BAB V
KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan
Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan suatu suasana dan lingkungan yng mendukung. Bagi seorang mahasiswa yang mempunyai rumah yang nyaman dan lingkungan yang baik mungkin tidak memiliki masalah. Tetapi bagi mahasiswa yang tidak memiliki satu atau bahkan kedua aspek penting tersebut menjadi masalah dalam mengikuti proses belajar- mengajar. Apalagi bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota atau luar propinsi, sulit untuk menemukan tempat yang cocok untuk mendapatkan susana dan lingkungan yang kondusif. Maka itu, dirancanglah sebuah Asrama Mahasiswa Bina Nusantara bagi mahasiswa khususnya yang dari luar kota dan luar propinsi untuk mendapatkan suasana dan lingkungan yang mendukung kegiatan belajar-mengajar.
Asrama milik Bina Nusantara ini akan dirancang untuk menjawab permasalahan lingkungan sekitarnya, yaitu asrama ini akan dibangun di iklim tropis basah, lingkungan yang memiliki tingkat polusi udara dan suara yang tinggi, serta kesan kumuh dari sekitarnya.
Untuk menjawab permasalahan ini maka dibuatlah bangunan dengan topik Arsitektur Berkelanjutan. Dibuat berkelanjutan karena lebih baik menggunakan semua potensi alamiah disekitar tapak daripada melawan ”arus” dari lingkungan sekitar tapak, yaitu dengan membuat disain bangunan yang hemat akan energi, artinya memanfaatkan potensi alamiah tapak.
V.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan
Setelah banyak data yang didapat, lalu dianalisa, terakhir keluarlah konsep dari analisa itu. Beberapa konsep yang diterapkan pada proses perancangan:
V.2.1 Program Ruang
Total luas unit hunian = 3.105 m2
Total kebutuhan luas fasilitas = 1.191,6 m2 Jadi, total luas Asrama Mahasiswa = 4.296,6 m2
Sehubungan dengan peraturan di tapak adalah:
4.296,6 m2 < KDB (4.750 m2) 4.296,6 m2 < KLB (19.000 m2)
Artinya, bangunan asrama tidak melewati peraturan KDB dan KLB yang diberikan.
Bangunan maksimal boleh dibangun maksimal 8 lantai (mengikuti Kampus Binus Anggrek).
Luas lahan ruang luar 9.500 m2– 4.750 m2 = 4.750 m2
Ruang luar akan dirancang untuk taman, plaza, dan elemen perkerasan berupa parkir mobil dan motor serta sirkulasi untuk jalan kendaraan.
Karakteristik Penghuni (mahasiswa)
Mahasiswa sebagai penghuni utama memiliki beberapa karakteristik seperti : - Bersemangat tinggi untuk belajar dan mencari sesuatu yang baru;
- Banyak melakukan aktifitas seperti olahraga, bermain, belajar, bersosialisasi, makan, dan tidur;
- Membutuhkan seseorang/tempat yang dapat mendukung semangatnya dalam proses mengikuti pendidikan;
- Membutuhkan kenyamanan untuk bersantai.
Plaza Pejalan
kaki
Parkir Kendaraan
Lobby
Unit Hunian
Fasilitas penunjang Service
Side entrance
Gambar 56. Bubble Diagram
Pengawas
Sirkulasi manusia dalam bangunan adalah:
- Penghuni asrama
- Pengelola
Datang
Jalan kaki Bawa kendaraan
Plaza Parkir
Lobby Fasilitas
umum
Unit hunian
Datang
Jalan kaki Bawa kendaraan
Plaza Parkir
Lobby Fasilitas
umum
Ruang kerja
Pulang
Gambar 57. Sirkulasi Penghuni Asrama
Gambar 58. Sirkulasi Pengelola
- Pengunjung asrama (tamu)
- Servis
Jalan kaki Bawa kendaraan
Plaza Parkir
Lobby Fasilitas
umum
Unit hunian
Pulang Datang
Datang
Parkir servis
Area servis
Pulang
Gambar 59. Sirkulasi Pengunjung Asrama
Gambar 60. Sirkulasi Servis
V.2.2 Peruntukkan Lahan
Daerah publik & semi publik
Daerah pengembangan Daerah Private
Daerah Service Daerah Hijau
U
Gambar 61. Site Development
V.2.3 Pengendalian Lingkungan
Tapak berada di lokasi yang bising dan berpolusi udara tinggi. Untuk itu bangunan akan diberi secondary skin berupa sun louvres dan menggunakan material batu alam.
Pagar di tapak akan diberikan pagar dengan tanaman rambat dan pepohonan sebagai dan sound barrier.
V.2.4 Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan untuk hunian akan dirancang dengan berorientasi pada sumbu Barat Timur, berbentuk pipih, dan memakai sistem double loaded. Sedangkan untuk bangunan publik dan penunjang dirancang dengan orientasi Utara Selatan. Massa bangunan dibuat dengan pola massa tunggal.
