• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A: BUKTI KONSULTASI BIMBINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN A: BUKTI KONSULTASI BIMBINGAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

xvi

(2)
(3)

xviii

LAMPIRAN B: BUKTI PENGUMPULAN DATA

WAWANCARA

1. Wawancara dengan Psikolog P: Penulis / N: Narasumber

P : Selamat malam, bu Dini. N : Selamat malam, Nafira.

P : Wawancara akan saya mulai dengan membacakan pertanyaan pertama, yaitu perlukah anak SD kelas 4-6 SD diberikan fasilitas media informasi. N : Perlu, karena anak-anak harus punya banyak masukan untuk

pengembangan kepribadiannya agar mereka dapat berpikir lebih luas. Terutama anak-anak yang memiliki kecenderungan introver dan sulit berkomunikasi, mereka membutuhkan suatu perantara yang dapat membuatnya terbuka untuk mengutarakan pikiran. Karena sesuatu yang tetap dipendam dan dicoba untuk dilupakan akan membekas pada diri anak nantinya.

P : Lalu pentingkah edukasi terhadap pengembangan potensi ini bagi mereka? N : Penting, pada dasarnya semua anak perlu dikembangkan potensi, bakat dan minatnya. Orang tua juga harus dapat menilai kecenderungan dan potensi anaknya.

P : Menurut ibu Dini, siapakah target audiens utamanya? Apakah anak atau orang tuanya?

(4)

xix

N : Dari kacamata seorang psikolog, target audiens adalah kepada sang anak dahulu. Anak ini baru tumbuh, bila fokus targetnya orang tua maka pemikirannya akan tercampur-campur dengan pemikiran orang tua yang sudah banyak memakan asam garam kehidupan. Maka ambilah target anak, mereka lebih dapat berkembang, menggali, dan memahami potensinya di mana. Orang tua hanya tinggal tut wuri atau mendorong dan mengawasi saja. Kalau bisa, anak-anak diberi spotlight konten media informasi sebesar 75%, sisanya orang tua.

P : Aspek apa saja yang perlu saya cover untuk membantu anak mengetahui dan mengembangkan potensinya? Dan bagaimana caranya agar aspek tersebut dapat membantu orang tua lebih mengerti potensi sang anak? N : Kita bisa memulainya dengan mencari kecenderungan anak dari hal-hal

yang ia senang kerjakan selama di sekolah dan di rumah. Kegiatan apa yang senang ia lakukan saat senggang? Siapa teman-temannya? Apa hobinya? Bagaimana ia nyaman berkomunikasi? Seperti itu.

P : Baik, sekian pertanyaan dari saya, terima kasih, bu atas waktu wawancaranya.

N : Sama-sama, Fira. Semoga bisa membantu.

2. Wawancara dengan Target Audiens P: Penulis / N: Narasumber

P : Halo, dik! N : Halo, mbak Fira.

(5)

xx

P : Sebelumnya boleh perkenalan dulu, dik? Siapa namamu dan di mana asal sekolahmu?

N : Nama saya adik Kayla, nama panjangnya Kayla Sabia. Sekolah di SD Al-Zahra Indonesia kelas 6 SD.

P : Oke, lanjut ke wawancara, ya. Kamu pernah dengar kepribadian introver dan ekstrover, nggak?

N : Pernah sekilas.

P : Aku jelaskan sedikit dulu, ya. Introver adalah seseorang yang mendapatkan energinya dari diri sendiri, dia lebih senang menghabiskan waktu seorang diri. Sedangkan ekstrover mendapatkan energinya dari situasi sosial. Dia senang berada di dalam kerumunan, berinteraksi dengan orang banyak. Nah, kira-kira kamu memiliki kepribadian introver atau ekstrover?

N : Sepertinya introver.

P : Lalu sejak kapan kamu mulai menyadari kecenderungan ini? N : Sejak kelas 5 mau naik kelas 6.

