• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Dan Pembahasan 4.1.1. Analisa kondisi aktual :

Proses Pengembangan produk X di perusahaan XYZ biasanya dijalankan dengan bagan seperti berikut :

Gambar 4.1 Bagan Proses Pengembangan Produk PT. XYZ dan panduan literatur Sumber : PT. XYZ

(2)

Pertama-tama, perusahaan menganalisa peluang-peluang yang bisa dimasuki perusahaan. Pemunculan ide produk baru berasal dari pihak-pihak internal yang kebanyakan melakukan benchmark pada kondisi pasar dan produk pesaing yang telah ada. Ide produk yang benar-benar baru (new to the world products) biasanya sangat sulit digeneralisasi dan untuk skripsi ini, produk X juga merupakan produk yang dikembangkan karena didasarkan pada produk pesaing yang ada di pasar dan performa produk yang telah ada sangat baik serta peluang pertumbuhan pasar yang tinggi. Dengan demikian tujuan dari pengembangan produk X adalah untuk memperoleh pangsa pasar yang dalam pasar industri minuman cup yang signifikan.

Dengan meninjau pesaing dan produknya serta setelah menganalisa peluang tersebut dengan analisa kompetitif menggunakan metode analisa yang biasa diterapkan perusahaan, bila diyakini pihak internal produk mempunyai peluang yang tinggi, maka produk akan mulai dikembangkan melalui penciptaan konsep baru yang kebanyakan dikembangkan oleh pihak internal perusahaan dan pihak ketiga (supplier dan badan riset). Biasanya komponen pengembangan produk ditentukan secara langsung oleh pihak internal, misalnya masalah rasa, komposisi, manfaat tambahan, kemasan ditentukan oleh bagian-bagian terkait seperti marketing, R&D (Research and Development) dan Engineering.

Setelah disetujui komponen pembentuk konsep baru, maka konsep akan segera dikembangkan oleh bagian R&D dalam bentuk prototype. Bagian marketing akan menentukan desain, merk produk, kemasan, cara pemasaran yang biasanya digunakan, dan bagian engineering (manufaktur) akan mengambil prototype untuk menentukan perencanaan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan dan menguji coba produksi (production ramp-up).

(3)

Produk yang telah siap diproduksi kemudian diujicoba dahulu kepada pelanggan dengan melalui product test. Dan setelah pertimbangan atas hasil product test ini, perusahaan akan menentukan apakah produk bisa diluncurkan ataupun tidak. Bila disetujui, maka produk langsung diluncurkan ke pasar.

Dari proses pengembangan produk di atas, maka terdapat beberapa kekurangan yang mungkin akan dihadapi perusahaan adalah sebagai berikut :

- Evaluasi produk baru dilakukan di tahap product test sebelum launching, dengan demikian bila produk tidak feasible, maka biaya yang telah dikeluarkan pada tahap-tahap sebelumnya akan menjadi sia-sia.

- Tanpa adanya evaluasi secara menyeluruh mengenai pesaing dan kondisi yang berubah, maka kemungkinan kegagalan produk lebih tinggi. (banyak produk baru yang diluncurkan kurang mampu mencapai harapan perusahaan)

- Produk yang dikembangkan harusnya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan tidak hanya meninjau input dan masukan dari pihak internal saja. Karena produk yang dianggap baik menurut perusahaan belum tentu diterima dengan baik oleh konsumen.

- Kemungkinan adanya kombinasi konsep produk yang lebih baik daripada hanya satu konsep produk

Karena kekurangan-kekurangan ini, disarankan sebuah proses pengembangan produk yang langkah-langkah dan metodenya menggunakan panduan dari literatur.

Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Diskusi dengan Project Manager mengenai kegiatan pengembangan produk yang telah dilakukan.

(4)

b. Mengumpulkan data-data riset, data panel diskusi, dan diskusi / wawancara dengan project manager,

c. Data diolah dan dianalisa menggunakan metode panduan dari literatur. d. Menawarkan solusi dan manfaat yang bisa diperoleh dari panduan literatur.

Dalam melakukan kegiatan proses pengembangan produk ini, perlu dipahami skripsi dibatasi untuk peluang pada kategori produk minuman agar sesuai dengan batasan ruang lingkup dan sesuai dengan bidang yang didalami. Selain itu, produk minuman yang dibahas dalam skripsi ini juga hanya membahas kategori minuman cup dan tidak menyertakan peluang dan konsep produk botol atau kemasan lainnya.

4.1.2. Tahap I : Opportunity Identification and Selection Langkah-langkah yang disarankan pada Tahap I adalah : Langkah 1 : Identify Opportunities

Peluang pengembangan produk baru bagi PT. XYZ berasal dari : 1. Internal mandate

PT. XYZ menerapkan pernyataan misi “ Inovasi terus-menerus”, yang merupakan komitmen dari rencana strategis manajemen untuk melakukan inovasi secara berkesinambungan yang identik dengan pembuatan produk baru secara berkala yang memungkinkan perusahaan dapat memasuki pasar baru.

2. Masukan dari internal Marketing :

- Mengembangkan produk yang sudah ada untuk peningkatan masa PLC (Product Life Cycle) (Produk Minuman O)

(5)

- Masuk ke produk minuman fungsional - Masuk ke produk minuman air mineral - Masuk ke produk minuman susu cair Engineering :

- Kapasitas produksi pabrik minuman masih tersedia untuk dimanfaatkan. 3. Input dari Badan Riset dan Konsultan

Badan Riset dan Konsultan:

- Konsumen cenderung mengkonsumsi minuman fungsional (E I)

- Trend pola konsumsi konsumen telah berubah dari kemasan tetrapack, sachet, botol menjadi cup, karena kategori cup lebih murah (sumber : SWA)

- Produk minuman rasa buah dalam cup akan mengalami peningkatan yang tinggi ke depannya ( F I)

4. Input dari Supplier

Flavour House : data penjualan menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan konsumsi rasa buah X, rasa buah apel, dan guava untuk minuman RTD.

Kondisi Aktual :

Masukan dan input-input peluang diatas merupakan input aktual yang diperoleh dari perusahaan, badan riset dan majalah-majalah pemasaran yang dijadikan sebagai panduan dalam melakukan analisa dalam skripsi ini. Walaupun demikian, dibatasi identifikasi pada masukan peluang yang berhubungan dengan batasan ruang lingkup karena identifikasi peluang aktual yang dilakukan perusahaan sangat banyak dan dijalankan oleh berbagai divisi perusahaan.

(6)

Langkah 2 : Evaluate and Prioritize Projects

Tabel 4.1 Product-market matrix Risk

Change in operations or marketing mode

None Some Great

Change in use/user

mode

none None Low Medium

some Low Medium High

great Medium High Dangerous

Source : Crawford, 2006, p60

Tabel 4.1 akan digunakan untuk mengalanisa peluang-peluang yang telah diperoleh. Dengan memperhatikan besarnya perubahan yang akan terjadi pada cara konsumsi pasar (pihak konsumen) dan perubahan pada produksi dan operasi produk (pihak produsen), maka dapat dianalisa resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan atas produk-produk yang akan dikembangkan. Misalnya, produk perawatan kesehatan (sabun) akan menawarkan cara konsumsi yang jauh berbeda dari produk sebelumnya, selain itu, cara produksi dan pemasaran yang dibutuhkan juga sangat berbeda sehingga kategori produk ini mempunyai resiko yang tinggi.

Dari Tahap Identifikasi peluang, maka masukan dari pihak-pihak terkait dianalisa dan diolah menjadi konsep-konsep peluang yang dapat dijadikan sebagai projek. Beberapa peluang yang merupakan hasil pengumpulan input-input peluang dari berbagai pihak adalah :

Minuman Botol ”Soft Drink(carbonated)”, Minuman Air Mineral, Minuman Cup ”Soft drink”, Minuman Susu Cair (UHT), Minuman O, dan Minuman Fungsional.

(7)

Peluang-peluang tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 4.2 Identifikasi peluang dengan Faktor Evaluasi Faktor

Evaluasi

Opportunities

Botol Air

Mineral

Cup Susu UHT O Fungsional

Market Size 11,83 T 12,25 T 1 T 72,72 M 110 M 2,5 T Market Growth 5% 15% 20% 25% 20% 5% Competitors Coca-Cola, PEPSI Aqua, ADES, 2 Tang, Obor, Coco, Emas, Botol Frisian Flag, Ultra, Indomilk, Yahuii VJ Pocari Sweat, KratingDaeng, Extra Joss Competitors strength Pemain Besar Pemain Besar Pemain menengah dan kecil Pemain besar Market follower Pemain besar cenderung menengah

Risk High Medium Low Dangerous None Dangerous

Kategori produk New to firm New to firm Addition to product lines New to firm Product improvements New to firm Source : PT. XYZ

Pada tabel 4.2, analisa resiko adalah meninjau hal-hal berikut :

a. untuk produk minuman botol, terjadi perubahan cara konsumsi bagi konsumen dari produk yang sebelumnya ada yang kebanyakan berupa produk minuman cup. Tetapi perbedaan ini tidaklah besar, sementara bagi produsen, untuk melakukan produksi minuman botol dibutuhkan proses produksi dan faktor produksi yang jauh berbeda dari produk sebelumnya. Resiko ini termasuk High

b. Untuk produk air mineral, perusahaan memiliki basis produksi minuman cup tetapiuntuk produk ini akan dibutuhkan filterisasi, sehingga perubahan cukup besar untuk produsen tetapi konsumen tidak akan mengalami perubahan dalam cara konsumsi. Karena itu, resiko yang ditanggung termasuk Medium.

