• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA

PERATURAN BANI TENTANG

PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT YANG MENGIKAT

[Cetakan ke-1, 2016]

(2)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 1 DAFTAR ISI

PERATURAN BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA NOMOR: PER-04/BANI/09/2016

TENTANG

PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT YANG MENGIKAT

Ditetapkan pada tanggal 8 September 2016.

BAB I KETENTUAN UMUM

PASAL 1 Definisi dan Interpretasi ... 2

PASAL 2 Ruang Lingkup Peraturan Ini ... 3

PASAL 3 Asas Sukarela dan Itikad Baik ... 4

PASAL 4 Dokumentasi, Korespondensi dan Komunikasi ... 5

PASAL 5 Kerahasiaan ... 5

BAB II PRA-PEMERIKSAAN PENDAPAT YANG MENGIKAT PASAL 6 Perjanjian Pendapat Yang Mengikat ... 6

PASAL 7 Pendaftaran Permohonan Pendapat Yang Mengikat ... 6

BAB III PEMERIKSAAN PENDAPAT YANG MENGIKAT PASAL 8 Penunjukan Tim Pemeriksa dan Sekretaris... 7

PASAL 9 Jangka Waktu ... 8

PASAL 10 Tempat ... 8

PASAL 11 Bahasa ... 8

PASAL 12 Dengar Pendapat ... 8

PASAL 13 Penutupan Pemeriksaan ... 9

BAB IV PEMBERIAN PENDAPAT YANG MENGIKAT PASAL 14 Penyusunan Dan Penerbitan Pendapat Yang Mengikat ... 9

PASAL 15 Penyampaian Pendapat Yang Mengikat ... 9

PASAL 16 Koreksi terhadap Pendapat Yang Mengikat... 9

PASAL 17 Sifat Pendapat Yang Mengikat ... 10

BAB V BIAYA-BIAYA LAYANAN PENDAPAT YANG MENGIKAT PASAL 18 Jenis-jenis Biaya ... 10

BAB VI KETENTUAN PENUTUP PASAL 19 Ketentuan Penutup ... 11

(3)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 2 PERATURAN BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA

TENTANG

PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT YANG MENGIKAT BAB I

KETENTUAN UMUM PASAL1

DEFINISI DAN INTERPRETASI

(1) Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

(a) ”Pendapat Yang Mengikat” adalah suatu pendapat yang bersifat mengikat yang diberikan oleh BANI terhadap suatu Beda Pendapat sesuai dengan Peraturan Dan Acara ini.

(b) “Beda Pendapat” adalah perbedaan pendapat di antara Para Pihak dalam suatu perjanjian atas hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian.

(c) “Perjanjian Pendapat Yang Mengikat” adalah kesepakatan yang dibuat oleh Para Pihak untuk menyelesaikan Beda Pendapat yang terjadi melalui Pendapat Yang Mengikat BANI.

(d) “Permohonan Pendapat Yang Mengikat” adalah permohonan kepada BANI yang diajukan oleh Para Pihak untuk meminta Pendapat Yang Mengikat.

(e) “Resume Beda Pendapat” adalah dokumen yang dibuat oleh Para Pihak yang memuat duduk permasalahan Beda Pendapat yang timbul di antara Para Pihak dan usulan mengenai penafsiran masing-masing Pihak dan pendapat semacam apa yang diharapkan.

(f) “Pihak” atau “Para Pihak” adalah subjek hukum, baik menurut hukum perdata maupun hukum publik, yang bersengketa melalui Arbitrase BANI.

(g) “BANI” adalah adalah singkatan dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia, suatu Lembaga Arbitrase yang didirikan oleh Prof. Soebekti SH, Harjono Tjitrosoebono SH, Prof. Dr. Priyatna Abdurrasyid, Marsekal (Purn.) Suwanto Sukendar, Yulius Yahya, dan J. Abubakar, SH dengan dukungan dari Kamar Dagang Dan Industri Indonesia (KADIN) pada tanggal 3 Desember tahun 1977, sebagaimana yang kemudian diperbaharui bentuk hukumnya menjadi Perkumpulan Berbadan Hukum melalui Akta Pendirian Perkumpulan BANI.

(h) “Akta Pendirian Perkumpulan BANI” adalah akta No. 23 tanggal 14 Juni 2016 yang dibuat dihadapan Ny. Hj. Devi Kantini Rolaswati, SH, M.Kn, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-0064837.AH.01.07.TAHUN 2016, tanggal 20 Juni 2016, berikut perubahannya jika ada.