Secondary skin berupa sun louvres
Sumber :
studiodennysetiawan.blogspot.com/
Gambar 62. Rumah Hemat Energi
Sumbu bangunan
Gambar 63. Building Form Hunian
Gambar 64. Building Form Publik dan Penunjang Sumbu
bangunan
V.2.5 Sistem Struktur
Untuk struktur bangunan yang dipakai adalah konstruksi kolom dan balok beton, karena selain dapat menampung kegiatan yang besar, struktur kolom dan balok mudah dalam fleksibilitas pembagian ruang. Sub structure memakai tiang pancang sebagai pondasi dengan menggunakan sistem hydraulic pile.
V.2.6 Material Bangunan
Material memakai bahan yang mendukung keberlanjutan dan gaya tropis modern seperti celcon, kaca, beton ekspos, baja, besi, keramik, batu alam, dan gypsum.
V.2.7 Aesthetic Design
Human scale dipakai dalam dalam merancang suatu asrama karena bangunan asrama adalah bangunan yang tidak perlu terlalu formal, megah, dan mewah.
V.2.8 Utilitas
1. Sistem Intalasi Air
Sistem instalasi air dikategorikan menjadi:
- Sistem air bersih, yang didapat dari PAM lalu disalurkan ke reservoir bawah dan kemudian dipompa ke reservoir atas setelah itu baru disalurkan ke unit- unit hunian.
- Sistem air kotor cair, yang didapat dari kamar mandi, cuci piring, cuci baju dialirkan ke bak penampungan air kotor, setelah itu baru dialirkan ke riol kota.
- Sistem air kotor padat, dialirkan melalui pipa-pipa langsung ke septi tank.
- Jaringan air hujan, air hujan akan masuk ke talang air lalu dialirkan ke sumur resapan.
Usaha penghematan air yang dapat dilakukan:
- Untuk keperluan mandi menggunakan shower daripada bathtub, - Kloset menggunakan dual flush,
- Keran air dibuat untuk dapat mengalir dengan intensitas air tertentu.
2. Sistem Pembuangan Sampah
Sampah-sampah kamar asrama dikumpulkan didepan kamar, setelah itu ada petugas kebersihan yang membawa sampah tersebut ke saluran pembuangan yang ada di setiap lantai (di dasar saluran dibuat TPS), setelah dari TPS sampah diangkut oleh truk pengangkut sampah untuk dibawa ke TPA.
3. Sistem Komunikasi
Perkembangan teknologi telah melahirkan banyak sistem komunikasi yang sangat luar biasa. Beberapa sistem komunikasi yang dapat dipakai adalah:
- Telepon, handphone, dan faksimile;
- LAN (Local Area Network), yaitu gabungan dari beberapa Personal Computer (PC) atau notebook yang dihubungkan oleh jaringan nirkabel melalui internet.
- Loud speaker, untuk mengumumkan informasi penting.
4. Sistem Keamanan
- Untuk pengamanan terhadap bahaya kebakaran, disediakan 3. tangga darurat,
4. hidran,
- Untuk bahaya gempa, dibuat sistem keluar darurat yang jelas.
- Untuk bahaya banjir, bangunan dibuat lebih tinggi dari tanah.
- Untuk penangkal petir, memakai sistem faraday.
- Untuk keamanan lingkungan, disediakan:
4. Pos jaga 24 jam;
5. Petugas yang berkeliling bangunan;
6. Kamera CCTV.
V.2.9 Fisika Bangunan 1. Sistem Pencahayaan
Sumber untuk pencahayaan alami yang digunakan pada pagi dan siang hari dapat dibagi dua sumber yaitu sinar matahari langsung dan terang langit.
Sinar matahari adalah sumber pencahayaan yang paling memiliki tingkat kecerahan paling tinggi. Tapi, jika bangunan tidak dirancang dengan benar,
maka bangunan asrama ini akan mengalami masalah dengan sinar matahari.
Masalah pertama adalah silau, dan yang kedua adalah radiasi atau panas yang dibawa oleh sinar matahari. Sinar yang dapat dipakai untuk kesehatan hanyalah dari pukul 06.00 sampai 10.00 pagi, sedangkan sisanya tidak menyehatkan.
Sumber yang kedua adalah terang langit. Terang langit adalah terang yang didapat akibat pantulan sinar matahari dari partikel-partikel udara. Terang langit ini didapat banyak dari arah Utara dan Selatan. Terang langit relatif tidak menimbulkan masalah, karena sinar yang masuk ke dalam bangunan tidak membawa panas. Tapi, tingkat kecerahannya tidak secerah sinar matahari langsung.
Jadi bidang bangunan yang terpanjang diletakkan pada sisi Utara – Selatan untuk mendapat terang langit yang maksimal.
