PENGARUH MASA PAPARAN DEBU KAYU DAN
UAP THINNER TERHADAP VO2MAX PADA TENAGA KERJA
INDUSTRI MEBEL DI JEPARA
NASKAH PUBLIKASI
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI
Disusun Oleh :
LUQMANUL HAKIM
J120100011
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
Naskah Publikasi Ilmiah Dengan Judul Pengaruh Masa Paparan Debu Kayu dan Uap Thinner terhadap VO2Max pada Tenaga Kerja Industri Mebel
di Jepara
Naskah Publikasi Ilmiah Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Skripsi Untuk
Dipublikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan oleh :
LUQMANUL HAKIM
J120100011Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Isnaini Herawati, S.FT, M.Sc.
Pembimbing II
Umi Budi Rahayu, S.FT, M.Kes.
Mengetahui,
Ka.Progdi Fisioterapi FIK UMS
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Luqmanul hakim
NIM : J120100011
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Program Studi : S1 Fisioterapi
Jenis : Skripsi
Judul Skripsi : Pengaruh Masa Paparan Debu Kayu dan
Uap Thinner terhadap VO2Max pada Tenaga Kerja
Industri Mebel di Jepara
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / pengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 22 Juli 2014
Yang menyatakan
PENGARUH MASA PAPARAN DEBU KAYU DAN UAP
THINNER TERHADAP VO2MAX PADA TENAGA KERJA
INDUSTRI MEBEL DI JEPARA
Luqmanul Hakim
Program studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta
ABSTRAK
Latar Belakang : Proses penghalusan produk mebel cenderung menghasilkan
polusi berupa debu kayu. Proses finishing produk mebel menghasilkan polusi berupa uap thinner. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja pada proses penghalusan dan finishing adalah terpapar debu kayu dan uap thinner selama bekerja. Akumulasi debu dan uap thinner dalam paru dapat menurunkan elastisitas paru yang menyebabkan kapasitas vital paru menurun. Penurunan kapasitas vital paru dapat mengakibatkan berkurangnya suplai konsumsi oksigen atau VO2Max
ke dalam jaringan tubuh. Berkurangnya VO2Max juga dapat mempengaruhi dalam
proses pemakaian energi untuk melakukan pekerjaan. Sehingga kemampuan kerja fisik tenaga kerja mebel dapat menurun dan berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh masa paparan debu kayu dan uap thinner
terhadap VO2Max pada tenaga kerja industri mebel di Jepara.
Metode: penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan metode comparative design.
Hasil dan Kesimpulan : Analisa penelitian ini menggunakan uji Fisher pada kelompok yang terpapar debu kayu dan uap thinner. Kelompok yang terpapar debu kayu memperoleh nilai p = 0,019 dimana (p < 0,05), yang artinya ada pengaruh antara masa paparan debu kayu dengan nilai VO2Max pada tenaga kerja
industri mebel Muji Jati di Jepara. Sedangkan kelompok yang terpapar uap thinner memperoleh nilai p = 0,013 dimana (p < 0,05), yang artinya ada pengaruh antara masa paparan uap thinner dengan nilai VO2Max pada tenaga kerja industri mebel
Muji Jati di Jepara. Pada uji beda pengaruh menggunakan Independent-Sample T Test diperoleh nilai p = 0,633 dimana (p > 0,05) dan perbedaan rata-rata 0,045, yang artinya tidak ada beda pengaruh antara masa paparan debu kayu dan uap thinner terhadap VO2Max pada tenaga kerja industri mebel Muji Jati di Jepara dan
tenaga kerja yang terpapar uap thinner memiliki rata-rata nilai VO2Max 0,647 kali lebih rendah dari pada tenaga kerja yang terpapar debu kayu.
Pendahuluan
Jepara sebagai sentra industri mebel kayu di Indonesia mempunyai
peranan yang sangat penting di dalam perekonomian nasional (Sari, 2010). Pada
tahun 2010 terdapat 11.981 unit industri mebel di Jepara, yang memperkerjakan
lebih dari 100.000 orang (Irawati dkk, 2012). Salah satu unit industri mebel di
Jepara adalah Industri Muji Jati, merupakan industri yang bergerak dalam proses
finishing produk mebel (Purnama, 2009). Proses finising produk mebel terdiri dari
proses penghalusan, proses finishing, dan pengepakan.
