• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMBENIHAN UDANG VANNAME ( LITOPENAEUS VANNAMEI ) PT. SINAR BARRU PRIMA, KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MANAJEMEN PEMBENIHAN UDANG VANNAME ( LITOPENAEUS VANNAMEI ) PT. SINAR BARRU PRIMA, KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN TUGAS AKHIR"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMBENIHAN UDANG VANNAME ( LITOPENAEUS VANNAMEI )

PT. SINAR BARRU PRIMA, KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

Oleh :

INCE MAULANA IBRAHIM ISMAIL 1422050525

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN JURUSAN AGRIBISNIS

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2017

(2)
(3)

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Agustus 2017 Yang menyatakan,

Ince Maulana Ibrahim Ismail

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan Pencipta Alam dan seluruh isinya atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua dalam menjalani setiap aktifitas keseharian kita. Tak lupa juga kami haturkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi para ummatnya dan rahmat bagi seluruh alam semesta sehingga kita dapat merasakan indahnya menjalani kehidupan dalam beragama.

Laporan tugas akhir ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT.

Sinar Barru Prima Kabupatan Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Selama dua bulan, mulai Mei sampai dengan Juli 2017.

Ucapan terima kasih dan doa yang tak terhingga kepada Ayahanda Ince Ismail Saing dan Ibunda tercinta Ince Kaedang , yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dukungan moril dan materil serta doa tulus sehingga tugas akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Selain itu terima kasih pula penulis haturkan kepada beberapa pihak yang turut berperan dalam penyususnan laporan Tugas Akhir ini diantaranya :

1. Dr. Ir. H. Darmawan, M.P. sebagai Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Dr. Nur Alam Kasim, S.Pi., M.Si sebagai Ketua Jurusan Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

(6)

3. Mutmainna, S.P, M.Si sebagai pembimbing I dan Tien Kumalasari, S.Kom, M.Kom selaku pembimbing II.

4. Yunarti, S.P, M.Si sebagai penguji I dan Ilyas, S.Kom,, M.Si sebagai penguji II.

5. Aulia Saputra PT. Sinar Barru Prima sebagai kepala produksi, sekaligus selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan saat malakukan penelitian, serta para karyawan dan staf pegawai yang berada di PT. Sinar Barru Prima, yang turut membantu dalam memperoleh ilmu maupun informasi yang penulis butuhkan.

6. Bapak/Ibu Dosen beserta teknisi yang ada di Jurusan Agribisnis khususnya dan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep pada umumnya.

7. Para sahabat serta teman – teman dari Jurusan Agribisnis Perikanan, terkhusus Angkatan XXVII.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini sangat kami harapkan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Pangkep, Agustus 2017

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

INTISARI ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I . PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II . TINAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen ... 5

2.2 Pembenihan ... 11

2.3 Larva udang vanname ... 13

BAB III . METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... 28

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.4 Metode Analisis Data ... 29

BAB IV . KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejaran Perusahaan ... 30

(8)

4.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 30

4.3 Fasilitas Perusahaan ... 31

4.4 Struktur Organisasi ... 32

BAB V . HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Manajemen Pembenihan Larva Vanname ... 33

5.1.1 Perencanaan…. ... 33

5.1.2 Pengorganisasian ... 37

5.1.3 Pengawasan ... 37

BAB VI . KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 39

6.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

No. Teks Hal.

1. Manajemen Pemberian Pakan terhadap larva ... 22 2. Persiapan Pembenihan di PT. Sinar Barru Prima ... 33 3. Pemeliharaan Larva di PT. Sinar Barru Prima ... 34

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Hal.

1. Struktur Organisasi PT. Sinar Barru Prima... 43

2. Gambar morfologi udang vanname ... 14

3. Siklus hidup udang vanname ... 18

4. Gambar persiapan pmbenihan………..44

5. Gambar penebaran larva………...44

6. Gambar pemeliharaan larva………..44

7. Gambar panen larva...44

(11)

INTISARI

INCE MAULANA IBRAHIM ISMAIL, 1422050525. Manajemen pembenihan larva udang vaname di PT. Sinar Barru Prima, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan di bawah bimbingan Mutmainna dan Tien Kumalasari

Sektor perikanan budidaya laut di Indonesia masih memiliki peluang pengembangan hingga seluas 23.821.565 ha. Ini merupakan jumlah yang sangat besar yang jika mampu dikembangkan secara optimal akan bisa memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga peningkatan penerimaan bagi Negara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem manajemen pembenihan larva udang vannamei di PT. Sinar Barru Prima, Kabupaten Barru. Metode ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada PT. Sinar Barru Prima dengan menggunakan kuesioner.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskreptef kualitatif, pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan pembesaran.

Hasil yang capai adalah PT. Sinar Barru Prima menggunakan manajemen dengan baik seperti, Perencanaan/Planning, Pengorganisasian dan Pengawasan

Kata Kunci : Manajemen, Pembenihan, Larva Udang Vanname, fungsi manajemen

(12)

ABSTRACT

INCE MAULANA IBRAHIM ISMAIL, 1422050525. Management of larva shrimp larvae hatchery in PT. Sinar Barru Prima, Barru Regency, South Sulawesi under the guidance of Mutmainna and Tien Kumalasari

The marine aquaculture sector in Indonesia still has development opportunities up to 23,821,565 ha. This is a very large amount that if able to be developed optimally will be able to give a significant influence for improving the welfare of the community and also increased acceptance for the State.