P : Alasan apa yang membuatmu berpikir untuk memiliki kecenderungan ersebut?

N : Kayla nggak suka keramaian, lebih suka chatting kalau bersosialisasi. P : Bisakah kamu menceritakan rutinitasmu sebagai siswi sekolah dasar? N : Belajar, terkadang ngobrol dengan teman sebangku.

P : Waktu di kelas, kamu suka bertanya-tanya ke guru saat pelajaran berlangsung, nggak?

(6)

xxi

N : Nggak, tunggu istirahat dulu baru bertanya.

P : Kalau istirahat lebih banyak makan di kantin atau bagaimana, dik?

N : Kayla makan di kelas. Terkadang sama teman, kadang sendiri, tergantung teman membawa bekal atau nggak.

P : Warna seperti apa yang dapat menggambarkanmu sebagai anak introver? N : Warna pastel sepertinya, yang kalem-kalem.

P : Lalu apakah stigma negatif seputar introver mempengaruhi cara pandang diri mu sendiri untuk mengembangkan potensi?

N : Banget, aku jadi minder dan nggak pede dengan diri sendiri. P : Oh, lalu interaksi seperti apa yang biasa kamu hadapi sehari-hari? N : Kalau sama sahabat, Kayla suka telepon.

P : Kalau bukan sahabat? N : Chatting saja.

P : Lalu tantangan dan situasi seperti apa yang membuatmu merasa tidak nyaman?

N : Foto-foto mungkin, dan berbicara di depan panggung.

Kamu ada kesulitan menyatakan pendapat, nggak? Saat di group chat mungkin?

N : Iya, sulit. Kayla biasa Whatsapp teman satu-satu saja.

P : Kalau misalnya kamu sedang sendiri dan butuh bantuan di suatu tempat asing, apa yang akan kamu lakukan?

(7)

xxii

P : Pertanyaan selanjutnya, apakah kamu mau mencari bantuan atau referensi lain untuk menangani masalah ini?

N : Iya, mau.

P : Metode belajar seperti apa yang kamu sukai?

N : Seperti saat menggambar dan menulis-menulis, aku suka. P : Oh, ya? Kamu suka gambar yang seperti apa?

N : Anime, seperti Death Note.

P : Oh, oke, deh. Dan sepertinya sudah cukup sampai di sini wawancaranya. Terima kasih atas waktunya, ya, dik.

N : Oke, iya, mbak.

(8)

xxiii

Pertanyaan:

1. Bagaimana awalnya anda mengetahui bahwa anak anda memiliki kecenderungan introver?

2. Setelah anda mengetahui anak anda yang memiliki kecenderungan introver, hal apa yang pertama kali anda lakukan?

3. Bagaimana pendapat anda terhadap anak anda yang introver?

4. Anak introver memiliki beberapa kelebihan yang dapat diasah menjadi suatu potensi, contohnya seperti senang berpikir, peka terhadap lingkungan, dan rendah hati. Bagaimana dgn anak anda? Apakah potensinya sudah seperti itu?

5. Bagaimana cara anda mengetahui potensi atau memperkenalkan potensi baru pada anak anda?

6. Bagaimana cara anda menanggapi potensi anak anda?

7. Apa kelebihan dan kekurangan pada diri anak anda yang introver? 8. Bagaimana cara mengatasi kekurangan tersebut?

9. Darimana anda mengetahui tentang pengembangan anak introver yang telah anda lakukan? Konsul dokter? Browsing?

10. Informasi apa saja yang sudah anda ketahui dan ingin anda ketahui dari mengembangkan info ttg anak introver?

11. Apa harapan anda terhadap anak anda yg introver dalam mengembangkan potensinya?

12. Hal apa yang terberat dalam mengembangkan potensi anak yang introver? 13. Media apa yang sering anda dan anak anda pakai sehari-hari?

