• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PROGRAM GUGUS KENDALI MUTU (GKM) DI KOTA TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PROGRAM GUGUS KENDALI MUTU (GKM) DI KOTA TANGERANG"

Copied!
314
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN DINAS PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN DALAM PROGRAM GUGUS

KENDALI MUTU (GKM) DI KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Kompetensi pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Administrasi Publik

Oleh

Suryacita Maylisa Lidyawati NIM 6661121751

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang. Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Anis Fuad, S.Sos, M.Si. Pembimbing II Drs. Hasuri Waseh, S.E, M.Si.

Penelitian ini mengenai Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang. Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah Sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang mengenai gugus kendali mutu kepada perusahaan masih kurang optimal, Masih kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam kegiataan sosialisasi program gugus kendali mutu dan Tidak adanya sanksi yang diberikan kepada perusahaan yang tidak menerapkan gugus kendali mutu di Kota Tangerang. Peneliti menggunakan teori Fungsi-Fungsi Manajemen dari Luther Gullick: perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pegawai, pengarahan, pengkoordinasian, pelaporan, pembuatan anggaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen Dinas Perindsutrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu di Kota Tangerang sudah baik, namun masih perlu pembenahan dalam berbagai aspek. Pada aspek perencanaan sudah baik tetapi dalam hal penetapan industri yang terlibat hanya mengundang industri besar di Kota Tangerang saja. Pada aspek penyusunan pegawai, dalam hal Penetapan ketua pelaksana (bertanggung jawab) sudah baik. Namun dalam hal penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam program gugus kendali mutu di bidang perindustrian hanya 3 orang saja. Pada aspek koordinasi sudah baik namun dalam hal sosialisasi yang diberikan setiap tahunnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang hanya memberikan informasi-informasi secara lisan berupa sosialisasi saja kepada para peserta gugus kendali mutu tanpa adanya kunjungan lapangan dan realisasinya di dalam perusahaan.

(3)

Suryacita Maylisa Lidyawati. 6661121751. Management of the Department of Industry and Trade at Program Quality Control Circle (QCC) in Tangerang City. Public Administration Department. Social and Politik Fakulty. Sultan Ageng Tirtayasa University. First Advisor Anis Fuad, S.Sos, M.Si. Second Advisor Drs. Hasuri Waseh, S.E, M.Si.

This research about Management of the Department of Industry and Trade at Program Quality Control Circle (QCC) in Tangerang City. The problem indetification in this research is sosialisation to do Department of Industry and Trade at Program Quality Control Circle toward company still less of optimal, still lack of human resources existing in the Department of Industry and Trade in sosialisation activity of program quality control circle and nothing sanction that given toward company which not apply quality control circle in Tangerang City. Researchers used the theory Functions of Luther Gullick management: Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting and Budgeting. The method used is descriptive method with qualitative approach. The results of this research is Management of the Department of Industry and Trade at Program Quality Control Circle in Tangerang City is already good, but it still needs improvements in various aspects. On the aspect of planning is good but in terms of determination of the industry involved only invite big industry in tangerang city only. On aspect of the preparation of employees, in terms of the establishment of the chief executor (responsible) is good. But in terms of determining the number of employees only 3 people only. On the aspect of coordination is good but in terms of socialization given every year the Department of Industry and Trade Tangerang City only provide information orally in the form of socialization of the partnership to the participants of the quality control circle the field visits and realization in the company.

(4)
(5)
(6)
(7)

La Tahzan Innallaha Ma’ana

“Jangan Bersedih, Sesungguhnya ALLAH Bersama Kita”

Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha

Buat tujuan, mimpi, harapan dan cita-cita setinggi mungkin dan

jangan pernah berhenti untuk mendapatkannya

Skripsi ini aku persembahkan untuk apih, mamah,

(8)

i

berkah dan rahmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program

Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapakan gelar Sarjana Administrasi Publik (S.AP) pada konsentrasi manajemen publik program studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil demi kelancaran skripsi ini. Untuk itu tepat kiranya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

(9)

ii Banten.

6. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si. Ketua Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

7. Bapak Dr. Arenawati, M.Si. Sekretaris Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

8. Bapak Anis Fuad, S.Sos, M.Si. Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah memberikan segala bimbingan, motivasi, penghargaan maupun dukungannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya ucapakan terima kasih banyak.

9. Bapak Drs. Hasuri Waseh, S.E , M.Si. Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah memberikan segala bimbingan, motivasi, penghargaan maupun dukungannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya ucapakan terima kasih banyak.

10. Ibu Titi Stiawati, S.Sos, M.Si. Ketua Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran atas skripsi yang telah dibuat oleh peneliti, agar hasil skripsinya menjadi lebih baik. Saya ucapakan terima kasih banyak.

(10)

iii

Administrasi Publik yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan menjadi fasilitator selama perkuliahan.

13. Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang yang telah menjadi informan dan memberikan banyak informasi dan data yang saya butuhkan selama penyusunan skripsi.

14. Tim GKM PT. Mayora Indah Tbk dan PT. Duta Abadi Primantara yang telah menjadi informan dan memberikan banyak informasi dan data yang saya butuhkan selama penyusunan skripsi.

15. Kedua Orang tua yang tiada hentinya memberikan doa, dukungan, motivasi dan bantuan yang diberikan baik bersifat moril maupun materil. Saya ucapakan terima kasih sedalam-dalamnya. Dengan dukungan kalian sangat begitu berarti bagi saya sampai kapan pun. 16. Adik saya, Adela Elita Aryani yang selalu memberikan semangat atas

dukungan dan motivasinya kepada saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya ucapkan terima kasih.

(11)

iv semangat dan dukungannya.

19. Untuk Borjuis, Windha Sri Harnita, Gina Prameswari, Mey Gita, Frisca Wulandari, Sinta Rahmayanti dan Fauziah Ulya. Terimakasih untuk semangat dan dukungnya ya perempuan-perempuan hebat.

20. Untuk teman-teman seperjuangan Mahasiswa Administrasi publik 2012, Khususnya teman-teman Administrasi Negara Kelas B.

21. Keluarga KKM Kelompok 119 Desa Nyapah Kecamatan Walantaka untuk waktu sebulan yang penuh makna dan pengalaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya, yang semata-mata muncul karena keterbatasan wawasan penulis. Untuk itu, demi kesempurnaaan skripsi ini, dengan senang hati penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran dari pembaca sepenuhnya guna membangunan yang dapat memberikan input kepada penulis untuk dapat membuat karya tulis selanjutnya yang lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis berharap semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dan dapat menambah wawasan bagi mereka yang membacanya.

