukkan bola ke gawang lawan tentu saja bukan suatu pekerjaan

yang mudah, karena di butuhkan tehnik dasar, keterampilan dan kerja sama yang

baik. Remy Muchtar (1992:29) mengatakan bahwa “tehnik dasar permainan sepak

bola yakni : menendang, menahan, menyundul, menggiring, gerak tipu dan

lemparan ke dalam”. Selain teknik dalam pemainan sepak bola juga memerlukan

faktor fisik serta taktik dan strategi.

Tidak terlepas dari salah satu tugas dari PSSI, SSB Gumarang adalah salah

satu SSB dibawah naungan PSSI yang merupakan anggota klub dari PSMS

(Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya) yang bertujuan untuk mencari dan

membina bibit-bibit pemain sepakbola yang handal khususnya generasi-generasi

muda dan pemula. SSB Gumarang bertempat latihan di Jl. Kapten Batu

Sihombing dan kantor sekretariatnya berada di Jl. Ismailih Gg. Rahayu, Medan.

Ketua umum adalah Ahmad Hengki, SH. Sekretaris adalah Maliyadi lubis,

Bendahara adalah Ujung Efendi J. SSB Gumarang memiliki fasilitas yang cukup

lengkap antara lain : lapangan sepakbola, bola, cone, gawang, jaring gawang serta

alat-alat latihan pendukung lainnya.

SSB Gumarang merupakan salah satu klub yang tidak asing lagi namanya di

Sumatra Utara yang rutin mengikuti kompetisi-kompetisi PSSI tingkat daerah

maupun di luar daerah. Bahkan tidak jarang beberapa atlet senioran dan binaan

SSB Gumarang merupakan pemain berkualitas sehingga direkrut untuk bergabung

ke tim Liga utama sepak bola nasional diantaranya: M. Abdy (PSDS

Deliserdang), Abdul Faisal (PSAP Sigli), Diva Ardiansyah (Aceh United), Guntur

(25)

3

Beberapa prestasi yang di peroleh SSB Gumarang antara lain:

1. Peringkat IV turnamen SAWAL SAKTI (2009).

2. Peringkat II turnamen PATRIOT (2010).

3. Peringkat II turnamen SPEECS (2010)

4. Peringkat III turnamen SAMPALI (2011)

5. Peringkat II turnamen MEDAN UNITED (2012)

Dari analisa beberapa pertandingan turnamen yang dilakukan oleh Pelatih

SSB Gumarang diperoleh keterangan yang menyatakan bahwa SSB Gumarang

masih banyak kekurangan di beberapa hal seperti kondisi fisik dan tehniknya.

Dalam hal tehnik tentu saja yang utama dalam penyelesaian akhir dari serangan

yaitu tendangan (shooting) ke gawang lawan. Rata-rata dalam setiap pertandingan

atlet sering melakukan kesalahan dalam melakukan tendangan (shooting)

sehingga mengakibatkan tendangan (shooting) tidak tepat sasaran, lebih banyak

yang melenceng dari pada yang mengarah tepat ke gawang. Dan jumlah shooting

dalam satu pertandingan yang dilakukan SSB Gumarang cukup rendah. Ketika

peneliti mengamati SSB Gumarang melakukan latihan pada sesi game bahwa

benarlah pada saat melakukan shooting, hasil sooting lebih sering melenceng dari

pada mengarah ke gawang sehingga untuk menciptakan gol mengalami kesulitan.

Peneliti menduga hal ini disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah

kurangnya latihan yang dikhususkan untuk melatih shooting dan variasi bentuk

latihan shooting itu sendiri.

