• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sepak Bola

1. Pengertian Sepak Bola

Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang dikenal di semua lapisan masyarakat di dunia. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Pertandingan sepak bola itu dimainkan oleh dua tim yang masing- masing beranggotakan 11 orang. Masing-masing tim mempertahankan gawan dan berusaha menjebol gawang lawan, Luxbacher (2008:2).

Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai (kaki) kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengan (tangan) di daerah tendangan hukuman penalti. Tujuan permainan sepak bola adalah pemain memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawang sendiri, agar tidak kemasukan bola dari lawan.

Suatu regu menang apabila regu tersebut dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang lawannya dan apabila sama maka dinyatakan seri atau draw (Sucipto dkk, 2000: 7).

Tujuan yang paling utama dan paling diharapkan untuk dunia pendidikan, sepak bola merupakan salah satu mediator untuk mendidik agar anak kelak menjadi anak yang cerdas, terampil, jujur, dan sportif sehingga dalam diri anak akan tumbuh dan berkembang semangat persaingan, kerja sama, interaksi sosial, pendidikan moral. Gerakan sepakbola sangat komplek sekali seperti lari, lompat, loncat, menendang, menghentakkan dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan tersebut terangkai dalam satu pola gerak yang diperlukan pemain dalam satu pola gerak yang diperlukan pemain dalam bermain sepak bola (Sucipto dkk, 2000: 8).

Sepak bola adalah suatu olahraga yang membutuhkan fisik yang kuat. Menurut Komarudin (2011: 21) sepak bola merupakan kegiatan fisik

(2)

yang cukup kaya struktur pergerakan. Dilihat dari taksonomi gerak umum, sepakbola bisa secara lengkap diwakili oleh gerakan-gerakan dasar yang membangun pola gerak yang lengkap, dari mulai pola gerak lokomotor, nonlokomotor, sekaligus manipulatif.

Sepak bola sudah dikenal sejak abad 19 dimana Inggris merupakan tempat lahirnya olahraga rakyat tersebut. Namun demikian, sebenarnya di dunia sudah mengenal aktivitas menendang bola dari abad ke 3 sebelum masehi. Menurut Hidayat (2017:1) Cina sudah mulai mengenal permainan menggiring bola kulit untuk menendang ke jaring kecil yang diberi nama perminan tsu chu, sedangkan di Jepang dengan permainan yang hampir sama dan diberikan nama kemari.

Pada era sekarang sepak bola sudah mulai berkembang dari masa ke masa. Mulai dari peralatan, peraturan hingga cara bermain yang terus mengalami perubahan. Kejuaraan sepak bola juga mulai dari usia junior hingga senior banyak digelar di berbagai daerah. Hal tersebut mampu mengangkat prestasi timnas Indonesia yang lebih baik di setiap tahunnya.

2. Tujuan Bermain Sepakbola

Tujuan dari permainan sepak bola adalah untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, menjaga daerah tim kita supaya tidak kebobolan oleh tim lawan, dan yang paling penting adalah menjaga kekompakan dan solidaritasi di antara para pemain supaya bisa mencetak gol. Meskipun begitu, banyak sekali kecurang yang terjadi di dalam permainan sepak bola. Namun, dengan adanya wasit permainan sepak bola bisa menjadi lebih adil dan sportif. Menurut Agus Salim (2008) Tujuan utama dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

(3)

3. Manfaat Bermain Sepak Bola

Melakukan olahraga sepak bola mempunyai beberapa manfaat, berikut maanfaat menurut sumber internet (https://belajargiat.id/sepak-bola/) sebagai berikut :

a. Mencerdaskan otak. Dalam olahraga ini, pemain tidak hanya menggerakkan fisiknya saja, namun juga menggunakan otak mereka agar permainan yang dilakukan sesuai dengan tempo dan sesuai dengan taktik yang sudah disusun. Sepak bola dapat menguji kecepatan dan ketepatan dalam berpikir yang mengkombinasikan mata, pikiran, dengan anggota tubuh lainnya.

b. Memperkuat mental. Mental dalam olahraga sepak bola diibaratkan sebagai suatu elemen fisik yang melekat dalam jiwa seseorang. Ada kalanya dalam bermain olahraga ini kita akan jatuh, namun tetap harus bangun kembali tanpa mengenal lelah dan menyerah.

c. Melatih disiplin. Untuk bisa menjadi pesepak bola yang handal, tentu dibutuhkan latihan yang rutin dan niat yang kuat. Dengan bermain sepak bola, anda akan belajar untuk mempunyai komitemen dan dedikasi kuat serta terus menerus disiplin dalam berlatih agar dapat bermain bola dengan baik.

d. Meningkatkan kesehatan fisik. Hal ini dikarenakan saat bermain sepak bola, anda diharuskan berjalan dan berlari secara terus menerus yang akan melatih organ-organ tubuh agar lebih kuat sehingga daya tahan tubuh ikut meningkat.

e. Sosialisasi dan kerjasama tim. Bermain sepak bola membutuhkan komunikasi, pengertian, dan juga kekompakan tim. Disini anda akan belajar berkolaborasi dan bukan hanya sekedar berkompetisi.

4. Peraturan Permainan Sepak Bola

Peraturan permainan sepak bola telah diatur oleh FIFA. Jenis olahraga ini dimainkan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Negara-negara yang berstatus sebagai anggota FIFA harus mematuhi segala peraturan permainan yang telah ditetapkan.

FIFA menyusunnya dalam sebuah dokumen berjudul "FIFA Laws of The Game". Berikut ini adalah rinciannya :

(4)

1) Peraturan Lapangan

a. Panjang: 100–110 meter b. Lebar: 64–75 meter

c. Jari-jari lingkaran tengah: 9,15 meter d. Daerah penalti: 40,39×16,5 meter e. Daerah gawang: 18,35×5,5 meter f. Tinggi gawang: 2,44 meter g. Lebar gawang: 7,32 meter

Adapun peralatan dan lapangan menurut (PSSI,2010:4) yaitu Panjang lapangan sepakbola 100m - 110m, Lebar lapangan sepakbola 64m - 75m, Lingkaran tengah berjari-jari 9,15m, Daerah gawang, 50m diukur dari tiang gawang, Daerah hukuma titik pinalti 16,50m diukur dari tiang gawang dan 11m diukur dari titik tengah garis gawang.