The purpose of this research is to know the management system of vannamei shrimp larvae in PT. Sinar Barru Prima, Barru District. This method is done by direct interview to PT. Sinar Barru Prima by using questionnaire. Data analysis method used is qualitative deskreptef method, maintenance aimed to produce seed and then the resultant seed become input component for the enlargement activity.

The results are PT. Sinar Barru Prima uses good management such as, Planning / Planning, Organizing, Monitoring

Keywords: Management, Vanname Shrimp Vulture Shrimp, management function

(13)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor perikanan merupakan salah satu sector yang penting dalam peningkatan devisa negara, selain itu perikanan juga menjadi sumber kebutuhan hewani bagi masyarakat Indonesia, salah satu potensi perikanan adalah ladan budidaya

Sektor perikanan budidaya laut di Indonesia memiliki potensi seluas 24.000.000 ha.

Dari jumlah potensi perikanan budidaya laut tersebut yang baru termanfaatkan seluas 178.435 ha, atau hanya sekitar 0,7 persen dari potensi perikanan budidaya laut yang dimiliki. Hal ini berarti sektor perikanan budidaya laut di Indonesia masih memiliki peluang pengembangan hingga seluas 23.821.565 ha. Ini merupakan jumlah yang sangat besar yang jika mampu dikembangkan secara optimal akan bisa memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan juga peningkatan penerimaan bagi negara (Peribudi, 2017)

Selain perikanan budidaya, juga terdapat potensi perikanan budidaya kolam dengan seluas 541.000 ha. Dari jumlah potensi budidaya kolam tersebut baru dimanfaatkan sebesar 24,4 persen atau sekitar 131.776 ha. Potensi budidaya perairan Indonesia di kolam ini masih ada peluang pengembangan seluas 409.324 ha. Dari potensi perikanan budidaya Indonesia tersebut, peluang investasi dalam sektor budidaya perikanan di Indonesia baik di tambak maupun kolam masih sangat terbuka lebar. Perikanan budidaya Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari potensi dari jenis budidaya perairan umum indosensia seluas 145.125 ha. Dari jumlah potensi budidaya perikanan di perairan umum tersebut yang baru dimanfaatkan mencapai luas 1.798 ha atau hanya sekitar 1,13 persen dari potensi yang dimiliki (Peribudi, 2017).

Selain satu komoditi perikanan yang banyak di budidayakan baik di perairan luas maupun budidaya kolam/ tambak adalah komoditi udang .tahun 2015, produksi udang

(14)

Sulawesi Selatan mencapai kurang lebih 40 ribu ton atau melampaui target yang ditetapkan sebesar 38 ribu ton. Berdasarkan data dari dinas kelautan dan perikanan (2015) bahwa potensi budidaya udang di tambak cukup tinggi terutama udang windu dan udang vanname dengan target pencapaian sebesar 38.630 ton (Dirjen BBAP, 2016).

Salah satu daerah penghasil udang vanname adalah Kabupaten Barru. Potensi budidaya kolam di Kabupaten Barru sebesar 153 ton/ ha. Faktor utama keberhasilan budidaya udang vanname adaah pembenihan larva. larva merupakan salah satu faktor utama keberhasilan dalam budidaya. Karena itu benur yang banyak diminati para petambak ini harus ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini selayaknya mampu menjadi pendorong dalam menghasilkan benur yang benar-benar berkualitas bagi pengembangan budidaya udang vannamei di Indonesia.

PT. Sinar Barru Prima menfokuskan pada pembenihan larva. Keberhasilan budidaya ini tergantung dari sistem manajemen yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Manajemen pembenihan larva udang vanname di PT. Sinar Barru Prima di Kabupaten Barru

1.2 Rumusan Masalah

Kabupaten Barru sebagai salah satu sektor budidaya udang menggunakan teknologi budidaya udang supra intensif dengan produktivitas tinggi disebutkan bahwa pada 2011, di Kabupaten Barru, lahir teknologi budidaya udang supra intensif dengan produktifitas tertinggi di dunia yakni 153 ton/ha/musim tanam, atau 306 ton/tahun . Namun dalam kurun waktu terakhir ini produksi udang dari hasil budidaya mengalami penurunan drastis akibat serangan patogen, baik bakteri maupun virus. Upaya pemerintah dalam rangka untuk memulihkan kondisi budidaya yang sedang menurun tersebut dilakukan melalui alternatif udang vannamei, yang pada akhirnya udang jenis ini mampu menjadi komoditas perikanan yang memiliki

(15)

prospek yang cukup baik karena bernilai ekonomis dan banyak diminati masyarakat (Direktorat Pembenihan, 2011).

Pembenihan udang vanname khususnya pembenihan larva dapat di lakukan dengan baik melalui penerapan kegiatan manajemen, sistem manajemen yang dapat diterapkan antaranya, penerapan fungsi manajemen. Hal ini untuk mengantisipasi hal tersebut maka dilakukan melalui upaya pembenihan udang vannamei baik berskala kecil atau skala mini hatchery hingga usaha pembenihan yang dimiliki pemerintah. Fungsi manajemen yang di lakukan oleh PT.