(8)

c. Untuk produk susu dan fungsional, terdapat perbedaan dalam konsumsi konsumen dan untuk produksinya juga dibutuhkan fasilitas dan faktor produksi yang berbeda, dengan demikian kedua produk ini telah memiliki resiko yang Dangerous.

d. Pengembangan produk O dalam hal rasa, tidak akan memberi perubahan signifikan pada cara produksi maupun cara konsumsi konsumen, sehingga resiko produk ini None.

e. Untuk pengembangan produk Cup, perusahaan telah memiliki basis produksi minuman cup ”soft drink”, karena itu, tidak akan terjadi perubahan pada proses produksi produk sementara dengan berbagai diferensiasi rasa dan komposisi yang ditawarkan, hanya akan menyebabkan terjadinya sedikit perubahan dalam konsumsi pasar. Karena itu, pengembangan produk ini mempunyai resiko Low.

Tabel berikut menyajikan penilaian peluang-peluang yang telah diidentifikasi yaitu: Tabel 4.3 Penilaian dan Pemeringkatan Peluang

Opportunities

Botol Air Mineral Cup Susu UHT O Fungsional

Faktor Weight R W R W R W R W R W R W Market Size 5% 5 0,25 5 0,25 3 0,15 1 0,05 2 0,1 4 0,2 Market Growth 5% 1 0,05 3 0,15 4 0,2 5 0,25 4 0,2 3 0,15 Competitors 15% 1 0,15 1 0,15 4 0,6 2 0,3 5 0,75 3 0,45 Competitors strength 20% 1 0,2 1 0,2 3 0,6 2 0,4 5 1 3 0,6 Risk 17,5% 2 0,35 3 0,525 4 0,7 1 0,175 5 0,875 2 0,35 Technology 7,5% 1 0,075 3 0,225 4 0,3 1 0,075 5 0,375 2 0,15

Fit Other Products 12,5% 2 0,25 3 0,375 4 0,5 1 0,125 5 0,625 2 0,25 Firm Capabilities 12,5% 1 0,125 3 0,375 4 0,5 1 0,125 5 0,625 2 0,25 Patents 5% 1 0,05 1 0,05 3 0,15 2 0,1 2 0,1 2 0,1 Total Score Rank 1,5 6 2,3 4 3,7 2 1,6 5 4,65 1 2,5 3

Continue ? No Consider YES No YES YES

Keterangan tabel :

 Faktor merupakah panduan dari Ulrich dan Eppinger (2003,p36), dengan nilai rating dan bobot diberikan oleh Project Manager.

 R = Rating; W = Weighting Value

 Skala Rating :1 (Peluang Kecil) 5 (Peluang Besar) Source : PT. XYZ

(9)

Pembahasan hasil analisa adalah sebagai berikut :

1. Data pada tabel 4.3 dikumpulkan dari data-data internal perusahaan, majalah riset, badan riset, artikel-artikel, surat kabar dan sumber-sumber lain yang bisa dijadikan sebagai referensi untuk membantu analisa.

2. Peluang Botol ”soft drink(carbonated)” dan Susu dianjurkan untuk diberhentikan karena kekuatan pesaing dalam peluang ini sangat kuat, perusahaan harus mengalokasikan dana investasi yang besar untuk mengolah peluang ini untuk teknologi, produksi dan sumber daya manusia. Karena itu resiko yang harus ditanggung perusahaan cukup besar, selain itu kemampuan perusahaan dan pengalaman yang kurang dalam mendalami peluang ini sementara pasar sudah stagnan untuk botol, dan untuk susu pertumbuhan pasar memang tinggi tetapi pertimbangan faktor kemampuan perusahaan, teknologi dan resiko yang besar juga menjadi beban yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dengan baik sebelum memasuki kedua peluang ini.

3. Peluang minuman O, minuman Cup”soft drink”, dan minuman fungsional secara berurutan merupakan peluang yang paling baik untuk diolah dan dilanjutkan ke pengembangan selanjutnya karena pasar yang mendukung, persaingan tidak terlalu kuat, resiko tidak besar dan peluang ini sesuai dengan kemampuan perusahaan dan pengalaman perusahaan, juga telah dimiliki teknologi yang sesuai dengan kecocokan dari produk-produk yang telah dimiliki perusahaan dalam hal faktor produksi yang digunakan. Kemungkinan kombinasi dari minuman fungsional dan minuman cup dapat menciptakan peluang baru yang dapat menawarkan potensi lebih baik dibandingkan peluang yang telah ada dan dapat mengurangi resiko pada minuman fungsional.

(10)

4. Peluang air mineral perlu diperhatikan untuk pengembangannya. Walaupun memiliki pasar dan pertumbuhan yang besar, peluang ini mengandung resiko yang moderat dengan persaingan yang sangat kuat karena pesaing yang besar. Perusahaan memang sudah memiliki kemampuan dan kesesuaian teknologi untuk peluang ini, tetapi pengalaman yang dimiliki dibandingkan dengan pesaing membuat perusahaan perlu memberi pertimbangan lebih mendalam untuk peluang ini.

5. Kondisi aktual, semua peluang pada tabel 4.3 dipertimbangkan untuk dikembangkan secara menyeluruh. Karena itu tidak ada peluang yang diberhentikan oleh perusahaan karena semuanya masih dianggap berpeluang untuk dikembangkan menurut analisa perusahaan.

6. Dari hasil analisa dan kondisi aktual, perusahaan bisa mempertimbangkan kembali peluang-peluang yang ditolak dan dipertimbangkan mendalam secara literatur dengan memahami faktor-faktor yang disarankan dari literatur bagi perusahaan dalam keputusan mendalami peluang-peluang yang ada dalam hal ini peluang Botol ”soft drink” dan peluang Susu. Analisa menyatakan bahwa peluang produk air mineral kurang berpotensi untuk dikembangkan, pada keadaan aktual, produk minuman air mineral terbukti tidak bisa mencapai harapan perusahaan dan dari tahap 1, produk telah dianggap mempunyai resiko besar. Bila menggunakan panduan, maka perusahaan tidak akan menghabiskan biaya sia-sia untuk pengembangan produk air mineral serta identifikasi peluang ini dapat dieliminasi pada tahap awal sehingga tidak dilanjutkan ke tahap selanjutnya yang memakan biaya dan waktu. 7. Pembahasan selanjutnya hanya membahas tentang kategori minuman Cup karena

(11)

8. Evaluasi mendalam untuk melengkapi pembahasan peluang minuman Cup adalah sebagai berikut (sumber : PT. XYZ) berdasarkan faktor-faktor yang disarankan dari literatur adalah:

- market size : estimation Rp.

1000.000.000.000,-- market growth rate (percent per year) : estimation 20%

- competitive intensity ( number of competitors and their strengths) : 4 perusahaan berskala besar dan banyak perusahaan berskala kecil yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

- depth of the firm’s existing knowledge of the technology : Teknologi untuk memproduksi produk minuman “soft drink” dalam cup telah dimiliki karena kemiripan faktor produksinya dengan produk yang telah dihasilkan perusahaan sebelumnya.

- fit with the firm’s other products, produk baru merupakan produk turunan yang dapat mendukung penjualan produk sebelumnya yang performanya kurang.

- fit with the firm’s capabilities, perusahaan telah memiliki kemampuan, sumber daya dan dana yang cukup untuk mendukung pelaksanaan produksi dan operasi produk baru.

- potential for patents, trade secrets, or other barriers to competition. Produk baru ini dapat didaftarkan ke BPOM dan Badan Merk sehingga merk dagang perusahaan tidak dapat digunakan lagi oleh perusahaan lain. Tetapi bahan baku produk tidak bisa dipatenkan dan tidak bersifat unik sehingga mudah ditiru.

- existence of a product champion within the firm. Produk baru yang dikembangkan bukanlah berasal dari satu orang pencetus ide, tetapi merupakan kumpulan konsep yang diperoleh dari berbagai pihak, baik pihak supplier, internal perusahaan,

(12)

bagian marketing, R&D, identifikasi kebutuhan konsumen sehingga peluang ini tidak memiliki efek bias karena dipaksakan oleh seorang pencetus ide yang memiliki tingkatan pemimpin atau atasan.

Langkah 3 : Allocate Resources and plan timing

Alokasi dan sumber daya untuk proyek minuman Cup secara aktual telah ditetapkan oleh bagian manajemen kepada beverages division, sementara timing telah diterapkan pengembangan mulai pada bulan Juni 2007 awal dan launching produk ditargetnya pada bulan Februari 2008.

Langkah 4 : Complete Pre-Project Planning

Dari identifikasi dan evaluasi peluang di atas, maka dapat disusun PIC untuk produk minuman Cup. Dari hasil diskusi dan wawancara dengan Project Manager, maka dijabarkan PIC pada tabel dibawah ini,

Tabel. 4.4 Product Innovation Charter untuk Minuman Cup Product

Description

Minuman yang dapat memenuhi keinginan pelanggan atas sensasi rasa baru dan aman untuk dikonsumsi.

Background Peluang Pertumbuhan pasar kategori minuman “soft drink” masih sangat tinggi dan adanya kecenderungan perubahan pola konsumsi konsumen ”soft drink” dari kemasan kaleng dan botol ke kemasan cup.

Focus Market : pasar konsumen ”soft drink” yang membutuhkan sensasi rasa baru dan manfaat yang baik untuk kesehatan.

Goals and Objectives

Goal : Menjadi major player dalam kategori minuman ”soft drink” Objective : Target penguasaan pasar sebagai market leader dalam minuman “soft drink” dalam kemasan cup

Guidelines Degree of Innovativeness : Innovative and Adaptive product

Timing : Be the Adapter (knows the outcome of pioneer and make a more meaningful adaptation)

Differentiation : tendency to be “away from competitor” Source : PT. XYZ

(13)

Pembahasan:

- Produk yang akan ditawarkan harus bisa memberi tawaran kriteria rasa yang baru dengan kandungan dan komposisi yang baik, aman dan mempunyai manfaat kesehatan dan dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan produk minuman cup.