(i) “Tim Pemeriksa” adalah tim yang dibentuk oleh Dewan Pengurus untuk memeriksa Permohonan Pendapat Yang Mengikat dan merumuskan Pendapat Yang Mengikat yang akan diberikan oleh BANI menurut Peraturan Dan Acara ini.

(j) “Dewan Pengawas” adalah organ dalam struktur organisasi BANI yang menjalankan fungsi pengawasan.

(4)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 3 (k) “Dewan Pengurus” adalah organ dalam struktur organisasi BANI yang menjalankan

fungsi pengelolaan operasional BANI dan Sekretariat.

(l) “Sekretariat” adalah sekretariat yang dibentuk oleh Dewan Pengurus untuk menjalankan operasional sehari-hari BANI yang dipimpin oleh salah satu anggota Dewan Pengurus, atau personil lain yang ditunjuk oleh Dewan Pengurus.

(m) “Sekretaris” adalah 1 (satu) atau lebih personil Sekretariat yang ditunjuk oleh Dewan Pengurus untuk membantu Arbiter/ Mediator dalam urusan pencatatan dan administrasi selama proses Arbitrase/ Mediasi BANI.

(n) ”Arbiter” adalah seorang atau lebih yang ditunjuk menurut Peraturan dan Acara BANI untuk memberikan Putusan Arbitrase. Penyebutan “Arbiter BANI” merujuk pada Arbiter yang tercatat dalam Daftar Arbiter/ Mediator BANI.

(o) “Kode Etik” adalah pedoman etika perilaku yang berlaku bagi dan terhadap setiap Arbiter/ Mediator sebagaimana diatur dalam Peraturan Arbiter/ Mediator BANI berikut perubahannya jika ada.

(p) “Benturan Kepentingan” adalah keadaan pada diri Arbiter/ Mediator/ co-Mediator karena adanya hubungan afiliasi dan atau kepentingan ekonomi dengan salah satu Pihak dan atau dengan sengketa yang ditanganinya sehingga dianggap tidak akan dapat bertindak secara bebas atau imparsial dalam menjalankan tugasnya sebagaimana diatur dalam Peraturan ini, Peraturan Arbiter/ Mediator BANI, atau peraturan yang akan ditetapkan kemudian oleh BANI, berikut perubahannya jika ada.

(q) “Peraturan Arbiter/ Mediator BANI” adalah Peraturan BANI No.: PER- 01/BANI/09/2016 tentang Arbiter, Mediator Dan Kode Etik, tanggal 7 September 2016, berikut perubahannya jika ada.

(2) Penyebutan kata “hari” dalam Peraturan ini adalah merujuk kepada hari kalender nasional Indonesia.

(3) Penyebutan nama dari organisasi/ instansi atau suatu bagian organisasi/ instansi dalam Peraturan ini adalah dimaksudkan pula kepada nama baru dari organisasi/ instansi atau bagian organisasi/ instansi yang bersangkutan disebabkan perubahan nama saja ataupun disebabkan karena tindakan penggabungan atau pengambilalihan yang mengakibatkan perubahan nama.

PASAL2

RUANG LINGKUP PERATURAN INI

(1) Peraturan ini mengatur penyelesaian Beda Pendapat yang diselesaikan melalui Pendapat Yang Mengikat BANI.

(2) Sengketa yang dapat diselesaikan melalui Pendapat Yang Mengikat BANI harus memenuhi kriteria-kriteria tersebut di bawah ini:

(a) sengketa yang menurut peraturan perundang-undangan dapat diadakan perdamaian;

(b) sengketa mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh Pihak yang bersengketa;

(c) merupakan sengketa di bidang perdagangan; dan

(d) antara Para Pihak terikat dengan Perjanjian Pendapat Yang Mengikat;

(5)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 4 (e) merupakan Beda Pendapat mengenai suatu persoalan berkenaan dengan perjanjian

di bidang perdagangan atau yang terkait dengan bidang perdagangan yakni:

(i) mengenai penafsiran ketentuan yang kurang jelas; atau

(ii) penambahan atau perubahan pada ketentuan yang berhubungan dengan timbulnya keadaan baru; atau

(iii) hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian tersebut.