Serang, 2018

(12)

v ABSTRAK

ABSTRACT

PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 16

1.3 Batasan Masalah ... 16

1.4 Rumusan Masalah ... 17

1.5 Tujuan Penelitian ... 17

1.6 Manfaat Penelitian ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 19

2.1.1 Definisi Manajemen ... 19

2.1.2 Asas-asas Manajemen ... 21

2.1.3 Fungsi Manajemen ... 23

2.1.4 Tujuan Manajemen ... 26

2.1.5 Prinsip Pengelolaan dalam Manajemen ... 26

(13)

vi

2.2 Penelitian Terdahulu ... 40

2.3 Kerangka Berpikir ... 43

2.4 Asumsi Dasar Penelitian ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Instrumen Penelitian ... 52

3.6 Informan Penelitian ... 53

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 55

3.7.1 Teknik Pengolahan Data ... 55

3.7.2 Analisis Data ... 61

(14)

vii

4.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Tangerang ... 71

4.1.3 Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang ... 73

4.1.3.1 Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang ... 74

4.1.3.2 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang ... 75

4.1.4 Gambaran Umum PT Mayora Indah Tbk ... 82

4.1.4.1 Visi dan Misi PT Mayora Indah Tbk ... 84

4.1.5 Gambaran Umum PT. Duta Abadi Primantara ... 89

4.1.5.1 Visi dan Misi PT. Duta Abadi Primantara ... 89

4.2 Deskripsi Data ... 92

4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian ... 92

4.2.2 Data Informan Penelitian ... 95

4.3 Deskripsi dan Data Temuan Lapangan ... 96

4.4 Manajemen Gugus Kendali Mutu di Kota Tangerang ... 98

4.4.1 Perencanaan / Planning... 98

4.4.2 Pengorganisasian / Organizing ...110

4.4.3 Penyusunan Personalia / Staffing ...114

4.4.4 Pengarahan /Directing ...119

4.4.5 Pengkoordinasian / Coordinating ...122

4.4.6 Pelaporan / Reporting ...126

4.4.7 Pembuatan Anggaran / Budgeting ...129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...139

(15)

viii

Halaman

Tabel 1.1 Data Industri Besar Kota Tangerang ... 10

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 54

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Penelitian ... 57

Tabel 3.3 Jadual Penelitian ... 66

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Tangerang ... 68

Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Wilayah Kota Tangerang ... 69

Tabel 4.3 Spesifikasi Informan Penelitian ... 96

Tabel 4.4 Daftar Hadir Peserta Kegiatan Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Tahun 2016 ...106

Tabel 4.5 Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kegiatan Gugus Kendali Mutu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Tahun 2017 ...132

(16)

ix

(17)

x Lampiran 1 (Undang – Undang)

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globlalisasi terus berlangsung dengan laju yang semakin cepat didorong oleh kemajuan teknologi. Perkembangan zaman pada saat ini membawa banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada tatanan negara-negara yang ada diseluruh dunia ini. Kini negara-negara maju dan kaya bukan lagi identik dengan Benua Eropa maupun Negara Amerika tetapi sekarang tertuju kepada negara-negara yang berada di Benua Asia, karena berhasil memajukan roda perekonomiannya yang begitu pesat. Salah satu negara di Asia yang perekonomiannya sangat baik adalah China dari tahun ke tahun semakin meningkat. Negara tersebut menjadi pemain yang tangguh dalam penekanan biaya produksi, peningkatan teknologi dan jasa, serta memiliki pertahanan yang kuat dalam memajukan negara dan pertumbuhan ekonominya.

(19)

Dalam rangka menetapkan langkah dan kebijakan ASEAN, maka diselenggarakanlah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang dihadiri oleh seluruh kepala negara atau kepala pemerintahan ASEAN. Konferensi Tingkat Tinggi atau yang disingkat KTT untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia tepatnya di Bali pada tanggal 23-24 Februari tahun 1976. Kemudian pada tanggal 4-5 Agustus tahun 1977, KTT diselenggarakan di Kuala Lumpur dimana para pemimpin ASEAN akhirnya memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN dengan menjadi suatu kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam perkembangan ekonomi yang berlaku adil dan dapat mengurangi kesenjangan serta kemiskinan social ekonomi. Konferensi Tingkat Tinggi kemudian diselenggarakan di Singapura pada tanggal 27-29 Januari 1992 dimana para pemimpin ASEAN sepakat untuk membentuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan perjanjian untuk meningkatkan kerjasama ekonomi ASEAN.

Lalu pada tanggal 7-8 Oktober tahun 2003 KTT dilanjutkan di Bali, para pemimpin ASEAN meluncurkan inisiatif pembentukan integrasi kawasan ASEAN

Vision 2020 dan mengeluarkan pernyataan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA akan menjadi sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional di tahun 2020. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) hadir untuk menggantikan AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang sudah ada sejak tahun 2003. Seluruh pihak diharapkan agar dapat bekerja sama secara kuat dalam membangun komunitas ASEAN di tahun 2020.

(20)

Community (AEC). MEA menjadi integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. Pembentukan MEA ini dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang. Keempat, mengintegrasi ke ekonomi global. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing kawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Dengan dimulainya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus meleburkan batas dalam sebuah pasar bebas karena MEA akan menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal.

Indonesia yang merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang tergabung kedalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), untuk menghadapi integrasi pereknomian dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN Indonesia perlu mempersiapkan diri dalam menyambut Masyarakat Eknomi ASEAN (MEA). Bagi Indonesia sendiri, MEA menjadi kesempatan yang baik karena kawasan perekonomian Indonesia bertambah luas. Hal ini ditandai dengan dibentuknya pasar tunggal yang memungkinkan Indonesia menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara Asia Tenggara, peluang bisnis terbuka lebar, adanya peningkatan ekspor yang pada akhirnya dapat meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia.

(21)

negara-negara Asia Tenggara, bukan menjadi negara sasaran pemasaran mereka. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya MEA ini maka tingkat daya saing antara negara di Asia Tenggara semakin tinggi. Dalam upaya meningkatkan daya saing nasional dan mempersiapkan diri menghadapi pelaksanaan MEA yang akan dimulai akhir 2015 pada 1 September tahun 2014 pemerintah pusat membuat Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal ini merupakan langkah awal untuk menunjukkan diri bahwa Indonesia dapat bersaing dengan Negara Asia lainnya.

Kehadiran Masyarakan Ekonomi ASEAN (MEA) ini akan menciptakan sebuah sistem liberalisasi ekonomi dan persaingan antar negara-negara yang berada di kawasan ASEAN dimana barang dan jasa bebas keluar masuk ke negara lainnya dan terjadi hampir disemua sektor, khususnya di sektor industri baik Industri kecil, menengah maupun besar yang berpengaruh terhadap perekonomian negara. Oleh sebab itu MEA ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri di dalam negeri dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

(22)

melalui perluasan kesempatan kerja dan menghasilkan barang dan jasa industri untuk diekspor.