- Pertumbuhan pasar kategori minuman ”soft drink” mencapai estimasi 16%/tahun dan konsumen mulai membutuhkan kemasan cup dibanding kemasan-kemasan yang ada sekarang ini karena harga yang lebih murah untuk minuman cup. Karena peluang ini, maka pengembangan produk akan diarahkan ke produk minuman cup dibandingkan produk minuman dalam bentuk kemasan lain.

- Pasar yang dituju adalah pasar yang telah ada yaitu pasar ”soft drink” dengan menawarkan produk baru bagi pasar yang telah ada.

- Perusahaan akan menguasai pasar minuman cup terlebih dahulu sehingga secara keseluruhan dapat menjadi salah satu pemain besar dalam kategori minuman soft drink secara keseluruhan.

- Panduannya adalah sebagai inovator dalam minuman cup ataupun adaptasi dari produk yang telah ada. Cenderung memperhatikan pesaing terlebih dahulu dan melakukan pengembangan produk yang lebih berarti dan diferensiasi produk agar berbeda dari produk pesaing.

- Fungsi PIC yang telah disusun dalam analisa memberi fokus dan misi jelas dalam pengembangan produk minuman cup dan menjadi pedoman bagi pihak-pihak internal perusahaan dalam melakukan aktivitas pengembangan produk sehingga tidak menyimpang dari panduan-panduan (guidelines) yang telah

(14)

ditetapkan dan arah dan tujuan pengembangan produk sesuai harapan perusahaan.

- PIC dapat dipertimbangkan untuk diterapkan oleh perusahaan pada kondisi aktual bila perusahaan belum menerapkan PIC karena fungsi di atas dapat memudahkan perusahaan dalam menjalankan proses pengembangan produk selanjutnya.

4.1.3. Tahap II : Concept Generation

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah : Langkah 1 : Clarify the problems

1. Pelanggan (Input Eksternal)

Hasil survey kebutuhan konsumen oleh konsultan, dan riset dari badan riset serta majalah-majalah diperoleh identifikasi beberapa keluhan dan pernyataan konsumen atas minuman dimana data riset dan survey menggunakan hasil riset perusahaan atas produk minuman cup sejenis yang terdahulu yaitu :

a. Responden perhatian pada manfaat kesehatan yang bisa ditawarkan (EI)

b. Responden cenderung membeli produk minuman atas faktor kemasan yang menarik (FI)

c. Responden menginginkan rasa produk minuman baru. (FI)

d. Responden percaya dengan komposisi bahan baku dan fortifikasi dalam produk minuman cup (Bahan alami / 100% vitamin) (P)

e. Responden menganggap kemasan cup lebih praktis untuk produk minuman (SWA) f. Responden membeli produk minuman cup dipengaruhi salah satunya karena

(15)

g. Responden membeli produk minuman cup di warung atau toko kelontong (P)

Kebutuhan konsumen dapat dianalisa menjadi konsep produk sebagai berikut Tabel 4.5 Konversi pernyataan konsumen menjadi identifikasi kebutuhan No Pernyataan Konsumen Identifikasi kebutuhan

1 Produk yang bermanfaat Produk Minuman mengandung vitamin atau fortifikasi 2 Penampilan yang menarik Disain kemasan produk ditingkatkan untuk meningkatkan

daya tarik dan perhatian.

3 Menawarkan rasa baru Pengembangan rasa (flavour) minuman baru dari rasa yang umum ( jeruk atau strawberri)

4. Menggunakan bahan baku alami

Produk dibuat dari bahan alami dan persentase kandungan vitamin yang sesuai

5 Menggunakan kemasan

yang praktis

Produk minuman menggunakan kemasan cup yang dianggap lebih praktis

6 Banyak iklan menandakan produk yang ternama

Untuk meningkatkan awareness produk, budget iklan dan promosi harus ditingkatkan.

7 Mudah dibeli di warung Produk dijual di warung atau toko (traditional market) Sumber : PT. XYZ

2. Internal (wawancara) Marketing :

- Mengacu pada produk pesaing yang sedang laku di pasar. (Benchmark on competitor)

- Produk Cup AJ tidak bisa mencapai target omset penjualan sebesar enam puluh milyar rupiah.

R&D :

- Penelitian atas produk pesaing mengungkapkan ketidakbenaran penggunaan bahan baku yang diakui yang dapat menyebabkan tuntutan ataupun masalah. Engineering & Manufaktur

- kapasitas produksi prabik belum bisa dimanfaatkan dengan baik karena hanya mencapai 85%.

(16)

3. Pihak ketiga (Eksternal) Supplier & Distribusi:

- Kecenderungan konsumsi konsumen ke rasa baru meningkat. - Biaya transportasi produk minuman cup lebih murah

Data-data dan input internal serta pihak ketiga kemudian dianalisa untuk menjadi identifikasi kebutuhan yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Identifikasi pernyataan pihak internal dan pihak ketiga menjadi kebutuhan

No Pernyataan Identifikasi kebutuhan

1 Produk cup dulu gagal Produk baru dengan rasa dan kemasan baru 2 Pengakuan bahan baku

alami tidak benar

Bahan baku dan pengakuan produk sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

3 Kapasitas pabrik 85% Produk baru dapat memanfaatkan kapasitas menganggur 4. Konsumsi rasa baru

meningkat

Produk menggunakan rasa baru

5 Biaya transportasi

minuman cup lebih murah

Produk menggunakan kemasan cup Sumber : PT. XYZ

Langkah 2 : Search Externally and Internally

Pada langkah 2, kegiatan pencarian solusi dari pihak eksternal digabungkan dengan langkah 3 dari literatur yang juga mencari solusi dari pihak internal agar analisa dapat dipersingkat dan dibatasi.

Kebutuhan yang telah berhasil diidentifikasi kemudian dicari solusi dari pihak-pihak eksternal dan internal yang meliputi keinginan konsumen, penemuan baru, marketing, engineering, R&D, BDO, pihak supplier dan benchmark referensi produk pesaing.

Hasil rangkuman kebutuhan ditunjukkan pada tabel 4.7 disertai analisa solusi yang ditawarkan.

(17)

Tabel 4.7 Solusi dari kebutuhan yang teridentifikasi

No Kebutuhan Solusi

1 Produk baru Minuman karbonasi, fungsional, dan Flavoured drink

2 Bahan baku alami konsentrat teh, konsentrat kopi, konsentrat buah (jus), Nata de Coco, Asam Jawa(AJ)

3 Pemanfaatan kapasitas produksi

Minuman cup, minuman botol

4 Rasa baru Perisa dengan Rasa buah X

5 Rasa Baru Perisa Rasa buah apel, guava

6 Kemasan menarik Cup printing, plastic wrapping cup, botol 7 Kemasan praktis Kemasan bantal, kemasan cup

8 Manfaat kesehatan Minuman bervitamin, minuman tumbuhan, minuman penambah tenaga

9 Produk terkenal Iklan dan promosi diberikan budget sesuai 10 Produk tersedia di

traditional market

Distribusi kuat di Traditional market Source : PT. XYZ

Dari tabel diatas, faktor 9 dan faktor 10 ditiadakan pada analisa selanjutnya karena berkaitan dengan marketing plan yang akan dibahas pada tahap Development.

Langkah 3 : Explore Systematically

Pada tahap ini, dilakukan analisa untuk mengkombinasi solusi-solusi yang telah ditemukan dan ditawarkan yang kemudian bisa menjadi dasar pengembangan konsep baru. Analisa dilanjutkan dalam Concept Classification Tree dalam gambar 4.2.

(18)

Kemasan Flavoured Drink Karbonasi Fungsional Botol Bantal Cup Kemasan Praktis Plastic Wrapping Cup Printing Produk Baru Bahan Baku Alami Teh Kopi Jus Nata de Coco AJ Rasa Baru Buah X Apel Guava Rasa Baru Buah X Apel Guava Rasa Baru Buah X Apel Guava Manfaat Kesehatan Isotonik Bervitamin Tumbuhan Rasa Baru Buah X Apel Guava

Gambar 4.2 Concept Classification Tree untuk Kombinasi Solusi (with adjustment) Sumber : PT. XYZ

Pada bagan 4.2 analisa memperhatikan beberapa kondisi aktual yang menyebabkan

solusi konsep produk yang disebutkan tidak lagi dibahas yaitu :

(19)

Produk kopi, karena tidak mungkin bisa diaplikasikan pada minuman cup karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan, maka pengembangan minuman kopi dalam cup tidak akan dilakukan perusahaan, demikian pula pembahasan tidak akan membahas rasa atau minuman kopi.

Produk Nata de Coco, telah dikembangkan oleh perusahaan.

Produk rasa apel dan guava, perusahaan telah menciptakan produk minuman dalam cup dengan rasa apel dan guava dalam kategori yang berbeda.

Agar bahasan analisa sesuai dengan batasan ruang lingkup, maka kemasan bantal dan kemasan botol akan dihilangkan dari daftar solusi yang akan dibahas.