(9)

xxiv

Jawaban:

1. Setiap ada acara-acara di luar, anak saya kurang dapat berbaur dengan teman-teman seusianya. Seringkali ia menolak untuk pergi dan memilih untuk bermain gadget di rumah. Ia juga memiliki lingkup yang terbatas, seperti tidak tertarik untuk membuat pertemanan baru. Saya juga melakukan konsultasi dengan wali kelasnya, seperti apa aktivitas anak saya di sekolah, dan memang benar anak saya memiliki indikasi anak introver.

2. Saya selalu remind diri sendiri untuk tidak menyamaratakan anak saya dengan yang lainnya. Saya berusaha ikut menyelami hal-hal yang dia anggap menarik agar pada suatu saat nanti ia tidak terjerumus ke sisi negatifnya. Karena segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan negatif. 3. Saya tidak menganggap kepribadian introver adalah hal yang buruk. Hanya

saja terkadang saya merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan anak, namun kami selalu mencari jalan keluarnya bersama.

4. Saya rasa anak saya sudah mencukupi kriteria tersebut. Mungkin sekitar 80% sampai ia benar-benar maksimal.

5. Sebisa mungkin saya mengamati kesehariannya di rumah dan di sekolah. Selain itu saya beberapa kali mencoba mengenalkan anak pada kegiatan atau tempat baru, contohnya seperti piano, basket, futsal, dan karate. Saya juga selalu memberikannya waktu untuk recharge dirinya sendiri.

6. Saya selalu mendukung apa yang ia kerjakan selama itu adalah hal yang positif, dukungan ini bisa berupa material, perhatian dan waktu. Namun

(10)

xxv

saya tetap pastikan pelan-pelan bahwa hal yang ia sukai ini bukan hanya bersifat sementara.

7. Kelebihannya dia kreatif, cukup mandiri, banyak mengalah karena ia tidak suka perdebatan. Kekurangannya terkadang ia suka terlihat bengong bahkan seperti ia merasa kewalahan dengan pikirannya sendiri.

8. Tidak terlalu memaksakan kehendak kita, menstimulasi perbaikan dari dirinya sendiri dibanding didikte, dan lebih fokus saja terhadap kelebihannya.

9. Saya hanya browsing, tanya teman atau konsultasi saja ke wali kelasnya. 10. Apa saja potensi yang dimiliki anak introver, apa yang perlu ditingkatkan

dan ditakutkan, bagaimana membuatnya berkembang dengan tetap menjadi dirinya sendiri.

11. Harapannya adalah ia bisa menyeriusi hal yang ia gemari, kalau bisa dijadikan pendapatan juga nantinya. Saya hanya ingin dia survive di kemudian hari tanpa harus merasa terpaksa karena saya sebagai orang tua. 12. Kadang mereka cenderung tidak ingin bercerita sama sekali, namun saya

memaklumi dan memberinya space.

13. Saya suka buka Instagram untuk mencari inspirasi masak. Anak saya pakainya buku dan laptop untuk belajar.

4. Wawancara dengan Dosen Desain Komunikasi Visual P: Penulis / N: Narasumber

(11)

xxvi N : Sore, Nafira.

P : Sebelum memulai wawancara, saya ingin menjelaskan secara singkat perbedaan introver dan ekstrover. Introver adalah seseorang yang mendapatkan energinya dari dalam diri sendiri. Itu sebabnya, mereka lebih senang menghabiskan waktunya sendirian. Sedangkan ekstrover mendapatkan energinya dari orang lain. Mereka lebih senang berada di dalam kerumunan, berinteraksi dengan orang banyak.

N : Oh, iya, oke.

