Daftar isi
Profil Yayasan & Program 2
Peserta Program 5
Profil Mitra 6
Liputan Kegiatan 7
Edisi Desember 2013
Newsletter Yayasan Bina Desa Indonesia
Dokumentasi Kegiatan 8
Laporan Keuangan 11
newsletter
RUU Desa harapan bangsa
2 | Profil Yayasan & Deskripsi Program Pelopor Agropreneur Muda Indonesia
Program Indonesia Bangun Desa ini merupakan program pelatihan bagi calon wirausaha dibidang pertanian terpadu yang terdiri atas pelatihan, praktik lapang, pengembangan program pertanian terpadu (pertanian, peternakan, perikanan dan perkebu-nan), dan pengembangan masyarakat
di desa penempatan
PROFIL YAYASAN BINA DESA INDONESIA
Yayasan Bina Desa Indonesia
Didirikan oleh Muhammad Idrus, S.T, lulusan Fakultas Teknik Metalurgi Universitas Indonesia. Lahir di Jakarta, 28 Maret 1978.
Beliau mengajak rekan-rekan seperjuangan yang berasal dari berbagai alumni universitas seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjajaran untuk menyatukan potensi dan mengabdi untuk Negeri dalam satu wadah Yayasan.
Yayasan Bina Desa Indonesia didirikan pada 26 September 2012 dengan semangat untuk meningkatkan jumlah agropreneur muda yang mampu mengembangkan daerah pesisir dan pedesaan yang kemudian menginisasi lahirnya program Indonesia Bangun Desa (IBD).
Muhammad Idrus, S.T berperan sebagai Ketua Dewan Pembina dan Bachtiar Firdaus, S.T, MPP dengan pengala-mannya dalam pembinaan kepemimpinan SDM unggul di Program Pembinaan Sumberdaya Manusia Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri ditunjuk untuk menahkodai yayasan Bina Desa Indonesia sebagai Direktur Yayasan.
Visi
Melahirkan pemimpin baru yang memiliki kompetensi wirausaha kelas dunia berbasis industri pertanian yang dapat memajukan ekonomi masyarakat pedesaan dan pesisir.
Misi
Mengisi kekurangan wirausaha muda pertanian, perke-bunan, perikanan, dan peternakan berkualitas dan berdaya saing global di daerah pedesaan dan pesisir yang membutuhkan.
Menjadi wahana belajar kepemimpinan bagi anak anak muda terbaik Indonesia agar lebih dekat kepada masyarakat terutama para petani dan nelayan
Menjalin kerjasama dengan BUMN, Pemerintah, Perusahaan dan Lembaga lokal dalam memajukan ekonomi masyarakat terutama para petani dan nelayan Menghadirkan berbagai aktivitas usaha produktif baik
on-farm maupun off-farm di pedesaan dan pesisir
berbasis potensi sumber daya alam lokal.
Legalitas
Akta Pendirian Yayasan Bina Desa Indonesia
No. 282/NMD/IX/2012 Tgl 26 September 2012 oleh Netty Maria Machdar, SH di Kotamadya Jakarta Pusat.
Nomor Pokok Wajib Pajak: No. 03.243.620.6-023.000 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Yayasan Bina Desa Indonesia. SK No: AHU-4249.AH.01.04 tahun 2013, Tgl 31 Juli 2013.
Kami menyebut wirausahawan di bidang pertanian ini sebagai agropreneur muda, Tagline program ini adalah:
“Pelopor Agropreneur Muda Indonesia”
2
3
4
1
Tes Kesehatan Focus Group Discussion
Psikotest Wawancara
Pelopor Agropreneur Muda Indonesia Profil Yayasan & Deskripsi Program | 3
SELEKSI
PESERTA
Tes Kesehatan Focus Group Discussion
Psikotest Wawancara
Peserta Indonesia Bangun Desa (IBD) adalah para lulusan sarjana dan diploma dari Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia dengan batas usia maksimal 25 tahun.
Peserta diseleksi selama dua hari (13-14 April 2013) melalui tahapan psikotes,
focus group discussion, wawancara
hingga tes kesehatan yang bertempat di kantor pusat yayasan, Kec. Senen, Jakarta Pusat.
Yayasan Bina Desa Indonesia dalam menyeleksi peserta bekerjasama dengan lembaga perekrutan ternama, PT. HumanPro Development. Berdasarkan hasil seleksi tersebut, terpilih 30 peserta yang berasal dari berbagai daerah mulai dari Aceh, Lombok, hingga Wakatobi. Proporsi peserta terpilih adalah 20 laki-laki dan 10 perempuan. Semua peserta ini dipilih dari berbagai latar belakang baik pertanian maupun non-pertanian, sehingga program ini terbuka bagi siapapun yang ingin mengembangkan dunia pertanian.