Langkah yang harus diambil kini oleh pemerintah Indonesia adalah membuat suatu langkah strategis dan langkah strategis yang sudah diambil pemerintah untuk menghadapi MEA itu sendiri yaitu tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2014 tentang “Peningkatan Daya Saing Rangka

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” yang menginstruksikan

khususnya kepada Gubernur dan Walikota/Bupati untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk melakukan daya saing nasional dan melalukan persiapan pelaksanaan MEA. Dalam Industri Presiden Nomor 6 Tahun 2014 berisi tentang peningkatan daya saing khususnya bidang Industri kecil, menengah dan besar yang berpedoman pada strategi pengembangan Industri Nasional yang berfokus pada:

1. Pengembangan industri prioritas dalam rangka memenuhi pasar ASEAN

2. Pengembangan industri dalam rangka mengamankan pasar dalam negeri

3. Pengembangan industri kecil, menengah dan besar 4. Pengembangan sumber daya manusia dan penelitian 5. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)

(23)

meningkatkan daya saing industri kecil, menengah dan besar tersebut harus dilaksanakan segera untuk memajukan dan mendorong industri dikancah perekonomian ASEAN karena Industri adalah salah satu dari sekian sektor atau bidang akan menjadi kunci kesuksesan dan keberhasilan negara Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Awalnya undang-undang yang membahas mengenai perindustrian diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian yang menyatakan,

“Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.”

Menurut UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, perindustrian diselenggarakan dengan tujuan:

“Pertama, membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan

(24)

Undang-Undang No 5 Tahun 1984 kemudian disempurnakan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian pasal 3, bahwa perindustrian diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut;

“Pertama, mewujudkan industri nasional sebagai pilar dan

penggerakan perekonomian nasional. Kedua, mewujudkan kedalam dan kekuatan struktur Industri. Ketiga, mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju serta industri hijau. Keempat, mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaaan Industri oleh satu kelompok atau perorangan yang merugikan masyarakat. Kelima, membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja. Keenam, mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional.Ketujuh, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.”

(25)

dikembangkan. Pembinaan kepada Industri atau perusahaan utamanya membangun wirausaha industri yang berkarakter dan bermental kewirausahaan serta mempunyai kompetensi teknis, manajerial dan mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi.

Sejalan dengan itu kebijakan pengembangan industri atau perusahaan, diantaranya melaksanakan program revitalisasi dan pengembangan mutu, salah satunya yaitu melalui menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) di lingkungan industri atau perusahaan. Tentu mengharap agar industri atau perusahaan secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan GKM ini di perusahaannya. Hal ini dimaksud agar industri atau perusahaan sebagai komponen pengisi pembangunan di daerah Kota atau Kabupaten secara totalitas mampu memperkuat struktur serta penguatan daya saing industri nasional.

Dalam upaya meningkatkan daya saing dan dengan banyaknya jumlah industri di kota tangerang baik industri kecil, menengah maupun besar dari berbagai macam jenis usaha yang sangat potensial di pasar local maupun nasional salah satu cara peningkatan mutu produk yaitu dengan menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) secara konsisten di perusahaan. Perlu diketahui bahwa GKM adalah konsep baru untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kerja.

(26)

berperan sebagai pelaksana operasional yang berpegang pada azas kerja, mampu berinisiatif, kreatif & inovatif menangani masalah perusahan yang dihadapi untuk produktivitas kinerja. Karena masalah mutu secara keseluruhan akan tercermin pada semua segi dari suatu usaha, maka tiap perbaikan usaha, berapa pun kecilnya akan merupakan sumbangan yang bermakna bagi upaya peningkatan mutu secara keseluruhan.

(27)

Tabel 1.1

Data Industri Kecil, Menengah dan Besar Kota Tangerang

Tahun 2016

No Kecamatan

Industri Kecil

Industri

Menengah

Indutri Besar Jumlah

IK IM IA IK IM IA IK IM IA

1 Batu Ceper 52 20 17 55 34 10 47 28 28 291

2 Benda 32 12 14 26 6 5 4 0 2 101

3 Cibodas 80 25 21 37 19 6 7 2 6 203

4 Cileduk 19 3 13 0 2 1 0 0 0 38

5 Cipondoh 44 7 284 8 0 2 1 0 1 347

6 Jitiuwung 63 41 15 95 78 18 46 10 7 373

7 Karang Tengah 24 5 14 1 0 0 3 0 0 47

8 Karawaci 95 41 37 35 18 22 20 1 13 284

9 Larangan 6 4 25 0 0 3 5 0 2 45

10 Neglasari 78 17 10 14 4 4 7 1 0 135

11 Periuk 73 47 34 47 26 16 16 4 11 274

12 Pinang 32 5 19 3 1 0 0 2 2 64

13 Tangerang 83 9 23 9 1 3 2 0 1 131

Jumlah 681 236 526 330 189 90 158 48 75 2333

(28)

Berdasarkan tabel 1.1 diatas diketahui bahwa jumlah industri kecil, menengah dan besar yang ada di Kota Tangerang tahun 2016 adalah 2.333 industri. Industri kecil di Kota Tangerang berjumlah 1.433 industri, Industri menengah di Kota Tangerang berjumlah 609 industri sedangkan Industri besar di Kota Tangerang berjumlah 281 indsutri. Industri-industri ini terdiri dari industri makanan dan minuman, logam, kimia, tekstil, keramik, dan lain-lain. Dimana kawasan industri di Kota Tangerang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Tangerang seperti Kecamatan Batu Ceper, Benda, Cibodas, Cileduk, Cipondoh, Jatiuwung, Karang Tengah, Karawaci, Larangan, Neglasari, Periuk, Pinang dan Tangerang.

Pada Tahun 2014 Pemerintah Kota Tangerang mulai melakukan penerapan manajemen GKM pada perusahaan atau industri di Kota Tangerang, sehingga tanggung jawab pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pada bulan Juli dengan melakukan kegiatan kegiatan Pengembangan Kapasitas Pranata Pengukuran, Standariasasi, Pengujian dan Kualitas melalui Gugus Kendali Mutu (GKM).

(29)

harapkan mampu untuk membantu para pengusaha untuk memecahkan permalahan yang terdapat di dalam suatu perusahaan di Kota Tangerang.

Dalam rangka sebagai salah satu upaya menggalakan inovasi pada perusahaan, Dinas Perindustrian dam Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang menggelar konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) tingkat Kota Tangerang tahun 2016. Dalam kegiatan program ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang mengundang 70 Peserta dan yang mempresentasikan mengenai penerapan gugus kendali mutu di perusahaannya terdapat 5 perusahaan saja. Ini sebagai ajang perusahaan unjuk gigi dalam hal berinovasi meningkatkan kualitas produksi serta efisiensi yang nantinya akan bertanding pada tingkat provinsi dan nasional mengenai konvensi gugus kendali mutu ini.