P : Pada wawancara ini, saya ingin bertanya kepada Bapak sebagai seorang ayah dan seorang desainer. Dari perspektif seorang ayah, bagaimana kecenderungan anak bapak terhadap kepribadian introver dan ekstrover? N : Saya memiliki dua anak. Sebetulnya agak sedikit khawatir dengan kondisi

anak saya yang pertama. Anak saya ini laki-laki dan merupakan seorang introver, dia sedikit susah berinteraksi secara sosial. Khawatirnya itu, walau pun saya sudah coba cari solusinya dengan memasukkan dia ke dalam komunitas. Yang pertama saya memasukkan dia ke klub bola. Di situ saya melihat anak saya yang kesulitan beradaptasi dengan lingkungannya, dia membutuhkan waktu lebih lama. Lalu saya coba memasukannya lagi ke lingkungan yang lain, yaitu musik, dia ikut les drum. Di lingkungan itu, harapannya adalah untuk membentuk suatu komunitas baru bersama teman-teman dengan kesukaan musik yang sama. Namun sama saja, mereka hanya kompak di atas panggung, tapi berpisah kembali setelah turun. Masih

(12)

xxvii

penasaran, akhirnya saya coba lagi untuk memasukan anak ke komunitas lain di sekolah, yaitu klub robotik.

P : Saat bapak memasukan anak bapak ke kegiatan baru, kegiatan sebelumnya masih dilanjutkan atau berhenti satu-satu dulu, pak?

N : Oh, nggak. Masih tetap jalan.

P : Saat di klub robotik, ternyata ada situasi yang mengharuskan anak saya bekerja sendiri. Teman-teman dari klub tersebut merupakan kakak kelas dari anak saya, sehingga terjadi perbedaan fisik dan motorik. Akhirnya anak saya sendiri lagi. Dari situ saya dan istri memutar otak lagi, saya ingin anak saya lebih bereksplorasi dengan dirinya dan lebih banyak mencoba hal-hal baik lain. Masuk ke kelas tiga, anak saya diwajibkan untuk memilih ekstrakurikuler antara lain drumband, angklung, dan pramuka. Saya dan istri sepakat untuk memasukannya ke ekstrakurikuler drumband karena sifatnya yang mengedepankan kebersamaan tim. Tidak disangka-sangka, ekstrakuler inilah yang berhasil sedikit demi sedikit mengubah perilaku anak saya untuk lebih bisa bersosialisasi.

P : Kalau begitu, apakah saat ini bapak telah benar-benar mengetahui potensi dan minat anak bapak?

N : Saya baru menyadari minatnya ketika ia berumur 9 tahun. Sebelum itu, cenderung saya yang mengenalkan anak kepada berbagai macam minat. Indikatornya adalah dengan melihat game yang ia senangi, karena zaman sekarang saya rasa anak meniru apa yang dia lihat. Belakangan ini, dia mulai

(13)

xxviii

menyukai Hot Wheels hingga memiliki pemahaman yang mendalam terhadap spesifikasi dan cara kerjanya.

P : Dari seluruh kegiatan yang telah bapak perkenalkan pada anak, apakah ia pernah terlihat tidak suka dengan keputusan tersebut? Dan bagaimana ia menyampaikannya?

N : Untuk les drum, sepertinya anak saya terlihat takut dan terpaksa ketika saya memasukannya. Namun ia tidak menyampaikannya langsung kepada saya, melainkan kepada ibunya. Mungkin ia tidak mau mengecewakan saya karena teman-teman saya yang memang mayoritas memiliki latar belakang musik. Untuk robotik dan drumband, dia suka dan pernah beberapa kali memenangkan kejuaraan. Jadi kalau ada reward, dia akan menjadi lebih semangat. Kalau klub bola, dia hanya termotivasi bila ada reward.

P : Keren, keren. Kalau begitu, saya lanjut ke perspektif bapak sebagai seorang desainer, ya, pak. Saat ini fokus perancangan saya adalah media informasi, menurut bapak media apa yang paling efisien dan mudah digunakan bagi target audiens saya?