Beasiswa Program
Sebagai upaya menunjang proses pembinaan agropreneur muda, Yayasan memberikan Beasiswa kepada seluruh Peserta IBD angkatan pertama senilai Rp. 3.265.000,- selama 1 tahun. Berikut rincian anggarannya:
Beasiswa Peserta
1. Modal usaha pertanian Rp 2.000.000,-2. Biaya makan & penginapan Rp 800.000,-3. Operasional program Rp 363.333,-4. Administrasi & kesekretariatan Rp 101.667,-Total Rp.3.265.000,-TRAINING
CENTER
Peserta mengikuti pelatihan secara intensif selama 3 bulan (Mei-Juli 2013). Training Center bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) yang berlokasi di Ciomas, Bogor.
Selama masa pelatihan, peserta mendapatkan materi leadership &
entrepreneurship skills, management skills, technical skills, human develop-ment skills, dan character building skills.
Peserta mendapatkan pelatihan ilmu pertanian dan wirausaha dari dosen, praktisi, pengusaha, dan tokoh nasional.
Sebanyak 60 pengajar telah berpartisi-pasi dalam program pelatihan ini, antara lain: Anton Apriyantono (Menteri Pertanian RI 2004-2009), Lukman M. Baga (dosen Agribisnis Institut Pertanian Bogor), Gun Soetopo (Owner Sabila Farm ‘kebun buah naga’) hingga Anies Baswedan dari Indonesia Mengajar. t Selain memperoleh materi pelatihan in
class, peserta melakukan praktek lapang
dan study visit, antara lain: pembibitan hingga pengolahan bunga rosella, pengolahan lahan dan penanaman padi, budidaya tanaman hortikultura (cabai; kangkung; mentimun dan kacang panjang), pembibitan dan pelatihan penanaman buah naga, pemupukan, kunjungan ke Teaching Farm IPB dan pusat budidaya jamur, CV. Cahya Mandiri Jamur Organik, Bogor.
Pada bidang peternakan, peserta belajar beternak ayam broiler, pencukuran bulu domba, budidaya kelinci (loading, feeding, reproduksi hingga pemasaran), dan kunjungan ke Mitra Tani Farm yang bergerak di bidang usaha peternakan domba.
Praktek bidang perikanan diantaranya manajemen kolam, sortir ikan, budidaya ikan (gurami, bawal, nila, koi), serta pembuatan kakaban. Peserta juga melakukan kegiatan sosial yaitu kunjungan ke panti jompo disekitar lokasi training.
Model pembelajaran ini dinilai efektif untuk membentuk jiwa agropreneur muda yang memahami seluk beluk pertanian.
4 | Profil Yayasan & Deskripsi Program Pelopor Agropreneur Muda Indonesia
Daftar Desa Penempatan Peserta IBD: Banten
1. Desa Bayah Barat, Kec. Bayah, Kab. Lebak
Jawa Barat
2. Desa Ciapus, Kec. Ciomas, Kab. Bogor 3. Desa Sukawening, Kec. Dramaga, Kab. Bogor 4. Desa Cileutik, Kel. Kasomalang Wetan, Kec.
Kasoma-lang, Kab. Subang
5. Desa Ligarmukti, Kec. Klapanunggal, Kab. Bogor 6. Desa Haurkolot, Kec. Haurgeulis, Kab. Indramayu 7. Desa Pacing, Kec. Jatisari, Kab. Karawang 8. Desa Bubulak, Kec. Bogor Barat, Kab. Bogor
Kepulauan Riau
8. Desa Tembeling, Kec. Teluk Bintan, Kab. Bintan
DI. Yogyakarta
9. Desa Gilangharjo, Kec. Pandak, Kab. Bantul
Keseluruhan Desa ini merupakan hasil kerjasama dengan mitra yang memiliki kesamaan visi dalam membina agropre-neur muda.
Mitra yang telah terjalin antara lain: Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI), PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT. Bank Pembangunan Jawa Barat & Banten Tbk, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT. Berdikari (Persero), PT. Pangan Guna Sejahtera dan lahan pertanian perseorangan.
Kegiatan utama peserta IBD di Desa penempatan adalah mengembangkan usaha pertanian berbasis potensi lokal. Menurut Ratna Yunita Handayani (Divisi Program IBD), memasuki pertengahan tahun program, peserta IBD sudah mulai meningkatkan potensi Desa, seperti yang telah dilaku-kan oleh Nur Agis Aulia dengan usaha pendederan patinnya di Desa Ciapus, Umaris Santoso dengan budidaya jamur tiramnya di Desa Bayah Barat, Hasti dengan keripik jamur merangnya di Desa Pacing, Restu yang saat ini mengem-bangkan trading karkas ayam dari PT. Pangan Guna Sejahtera di Desa ,dan Arif Rahmat yang telah membantu PT. Tiga Pilar Sejahtera, Tbk dalam pemetaan lahan sawah dan suplai gabah dari petani lokal.
“Sebenarnya masih banyak potensi desa lainnya yang sedang dikembangkan oleh para peserta lainnya, kondisi ini menuntut kerja keras dari peserta IBD bersama masyarakat desa agar mampu meningkatkan ekonomi lokal sesuai luaran program Indonesia Bangun Desa” Tambah Ratna Yunita Handayani.