Gambar 2.1 Sumber ( https://amp.tirto.id/gambar-lapangan-sepak-bola- dan-gawang-beserta-ukurannya-gh7q )

2) Pemain

Permainan sepak bola dilakukan oleh dua tim yang terdiri atas 11 pemain dan termasuk penjaga gawang. Posisi pemain pun terbagi menjadi penyerang, gelandang, dan bek. Pembagiannya sendiri bisa berubah-ubah, karena tergantung dari taktik setiap tim.Jumlah pemain cadangan adalah maksimal 12 orang. Kemudian, jumlah pemain maksimal keluar lapangan

(5)

(tidak termasuk cedera) berjumlah empat orang atau sekurang-kurangnya berjumlah tujuh pemain.

3) Durasi Permainan

Pada pertandingan sepak bola, FIFA menetapkan durasi waktu. Lama permainan sepak bola adalah sekitar 90 menit, yaitu 45 menit untuk babak pertama dan 45 menit babak kedua. Jika skor yang sama masih bertahan hingga 90 menit, maka durasi akan ditambah 30 menit. Lalu, ditambah dengan 15 menit perpanjangan waktu pertama dan 15 menit perpanjangan waktu kedua.

4) Aturan Permainan

a. Kick off dilakukan untuk memulai pertandingan pada setiap babak atau setelah terjadinya gol.

b. Gol dinyatakan sah ketika bola masuk dan melewati garis gawang.

Keputusan sah atau tidaknya sebuah gol ada di tangan wasit.

c. Offside terjadi ketika pemain menerima umpan bola. Sedangkan, posisinya lebih dekat ke gawang lawan ketimbang lawannya.

d. Bola dinyatakan keluar apabila melewati garis lapangan. Jika hal itu terjadi, pemain akan melakukan lemparan ke dalam atau throw- in.

e. Tendangan ini dilakukan saat bola keluar dan melewati garis gawang. Sesuai namanya, tendangan ini dilakukan di pojok lapangan yang berada dekat dengan gawang dan dilakukan oleh pihak lawan.

f. Penalti terjadi saat pemain yang sedang bertahan melakukan pelanggaran di wilayah penjaga gawang. Tendangan ini dilakukan oleh tim lawan dan memiliki peluang untuk mencetak gol.

Tendangan penalti juga dilakukan apabila permainan berakhir seri/imbang.

5) Perlengkapan Pemain

a. Baju kaus atau jersey olahraga.

b. Celana pendek (jika memakai celana dalam penghangat, warnanya harus sama dengan warna celana pendek utama).

c. Kaus kaki.

d. Pelindung tulang kering (shinguard).

e. Sepatu.

(6)

f. Wasit.

6) Ukuran Bola

a. Berbentuk bundar/bulat b. Terbuat dari kulit

c. Lingkaran 68 cm - 70 cm d. Berat 410 gram - 450 gram e. Tekanan udara 0,6 atm - 1,1 atm

Gambar 2.2 : sumber ( http://www.kabarsport.com/2016/09/ukuran-bola- pada-sepakbola-standar-fifa-internasional.html?m=1 )

7) Wasit

Wasit atau referee adalah pengadil utama di lapangan. Kemudian, dia berhak menentukan sebuah pelanggaran, menganulir gol, memberikan peringatan kartu kuning/merah atau menghentikan pertandingan jika situasi di lapangan tidak memungkinkan, seperti hujan besar, kerusuhan di lapangan/tribun, dan

(7)

lainnya. Pada peraturan wasit sepak bola, nantinya ia akan dibantu oleh dua hakim garis dan asisten wasit yang bertugas untuk membantu wasit utama dalam menentukan offside, bola out, dan pelanggaran di dekatnya.

8) Tendangan Bebas

Tendangan bebas adalah tendangan yang diberikan pada sebuah tim akibat pelanggaran yang dilakukan oleh tim lawan. Tendangan bebas terbagi menjadi dua jenis, yakni tendangan bebas langsung dan tidak langsung.

Tendangan bebas langsung adalah tendangan yang terjadi karena pelanggaran. Biasanya, tendangan ini dilakukan dengan pengambilan ancang-ancang dan penjagaan oleh tim lawan dengan pagar betis. Sementara itu, tendangan bebas tidak langsung biasanya dilakukan saat terjadi pelanggaran offside atau pelanggaran yang belum melewati garis tengah tim lawan. Misalnya, melakukan tendangan bebas tak langsung dan bola masuk ke gawang lawan. Maka, hal itu tidak dihitung gol.

9) Tendangan Penalti

Tendangan penalti merupakan tendangan 11 meter di depan gawang. Teknik ini dilakukan ketika sebuah tim melakukan pelanggaran atau handball di kotak 16 dan adu penalti. Pada aturan terbaru sebelum penalti dilakukan, semua pemain selain penendang harus berada di luar kotak 16, begitu juga dengan kiper. Sebelum pemain menendang, maka ia harus berada di belakang garis gawang dan tidak boleh maju ke depan.

10) Pergantian Pemain

Pergantian pemain hanya bisa dilakukan maksimal oleh tiga orang. Namun, jika dalam keadaan pertandingan persahabatan, maka pergantian pemain boleh dilakukan sebanyak tujuh kali.

(8)

Sepakbola tentunya memiliki teknik yang digunakan saat bermain sepakbola. Hal tersebut dibutuhkan supaya saat bermain sepakbola para pemain mampu menjalankan permainan sepakbola dengan baik dan benar.

Menurut Hidayat (2017:30) teknik bermain sepakbola diantaranya:

1. Dribbling

Teknik ini merupakan salah satu teknik dasar ketika seseorang hendak bermain sepakbola. Menggiring merupakan suatu kegiatan berlari dengan membawa bola dan tetap dalam penguasaan saat berlari.

2. Passing

Teknik ini merupakan teknik perpindahan momentum bola dari satu pemain ke pemain lainnya. Proses perpindahan bola ini bisa dilakukan dengan semua bagian tubuh yang diperkenankan bersentuhan dengan bola.

3. Heading

Duel di udara merupakan sebuah persaingan pemain saat merebut bola yang melayang. Teknik ini merupakan teknik gerakan kepala yang bersentuhan dengan bola.