Dari keterangan pelatih tersebut peneliti mencoba mencari penyebab hal ini

bisa terjadi, sehingga penulis berinisiatif berdioalog dengan pelatih dan

(26)

4

ada beberapa alasan penyebab yaitu, pelatih lebih menekankan kepada pola

permainan dan tingkat kebugarah fisik, kurangnya minat atlet disaat latihan, tidak

adanya pemusatan latihan pada latihan shooting dan kurangnya materi latihan

pada latihan shooting. Dari analisis permasalahan tersebut, apa yang diduga

penulis sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kemudian untuk

mempertegas dugaan tersebut penulis melakukan Tes pendahuluan hasil shooting

atlet SSB Gumarang yaitu berupa tes menembak (shooting) bola ke sasaran

(Justifikasi dari Ardi Nusri) . untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 2.

Berdasarkan hasil tes kemampuan hasil shooting atlet SSB Gumarang dan

hasil dialog dengan pelatih serta pengamatan dilapangan, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan teknik shooting atlet SSB Gumarang perlu ditingkatkan agar

kemampuan teknik shootingnya menjadi lebih baik, sehingga pemanfaatan

peluang lebih maksimal dan menciptakan gol. Tentunya dengan gol yang tercipta

akan membawa keseblasan tersebut memeperoleh kemenangan atas lawannya.

Banyak bentuk atau metode dan variasi latihan teknik yang digunakan

untuk meningkatkan keterampilan shooting. Segura Rius (2001: 4) menyatakan

diantaranya adalah variasi bentuk latihan shooting after a dribble. Latihan

shooting after a dribble artinya menembak setelah menggiring bola terlebih

dahulu atau melakukan dribble bola kemudian melakukan tembakan ke dalam

gawang. Disamping bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik pemain,

latihan ini juga menuntut konsentrasi untuk menentukan arah dan pengambilan

keputusan yang tepat pada saat melakukan shooting ke gawang. Dengan variasi

bentuk latihan yang dipergunakan, diharapkan akan memperoleh peningkatan

(27)

5

mengadakan suatu penelitian tentang: “Upaya Meningkatkan Hasil Shooting

Melalui Variasi Bentuk Latihan Shooting After a Dribble Pada Atlet Sekolah

Sepak Bola (SSB) Usia 13-14 Tahun 2012.

Peneliti dalam hal ini telah mempertimbangkan bahwa shooting adalah

suatu unsur teknik dasar dalam permainan sepakbola yang sangat penting. Karena

tanpa adanya shooting-shooting yang dilakukan oleh para pemain sepak bola

tentunya gol-gol pun kecil kemungkinan tercipta. Dimana tujuan utama dari

permainan sepak bola adalah kemenangan dengan mencipakan gol

sebanyak-banyaknya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang memepengaruhi

shooting dalam permainan sepakbola? Apakah shooting dalam permainan

sepakbola dapat ditingkatkan? Jika dapat, variasi bentuk latihan apa yang tepat

meningkatkan keterampilan shooting? Apakah variasi bentuk latihan shooting

after a dribble dapat meningkatkan hasilshooting?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dan agar tidak

terlalu luas dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka dibuat pembatasan

masalah. Adapun pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah

untuk mencari tahu peningkatan hasil shooting melalui variasi bentuk latihan

(28)

6

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas adalah:

“apakah variasi bentuk latihan shooting after a dribble dapat meningkatkan hasil

shooting atlet sekolah sepakbola SSB Gumarang usia 13-14 tahun 2012”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: “untuk mengetahui peningkatan

hasil shooting yang didapat atlet sekolah sepak bola (SSB) Gumarang melalui

Variasi bentuk latihan shooting after a drible “.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan akan dapat memberikan masukan maupun

sumbangsih bagi para olahragawan, palatih dan pembina olahraga. Adapun

manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi para Pembina dan pelatih sepakbola dapat menjadi bahan masukan

dalam penguasaan program latihan yang spesifik.

2. Sebagai bahan masukan yang berarti bagi atlet serta pemerhati olahraga

khususnya dalam peningkatan shooting.