Proses penghalusan produk mebel cenderung menghasilkan polusi berupa
debu kayu. Sekitar 10-13% kayu yang digerenda dan dihaluskan akan
menghasilkan debu kayu yang berterbangan diudara (Khumaidah, 2009). Paparan
debu kayu dalam waktu lama, paling sedikit berkisar lima tahun dicurigai dapat
menyebabkan gangguan fungsi paru (Soeripto, 2008).
Proses finishing produk mebel di bantu dengan mesin semprot atau spray
gun. Penyemprotan pada produk mebel menghasilkan polusi berupa uap thinner
dari bahan finishing (Purnama, 2009). Thinner yang seluruhnya menguap menjadi
uap thinner akan mencemari udara dan lingkungan. Tenaga kerja yang terpapar
uap thinner dalam waktu lama menunjukkan tanda-tanda iritasi pada saluran
pernapasan. Iritasi ini selanjutnya menyebabkan terjadinya fibrosis paru sehingga
saluran pernapasan menjadi kaku dan menyebabkan gangguan fungsi paru
(Budiono, 2007).
Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja pada proses penghalusan dan
finishing adalah terpapar debu kayu dan uap thinner selama bekerja. Paparan debu
kayu dan uap thinner mengakibatkan pengurangan kenyamanan kerja dan
gangguan pernapasan sehingga beresiko terjadi gangguan fungsi paru
(Kumendong, 2012). Akumulasi debu dan uap thinner dalam paru dapat
menurunkan elastisitas paru yang menyebabkan kapasitas vital paru menurun.
Penurunan kapasitas vital paru dapat mengakibatkan berkurangnya suplai
konsumsi oksigen ke dalam jaringan tubuh. Akibatnya, dapat menghambat kerja
organ-organ penting, seperti otak, jantung, dan bagian-bagian tubuh lainnya
dalam proses pemakaian energi untuk melakukan pekerjaan (Suma’mur, 2009).
Sehingga kemampuan kerja fisik tenaga kerja mebel dapat menurun dan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Putri, 2008). Salah satu parameter yang
digunakan untuk menilai kemampuan kerja fisik maksimal atau submaksimal dari
tenaga kerja mebel dapat diukur dengan cara melihat nilai VO2Max (Doewes dkk,
2011).
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh masa paparan debu kayu terhadap VO2Max
pada tenaga kerja industri mebel di Jepara.
Untuk mengetahui pengaruh masa paparan uap thinner terhadap VO2Max
pada tenaga kerja industri mebel di Jepara.
Untuk mengetahui beda pengaruh masa paparan debu kayu dan uap thinner
terhadap VO2Max pada tenaga kerja industri mebel di Jepara.
Landasan Teori
Debu kayu adalah partikel-partikel zat padat dari kayu yang dihasilkan
melalui proses mekanik seperti pada pengolahan, penghancuran, pelembutan,
pengepakan yang cepat, penggergajian, penyerutan, penghalusan, dan lain-lain
(Yunus, 2006); (Triatmo, 2006). Debu kayu yang dihasilkan akibat proses
penggergajian, penyerutan, dan penghalusan dapat menyebabkan pencemaran
udara di tempat kerja dan berbahaya bagi kesehatan tenaga kerja (Triatmo, 2006).
Uap thinner adalah uap dari bahan thinner atau pengencer dari
bahan-bahan finishing (Purnama, 2009). Menurut Wisno, “Thinner adalah bahan untuk
mengencerkan bahan-bahan finishing.” Bahan finishing yang murni baik itu
pigmen atau campuran resin biasanya berupa bahan padat atau pasta yang sangat
kental dan sangat sulit untuk diaplikasikan. Sehingga bahan finishing perlu
ditambahkan thinner untuk menghasilkan campuran yang lebih encer agar dapat
diaplikasikan dengan baik. Dalam proses finishing produk mebel, thinner yang
seluruhnya menguap menjadi uap thinner akan mencemari udara dan lingkungan
VO2Max atau konsumsi oksigen maksimal adalah nilai maksimal tubuh
dapat menggunakan oksigen selama aktivitas fisik (Sukawati, 2010). VO2Max
merupakan indikator terbaik dari menilai kapasitas fungsional kardiorespirasi
(Doewes dkk, 2011). Orang dengan tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai
VO2Max lebih tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih kuat daripada orang
yang memiliki nilai VO2Max rendah (Sukawati, 2010). Kebugaran yang baik
merupakan kualitas seseorang untuk melakukan aktivitas sesuai pekerjaannya
secara optimal tanpa menimbulkan problem kesehatan dan kelelahan secara
berlebihan (Suharjana, 2006). Kelelahan pada tenaga kerja ditandai dengan sering
lemas dan menurunkan kesiagaan yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja
(Putri, 2008).
