ANALISA PARAMETER QOS TERHADAP PENGARUH INTERFERENSI
BLUETOOTH PADA PERFORMANSI JARINGAN WLAN 802.11N
Risa Fahlusi Wulandari1, Ali Nurdin2, Sopian Soim3 Politeknik Negeri Sriwijaya123
[email protected], [email protected]2 , [email protected]3
ABSTRACT
In mobile computing world, the use of smart wireless devices is growing rapidly in providing distant communication services. WLAN 802.11n and bluetooth are the most popular wireless technologies, both of which operate in the ISM band frequency spectrum at a frequency of 2.4 GHz. The use of the same frequency may cause interference signal and result in a decrease in device performance if the device is placed in the same geographic area. This paper examines the study of the effect of bluetooth interference on the performance of WLAN 802.11n networks. The study was conducted by using video streaming service from server to client with 709 Kbps video bitrate. QoS parameters that will be compared throughput and packet loss with research scenario without bluetooth and research scenario by put bluetooth on client side. Each scenario of research, measurement is done by varies the transmission distance between server and client are 2 meter, 4 meter, 6 meter, 8 meter and 10 meter. The result of the research shows that the maximum throughput value is 1.1078 Mbps and the minimum packet loss value is 6.2% obtained in the research scenario without bluetooth on the client side, the closest transmission distance between the server to the client is 2 meters while the minimum throughput value 1,0078 Mbps and maximum packet loss value is 14.22% obtained in the research scenario by putting bluetooth on the client side, at the distance of the farthest transmission between the server to the client is 10 meters.
Keywords: Interferensi, Packet loss, Throughput, Video Streaming, Wireless
ABSTRAK
Dalam dunia komputasi mobile, penggunaan perangkat nirkabel cerdas semakin berkembang pesat dalam menyediakan layanan komunikasi jarak jauh. WLAN 802.11n dan bluetooth merupakan teknologi wireless yang paling populer, yang keduanya beroperasi dalam spektrum frekuensi pita ISM pada frekuensi 2,4 GHz . Penggunaan frekuensi yang sama tersebut dapat menyebabkan tumpang tindih sinyal dan menghasilkan penurunan kinerja perangkat apabila perangkat diletakkan di wilayah geografis yang sama. Paper ini meneliti studi mengenai pengaruh interferensi bluetooth terhadap performansi jaringan WLAN 802.11n. Penelitian dilakukan dengan menggunakan layanan streaming video dari server ke client dengan bitrate video 709 Kbps. Parameter QoS yang akan dibandingkan berupa throughput dan packet loss dengan skenario penelitian tanpa adanya bluetooth dan skenario penelitian dengan meletakkan bluetooth pada sisi client. Tiap skenario penelitian, pengukuran dilakukan dengan variasi jarak transmisi antara server dan client yaitu 2 meter, 4 meter, 6 meter, 8 meter dan 10 meter. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa nilai throughput maksimum yaitu 1,1078 Mbps serta nilai packet loss minimum yaitu 6,2% didapat pada skenario penelitian tanpa adanya bluetooth pada sisi client , pada jarak transmisi terdekat antara server ke client yaitu 2 meter sedangkan nilai throughput minimum yaitu 1,0078 Mbps serta nilai packet loss maksimum yaitu 14,22% didapat pada skenario penelitian dengan meletakkan bluetooth pada sisi client, pada jarak transmisi terjauh antara server ke client yaitu 10 meter.
PENDAHULUAN
Teknologi wireless terus menjadi minat populer dalam dunia komunikasi (Kango, 2012). Standar IEEE 802.11 merupakan teknologi wireless dengan cangkupan akses area paling luas yang sering dikenal dengan istilah WiFi (Wireless Fidelity). Cangkupan akses area yang luas ini memungkinkan dapat dekat dengan perangkat wireless lain seperti bluetooth (Sharma, Gupta, Gupta, & Kaur, 2018). Bluetooth merupakan salah satu teknologi wireless yang mendominasi di lingkungan masyarakat. Bluetooth merupakan jenis Wireless Personal Area Network (WPAN) IEEE 802.15 dengan cangkupan akses area yang terbatas (Saranya & Pugazendi, 2014).