N : Menurut saya, aktivitas nyata adalah suatu bentuk keharusan dalam belajar. Contohnya seperti membuat platform yang dapat dikembangkan dengan imajinasi dan ekspresi anak, seperti kerajinan tangan. Lain halnya dengan media elektronik yang ruang geraknya terlalu sempit dan terbatas, anak tidak dapat berinteraksi langsung dengan materi.

P : Lalu visual seperti apa yang perlu diperhatikan dan cocok untuk anak introver?

(14)

xxix

N : Dari segi warna, berilah anak introver warna-warna primer yang kontras karena akan lebih mengundang reaksi mereka. Bentuk yang dipakai harus objektif dan sistematis, karena akal anak akan dapat lebih mudah menerima sesuatu yang eksak, bukan hal yang perlu ia telaah dan analisis latar belakangnya.

P : Menurut bapak, media informasi apa yang dapat dikatakan berhasil? Adakah referensinya?

N : Sebenarnya bukan media informasi, saya pernah melihat kegiatan teman istri saya yang menggunakan kardus untuk bermain dengan anak. Ia sampai membuat komunitas bersama teman dari anak-anaknya untuk membuat mainan dari kardus. Contohnya seperti rumah-rumahan, mobil, kostum, dan lain-lain. Ia juga membuat alat edukasi mengenai anatomi manusia.

P : Adakah saran lain dari bapak dalam perancangan media informasi ini? N : Carikan media yang dimensinya ringan. Pertimbangkan tingkat

keselamatan dan kekuatan anak. Kenalkan sesuatu yang sifatnya eksak, biarkan imajinasi mereka berjalan sendiri.

P : Baik, saya cukupkan saja wawancaranya, pak, karena data sudah lengkap. Terima kasih banyak atas masukan dan waktunya, pak Dodi. Mohon maaf bila ada salah kata.

(15)

xxx

LAMPIRAN C: BUKTI PENGUMPULAN DATA

FOCUS GROUP DISCUSSION

P: Penulis / Peserta FGD ditulis menggunakan nama panggilan / O: Orang tua anak yang disamarkan namanya

P : Selamat malam adik-adik, tante, dan om. Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih atas ketersediaan dan waktu yang diluangkan untuk menjadi narasumber Tugas Akhir saya. Adik-adik, tante, dan om diperkenankan untuk mematikan kamera bila ingin identitas wajahnya dirahasiakan, namun harap mic tetap dibuka agar para hadirin dapat berdiskusi langsung pada Google Meet kali ini. Mari kita mulai focus group discussion-nya. Kepribadian introver sering disalahartikan oleh orang awam sebagai orang yang selalu menutup diri dan cenderung pemalu. Padahal mereka semua memiliki kesempatan yang sama dalam mengasah potensinya, hanya caranya saja yang berbeda. Orientasi kepribadian introvert tertuju ke dalam dirinya sendiri, energi yang ia dapatkan berasal dari dirinya sendiri. Ciri-cirinya adalah senang menghabiskan waktu sendirian, tidak suka keramaian, dan sulit menunjukan perasaannya. Sedangkan kepribadian ekstrover adalah tipe kepribadian yang mendapatkan energinya dari orang lain atau dunia luar. Ciri-cirinya adalah suka bekerjasama dengan teman-teman, mudah bergaul, dan senang menjadi pusat perhatian. Untuk pertanyaan pertama, apa yang adik-adik,

(16)

xxxi

tante, dan om ketahui mengenai kepribadian introver? Dan bagaimana perbedaannya dengan kepribadian introver?

Leny : Kepribadian introver adalah kepribadian yang menyukai waktu kesendirian, sedangkan ekstrover memerlukan orang lain untuk melakukan kegiatan, mencari sesuatu dan memunculkan ide gagasan.

P : Apa yang adik-adik, tante, dan om ketahui mengenai potensi dan pengembangannya pada anak introver? Bagaimana perbedaannya dengan anak ekstrover?