Dalam rangka memotivasi industri atau perusahaan melaksanakan peningkatan mutu yang berkelanjutan, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program pemberian penghargaan tertinggi dari Pemerintah bagi industri atau perusahaan yang melakukan perbaikan mutu berkelanjutan itu serta telah memperlihatkan kinerjanya yang semakin lebih baik, yaitu berupa Tropi

Penghargaan “GKM-IKM TERBAIK” yang diserahkan oleh Menteri

Perindustrian. GKM-IKM TERBAIK adalah suatu bentuk penghargaan dari Menteri Perindustrian kepada perusahaan yang telah menerapkan gugus kendali mutu yang terbaik.

(30)

maupun non formal, meningkatnya sektor ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari instansi pembina terutama dalam rangka membantu pengusaha meningkatkan daya saing di pasaran lokal, nasional maupun global melalui peningkatan mutu produk. Perlu diketahui bahwa Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah konsep baru untuk mutu dan produktivitas kerja industri atau jasa.

Penerapan gugus kendali ini sudah terlihat di negara-negara maju dimana tingkat keberhasilan industrialisasinya terlihat sangat pesat. Gugus kendali mutu dalam suatu perusahaan meliputi SDM, mesin/peralatan, bahan baku/material metode dan lingkungan.

Bahwa masalah dalam penerapan GKM ini adalah Sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang terkait pentingnya Gugus Kendali Mutu (GKM) di dalam perusahaan masih kurang optimal, masih kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam kegiataan sosialisasi program Gugus Kendali Mutu (GKM) dan tidak adanya sanksi yang dikenakan kepada perusahaan yang tidak menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang. (Hal ini didukung oleh wawancara dengan Kepala Bidang Perindustrian Disindag Kota Tangerang).

(31)

Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang di bidang industri, maka peneliti masih menemukan kendala atau masalah yang mendukung untuk penelitian kali ini, yaitu :

(32)

(Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Bapak Agus Suryana di PT. Duta Abadi Primantara pada Bulan Mei 2017).

Kedua, Masih kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam kegiataan sosialisasi program Gugus Kendali Mutu (GKM). Hal ini berdasarkan data yang peneliti peroleh dari bagian kepegawaian. Pegawai Disperindag Kota Tangerang berjumlah 44 orang sedangkan pada bagian bidang perindustrian hanya terdiri dari 11 orang saja. Hal tersebut tidak sebanding dengan jumlah industri menengah dan besar di Kota Tangerang yang berjumlah 890 industri sedangkan pada kegiatan sosialisasi gugus kendali mutu hanya 1 orang kasi dan dibantu 2 orang staff pelaksana saja. (Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Ibu Yana Herdiana di PT. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pada Bulan Mei 2017).

(33)

merupakan kebutuhan. (Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Bapak Abdul Hasan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pada Bulan Mei 2017).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih mengenai bagaimana manajemen dinas perindustrian dan perdagangan dalam program Gugus Kendali Mutu (GKM) di kota tangerang. Maka judul yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah: “MANAJEMEN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PROGRAM GUGUS

KENDALI MUTU (GKM) DI KOTA TANGERANG”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk memfokuskan arah dan proses pembahasan dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

a. Sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang mengenai Gugus Kendali Mutu (GKM) kepada perusahaan masih kurang optimal.

b. Masih kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam kegiataan sosialisasi program Gugus Kendali Mutu (GKM).

(34)

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas berfokus pada Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Menerapkan Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah di tetapkan, maka masalah penelitian dapat dirumuskan adalah Bagaimana Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Menerapkan Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Menerapkan Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara teoritis.

Manfaat Praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

(35)

b. Bagi peneliti, yakni untuk mengembangkan kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh selama perkuliahan pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

c. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang

Manfaat Teoritis

1. Pengembangan Ilmu Administrasi Negara

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk wawasan dan pengetahuan, yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara, khususnya tentang Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang.

2. Penelitian Lebih Lanjut

(36)

19 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini, dimana berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang mendukung masalah penelitian mengenai Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang.

2.1.1 Definisi Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengeawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya- sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, Stoner dalam Handoko (2003: 9). Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses utuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang dicapai itu adalah pelayanan atau laba (profit).

(37)

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen menurut Sikula dalam Hasibuan (2011: 2) adalah:

“bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan dengan

aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengndalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.”

Menurut Hasibuan (2009:2) mendefinisikan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut G.R. Terry dalam hasibuan (2009:3) berpendapat:

Management is a distinct proces of planning, organizing, acctuating and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and others resources”. (Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan- tindakan perencaaan. Pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya).

Selanjutnya pengertian manajemen menurut Harold dan O’Donnel (2011: 3) sebagai berikut:

(38)

Stoner dan Wankel dalam Siswanto (2009:2) mendefinisikan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh individu satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan pegawai atau karyawan (staffing), pengarahan dan kepemimpinan

(leading) dan pengawasan (controlling).

2.1.2 Asas-asas Manajemen

Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan tindakan. Asas sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan intisari kebenaran-kebenaran dasar dalam bidang ilmu tersebut. Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak. Artinya penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-keadaan khusus, situasi dan keadaan-keadaan yang berubah.

(39)

dalam Hasibuan (2011: 10) Asas-asas Umum Manajemen (General Principles of Management) adalah :

1. Division of work (asas pembagian kerja)

2. Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab) 3. Discipline (asas disiplin)

4. Unity of command (asas kesatuan perintah)

5. Unity of Direction (asas kesatuan jurusan atau arah)

6. Subordination of individual interest into general interest (asas kepentingan umum diatas kepentingan pribadi)

7. Renumeration of Personnel (asas pembagian gaji yang wajar) 8. Centralization (asas pemusatan wewenang)

9. Scalar of Chain (asas hierarki atau asas rantai berkala) 10.Order (asas keteraturan)

11.Equity (asas keadilan) 12.Iniative (asas inisiatif)

13.Esprit de Corps (asas kesatuan)

14.Stability of Turn – over Personnel (asas kestabilan masa jabatan)

Dalam bukunya Taylor The Principle of Scienific Management

(Hasibuan, 2011: 7) menunjukkan bahwa asas-asas dasar ilmu manajemen dapat dipakai untuk segala macam kegiatan manusia. Taylor juga menunjukkan suatu filsafat manajemen yang baru, yaitu manajer akan lebih banyak bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengendalian dalam menafsirkan kepandaian-kepandaian para pekerja dan mesin-mesin menurut aturan-aturan, hukum-hukum, dan formula-formula, sehingga dengan jalan demikian akan membantu pekerja-pekerja melakukan pekerja-pekerjaannya dengan biaya yang rendah bagi majikan dan penghasilan yang lebih besar bagi buruh. Taylor mengemukakan asas-asas manajemen sebagai berikut :

1. Pengembangan metode-metode kerja yang terbaik. 2. Pemilihan serta pengembangan para pekerja.

(40)

4. Kerja sama yang harmonis antara manajer dan non-manajer, meliputi pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.