U
Terang langit
Untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu. Penggunaan lampu tidak dapat dihindari tetapi dapat dihindari intensitas pemakaian lampu yang berlebihan sperti di pagi dan siang hari. Usaha untuk menghemat biaya listrik dan energi yang dihasilkan oleh lampu dapat ditempuh dengan beberapa cara:
- Memperhatikan penempatan titik lampu;
- Memakai lampu hemat energi;
- Lampu yang terletak di fasilitas penunjang seperti kantin, perpustakaan, fitness, wartel, dll menggunakan teknologi photocensor, dimana ketika intensitas cahaya berkurang atau ketika keadaan gelap, lampu baru menyala;
- Lampu dalam unit hunian dapat menggunakan timer, dimana waktu untuk lampu menyala diatur pada pukul 18.00 - 05.00, di luar jam tersebut jika penghuni membutuhkan lampu bisa digunakan lampu baca yang sudah disediakan.
2. Sistem Pengudaraan
Pengudaraan alami dapat dibuat dengan cara membuat sistem ventilasi silang dalam bangunan dengan bukaan yang lebar, membuat ventilasi atap, memperhatikan material yang dipakai, dan membuat plafond dengan ketinggian minimal 3 m. Pendingin ruangan berupa AC tidak digunakan untuk asrama mahasiswa ini, karena rata-rata 44% konsumsi energi suatu hunian dihabiskan oleh pengoperasian alat ini.
Untuk pengudaraan buatan akan dipakai ceiling fan atau kipas angin listrik saja. Karena kipas angin tidak mengeluarkan zat berbahaya atauapun panas seperti AC dan konsumsi energi tidak sebanyak pemakaian AC.
V.3 Tuntutan Perancangan
Dalam perancangan Asrama Mahasiswa ini topik hemat energi akan dipersempit menjadi hemat energi listrik dalam bangunan. Dan memakai gaya arsitektur tropis modern dalam mengembangkan asrama ini. Tropis modern adalah arsitektur yang mempertemukan arsitektur tradisional setempat yang dalam hal ini adalah tropis dengan gaya arsitektur modern yang sedang banyak diminati. Alasan mengapa bangunan dibuat dengan gaya tropis modern karena mendukung penghematan energi listrik yang diusung dalam tema perancangan ini.
Orientasi Massa Bangunan
Gambar 66. Orientasi Unit Hunian Unit Hunian
Arah datangnya angin Balkon
Unit hunian dibuat dengan orientasi seperti ini untuk menghindari radiasi sinar matahari baik dari Barat maupun dari Timur. Lalu bentuk balkon dibuat demikian dengan tujuan menambpung angin semaksimal mungkin.
Oversteg
Fasade bangunan akan dirancang dengan penggunaan oversteg agar cahaya matahari didapat, tetapi radiasi yang masuk ke dalam bangunan tidak banyak sehingga kenyamanan ruangan tetap terjaga.
Perlu diperhatikan adalah sudut datang matahari. Lintasan matahari tidak selamanya tegak lurus, kecuali daerah tepat khatulistiwa (contohnya Pontianak).
Jakarta terletak sekitar 6o Lintang Selatan, maka lintasan matahari akan sedkit condong ke Selatan pada sekitar bulan Oktober sampai April, dan condong ke Utara pada bulan April sampai Oktober. Lalu sudut datang matahari setiap jam juga berbeda (dapat dilihat gambar di bawah ini)
Sudut Jatuhnya Matahari Setiap Jam
Dengan memikirkan hal tersebut di atas, dapat dibuat berapa lebar oversteg, tinggi jendela dari lantai, serta berapa tinggi jendela yang dibutuhkan untuk menyerap sinar matahari yang diinginkan saja.
Lintasan Matahari Antara Bulan April-Oktober
Lintasan Matahari Antara Bulan Oktober-April
07.00 08.00
09.00 10.00
Jendela Krepyak
Timur
Penentuan Lebar Teritisan dan Jendela 60 cm 200 cm
Sun Louvres
Pemakaian sun louvres juga dapat diterapkan untuk sisi bangunan yang menghadap Barat atau Timur agar didapatkan pencahayaan alami tetapi dengan radiasi matahari yang minimal. Sun louvres bisa juga dipakai sebagai ventilasi silang.
Roof garden
Untuk atap menggunakan roof garden. Beberapa keuntungan memakai roof garden antara lain: mendinginkan ruang dibawahnya, mempercantik bangunan, membantu penyerapan air hujan, melindungi bangunan dari kebisingan dari luar (seperti efek ruang bawah tanah).
Sun Louvres
Gambar 67. Letak Louvres pada Asrama
Jenis Bukaan
Jenis jendela yang dipakai adalah jendela dengan sistem hinged digabung dengan jalousi pada bagian atasnya. Dipilih jendela jenis hinged supaya angin dapat masuk tetapi ketika hujan, air yang dibawa tidak ikut masuk ke dalam ruang.
Gambar 68. Desain Jendela dan Pintu pada Asrama