(3) Sengketa di bidang perdagangan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf (c) meliputi antara lain tetapi tidak terbatas pada bidang-bidang sebagai berikut, baik konvensional maupun syariah jika ada:

(a) perdagangan komoditi;

(b) kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan;

(c) arsitektur dan konstruksi;

(d) investasi, perbankan, perasuransian, pasar modal, pembiayaan, modal ventura, penjaminan, pergadaian dan jasa keuangan non-bank lainnya;

(e) pengiriman, pengangkutan dan transportasi darat, laut dan udara;

(f) pertambangan, energi, dan lingkungan hidup;

(g) properti dan kawasan berikat;

(h) manufacturing, penelitian dan pengembangan teknologi;

(i) Hak Kekayaan Intelektual dan franchise;

(j) elektronika, lisensi perangkat lunak, IT solution, e-commerce;

(k) telekomunikasi, komunikasi dan informatika;

(l) pemanfaatan ruang udara dan angkasa;

(m) restoran, catering, cafe dan kulinari;

(n) seni, hiburan dan perfilman; penyiaran dan periklanan; olah raga.

(4) Personil BANI dalam kapasitasnya sebagai Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Sekretaris dan personil Sekretariat dilarang memberikan dan atau menawarkan bantuan hukum dalam bentuk apapun, baik secara profesional ataupun personal kepada Para Pihak, termasuk nasehat dan atau opini hukum menyangkut posisi hukum Para Pihak.

(5) Para Pihak, Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan personil Sekretariat yang terlibat dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat, wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

PASAL3

ASAS SUKARELA DAN ITIKAD BAIK

(1) Penyelesaian Beda Pendapat melalui Pendapat Yang Mengikat BANI berdasarkan Peraturan Dan Acara ini dilakukan oleh Para Pihak atas dasar itikad baik dan bermartabat, dengan berlandaskan tata cara kooperatif dan non konfrontatif serta mengesampingkan penyelesaian melalui pengadilan.

(2) Keikutsertaan Para Pihak dalam proses Pendapat Yang Mengikat adalah berdasarkan kesepakatan Para Pihak sendiri tanpa adanya paksaan, dan harus diikuti dengan sopan, saling menghormati dan tertib.

(6)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 5 PASAL4

DOKUMENTASI,KORESPONDENSI DAN KOMUNIKASI

(1) Pengiriman surat-menyurat disampaikan oleh Sekretariat/ Sekretaris kepada nama dan alamat Para Pihak yang tercantum dalam Permohonan Pendapat Yang Mengikat. Apabila ada perubahan, maka masing-masing Pihak harus memastikan telah memberikan informasi kepada Sekretariat/ Sekretaris mengenai nama, nomor telepon, nomor faksimili dan alamat secara lengkap untuk tujuan surat-menyurat dari dan ke masing-masing Pihak, dan setiap perubahan-perubahan selanjutnya berkenaan dengan hal-hal tersebut.

(2) Apabila Tim Pemeriksa sudah terbentuk, maka setiap Pihak dilarang melakukan komunikasi dengan satu atau lebih anggota Tim Pemeriksa dengan cara bagaimanapun sehubungan dengan Permohonan Pendapat Yang Mengikat kecuali dalam pertemuan pemeriksaan, atau disertai suatu salinan yang juga dikirimkan kepada Pihak lain melalui Sekretaris.

(3) Surat-menyurat dari Tim Pemeriksa kepada Para Pihak, maupun dari satu Pihak kepada Tim Pemeriksa dan Pihak lain, harus disampaikan dalam kesempatan pertemuan pemeriksaan dan atau melalui Sekretaris.

(4) Penyampaian dan pendistribusian surat-menyurat melalui Sekretaris disampaikan melalui kurir, pos tercatat, faksimili dan atau e-mail.

(5) Pengiriman oleh Sekretaris kepada Para Pihak melalui faksimili dan atau e-mail adalah sama sahnya dengan pengiriman melalui kurir dan atau pos tercatat dengan bukti penerimaan yang cukup. Apabila pengiriman melalui faksimili dan atau e-mail sudah diterima dengan baik dan jelas, pengiriman surat asli melalui kurir dan atau pos tercatat boleh untuk tidak dilakukan lagi oleh Sekretaris kepada Para Pihak.

(6) Tim Pemeriksa dapat meminta kepada Para Pihak agar memberikan pula softcopy (dalam format words document) atas dokumen dan atau keterangan-keterangan tertulis yang telah disampaikan oleh Para Pihak kepada Tim Pemeriksa dalam rangka pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat.