3. Peneliti sendiri untuk megenbangakan khasanah ilmu pengetahuan olahraga

(29)
(30)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa variasi bentuk

latihan shooting after a dribble berpengaruh terhadap peningkatan hasil shooting

atlet sepak bola SSB Gumarang umur 13-14 tahun 2012, dengan bentuk nilai

pre-test adalah 66,5 % (tidak tercapai target hasil latihan) dan bentuk nilai post-pre-test

84,1% (tercapai target hasil latihan).

B. Saran

Sebagai saran yang dapat yang dapat diberikan peneliti adalah :

1. Disarankan kepada atlet sepak bola SSB, supaya lebih giat mengikuti latihan

agar dapat memiliki keterampilan bermain sepak bola yang baik sehingga

berpengaruh tehadap kemajuan karier sebagai pemain sepak bola.

2. Kepada pengurus klub agar kiranya tidak bosan-bosannya membina usia

muda dan lebih memperlengkapi lagi sarana dan prasarana yang mendukung

kemajuan latihan dan klub.

3. Disarankan kepada pelatih agar memperhatikan variasi bentuk latihan dan

program latihan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai terkusus

kemampuan hasil shooting.

4. Kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED yang akan melakukan

penelitian agar mengunakan sampel yang lebih besar lagi waktu penelitian

(31)

44

5. Dan kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED yang akan

melakukan penelitian agar dapat mencoba melakukan model penelitian

(32)
(33)

DAFTAR PUSTAKA

Ardi Nusri. 2003. Diktat Sepak bola. Medan : Unimed.

Bompa, Tudor O, 1983. Power Training For Sport, Canada : York Universiti Toronto Ontorio, Second Printing.

Dwi Hatmisari ambarukmi. 2007. Pelatihan Pelatih Fisik 1. Jakarta : Asdep Pengembangan Tenaga dan Pembinaan Keolahragaan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga Dan Kementrian Negara Pemuda dan Olah raga.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Choacing. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan.

Luxbacher, Josep H. A.2004. Sepak Bola. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Sepak bola. Bandung: Human kinetics.

Nurkencana. 1986. Evaluasi pendidikan. Jakarta : Penerbit Usaha Nasional.

Nossek, Yosef. 1982. Teori Umum Latihan. Lagos : Institut Nasional Olahraga Lagos Pan African Press LTD.

Remy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepak bola. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Ridwan Abdullah Sani & Sudiran. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Citapustaka Media Perintis.

Segura, Jose Rius. 2005 Teaching The Skill Of Soccer: Reedwain publising.

Soeprapto. 1979. Permainan dan metodik II. Jakarta : Depertemen Pendidikan Direktorat Jendaral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sucipto, dkk. 2000. Sepak bola. Jakarta : depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sugianto. 2007. Teori Kepelatihan Dasar. Jakarta : Lembaga Akreditasi Nasional Keolahragaan.

(34)

Ondink. 2009. Teknik Shooting Dalam Sepakbola.

Gambar

Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil pre-test  kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumarang Umur 13-14 2012
Gambar 4.2  Diagram Hasil pra post-test  kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumarang Umur 13-14 2012
Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil  Post-test kemampuan hasil shooting atlet sepak bola SSB Gumrang Umur 13-14 2012
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah pengguna jalan tol saat ini mengalami peningkatan, hal ini menyebabkan arus lalu-lintas menjadi sangat padat. Selama ini data penghitungan tentang jumlah kendaraan

The problems are: (1) What lexical categories are there in derivational process, and (2) What are the phonological conditions in the derivation process of English nouns.

Pada metode tanpa pilihan, setiap kelompok umur inang secara terpisah dimasukkan ke dalam tabung gelas bergaris tengah 2.0 cm dan panjang 7.8 cm yang berisi sepasang

For the writer herself, she can also get knowledge about the implementation of English teaching-learning process for vocational school in applying and using her knowledge,

Seluruh teman-teman di Program Studi Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semua pihak yang telah membantu

[r]

[r]

Hasil perhitungan total bakteri yang berasosiasi dengan telur dan larva udang putih selama tahapan perkembangannya pada kelompok larva yang diberi perlakuan iodine menunjukkan