2.1.3 Fungsi Manajemen

Manajemen dapat berarti pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu, tetapi dalam hal ini belum tentu ada persamaan pendapat dari para ahli manajemen tentang apa fungsi-fungsi itu. Salah satu klarifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial dibuat oleh Fayol, yang menyatakan bahwa perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah dan pengawasan adalah fungsi-fungsi utama (Handoko, 2003: 21).

Fungsi manajemen menurut Terry dalam Handayaningrat (1990: 25) yang dikenal dengan POAC yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah suatu pemilihan yang berhubungan dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan waktu yang akan datang (future)

dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dengan penuh keyakinan untuk tercapainya hasil yang dikehendakinya.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah menentukan, mengelompokkan dan pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan, penugasan orang-orang dalam kegiatan ini, dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan fisik yang sesuai, dan menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan terhadap setiap individu yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

3. Penggerakan Pelaksanaan (Actuating)

Penggerakan pelaksanaan adalah usaha agar semua anggota kelompok suka melaksanakan tercapainya tujuan dengan kesadarannya dan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasiannya.

4. Pengawasan (Controlling)

(41)

melakukan tindakan korektif agar supaya pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana yaitu sesuai dengan standar.

Koontz dan O’Donnel dalam Handayaningrat (1990: 22) fungsi-fungsi

manajemen yang disingkat POSDICO yaitu:

1. Planning (Perencanaan), 2. Organizing (Pengorganisasian), 3. Staffing (Pengadaan Tenaga Kerja), 4. Directing (Pemberian Bimbingan), dan 5. Controlling (Pengawasan).

Newman dalam Handayaningrat (1990: 20) menyebutkan fungsi manajemen dengan akronim POASCO, yaitu:

1. Planning (Perencanaan), 2. Organizing (Pengorganisasian), 3. Leading (Kepemimpinan), dan

4. Measuring And Controlling (Pengukuran dan Pengendalian).

Sedangkan fungsi manajemen menurut Mee dalam Handayaningrat (1990: 26) biasa dikenal dengan akronim POMCO, yaitu:

1. Planning (Perencanaan), 2. Organizing(Pengorganisasian),

3. Motivating (Pemberian Motivasi), dan 4. Controlling (Pengawasan).

Secara sedehana fungsi-fungsi manajemen menurut Luther Gulick dalam Handayaningrat (2001:24) yang dikenal dengan akronim POSDCORB, adalah:

1. Planning (Perencanaan), 2. Organizing (Pengorganisasian), 3. Staffing(Penyusunan pegawai), 4. Directing (Pengarahan),

5. Coordinating (Pengkoordinasian), 6. Reporting(Pelaporan), dan

(42)

Menurut Luther Gullick dalam Handayaningrat (2001:24) terdapat beberapa fungsi manajemen, yaitu :

1. Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah perincian dalam garis besar untuk memudahkan pelaksanaannya dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan maksud atau tujuan dari suatu organisasi.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah menetapkan struktur formal daripada kewenagan dimana pekerjaan dibagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Staffing (Penyusunan Pegawai)

Penyusunan pegawai adalah keseluruhan fungsi dari pada kepegawaian sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan memelihara situasi pekerjaan yang menyenangkan.

4. Directing (Pengarahan)

Pengarahan merupakan kegiatan pimpinan yang berupa pemberian bimbingan dan petujuk agar tujuan organisasi dapa tercapai sesuai dengan ketentuan bersama.

5. Coordinating (Koordinasi)

Koordinasi merupakan kewajiban yang penting untuk menghubungkan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan.

6. Reporting (Pelaporan)

(43)

7. Budgeting (Pembuatan Anggaran)

Semua kegiatan akan berjalan dengan baik bila disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk anggaran, perhitungan anggaran dan pengawasan anggaran.

Berdasarkan hasil pemaparan mengenai fungsi manajemen dari beberapa para ahli yaitu dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa fungsi manajemen itu diantaranya terdapat perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengkoordinasian

(coordinating), serta pengendalian (controlling). Jika fungsi-fungsi manajemen tersebut bisa berjalan dengan maksimal, maka sebuah instansi negara ataupun swasta akan mencapai kepada tujuan yang diinginkan.

2.1.4 Tujuan Manajemen

Manajemen dibutuhkan semua organisasi, karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit (Handoko, 2003: 6). Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen yaitu untuk mencapai tujuan, untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas

2.1.5 Prinsip-prinsip Pengelolaan dalam Manajemen

Athoillah (2010:91-93) mengatakan bahwa di dalam manajemen terdapat prinsip-prinsip pengelolaan sebagai berikut :

1. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas

(44)

prasarana sejalan dengan keadaan dan kemampuan organisasi artinya dengan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan kegiatan tetapi memperoleh hasil yang optimal.

2. Prinsip Pengelolaan

Perencanaan yang dilakukan berpijak pada visi dan misi yang jelas sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat secara hierarkis atau sistematis dan mendahulukan skala prioritas sebagaimana mengatur dan menjadwalkan program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Program jangka pendek dilaksanakan sekaligus sebagai bagian dari awal dari program jangka menengah, sedangkan pelaksanaan program jangka menengah dilaksanakan sebagai awal menuju program jangka panjang. Dengan demikian, semua pelaksanaan program terdapat saling mempengaruhi dan menunjang dalam mencapai target.

3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan

Pimpinan adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Internal artinya melaksanakan proses pengadministrasian semua aktivitas organisasi yang merupakan tugas utama pimpinan, sedangkan eksternal adalah pelayanan manajerial terhadap semua kepentingan publik yang berkaitan dengan aktivitas manajemen diluar kelembagaan.

4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif

Seorang pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, tidak bertele-tele dan menghemat waktu, artinya tegas, lugas, tuntas, dan berkualitas. Ia wajib mengembangkan hubungan baik degan semua anggotanya, cerdas merealisasikan human relationship.

5. Prinsip Kerjasama

(45)

2.1.6 Gugus Kendali Mutu

2.1.6.1 Definisi Gugus Kendali Mutu (GKM)

Pengertian GKM di dalam perusahaan adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3-8 orang dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.

Menurut Ishikawa (1993:135) GKM adalah sejumlah karyawan dengan pekerjaan yang sejenis yang bertemu secara berkala untuk membahas dan memecahkan masalah-masalah pekerjaan dan lingkungannya dengan tujuan meningkatkan mutu usaha dengan menggunakan perangkat kendali mutu.

Mutu usaha secara keseluruhan meliputi : 1. Produk, biaya, waktu dan penyediaan.

2. Keamanan, keselamatan dan kenyamanan kerja.

3. Metodologi kerja baik bagi kepentingan konsumen, maupun kepentingan pemerintah serta masyarakat pada umumnya.

Karena masalah mutu secara keseluruhan akan tercermin pada semua segi dari suatu usaha, maka tiap perbaikan usaha, betapapun kecilnya akan merupakan sumbangan yang bermakna bagi upaya peningkatan mutu secara keseluruhan. GKM adalah kelompok yang semangat dan tekadnya sangat besar, tetapi sederhana ambisinya, mereka tidak ingin memaksakan diri untuk memecahkan masalah yang besar, melainkan:

1. Masalah yang mereka alami sendiri secara nyata

(46)

2.1.6.2Asas-asas Pokok GKM

GKM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sisem nilai suatu organisasi melalui asas-asas pokok GKM ini.