Sinar Barru Prima menerapkan 4 fungsi manajemen yaitu: Perencanaan, Pengorganisasian, Pengendalian, Pengawasan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini yaitu bagaimana melakukan manajemen yang baik untuk pembenihan larva udang vanname 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem manajemen pembenihan larva udang vaname di PT. Sinar Barru Prima, Kabupaten Barru.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pemeliharaan larva udang vannamei (Litopenaeus Vannamei) di PT. Sinar Barru Prima, Kabupaten Barru, Provinsi sulawesi selatan.

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari kata dasar

“manage”. Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to be in charge or make decisions in a business or an organization” (memimpin atau membuat keputusan di perusahaan atau organisasi). Dan definisi management menurut kamus oxford adalah “the control and making of decisions in a business or similar organization” (pengendalian dan pembuatan keputusan di perusahaan atau organisasi sejenis).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Manajemen adalah “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusaahaan dan organisasi.

Pengertian manajemen menurut oxford adalah “the process of dealing with or controlling people or things” (proses berurusan dengan atau mengendalikan orang atau benda).

a. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel : “Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain”.

b. Menurut R. Terry : “Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan- tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya”.

c. Menurut James A.F. Stoner : “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan”.

d. Menurut Lawrence A. Appley : “Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain”.

(17)

e. Menurut Drs. Oey Liang Lee : “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

f. Menurut Fayol : Fungsi-fungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sesuatu”.

g. Menurut James A.F. Stoner : “Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”.

h. Menurut Mary Parker Follet : “Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus”.

Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimum mungkin. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam mencapai tujuan perusahaan harus memperhatikan secara optimal terhadap kepentingan- kepentingan yang menyangkut kepentingan konsumen, penanam modal, karyawan ,pemerintah, masyarakat dan supplier.

Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan seorang pimpinan karena dia menjabat sebagai manajer untuk mengolah input menjadi output melalui proses manajemen.

Kegiatan peranan yang harus dilakukan seorang manajer akan selalu dan harus ada disetiap jenjang manajemen dalam struktur organisasi baik di posisi manajer puncak, madya, dan lini.

Perbedaan nya hanyalah terletak pada wewenang dalam mengambil keputusan di mana semakin ke atas seseorang dalam kedudukan nya pada posisi organisasi maka semakin besar kewenangannya dalam mengambil keputusan.

(18)

2.1.1 Fungsi manajemen

Fungsi manajemen yaitu berbagai elemen dasar yang ada dan berada pada proses manajemen yang menjadi sebuah patokan bagi manajer untuk melaksanakan tugasnya. Berikut beberapa bagian fungsi manajemen:

1. Perencanaan ( Planning )

Merupakan kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan tsb.

2. Pengorganisasian ( Organizing & Staffing )

Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien. Beberapa pengertian menurut para ahli yaitu:

a. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.

b. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan orang- orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.

c. Drs.H. Malayu S. P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.

(19)

d. T. Hani handoko: sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.

e. Kamus lengkap bahasa indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur.

3 Pengawasan

Pengawasan adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

4 Pengendalian

Fungsi Manajemen yang terakhir adalah Pengendalian atau Controlling, Fungsi Pengendalian ini berkaitan dengan penghimpunan informasi-informasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap kinerja organisasi, memantau perkembangan tugas yang telah direncanakan sebelumnya dan mengambil tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi. Dalam fungsi pengendalian ini, seorang manajer selalu mengawasi jalannya suatu tugas atau kegiatan yang terarah ke pencapaian Tujuan Organisasi yang telah ditetapkannya.

2.2 Pembenihan

Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya, yaitu pembesaran atau suau kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan pembesaran Pembenihan udang galah dalam produksi benih udang galah kelas benih sebar ukuran larva, juwana dan tokolan adalah suatu rangkaian kegiatan produksi, proses produksi dan pemanenan untuk menghasilkan benih udang galah (SNI, 2006).

(20)

Adapun kegiatan pembenihan Menurut Effendi (2004), Kegiatan pembenihan meliputi pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva dan benih, serta kultur pakan alami.

a. Pemeliharaan induk

Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telur dan sperma). Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan, pakan serta hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan biota budidaya tinggi didalam wadah pemeliharaan. Pakan yang diberikan pada induk memiliki kualitas yang baik terutama kandungan asam amino (protein, asam lemak, karbohidrat, mineral dan jumlah dan rasio yang sesuai).

b. Pemijahan induk

Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Induk yang telah matang gonad berarti telah siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan dapat berlangsung secara alami dan bantuan, sehingga masing-masing disebut pemijahan alami dan pemijahan buatan. Dalam pemijahan alami, telur dibuahi oleh sperma didalam air setelah dikeluarkan oleh induk betina, proses ini biasanya didahului oleh aktifitas percumbuan oleh kedua induk tersebut. Pada pemijahan buatan, pembuahan telur oleh sperma dilakukan oleh bantuan manusia. Telur dipaksa keluar dari tubuh induk betina. Pemijahan dapat berlangsung setelah melalui proses perangsangan. Perangsangan pemijahan dapat dilakukan dengan mengatur lingkungan dan pemberian hormon.

c. Penetasan telur

Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva, untuk itu telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan kemudian diinkubasikan dalam media penetasan dalam wadah

(21)

khusus sehingga disebut wadah penetasan. Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember besar.

d. Pemeliharaan larva dan benih

Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan suatu pembenihan, hal ini disebabkan sifat larva yang merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya, sehingga pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling sulit.