4. Shooting

Teknik ini merupakan teknik yang mana dilakukan untuk menciptakan peluang terjadinya gol ke gawang lawan. Bola hasil teknik shooting biasanya merupakan bola cepat dan keras pada pergerakannya.

5. Blocking/Control

Teknik ini merupakan teknik menghentikan bola yang juga dikenal teknik trapping. Teknik ini bisa menggunakan tubuh bagian paha, dada, kaki bahkan kepala.

6. GoalKeeper

Penjaga gawang merupakan satu-satunya posisi pemain yang memiliki kesempatan menggunakan tangan untuk menguasai bola secara sah di daerah penjaga gawang. Di area penjaga gawang seorang kiper boleh menggunakan seluruh anggota badan untuk menguasai bola.

7. Tackling

Teknik ini digunakan untuk mengganggu lawan saat menguasai bola.

Namun teknik yang satu ini rentan untuk mencederai lawan karena bila salah teknik dalam menggunakan teknik ini, lawan akan rentan untuk cedera.

8. BodyCharge

Teknik benturan badan dan kontak fisik yang sering terjadi pada permainan sepakbola. Hal ini bisa terjadi di sepanjang waktu permainan sepakbola.

Dari berbagai teknik dasar sepakbola semua teknik tersebut dapat dipergunakan saat seorang pemain menjalani pertandingan agar

(9)

mampumengaplikasikan ke dalam permainan secara efektif. Apabila pemain mampu mengaplikasikan teknik dasar di atas maka sebuah tim akan mampu meraih performa dan prestasi yang maksimal.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan tendangan ke gawang adalah ketrampilan yang harus dimiliki pemain dalam permainan sepakbola karena tanpa kemampuan tendangan, tujuan permainan sepakbola sulit untuk tercapai.

Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Sucipto, dkk, (2000: 7), Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh kedua regu yang masing-masing regu terdiri atas 11 orang, termasuk penjaga gawang. Permainan ini bertujuan untuk memenangkan pertandingan dengan cara memasukkan bola sebanyak- banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Muhajir (2007: 1) menyatakan bahwa sepakbola adalah suatu permainan yang bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dengan mempertahankan agar tidak kemasukan bola oleh lawan, serta permainan ini dilakukan dengan menyepak bola sebagai gerakan utamanya.

Sucipto, dkk (2000: 7) menjelaskan bahwa sepakbola adalah permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali seorang penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Jadi pengertian sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh 11 orang pada tiap tim nya dengan tujuan menciptakan gol ke gawang lawan dan permainan ini lebih dominan menggunakan kaki.

5. Teknik Dasar

Dalam permainan sepak bola, seorang pemain sepak bola harus dapat

(10)

menguasai teknik dasar bermain sepakbola dengan benar. Sukatasmi (2001:124) menjelaskan tentang pembagian teknik dasar sepak bola adalah sebagai berikut: “Menerima bola, menendang bola, menggiring bola, menyundul bola, melempar bola, gerak tipu, merebut bola dan teknik-teknik khusus penjaga gawang”. Beberapa teknik dasar sepak bola Sucipto dkk (2000:17) bahwa teknik-teknik dasar bermain sepakbola terdiri dari:

1. Teknik dasar menendang bola (kicking)

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak kegawang (shooting at the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

Guna menunjang hasil tendangan yang baik, maka perlu menguasai prinsip-prinsip teknik menendang bola yang terdiri dari: pandangan mata, kaki tumpu, kaki yang menendang, bagian bola yang ditendang, dan sikap badan.

1) Menendang dengan kaki bagian dalam

Sucipto dkk (2000:17) berpendapat bahwa pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing). Analisis gerak menendang dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut :

a. Badan menghadap sasaran di belakang bola.

b. Kaki tumpu berada disamping bola kurang Iebih 15 cm, ujung kaki menghadap sasaran, lutut sedikit ditekuk.

c. Kaki tendang ditarik ke belakang dan diayukan ke depan sehingga mengenai bola.

d. Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di tengah- tengah bola.

e. Pergelangan kaki ditegangkan saat mengenai bola.

f. Gerak kaki tendang diangkat menghadap sasaran.

g. Pandangan ditunjukkan ke bola dan mengikuti arah jalannya bola terhadap sasaran.

(11)

h. Kedua lengan terbuka di sampingbadan.

i. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 : Menendang dengan Kaki Bagian Dalam (Sucipto, dkk, 2000: 18)

2) Menendang dengan kaki bagian luar

Pelaksanaan menendang dengan kaki bagian luar juga perlu dilakukan untuk melakukan variasi umpan. Muchtar (1992:30) menjelaskan bahwa cara melakukan menendang dengan tehnik kaki luar sebagai berikut:

a. Kaki tumpu sejajar dengan bola atau sedikit di belakangnya.

b. Kaki tendang diayun dari belakang, dan pada saat menyentuh bola ujung sepatu diputar ke arah dalam.

c. Gerakan kaki tendang terutama dari sendi lutut.

d. Mata tertuju pada bola.

e. Follow through dari kaki tendang.

(12)

Gambar 2.4 : Menendang dengan punggung kaki bagian Luar (https://olahragapedia.com/teknik-dasar-menendang-bola-dalam-sepak-

bola/amp)

2. Teknik dasar menghentikan bola (stoping).

Sucipto, dkk, (2000: 22), menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing.

Gambar 2.5 : Menghentikan bola (Sucipto, dkk, 2000: 22)

(13)

3. Teknik dasar menjaga gawang (goal keeping).

Menjaga gawang merupakan pertahanan yang paling akhir dalam permainan sepakbola. Teknik menjaga gawang meliputi: menangkap bola, melempar bola, menendang bola. untuk menangkap bola dapat dibedakan berdasarkan arah datangnya bola, ada yang datangnya bola masih dalam jangkauan penjaga gawang (tidak meloncat) dan ada yang diluar jangkauan penjaga gawang (harus dengan meloncat).

Komarudin (2011: 68), cara untuk menjaga gawang yang dilakukan oleh seorang penjaga gawang:

a. Menjaga gawang dari serangan pemain yang menguasa bola dapat dilakukan dengan memperhatikan sikap awal (steady position) yaitu dengan memperlihatkan sikap kaki dan tangan.

b. Kedua kaki agak dibuka selebar bahu.

c. Kedua lutut menekuk dan rileks.

d. Mata tetap dalam keadaan terbuka dan tertuju pada posisi bola.

e. Konsentrasi.

f. Memperhatikan arah bola dalam keadaan bergulir menyusur tanah atau melayang.

g. Merncanakan dengan tepat waktu untuk menangkap, meninju atau menepis bola. Semakin banyak gangguan di depan gawang untuk merebut atau menangkap bola.

