• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODELDISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI XI MIPA 2 DI SMA NEGERI 10 BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODELDISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI XI MIPA 2 DI SMA NEGERI 10 BULUKUMBA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1886 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENERAPAN MODELDISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI XI MIPA 2 DI SMA NEGERI 10 BULUKUMBA

Yuhana

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : yuhanaa522@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian dilatar belakangi oleh kenyataan masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumba. Hal ini ditunjukan dengan hasil belajar siswa yang dibawah KKM. Model discovery dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model discovery dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model discovery dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMA Negeri 10 Bulukumba. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumba. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, tes, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa dengan penerapan model discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumba dalam mata pelajaran PAI dari sebelum tindakan, siklus I, siklus II. Pada sebelum tindakan diketahui 6 siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal 21%, pada siklus I diketahui 17 siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal 59%, pada siklus II dikeltahui 26 siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal 90%. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan penerapan model discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumba dalam mata pelajaran PAI

Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa dan Model Pembelajaran Discovery Learning,PAI

PENDAHULUAN

Proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru memegang peranan penting untuk menentukan pengembangkan potensi anak, maka pada akhirnya tergantung pada guru dalam memanfaatkan kemampuan yang ada. Dalam hal ini guru mempunyai peranan sebagai fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi bagi peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan (Mulyasa, 2007 : 53) Akan tetapi, masih banyak pendidik yang menerapkan pembelajaran secara konvensional sehingga peserta didik menjadi pasif, tidak efektif dalam menjadikan pembelajaran yang bermakna, karena tidak memberikan peluang kepada peserta didik untuk berkembang secara mandiri.

Seringkali seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran kurang memperhatikan pendekatan, model, strategi dan metode apa yang sesuai yang harus disajikan dalam satu materi atau pokok bahasan, sehingga metode, model dan strategi yang di terapkan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(2)

1887 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Model pembelajaran discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran di mana siswa diberikan sebuah matari pembelajaran, kemudian diberikan acuan bagaimana materi tersebut dapat dijadikan sebuah jawaban atas pertanyaan atau masalah yang diberikan peserta didik. Selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk menemukan langkah, tahapan dan jawaban-jawaban yang dibutuhkan sampai ia menemukan sendiri. Selanjutnya ia harus menggunakan hasil temuannya tersebut untuk menjawab dan merumuskan pendapat maupun deskripsi jawaban yang ditugaskan guru. (Deni, Dinn, 2018 : 111). Menurut Arends yang ada di dalam (Kyky Syafredi, 2018 : 62-63) menyatakan bahwa ”discovery learning adalah sebuah model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif peserta didik dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelejaran sejati melalui personal discovery”, adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut, maka akan memberi suatu hasil belajar yang baik bagi peserta didik tersebut. Salah satu kelemahan dari model ini ialah, model ini terlalu menuntut kesiapan pikiran untuk belajar pada diri peserta didik, padahal setiap peserta didik pasti berbeda kondisi dan kemampuan berpikirnya (Deni, Dinn, 2018 :114)

METODOLOGI PENELITIAN

Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama” (Arikunto, 2012 : 1). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu:

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) (Iskandar, 2012 : 48)

(3)

1888 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Siklus II

Pengamatan

Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Iskandar, 2012 : 49) Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dimana data- data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen observasi, wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berlangsung. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran saat melaksanakan model pembelajaran discovery learning. Di setiap akhir siklus dilaksanakan tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning

A. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman (Iskandar, 2012 : 75), analisis data kualitatif adalah suatu proses analisis yag terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarika kesimpula atau verifikasi.

a. Reduksi Data

Pada reduksi data dalam penelitia ini, penelitian memilih data yang berupa pemahaman sumber data mengenai minat baca, faktor- faktor yang mempengaruhi minat membaca yang diperoleh dari catatan lapangan. Data tersebut masih berupa data kompleks. Selanjutnya, peneliti menyederhanakan data tersebut. Peneliti fokus dan lebih tertuju pada tujuan penelitian sehingga data yang dianggap tidak dengan tujuan penelitian yang akan direduksi sehingga dapat menghasilkan data yang lebih mengarah pada hal yang dimaksudkan oleh peneliti.

Refleksi Pelaksanaan

Siklus I

Perbaikan Perencanaan

Pelaksanaan Perencanaan

Permasalahan baru hasil refleksi Refleksi

Identifikasi Masalah

Pengamata n

(4)

1889 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

b. Display Data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya ialah display data.

Dalam display data peneliti memberikan makna terhadap data yang didisplay tersebut. Dalam penelitian kualitatif, bentuk data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya. Dengan display data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.