PENEMPATAN
Kepulauan Riau Banten Jawa Barat DI. Yogyakarta10
Desa Provinsi4
Sebanyak 30 orang peserta Indonesia Bangun Desa (IBD) angkatan pertama telah menempati 10 Desa yang tersebar di Provinsi Jawa Barat, Banten, DI. Yogyakarta dan Kepulauan Riau sejak 17 Agustus 2013.
Kunjungi Microsite IBD
site.inilah.com/indonesiabangundesa
Media Partner by:
Pelopor Agropreneur Muda Indonesia Profil Peserta Angkatan Pertama | 5
PESERTA INDONESIA BANGUN DESA 2013
Program Indonesia Bangun Desa berusaha
meng-gandeng mitra dari pemerintah, perusahaan
BUMN, perusahaan swasta, LSM, perbankan,
hingga personal.
Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (Yapipi) memiliki visi menjadi arus utama
dalam pembangunan pertanian modern berbasis kawasan dan komunitas. Yapipi merupakan mitra yang menyediakan sarana dan prasarana training center yang digunakan untuk pelatihan peserta selama 3 bulan dan menjadi bagian dari mitra penempatan peserta yang berlokasi di Ciomas, Bogor.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan perusahaan
multinasional yang bergerak dalam indus-tri makanan. Kerjasama yang dilakukan berupa penempatan peserta program Indonesia Bangun Desa di tiga lokasi, yaitu Karawang, Subang dan Indramayu dengan fokus kegiatan manajemen dan pengembangan jejaring suplai gabah dari petani lokal. Kerjasama ini dapat terjalin karena Tiga Pilar Sejahtera memiliki komitmen dalam kontribusi sosial, lingkungan dan pengembangan masyarakat.
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk menggelar ajang Mandiri
Bersama Mandiri (MBM) Challenge untuk mendorong pengembangan sosial entrepreneur atau kewirausahaan sosial di kalangan generasi muda. Indonesia Bagun Desa akan melakukan kerjasama penempatan peserta di lokasi pemenang MBM Challenge, yaitu di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau dan Bantul, Yogyakarta. Pengembangan bisnis di Tanjung Pinang fokus pada usaha budidaya kepiting bakau, sedangkan di Bantul mengemban-kan usaha pengelolaan limbah imengemban-kan untuk pamengemban-kan ternak.
PT. Berdikari (Persero) merupakan BUMN yang melakukan
transformasi perusahaannya ke arah bisnis peternakan. PT. Berdikari (Persero) memiliki program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) yang berupaya mengembangkan jejaring dan menstimulus pengem-bangan usaha ternak petani lokal. Melalui program tersebut, diharapkan peserta IBD dapat belajar proses bisnis dari hulu ke hilir.
Yayasan Bina Desa Indonesia bekerja sama dengan PT. Pertani (Persero) dalam pengadaan sarana produksi pertanian berupa pengadaan segala jenis pupuk yang dibutuhkan dalam pengembangan lahan pertanian.
Selain itu, Yayasan Bina Desa Indonesia juga bermitra dengan perseroangan, pemilik lahan Desa Ligarmukti daerah Cileungsi, Bogor. Daerah ini menjadi laboratorium sosial pengembangan masyarakat di bidang pertanian. Di desa ini akan dikembangkan konsep pertanian terpadu.
PROFIL MITRA
PT BERDIKARI (PERSERO) YAYASAN PENGEMBANGAN INSAN PERTANIAN INDONESIA6 | Profil Mitra dan Pengajar Pelopor Agropreneur Muda Indonesia
Berikut Mitra Pengajar Program Indonesia Bangun
Desa yang turut berbagi ilmu dalam training center
PROFIL PENGAJAR
No Nama Pengajar Materi Pokok Bahasan
1 Dr.Ir. Anton Apriyantono, MS Pertanian dalam Transformasi Indonesia: Lesson learned"
Pertanian Terpadu
Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu 3 Ir. Lukman M. Baga, MA. Ec Entrepreneur
4 Prof. Dr. Ir. H. Hadi Susilo Arifin, MS., Dipl, RLE
Sejarah Pertanian dan Pertanian Usaha 5 Dr. Irzaman, Msi Energi Alternatif Lokal untuk Pengembangan
Desa
6 Dr. Ir. Edy Hartulistiyoso, MSc Energi Alternatif untuk Agro Industri 7 Dr. Titik Sumarti Gender dan Pembangunan 8 Soni Trison, S.Hut, Msi Pengembangan Masyarakat 9 Bachtiar Firdaus, ST., MPP Pembangunan Karakter Kepemimpinan 10 Ir. Burhanuddin, MM Kepemimpinan Bisnis
11 Maryono, S.P., M.Sc Kepemimpinan Bisnis
12 Dr. Mukhamad Najib, S.TP., MM Manajemen Sumber Daya Manusia 13 Ir. Bregas Budianto Cuaca dan iklim serta unsur-unsurnya 14 Dr. Ir. Sobri Effendy, M.Si Cuaca dan iklim serta unsur-unsurnya