Konsep produk dengan plastic wrapping tidak disetujui oleh pihak perusahaan, dimana konsep ini membuat efek packaging yang signifikan, tetapi biaya produksi sangat besar, modifikasi proses dan modifikasi mesin produksi perlu ditambahkan dan lebih rumit yang berujung pada peningkatan biaya produksi per satuan produk. Dari perbandingan keuntungan efek packaging dengan biaya yang harus dikeluarkan, maka konsep produk ini tidaklah menguntungkan dan dieliminasi. Analisa :

Dari gambar 5.2, dapat dikembangkan beberapa kombinasi solusi menjadi konsep-konsep produk baru yaitu :

Konsep A : Minuman Cup Printing Flavoured Drink rasa buah X Konsep B : Minuman Cup Printing Karbonasi rasa buah X

Konsep C : Minuman Cup Printing Fungsional Isotonik rasa buah X Konsep D : Minuman Cup Printing Fungsional Bervitamin rasa buah X Konsep E : Minuman Cup Printing Fungsional Tumbuhan rasa buah X

(20)

Konsep F : Minuman Cup Printing Konsentrat Jus rasa buah X Konsep G : Konsep Minuman KT dengan rasa Asam Jawa Pembahasan :

Pada kondisi aktual, perusahaan tidak mempertimbangkan terlebih dahulu kebutuhan dan keinginan konsumen walaupun telah tersedia berbagai data riset dan melakukan survey dari badan-badan riset pasar. Data kebutuhan konsumen yang telah diperoleh harusnya dijadikan benchmark dalam pengembangan konsep produk. Dalam hal pengembangan produk X, perusahaan menitikberatkan pada input internal dan input pihak ketiga dan spesifikasi produk ditentukan atas dasar input tersebut. Dengan demikian tidak ada pertimbangan kombinasi-kombinasi konsep yang bisa diperoleh melalui tahap concept generation yang dianjurkan literatur. Saran bagi perusahaan adalah perlu diterapkan tahap concept generation dengan kegiatan utama adalah mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang akan dituju terlebih dahulu sehingga turut meninjau input eksternal yang dikombinasikan dengan input internal. Dengan demikian, konsep produk yang dikembangkan merupakan solusi-solusi yang akan bisa memberi manfaat yang diharapkan konsumen dan menjawab kebutuhan konsumen seperti yang telah dilakukan dalam analisa concept generation di atas. Hal ini dapat meningkatkan peluang kesuksesan produk karena penerimaan pasar yang baik. Selain itu, tahap concept generation dapat menghasilkan beragam kombinasi konsep-konsep yang bisa turut dipertimbangkan selain yang disebutkan dalam analisa karena pembatasan ruang lingkup pembahasan daripada peninjauan hanya pada satu konsep produk yang menggantungkan spesifikasi produknya hanya berdasarkan input dan masukan yang dianggap baik untuk produk tersebut oleh pihak internal.

(21)

4.1.4. Tahap III : Concept / Project Evaluation

Pada tahap ini, konsep-konsep produk yang diperoleh dari tahap sebelumnya akan dipilih karena tidak setiap konsep bisa dijalankan dengan baik dan ada konsep-konsep produk yang mungkin bisa dikombinasikan sehingga dapat melengkapi dan dapat menawarkan fitur dan manfaat lebih untuk konsumen. ada 6 langkah yang dilakukan untuk menganalisa dan membahas konsep-konsep produk yaitu :

Langkah 1 : Concept Screening

Pada concept screening, ditentukan sebuah produk yang dijadikan sebagai referensi untuk menerapkan benchmark atas konsep-konsep produk lainnya. Dari diskusi dengan project manager, ditentukan konsep G : produk KT sebagai referensi karena produk ini sudah masuk ke lini produksi dan telah diproduksi oleh perusahaan. Perencanaan pengembagnan produk ini telah dilakukan sebelumnya. Beberapa spesifikasi Produk ini adalah sebagai berikut :

- Dibuat dari bahan baku alami asam Jawa - Menggunakan kemasan cup printing

- Menggunakan lini produksi yang sama dengan konsep-konsep baru.

Karena pertimbangan ini, produk KT dijadikan sebagai konsep referensi yang dapat dibandingkan dengan konsep-konsep produk lainnya yang akan dianalisa. Selain itu, dianalisa pula kriteria yang digunakan untuk penilaian tiap konsep dimana kriteria ini juga dibahas terlebih dahulu dengan melakukan wawancara kepada project manager yang mendapat input-input dari bagian-bagian internal perusahaan seperti bagian marketing, engineering / production dan R&D. Selain itu, project manager yang merupakan bagian divisi BDO juga akan memberi kriteria dan rating sesuai dengan

(22)

pertimbangan BDO dalam melakukan analisa peluang produk baru yang sebelumnya dilakukan.

Tabel 4.8 Matrik untuk Concept Screening

Pihak Kriteria Concepts Reference

A B C D E F KT

Marketing Kekuatan Pesaing - + - 0 + 0 0

Diferensiasi Produk + + 0 0 + + 0 Kebutuhan Konsumen Sensasi Baru - + + 0 + 0 0 Manfaat Kesehatan - - + + + 0 0 Bahan Alami - - - - + 0 0 Peralihan ke Pesaing - + + 0 0 0 0 Production

Biaya Bahan Baku + - - - 0

Tambahan Mesin 0 - - 0 0 0 0

Biaya Produksi + - - - 0

R&D

Perubahan teknologi 0 - - 0 - 0 0

Daya tahan produk + 0 0 0 0 - 0

Kesesuaian kemasan 0 - 0 0 0 - 0

BDO Kemampuan perusahaan + - - + 0 + 0

Peluang pasar produk 0 - + + + + 0

Jumlah (+) 5 4 4 3 6 3 0 Jumlah (0) 4 1 4 8 5 7 14 Jumlah (-) 5 9 6 3 3 4 0 Net Score 0 -5 -2 0 3 -1 0 Rank 2 5 4 2 1 3 2 Continue ? C N N C Y C Y Sumber : PT. XYZ Pembahasan :

- Analisa di tabel 4.8 menunjukkan konsep produk E lebih unggul dari produk referensi, maka seharusnya konsep produk ini saja yang boleh dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Dalam analisa, konsep E memiliki diferensiasi produk yang tinggi, sensari rasa baru, memiliki manfaat kesehatan, menggunakan bahan alami, peluang yang tinggi karena merupakan produk yang belum ada pesaingnya untuk kategori sejenis. Biaya produksi yang tinggi serta tambahan teknologi yang diberikan dipertimbangkan akan sesuai dengan peluang dan keuntungan yang mungkin bisa

(23)

diperoleh perusahaan karena merupakan produk khas bagi perusahaan dan perusahaan telah memiliki faktor produksi yang sesuai untuk produk ini.

- Sementara konsep produk B (karbonasi) dan C (isotonik) dianalisa bahwa kurang cocok dengan minuman walaupun efek diferensiasi produk tinggi dan rasa yang ditawarkan akan berbeda dari produk minuman cup yang telah ada tetapi biaya produksi sangat tinggi, membutuhkan tambahan mesin dalam operasinya, selain itu analisa mengungkapkan konsep produk B dan C tidak bisa dibuat dalam cup karena terjadi oksidasi yang tidak memungkinkan dengan kemasan cup. Selain itu, ditinjau dari kemampuan teknologi dan perusahaan serta peluang dan pesaing yang harus dihadapi, kedua konsep ini memiliki peringkat terburuk untuk dikembangkan.

- Sementara analisa konsep produk A dan D tidak menunjukkan keunggulan lebih dibandingkan dengan produk sejenis. Konsep produk A hanya menawarkan diferensiasi rasa dalam kategori flavoured drink Tetapi konsep produk A dapat menawarkan biaya yang lebih murah, daya tahan produk lebih lama dan produk D dapat menawarkan manfaat kesehatan yang baik tetapi tidak unggul dalam kategori

functional drink karena pesaing mempunyai produk premium yang menawarkan

manfaat yang lebih tinggi (You C-1000) dan jauh lebih unggul dari konsep D.

- Analisa yang dilakukan menemukan bahwa konsep produk F hanya unggul dalam diferensiasi produk karena dalam kemasan cup tetapi dibutuhkan biaya bahan baku yang lebih tinggi dan daya tahan produk singkat selain itu, kemasan cup kurang sesuai untuk minuman jus karena itu, konsep produk F cukup sulit untuk diterapkan.. Selain itu, produk F bila dikategorikan dalam kategori jus, tidak mempunyai keunggulan kompetitif karena kategori jus dalam cup tidak tahan lama dan mudah rusak bila dibandingkan pesaing dengan produk dalam kemasan premium dan

(24)

kualitas lebih baik (Buavita dan Berri) Karena itu, keunggulan konsep produk F tidaklah signifikan dibandingkan dengan produk referensi.

- Karena itu, analisa dilanjutkan dengan mencoba kemungkinan kombinasi dari konsep produk A (flavoured drink), produk D (functional drink) dan produk F (juice drink) yang memungkinkan kekurangan dari tiap konsep dilengkapi oleh konsep pasangannya sehingga dapat menawarkan konsep-konsep produk yang lebih baik untuk dilanjutkan ke tahap Concept Scoring. Beberapa kombinasi konsep tersebut adalah sebagai berikut :

Konsep A + D : Minuman Cup Printing Flavoured drink dengan fortifikasi vitamin Konsep A mempunyai kekurangan dalam hal manfaat kesehatan tetapi lebih baik dalam hal diferensiasi rasa, sehingga dapat dikombinasikan dengan konsep D yang tinggi dalam hal manfaat, tetapi tidak signifikan bila dikategorikan dalam minuman kesehatan saja. Hasil kombinasi ini memungkinkan konsep dimasukkan sebagai kategori konsep produk A  flavoured drink dengan tambahan fortifikasi (manfaat kesehatan) konsep produk D.

Konsep A + F : Minuman Cup Printing Flavoured dengan jus buah X alami.