Adapun metode yang peneliti gunakan dalam pemberian makna terhadap data-data yang berupa jawaban yang diperoleh tersebut ialah metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menguraikan data sesuai dengan apa yang terjadi serta memberi penafsiran dalam bentuk pemaparan naratif yang bersifat menguarikan atau menjelaskan.

c. Penarik Kesimpulan (verification)

Langkah selanjutnya ialah penarikan kesimpulan. Kesimpulan pada penelitian kualitatif yang diharapkan adalam merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan interaktif, hipotesis atau teori. (Sugiyono, 2016 : 45).

Pada penelitian ini, data-data yang didapatkan berupa hasil belajar siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Tonrong Kabupaten Bulukumba yang telah dikemukakan dalam display data kemudian di interpretasikan. Setelah itu data tersebut di analisis untuk mendapatkan kesimpulan.

2. Analisis Data Kuantitatif

a. Analisis Observasi Hasil Belajar peserta didik

Analisis hasil tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Data hasil tes dianalisis berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Pedoman penilaian hasil tes berdasarkan rubrik skor hasil belajar. Adapun perhitungannya dengan rumus-rumus sebagai berikut. Untuk menghitung skor rata-rata hasil tes siswa menggunakan rumus (Sudijiono, 2012 : 85) :

1) Rumus Menghitung Persentase Ketuntasan Hasil Belajar peserta didik

PKB = ∑𝑆i𝑠w𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑙𝑎j𝑎𝑟

𝑋 100%

∑𝑁 Keterangan :

PKB = Persentase Ketuntasan Belajar

∑N = Jumlah Siswa

(5)

1890 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

2) Rumus Menghitung Nilai Rata-Rata Siswa x = ∑X

∑N Keterangan :

x = Nilai Rata-Rata

∑X = Jumlah Semua Nilai peserta didik

∑N = Jumlah peserta didik

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.6

Hasil Belajar Setelah Tindakan Siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Ahmad Kurniadi 70 70

2 Ahmad Syah Reza 70 60

3 Andika 70 70

4 Ardiansyah 70 70

5 Natasya 70 70

6 Nabila Tri Bintang 70 60

7 Nur Anisa 70 60

8 Nur Arini 70 70

9 Nur Atisya 70 100

10 Alfa 70 70

11 Askiah 70 60

12 Nayla Narulita 70 70

13 Fitri Amalia 70 30

14 Nuraulia 70 80

15 Wasfi Awalia 70 70

16 Talita Alfitri 70 60

17 Rismawati 70 80

18 Achmad Auksan 70 60

19 Abel Nuraksanita 70 70

20 Sindi Aulia 70 70

21 Mirna febriasari 70 60

22 Astri Ramadani 70 60

23 Rahmat Syawal 70 70

24 Salman Said 70 70

25 Riska Yulia 70 60

26 Sri Rahayu 70 70

27 Nur Afifah Arda 70 70 28 Fira Yu Inriana 70 60

(6)

1891 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

29 Telsa Asmita 70 50

Jumlah N= 29

∑X=1.920 1. Nilai rata-rata= 66.20

2. Ketuntasan Belajar = 59%

Berdasarkan tabel di atas, maka selanjutnya untuk mencapai nilai rata- rata, menghitung ketuntasan belajar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran pada siklus I sudah mengalami ketuntasan belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata, Mx = ∑K

𝑁

= 1920 = 66.20 29

2.Persentase Ketuntasan Belajar = P = 𝐹 X 100%

𝑁

P= 17

X 100% = 59%

29

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan belum tercapai, karena masih mencapai 59% siswa mendapatkan nilai di atas rata-rata.

Tabel 4.7

Lembar Observasi Siswa Siklus 1

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 5

1 Kesiapan siswa menyiapkan alat dan bahan ajar

2 siswa mengetahui tujuan pembelajaran

3 Siswa mendengar dan

memperhatikan dengan sungguh- sungguh penjelasan yang diberikan oleh guru

(7)

1892 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

4 Siswa terampilan dalam

menggunakan alat peraga 5 Sikap siswa dalam pembelajaran 6 Siswa aktif dalam memberikan

pertanyaan

7 Keaktifan siswa dalam pelajaran 8 Siswa mengerjakan soal latihan

dengan baik

9 Kerja sama siswa dalam kelompok 10 Kemampuan siswa dalam

mengerjakan tugas Kelompok

Jumlah skor 30

Hasil rata-rata 3.0

Kategori Memuaskan

Keterangan :

1 : Buruk 4. Baik

2 : Kurang 5. Memuaskan

3 : Cukup

Pada siklus I dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, dari data observasi yang dilakukan oleh pengamat diperoleh rata-rata skor 4.5 yang dikriteria memuaskan. Adapun hasil pengamatan guru terhadap observasi guru selama dalam kegiatan belajar berlangsung dengan 10 aspek pengaman yang sudah dipandang sebagai satu kesatuan yang diperlihatkan dalam tabel berikut :