Gambar 2.6 : Teknik menjaga gawang

(https://www.mediamengajar.com/2018/04/formasi-dalam-permainan-sepak- bola.html?m=1)

(14)

4. Teknik dasar menyundul bola (heading).

Salah satu teknik dasar yang dapat digunakan di semua posisi dan sudut lapangan yaitu menyundul bola, yang umumnya dilakukan dengan kepala.

Komarudin (2011: 62), teknik ini dilakukan untuk mengoper dan mengarahkan bola ke teman, menghalau bola di daerah pertahanan, mengontrol atau mengendalikan bola, bola serta melakukan sundulan untuk mencetak gol.

Kecermatan serta keberanian dalam benturan melawan datangnya bola akan sangat menentukan arah bola. Saat di depan gawang, sedikit sentuhan terhadap bola akan membelokkan arah bola ke gawang yang menyulitkan penjaga gawang dalam membaca arah datangnya bola, sehingga terjadinya gol yang tidak terduga. Tujuan dari menyundul bola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola.

Gambar 2.7 : Teknik dasar menyundul bola Komarudin (2011: 62)

(15)

5. Teknik dasar melempar bola keluar (throw-in).

Lemparan ke dalam merupakan satu-satunya teknik dalam permainan sepakbola yang dimainkan dengan lengan di luar lapangan permainan.

Selain mudah untuk memainkan bola, dari lemparan ke dalam off-side tidak berlaku.

Komarudin (2011: 66), cara melakukan lemparan ke dalam yaitu:

a. Melakukan lemparan harus menggunakan kedua tangan untuk memegan gbola.

b. Kedua siku tangan menghadap kedepan.

c. Kedua ibu jari salingbertemu.

d. Kedua kaki sejajar atau depan belakang dengankeduanya menapak pada tanah dan berada di luar garis samping saat akan melakukan maupun selama melakukan lemparan.

e. Mata tetap dalam keadaan terbuka, dengan arah tubuh searah dengan sasaran yang akan dituju.

Gambar 2.8 : Teknik dasar lemparan kedalam (throw-in) Komarudin (2011: 66)

6. Teknik dasar menggiring bola (dribbling).

(16)

Dalam menggiring bola pemain dapat menggunakan sisi kaki bagian dalam, sisi kaki bagain luar, serta punggung kaki. Keterampilan ini merupakan keterampilan dasar ketika seseorang hendak bermain sepakbola.

Pemain yang memiliki kemampuan menggirirng bola atau dribbling dengan baik, biasanya akan memiliki peran yang cukup besar bagi sebuah tim (Hidayat,2017:30).

Cara melakukan dribbling dapat dijabarkan sebagai berikut (komarudin, 2011:50) sebagai berikut :

a. Fokus terhadap bola dan keadaan sekitar dalam menentukan ke mana arah yang akan dituju. Saat dalam tekanan lawan perkenaan bola dengan kaki harus dekat dan dilindungi olehbagian tubuh yang lain.

b. Sentuhan bola harus sesering mungkin atau banyak sentuhan agar lawan kesulitan merebutnya. Faktor kelincahan dalam melewati lawan sangat dibutuhkan disini.

c. Saat bebas dari tekanan lawan, pemain mempunyai banyak waktu untuk melihat kondisi sekitar dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Biasanya sentuhan dengan bola lebih sedikit.

d. Saat dribbling cepat tanpa kawalan, pemain hanya menyodor bola kedepan terukur, kemudian lari secepat mungkin menuju bola, kemudian menyodor bola kembali, samapi ke tempat tujuan.

Gambar 2.9 : Teknik dasar menggiring bola Komarudin (2011:50)

(17)

2.2 Keterampilan Menggiring Bola / Dribbling 1. Pengertian Menggiring Bola / Dribbling

Menggiring bola adalah mmenendang dan membawa bola secara terpatah-patah atau terputus-putus. Menurut Sucipto dkk., (2000: 28) “pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan- pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola”.

Menrut Sarjono dan Sumarjo (2010: 103) berpendapat bahwa menggiring bola adalah berlari bersama bola dengan kaki. Pada dasarnya menggiring bola adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berjalan, berlari, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan (Danny Mielke 2007: 1). Bukan suatu kejadian yang kebetulan, bahwa pemain yang mempesona adalah pemain-pemain yang baik dalam menggiring bola.

2. Tujuan dan Manfaat Menggiring Bola / Dribbling

Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan, menahan bola dan memberikan operan kepada teman seregunya. Dalam hal ini Soekatamsi (1988: 158) menyatakan bahwa, kegunaan teknik menggiring bola yaitu: “1.untuk melewati lawan, 2.untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, 3.untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengansegera memberikan operan kepada teman”.

Menurut A. Sarumpaet (1992: 24-25 ) “Menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan. Sedangkan tujuan dari menggiring bola adalah : 1.

memindahkan permainan, 2. untuk melewati lawan, 3. untuk memancing

(18)

lawan, 4. untuk memperlambat permainan”. Hal terpenting dan harus diperhatikan saat menggiring bola yaitu dilakukan pada situasi yang tepat di daerah pertahanan lawan.

Joseph A. Luxbacher (2004: 47) menyatakan keterampilan menggiring bola yang digunakan dalam situasi yang tepat dan merusak pertahanan lawan. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 70) bahwa, “melalui kemampuan yang dimiliki menggiring bola, biasanya pemain lawan melakukan penjagaan lebih dari satu orang. Akibatnya, lawan terpaksa keluar dari posisinya untuk mencegah kecepatan dan kelincahan yang sangat berbahaya”. Dalam keadaan tersebut, pemain penyerang dengan cerdiknya memberikan umpan kepada temannya yang leluasa untuk menendang bola ke gawang lawan. Menurut Gill Harvey (2003: 30) bahwa, “paling aman menggiring bola ketika anda berada di daerah lawan. Jangan sekali-kali mencoba menggiring bola di daerah gawang sendiri karena terlalu berbahaya”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menggiring bola akan memberikan manfaat dalam suatu tim jika dilakukan di daerah pertahanan lawan. Pemain yang terampil menggiring bola harus mampu memanfaatkannya pada situasi yang tepat. Hal ini karena, pemain yang terampil menggiring bola akan mampu membuka dan mengacaukan pertahanan lawan. Seringkali pemain yang terampil menggiring bola dijaga atau dihadang lebih dari seorang pemain. Kondisi yang demikian dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol ke gawang lawan yaitu, dengan cara mengoperkan bola kepada teman seregunya yang leluasa untuk melakukan tembakan ke gawang lawan.