Konsep A miskin dalam hal bahan alami, hal ini dapat diperoleh dari konsep F yang memiliki keuntungan dalam diferensiasi produk dan bahan alami. Selain itu, peluang konsep produk F lebih baik sehingga dapat menambah keunggulan dalam pasar flavoured drink karena bila konsep produk F dalam kategorinya tidak bisa bersaing dengan pesaing sejenis yang premium dan kualitas lebih terjamin dengan kemasan botol. Dengan kombinasi ini, konsep produk memasuki kategori flavoured drink tetapi mengandung bahan alami yang dapat menjadi keunggulan kompetitif.

(25)

Konsep D dalam hal ini memiliki keuntungan dalam hal manfaat kesehatan, tetapi miskin dalam diferensiasi produk, dapat dilengkapi dengan konsep F yang menawarkan bahan alami sehingga lebih sehat dengan tambahan diferensiasi produk, namun demikian karena 2 konsep ini tidak memiliki keuntungan dalam hal biaya, berarti kombinasi ini menyebabkan harga produk mahal namun menawarkan manfaat yang tinggi kepada konsumen. Selain itu, faktor kemasan tetap menjadi kendala terbesar bagi produk ini. Konsep produk ini bisa dimasukkan ke kategori

functional drink dengan keunggulan bahan alami.

Konsep A + D + F : Minuman Cup Printing Flavoured mengandung jus bervitamin rasa buah X.

Konsep ini mengkombinasikan 3 konsep, konsep A menawarkan biaya lebih murah dengan daya tahan produk lebih lama karena berada dalam kategori flavoured drink dalam cup, ditambahkan konsep B menawarkan manfaat kesehatan, dan konsep F menawarkan bahan alami dan unggul dalam diferensiasi dibandingkan pesaing dalam kategori flavoured drink lainnya. konsep produk menawarkan minuman dalam kategori flavoured drink yang berbahan alami dengan kandungan vitamin yang sesuai tetapi dapat dijual murah dan lebih tahan lama dalam kemasan cup. - Hasil analisa ini menghasilkan 4 kombinasi konsep ( A+D, A+F, D+F, A+D+F),

konsep E dan konsep KT yang kemudian masuk ke tahap Concept Scoring.

Langkah 2 : Concept Scoring

Pada tahap ini, akan dilakukan analisa khusus untuk produk KT. Pada tahap ini, konsep-konsep yang telah dikumpulkan dari tahap Concept Screening akan dianalisa kembali dengan menggunakan matrik yang berisikan kriteria-kriteria yang akan

(26)

diberikan bobot dan diberikan penilaian tiap konsep berdasarkan kriteria yang ada. Dalam memberikan skala bobot dan rating, dilakukan diskusi dengan project manager atas faktor kepentingan perusahaan atas tiap kriteria tersebut.

Tabel 5.9 Matrik untuk Concept Scoring

Concepts A+D A+F D+F A+D+F E KT

Kriteria Bobot R W R W R W R W R W R W Kekuatan Pesaing 12,5% 2 0,25 3 0,375 2 0,25 4 0,5 5 0,625 4 0,5 Diferensiasi Produk 7,5% 3 0,225 4 0,3 4 0,3 5 0,375 5 0,375 2 0,15 Sensasi Baru 7,5% 2 0,15 2 0,15 3 0,225 3 0,225 5 0,375 4 0,3 Manfaat Kesehatan 7,5% 3 0,225 2 0,15 4 0,3 4 0,3 4 0,3 2 0,15 Bahan Alami 5,0% 1 0,05 3 0,15 4 0,2 4 0,2 3 0,15 4 0,2 Peralihan ke Pesaing 10,0% 1 0,1 2 0,2 3 0,3 4 0,4 3 0,3 4 0,4

Biaya Bahan Baku 5,0% 3 0,15 2 0,1 1 0,05 3 0,15 2 0,1 4 0,2

Tambahan Mesin 5,0% 3 0,15 3 0,15 3 0,15 4 0,2 4 0,2 4 0,2

Biaya Produksi 10,0% 4 0,4 3 0,3 1 0,1 3 0,3 1 0,1 3 0,3

Perubahan teknologi 7,5% 4 0,3 3 0,225 2 0,15 4 0,3 3 0,225 4 0,3

Daya tahan produk 5,0% 5 0,25 5 0,25 1 0,05 5 0,25 4 0,2 4 0,2

Kesesuaian kemasan 7,5% 4 0,3 3 0,225 1 0,075 4 0,3 4 0,3 4 0,3

Kemampuan perusahaan 3,0% 5 0,15 5 0,15 4 0,12 5 0,15 5 0,15 5 0,15

Peluang pasar produk 7,0% 3 0,21 2 0,14 3 0,21 5 0,35 4 0,28 3 0,21

Total Score 2,91 2,865 2,485 4 3,68 3,56

Rank 4 5 6 1 2 3

Sumber : PT. XYZ Pembahasan :

Pada tahap concept scoring, tidak digunakan konsep referensi (produk KT) karena pada tahap ini setiap konsep harus dianalisa dan diberikan peringkat sehingga dapat menjadi dasar untuk melanjutkan konsep-konsep yang memiliki peringkat tinggi ke proses pengembangan produk selanjutnya. Dalam hal ini, konsep produk KT yang sudah diproduksi perusahaan juga tetap diikutkan dalam analisa sebagai suatu analisa khusus. Hal ini bertujuan untuk menganalisa penyebab-penyebab produk KT yang performanya tidak sesuai harapan perusahaan. Produk KT dalam analisa di tabel 5.10 memperoleh peringkat 3 dalam konsep produk, tetapi dalam hal nilai yang diperoleh untuk produk KT dan peringkat 2 produk E, hanya mempunyai

(27)

selisih nilai yang kecil. Ini berarti, peluang kedua konsep produk ini hampir sama dan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Produk KT mempunyai rasa khas yang menarik, pesaing tunggal yang kekuatannya moderat, telah menggunakan bahan alami , memiliki biaya produksi dan bahan baku yang tidak terlalu tinggi serta dalam hal R&D produk sesuai dengan teknologi yang dimiliki, sesuai dengan kemasan dan daya tahan produk cukup lama. Dalam analisa ini, ditemukan bahwa, dalam hal konsep, produk KT sudah baik dan sesuai untuk dilanjutkan ke proses pengembangan selanjutnya. Ini berarti, analisa yang harus diperhatikan adalah pada proses pengembangannya yang mencakup pengembangan teknis dan pemasarannya ataupun pada faktor eksternal.

Analisa dilanjutkan untuk produk KT , ditemukan bahwa, tak lama produk diluncurkan, produk pesaing muncul yaitu produk pesaing FT, menggunakan konsep cup printing dan juga memfokuskan manfaat kesehatan. Selain itu disain yang sangat menarik dan faktor penggunaan endoser serta promosi yang kuat telah menyebabkan produk ini menjadi pesaing yang berat yang menyebabkan timbulnya faktor tak terduga yang tidak dipertimbangkan perusahaan dalam pengembangan produk KT. Karena faktor pesaing ini, pasar lebih cenderung menyukai produk pesaing dibandingkan dengan produk KT. Pesaing juga berasal dari latar belakang perusahaan yang besar dan mempunyai daya saing yang kuat sehingga memberi hambatan yang lebih besar untuk penetrasi produk KT di pasar. Karena itu, dapat dianalisa bahwa penyebab penurunan performa produk AJ adalah : ” faktor timbulnya pesaing baru yang tidak terduga” karena pada analisa perusahaan, produk AJ hanya mempertimbangkan satu pesaing di kategori minuman cup khusus rasa Asam Jawa. Perusahaan tidak mempertimbangkan kedekatan produk KT dengan

(28)

produk minuman flavoured drink dalam cup yang banyak pesaingnya dan kemunculan pendatang baru di kategori ini. Secara umum produk KT juga dapat dimasukkan sebagai kategori minuman cup flavoured drink sehingga harus turut memperhatikan pasar dan pesaing kategori minuman cup flavoured drink secara keseluruhan.

 Pada tabel 4.9, konsep produk A+D+F, produk E dan produk AJ berturut-turut memperoleh peringkat tertinggi dalam tabel, dan konsep-konsep produk inilah yang paling baik untuk dilanjutkan. Karena kriteria-kriteria untuk produk E telah dibahas pada analisa sebelumnya di Concept Screening, maka produk E tidak dibahas ulang dalam analisa ini. Sementara kombinasi konsep A+D, A+F, dan D+F masing-masing masih memiliki kekurangan dalam tiap konsep produk, sementara kombinasi ketiganya telah menghasilkan satu konsep produk yang paling baik yang dapat melengkapi kekurangan-kekurangan dari semua konsep yang dibahas.

Analisa untuk konsep produk A+D+F meninjau,

Bahwa dengan anggapan kombinasi konsep D+F seharusnya menghasilkan produk yang berbiaya tinggi, tetapi untuk kombinasi ketiganya justru dapat menurunkan biaya dari konsep produk D+F, karena kandungan bahan alami dari konsep F akan dicampurkan dengan kandungan perisa. Dengan menerapkan kombinasi persentase kandungan jus dan perisa yang sesuai, maka biaya bahan baku dapat ditekan sedemikian rupa sehingga lebih murah.

Sementara klaim produk memiliki bahan alami dan kandungan manfaat kesehatan dapat dilakukan karena memang memiliki kandungan jus di dalamnya ditambahkan dengan kandungan vitamin yang sesuai kadar. Hal ini berbeda dengan

(29)

produk-produk pesaing yang sama sekali tidak memiliki kandungan bahan alami didalamnya, dengan demikian dalam hal diferensiasi produk, kombinasi produk A+D+F memiliki diferensiasi yang tinggi.