(7) Dokumentasi, korespondensi dan komunikasi yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 10 ini adalah tidak sah dan dianggap tidak pernah ada.

PASAL5 KERAHASIAAN

(1) Proses dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat bersifat rahasia dan berlangsung secara tertutup.

(2) Semua orang yang terlibat dalam proses pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat harus menjaga kerahasiaan baik selama pemeriksaan berlangsung maupun setelah selesai, dan tidak menggunakan untuk tujuan apapun terhadap:

(a) fakta bahwa proses pemeriksaan akan, sedang dan atau telah berlangsung;

(b) hal-hal yang muncul dalam proses pemeriksaan;

(c) pendapat yang dikemukakan, usulan-usulan atau proposal yang diajukan Para Pihak untuk penyelesaian Beda Pendapat;

(d) semua bahan yang diserahkan dan pembicaraan yang dilakukan selama pemeriksaan;

(e) isi Pendapat Yang Mengikat.

(3) Ketentuan kerahasiaan tetap melekat atas orang yang terlibat dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat meskipun prosesnya telah selesai.

(7)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 6 (4) BANI dan atau salah satu Pihak berhak menuntut Pihak yang melakukan pelanggaran

terhadap ayat (2) dan ayat (3) berupa tuntutan termasuk namun tidak terbatas pada:

(a) ganti rugi penuh atas kerugian yang ditimbulkan;

(b) biaya upaya hukum yang dilakukannya sehubungan dengan pelanggaran tersebut;

dan atau

(c) jaminan tidak terulangnya kembali pelanggaran tersebut di kemudian hari.

(5) Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ayat (2) dan ayat (3), Tim Pemeriksa berwenang menghentikan proses pemeriksaan untuk sementara waktu sampai adanya jaminan bahwa pelanggaran tersebut tidak terulang kembali.

BAB II

PRA-PEMERIKSAAN PENDAPAT YANG MENGIKAT PASAL6

PERJANJIAN PENDAPAT YANG MENGIKAT

(1) Para Pihak yang mengalami Beda Pendapat dapat membuat Perjanjian Pendapat Yang Mengikat yang memuat kesepakatan bahwa perbedaaan tersebut akan diselesaikan melalui Pendapat Yang Mengikat BANI.

(2) Perjanjian Pendapat Yang Mengikat sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dibuat dengan salah satu cara sebagai berikut:

(a) tertuang dalam klausula penyelesaian sengketa dari perjanjian pokok;

(b) dibuat dalam suatu perjanjian tersendiri yang ditandatangani oleh Para Pihak;

(c) dibuat dalam bentuk kesepakatan yang tertuang dalam korespondensi;

(d) dibuat dalam suatu kesepakatan melalui sistem elektronik sesuai dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik berikut perubahan dan peraturan pelaksanaannya jika ada.

(3) Perjanjian Pendapat Yang Mengikat harus memuat pernyataan bahwa Para Pihak menyepakati hal-hal berikut:

(a) bahwa proses pemberian Pendapat Yang Mengikat akan diselenggarakan oleh BANI menurut Peraturan ini;

(b) bahwa Para Pihak bersedia terikat, tunduk dan melaksanakan setiap dan semua ketentuan dalam Pendapat Yang Mengikat BANI;

(c) bahwa Para Pihak bersedia untuk membayar biaya-biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemberian Pendapat Yang Mengikat BANI;

(d) bahwa Para Pihak bersedia membebaskan BANI dan para personilnya dari segala tuntutan sehubungan dengan pemberian Pendapat Yang Mengikat.

(4) BANI, atas permintaan salah satu Pihak, dapat memfasilitasi pertemuan antara Para Pihak dalam rangka membuat Perjanjian Pendapat Yang Mengikat.

PASAL7

PENDAFTARAN PERMOHONAN PENDAPAT YANG MENGIKAT

(1) Pemberian Pendapat Yang Mengikat diselenggarakan berdasarkan Permohonan Pendapat Yang Mengikat yang diajukan oleh Para Pihak kepada BANI.

(2) Permohonan Pendapat Yang Mengikat ditujukan kepada Dewan Pengurus dan paling kurang memuat:

(a) nama lengkap, dan tempat tinggal atau tempat kedudukan Para Pihak;

(8)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 7 (b) keterangan mengenai jenis perkara;

(c) permintaan kepada BANI untuk diberikan Pendapat Yang Mengikat;

(d) keterangan telah ada Perjanjian Pendapat Yang Mengikat;

(e) Resume Beda Pendapat;

(f) salinan dokumen-dokumen atau bukti-bukti pendukung;

(g) bukti pembayaran Biaya Pendaftaran Permohonan Pendapat Yang Mengikat.