WiFi dan Bluetooth merupakan teknologi wireless yang beroperasi pada pita frekuensi yang sama 2,4 GHz. Penggunaan pita frekuensi yang sama dapat memungkinan terjadi interferensi serta penurunan performansi jaringan teknologi tersebut (Ikawati, Siswandari, & Puspito, 2011). Interferensi merupakan salah satu gangguan yang sering muncul dalam penggunaan medium radio. Interferensi dapat berkemungkinan terjadi seperti kondisi ketika sebuah fasilitas umum menyediakan WiFi dan menggunakan Bluetooth handhpone untuk melakukan pengiriman data pada area yang sama (Insani, 2009). Interferensi yang terjadi akan berpengaruh terhadap kinerja jaringan seperti penurunan nilai throughput dan besarnya nilai packet loss (Sujatmoko, 2013).
Pada paper (Ikawati, Siswandari, & Puspito, 2011) telah melakukan pengujian interferensi elektromagnetik pada propagasi WiFi indoor dengan software Q-check . Dalam penelitian , dilakukan untuk melihat pengaruh interferensi bluetooth dengan parameter QoS throughput dan delay. Namun dalam melakukan pengukuran tersebut pengujian hanya dilakukan dengan 2 perangkat bluetooth sebagai penginterferensi serta objek yang ditransmisikan hanya berupa pengiriman gambar.
Pada paper (Kango, 2012) telah melakukan pengujian interferesi bluetooth terhadap WLAN 802.11b dengan software wireshark. Dalam penelitian, dilakukan untuk melihat pengaruh interferensi bluetooth terhadap performansi WLAN 802.11b dilakukan dengan parameter throughput dan delay. Namun pada pengukuran hanya berupa file JPEG dan MP3 yang diukur hanya dengan skenario variasi jarak antar bluetooth.
Pada paper (Sujatmoko, 2013), telah melakukan pengujian pengaruh interferesi bluetooth terhadap WLAN 802.11n outdoor dengan software wireshark. Dalam melakukan pengukuran interferensi dilakukan
dengan parameter throughput, delay dan utilization. Namun pada pengukuran hanya berupa file JPEG dengan protokol FTP yang diukur hanya dengan skenario variasi jarak antar server dan client.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, maka pada paper ini membahas mengenai pengukuran untuk melihat dan menganalisa pengaruh interferensi bluetooth terhadap performansi jaringan WLAN 802.11n pada kondisi WiFi indoor dengan menggunakan parameter QoS throughput dan packet loss dengan objek yang diukur berupa layanan video streaming dari VLC Media Player.
DASAR TEORI DAN PERANCANGAN
WLAN 802.11n
Wireless Local Area Networking (WLAN) merupakan teknologi komunikasi data nirkabel untuk dapat mengkoneksikan antara server dan client (Bahariawan, Puspitorini, & Siswandari, 2011). Standar 802.11n merupakan standar terbaru IEEE untuk teknologi WiFi yang menjamin peningkatan throughput dari standar 802.11 sebelumnya serta meningkatkan ketahanan terhadap interferensi dari perangkat lain pada area yang sama (Sujatmoko, 2013).
Bluetooth
Bluetooth merupakan teknologi komunikasi nirkabel yang dapat menyediakan layanan komunikasi data serta suara dengan cangkupan layanan yang terbatas serta transfer data yang lebih rendah. Bluetooth menggunakan spektrum frekuensi pita ISM pada frekuensi 2,4 GHz dengan menggunakan frequency hopping transceiver (Saranya & Pugazendi, 2014).
Interferensi
Interferensi merupakan salah satu gangguan yang sering terjadi dalam penggunaan medium radio pada sistem komunikasi. Inteferensi dapat mengubah serta menghapuskan sinyal (Nurmalia, 2010). Dalam sistem komunikasi, interferensi terbagi menjadi 2 macam yaitu co-channel interference (CCI) dan adjacent-channel interference (ACI). Interference co-channel merupakan interferensi yang diakibatkan oleh sinyal frekuensi carrier sama dengan sinyal informasinya sedangkan interference adjacent channel merupakan interferensi yang diakibatkan oleh pengaruh dari frekuensi kanal yang berdekatan dengan perangkat wireless lain (Novriando, Cahyasiwi, & Alim, 2016).