Pemeliharaan larva dan benih meliputi persiapan wadah, penebaran larva, pemberian pakan dan pengelolaan air.

e. Kultur pakan alami

Pakan alami (live food) merupakan salah satu jenis pakan yang digunakan dalam bidang akuakultur. Selain pakan alami dalam akuakultur dikenal pakan buatan dan pakan tambahan.

2.3 Larva Udang Vanname

Udang vaname digolongkan ke dalam genus Litopenaeus pada filum Arhtropoda (Gambar 1). Somartjati dan Suriawan 2006. Klasifikasi vannamei adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Metazoa Filum : Arthtropoda Sub filum : Crustacea Kelas : Melacostraca Superordo : Eucarida Ordo : Decapoda

Sub ordo : Dendrobrachiata Famili : Penaeideae Genus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

(22)

Ciri – ciri subfilum crustacea yaitu memiliki 3 pasang kaki jalan yang berfungsi untuk mencapit, terutama dari ordo decapoda seperti litopenaeus chinensis, L. Indicus, L.Japonicus, L. monodon, L. stylirostis, dan litopenaeus vannaamei.

Gambar 1. Morfologi udang vaname (Wyban dan Sweeney, 1991)

Kepala udang vaname terdiri dari antemula, antena, mandibula, dan 2 pasang maxillae (Martosudar mo dan Ranomihardjo 1983). Kepala udang vaname juga dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan (peripoda) atau kaki sepuluh (decapoda).

Maxilliped sudah mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Endopodite kaki jalan menempel pada cephalothorax yang dihubungkan oleh coxa.

Bentuk peripoda beruas-ruas yang berujung di bagian dactylus. Dactylus ada yang berbentuk capit (kaki ke-1, ke-2, dan ke-3) dan tanpa capit (kaki ke-4 dan ke-5). Di antara coxa dan dactylus, terdapat ruang yang berturut-turut disebut basic, ischium, merus, carpus, dan cropus.

Pada bagian aischium terdapat duri yang bisa digunakan untuk mengindentifikasi beberapa spesies penaeid dalam taksonomi.

Martosudarmo dan Ranamihardjo (1983) menyatakan bahwa bagian dada terdiri dari delapan ruas masing-masing ruas mempunyai sepasang anggota badan yang disebut tharcopoda. Tharcopoda pertama sampai dengan ketiga dinamakan maxliped yang berfungsi

(23)

sebagai pelengkap bagian mulut dalam memegang makanan. Thracopoda lainnya (kelima sampai dengan keenam) berfungsi sebagai kaki jalan yang disebut periopoda. Periopoda pertama sampai dengan ke tiga memiliki capit kecil yang merupakan ciri khas dari jenis panaeid.

Bagian abdomen terdiri dari 6 ruas. Ruas pertama sampai kelima masing-masing memiliki sepasang badan yang dinamakan pleopoda yanng berfungsi sebagai alat untuk berenang oleh karena itu bentuknya pendek dan berbulu. Pada ruas keenam abdomen terdapat kaki renang yang berubah bentuk menjadi dua pasang ekor kipas atau yang sering disebut uropoda diantara uropoda terdapat bagian yang ujungnya runcing yang disebut telson kedua bagian ini berfungsi sebagai kemudi (Elapraa 2001).

Felix dan Peres (2002) menyatakan udang vaname termasuk hewan hetereseksual, yaitu alat kelamin jantan dan betina terpisah. Udang jantan mempunyai alat kelamin yang disebut petasma terletak pada pleopoda pertama atau kaki ranang pertama. Sedangkan alat kelamin betina disebut telicum terletak diantara preopoda keempat dan kelima. Pada udang jantan gonadnya akan berkembang menjadi testis sebagai penghasil sperma dan pada betina berkembang menjadi ovarium yaitu indung telur yang berfungsi sebagai penghasil telur 2.3.1 Pakan dan Kebiasaan Makan

Secara umum pakan yang diberikan pada udang selama masa pemeliharaan ada 2 jenis yaitu pakan alami (Fitoplankton dan zooplankton) dan pakan buatan. Jenis pakan alami udang vaname bevariasi tergantung dari tingkatan umur udang. Selain pakan alami,untuk mencukupi kebutuhan nutrisi larva harus diberikan pakan buatan sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan.

Menurut Haliman dan Dani (2005) pada stadia naupli sistim pencernaannya belum sempurna dan masih memiliki cadang makanan berupa kuning telur sehingga pada stadia ini benih udang vaname belum membutuhkan makanan dariluar. Sednngkan pada stadia larva

(24)

tampak seperti udang dewasa dan membutuhkan pakan dari luar dan sudah mulai aktif bergerak.

2.3.2 Habitat dan Siklus Hidup Udang Vanname 2.3.2.1 Habitat

Habitat udang vaname berbeda-beda tergantung dari jenis dan tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya, pada umumnya udang-udang bersifat bentis (di dasar) dan hidup pada permukaan dasar laut. Adapun habitat yang disukai oleh udang adalah dasar laut yang lumer (soft) yang biasanya campuran lumpur dan pasir. Daur hidup bertelur ditengah laut dan larvanya bergerak ke daerah pantai dan mencapai daerah estuaria pada awal stadia juvenile, setelah tumbuh dewasa kembali ketengah laut untuk bertelur.