Data Hasil Observasi Guru dan siswa Pada Siklus 1

Objek Pengamatan Skor Rata-Rata Skor Keterangan

Observasi Guru 72 4.5 Memuaskan

Observasi Siswa 30 3.0 Memuaskan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor observasi guru sebesar 72 dengan rata-rata skor 4.5 sedangkan observasi siswa dengan skor 30 dan dengan rata-rata skor 3.0. Dari keterangan di atas guru sudah menjalankan aktivitas dalam proses pembelajaran. Sedangkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran juga belum maksimal. Guru memberikan soal tes siklus II yang akan dikerjakan oleh siswa. Yang diberikan sebanyak 10 soal pilihan ganda. Setelah selesai mengerjakan soal guru menyuruh siswa mengumpulkan kemudian menutup pelajaran.

(8)

1893 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Tabel 4.10

Hasil Belajar Setelah Tindakan Siklus 1I

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Ahmad Kurniadi 70 80

2 Ahmad Syah Reza 70 70

3 Andika 70 70

4 Ardiansyah 70 80

5 Natasya 70 80

6 Nabila Tri Bintang 70 80

7 Nur Anisa 70 80

8 Nur Arini 70 80

9 Nur Atisya 70 100

10 Alfa 70 80

11 Askiah 70 70

12 Nayla Narulita 70 80

13 Fitri Amalia 70 90

14 Nuraulia 70 80

15 Wasfi Awalia 70 90

16 Talita Alfitri 70 100

17 Rismawati 70 80

18 Achmad Auksan 70 80

19 Abel Nuraksanita 70 90

20 Sindi Aulia 70 90

21 Mirna febriasari 70 50

22 Astri Ramadani 70 80

23 Rahmat Syawal 70 80

24 Salman Said 70 90

25 Riska Yulia 70 50

26 Sri Rahayu 70 80

27 Nur Afifah Arda 70 100

28 Fira Yu Inriana 70 50

29 Telsa Asmita 70 80

Jumlah N= 29 ∑X=2.310

Berdasarkan tabel di atas, maka selanjutnya dianalisis untuk mencari nilai rata-rata, menghitung ketuntasan belajar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran siklus II sudah mengalami ketuntasan belajar. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat

(9)

1894 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

∑K a. Nilai rata-

rata Mx, = 𝑁

2.310

= 29

= 80

b. Ketuntasan belajar = 𝑁

X 100%

𝑆

26 = X 100% = 90%

Tabel 4.13

Data hasil Observasi aktivitas Guru dan Siswa pada siklus I

Objek Pengamatan Skor Rata-Rata Skor Keterangan

Observasi Guru 76 4.75 Memuaskan

Observasi Siswa 40 4.0 Memuaskan

Dari data tabel di atas maka hasil observasi menggambarkan hasil observasi guru dan siswa sangat baik yang dapat dilakukan pada perhitungan di lampirkan observasi siswa dan guru.

Tabel di atas menujukkan bahwa observasi guru sebesar 76 yang rata- ratanya 4.75 termasuk kriteria memuaskan. Sedangkan aktivitas siswa sebesar 40 dengan skor rata-rata 4.0 termasuk kriteria memuaskan. Dengan itu sudah menjalankan proses pembelajaran dengan menggunakan model Discovery sudah berhasil dengan baik. Karena siswa mampu memecahkan masalah materi pelajaran, siswa mampu berkerja sama dengan teman kelompok dan siswa mampu menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Maka, dengan data hasil observasi terhadap guru dan siswa pada tahap siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini guru sudah melaksanakan tugasnya dan menjelaskan materi dengan menggunakan

(10)

1895 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

model Discovery dengan baik, sedangkan siswa sudah aktif dan antusias dalam proses pembelajaran. Pada pelaksanaan siklus II ini lebih berhasil penilaiannya lebih meningkat dari pada siklus I Tabel 4.14 Perbadandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Deskripsi Penilaian Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata 66.20 80

Nilai Tertinggi 100 100

Nilai Terendah 30 50

Ketuntasan Belajar 59% 90%

Tabel di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata siswa siklus II lebih meningkat dari pada siklus I

Tabel 4.15

Persentase Ketuntasan Belajar Nilai Rata-Rata siswa Serta Rata-Rata Observasi Guru dan Siswa Antara Siklus I dan

Siklus II

Siklus Rata-Rata Nilai Siswa

Persentase Prestasi

Skor Observasi

Guru Kategori Siswa Kategori

I 66.20 59% 72 Memuaskan 30 Memuaskan

II 80 90% 76 Memuaskan 40 Memuaskan

Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase prestasi siswa dalam pembelajaran rata-rata nilai siswa berturut-turut dari siswa dari siklus I dan siklus II yaitu persentse dalam prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 59% dengan nilai rata-rata 66.20. Meningkat pada siklus II 90% dengan nilai rata-rata 80.