(3) Resume Beda Pendapat dibuat oleh masing-masing Pihak jika tidak dimungkinkan untuk dibuat secara bersama-sama.

(4) Dewan Pengurus menyampaikan konfirmasi penerimaan atau penolakan terhadap pendaftaran Permohonan Pendapat Yang Mengikat kepada Para Pihak dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung setelah tanggal pengajuan.

(5) Apabila Permohonan Pendapat Yang Mengikat dinyatakan ditolak oleh Dewan Pengurus, surat konfirmasi harus memuat alasan penolakannya. Para Pihak dapat mengajukan kembali permohonan dengan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Dan Acara ini.

(6) Apabila Permohonan Pendapat Yang Mengikat dinyatakan diterima oleh Dewan Pengurus, maka surat konfirmasi memuat pula undangan kepada Para Pihak untuk membahas besarnya Biaya Pendapat Yang Mengikat.

(7) Dewan Pengurus dapat melimpahkan kewenangan melakukan konfirmasi atas pendaftaran Permohonan Pendapat Yang Mengikat kepada personil Sekretariat.

(8) Terhadap Permohonan Pendapat Yang Mengikat yang diterima, Sekretariat pada tanggal yang sama dengan tanggal konfirmasi dimaksud mencatatkan Permohonan Pendapat Yang Mengikat ke dalam buku register perkara BANI.

BAB III

PEMERIKSAAN PENDAPAT YANG MENGIKAT PASAL8

PENUNJUKAN TIM PEMERIKSA DAN SEKRETARIS

(1) Segera setelah ditetapkan Biaya Pendapat Yang Mengikat, Dewan Pengurus menunjuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari unsur Dewan Pengawas, Dewan Pengurus dan Arbiter yang kompeten dalam jumlah ganjil dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung setelah ditetapkan biaya dimaksud. Para anggota Tim Pemeriksa menunjuk di antara mereka sebagai Ketua Tim Pemeriksa.

(2) Anggota Dewan Pengawas, anggota Dewan Pengurus dan atau Arbiter yang memiliki Benturan Kepentingan dengan perkara dan atau dengan Para Pihak dilarang menjadi Tim Pemeriksa. Ketentuan mengenai pedoman Benturan Kepentingan akan ditetapkan lebih lanjut oleh BANI.

(3) Segera setelah tercatat pada buku register perkara BANI, Dewan Pengurus menunjuk personil Sekretariat untuk menjadi Sekretaris pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat, dengan tugas:

(a) membuat berita acara pemeriksaan dan risalah rapat Tim Pemeriksa;

(b) mengurus korespondensi pemeriksaan dan menyimpan catatan dan dokumen pemeriksaan;

(c) mewakili Tim Pemeriksa menyampaikan surat panggilan kepada Para Pihak;

(9)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 8 (d) membantu Tim Pemeriksa menyusun jadwal pemeriksaan dan mengingatkan Tim

Pemeriksa dan Para Pihak mengenai jangka waktu pemeriksaan;

(e) membantu Tim Pemeriksa dalam membuat laporan kepada Dewan Pengurus mengenai selesainya pemeriksaan;

(f) tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi Sekretaris.

(4) Tim Pemeriksa dan Sekretaris wajib menjaga prinsip kerahasiaan atas proses pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat dan melaksanakan tugasnya sampai dengan selesai secara profesional, bersikap netral, independen dan menjaga integritas serta menjunjung tinggi kehormatan BANI.

(5) Salah satu Pihak dapat meminta Dewan Pengurus mengganti anggota Tim Pemeriksa dan atau Sekretaris jika terdapat cukup bukti yang menunjukkan bahwa anggota Tim Pemeriksa dan atau Sekretaris tersebut mempunyai Benturan Kepentingan, memihak dan atau tidak independen.

(6) Ketentuan Kode Etik berlaku pula terhadap Tim Pemeriksa dan Sekretaris.

PASAL9 JANGKA WAKTU

(1) Proses pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat berlangsung dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung setelah Tim Pemeriksa terbentuk.

(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diperpanjang atas kesepakatan Para Pihak dan Dewan Pengurus dengan ketentuan perpanjangan tersebut paling lama 30 (tiga puluh) hari.