Berdasarkan hasil penelitan terhadap larva udang bernilai niaga pada benih udang stadia post larva pada umumnya ditemukan disepanjang pantai pemusatan nener bandeng dengan dasar berpasir-pasir, yang diselang-selangi oleh terdapatnya cangkang -cangkang karang dan batu-batu kecil, dalam hal ini udang vaname lebih menyukai tekstur tanah dasar lempung berdebu (Lumpur dan Pasir). Hutan mangrove merupakan ekosistem yang sesuai bagi udang sebagai tempat berlindung dan mencari makanan.

2.3.2.2 Siklus Hidup Udang Vaname

Pada habitat aslinya (Gambar 2), , udang vaname matang gonad (mature), kawin (mating) dan bertelur (spawning) berada pada perairan dengan kedalaman sekitar 70 meter dari daerah pantai di Amerika selatan, Tengah dan Utara, dengan suhu antara 26–280C dan salinitas sekitar 30 ppt. Telur menetas dan larva berkembang di laut dalam sebagai tempat perkembangan zooplankton. Post larva udang vaname bergerak mendekati pantai dan menetap di dasar estuaria, di estuaria tersedia nutrien air laut dengan salinitas dan suhu yang bervariasi dari pada di laut terbuka. Setelah beberapa bulan di daerah estuaria, udang muda

(25)

kembali ke lingkungan laut menjauhi pantai, dimana aktivitas mature , mating,dan spawning terjadi.

Setelah menetas, menjadi larva tingkat pertama disebut nauplius. Nauplius akan berkembang menjadi zoea setelah 45–60 jam. Zoea berkembang menjadi mysis setelah 5 hari.

Mysis berkembang menjadi post larva setelah 4–5 hari. Selama stadi nauplius sampai denga larva hidupnya mengikuti gerakan dan arus laut (Haliman 2005).

Post larva yang hidup dipantai berkembang menjadi udang muda (juvenile) di rawa-rawa atau air payau. Setelah dewasa, udang beruaya ke laut untuk memijah. Selama proses pertumbuhan udang mengalami pergantian kulit (molting) (Lim, 1989). Untuk lebih jelasnya siklus hidup udang vaname. dapat di lihat pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2 Siklus hidup udang vamane 2.3.2.3 Perkembangan Larva

Haliman (2005) siklus hidup udang vanname sebelum ditebar di tambak yaitu stadia naupli, stadia zoea, stadia mysis, dan stadia pasca larva .Adapun ciri-cirinya adlah sebagai berikut:

(26)

1. Stadia Naupli

Pada stadia ini larva berukuran 0,32–3,30 mm.Sistim pencernaannya belum sempurna dan masih memiliki cadang makanan berupa kuning telur,sehingga pada stadia ini benih udang vaname belum membutuhkan makanan dari luar.

2. Stadia Zoea

Stadia zoea terjadi setelah naupli ditebar di bak pemeliharaan sekitar 24

jam.Larva sudah berukuran 1,05–3,30 mm.Stadia ini mengalami moulting sebanyak 3 kali yaitu stadia zoea 1, zoea 2 dan zoea 3. Lama proses penggantian kulit sebelum memasuki stadia berikutnya (mysis)sekitar 4–5 hari. Pada fase ini larva sudah mulai tampak aktif mengambil makanan sendiri dari luar, terutama plankton

3. Stadia Mysis

Pada stadia ini benih sudah merupai udang yang dicirikan dengan sudah terlihat ekor kipas (uropods) dan ekor (telson).Benih pada stadi ini sudah bisa menyantap pakan yang berupa Fitoplankton dan Zooplankton. Ukuran larva berkisar 3,50-4,80 mm.

4. Stadia Post Larva (PL)

Pada stadia ini, benih udang vaname sudah tampak seperti udang dewasa. Hitungan stadia yang digunakan sudah berdasarkan hari. Misalnya, PL 1 berarti post larva berumur 1 hari, pada stadia tersebut gerak udang sudah aktif bergerak lurus ke depan.

2.3.3 Manajemen Pemberian Pakan

Program pemberian pakan pada budidaya udang putih merupakan langkah awal yang harus diperhatikan untuk menentukan baik jenis, ukuran frekuensi dan total kebutuhan pakan selama masa pemeliharaan Nutrisi dan pemberian pakan memegang peranan penting untuk kelangsungan usaha budidaya hewan akuatik. Penggunaan pakan yang efisien dalam usaha budidaya sangat penting kerena pakan merupakan faktor produksi yang paling mahal (Haryanti,2003). Pengelolaan pakan harus dilakukan sebaik mungkin dengan memperhatikan

(27)

apa, berapa banyak, kapan, berapa kali, dimana ikan/udang diberi pakan. Penerapan feeding ragim hendaknya disesuikan dengan tingkah laku kultivan, serta siklus alat pencernaan guna memaksimalkan penggunaan pakan. Selain itu juga memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. ukuran pakan pakan yang kita berikan 2. jumlah pakan yang diberikan

3. cara pemberian pakan 4. kontrol pakan

5. sampling

Menurut Soeharmanto (2012) jenis pakan yang diberikan pada larva udang vaname selama proses pemeliharaan ada dua jenis yaitu pakan alami (fitoplankton dan zooplankton) dan pakan komersil (buatan). Masing-masing makanan tersebut diberikan dengan jumlah dan frekuensi sesuai dengan stadia larva. Jenis pakan alami yang dikultur adalah Chaetoceros sp dan Artemia sp.