3. Macam-Macam dan Cara Melatih Menggiring Bola / Dribbling

Menurut Danny Mielke (2007: 2-5) “macam-macam cara menggiring bola (dribbling) dalam praktek bermain ada tiga yaitu: (1) dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam; (2) dribbling dengan sisi kaki bagian luar; dan (3) dribbling menggunakan kura-kura kaki”.

(19)

Menurut Sucipto, dkk. (2000: 28) teknik dasar menggiring bola dilakukan dengan tiga cara:

1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam:

a. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang bola.

b. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik kebelakang hanya diayunkan kedepan.

c. Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola disentuh / didorong bergulir kedepan.

d. Bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki, dengan demikian bola tetap dikuasai.

e. Pada waktu menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk untuk mempermudah penguasaan bola.

f. Pada saat kaki menyentuh bola, pandangan kearah bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

g. Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan.

Gambar 2.10 : Menggiring Bola Menggunakan Kaki Bagian Dalam. Danny Mielke (2007: 3).

2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar:

a. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan punggung kaki bagian luar.

b. Kaki yang digunakan menggiring bola hanya menyentuh / mendorong bola bergulir ke depan.

c. Setiap melangkah secara teratur kaki menyentuh bola.

(20)

d. Bola selalu dekat dengan kaki agar bola tetap dikuasai.

e. Kedua lutut sedikit ditekuk agar mudah untuk menguasai bola.

Pada saat kaki menyentuh bola pandangan ke arah bola.

Gambar 2.11 :Menggiring Bola Menggunakan Kaki Bagian Luar. Danny Mielke (2007: 4).

3) Menggiring bola dengan punggungkaki.

a. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang dengan punggung kaki.

b. Kaki yang digunakan menggiring bola hanya menyentuh / mendorong bola tanpa terlebih dahulu di tarik ke belakang dan diayun kedepan.

c. Setiap melangkah secara teratur kaki menyentuh bola.

d. Bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki.

e. Kedua lutut sedikit ditekuk agar mudah menguasai bola.

f. Pandangan melihat bola pada saat kaki menyentuh, kemudian lihat situasi dan kemudian lengan menjaga disamping badan.

(21)

Gambar 2.12 : Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki. Danny Mielke (2007: 3).

Menurut Komarudin (2005: 43) cara melakukan dribbling adalah sebagai berikut:

1) Fokus terhadap bola dan keadaan sekitar dalam menentukan kemana arah yang akan kitatuju.

2) Saat dalam tekanan lawan perkenaan bola dengan kaki harus dekat dan dilindungi oleh bagian tubuh yang lain. Dan sentuhan bola harus sesering mungkin atau banyak sentuhan agar lawan kesulitan merebutnya. Faktor kelincahan dalam melewati lawan sangat dibutuhkan disini.

3) Saat bebas dari tekanan lawan, pemain mempunyai banyak waktu untuk melihat kondisi sekitar dan memutuskan apa yang harus dilakukan.

Biasanya sentuhan dengan bola lebih sedikit.

4) Saat dribbling cepat tanpa kawalan, pemain hanya menyodor bola kedepan yang terukur, kemudian lari secepat mungkin dengan bola, kemudian menyodor bola kembali sampai ke tempat tujuan.

Menggiring bola dapat diikuti oleh gerakan selanjutnya yaitu berupa passing (mengoper) atau shooting (menembak). Salah satu filosofi dalam dribbling adalah “pemain yang mengendalikan bola, bukan bola yang mengendalikan pemain”.

2.3 Latihan

1. Pengertian Latihan

Menurut Sukadiyanto (2005: 5) latihan adalah suatu kata yang sering dijumpai dengan istilah practice, exercise, dan training. Pengertian latihan dari kata practice adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya, artinya selama dalam kegiatan proses berlatih melatih agar dapat menguasai keterampilan gerak cabang olahraganya selalu dibantu dengan menggunakan berbagai peralatan pendukung.

(22)

Sedangkan exercise adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam menyempurnakan geraknya.

Latihan exercise merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan.Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsi ppendidikan yang terencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya (Sukadiyanto, 2005: 6).

Latihan mempunyai batasan-batasan tertentu, oleh karena itu perlu kita pahami dulu apa batasan latihan itu. Secara sederhana latihan menurut Harsono (2015 : 50) latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan hari kian menambah jumlah beban latihan.

Latihan adalah aktifitas yang meningkatkan ketrampilan (kemampuan) yang dilakukan secara sistematis, berlatih, dan berulang- ulang. Efek-efek latihan sangat berpengaruh pada pengembangan individual seseorang baik fisik, teknik, taktik maupun mental. Latihan mental atau psikologis menurut Mudian (2022: 34) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari program latihan olahragavsecara umum dan tertuang dalam perencanaa latihan. Maka dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses berlatih untuk mendapatkan suatu tujuan yang ingin dicapai.

2. Tujuan dan Sasaran Latihan

Perlunya menentukan tujuan dan sasaran sebelum melakukan latihan, agar hasil yang menjadi fokus utama latihan tersebut menjadi maksimal.

Menurut Sukadiyanto (2005: 9) tujuan dan sasaran latihan secara garis besar, antara lain untuk: 1) Meningkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan menyeluruh, 2) Mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik yang khusus, 3) Menambah dan menyempurnakan teknik, 4) Mengembangkan

(23)

dan menyempurnakan strategi, taktik, dan pola bermain, dan, 5) Meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.