PASAL10 TEMPAT

(1) Pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat diselenggarakan di Jakarta atau tempat yang ditentukan oleh Dewan Pengurus atau tempat lain yang diusulkan Para Pihak dengan persetujuan Dewan Pengurus.

(2) Tempat untuk melangsungkan pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat dapat menggunakan sarana telekonferensi atau video konferensi.

PASAL11 BAHASA

(1) Bahasa yang digunakan dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat adalah bahasa Indonesia, kecuali atas persetujuan Tim Pemeriksa maka Para Pihak dapat memilih bahasa lain.

(2) Tim Pemeriksa dapat memerintahkan kepada Para Pihak agar setiap dokumen atau bukti disertai dengan terjemahan ke dalam bahasa yang ditetapkan.

PASAL12 DENGAR PENDAPAT

(1) Tim Pemeriksa memulai dengar pendapat untuk pertama kalinya dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung setelah Tim Pemeriksa terbentuk.

(2) Para Pihak harus menghadiri pertemuan dengar pendapat yang diselenggarakan oleh Tim Pemeriksa.

(3) Kehadiran Para Pihak dalam dengar pendapat dapat diwakilkan oleh kuasa hukumnya.

Dalam hal suatu Pihak merupakan badan hukum, maka harus diwakili oleh pengurusnya dan atau pegawainya yang sah dan berwenang untuk mewakili badan hukum yang bersangkutan atau berdasarkan surat kuasa khusus.

(10)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 9 (4) Para Pihak harus memberikan data dan informasi yang relevan yang diperlukan dan diminta oleh Tim Pemeriksa dalam rangka pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat.

(5) Apabila menganggap perlu, Tim Pemeriksa dengan persetujuan dan biaya Para Pihak, dapat mengundang ahli dan atau pihak ketiga lainnya untuk dihadirkan dalam pemeriksaan guna didengar keterangannya.

PASAL13

PENUTUPAN PEMERIKSAAN

Apabila pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat dianggap cukup oleh Tim Pemeriksa, selanjutnya Tim Pemeriksa menyatakan pemeriksaan ditutup dan menetapkan suatu tanggal untuk penerbitan Pendapat Yang Mengikat.

BAB IV

PEMBERIAN PENDAPAT YANG MENGIKAT PASAL14

PENYUSUNAN DAN PENERBITAN PENDAPAT YANG MENGIKAT

(1) Pendapat Yang Mengikat dirumuskan oleh Tim Pemeriksa dalam suatu rapat permusyawaratan Tim Pemeriksa. Apabila tidak tercapai musyawarah mufakat dalam Tim Pemeriksa, keputusan diambil atas dasar suara terbanyak yang disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Tim Pemeriksa.

(2) Meskipun mungkin ada perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud ayat (1), namun dalam perumusan Pendapat Yang Mengikat tidak perlu dicantumkan dissenting opinion dari anggota Tim Pemeriksa yang tidak sependapat.

(3) Pendapat Yang Mengikat harus ditandatangani oleh semua anggota Tim Pemeriksa bersama-sama Ketua Dewan Pengurus.

(4) Apabila terhadap Pendapat Yang Mengikat tidak ditandatangani oleh anggota Tim Pemeriksa dengan alasan sakit atau meninggal dunia atau alasan apapun, maka tidak mempengaruhi kekuatan berlakunya Pendapat Yang Mengikat asalkan telah diputuskan sesuai dengan mekanisme sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(5) Alasan tentang tidak adanya tanda tangan sebagaimana dimaksud ayat (6) harus dicantumkan dalam Pendapat Yang Mengikat

(6) Pendapat Yang Mengikat harus sudah diterbitkan oleh Tim Pemeriksa paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung setelah ditutupnya pemeriksaan.

PASAL15

PENYAMPAIAN PENDAPAT YANG MENGIKAT

(1) Sekretaris menyampaikan salinan otentik Pendapat Yang Mengikat tersebut kepada Para Pihak melalui kurir atau surat tercatat paling lama 3 (tiga) hari terhitung setelah diterbitkannya Pendapat Yang Mengikat.

(2) Apabila dikehendaki oleh Para Pihak, Dewan Pengurus dapat membacakan isi Pendapat Yang Mengikat tersebut di hadapan Para Pihak. Dalam hal demikian maka salinan otentik Pendapat Yang Mengikat tersebut disampaikan kepada Para Pihak setelah selesainya pembacaan.