Pemanenan Chaetoceros sp dilakukan pada siang hari di hari ke tiga. Dengan asumsi pada saat tersebut kandungan pupuk pada media kultur telah banyak yang diserap oleh alga sehingga tidak terbawa masuk ke bak pemeliharaan yang dapat menyebabkan meningkatnya kandungan bahan organik selama proses pemeliharaan larva. Pemanenan Chaetoceros sp dilakukan denga cara volume yaitu pemanenan alga bersama dengan air media kultur. Hari ketiga merupakan puncak populasi dan merupakan fase terbaik untuk ditransfer ke bak pemeliharaan larva Chaetoceros sp. Merupakan jenis alga dari kelompok diatomae di mana alga ini mempunyai kelebihan dibandingkan beberapajenis diatomae lainnya, yaitu mengandung HUFA dan Omega 3 yang dapat meningkatkan anti bodiy yang sangat dibutuhkan oleh larva udang vaname terutama pada fase-fase transisi seperti dari stadia naupli ke stadia zoea, dimana di fase ini sering dikenal dengan istilah zoea syndrome atau zoea lemah

(28)

yaitu larva kelihatan lemah dan tubuh kotor yang dapat menyebabkan mortalitas hingga 90%

(Elovaraa 2001). Selain itu Lavilla et al .(1998) menyatakan bahwa Chaetoceros sp dapat menekan laju pertumbuhan bakteri vibriosis harveyi selama proses pemeliharaan larva.

Pakan alami dari jenis zooplakton yang diberikan pada larva udang vaname adalah Artemia salina dengan cara dilakukan pengkulturan selama 24 jam dalam wadah berupa galon mineral volume 20 liter, baru kemudian dapat diberikan pada larva udang pada M3-PL1 dengan kepadatan 3-4 individ/ml, pada PL2-PL5 dengan kepadatan 8-10 individu/ml dan PL6-PL10

dengan kepadatan 11-13 individu/ml. Jumlah dan frekuensi pemberian Artemia salina dapat dilihat pada Tabel 1.

Selain pakan alamia selami proses pemeliharaan larva udang vaname diberikan juga pakan tambahan berupa pakan komersil yang tujuannya untuk menjaga agar tidak sampai terjadi penurunan nafsu makan selama pemeliharaan larva. Manajemen pemberian pakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Manajemen pemberian pakan buatan terhadap larva

Stadia Jenis pakan Jumlah pakan Frekuesi Waktu pemberian Zoea Lancy MPL

Flake

Artemia

Sel/ml/hr

6 ppm/hr

6 ppm/hr 20 ind/hr

6

6

3

07.00, 10.00, 14.00, 17.00, 22.00, 02.00

07.00, 10.00, 14.00 17.00, 22.00, 02.00 09.00, 15.00, 21.00

Misis Chaetoceros

Lancy PL

Min 50.000 Sel/ml/hr

8 ppm/hr

2 6

07.00, 14.00

07.00, 10.00, 14.00, 17.00, 22.00, 02.00

(29)

Flake

Artemia

8 ppm/hr

60/ind/hr

6

3

07.00, 10.00, 13.00, 17.00, 22.00, 02.00

09.00, 15.00, 21.00

2.3.4. Pentingnya pakan dalam kegiatan budidaya udang vanname

Dalam meningkatkan produksi pada usaha budidaya udang Vannamei untuk memenuhi syarat gizi diperlukan pakan buatan. Yang dimaksud pakan buatan ialah pakan yang diramu dari berbagai macam bahan. Pakan harus mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang bagi kebutuhan ikan atau udang. Karena nutrisi merupakan salah satu aspek yang sangat penting, jika makanan yang diberikan pada ikan mempunyai nilai nutrisi yang cukup tinggi, maka tidak saja memberikan kehidupan pada ikan tetapi juga akan mempercepat pertumbuhan. Seperti halnya hewan lainnya, udang juga memerlukan nutrien tertentu dalam jumlah tertentu pula untuk pertumbuhan, pemeliharaan tubuh dan pertahanan diri terhadap penyakit. Nutrien ini meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.

 Protein

Kebutuhan udang akan protein akan lebih besar dibandingkan dengan organisme Lainnya. Fungsi protein di dalam tubuh udang antara lain untuk :

1. Pemeliharaan jaringan 2. Pembentukan jaringan

3. Mengganti jaringan yang rusak 4. Pertumbuhan

Umumnya protein yang dibutuhkan oleh udang dalam persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Protein merupakan nutrien yang paling berperan dalam menentukan laju pertumbuhan udang. Kebutuhan udang akan protein berbeda-beda untuk

(30)

setiap stadia hidupnya, pada stadis larva kebutuhan protein lebih tinggi dibandingkan setelah dewasa. Hal ini disebakan pada stadia larva pertumbuhan udang lebih pesat dibanding yang dewasa. Disamping itu sumber protein yang didapatkan oleh udang juga berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan kebiasaan makan dari udang dimana pada stadia larva maih cenderung bersifat karnivora. Makanan yang baik bagi udang Vannamei adalah yang mengandung protein paling bagus minimal 30% serta kestabilan pakan dalam air minimal bertahan selama 3-4 jam setelah ditebar.