3. Prinsip-Prinsip Latihan

Prinsip-prinsip latihan perlu diperhatikan sebagai acuan dalam melakukan latihan. Sukadiyanto (2005: 12) berpendapat bahwa prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Pinsip- prinsip latihan yang menjadi pedoman agar tujuan latihan dapat tercapai, antara lain: (1) prinsip kesiapan, (2) individual, (3) adaptasi, (4) beban lebih, (5) progresif, (6) spesifik, (7) variasi, (8) pemanasan dan pendinginan, (9) latihan jangka panjang, (10) prinsipberkebalikan, (11) tidak berlebihan, (12) sistematik.

Dengan demikian yang dimaksud latihan dalam penelitian ini adalah proses kerja yang harus dilakukan secara sistematis, berulang-ulang, berkesinambungan untuk menyempurnakan kemampuan berolahraga menggunakan metode dan aturan sehingga tujuan dapat tercapai pada waktunya.

4. Komponen-Komponen Latihan Fisik

Kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi (Pratama, 2015). Sajoto (2002: 57), menyatakan bahwa “kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi”. Lebih lanjut ditambahkan Sajoto (2002: 8-9), bahwa “kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaan”. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus berkembang. Komponen kondisi fisik merupakan suatu usaha

(24)

penigkatan kondisi fisik, seluruh komponen tersebut juga harus dikembangkan. Berikut komponen-komponen kondisi fisik atau latihan fisik menurut Hidayat syarif (2014:53) adalah sebagau berikut :

1) Daya tahan

Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama. Menurut Badriah, Dewi Laelatul (2011:35) “Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik”. Daya tahan terbagi atas daya tahan otot (muscle endurance), daya tahan jantung- pernapasanjantung-pernapasan peredaran darah (respiratori cardiovasculatoir endurance), dan recovery internal (masa istirahat diantara latihan).

2) Stamina

Stamina adalah komponen fisik yang tingkatannya lebih tinggi dari daya tahan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa atlet yang memiliki stamina yang tinggi akan mampu bekerja lebih lama sebelum mencapai hutang-oksigennya, dan dia juga mampu untuk pemulihan kembali secara cepat ke keadaan semula.

3) Kelentukan

Kelentukan menurut Badriah, Dewi Laelatul (2011:38) adalah

“Kemampuan ruang gerak persendian. Jadi, dengan demikian meliputi hubungan antara bentuk persendian, otot, tendon, dan ligamen sekeliling persendian”.

4) Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan keseimbangan. Menurut Badriah, Dewi Laelatul (2011:38). Kelincahan ini berkaitan erat antara kecepatan dan kelentukan. Tanpa unsur keduanya baik, seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu, faktor keseimbangan sangat berpengaruh terhadap kemampuan kelincahan seseorang.

5) Kekuatan

Menurut Badriah, Dewi Laelatul (2011:35) “Kekuatan adalah kemampuan kontraksi secara maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekeompok otot”.

Kontraksi otot yang terjadi pada saat melakukan tahanan atau latihan kekuatan terbagi dalam tiga kategori, yaitu kontrakasi isometrik, kontraksi isotonik, dan kontraksi isokinetik. Selanjutnya Badriah, Dewi Laelatul (2011:35) menjelaskan “Pada mulanya, otot melakukan kontraksi tanpa pemendekan (isometrik) sampai mencapai ketegangan yang seimbang dengan beban yang harus diangkat, kemudian disusul dengan kontraksi dengan pemendekan otot (isotonik)”.

6) Power

Power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat. Menurut Badriah, Dewi

(25)

Laelatul (2011:36) Power sangat penting untuk cabang-cabang olahraga yang memerlukan eksplosif, seperti lari sprint, nomor-nomor lempar dalam atletik, atau cabangcabang olahraga yang gerakannya didominasi oleh meloncat seperti dalam bola voli, dan juga pada bulutangkis, dan olahraga sejenisnya.

7) Daya tahan otot

Menurut Debdikbud (1997: 5) daya tahan otot adalah kernampuan seseorang dalam mempergunakan kelompok ototnya untuk berkontraksi terus menerus dalam waktu yang relatif cukup larna, dengan beban tertentu.

8) Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan tubuh untuk menempuh jarak tertentu atau melakukan gerakan secara berturut-turut dalam waktu yang singkat.

Menurut Badriah, Dewi Laelatul (2011:37). Terdapat dua tipe kecepatan yaitu kecepatan reaksi adalah kapasitas awal pergerakan tubuh untuk menerima rangsangan secara tibatiba atau cepat dan kecepatan bergerak adalah kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk menggerakan anggota tubuh secara cepat.

9) Kecepatan reaksi

Pengertian kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan- gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat- singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dengan waktu yang cepat (Wilujeng dan Hartoto, 2013).

10) Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan berbagai macam gerakan dalam satu pola gerakan secara sistematis dan kontinu atau hal yang menyatakan hubungan harmonis dari berbagai faktor yang trejadi pada suatu gerakan. Badriah, Dewi Laelatul (2011:40).

2.4 Lari Zig-Zag

1. Pengertian Lari Zig-Zag

Lari zig-zag adalah sebagai suatu metode latihan yang dilakukan dengan gerakan berkelok-kelok melewati rintangan yang telah disiapkan, dengan tujuan untuk melatih kemampuan atlet berubah arah dengan cepat Saputra (2002) dalam Sukma (2015). Menurut Larkins dan Abbots lari zig- zag adalah metode latihan yang dilakukan dengan perubahan posisi secara langsung dengan berlari zig-zag.

lari zig-zag yaitu dengan bentuk merubah arah gerak tubuh atau bagian tubuh untuk menghindari dari berbagai halangan baik orang maupun benda yang ada disekeliling atau berlari secara berkelak-kelok dengan cara merubah arah gerak tubuh baik itu dengan bola maupun tanpa bola. Adapun

(26)

tujuan melakukan latihan lari zig-zag menurut Muhajir (2007) adalah melatih merubah gerak tubuh arah berkelak-kelok. Tujuan lari zig-zag adalah untuk menguasai keterampilan lari, menghindar dari berbagai halangan baik orang maupun benda yang ada di sekeliling (Saputra, 2002).

2. Tujuan dan Manfaat Lari Zig-Zag

Adapun tujuan melakukan latihan lari zig-zag menurut Muhajir (2007) adalah melatih merubah gerak tubuh arah berkelak-kelok. Tujuan lari zig-zag adalah untuk menguasai keterampilan lari, menghindar dari berbagai halangan baik orang maupun benda yang ada di sekeliling (Saputra, 2002).