Peningkatan persentase prestasi belajar siswa dengan rata-rata siswa tersebut sejalan dengan peningkatan proses pembelajaran. Baik guru maupun siswa. Dari siklus pertama aktivitas guru memperoleh nilai skor 30 dengan kategori memuaskan. Sedangkan aktivitas siswa memperoleh skor 40 dengan kategori memuaskan.

Berdasarkan perbandingan data hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan penggunaan model Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 10 Bulukumba. Seperti dapat dilihat pada grafik.

(11)

1896 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Berikut ini Gambar 4.2

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Grafik di atas menujukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran secara berturut-turut sesuai perbandingan data hasil belajar dari pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Pra Siklus sebesar 21%, meningkat pada Siklus I sebesar 59%, dan meningkat lagi pada Siklus II sebesar 90%.

Dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran, maka penerapan Model Discovery mampu meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran PAI SMA Negeri 10 Bulukumba dengan materi Struktur tumbuhan dan fungsinya.

Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tes akhir yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat pada setiap siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Sehingga prestasi siswa untuk belajar IPA khususnya terlihat pada kreativitas siswa atau aktivitas

siswa dalam proses belajar mengajar dan hasil yang diperoleh oleh siswa yang meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang didapat, maka akan disimpulkan bahwa penggunaan model Discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran PAI. Hal ini terbukti pada pra siklus dengan nilai rata-rata

100 90 80 70 60 50 40 30

79%

59%

41%

Siswa Yang Tuntas Siswa yang Tidak Tuntas

21%

10%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(12)

1897 Vol. 3, No.1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

51 kemudian meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 66.20 kemudian meningkat lagi pada siklus II dengan nilai rata-rata 80. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus 21% sedangkan pada siklus I adalah 59% kemudian meningkat lagi pada siklus II yaitu 90%. Selain model pembelajaran Discovery dapat meningkatkan aktivitas guru dalam membimbing dan mengambil kesimpulan dari materi pelajaran.

Sedangkan aktivitas siswa, siswa dapat memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran berlangsung, siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, 2013, Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Cet. Ke- 1, Jakarta : Prenadamedia Group.

Ahmad Yani, , 2022, Mindset Kurikulum 2013, Cet. Ke-2, Bandung : Alfabeta.

Anas Sudjiono, 2012, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, Anonim, 2022, Undang-undang RI no. 20 Tahun 2003, Tentang Pendidikan Nasional Tahun

2003. Jakarta : Sinar Grafika.

Asep Jihad dkk, 2012, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Presindo.

Deni Darmawan dan Dinn Wahyudin, 2018, Model Pembelajaran Di Sekolah, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Daryanto, 2022, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.Yogyakarta : Gava Media.

Ahmadi, Rulam. 2016. Pengantar Pendidikan Asas Dan Filsafat Pendidikan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz

Ali, Mohammad. 2014. Metodologi Dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Arkasa

Amin, Al Fauzan. 2015. Metode Dan Model Pembelajaran Agama Islam. IAIN Bengkulu:

Vanda Marcon

Cahyo, Agus N .2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar.Yogjakarta:

Diva Press

Ilahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi dan Mental Vocational Skill. Yogjakarta: Diva Press

Jihad, asep. 2013. Evaluasi Dan Pembelajaran. Yogyakarta: multi pressindo

M. thobroni. 2012. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Arruzz Menteri Agama RI.2002. Al-quran Dan Terjemahan. Semarang: Asy syifa.

Paizaluddin. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, wina. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendididkan. Jakarta:

kencana

Sardiman. 2012. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perbankan syari ah sebagian dana dari pihak ketiga digunakan untuk kegiatan investasi pada pada proyek-proyek tertentu yang dipandang cukup mempunyai prospek

Hal ini terlihat dari tingkat kecukupan energi balita defisit dengan rerata 61,68+61% dan tingkat kecukupan protein balita kurang 81,68+78%, yang berdampak

“Fenomena Dakwah Berbasis Religiotainment (Suatu Analisis Semiotika Terhadap Siaran Islam Itu Indah Trans TV)”, memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuh i

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang, Bandung dan Medan menjadi Universitas. Nomor 132/M Tahun 2006 tentang pengangkatan Rektor Universitas Negeri Semarang.

Metode sintesis sitronelal dapatdilakukan dengan katalis homogen, namun katalis homogen tidak dapat digunakan kembali untuk melakukan reaksi siklisasi yang dilanjutkan dengan

Ada pengaruh yang signifikan pada metode pembelajaran edutainment terhadap hasil belajar.. matematika

Pada umumnya, analisis transmisi harga vertikal dilakukan terhadap harga- harga komoditas yang sama, namun demikian, analisis transmisi harga vertikal juga dapat dilakukan