Pembentukan Usaha Manajemen Pemasaran 16 Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS. Pendekatan SDM + Entrepreneur 17 Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS Studi Kelayakan Bisnis 18 Tintin Sarianti Studi Kelayakan Bisnis 19 Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si Risiko Bisnis
20 Dr. Ir. Yudiwanti WE Kusumo, MS Bioteknologi dalam Pertanian Terpadu 21 Mad Yamin, MT Teknologi Pasca Panen
22 Hariyani Dasar-dasar Jurnalistik 23 Suprapto Filosofi Pertanian 24 Ranti Wiliasih, S.P., M.Si Sumber-sumber Keuangan 25 Ir. Popong Nurhayati, MM Bisnis Plan
Pemantapan Motivasi Manajemen Waktu
Respect To People, Time and Others 27 Dr. Dwi Rachmina, M.Si Strategi Manajemen Keuangan 28 Dr. Ir. Heny K. Daryanto, M.Ec Strategi Bisnis
29 Bramada Winiar Putra, S.Pt., M.Si Bisnis Produk Pertanian & Bisnis Plan 30 Shinta Wulan Sari, SP Manajemen Keuangan & Bisnis Plan 31 Ir. Abdul Basith, MS Motivator (Bangkitnnya Agropreneur
Indonesia)
Manajemen Produksi Pertanian Manajemen Pemasaran Produk
33 Tatiek Kancaniati, Amd Pemberdayaan & Pengembangan Masyarakat 34 Gigin Mardiansyah, SP Entrepreneur "Aplikasi Pemasaran Produk" 35 Nugget F. Gunawi Model Bisnis Usaha Pertanian
36 Bambang Suhadi Sharing Penyusunan Bisnis Plan 37 Muharrom Sharing Penyusunan Bisnis Plan 38 Goris Mustaqim Entrepreneur (Sharing & Diskusi) 39 Farkhan, S.Hum Peluang Kerjasama Agribisnis
40 Gun Soetopo Teknik membangun usaha & budidaya buah naga
41 Dr. Ade M. Zulkarnain Pengelolaan Usaha Ternak Ayam (Produksi- Pemasaran)
42 Didi Setiadi, ST., MM Pengenalan dan Penyusunan Bisnis Model Kanvas
43 Muhammad Firdaus, SP, M.Si, Ph.D Pembangundan & Politik Agribisnis 44 Zainal Abidin (Bang Jay) Entrepreneur (Tips & Strategi) 45 Prof. Roy Sembel Manajemen Keuangan untuk Bisnis 46 Dr. Ir. Winni Tri Laksani, MSc Pembahasan (Review) Bisnis Plan Kelompok 47 Agresta Priatama, S.TP Pengantar Peternakan
48 Ninok Hariyani Pengantar Jurnalistisk
50 Arga Wisnu Pradana Pengenalan Budidaya Tanaman Hortikultura 51 Dr. Ir. Biakman Irbansyah, MBA Cerdas dan Optimis menata peluang melalui
kebangkitan kewirausahaan 52 Ahmad Sudarsono, S.Pi Prospek Bisnis Perikanan & Pelatihan
Pengolahan Ikan Tenggiri 32 Ir. Eddi Kuswendi (Pertani)
Dr. Ir. Abdul Munif, M.Sc. Agr 2
15 Dr. Ir. Elang Ilik Martawijaya, MM
Indonesia Bangun Desa,
Siap Dorong Usaha Pertanian
Launching IBD, Bandung
KEBERADAAN program Indonesia Bangun Desa tidak lepas dari arus urbanisasi yang semakin meningkat, sehingga pedesaan yang potensial dengan pertaniannya tidak lagi menarik minat kalangan pemuda.
Indonesia Bangun Desa (IBD) didirikan sejak 26 September 2012 oleh Yayasan Bina Desa Indonesia dengan didasari cita-cita melahirkan pemuda-pemuda yang siap berkompetensi dalam wirausaha pertanian dan memajukan usaha pertanian di Indonesia.
Berikut hasil petikan wawancara tim Humas IBD dengan Bapak Bachtiar Firdaus, selaku direktur Yayasan Bina Desa Indonesia:
Siapa yang pertama kali menginisiasi Program IBD?
Saya memang sudah bergerak dalam pengembangan SDM (sumber daya manusia) di salah satu yayasan yang bertujuan untuk menghasilkan SDM pemimpin di kalangan mahasiswa. Di IBD ini, saya mengajak rekan-rekan seangkatan perjuangan saat mahasiswa 1998 dulu, untuk mengembangkan SDM pertanian.
Apa tujuan dilahirkannya IBD?
Kami berusaha untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian yang lebih modern, inovatif, dan siap turun ke pedesaan dan pesisir. SDM ini harus dimulai dari pemuda.
IBD juga bertujuan untuk mengemba-likan SDM yang berpendidikan di kalangan pemuda untuk menjadi agen perubahan dan agen pembangunan di desa.
Kenapa harus konsen pada pertanian dan pedesaan?
Karena kita memiliki 70.000 lebih desa di Indonesia yang berpotensi besar di bidang pertanian, dalam artian luas juga
mencakup perikanan dan peternakan. Oleh karena itu jika desa sudah kuat dengan pertaniannya, maka ketahanan pangan secara makro akan dapat diatasi.
Kenapa melirik pemuda?