Manfaat lari zig-zag bagi kesehatan tubuh di antaranya adalah:

1) Melatih kelincahan dan keseimbangan tubuh.

2) Menguatkan otot kaki, paha, dan betis.

3) Membantu meningkatkan sistem pernapasan.

4) Membakar lemak dalam tubuh.

3. Macam-Macam Latihan Lari Zig-Zag

Melakukan lari zig-zag sama halnya dengan menggiring bola yaitu sama-sama merubah arah gerak tubuh. Oleh karena itu, lari zig zag merupakan latihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar menggiring bola. Menurut Marta Dinata (2007) ada beberapa bentuk latihan dalam menggiring bola yaitu :

1) Latihan menggiring bola dengan menggunakan punggung kaki.

Menggiring bola sangat perlu dikuasai oleh seorang pemain bola, karena menggiring bola merupakan kelanjutan dari suatu penyerangan ke pihak lawan. Menggiring bola dengan menggunakan punggung kaki sangat sukar dilakukan karena bagian kaki yang menggiring tidak datar.

2) Menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar.

Metode latihan sederhana adalah menggiring bola dengan cara zig-zag.

(27)

Cara melakukan latihan ini adalah :

a. Pancangkan tiang sekitar 5 buah, jarak antara tiang yang pertama dengan yang kedua sekitar 1 meter, begitu juga dengan yang lainnya.

b. Setelah itu pemain menggiring bola dengan kaki bagian dalam melewati tiang-tiang tersebut dan kembalinya menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian luar.

4. Cara Melatih Latihan Lari Zig-Zag

Pada umumnya cara melatih latihan lari zig-zag yaitu dengan berlari dengan cepat dengan melewati rintangan yang sudah disiapkan dengan cara berkelok-kelok atau dengan men zig-zag. Adapun cara melatih latihan lari zig-zag menurut Harsono (2018: 173) latihan zig-zag hampir sama dengan lari bolak-balik, kecuali atlet harus lari melalui beberapa titik. Bentuk latihan lari zig-zag ini hampir sama dengan lari bolak-balik, dan tujuannya juga sama yaitu melatih kelincahan, yang membedakannya adalah penempatan titik. Cara melakukannya adalah atlet berlari melewati diantara beberapa titik dengan kecepatan maksimal tanpa kehilangan keseimbangan.

Adapun cara melakukan latihan lari zig-zag menurut Harsono (2004) sebagai berikut:

a. Lari bolak-balik (shutlle run) dengan cepat sebanyak 3-5 kali antara 5 titik.

b. Lari belak-belok (zig-zag run)

c. Jarak setiap titik 1,5 meter .

d. Mengubah posisi tubuh atau jongkok-berdiri (squrt -thrust), tujuannya:

melatih posisi tubuh (jongkok dan berdiri tegak).

e. Pandangan ke arah depan.

Sedangkan cara melatih latihan lari zig-zag menggunakan bola menurut Marta Dinata (2007) yaitu:

a. Pancangkan tiang sekitar 5 buah, jarak antara tiang yang pertama dengan yang kedua sekitar 1 meter, begitu juga dengan yang lainnya.

(28)

b. Setelah itu pemain menggiring bola dengan kaki bagian dalam melewati tiang-tiang tersebut dan kembalinya menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian luar.

Lari zig-zag adalah suatu bentuk latihan yang dilakukan dengan berkelok-kelok melewati suatu rintangan, dimana bertujuan untuk melatih kemampuan berubah arah tubuh dengan cepat. Metode latihan ini dapat mampu melatih kekuatan otot kaki dan memaksimalkan dribbling dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa lari zig-zag adalah suatu macam bentuk latihan yang dilakukan dengan gerakan berkelok-kelok melewati rambu-rambu yang telah di siapkan, dengan tujuan melatih kemampuan mengubah arah dengan cepat. Bentuk latihan ini sesuai dengan gerakan-gerakan menggiring dalam permainan sepakbola.

5. Jenis-Jenis Latihan Lari Zig-zag

a. Latihan lari zig-zag tanpa menggunakan bola, menurut Harsono (2004) Dalam melakukan lari belak-belok merupakan lari mengubah arah gerak

tubuh tanpa menggunakan bola.

Gambar 2.13 : Bentuk Latihan Berupa Zig-Zag Run (Belak-Belok)

b. Latihan lari zig-zag menggunakan bola, menurut Marta Dinata (2007)

(29)

latihan sederhana adalah menggiring bola dengan cara zig-zag.

Gambar 2.14 : menggiring bola zig-zag

2.5 SSB ( Sekolah Sepak Bola ) 1. Sejarah SSB

Sekolah sepak bola adalah suatu fasilitas pendukung bagi siswa sekolah sepakbola usia dini dan usia muda dalam mengembangkan keahlian bersepakbola. Sekolah Sepak Bola merupakan salah satu wadah yang menampung kegiatan pembelajaran mengenai sepak bola. Secara keseluruhan sekolah sepak bola menampung peserta didik anak-anak sampai ketingkat usia dewasa. Hal ini dikarenakan tingkatan umur seperti ini merupakan tingkatan umur yang mampu dibentuk untuk menjadi pemain sepak bola. Perkembangan Sekolah Sepak Bola di Dunia Sepak bola merupakan olahraga favorit di seluruh dunia, hal ini mengakibatkan perkembangan Sekolah Sepak Bola sangat cepat.

Kemunculan nama SSB, saya sebut diprakarsai oleh Pembina Usia Muda PSSI saat itu, almarhum Ronny Pattinasarany. Sayangnya, sejak nama SSB digaungkan, dan langsung menjamur di periode tahun 1999 hingga 2003 di era Agum Gumelar, hingga kini, fungsi dan kedudukan SSB dalam ranah pembinaan sepak bola akar rumput di Indonesia masih bak anak tiri di PSSI. Bahkan meski ada kepanjangan tangan PSSI di daerah, yaitu Asprov, Askab, dan Askot, tetap saja pembinaan dan kompetisi SSB lebih banyak dikelola olah pihak swasta dan orang tua. Namun, saat klub dan PSSI butuh pemain usia muda, seolah SSB hanya "sapi perah" saja. SSB yang sudah bersusah payah membina anak-anak usia dini hingga usia muda, akhirnya hanya gigit jari, ketika orangtua dan pemain binaannya dicomot sana-sini oleh klub dan PSSI tanpa ada regulasi yang membela SSB dan para pembinanya.