Retno : Introver kelebihannya lebih bisa mengeluarkan ide-ide dengan kesendiriannya, mereka sanggup menganalisa dan lebih peka.

P : Masalah apa yang dijumpai sehari-hari terkait pemahaman dan pengembangan potensi diri anak introver?

Bilal : Introver sulit mencari teman dan kurang bisa bergaul. Kadang harus dipanggil berkali-kali saking nyamannya dengan dunia dia sendiri, jadi harus pelan-pelan. Malah kadang saudara datang dan dia masih malu. Endah : Biasanya juga gak mau terima pendapat orang lain, maunya sendiri, orang

tua harus damping dia terus, kalau udah besar juga harus sering kasih tau. Nggak harus dikerasin, tapi intinya dia nggak mau diganggu. Hampir seperti pendapat orang lain itu nggak penting bagi dia.

P : Sejak kapan orang tua mengetahui kepribadian anak yang introver? Apa perasaan orang tua setelah mengetahuinya? Lalu hal apa yang pertama kali dilakukan?

(17)

xxxii

O Bilal : Sejak playgroup, umur 3-4 tahun. Dia udah nggak mau bergaul sama teman-temannya, menutup diri sama dunia yang baru bagi dia. Namun waktu SD sudah mulai terbiasa.

Endah : Waktu TK, dia nggak bisa lepas dari mama.

Leny : Sebagai orang tua, kita nggak perlu khawatir. Hanya saja cara menikmati hidup itu berbeda antara anak introver dan ekstrover. Orang tua juga harus mengedukasi anak. Bagaimana pun introver itu ngaak buruk, kalau diedukasi pasti bisa sukses.

Hadi : Orang tua juga tetap mendampingi dan membimbing termasuk pergaulannya.

Dini : Nggak perlu khawatir, setiap anak itu sama. Allah SWT sudah mengaruniai setiap orang dengan kekurangan dan kelebihannya, mau itu introver atau ekstrover

P : Bagaimana cara orang tua memperkenalkan potensi baru pada anak? Lalu bagaimana reaksi anak?

O Bilal : Waktu TK diikutin drumband, SD juga ada ekskul pencak silat diikutin, juga basket dan drumband lagi, ini juga sebagai upaya sosialisasi juga. Basket itu supaya dia banyak gerak aja, biar nggak bosen. Support si anak dari sisi sekolah. Kadang ikut lomba juga, namun saya tidak memaksa, saya membiarkan si anak memilih aja.

Endah : Sepulang sekolah saya mengajak ia komunikasi, maka kita bisa saling mendengarkan pendapat satu sama lain.

(18)

xxxiii

Leny : Pada akhirnya, mereka bisa seleksi sendiri. Pas mereka besar, mereka meninggalkan hal-hal yang nggak mereka suka. Walau pun masih ada beberapa yang terpakai.

P : Tantangan apa yang dihadapi sebagai orang tua selama memiliki anak dengan kepribadian introver?

Hadi : Sama aja sepertinya mau introver atau ekstrover, hanya caranya saja yang berbeda. Kita harus jaga mereka.

O Bilal : Harus ekstra sabar dan lemah lembut.

P : Adakah media informasi tentang topik ini yang adik-adik, tante, dan om pernah akses dan sudah diterapkan? Bagaimana pendapat, kelebihan dan kekurangannya bagi adik-adik, tante, dan om?

Leny : Belum banyak yang menyadari terkait topik ini sih. Tantangnnya mungkin karena semua orang belum sadar terhadap potensi dan kepribadian introver ini, maka anak-anak sering dipukul rata pola asuhnya. Jarang sekali media informasi yang membahas hal ini, kita juga jarang sengaja mencarinya. O Aabidah : Kita mendapatkan informasi-informasi tersebut dari Wikipedia dan

Google.

P : Informasi apa yang adik-adik, tante, dan om anggap penting mengenai topik ini?