 Lemak

Lemak mengandung kalori hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein maupun karbohidrat, karena perannya sebagai sumber energi sangat besar meskipun kadarnya dalam makanannya relatif kecil. Fungsi lemak dalam tubuh udang antara lain :

1. Sumber energi

2. Membantu penyerapan kalsium dan vitamin A dari makanan

3. Asam lemak penting bagi udang adalah asam linolenat, asam lemak ini banyak terdap 4. at pada bagian kepala udang, didalam tubuh udang kelebihan lemak disimpan dalam

bentuk trigliserida.

Disamping asam lemak essensial udang juga membutuhkan kolesterol dalam makanannya, sebab udang tak mampu mensintesa nutrien itu dalam tubuh udang. Kolesterol berperan dalam proses moulting. Penambahan kolesterol di dalam tubuh udang melalui makanan akan sangat berpengaruh pada kadar kolesterol, kebutuhan kolesterol diperkirakan sebanyak 0,5%.

 Karbohidrat

Berbeda dengan hewan lainnya karbohidrat dalam tubuh udang tidak digunakan sebagai sumber eneIrgi utama. Kebutuhan udang akan karbohidrat relatif sedikit. Pendayagunaan akan

(31)

karbohidrat di dalam tubuh udang tergantung dari jenis karbohidrat dan jenis udangnya. Secara umum peranan karbohidrat di dalam tubuh udang adalah :

- Di dalam siklus krebs penyimpanan glikogen - Pembentukan zat kitin

- Pembentukan steroid dan asam lemak

- Kadar karbohidrat di dalam tubuh udang akan mempengaruhi kandungan

lemak dan protein tetapi tidak mempengaruhi kandungan kolesterol di dalam tubuh.

Kandungan karbohibrat untuk makanan larva udang diperkirakan lebih rendah 20%.

 Vitamin

Kebutuhan udang akan vitamin relatif lebih sedikit, tetapi kekurangan salah satu vitamin dapat menghambat pertumbuhan. Tiap-tiap jenis vitamin mempunyai fungsi yang berbeda- beda, secara umum kegunaan vitamin bagi udang adalah untuk Pigmentasi, peranan dari vitamin A (karoten),Laju pertumbuhan pertumbuhan peranan dari vitamin C,dan Kelebihan vitamin akan bersifat racun atau antagonis terhadap fungsi fisiologis udang.

 Mineral

Sumber mineral utama bagi udang adalah air laut. Mineral dalam tubuh udang berperan dalam pembentukan jaringan, proses metabolisme, pigmentasi dan untuk mempertahankan keseimbangan osmisis cairan tubuh dengan lingkungannya. Kebutuhan udang akan unsur Ca dan P yang optimum bagi udang diperkirakan 1,2 : 1,0. Kelebihan mineral dalam tubuh akan dapat menurunkan laju pertumbuhan dan mengganggu pigmentasi udang.)

a. Parameter Kualitas Air

Untuk perkembangan dan tingkat kelangsungan hidup (sintasan --- SR) udang yang dipelihara, parameter kualitas air media harus berada pada kondisi yang optimal.

Demikian pula pada kegiatan ujicoba ini dilakukan monitoring dan pengamatan

(32)

parameter kualitas air media. Pengamatan parameter kualitas air yang dilakukan selama ujicoba berlangsung adalah suhu dan salinitas.

b. Suhu

Salah satu faktor pembatas yang cukup nyata dalam kehidupan udang adalah suhu air media pemeliharaan. Seringkali didapatkan udang mengalami stres dan bahkan mati disebabkan oleh perubahan suhu dengan rentang perbedaan yang tinggi. Keadaan seperti ini sering terjadi pada tambak dengan kedalaman kurang dari satu meter.

Sebagai contoh musim kemarau (musim bediding) dan perbedaan suhu yang sangat mencolok antara siang dan malam hari. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, terbukti bahwa pada suhu rendah metabolisme udang menjadi rendah dan secara nyata berpengaruh terhadap nafsu makan udang (Byod, 1989). Hasil pengamatan dari kedua petak ujicoba terukur suhu air media berkisar antara 26,7 – 29,8oC, dari data kisaran suhu ini menunjukan cukup optimal untuk proses metobolisme udang yang dipelihara.

Sedangkan nilai suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan udang Vaname berkisar antara 28,0 – 31,5 0C (Anonim, 1985).

c. Salinitas

Salinitas (kadar garam) air media pemeliharaan pada umumnya berpengaruh tehadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup udang (Anonim, 1985). Udang Vaname dapat tumbuh dan berkembang pada kisaran salinitas 5 – 30 ppt (Anonim, 1985), bahkan jenis udang Vaname mempunyai toleransi cukup luas yaitu antara 0 – 50 ppt. Namun apabila salinitas di bawah 5 ppt dan di atas 30 ppt biasanya pertumbuhan udang Vaname relatif lambat, hal ini terkait dengan proses osmoregulasi dimana akan mengalami gangguan terutama pada saat udang sedang ganti kulit dan proses metabolisme.

(33)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di PT. Sinar Barru Prima, lokasi ini di pilih secara perpossive pertimbangan bahwa PT. Sinar Barru Prima melakukan pembenihan larva udang vanname.