2. SSB Tambakan Putra

(30)

SSB Tambakan Putra di dirikan sekitar tahun 2010 di lapangan sepakbola tambakan kecamatan Jalancagak kabupaten Subang, yang anggotanya terdiri dari anak-anak yang berada disekitar lapangan palapa yang bermain bola tanpa bimbingan seorang pelatih dan sarana latihan seadanya dan tidak mempunyai seragam latihan dan ada yang memakai sepatu bola serta ada pula yang memakai sepatu sekolah dan bahkan ada yang tidak memakai sepatu sama sekali datang dari berbagai kelompok umur dan latar belakang ekonomi yang berbeda-beda pula.

Karena mereka begitu antusias untuk bermain bola walaupun dengan sarana seadanya yang mendorong kami sebagai pelatih setiap hari minggu datang mengajari mereka beberapa teknik bola, akhirnya karena dari minggu ke minggu peminatnya begitu banyak akhirnya saya mencoba mengorganisasi mereka dengan membuat absensi dan membelikan seragam dari uang pribadi saya dengan cara mereka mencicil dua ribu rupiah perorang setiap kali latihan sampai lunas, agar organisasi ini dikenal maka kami beri nama Sekolah Sepak Bola (SSB) Tambakan Putra sesuai dengan nama daerah. Prestasi yang sangat menonjol yang sudah SSB Tambakan Putra raih yaitu sebagai berikut:

1) Mewakili Jawa barat (geas) ke tingkat nasional.

2) Juara ke 2 turnament tunas harapak cup ke-2.

3) Juara ke 2 turnameng kharisma cup ke-6.

4) Juara ke 1 usia 11 tahun turnament antar SSB Aniversary SSB Tambakan Putra, dan masih banyak yang lainnya.

2.6 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan sangat diperlukan untuk mendukung kerangka berpikir, sehingga dapat dijadikan sebagai patokan dalam pengajuan hipotesis penelitian. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

(31)

1. M. Dahlan (2010) yang berjudul “Pengaruh Latihan Zig-zag terhadap Peningkatan Keterampilan Menggiring Bola Siswa SMP Negeri 2 Kalasan Sleman”. Populasi dalam pnelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Kalasan Sleman yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola, yang terdiri dari 30 siswa. Metode penelitian ini yaitu eksperimen.

Pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas menggunakan uji kai kuadrat dan uji homogenitas. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh latihan lari zig-zag terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola pada siswa SMP Negeri 2 Kalasan.

2. Hauri Raka Wiendhi Asmara (2015) dalam penelitian yang berjudul

“Pengaruh Latihan Lari Zig-zag Terhadap Kemampuan Menggiring Dalam Permainan Sepak Bola Peserta Ekstrakulikuler Smp Negri 3 Santolo Kulon Progo ”. Metode penelitian ini yaitu eksperimen.

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain Sepak bola SMP Negeri 3 Sentolo Kulon Progo yang berjumlah 30 orang. Pengujian prasyarat analisis data yaitu uji normalitas menggunakan uji Chi kuadrat, uji homogenitas dan penghitungan selisih pre-test dan pos-test latihan zig- zag. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan lari zig-zag terhadap kemampuan menggiring dalam permainan sepak bola peserta ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Sentolo Kulon Progo.

2.7 Kerangka Berpikir

Pemberian latihan teknik dan fisik yang baik dapat dicapai melalui latihan yang terprogram dan teratur. Kemampuan teknik yang baik dihasilkan dari latihan gerak dasar yang baik serta kemampaun fisik yang baik akan diperoleh dengan latihan yang benar. teknik menggiring bola (dribbling) harus dikuasai oleh seorang pemain sepakbola karena teknik tersebut adalah teknik dasar dalam bermain sepak bola.

Dalam menggiring bola, harus didukung dengan penguasaan bola

(32)

yang baik, kemampuan mengubah arah, kemampuan mengubah kecepatan, kemampuan gerak tipu, sehingga bola tetap dalam penguasaan pemain dan tidak mudah direbut oleh lawan. Dengan latihan lari zig-zag akan dapat memaksimalkan kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat baik gerakan dengan menggunakan bola maupun tanpa menggunakan bola.

Pada penelitian ini peneliti hendak meneliti pengaruh latihan lari zig- zag terhadap kemampuan mengiring dalam permainan sepak bola pada pemain SSB Tambakan Putra. Metode latihan mnggiring bola zig-zag merupakan asumsi dari penelitian untuk diadaptasikan dengan metode latihan teknik menggiring bola (dribbling).

Dilihat dari bentuk latihan diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan gerak pemain sepakbola dalam mengendalikan gerak serta penguasaan bola dengan baik saat melewati lawan maupun menghindari lawan dengan fleksibel.

2.8 Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Latihan lari zig-zag memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan dribbling dalam permainan sepak bola pada pemain SSB Tambakan Putra.

Referensi

Dokumen terkait

Thus, intercropping method could better the growth of vetiver root, where it was also supported by the number of crotch, as shown in Figure 4.. The heights of

pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan dengan harmonis. Sebuah proses pembelajaran yang interaktif yang memberikan

Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Pada. Pembelajaran Menggunakan Starter Experiment : Jurnal Pendidikan

Garis panduan ini diharapkan dapat digunakan oleh Pembantu Tadbir yang menguruskan Buku Perkhidmatan Kerajaan di Kementerian Pelajaran Malaysia bagi urusan penyediaan Penyata

Respon tersebut juga ditunjukkan oleh perubahan derajat polarisasi dari perban dingan amplitudo cahaya ψ yang lebih besar dibanding pada pelarut Xilena seperti yang

Jadi ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan koneksi dan representasi matematik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri Bandung.. Adapun

Dari analisi yang dilakukan diperoleh nilai t hitung antara lain passing berpasangan dan passing perorangan terhadap keterampilan passing bawah sebesar 4,28 selanjutnya

Dengan demikian dapat kita catat bahwa bentuk polisemik yang mengandung makna morfologis sifat dan atau isim, mufrad dan atau jamak, dan madhi/mudhari, amar, nahyi dan