Ada 10 asas-asas pokok dalam GKM yaitu: 1. Asas Pembangunan Manusia

Sejarah GKM adalah sejarah yang bertolak dari upaya pemecahan masalah dengan penempatan peranan manusia yang lebih bermakna, khususnya para pekerja pelaksana dalam pemecahan masalah pekerjaan. Titik tolak falsafah pembangunan manusia

(people building philosophy) yang tanpa batas ini hendaknya senantiasa dipertahankan agar dalam menghadapi berbagai masalah produktivitas, asas ini tidak ditinggalkan sehingga GKM akan tetap menjadi seperti apa yang dicita-citakan.

2. Asas Dinamika Kelompok dan Kerjasama Kelompok (Group Dynamic and Teamwork)

Upaya dan karya GKM adalah upaya dan karya bersama (kelompok), artinya kemajuan dan keberhasilan GKM adalah bertumpu pada sumber daya kekuatan-kekuatan kelompok yang saling menunjang (human synergistic) dan saling mengindahkan

(47)

mengarahkan dan memelihara kelompok atau gugus ini, sehingga akan tetap bertahan menjadi kelompok dan bukan sejumlah orang yang dikumpulkan semata-mata.

3. Asas Informalitas

Organisasi GKM adalah organisasi yang informal atau tidak resmi, artinya tidak terikat pada struktur organisasi formal yang ada, yang mungkin saja akan membatasi sekali gerakan GKM. Namun demikian, pimpinan perusahaan sangat berkepentingan dan harus merestui (mendukung) sepenuhnya atas terbentuknya GKM sekalipun pimpinan perusahaan tidak ikut campur dalam menetapkan sasaran, kegiatan dan mekanisme kerja gugus ini.

4. Asas Kesukarelaan

Keikutsertaan seseorang karyawan dalam GKM adalah diundang, yang hendaknya berdasarkan kesukarelaan semata-mata, sehingga pada dasarnya karyawan bisa saja tidak ikut serta dalam GKM sampai ia merasa dirugikan atau merasa membutuhkan sendiri. 5. Asas Keterlibatan Total

(48)

6. Asas Memadukan

GKM dalam kegiatannya memadukan pengelolaan sumber daya kelompok manusia dan sumber daya non manusia secara seimbang dengan senantiasa memperhatikan proses kelompoknya

(synergistic decision making), mengingat manusia adalah sekaligus sebagai sumber daya dan sebagai pengelola sumber daya tersebut yang sangat berbeda hakekatnya dengan sumber daya yang lain. 7. Asas Belajar Bersama secara Berkesinambungan

GKM adalah kelompok yang memecahkan masalah secara terus-menerus dan sambil belajar bersama serta berkembang bersama baik di dalam maupun di luar pertemuan gugus. Pertemuan gugus yang satu ke pertemuan lain adalah kegiatan yang berkesinambungan sehingga tidak akan terjadi masalah yang tanpa penyelesaian. Bagi GKM, berkesinambungan adalah jauh lebih penting daripada jumlah masalah yang dirampungkan, sebab kesinambungan lebih menjamin mutu pekerjaan dan kepuasan kerja gugus.

8. Asas Kegunaan

Dalam upaya pemecahan masalah, GKM menganut asas kegunaan praktis, artinya keberhasilan upaya pemecahan masalahnya akan diukur terutama dari segi praktisnya.

9. Asas Keterbukaan

(49)

untuk saling belajar dari semua pihak, lebih-lebih antar gugus, sehingga asas keterbukaan ini perlu senantiasa dipelihara dan dipertahankan oleh pihak manapun.

10.Asas Loyalitas pada Organisasi

Kesetiaan atau loyalitas karyawan anggota gugus yang dituntut adalah kesetiaan pada organisasi perusahaannya, bukan pada pribadi, baik atasan, pucuk pimpinan maupun pemiliknya. Ketergantungan pada pribadi seseorang akan sangat mengganggu kemantapan stabilitas kegiatan anggotanya.

2.1.6.3Tujuan Umum GKM

Berdasarkan Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian tujuan umum GKM adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keterlibatan karyawan anggota pada persoalan dan

upaya pemecahannya.

2. Menggalang kerjasama kelompok (teamwork) yang lebih efektif. 3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

4. Meningkatkan pengembangan pribadi dan kepemimpinan. 5. Menanamkan kesadaran tentang pencegahan masalah.

6. Mengurangi kesalahan-kesalahan dan meningkatkan mutu kerja. 7. Meningkatkan motivasi karyawan.

8. Meningkatkan komunikasi dalam kelompok.

(50)

10.Meningkatkan kesadaran tentang keselamatan kerja. 11.Meningkatkan pengendalian dan pengurangan biaya.

2.1.6.4Manfaat GKM

Berdasarkan Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian manfaat GKM adalah sebagai berikut:

1. Secara Umum

1. Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah

2. Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya

3. Peningkatan kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai target 4. Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku

5. Peningkatan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan 6. Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja

7. Peningkatan kepuasan kerja

8. Pengembangan tim (gugus kendali mutu)

2. Bagi Karyawan

1. Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pribadi.

2. Kesempatan untuk menemukan dan memecahkan masalah yang belum mendapat perhatian orang lain.

3. Latihan menganalisis masalah dengan mempergunakan metode-metode statistik yang praktis.

(51)

3. Bagi Organisasi / Perusahaan

1. Sarana untuk meningkatkan produktivitas.

2. Kualitas hasil kerja pelayanan dan jasa menjadi lebih baik. 3. Membangkitkan semangat dan mengembangkan rasa memiliki,

bertanggung jawab dan selalu mawas diri dari seluruh karyawan.

4. Mengurangi kesalahan serta memperbaiki mutu.

2.1.6.5Perangkat GKM

Berdasarkan Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian perangkat-perangkat GKM adalah Fasilitator, Ketua GKM, Anggota dan Pimpinan Organisasi. Setiap perangkat tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut GKM adalah sebagai berikut:

a. Fasilitator

(52)

Tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang fasilitator adalah : 1. Memilih objek perusahaan industri/pedagang kecil

untukkomoditi tertentu, kemudian membentuk dan membimbing GKM yang telah dipilihnya

2. Mengarahkan aktivitas GKM dalam berbagai tahap yaitu :

3. Membimbing GKM untuk mengadakan pertemuan kelompok secara periodic sekurang-kurangnya sekali dalam satu minggu guna mencari masalah pokok dan mencari pemecahan masalah tersebut hingga tuntas. 4. Memberikan cara-cara menetapkan judul/masalah,

mencari penyebab (diagram tulang ikan), pemecahan masalah (8 langkah 7 alat), pembuatan risalah dan presentasi.