PASAL16

KOREKSI TERHADAP PENDAPAT YANG MENGIKAT

(1) Dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari setelah salinan Pendapat Yang Mengikat diterima, salah satu Pihak dapat mengajukan permohonan kepada Tim Pemeriksa melalui

(11)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 10 Dewan Pengurus untuk melakukan koreksi terhadap kekeliruan administratif yang ada pada Pendapat Yang Mengikat.

(2) Yang dimaksud dengan "koreksi terhadap kekeliruan administratif" dalam ayat (1) adalah koreksi terhadap hal-hal seperti:

(a) kesalahan penghitungan (komputasi), kekeliruan klerikal dan tipografis (typo error) dalam penulisan nama, alamat Para Pihak atau anggota Tim Pemeriksa; dan

(b) lain-lain kekeliruan semacam itu, yang tidak mengubah substansi Pendapat Yang Mengikat.

(3) Koreksi sebagaimana dimaksud di atas juga dapat dilakukan atas inisiatif anggota Tim Pemeriksa segera setelah menyadari adanya kekeliruan administratif dalam Pendapat Yang Mengikat.

(4) Apabila Pendapat Yang Mengikat dikoreksi, maka tidak perlu lagi dibacakan kembali tetapi cukup disampaikan kepada Para Pihak melalui korespondensi.

PASAL17

SIFAT PENDAPAT YANG MENGIKAT

(1) Pendapat Yang Mengikat hanya berlaku bagi Para Pihak yang mengajukan Permohonan Pendapat Yang Mengikat, serta bersifat final dan mengikat Para Pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik, dan terhadap Pendapat Yang Mengikat tidak dapat diajukan perlawanan atau bantahan.

(2) Pihak yang tidak melaksanakan atau bertindak secara bertentangan dengan Pendapat Yang Mengikat yang telah diberikan oleh BANI, maka tindakan tersebut merupakan pelanggaran perjanjian.

BAB V

BIAYA-BIAYA LAYANAN PENDAPAT YANG MENGIKAT PASAL18

JENIS-JENIS BIAYA

(1) Biaya-biaya dalam layanan Pendapat Yang Mengikat terdiri dari:

(a) Biaya Pendaftaran;

(b) Biaya Pemeriksaan;

(c) Biaya Administrasi dan Pendapat Yang Mengikat.

(2) Terhadap biaya-biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku pengenaan pajak sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

(3) Para Pihak bebas menyepakati pembagian beban atas biaya-biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) di antara Para Pihak, apakah akan dipikul secara pro rata atau dalam pembagian yang lain, atau ditanggung oleh salah satu Pihak saja.

(4) Para Pihak memberitahukan kesepakatan tersebut kepada Dewan Pengurus. Apabila tidak ada kesepakatan atau pemberitahuan dimaksud ayat (2), Pengurus menganggap biaya- biaya akan dipikul Para Pihak secara pro rata.

(5) Dewan Pengurus berwenang menunda dan atau menghentikan proses pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat apabila ada biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) yang belum dilunasi oleh Para Pihak.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Biaya-biaya layanan Pendapat Yang Mengikat ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

(12)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 11 BAB VI

KETENTUAN PENUTUP PASAL19

KETENTUAN PENUTUP

(1) BANI (termasuk Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan personil BANI lainnya yang terlibat dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat) tidak dapat dikenai pertanggungjawaban pidana maupun perdata terhadap pelaksanaan tugasnya dan kewenangannya berdasarkan Peraturan ini maupun isi dan pelaksanaan dari Pendapat Yang Mengikat.

(2) Para Pihak tidak dapat menuntut BANI (termasuk Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan personil BANI lainnya yang terlibat dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat), termasuk tapi tidak terbatas pada tuntutan berkenaan dengan layanan yang disediakan BANI, setiap upaya yang dilakukan oleh BANI, Beda Pendapat yang didaftarkan oleh Para Pihak, setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan Para Pihak, dan setiap tindakan lainnya yang sesuai dengan hukum.

(3) Para Pihak menyatakan dan setuju bahwa setiap tuntutan yang dibuat terhadap BANI (termasuk Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan personil BANI lainnya yang terlibat dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat) merupakan suatu kerugian yang besar dan nyata bagi BANI. Oleh karena itu BANI berhak melakukan upaya hukum atas tuntutan tersebut dan menuntut kepada Para Pihak atas ganti rugi biaya hukum yang BANI keluarkan.