Inilah inti perubahan suatu negara, jika negara ingin maju, siapkanlah pemu-danya. Bung Karno saja lebih membu-tuhkan peran pemuda dalam memaju-kan Indonesia. Saat ini pemuda
Indonesia telah mencapai 62,9 juta jiwa, karena itu pemuda ini asset yang penting.
Bagaimana model program IBD ini?
Ide dasarnya sederhana, kami melatih SDM selama 3 bulan untuk kemudian ditempatkan di desa selama 9 bulan. Pada saat penempatan, SDM ini diarahkan untuk mengembangkan usaha yang berbasis pertanian lokal, jika lokasi desanya disekitar pantai maka bisa jadi usaha bidang perikanan yang akan diangkat, namun jika lokasi desanya lebih kuat di pertanian dan peternakan, maka sektor inilah yang harus dikembangkan.
SDM yang kami seleksi saat ini berasal dari berbagai lulusan perguruan tinggi di Indonesia, kami senang ada banyak sarjana maupun diploma muda yang ingin berpartisipasi dalam program ini.
Dimana saja desa penempatannya?
Saat ini ada sepuluh desa yang menjadi sasaran kami, desa ini tersebar di dalam 4 provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. Delapan desa ini merupakan hasil kerjasama dengan mitra-mitra IBD.
Bagaimana posisi tawar IBD terha-dap masyarakat dan pemerintah? bukankah program pembangunan desa dan petani sudah dilakukan pemerintah?
Kami menjembatani antara masyarakat dan pemerintah, IBD ini menjadi salah satu solusi untuk menarik kalangan pemuda yang tidak hanya berasal dari latar belakang pertanian, melainkan non pertanian untuk ikut serta dalam membangun desa.
Melalui program ini kami berusaha membantu pemerintah untuk mengem-bangkan SDM pertanian dan mampu mengajak masyarakat dalam memban-gun desanya masing-masing”
Bagaimana caranya untuk berpartisi-pasi?
Tangan kami selalu terbuka untuk kerjasama dari berbagai pihak. Mimpi kami pada 10-15 tahun dari sekarang banyak generasi muda yang mempunyai cita-cita menjadi petani untuk senan-tiasa membangun negeri ini mulai dari desanya masing-masing.
Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan dapat dengan menjadi mitra pengajar, mitra pelatihan, mitra lokasi training, mitra lokasi penempatan, mitra sarana produksi pertanian, donasi rutin, dan media partner.
Saat ini kami masih fokus dalam pengembangan SDM peserta angkatan pertama, jika prosesnya lancar maka akan dibuka peserta IBD angkatan kedua pada tahun depan (2014) untuk pemuda yang siap berwirausaha.
Apa pesan yang ingin disampaikan kepada kalangan pemuda?
Kepada kalangan pemuda khususnya dan masyarakat umumnya, tidak akan lahir bangsa yang besar, jika ketahanan pangannya tidak kuat, ketahanan pangan yang kuat tidak akan lahir jika orang-orang terbaiknya tidak ada di desa.
Launching Program & Pelepasan Peserta IBD
Foto bersama Direktur dan Dewan Pembina Yayasan Bina Desa Indonesia dengan Gubernur Jawa Barat
dan Peserta Indonesia Bangun Desa Launching Program IBD oleh Bachtiar Fidaus S.T., MPP (Direktur
Yayasan), didampingi oleh M. Idrus, S.T (Dewan Pembina) dan Dr (HC) H. Ahmad Heryawan, LC sebagai Gubernur Jawa Barat
15 Agustus 2013
Pengembangan Usaha Pertanian di Desa
Desa Ciapus, Kec. Ciomas, Kab. Bogor
Mitra: Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) Usaha: Budidaya Ikan Patin, Kebun Buah Naga & Hortikultura.
Agustus 2013 - Mei 2014
Desa Bubulak, Kec. Bogor Barat, Kab. Bogor. Mitra: PT. Pangan Guna Sejahtera.
Usaha: frozen karkas ayam
Desa Gilangharjo, Kec. Pandak, Kab. Bantul Mitra: PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Usaha: Pengolahan Pakan Ternak
Desa Tembeling, Kec. Teluk Bintan, Kab. Bintan Mitra: PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Lokasi Penempatan &
Aktivitas Usaha
Pengembangan Usaha Pertanian di Desa
Agustus 2013 - Mei 2014
Desa Haurkolot, Kec. Haurgeulis, Kab. Indramayu Mitra: PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Usaha: Pengolahan Beras dan Rosella
Desa Sukawening, Kec. Dramaga, Kab. Bogor Mitra: Private Farm
Usaha: Budidaya Jamur Tiram
Desa Ligarmukti, Kec. Klapanunggal, Kab. Bogor Mitra: Private Farm
Usaha: Budidaya Buah Naga, Hortikultura, dan Peternakan Sapi
Desa Bayah Barat, Kec. Bayah, Kab. Lebak Mitra: Private Farm
Budidaya Jamur Tiram
Desa Cileutik, Kec. Kasomalang, Kab. Subang MItra: Private Farm
Usaha: Budidaya Jamur Tiram Desa Pacing, Kec. Jatisari, Kab. Karawang
Mitra: PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Usaha: Pengolahan Beras, Keripik Tulang Ikan
Launching IBD, Bandung
Social Mapping
Kunci Pemberdayaan Masyarakat
dalam pembangunan.