5. Memberikan saran-saran pemecahan masalah apabila terjadi kemacetan.

6. Mencari ide-ide.

7. Melakukan evaluasi terhadap hasil GKM dalam rangka penyempurnaan/seleksi kelompok GKM, dan untuk melaksanakan tindak lanjut program selanjutnya. 8. Mengorganisir pertemuan-pertemuan informal.

9. Mendampingi kelompok GKM selama mengikuti Konvensi.

10.Membuat laporan kegiatan GKM kepada Koordinator Fasilitator.

Seorang Fasilitator adalah yang telah memperoleh pelatihan Fasilitator dan memiliki pengetahuan tentang pekerjaan dalam organisasi perusahaan industri/perusahaan dagang, antara lain :

1. Operasi dari perusahaan industri/dagang 2. Jasa produksi

(53)

b. Ketua Gugus

Tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang ketua gugus adalah: 1. Membuat rencana untuk pertemuan

2. Membangkitkan semangat kegiatan kelompok 3. Menyimpulkan

4. Menjaga kontinuitas kerja kelompok dengan cara memelihara koordinasi yang harmonis

5. Menyimpulkan hal apa yang harus dilakukan untuk pertemuan berikutnya

6. Bertanggung jawab atas catatan-catatan kegiatan kelompok yang dipimpinnya dengan menggunakan sebuah agenda (Recording & Filling) dan membuat segala sesuatunya menjadi jelas dengan menggunakan flip charts

7. Bekerja berdasarkan masalah para anggota dan kritik terhadap kelompok

8. Menjaga agar rapat-rapat berjalan dalam jalur (tata tertib) yang betul

9. Menjadi perantara utama (Key Link) antara kepentingan anggota kelompok dan atasan (manajemen).

10.Bertanggungjawab atas kekompakan kelompok.

11.Mengatur waktu secara baik serta memulai dan mengakhiri pertemuan tepat pada waktunya

12.Perlihatkan kesungguhan hati dan perhatian yang penuh terhadap proses kendali mutu

c. Anggota Gugus

Tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang anggota gugus adalah: 1. Menghadiri semua pertemuan kelompok dan menyenangi

pekerjaan.

2. Mempelajari metoda statistik dalam rangka penerapan Delta (8 langkah dan 7 alat).

3. Hadir dalam setiap pertemuan tepat pada waktunya serta mengikuti peraturan tata tertib dan kebijaksanaan GKM.

4. Berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah.

(54)

d. Pimpinan Organisasi

Peranan Pimpinan organisasi adalah sebagai pengarah yang meliputi kegiatan :

1. Memberi pengarahan kepada karyawan tentang manfaat GKM dan mempromosikan program GKM

2. Menentukan arah dan tujuan pembentukan GKM

3. Menyusun wadah organisasi dan menyiapkan sarana GKM 4. Memberikan petunjuk pelaksanaan GKM

5. Mendorong kegiatan-kegiatan GKM 6. Memilih dan mengangkat fasilitator 7. Memotivator seluruh kegiatan GKM

8. Menghadiri pertemuan dan meninjau secara tetap

9. Menjaga agar program tetap menarik dan menyenangkan bagi anggota gugus

10.Mendapatkan bahan latihan dan menambahkan bahan baru untuk mempertinggi pengetahuan/wawasan bagi para anggota GKM

11.Menilai dan memberikan hadiah dan penghargaan 2.1.6.6Alur Kerja Gugus Kendali Mutu

(55)

Gambar 2.1 Alur Kerja Gugus Kendali Mutu

(56)

2.1.6.7Ketentuan atau Aturan Main GKM

Berdasarkan Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian ketentuan atau aturan main dalam GKM adalah sebagai berikut :

a. Anggota harus berasal dari unit kerja yang sama b. Jumlah anggota 3-10 orang (ideal 7-8 orang) c. Dipilih pimpinan kelompok

d. Waktu pertemuan ditentukan bersama dan diakui atasan e. Masalah yang dipilih berkaitan dengan tugas

f. Anggota hendaknya aktif terlibat dan mengemukakan pendapatnya

g. Pembahasan masalah dipilih dan dipecahkan bersama dengan teknik kendali mutu

h. Hasil pertemuan dicatat secara singkat

2.1.6.8 Metode Pemecahan Masalah dalam GKM

Berdasarkan Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian pemecahan masalah dalam GKM adalah sebagai berikut :

(57)

tercermin secara teknis manajemen, moral-etika, serta teknis ilmiah bagi kepentingan semua pihak yaitu produsen, konsumen dan pemerintah serta masyarakat luas.

Metode pemecahan masalah dalam GKM secara umum dikenal dengan menggunakan tujuh (7) perangkat alat dan delapan (8) langkah pemecahan masalah. Secara berurutan bisa dilihat di bawah ini :

Tujuh (7) perangkat alat dalam GKM:

1. Stratifikasi 2. Lembar Data 3. Diagram Pareto

4. Diagram Ishikawa (tulang ikan) 5. Peta Kendali

6. Histogram 7. Diagram Tebar

Delapan (8) langkah dalam GKM:

1. Menentukan tema masalah.

2. Mengumpulkan dan menyajikan data. 3. Menentukan sebab-sebab masalah. 4. Menyusun rencana perbaikan 5. Melaksanakan rencana perbaikan 6. Memeriksa hasil perbaikan. 7. Menentukan standarisasi.

8. Menetapkan rencana berikutnya. 2.2 Penelitian Terdahulu

(58)

Pertama, skripsi yang berjudul “Analisis Keseimbangan Lintasan untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Rank Position Weight dan

Simulasi di PT. XYZ”, dengan nama penulis Vickri Fiesta Daelima, tahun 2013 di

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif . Teori yang digunakan adalah pendekatan rank position weight dan simulasi. Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Tujuan penelitian ini mengenai agar perusahaan dapat memenuhi target permintaan dan terget produksinya agar dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Hal ini dilatarbelakangi dengan permasalahan target permintaan dan taget produksi yang tidak dapat dicapai oleh PT. XYZ sehingga tujuan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi sulit terwujud. Hasil dari penelitian diatas yaitu mendapatkan model usulan dengan nilai output yang maksimum yaitu dengan cara yang paling tepat untuk meningkatkan kapasitas produksinya adalah

mere-layout lantai produksinya dan menekan waktu siklus dari setiap stasiun kerjanya. Kapasitas produksi berbanding terbalik dengan waktu siklus, dimana semakin kecil waktu siklus maka akan semakin besar ouput yang dihasilkan.

Kedua, skripsi yang berjudul “Pengaruh Implementasi Gugus Kendali

(59)
(60)

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang terkait.

Kerangka pikir ini digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan penelitian yang diangkat. Atau, bisa diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis (construct logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab penyebab terjadinya masalah. Untuk membuktikan kecermatan penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan.