Dalam hal peralihan produk ke pesaing, hanya konsep produk ini yang menawarkan kandungan bahan alami dan juga fokus pada manfaat kesehatan dibanding pesaing. Karena itu, bila konsumen beralih ke produk pesaing, mereka tidak akan memperoleh fitur bahan alami yang dimiliki. Hal ini akan menyebabkan konsumen lebih sulit beralih ke produk pesaing dari produk A+D+F dan menyebabkan timbulnya produk khas diantara produk-produk sejenis yang menonjol sehingga akan memberi pertimbangan bagi konsumen dalam memilih produk A+D+F dibanding produk pesaing.

Kandungan ini diberikan rasa buah X yang memiliki rasa baru tersendiri yang dapat menawarkan sensasi baru ke pasar sehingga membedakan diri dari produk pesaing yang biasanya memiliki rasa yang umum (jeruk).

Dalam hal kesesuaian teknologi, kesesuaian kemasan dan kemampuan perusahaan, karena perubahan besar produk ini dibandingkan dengan produk yang telah ada hanya pada kriteria kandungan bahan baku, maka perusahaan telah memiliki teknologi yang sesuai dan kemasan yang sesuai untuk kandungan tersebut. Sementara dalam hal mesin dan faktor produksi, produksi produk baru ini lebih sederhana dibandingkan produk sebelumnya, karena itu kemampuan perusahaan untuk konsep produk ini tinggi.

Dalam hal pesaing, ada 4 pesaing besar yang memang harus diperhatikan dalam identifikasi pesaing diluar banyak perusahaan-perusahaan pesaing sejenis tetapi skalanya lebih kecil dan tidak mempunyai daya saing yang tinggi. Tetapi produk

(30)

A+D+F akan memiliki keunggulan kompetitif dalam hal produk dibanding pesaing, karena itu walaupun pesaing berskala besar dan memiliki daya saing yang kuat, diferensiasi akan menjadi kekuatan bagi produk untuk unggul dibandingkan pesaing-pesaingnya.

 Konsep produk A+D+F ini mirip dengan konsep produk X yang dibahas dalam skripsi ini. Konsep produk X adalah produk yang berfokus pada rasa buah X dengan menggunakan perisa buah X ditambah sedikit persentase kandungan jus buah X kemudian diberikan fortifikasi vitamin C dan menggunakan kemasan yang sangat ditonjolkan disainnya..

 Dibandingkan konsep, manfaat kesehatan yang ditawarkan lebih minim karena produk X tidak banyak berfokus pada fortifikasi vitamin C. Kandungan vitamin C dianggap tidak signifikan untuk produk X menurut perusahaan. Selain itu, bahan alami yang disertakan juga tidaklah signifikan karena hanya persentase kecil kandungan jus dibandingkan dengan kandungan perisanya.

 Perbandingan ini diharapkan dapat memberi saran agar perusahaan mempertimbangkan kembali komposisi dari produk X apakah bisa disesuaikan dengan konsep produk A+D+F dengan pertimbangan biaya produk per unit yang harus ditanggung.

 Analisa menunjukkan walaupun pengembangan produk X tidak melewati tahap-tahap yang dijalankan dalam skripsi ini, produk X sudah mirip dengan konsep produk A+D+F yang dikembangkan atas dasar kebutuhan konsumen dan solusi-solusi yang bisa diberikan oleh pihak internal perusahaan.

(31)

 Hasil evaluasi ini diharapkan dapat mengurangi kemungkinan kegagalan produk X di pasar karena menurut analisa concept evaluation, produk X sudah memenuhi beberapa pertimbangan kondisi kebutuhan konsumen, peluang pasar, kemampuan perusahaan dan pesaing-pesaing yang akan dihadapi.

 Walaupun produk X cocok dengan konsep produk A+D+F yang disarankan secara literatur, yang berarti tanpa tahap dari Crawford, perusahaan bisa mendapat konsep produk yang menjawab kebutuhan konsumen. Saran dari skripsi ini, ada baiknya tahap-tahap ini diterapkan oleh perusahaan untuk pengembangan produk selanjutnya karena tahap ini membantu menganalisa dan mengevaluasi berbagai kombinasi konsep yang bisa diperoleh sehingga dapat memperoleh produk dengan konsep yang lebih baik. Misalnya : bila produk AJ melewati tahap concept generation dan evaluation, maka kemungkinan konsep produk AJ dapat dikombinasikan dengan konsep minuman fungsional yang menawarkan kesehatan, berfokus pada disain yang menarik sehingga faktor kegagalan produk AJ mungkin telah berhasil dilengkapi melalui tahap analisa ini bila diterapkan pada proses pengembangannya.

 Analisa selanjutnya hanya akan membahas konsep produk X agar sesuai dengan batasan ruang lingkup skripsi, yang dianggap telah identik dengan konsep produk A+D+F sehingga boleh dilanjutkan ke tahap pengembangan selanjutnya dan bukan dikill atau dihold karena dari hasil concept scoring, peringkat A+D+F mencapai peringkat pertama berarti termasuk konsep produk yang lolos untuk tahap pengembangannya, sementara konsep produk E dan produk AJ tidak akan dibahas lagi dalam skripsi ini walaupun pada kondisi aktual, konsep produk AJ terus

(32)

dijalankan produksinya sementara konsep produk E juga identik dengan konsep produk yang sedang dikembangkan perusahaan.

Langkah 3 : Concept Test

(Pada langkah ini, evaluasi ditujukan hanya pada konsep produk X dengan mengacu pada batasan ruang lingkup yang dibahas dalam penulisan skripsi ini.)

1. Concept Test merupakan tahapan yang tidak dijalankan oleh perusahaan. Karena diberi kesempatan bekerja di perusahaan dan diperbolehkan menyarankan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan oleh lembaga konsultan kepada respondennya ketika akan melakukan product test, maka disusunlah pertanyaan-pertanyaan (dalam lampiran) yang turut disertakan ketika konsultan melakukan survey tersebut. Pertanyaan-pertanyaan ini disesuaikan dengan tujuan dari concept test.

2. Concept Test ini ditujukan untuk mengetahui tingkat pencobaaan (trial) konsumen atas konsep produk X sehingga dapat memperkirakan besar market share yang akan digunakan dalam analisa keuangan. Concept test yang dilakukan dijalankan sejalan dengan product test yang dilakukan perusahaan.

3. Populasi yang menjadi target survey sangat besar (estimasi pasar potensial sebesar 122 juta orang), karena itu, digunakan sample size sebanyak 100 responden yang dilakukan oleh perusahaan melalui badan riset yang ditunjuk dengan spesifikasi :  Waktu penelitian : Desember 2007.

 Metodologi penelitian : Riset Kuantitatif

(33)

 Kriteria sampel : Umur 16-35 tahun, SES : B,C,D, Urban

Lokasi survey : Surabaya

4. Format survey yang digunakan adalah interaksi langsung dengan house-to-house interview and multi stage sampling dan konsep disampaikan dalam bentuk prototype. Sehingga responden diminta mencicipi konsep produk X dengan produk pesaing FG dan memberikan tanggapan atas kedua rasa minuman tersebut.

5. Hasil survey adalah sebagai berikut :

 20% responden menyatakan pasti membeli, 54% responden menyatakan mungkin akan membeli konsep produk X dengan tujuan mencoba (trial). Artinya potensi 74% responden akan mencoba produk X.

 34% responden menyatakan cocok dengan harga yang ditawarkan produk sebesar Rp. 1.000,-. 22% menyatakan cocok dengan harga diatas Rp. 1000,- dan sisanya cocok dengan harga di bawah Rp.

1000,- 31% responden menyatakan pasti membeli produk kembali bila menyukainya sementara 35% responden menyatakan mungkin akan membeli kembali.

 36% responden rata-rata mengkonsumsi minuman cup 1 kali dalam seminggu, sementara 15% responden rata-rata mengkonsumsi 1 cup sehari.

 33% responden mengenal produk dari iklan TV, 41% mengenal produk secara impulse (impulse buying).

 36% responden mengkonsumsi produk minuman Cup minimal sekali seminggu. 6. Dari hasil survey diatas, maka data-data yang diperoleh dapat digunakan untuk

(34)

bisa diperoleh perusahaan. Cara estimasi yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah menggunakan The A-T-A-R model dan akan dibahas di Langkah 4.

Analisa :

o Karena lokasi tempat dilakukan survey adalah Surabaya yang identik dengan kota Jakarta, perlu diperhatikan mungkin data dan persentase yang diperoleh perusahaan tidak bisa mewakili karakteristik seluruh populasi di Indonesia. Sebagai contoh misalnya : untuk harga produk X yang diterima di daerah Sumatera Utara adalah Rp. 500,- dengan meninjau dari harga semua produk pesaing lokal yang dijual di daerah tersebut mempunyai magical price Rp. 500,-. Dari hasil analisa ini, dapat disimpulkan bila produk X dijual seharga Rp. 1000,- di Sumut, maka kemungkinan besar terjadi penolakan pasar atas produk X.

o Seharusnya Concept test dilakukan di tahap concept evaluation sebelum produk memasuki tahap pengembangan dimana secara aktual produk X telah dijalankan ke tahap pengembangan. Walaupun biaya yang harus dikeluarkan akan meningkat karena perusahaan harus melakukan 2 kali survey, tetapi hasil dari Concept Test dapat mengurangi biaya pengembangan konsep bilamana konsep ditolak pasar yang berujung pada kegagalan produk. Untuk produk X, penerimaan pasar terhadap konsep produk cukup baik, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan perusahaan, tetapi untuk pengembangan produk lainnya, belum tentu konsep produk akan bisa diterima secara langsung oleh pasar bila tidak dilakukan Concept Test terlebih dahulu. Sementara bila konsep tetap dikembangkan dan baru dievaluasi pada tahap product test, maka produk telah menghabiskan biaya dan waktu yang banyak bila ternyata konsep produk tidak disukai pasar sementara berujung pada eliminasi

(35)

ataupun perbaikan konsep dan bila konsep tetap dijalankan ke produksi walaupun concept test menunjukkan penolakan pasar, mungkin hanya berakhir menjadi kegagalan produk dan kerugian bagi perusahaan.

o Menurut Ulrich dan Eppinger, persentase orang yang berpotensi membeli haruslah dipertimbangkan konstanta kalibrasinya, karena itu dari 74% responden yang potensial membeli produk, dalam keadaan sebenarnya, hanya persentase kecil dari 74% yang akan merealisasikan pembelian produk.