3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan sehingga terbentuk inisiatif dan kemam-puan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
Pada tahap penyadaran, salah satu aktifitas kuncinya adalah pemetaan sosial/social mapping. Social map adalah proses pengumpulan dan penggbaran (profiling) data dan informasi, termasuk potensi, kebutuhan dan permasalahan (sosial, ekonomi, teknis dan kelemba-gaan) masyarakat ( Robert Chamber, 1992).
Salah satu tujuan dari pemetaan sosial yaitu menggali informasi terkait masalah, potensi dan kebutuhan yang ada dimasyarakat (sosial, budaya, ekonomi dan politik), namun sebenarnya tujuan sosial mapping lebih dari itu, yaitu bagaimana masyarakat sadar akan masalah yang sedang dihadapinya, masyarakat tahu akan potensi-potensinya, dan paham akan kebutuhan-nya.
Tidak cukup sampai disitu, selanjutnya masyarakat tergerak untuk melakukan pengembangan diri/aksi mengoptimal-kan potensinya untuk menyelesaimengoptimal-kan masalahnya. Jadi pemetaan sosial bukan hanya pengumpulan data, yang hasilnya cukup diketahui masyarakat dan lain-lain, namun pemetaan sosial harus menya-darkan masyarakat dan membentuk perilaku masyarakat untuk bergerak mengembangkan diri, mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sebagai solusi dari masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu proses pemetaan sosial harus dilakukan secara objektif, baik, benar, dan tentunya keterlibatan masyarakat dalam pemetaan sosial harus dominan. Hasil pemetaan sosial kemudian menjadi rekomendasi utama untuk menentukan sebuah program pemberdayaan. Artinya bila pemetaan sosial ini kurang tepat/salah, maka program pemberdayaan masyarakat pun tidak tepat.
Kesalahan hasil pemetaan sosial tentunya membawa dampak yang buruk, akan terciptanya program
pemberdayaan masyarakat yang sejatinya itu bukan muncul karena kebutuhan dari masyarakat. Efeknya partisipasi masyarakat sangat rendah, dan dalam jangka panjang bukan tidak mungkin justru program pemberdayaan memunculkan konflik baru dimasyarakat. Hal ini sudah banyak terjadi di Indonesia. Untuk itu perlu metode atau cara yang baik dan benar dalam melakukan sosial mapping, karena ini berkaitan dengan penentuan program apa yang sesuai dan relevan untuk di jalankan sehingga masyarakat bisa berdaya dan sejahtera. Salah satu kunci pemetaan sosial yang baik dan benar adalah proses penggalian informasi dengan keterlibatan masyarkat yang dominan, karena sesungguhnya masyarakat lah yang tau akan masalah, potensi, dan kebutuhannya.
Kita sering mendengar banyaknya program program pembedayaan masyarakat baik dari pemerintah, perusa-haan swasta yang mengatasnamakan CSR dan lain lain, jalan di tempat, tidak berjalan/tidak berlanjut atau bahkan justru program tersebut membuat masalah baru di masyarakat.
Salah satu penyebabnya adalah karena kekeliruan dalam merumuskan masalah, potensi, kebutuhan. Bisa juga dikarena-kan perumusan informasi, potensi, dan kebutuhan masyarakat dilakukan secara subyektif oleh pendamping atau fasilita-tor atau petugas.
Untuk itu dalam penentuan program pemberdayaan haruslah melakukan social mapping dengan baik dan benar, agar program pemberdayaan sesuai kebutuhan masyarakat. Tak hanya itu juga mengoptimalkan potensi untuk menyelesaikan masalah, sehingga masyarakat bisa berdaya dan sejahtera, sesuai tujuan besar pemberdayaan masyarakat.
* Nur Agis Aulia, Lulusan program studi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Universitas Gajah Mada asal daerah Serang, Banten.
KEBERHASILAN program community empowerment (pemberdayaan masya-rakat), corporate social responsibility (CSR), community development dan membangun desa maupun program serupa ditentukan oleh ketepatan melakukan pemetaan sosial/social mapping.
Untuk itu bagi community organizer atau pendamping atau fasilitator atau humas atau public relation, ada baiknya mema-hami, mendalami dan menjiwai pemetaan social mapping yang baik dan benar sebelum bertugas.
Sebuah kesalahan akan membuat problem baru di masyarakat, karena program yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Niat ingin memberikan solusi atas sebuah problem yang ada di masyarakat, tapi yang terjadi malah membuat masalah baru di masyarakat. Social mapping yang baik dan benar kunci sukses program pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu model pembangunan bottom up tujuannya adalah terciptanya masyarakat berdaya dan sejahtera. Pemberdayaan masyarakat hadir sebagai jawaban atas kelemahan kelemahan model pembangunan yang top down. Ide besar dari pemberdayaan masyarakat yaitu menempatkan manusia sebagai subyek dalam dunianya sendiri, jadi pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai upaya membantu masyarakat untuk mengembangkan kemampuannya sendiri, sehingga bebas dan mampu mengatur masalah dan mengambil keputusannya secara mandiri.