Dimana dalam kerangka berpikir ini menggunakan teori fungsi manajemen dari Luther Gullick (Hasibuan, 2007:38) mengemukan adanya fungsi-fungsi manajemen yang dikenal dengan istilah POSDCORB antara lain: Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing

(Penyusunan pegawai), Directing (Pengarahan), Coordinating

(61)

Gambar 2.2

a. Sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang terkait pentingnya Gugus Kendali Mutu (GKM) kepada perusahaan masih kurang optimal.

b. Masih kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam kegiataan sosialisasi program Gugus Kendali Mutu (GKM). c. Tidak adanya sanksi yang diberikan kepada perusahaan yang tidak menerapkan

Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang.

Teori Fungsi-Fungsi Manajemen Luther Gullick (Hasibuan, 2007:38) yang disingkat dengan

POSDCORB:

a) Planning (Perencanaan) b) Organizing (Pengorganisasian) c) Staffing (Penyusunan pegawai) d) Directing (Pengarahan)

e) Coordinating (Pengkoordinasi) f) Reporting (Pelaporan)

g) Budgeting (Pembuatan anggaran) Output

Terwujudnya Manajemen yang baik dalam Program Gugus Kendali Mutu

(62)

2.4Asumsi Dasar Penelitian

Menurut Arikunto (2002:61) asumsi dasar adalah anggapan dasar yakni suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh penulis yang dirumuskan secara jelas. Asumsi dasar merupakan sebuah persepsi awal peneliti terhadap objek yang diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah peneliti rumuskan adalah sebagai berikut:

(63)

46 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian adalah seperangkat asumsi yang saling berkolerasi satu dengan yang lain mengenai fenomena alam semesta. Metode Penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir, 1998:51).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif yaitu penelitian tentang data yang ditentukan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat wawancara antara peneliti dan informan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3) yang menyatakan “metode kualitatif” sebagai prosedur

(64)

Penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam kondisi yang alamiah atau natural setting. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi yang wajar. Dalam melakukan penelitiannya, peneliti merupakan alat utama dalam pengumpulan data karena penelitilah yang langsung terjun ke lapangan mencari data dengan wawancara secara mendalam. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan yang diteliti. Orang yang diteliti dipandang sebagai partisipan, konsultan atau kolega peneliti dalam menangani kegiatan penelitiannya. Penelitian kualitatif mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden tentang bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dengan metode analisis deskriptif. Metode penelitian kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang.

Kemudian tujuannnya untuk dapat mengetahui Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang.

3.2Fokus Penelitian

(65)

menyamakan pemahaman dan cara pandang terhadap penelitian ini, maka maksud dan fokus penelitian terhadap penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Menurut Luther Gullick (Handoko, 2003 : 11) mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

b. Manajemen menurut Luther Gullick (Hasibuan, 2011 : 38) memiliki fungsi-fungsi yakni: Planning (Perencanaan), Organizing

(Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan Pegawai), Directing

(Pengarahan), Coordinating (Koordinasi), Reporting (Pelaporan),

Budgeting (Pembuatan Anggaran). 3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan.Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Lokus yang peneliti ambil dalam penelitian ini adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang.

3.4Variabel Penelitian/Fenomena yang diamati

3.4.1 Definisi Konsep

(66)

fungsi-fungsi manajemen dari Luther Gullick yang terdiri atas: 1.Planning

(Perencanaan), 2.Organizing (Pengorganisasian), 3.Staffing (Personalia), 4.Directing (Pengarahan) 5.Coordinating (Pengkoordinasian), 6.Reporting

(Pelaporan), 7.Budgeting (Pembuatan Anggaran) dikenal dengan acronom POSDCORB.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Dalam penelitian Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang, peneliti menggunakan pendekatan Fungsi Manajemen dari Luther Gullick. Adapun dimensi dan indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Planning (perencanaan) adalah perincian dalam garis besar untuk memudahkan pelaksanaannya dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan maksud atau tujuan badan usaha itu.

2. Organizing (pengorganisasian). Menetapkan struktur formal dari pada kewenangan dimana pekerjaan dibagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(67)

4. Directing (pengarahan). Merupakan tugas yang terus menerus di dalam pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus atau umum dan instruksi-instruksi, dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu badan usaha atau organisasi.

5. Coordinating (pengkoordinasian). Merupakan kewajiban yang penting untuk menghubungkan berbagai kegiatan pekerjaan.

6. Reporting (pelaporan). Dalam hal ini pimpinan yang bertanggungjawab harus mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan maupun bawahannya melalui catatan, penelitian, maupun inspeksi.

7. Budgeting (Pembuatan anggaran). Semua kegiatan akan berjalan dengan baik bila disertai dengan usaha pembiayaan dalam bentuk anggaran, perhitungan anggaran dan pengawasan anggaran.

3.4.2.1 Planning / Perencanaan

a. Penetapan tujuan dari program gugus kendali mutu.

b. Penetapan strategi dalam mencapai tujuan dari program gugus kendali mutu.

c. Penetapan industri yang terlibat dalam program gugus kendali mutu.

3.4.2.2 Organizing / Pengorganisasian

(68)

b. Penetapan pembagian tugas dalam program gugus kendali mutu.

3.4.2.3 Staffing / Penyusunan Pegawai

a. Penetapan ketua pelaksana (bertanggung jawab) dalam program gugus kendali mutu.

b. Penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam program gugus kendali mutu.

3.4.2.4 Directing / Pengarahan

a. Adanya pengarahan bagi seluruh pegawai dalam pelaksanaan program gugus kendali mutu.

3.4.2.5 Koordinating / Pengkoordinasian

a. Adanya koordinasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dengan Perusahaan di Kota Tangerang.

b. Adanya koordinasi antara Perusahaan dengan Pegawainya. 3.4.2.6 Reporting / Pelaporan

a. Pembuatan laporan akhir dalam pelaksanaan program gugus kendali mutu.

3.4.2.7 Budgeting / Pembuatan Anggaran

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Alur Kerja Gugus Kendali Mutu
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

Hal ini sesuai hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan evaluasi kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi sebagaimana terlampir pada pengumuman

Judul : Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Pemberian Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Saka Artha Mandiri Banyumas Menggunakan Metode

[r]

(2) SKPD melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pemeliharaan unggas baik yang bersifat komersial, non komersial maupun kesayangan, yang dilaksanakan secara terpadu,

Perlu adanya pengawasan yang ketat dari Pemerintah untuk menjaga fungsi kawasan di Kecamatan Gunungpati sebagai kawasan konservasi sehingga fungsinya tetap terjaga

Rencana dan Realisasi Reboisasi Dalam Kawasan Hutan Konservasi Di Wilayah Kerja BP DAS Benain

RPI2JM Kabupaten Belitung (Lelang Ulang) , dengan ini Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam kegiatan Pembuktian Kualifikasi yang akan dilaksanakan pada :.. Hari :