(4) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

(5) Dewan Pengurus berwenang menunda dan atau menghentikan proses pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat apabila ada biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) yang belum dilunasi oleh Para Pihak.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Biaya-biaya layanan Pendapat Yang Mengikat ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP PASAL19

KETENTUAN PENUTUP

(1) BANI (termasuk Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan personil BANI lainnya yang terlibat dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat) tidak dapat dikenai pertanggungjawaban pidana maupun perdata terhadap pelaksanaan tugasnya dan kewenangannya berdasarkan Peraturan ini maupun isi dan pelaksanaan dari Pendapat Yang Mengikat.

(2) Para Pihak tidak dapat menuntut BANI (termasuk Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan personil BANI lainnya yang terlibat dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat), termasuk tapi tidak terbatas pada tuntutan berkenaan dengan layanan yang disediakan BANI, setiap upaya yang dilakukan oleh BANI, Beda Pendapat yang didaftarkan oleh Para Pihak, setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan Para Pihak, dan setiap tindakan lainnya yang sesuai dengan hukum.

(3) Para Pihak menyatakan dan setuju bahwa setiap tuntutan yang dibuat terhadap BANI (termasuk Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Arbiter, Sekretaris dan personil BANI lainnya yang terlibat dalam pemeriksaan Permohonan Pendapat Yang Mengikat) merupakan suatu kerugian yang besar dan nyata bagi BANI. Oleh karena itu BANI berhak melakukan upaya hukum atas tuntutan tersebut dan menuntut kepada Para Pihak atas ganti rugi biaya hukum yang BANI keluarkan.

(13)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia 12 (4) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

(14)

Badan Arbitrase Nasional Indonesia

Pada tahun 2016, Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang berdiri sejak tanggal 3 Desember 1977 telah bertransformasi menjadi sebuah Perkumpulan Berbadan Hukum berdasarkan akta No. 23 tanggal 14 Juni 2016 yang dibuat dihadapan Ny. Hj. Devi Kantini Rolaswati, S.H., M.Kn.

Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-0064837. AH.01.07TAHUN 2016 pada tanggal 20 Juni 2016.

Layanan alternatif penyelesaian sengketa yang disediakan BANI terdiri dari Arbitrase, Mediasi dan pemberian Pendapat Yang Mengikat (Binding Opinion). Semua layanan tersebut diselenggarakan oleh BANI menurut Peraturan & Acara yang diterbitkan oleh BANI. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat, khususnya Para Pihak yang telah dan akan memilih BANI sebagai forum penyelesaian sengketa, untuk memahami dengan baik isi dari Peraturan & Acara BANI sebagaimana yang disajikan dalam bentuk Buku Himpunan Peraturan ini.

Apabila Para Pihak ingin memperoleh salinan dari versi asli Peraturan &

Acara BANI, atau memerlukan informasi lebih lanjut tentang BANI, silahkan menghubungi Sekretariat BANI pada setiap hari dan jam kerja.

Sekretariat BANI

Gedung Sovereign Plaza Lt. 8

Jl. TB Simatupang Kav. 36

Jakarta Selatan-12430

Indonesia

Telp./fax. : (+62 21) 22764690

e-Mail : info@bani-adr.org

Website : www.baniarbitraseindonesia.org

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana konstruk pemikiran pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Tamiang tentang toleransi agama melalui deskripsi hasil wawancara dengan Ketua

Orang tua yang memiliki anak autis diharapkan mampu membangun sikap yang tepat agar dapat membantu anaknya yang autis secara tepat pula. Orang tua terlebih dahulu harus bisa

Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT. Karmand Mitra Andalan Surabaya), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)

Untuk mengukur skala nyeri dapat digunakan alat yang berupa Verba l Descriptor Scale (VDS) yang terdiri dari sebuah garis lurus dengan 5 kata penjelas dan berupa urutan angka

(1) Kepala RSUD dapat mengadakan kerjasama dengan tenaga ahli atau mendatangkan tenaga ahli dari luar rumah sakit untuk melaksanakan pelayanan kesehatan di RSUD dalam rangka

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kedua yang dapat dilaksakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup

Bencana alam menyisahkan luka yang mendalam bagi korban yang selamat bahkan para korban yang berada di pengungsian terkadang mengalami suasana yang mencekam, rasa cemas

Terdiri dari tinjauan kasus meliputi penerapan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus patologis mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa masalah/potensial,