Pemberdayaan masyarakat memiliki tahapan-tahapan, di antaranya yaitu : 1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan pening-katan kapasitas diri.
2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran
INDONESIA telah lahir sebagai sebuah bangsa sebelum diproklamirkan kemerdekaan-nya pada 1945. Kelahiran bangsa ini dipromotori oleh kalangan pemuda melalui sumpah pemuda 1928 yang menginginkan adanya persatuan perjuangan di atas
semua kemajemukan.
Janji setia yang diucapkan, menunjukkan betapa besarnya kekuatan dan keberanian pemuda sebagai agen peruba-han. Prestasi yang ditorehkan oleh pemuda saat itu memiliki dampak yang menyejarah, yaitu Indonesia merdeka.
Namun semangat kebangsaan kini mengalami pasang surut. Adanya arus global tidak menampik adanya eksploitasi berbagai budaya dan ideologi lintas Negara. Arus ini terus menerus menggerus hakikat dari Sumpah Pemuda dan Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kondisi ini membuat keberadaan pemuda mulai senyap dari panggung perubahan Bangsa.
Lahir dari kondisi
Saat ini, Indonesia memiliki piramida yang sangat menguntungkan, pasalnya penduduk di Indonesia lebih di dominasi kalangan pemuda, jumlahnya kini telah mencapai 62,91 juta jiwa dari atau 25,2% dari total penduduk. Kuantitas yang sangat besar ini belum mampu menunjukkan kualitas yang sepadan.
Pemuda dulu begitu tangguh membela NKRI, menjaga budaya, dan persatuan Bangsa. Semua itu terjadi karena mereka terlahir dari kondisi yang memaksa. Saat ini kita juga harus melahirkan pemuda agar dapat turut serta membangun Indonesia dan menjadi solusi di tengah masyarakat dengan menciptakan kondisi yang juga ‘memaksa’. Oleh karena itulah, kita perlu menginvestasikan pemuda.
Pembinaan Pemuda
Melalui program Indonesia Bangun Desa, pemuda dibina dan dilatih untuk menjadi calon Agropreneur Muda. Berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda, mereka bergabung dalam program ini dengan cita-cita membangun pertanian, peternakan & perikanan Indonesia yang lebih baik.
Oleh karena itu, demi membentuk kesamaan visi dan misi, maka Program Indonesia Bangun Desa mengawalinya dengan tahapan training center. Output
yang diharapkan agar pemuda mampu memiliki memahami seluk beluk pertanian, mental yang siap dan karakter yang kuat dalam berwirausaha, serta memiliki kepemimpinan yang baik sebagai calon Agropreneur Muda Indonesia pengembang ekonomi di desa-desa.
Model Pembinaan
Pola training center yang dijalankan di IBD yakni berupa program pelatihan selama 3 bulan dengan lokasi terpusat di Bogor. Pelatihan yang diberikan terhadap peserta mencakup 5 bidang, yakni Leadership and Entrepreneurship Skills, Management Skills, Technical Skills, Human and Development Skills dan Character Building Skills. Kegiatan rutin pelatihan ini terdiri dari materi in class, simulasi serta praktek di lapang.
Training center ini melibatkan banyak pihak, di antaranya akademisi, praktisi, UKM-UKM, yayasan yang terkait, termasuk juga pemerintah. Keterlibatan dari masing-masing pihak memiliki porsi yang berbeda-beda sesuai dengan perannya masing-masing.
Para akademisi serta praktisi terlibat sebagai pengajar yang meningkatkan skill para peserta. UKM menjadi penyedia lokasi study visit dan praktek lapang. Yayasan yang terkait seperti Indonesia Mengajar & Indonesia Setara terlibat dalam sharing program dan motivasi peserta. Pihak pemerintah melalui BUMN juga menjadi penyedia sarana produksi pertanian di lokasi Training Center.
Training center IBD telah dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2013 untuk peserta angkatan pertama. Karakter yang terbentuk pada pemuda ini diharap-kan semakin mencintai tanah air, siap untuk memimpin dan berani mandiri dalam berwirau-saha berbasis pertanian sehingga mampu menin-gkatkan perekonomian pedesaan.
Namun dalam pelaksanaan training center ini tidak semuanya dapat dilaksanakan dalam jalur yang ideal, kebutuhan akan pembelajaran diberbagai sektor pertanian, perikanan, dan peternakan belum semuanya mampu dipenuhi secara maksi-mal. Oleh karena itulah diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk sama-sama membina pemuda.
Investasi pemuda ini akan terus dilakukan agar semakin banyak iron stock yang akan membawa perubahan bagi bangsa ini. Pembinaan pada angkatan berikutnya akan kembali dibuka bagi para pemuda yang memiliki komitmen tinggi membangun pertanian dan pedesaan.