Langkah 4 : A-T-A-R Method

Profits = Units sold ƒ Profit per unit

Units sold = Number of buying units ƒ percent aware ƒ percent trial ƒ percent availability ƒ percent repeat ƒ annual units bought

Profit per unit = Revenue per unit (unit list price less trade margins and promotion) – Costs per unit (usually cost of goods sold plus direct marketing costs)

Beberapa analisa dan asumsi yang digunakan untuk memperoleh data-data untuk variabel di atas adalah sebagai berikut :

1. Number of buying units

Untuk menentukan jumlah pasar potensial yang akan membeli produk, maka dilakukan analisa pasar dengan melakukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar untuk produk X secara dasar menggunakan segmentasi umur dan target segmen yang dituju adalah :

 Primary target : Segmen 20-34 tahun, data BPS memproyeksikan jumlah sebesar 60.440.900 orang pada tahun 2007

(36)

 Secondary target : Segment 5-19 tahun, data BPS memproyeksikan jumlah sebesar 62.318.400 orang pada tahun 2007

 Dan karena dari seluruh pasar potensial, belum tentu secara keseluruhan membeli produk, dan dari survey, ada segmen pasar yang pasti tidak pernah membeli produk ini sebesar 14%. Karena data ini yang dimiliki, maka dianalisa bahwa dari seluruh pasar potensial, diasumsikan mungkin akan ada 14% responden yang tidak akan menjadi pembeli atas produk X.

 Data di atas disusun menjadi tabel berikut :

Tabel 4.10 Estimasi jumlah pembeli potensial

No Faktor Nilai Jumlah Total

1 Pasar Potensial (orang)

Primary Target ( 20 – 34 tahun) 60.440.900 Secondary Target ( 5 – 19 tahun) 62.318.400

Jumlah Pasar Potensial 122.759.300

2 Persentase non potential buyer 14% 17.186.302

Pasar potensial yang menjadi target perusahaan 105.572.998 Sumber : BPS dan PT.XYZ

2. Percent Aware

Untuk menentukan persentase dari pasar potensial yang akan mengenal produk untuk tahap pengenalan produk, maka ditentukan dengan menggunakan teknik promosi yang digunakan. Promosi yang biasa digunakan perusahaan adalah menggunakan iklan TV sebagai media promosi, dan dari survey responden yang dilakukan pada concept test, diperoleh data bahwa 41% responden mengenal produk-produk dalam kategori sejenis dari perusahaan adalah secara impulse (dikenal ketika belanja atau membeli), sementara repsonden yang mengenal produk sejenis dari perusahaan dari iklan TV adalah 33%. Karena dalam tahap pengenalan produk ke pasar, perusahaan menggunakan promosi

(37)

iklan melalui media televisi, maka estimasi persentase pasar potensial yang akan menjadi kenal / aware terhadap produk X adalah sebesar 33%.

3. Percent Trial

Menurut Ulirich dan Eppinger (2003, p157), persentase dari pasar potensial yang mungkin akan mencoba produk, bisa digunakan data survey yang dilakukan di Concept Test. Dan data tersebut dimasukkan ke rumus :

P = Cdefinitely ƒ Fdefinitely+ Cprobablyƒ Fprobably

Cdefinitely dan Cprobablymenggunakan nilai yang disarankan oleh literatur yaitu sebesar 0,4 dan 0,2. Dari survey yang dilakukan, diperoleh bahwa :

Fdefinitely= 20% (pasti membeli produk)

Fprobably = 54% (mungkin membeli produk) Dan nilai P adalah :

P = 0,4 ƒ 20% + 0,2 ƒ 54% = 18,8 %

Berarti, percent trial dari pasar potensial yang akan membeli produk adalah sebesar 18,8%

4. Percent Availability

Variabel ini ditentukan dengan menentukan areal distribusi awal yang ingin dikuasai oleh perusahaan. Karena perusahaan memiliki jaringan distribusi yang sangat kuat di pulau Jawa, maka perusahaan akan berorientasi distribusi di pulau Jawa pada tahap pengenalan produk. Tetapi untuk tahun pertama, karena perusahaan mempunyai kemampuan skala distribusi nasional, maka perusahaan akan langsung mendistribusikan produk ini ke seluruh Indonesia. Dengan menggunakan data BPS, dapat diperoleh data jumlah usaha menengah kecil yang bukan industri dan manufaktur yang ada di Indonesia kecuali propinsi Papua, NTT dan Aceh yang distribusinya masih lemah yaitu sebesar

(38)

97,05%. Dan karena perusahaan menargetkan distribusi awal di seluruh Indonesia sebagai target pasar, maka, persentase availability adalah sebesar 97,05%.

5. Percent Repeat

Dari data survey yang diperoleh yaitu sebesar 31% pasti membeli lagi, sementara 35% akan membeli lagi. Dengan menggunakan panduan Ulrich dan Eppinger untuk percent trial maka dapat diperoleh nilai untuk persentase repeat adalah :

P = Cdefinitely ƒ Fdefinitely+ Cprobablyƒ Fprobably

Cdefinitely= 0,4

Cprobably= 0,2

Fdefinitely= 31% (pasti membeli produk)

Fprobably = 35% (mungkin membeli produk) Dan nilai P adalah :

P = 0,4 ƒ 31% + 0,2 ƒ 35% = 20,2 % 6. Annual Units bought

Untuk memperoleh nilai Repeat buying, digunakan data frekuensi konsumsi responden dari survey yang dilakukan. Dan dari analisa, data yang diasumsikan mewakili yaitu data yang memiliki persentase terbesar yaitu konsumsi 1 cup seminggu sebesar 36% responden. Sehingga nilai repeat buying untuk setahun adalah sebesar 52 cup ( 52 minggu).

7. Profit Per unit

Dari kalkulasi perusahaan, diperoleh harga per satu cup produk X adalah seharga Rp. 412,5 dari pabrik. Dan persentase gross profit per cup adalah sebesar 21,63% yaitu senilai Rp.89,25 / cup (pembulatan)

(39)

Semua data-data variabel diatas kemudian disusun dalam tabel berikut : Tabel 4.11 Variabel The A-T-A-R Model

No Faktor Nilai

1 Number of buying units (orang) 105.572.998

2 Percent Awareness (%) 33%

3 Percent Trial (%) 18,8%

4 Percent Availability (%) 97,05%

5 Percent Repeat (%) 20,2%

6 Annual units bought (cup) 52

7 Profit Per units Rp. 89,25

Sumber : BPS dan PT.XYZ

Maka dengan rumus The A-T-A-R model, diperoleh :

Units sold = 105.572.998 ƒ 0,33 ƒ 0,188 ƒ 0,9705 ƒ 0,202 ƒ 52 = 66.769.004 cup.

Profits = 66.769.004 ƒ Rp. 89,25 (pembulatan) = Rp 5.959.133.588

Pembahasan :

Analisa menggunakan metode The A-T-A-R model telah menghasilkan suatu estimasi keuntungan yang akan diperoleh dari produk X. selain itu, estimasi ini bisa digunakan untuk menetapkan target penjualan yang ingin dicapai untuk tahun pertama perusahaan. Misalnya perusahaan bisa menargetkan penjualan pada tahun pertama harus mencapai 70.000.000 cup.

 Keuntungan analisa ini dan concept test, bisa membantu perusahaan menargetkan penjualan yang bisa diperoleh dan market share yang bisa dikuasai perusahaan tanpa menggunakan asumsi yang tidak jelas dalam menentukan target penjualan perusahaan. Metode ini bisa dipertimbangkan perusahaan untuk dijalankan untuk pengembangan produk selanjutnya karena membantu estimasi menggunakan data-data yang bisa mendukung estimasi tersebut.

(40)

Market share yang ingin dicapai perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan estimasi metode ini yaitu :

Pasar seluruh produk minuman cup pada tahun 2007 mencapai satu trilyun rupiah. Pertumbuhan pasar diperkirakan mencapai = 20% / tahun

Berarti nilai pasar minuman cup tahun 2008 diperkirakan 1,2 trilyun rupiah. Berarti : Total market size = Rp. 1.200.000.000.000,- (dengan harga 1 cup = Rp. 1000,-) Target Penjualan perusahaan tahun pertama = 66.769.004 cup.

Dengan menggunakan harga eceran terakhir (HET) sebesar Rp. 1.000,- maka, nilai penjualan perusahaan dengan faktor HET = Rp.

66.769.004.000,-Dengan demikian, market share yang bisa dicapai perusahaan adalah sebesar :

% 56 , 5 % 100 , 000 . 000 . 000 . 200 . 1 . , 000 . 004 . 769 . 66 .      Rp Rp

Dari analisa ini, perusahaan dapat diberikan masukan bahwa target market share yang harus dikuasai perusahaan pada tahun pertama (2008) mencapai 5,56%

Langkah 5 : Product Protocol and Specification

Pada langkah ini, dilakukan penyusunan spesifikasi produk yang dimulai dengan mempersiapkan daftar kebutuhan atas produk X.