Kegiatan ini dilakukan selama 2 bulan yaitu dari bulan Mei- Juli 2017 3.2 Jenis dan Sumber Data

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode observasi)

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung sekunder yaitu: Buku, instansi terkait seperti dinas perikanan Barru, internet.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada PT. Sinar Barru Prima dengan menggunakan kuesioner

wawancara, yaitu mendapatkan tambahan pengetahuan teoritis dan berbagai informasi yang terkait dengan kegiatan di lapangan melalui wawancara dengan staf, teknisi, atau karyawan. Data yang di hasilkan dalam wawancara adalah (1) Data benih yang digunakan baik mengenai jenis, jumlah dan untuk penebaran (2) pakan yang digunakan (3) perencanaan pembenihan kontinal pembenihan, penanggung jawab (perorganisasian) dan data yang menyangkut tentang pembenihan larva udang

3.4 Metode Analisis Data

(34)

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu data yang di peroleh dianalisis dan di gambarkan secara kuantitatif

3.5 Defnisi Operasional dan Batasan Variabel

a. Budidaya adalah kegiatan pemeliharaan benih udang vanname dalam suatu wadah. Agar memperoleh hasil yang optimum

b. Pembenihan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih dari telur sampai menjadi benih siap tebar

c. Manajemen adalah suatu seni dalam ilmu dan proses pengorganisasian seperti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian atau pengawasan.

d. Larva adalah bentuk muda hewan yang perkembangannya melalui metamorfosis, hingga dewasa

(35)

IV.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perusahaan

PT. Sinar Barru Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang hatchery benur udang vaname ( pembenihan udang vaname). Perusahaan ini terletak di kabupaten barru, kecamatan mallusetasi, kelurahan mallawa, desa jalangge, Sulawesi selatan.

Berdiri sejak tahun 2006 hingga saat ini, perusahaan ini terus menerus bekerja sama dengan konsumen, tidak hanya melalui pelayanan yang professional, tetapi juga dengan mempertahankan kualitas benur yang maksimal dan menjaga agar rantai produksi yang berkelanjutan.

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

M

enjadi penyedia terkemuka dan terpercaya di bidang budidaya larva udang vaname, berlandaskan kerjasama dan pengalaman teruji, dalam upaya memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait.

Misi

a. Menghasilkan benur yang berkualitas b. Memberikan pelayanan yang terbaik

c. Bekerjasama dengan pihak lain secara professional d. Mensejahterakan tenaga kerja

4.3 Fasilitas Perusahaan

PT. sinar barru prima menyediakan fasilitas perusahaan baik dari segi fasilitas produksi sampai fasilitas karyawan :

Dari segi ruangan

(36)

a. Ruang Administrasi b. Modul produki c. Dapur

d. Gudang pakan e. Modul pakan alami f. Mess karyawan Dari segi peralatan

a. Komputer b. Ac

c. Mesin genset

d. Peralatan labolaturium e. Peralatan produksi

f. Peralatan produksi pakan alami dan buatan 4.4 Struktur Organisasi

a. Hand Of Hatchery : adalah tangan pembenihan kepalah / pemilik hatchery yang memimpin perusahaan.

b. Head Of Unit Hatchery : adalah kepala hatchery unit, yang memimping dan mengontrol setiap unit hatchery

c. Head Of F & A : adalah kepala keuangan, yang mengontrol keuangan dan administrasi hatchery

d. Head Of Departemen Unit Hatchery : adalah kepala hatchery, yang bertugas mengentrol satuan hatchery/ kepala bagian hatchery

e. Quality Control: adalah bagian yang mengontrol produksi perusahaan f. Modul : adalah bagian produksi perusahaan

(37)

g. Purchasing : adalah bagian yang bertugas membeli perlengkapan dan kebutuhan perusahaan

h. Gudang : adalah bagian yang menyiapkan bahan pakan dan membuat pakan dalam proses produksi

i. Me : adalah bagian diluar karyawan dengan kata lain mahasiswa magang atau penelitian

Untuk gambar struktur organisasi PT. Sinar Barru Prima ada pada lampiran 1.

Gambar

Gambar 2  Siklus hidup udang vamane  2.3.2.3  Perkembangan Larva
Tabel 1 Manajemen pemberian pakan buatan terhadap larva

Referensi

Dokumen terkait

Pakan alami merupakan makanan yang tumbuh di alam tanpa campur tangan manusia secara langsung, sedangkan pakan buatan merupakan makanan ikan yang dibuat dari

Induk yang dipelihara sebagai star awal produksi sebayak 879 induk udang dengan jumlah jantan 435 ekor dan betina 444 ekor yang dipelihara secara terpisah, induk

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir “Pembenihan dan Pembesaran Udang Vaname, Litopenaeus vannamei, Di PT Esaputlii Prakarsa Utama, Sulawesi Selatan” adalah karya

Udang vaname (Litopenaeus vannamei,bonne) merupakan salah satu jenis udang yang memiliki pertumbuhan cepat dan nafsu makan tinggi, namun ukuran yang dicapai pada saat

sebagai pakan alami pada pemeliharan larva udang vaname sejak stadia mysis 1- PL 10 dengan dosis pemberian pakan yang tepat, kondisi parameter kualitas air yang sesuai

Hal ini menunjukan bahwa flok yang terbentuk dimanfaatkan oleh udang vaname untuk pertumbuhan karena adanya pakan alami dari flok, flok juga yang terbentuk membuat

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir “Pembenihan Udang Vaname Litopenaeus vannamei di PT Central Proteina Prima, Kalianda dan Pembesaran di Tambak Pinang

D2.2 dalam sinbiotik pada pakan komersil ditujukan untuk mengetahui pengaruh probiotik yang diberikan terhadap respon imun seluler udang vaname.. Penelitian