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional menggunakan metode comparative design.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Mei 2014 dengan mengambil
responden tenaga kerja Mebel Muji Jati di Langon RT. 04 RW. 02 Kecamatan
Tahunan Kabupaten Jepara. Jumlah responden yang didapatkan pada penelitian
ini sebanyak 38 tenaga kerja, yaitu terdiri atas 20 tenaga kerja di bagian
penghalusan dan 18 tenaga kerja di bagian finishing.
Karakteristik Responden
Tabel 1.1 Distribusi tenaga kerja Mebel Muji Jati pada bulan April 2014 berdasarkan Umur
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa dari 38 tenaga kerja
mebel Muji Jati, pada tenaga kerja bagian penghalusan memiliki responden
terbanyak pada usia 36-41 tahun sebanyak 10 responden dari 20 (50,0%) dan yang
terkecil pada usia 18-23 dan 48-53 tahun sebanyak 2 responden dari 20 (10,0%).
Sedangkan pada tenaga kerja bagian finishing memiliki responden terbanyak pada
usia 30-35 tahun sebanyak 9 responden dari 18 (50,0%), dan yang terkecil pada
usia 42-47 tahun sebanyak 0 responden dari 18 (0%).
Tabel 1.2 Distribusi tenaga kerja Mebel Muji Jati pada bulan April 2014 berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Tenaga Kerja Bagian
Penghalusan Tenaga Kerja Bagian Finishing Jumlah (orang) (%) Jumlah (orang) (%)
Perempuan 10 50,0 6 33,3
Laki-laki 10 50,0 12 66,7
Jumlah 20 100 18 100
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menunjukan bahwa dari 38 tenaga kerja
mebel Muji Jati, jenis kelamin perempuan pada tenaga kerja bagian penghalusan
sebanyak 10 responden dari 20 (50,0%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 10
responden dari 20 (50,0%). Sedangkan jenis kelamin perempuan pada tenaga
kerja bagian finishing sebanyak 6 responden dari 18 (33,33%) dan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 12 responden dari 18 (66,7%).
Tabel 1.3 Distribusi tenaga kerja Mebel Muji Jati
pada bulan April 2014 berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT)
tenaga kerja bagian finishing yang mengalami kegemukan sebanyak 4 responden
dari 18 (22,2%).
Tabel 1.4 Distribusi tenaga kerja Mebel Muji Jati
pada bulan April 2014 berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Tenaga Kerja Bagian Penghalusan Tenaga Kerja Bagian Finishing Jumlah (orang) (%) Jumlah (orang) (%)
finishing yang bekerja > 5 tahun sebanyak 11 responden dari 18 (61,1%).
Tabel 1.5 Distribusi tenaga kerja Mebel Muji Jati pada bulan April 2014 berdasarkan Derajat Merokok
Derajat Merokok Tenaga Kerja Bagian Penghalusan Tenaga Kerja Bagian Finishing Jumlah (orang) (%) Jumlah (orang) (%)
finishing yang tidak merokok sebanyak 7 responden dari 18 (38,9%).
Tabel 1.6 Distribusi tenaga kerja Mebel Muji Jati pada bulan April 2014 berdasarkan Kebiasaan Olahraga
Kebiasaan Olahraga Tenaga Kerja Bagian Penghalusan Tenaga Kerja Bagian Finishing Jumlah (orang) (%) Jumlah (orang) (%)
Ya 3 15,0 3 16,7
Tidak 17 85,0 15 83,3
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa dari 38 tenaga kerja
mebel Muji Jati, tenaga kerja yang tidak olahraga pada bagian penghalusan
sebanyak 17 responden dari 20 (85,0%). Sedangkan pada tenaga kerja bagian
finishing yang tidak olahraga sebanyak 15 responden dari 18 (83,3%).
