• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PRODUKSI PEMBUATAN SNACK BARS BERBAHAN BEKATUL DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG MAIZENA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PRODUKSI PEMBUATAN SNACK BARS BERBAHAN BEKATUL DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG MAIZENA."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumber daya alam

salah satunya dari sektor pertanian. Setidaknya setiap tahun Indonesia mampu

menghasilkan 47 juta ton padi. Jumlah ini setara dengan jumlah produksi

beras, yakni 32 juta ton per tahunnya (Dio, 2010). Dengan jumlah produksi

beras yang melimpah maka akan menghasilkan produk samping bekatul yang

tidak kalah melimpah, karena bekatul merupakan lapisan terluar dari beras

yang terlepas saat proses penggilingan gabah (padi) atau hasil samping

penggilingan padi terdiri dari lapisan aleuron, endosperm dan germ. Bekatul

memiliki warna krem kecoklatan dengan aroma sama seperti aroma berasnya

(Auliana, 2011). Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui

bekatul dan menilai bekatul kurang bermanfaat karena merupakan limbah.

Di dalam bekatul terdapat banyak kandungan gizi seperti serat, vitamin

B kompleks, protein, tiamin dan niasin. Bekatul juga mengandung lemak tidak

jenuh tinggi, lemak ini lebih aman dalam kaitannya dengan kolesetrol

sehingga aman dikonsumsi oleh penderita kolesterol dan penyakit jantung.

Bekatul juga mengandung tokoferol dan tokotrienol yang berfungsi sebagai

antioksidan bermanfaat dalam berbagai pencegahan penyakit termasuk

penuaan dini (Auliana, 2011). Nilai gizi yang terkandung dalam bekatul

ternyata mampu mengalahkan nilai gizi dalam beras putih. Selama

inimayoritas manusia mengkonsumsi beras putih, tidak heran jika sekarang

banyak orang yang terserang aneka penyakit, seperti konstipasi, kanker kolon,

hipertensi, hiperkolesterol, diabetes mellitus, dan sebagainya. Kandungan gizi

utama dalam beras putih adalah karbohidrat. Karena itu tubuh masih

membutuhkan asupan lain untuk memenuhi tuntutan pemenuhan gizi dalam

tubuh.

Dengan potensi bekatul sebagai makanan bergizi dan melimpahnya

(2)

2

dengan membuat snack bars sebagai inovasi dalam bidang pangan. Peneliti

memilih snack bars karena dapat digunakan sebagai makanan ringan penunda

lapar yang memiliki serat tinggi dari bekatul. Snack bars merupakan makanan

ringan yang berbentuk batangan berbahan dasar sereal atau kacang-kacangan,

memiliki kandungan protein tinggi. Snack bars dapat memenuhi permintaan

konsumen akan gizi, kenyamanan, dan rasa yang dapat memenuhi rasa lapar

dalam waktu yang singkat sampai menuju makanan utama berikutnya disantap

(Christian, 2011). Pada proses pembuatan snack bars bekatul perlu adanya

substitusi dari tepung lain agar hasil sensoris yang dihasilkan menarik sesuai

harapan konsumen dan bahan pengikat untuk mengikat adonan dengan

kacang-kacangan. Bahan pengikat adalah bahan yang digunakan dalam

makanan untuk mengikat air yang terdapat dalam adonan. Fungsi bahan

pengikat adalah untuk menurunkan penyusutan akibat pemasakan, memberi

warna yang terang, meningkatkan elastisitas produk, membentuk tekstur yang

padat, dan menarik air dari adonan. Tepung maizena digunakan dalam

penelitian ini karena bisa menjadi bahan substitusi sekaligus bahan pengikat.

Tepung maizena adalah terbuat dari jagung mempunyai bentuk

granula-granula berbentuk poligonal dan bulat. Ciri-ciri tepung maizena berwarna

putih bersih mempunyai tekstur kering halus dan akan mengental seperti

gelatin apabila dicampur dan kemudian direbus dengan air pada suhu diatas

1700F (Winarno, 1997).

Adanya penelitian pembuatan snack bars tepung bekatul dengan

substitusi tepung maizena dapat memberikan alternatif makanan ringan kaya

kandungan gizi terutama serat dan memiliki sifat sensoris yang berbeda pada

produk olahannya. Selain itu dapat meningkatkan nilai jual tepung bekatul

sehingga tepung bekatul dapat memiliki nilai jual lebih tinggi. Karena sampai

saat ini tepung bekatul belum termanfaatkan secara optimal. Dan biasanya

hanya digunakan sebagai pakan ternak. Kebanyakan masyarakat awam tidak

(3)

3

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam proses pembuatan snack bars bekatul adalah:

1. Bagaimana proses pembuatan snack bars tepungbekatul dengan substitusi

tepung maizena ?

2. Bagaimana formulasi snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung

maizena yang terbaik menurut karakteristik sensoris?

3. Berapa besar kadar air dan kadar serat kasar pada snack bars tepung

bekatul dengan substitusi tepung maizena?

4. Bagaimana analisis ekonomi pada usaha snack bars tepung bekatul dengan

substitusi tepung maizena?

C. Tujuan

Tujuan pelaksanaanTugas Akhir adalah :

1. Mengetahui proses pembuatan snack bars tepung bekatul dengan

substitusi tepung maizena.

2. Mengetahui formulasi snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung

maizena yang terbaik menurut karakteristik sensoris.

3. Mengetahui besar kadar air dan kadar serat kasar pada snack bars bekatul

dengan substitusi tepung maizena.

4. Mengetahui analisis ekonomi pada usaha snack bars tepung bekatul

dengan substitusi tepung maizena.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan

berupa tanda bukti atau sertifikat sedangkan rafa’ tidak ada tanda bukti apapun. Sertifikat adalah suatu tanda bukti bahwa calon pengantin telah mengikuti bimbingan

Terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga, dukungan keluarga melalui komunikasi, dukungan emosional keluarga, dukungan keluarga melalui interaksi

Hal ini tidak bisa tidak menuntut umat untuk berusaha keras supaya dapat menjadi orang-orang yang istikamah atau berintegritas tinggi sehingga berhasil

Diakui oleh Bapak Ending Masyhudi, S, IP, M.Si sebagai Kepala Sub Bidang Pencatatan Aset Daerah Kota Serang bahwa permasalahan yang hingga saat ini masih dirasakan dalam

Dari total jarak antara layout usula dan layout awal, terdapat perbedaan sebesar 22,8 meter, layout usulan memiliki total jarak keseluruhan yang lebih kecil, hal ini

1) Untuk menentukan kriteria dan alternatif hasil yang lebih akurat terhadap siapa yang akan menerima Bantuan Siswa Miskin (BSM). 2) Merancang Sistem

Sesuai dengan kajian teori tentang pendapatan desa yang telah dijabarkan sebelumnya terhadap hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan bahwa peran desa