Tabel 4.12 Daftar Kebutuhan Pelanggan dan Pemeringkatan

No Kebutuhan Rating

1. Menawarkan rasa baru 4

2. Mempunyai kemasan yang menarik 5

3. Menggunakan bahan baku alami 3

4. Menggunakan kemasan yang praktis 4

5. Mempunyai manfaat kesehatan 2

(41)

Selanjutnya, dari identifikasi daftar kebutuhan yang ada, maka dikembangkan daftar metrics (faktor kebutuhan) yang dapat menjadi jawaban atas identifikasi kebutuhan yang ada dengan satuan-satuan yang dapat diukur ataupun mewakili metrics tersebut.

Tabel 5.13 Daftar Metric Produk untuk Kebutuhan Pelanggan

No. Need Nos. Metric Rating Units

1 5 Bahan Baku Vitamin dan Mineral 2 Subj.

2 2, 4 Kemasan Cup Printing 5 Subj

3 1 Bahan Baku Perisa 4 Subj

4 1,3 Bahan Baku Jus buah 3 Subj

5 4 Volume Cup 2 ml

Sumber : PT. XYZ Analisa :

Metric bahan baku vitamin dan mineral dipertimbangkan sebagai solusi atas tuntutan kebutuhan konsumen atas minuman yang memiliki manfaat kesehatan. Untuk mendapat manfaat kesehatan, maka harus terdapat kandungan bahan baku vitamin dan mineral yang dapat membantu menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh.

Kemasan cup printing, merupakan metric yang digunakan untuk memberi solusi disain kemasan yang menarik. Kemasan cup yang biasa berbentuk transparan dan disain hanya memungkinkan pada plastic seal yang ada di atas cup. Karena itu, kemasan cup biasa tidaklah menarik selain ketika dipajang, konsumen tidak bisa langsung mengenal produk tersebut dari mana dan tanpa adanya cup printing, produk juga memiliki daya tarik yang rendah. Kemasan cup printing adalah kemasan yang bagian cupnya tidak transparan biasanya berwarna putih dan memungkinkan dicetak disain-disain pada badan cup secara keseluruhan. Disain ini memungkinkan untuk menonjolkan produk karena disain menjadi lebih mudah diamati oleh konsumen sehingga daya tarik produk lebih tinggi. Selain itu, kemasan cup ataupun kemasan cup printing adalah kemasan yang dianggap praktis sekarang ini karena

(42)

merupakan one-way packaging (kemasan sekali pakai), tidak seperti botol yang harus dikembalikan, dan kemasan lainnya yang sudah dianggap tidak praktis bagi konsumen dan dianggap lebih murah karena volume lebih kecil

 Bahan baku perisa disini memungkinkan menawarkan rasa baru yang berbeda dan khas sebagai keunggulan dibandingkan produk pesaingnya.

 Bahan baku jus / konsentrat alami dapat menawarkan solusi atas kebutuhan konsumen yang menginginkan adanya kandungan bahan alami yang dianggap lebih sehat dibandingkan perisa kimia.

 Rata-rata Volume Cup 200ml adalah volume minuman yang paling sesuai untuk sekali minum. Dibandingkan dengan kemasan botol (500ml) dan kaleng (330ml) yang volumenya lebih besar, volume kemasan cup ternyata lebih sesuai untuk volume konsumsi minuman orang dewasa ataupun anak-anak untuk sekali minum. Dari identifikasi kebutuhan dan penyusunan metric tersebut, kemudian dihubungkan kebutuhan dengan metric dalam needs-metrics matrix (Tabel 4.14). Dari matriks ini, kemudian dilanjutkan ke tahap identifikasi pesaing-pesaing dan evaluasi komponen-komponen pesaing didasarkan pada metrics yang telah ditentukan dan perbandingan metrics pada tiap pesaing dapat digunakan sebagai referensi bagi metrics untuk produk baru yang akan dikembangkan perusahaan.

(43)

Tabel 4.14 Needs-Metrics Matrix 1 2 3 4 5 V it am in d an M in er al K em as an C u p P ri n ti n g P er is a B u ah Ju s B u ah X V o lu m e C u p

1 Menawarkan rasa baru ● ●

2 Mempunyai kemasan yang menarik ●

3 Menggunakan bahan baku alami ●

4 Menggunakan kemasan yang praktis ● ●

5 Mempunyai manfaat kesehatan ●

Sumber : PT. XYZ

Dalam mengidentifikasi produk pesaing, dianalisa produk pesaing yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang dianggap signifikan bagi PT. XYZ. Dalam hal ini dipertimbangkan skala perusahaan yang berimbang dan kemampuan daya saing yang signifikan untuk menjadi ancaman bagi PT. XYZ. Sementara itu, banyak produk-produk pesaing dari perusahaan skala kecil ataupun daya saing dan kemampuan distribusi yang rendah hanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Tabel 4.15 Profile Produk Pesaing

No Kriteria Produk

1 Nama SO FT FG A2

2 Rasa Strawberi, Jeruk,

Fruit Punch Strawberi, Jeruk Jeruk, Jeruk 4 Klaim 100% gula asli Vitamin C

100%AKG Kalsium, Karbohidrat, Vitamin C Gula Asli 5 Produsen PT. SS PT. PI PT. TM PT. TAM 5 Kapasitas 200ml 200ml 165ml 200ml 6 HET / Modern Market Rp. 1.000,- / Rp. 710,-Rp. 1.000,- / 710,-Rp. 750,-Rp. 1.000,- / 750,-Rp. 780,-Rp. 1.000,- / 780,-Rp. 710,-Sumber : PT. XYZ

(44)

Tabel 4.16 Profile Produk Pesaing (Lanjutan)

No Kriteria Produk

Nama SO FT FG A2

7 Komposisi

Air, Gula, Perisa, Asam Sitrat, Natrium Benzoat, Natrium Siklamat, Pewarna Carmoisine C1 14720, Tartrazine C1 19140

Air, Gula, Perisa Strawberry Alami, Asam Sitrat-Natrium Sitrat, Natrium Benzoat, Aspartam 17,08 mg /saji, Pewarna Makanan Kamoisin C1 14720, Asesulfam K 7,75 mg/saji, Vitamin C

Air, Gula Pasir, Perisa Jeruk, Asam Sitrat, Pengawet K Sorbat, Fruktosa, Pewarna Makanan Tartrasin C1 19140, VItamin C, Kalsium Laktat

Air, Gula, Perisa Jeruk, Asam Sitrat, Natrium Benzoat, Konsentrat Jeruk, Pewarna Makanan Tartrazine C1 19140, Pewarna Kuning FCF CI 15085, Vitamin C Sumber : PT. XYZ

Selanjutnya dilakukan evaluasi produk pesaing dengan menggunakan kriteria metrics yang telah diidentifikasi dan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.17 Evaluasi Pesaing dengan kriteria metrics

No Metrics SO FT FG A2

1 Vitamin dan Mineral N Y Y Y

2 Kemasan Cup Printing N Y N Y

3 Perisa Rasa Y Y Y Y

4 Jus buah N N N Y

5 Volume Cup 200 ml 200 ml 165 ml 200 ml

Sumber : PT. XYZ Analisa :

Untuk produk SO, dengan menggunakan tabel Profile Produk Pesaing, didapati tidak adanya kandungan vitamin yang ditujukan untuk manfaat kesehatan. Kemasan yang digunakan adalah kemasan cup transparan biasa. Dalam hal rasa, produk ini memiliki 3 rasa dan membedakan produk dari kebanyakan pesaing yang hanya memiliki 1 rasa saja. Untuk kandungan bahan baku SO, tidak terdapat bahan alami walaupun klaim mengatakan menggunakan 100% gula asli, tetapi tidak termasuk dalam kriteria metrics jus buah selain itu, analisa perusahaan mengungkapkan tidak

Gambar

Gambar 4.1 Bagan Proses Pengembangan Produk PT. XYZ dan panduan literatur Sumber : PT
Tabel berikut menyajikan penilaian peluang-peluang yang telah diidentifikasi yaitu:
Tabel 4.6 Identifikasi pernyataan pihak internal dan pihak ketiga menjadi kebutuhan No Pernyataan  Identifikasi kebutuhan
Tabel 4.7 Solusi dari kebutuhan yang teridentifikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan degeneratif fisik yang sering terjadi pada wanita premenopause di Kelurahan Biringere meliputi perubahan pada bagian sistem muskuloskeletal, sistem

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri secara

Jadi kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan di bidang keuangan dalam suatu periode tertentu dan dinyatakan dalam laporan keuangan yang

Sebelum SPHP terbentuk, berawal dari ide dan kegelisahan yang muncul dalam menyikapi realitas hukum dan gerakan hukum pada saat itu, yang banyak dialami oleh para pekerja hukum

Pemanasan sukrosa juga dapat menghasilkan pencoklatan pada permen karamel karena terbentuknya melanoidin (pigmen coklat) dari reaksi karamelisasi (Winarno, 1995). Perbandingan

Untuk menentukan pola dan model dari inflasi tersebut, maka pendekatan yang digunakan menggunakan model ARIMA, fungsi transfer, variasi kalender, intervensi, ARIMAX

Uji analisis data ini dilakukan peneliti setelah memilih data terlebih dahulu kemudian direduksi dan selanjutnya disajikan pada pembaca dalam bentuk cerita atau

Efek mandiri perlakuan defoliasi (tanpa defoliasi), (defoliasi dengan memotong 3 helai daun bawah) dan (defoliasi dengan memotong 4 helai daun bawah) untuk jumlah