Tabel 1.7 Distribusi tenaga kerja Mebel Muji Jati
pada bulan April 2014 berdasarkan Penggunaan APD Masker Penggunaan APD
Masker
Tenaga Kerja Bagian Penghalusan Tenaga Kerja Bagian Finishing Jumlah (orang) (%) Jumlah (orang) (%)
tenaga kerja bagian finishing yang tidak megunakan masker secara benar
sebanyak 6 responden dari 18 (33,3%).
Tabel 1.8 Distribusi tenaga kerja Mebel Muji Jati pada bulan April 2014 berdasarkan Hasil Pemeriksaan Nilai VO2Max Hasil Pemeriksaan
Nilai VO2Max
Tenaga Kerja Bagian Penghalusan Tenaga Kerja Bagian Finishing Jumlah (orang) (%) Jumlah (orang) (%)
Sedangkan pada tenaga kerja bagian finishing yang memperoleh hasil pemerksaan
Uji Statistik
Tabel 1.10 Pengaruh Masa Paparan Debu Kayu
terhadap VO2Max pada Tenaga Kerja Industri Mebel di Jepara
Masa Paparan
Berdasarkan Tabel 1.10 di atas bahwa dari 20 tenaga kerja mebel Muji Jati
yang bekerja pada bidang penghalusan menunjukan sebanyak 6 responden dari 20
(30,0%) tenaga kerja yang masa paparan > 5 tahun memperoleh nilai VO2Max
rendah. Sedangkan diantara tenaga kerja yang masa paparan ≤ 5 tahun sebanyak 2
responden dari 20 (10,0%) yang memperoleh nilai VO2Max rendah. Hasil uji
statistik menggunakan uji Fisher, dikarenakan pada sel yang nilai expected-nya
kurang dari lima ada 75% dan tidak layak diuji menggunakan uji Chi-Square,
sehingga diperoleh nilai p = 0,019 dimana (p < 0,05) maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh signifikan antara masa paparan debu kayu dengan nilai
VO2Max pada tenaga kerja industri mebel Muji Jati di Jepara. Dari analisis
diperoleh pula nilai OR = 0,067 yang artinya, pekerja dengan masa paparan > 5
tahun memiliki peluang beresiko 0,067 kali lebih besar mendapatkan nilai
VO2Max rendah dari pada pekerja dengan masa paparan ≤ 5 tahun.
Tabel 1.11 Pengaruh Masa Paparan Uap Thinner
terhadap VO2Max pada Tenaga Kerja Industri Mebel di Jepara
Masa Paparan
Berdasarkan Tabel 1.11 di atas bahwa dari 18 tenaga kerja mebel Muji Jati
yang bekerja pada bidang finishing menunjukan sebanyak 9 responden dari 18
rendah. Sedangkan diantara tenaga kerja yang masa paparan ≤ 5 tahun sebanyak 1
responden dari 18 (5,6%) yang memperoleh nilai VO2Max rendah. Hasil uji
statistik menggunakan uji Fisher, dikarenakan sel yang nilai expected-nya kurang
dari lima ada 75%, tidak layak diuji menggunakan uji Chi-Square, sehingga
diperoleh nilai p = 0,013 dimana (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh signifikan antara masa paparan uap thinner dengan nilai VO2Max pada
tenaga kerja industri mebel Muji Jati di Jepara. Dari analisis diperoleh pula nilai
OR = 0,037 yang artinya, pekerja dengan masa paparan > 5 tahun memiliki
peluang beresiko 0,037 kali lebih besar mendapatkan nilai VO2Max rendah dari
pada pekerja dengan masa paparan ≤ 5 tahun.
Tabel 1.12 Beda Pengaruh Masa Paparan Debu Kayu dan Uap Thinner terhadap VO2Max pada Tenaga Kerja Industri Mebel di Jepara
Jenis Paparan
simpangan baku 4,9. Sedangkan nilai rata-rata VO2Max dari 18 responden tenaga
kerja mebel yang terpapar uap thinner adalah 21,1 dengan simpangan baku 2,8.
Dari hasil uji statistik menggunakan uji Independent-Sample T Test diperoleh nilai
p = 0,972 dimana (p > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada beda
pengaruh antara masa paparan debu kayu dan uap thinner terhadap VO2Max pada
tenaga kerja industri mebel Muji Jati di Jepara. Didapat juga perbedaan rata-rata
0,045 yang artinya, pekerja dengan paparan uap thinner memiliki rata-rata nilai
VO2Max 0,045 kali lebih rendah dari pada pekerja dengan paparan debu kayu.