Pembinaan Pemuda, Investasi Bangsa
12 | Artikel Pelopor Agropreneur Muda Indonesia
Ratna Yunita Handayani, S.Pt
Berita Kerjasama BJB
KABARDESA.com – Indonesia memiliki lahan pertanian yang luas hingga dulu sering disebut-sebut sebagai Negara Agraris. Aneka hasil pertanian Indonesia pun sangat beragam, tidak hanya padi saja namun juga hasil-hasil tani lain yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk alternatif pangan di Indonesia.
Luasnya lahan pertanian di Indonesia juga diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat agar mampu mengo-lah hasil pertaniannya menjadi berbagai macam omengo-lahan. Selain itu, diharapkan dengan luasnya lahan pertanian ini juga mampu untuk eksport hasil tani ke negara lain. Namun, perhatian pemerintah di sektor pertanian ini kurang mendapatkan pendampingan yang lebih, sehingga beberapa kali negara ini harus import hasil tani dari luar negeri. Selain itu, penggarapan di sektor pertanian di masyarakat desa kurang terjamah oleh kaum-kaum muda. Melihat adanya hal tersebut, lahirlah program Indonesia Bangun Desa yang tujuannya untuk menghasilkan agropreneur-agropreneur muda Indonesia agar mampu meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya desa dari sektor pertanian.
Program Indonesia Bangun Desa ini terdiri dari dua tahap, yang pertama training center selama 3 bulan dan tahap selanjutnya adalah Tahap Penempatan selama 9 bulan. Untuk menghasilkan Agropreneur Muda ini pun dengan proses yang selektif dan memilih yang benar-benar mampu untuk berjuang demi desa untuk Indonesia. Agropreneur Muda ini nanti diharapkan saat penempatan mampu memberikan perubahan secara riil bagi masyarakat desa khususnya di sektor pertanian agar mampu menghasilkan produk pertanian yang lebih poten-sial dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan.
Gerakan Indonesia Bangun Desa yang dikelola oleh Yayasan Bina Desa Indonesia ini merupakan organisasi non profit, non politik dan non partisan. Dengan niat tulus untuk memajukan desa di Indonesia melalui sektor pertanian.
24 Desember 2013
Indonesia Bangun Desa,
Gerakan Melahirkan Agropreneur Muda Indonesia
LAPORAN KEUANGAN
YAYASAN BINA DESA INDONESIA
PER DESEMBER 2013
11
|
Laporan Keuangan Pelopor Agropreneur Muda Indonesia
Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:...
Tempat/Tgl. Lahir
:...
Alamat
:...
Telp/HP
:...
:...
Menyatakan kesediaan untuk berdonasi berupa uang ke Yayasan Bina Desa Indonesia
sebesar:
Rp...
Terbilang: ………
Donasi ini digunakan untuk:
Beasiswa Agropreneur Muda
Pembangunan Fasilitas Pelatihan
Pembangunan Fasilitas Lokasi Penempatan
Donasi
Umum
Saya serahkan melalui:
Transfer ke Rekening Bank Mandiri,
No. Rek. 103-00-0594223-6 a.n Yayasan Bina Desa Indonesia
Transfer ke Rekening Bank BJB,
No. Rek. 003-00-3358200-1 a.n Yayasan Bina Desa Indonesia
Menyerahkan langsung ke Kantor Yayasan Bina Desa Indonesia di Jalan
Bungur Besar, No. 152 RT 05/04, Kel. Bungur, Kec. Senen, Jakarta
Pusat, 10460
Terima kasih.
Jakarta,
...,
20...
(...)
FORM KESEDIAAN DONASI
Hotline (021) 424 3755 | 081319156556 | contact@indonesiabangundesa.org
Cooming Soon
Penerimaan
Peserta IBD Angkatan
ke-2
Diselenggarakan oleh:
YAYASAN BINA DESA INDONESIA
Jl. Bungur Besar No. 152, Kelurahan Bungur, Kec. Senen. Jakarta Pusat
Telp. 021 424 3755 | Hp. 081319156556
Pengurus : Bachtiar Firdaus, Tonny F. Kurniawan, Subhan, Umar Salim, Bramanian Surendro, Fajar S.A. Noerman, Hadi G.P Kusuma, Siti Nurjanah, Ratna Yunita Handayani, Beffy Saskia, Haidir Ilyas
Struktur Yayasan Bina Desa Indonesia
YAYASAN BINA DESA INDONESIA
Jl. Bungur Besar No. 152 Rt 05 Rw 04 Kel. Bungur, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10460 (021) 424 3755
0813 1915 6556 29FB0E08 info@indonesiabangundesa.org
www.indonesiabangundesa.org indonesia bangun desa @IBD45
Terima kasih kepada seluruh mitra atas terselenggaranya program Indonesia Bangun Desa 2013
YAYASAN PENGEMBANGAN INSAN PERTANIAN
INDONESIA PT BERDIKARI (PERSERO)
Mitra Sponsorship & Penempatan Mitra Sarana Produksi Pertanian
Mitra Kunjungan Studi Mitra Pelepasan
Kami mengajak seluruh pihak untuk ikut serta dalam gerakan Indonesia Bangun Desa, jadilah Pelopor Agropreneur Muda Indonesia