Hadi : Cara mengasah potensi diri, bagaimana caranya anak supaya lebih merasa nyaman dengan orang tuanya agar kita tidak salah pola asuh.

P : Bila dibuatkan sebuah media informasi terkait topik ini, apakah adik-adik, tante, dan om akan tertarik?

(19)

xxxiv

O Aabidah : Tertarik, bikin yang tentang edukasi dan anak. Apa lagi zaman sekarang masih sedikit yang mengerti tentang introver. Kita butuh pedoman mengenai anak-anak ini.

P : Bila media informasi ini berbentuk buku, apakah kalian akan tertarik? Hadi : Tertarik

P : Apa harapan kalian setelah media informasi ini dibuatkan?

Leny : Biar bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman. Sekarang zamannya sudah bisa, kalau bisa buatlah seringkas mungkin seperti di slide show atau youtube. Sebenarnya buku juga terkadang memakan banyak waktu.

P : Pertanyaan berikut memililki keterkaitan dengan hasil akhir visual buku. Jenis visual yang saya gunakan adalah ilustrasi. Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuannya untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan dan informasi tersebut lebih mudah dicerna. Pertanyaan pertama, Apakah ilustrasi memiliki pengaruh tertentu dalam proses belajar anak?

O Aabidah : Iya, berpengaruh. Ilustrasi dapat membantu menjelaskan suatu pelajaran.

P : Konsep ilustrasi seperti apa yang menggambarkan dirimu sebagai anak introver?

(20)

xxxv

P : Gaya ilustrasi seperti apa yang membuatmu lebih mudah menerima dan memahami informasi?

Aabidah : Kartun. Bilal : Realis bagus.

P : Teknik ilustrasi seperti apa yang membuatmu lebih mudah menerima dan memahami informasi?

Aabidah : Kartun. Leny : Digital.

P : Manakah porsi gambar dan tulisan yang lebih membuat kamu nyaman dalam menerima suatu informasi?

Aabidah : Setengah-setengah. O Aabidah : Yang banyak gambar.

P : Gaya bahasa seperti apa yang lebih membuat kamu nyaman dalam menerima suatu informasi?

O Aabidah : Yang sederhana.

P : Manakah kata di bawah ini yang paling mewakili diri kamu? Aabidah : Dipanggil teman. Kids.

O Aabidah : Mom and dad. Sisanya terlalu kaku, terkesan seperti sedang rapat RT/RW.

P : Apakah ada saran lain terkait ilustrasi?

(21)

xxxvi

LAMPIRAN D: BUKTI PENGUMPULAN DATA

(22)
(23)
(24)
(25)

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggaran berat merupakan pelanggaran yang dilakukan di luar batas toleransi tata tertib asrama, diantaranya adalah:. • Mencuri, berbuat onar (perkelahian yang

Dalam rangka penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Terpaan Tayangan Reportase Investigasi Trans TV terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Sleman di Yogyakarta (Studi

Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan pada penelitian ini maka dapat direkomendasikan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat

Apabila komunikator dalam hal ini adalah Humas atau lebih dikenal dengan public relations dapat melakukan melakukan tugasnya sesuai dengan menggunakan sistem

Daging dapat didefinisikan sebagai kumpulan sejumlah otot yang berasal dari ternak yang sudah disembelih dan otot tersebut sudah mengalami perubahan biokimia dan biofisik

Bentuk lain +ari kehilangan a+alah kehilangan +iri atau anggapan tentang mental seseorang *nggapan ini meliputi perasaan terha+ap keatrakti,an8 +iri sen+iri8

Peta resistensi vektor demam berdarah dengue Aedes aegypti terhadap insektisida kelompok (organofosfat, karbamat, dan pyrethroid) di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Adanya kekhasan dalam konstelasi geografis dan keragaman suku, ras, budaya, agama dan bahasa dalam negara, menjadikan bangsa Indonesia harus memiliki sikap dan cara pandang