Simpulan dan Saran
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Ada pengaruh
antara masa paparan debu kayu dengan nilai VO2Max pada tenaga kerja industri
dengan nilai VO2Max pada tenaga kerja industri mebel Muji Jati di Jepara.
3. Tdak ada beda pengaruh antara masa paparan debu kayu dan uap thinner
terhadap VO2Max pada tenaga kerja industri mebel Muji Jati di Jepara.
Penelitian ini menyarankan peningkatan kesehatan tenaga kerja di
lingkungan industri mebel Jepara khususnya Muji Jati lebih diperhatikan. Paparan
debu kayu dan uap thinner perlu dicegah dengan menggunakan alat pelindung diri
(masker) yang sesuai dengan bidang kerja masing-masing. Perlu dilakukan
penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja, faktor bahaya yang ada di
tempat kerja, dan bagaimanan cara melakukan pencegahan terhadap kecelakaan
kerja serta perilaku kerja yang baik. Tenaga kerja Mebel Muji Jati harus
menghentikan kebiasaan merokoknya, dikarenakan kebiasaan merkok dapat
menyebabkan gangguan kesehata terutama kesehatan paru. Tenaga kerja Mebel
Muji Jati perlu membiasakan dan meningkatkan kebiasaan olahraga untuk
meningkatkan kebugaran sehigga nilai VO2Max dapat meningkat. Perlu
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh paparan debu kayu dan uap thinner
pada tenaga kerja industri mebel terhadap penurunan VO2Max dengan metode
pengukuran yang lain serta menggunakan responden yang lebih banyak.
Daftar Pustaka
Budiono, Irawan. 2007. Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengecatan
Mobil. Tesis. Semarang : Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro.
Corwin, EJ. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
Doewes, M. Kiyatno. dan Suradi. 2011. Kontribusi Sistem Respirasi terhadap VO2Maks.
Surakarta : J Respir IndoVol. 31. 1 Januari 2011.
Irawati, R.H. dan Purnomo, H. 2012. Pelangi di Tanah Kartini Kisah aktor mebel Jepara
bertahan dan melangkah ke depan. Bogor : Center for International Forestry
Research.
Khumaidah, 2009. Analisis Faktor-Faktor Ya ng Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi
Kumendong, D.J.W.M. Rattu, J.A.M, dan Kawatu, P.A.T. 2012. Hubungan antara lama paparan dengan kapasitas paru tenaga kerja Industri Mebel di CV. Sinar Mandiri Kota Bitung. Manado : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratukangi.
Purnama, Sigit. 2009. Teknik Finishing Mebel. Semarang : Daharaproze.
Putri, Duhita Pangesti. 2008. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Pekerja Terhadap
Kelelahan (Fatigue) Pada Operator Alat Besar PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya Periode Tahun 2008. Skripsi. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Sari, K. 2010. Pemasaran Mebel Kayu Jati Jepara. Tesis. Bogor : Sekolah Paska Sarjana
Institut Pertanian Bogor.
Soeripto, M. 2008. Higiene industri. Jakarta : FK Universitas Indonesia.
Suharjana, 2006. Profil Kebugaran Fisik Pelajar Sma Di Kabupaten Kulon Progo
Yogyakarta. Penelitian. Yogyakarta : Universitas Negri Yogyakarta.
Sukawati, Sadewa Yudha. 2010. Nilai Vo2max Mahasiswa Kobe Jepang Lebih Tinggi
Daripada Mahasiswa FK Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi. Surakarta : FK Universitas Sebelas Maret.
Suma’mur. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta : Sagung Seto.
Triatmo, W. 2006. Paparan Debu Kayu Dan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja
Mebel (Studi di PT Alis Jaya Ciptatama). Semarang : Universitas Diponegoro.
Wisno. 2012. Thinner. www.wisnoe.com/index.php/en/woodworking-knowledge/
wood-finishing/10-pengencer. Diakses tanggal 20 November 2013.
Yunus, F. 2006. Dampak Debu Industri Pada Pekerja. Jakarta : FKUI Bagian