Parameter Quality of Services
Quality of Service merupakan metode pengukuran yang mengacu pada performansi suatu
jaringan untuk mendefinisikan karakteristik dari suatu layanan (Wulandari, 2016). Parameter QoS yang diukur pada penelitian ini adalah throughput dan packet loss.
Throughput
Throughput merupakan total bit yang dikirim per second (Wulandari, 2016). Rumus throughput dinyatakan dalam satuan bit per second sebagai berikut :
Throughput(Mbps) =
Jumlah bit yang dikirim (bit)Total waktu pengiriman (s) Persamaan 1. Perhitungan ThroughputPacket Loss
Packet loss merupakan total paket yan hilang dalam proses pentransmisian paket data pada suatu jaringan (Setiawan, 2012). Rumus packet loss dinyatakan dalam satuan persen (%) sebagai berikut:
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =
(paket dikirim−paket diterima)paket dikirim× 100%
Persamaan 2. Perhitungan Packet loss
Tabel 1.Kategori Packet loss Standar TIPHON
Sumber :Lubis & Pinem, 2014 Kategori
Degradasi Packet loss
Sangat Bagus 0 %
Bagus 3%
Sedang 15%
Buruk 25%
PERANCANGAN PERANGKAT
Perancangan perangkat dimulai dengan menentukan lokasi untuk pengukuran yaitu ruangan indoor Fasilitas Umum Politeknik Negeri Sriwijaya . Selanjutnya memposisikan letak server dan client sesuai dengan 2 skenario penelitian yang akan dilakukan. Lakukan perancangan hardware dan software setelah server dan client sudah diposisikan. Perancangan hardware berupa perancangan perangkat yang digunakan berdasarkan skenario peneliatian yang dilakukan sedangkan perancangan software berupa setting access point, setting IP address server dan client hingga pengaturan layanan streaming video dengan VLC Media Player. Apabila semua perangkat sudah terhubung dengan benar, selanjutnya akan dilakukan pengukuran untuk perolehan data berupa parameter QoS yaitu throughput dan packet loss. Data yang didapat akan di analisa sesuai dengan standar TIPHON, jika data yang diperoleh tidak sesuai dengan target, maka akan dilakukan pengambilan data ulang. Langkah terakhir akan dilakukan pembahasan dan menarik
kesimpulan. Blok diagram perancangan perangkat dijelaskan pada Gambar 1 :
Start
Menentukan Lokasi Pengukuran Gedung Fasilitas Umum Polsri
Menentukan Posisi Server dan Client
Perancangan Hardware dan Software Semua Perangkat Sudah Terhubung? Pengukuran Parameter QoS Ya Tidak Analisa Data Finish Throughput dan Packet Loss
Gambar 1. Blok Diagram Perancangan Perangkat
SKENARIO PENELITIAN
Pada paper ini terdapat 2 skenario penelitian yaitu skenario penelitian 1 tanpa adanya bluetooth pada sisi client dan skenario penelitian 2 dengan meletakkan bluetooth pada sisi client, yang dilakukan untuk mendapatkan perbandingan dari data hasil penelitian paramater QoS berupa throughput dan packet loss.
Skenario Penelitian 1
Skenario penelitian 1 dilakukan dengan menggunakan 1 buah laptop yang dijadikan server
yang terhubung ke access point menggunakan kabel straight dan 1 buah laptop yang sebagai client yang terhubung ke access point menggunakan jaringan WiFi. Pada skenario ini, diawali dengan menentukan letak server dan client dalam ruangan dengan jarak transimisi antara server ke client bervariasi yaitu 2 meter , 4 meter, 6 meter, 8 meter dan 10. Pengujian dilakukan di ruangan indoor yang terbebas dari interferensi bluetooth handphone. Blok diagram skenario penelitian 1 dijelaskan pada Gambar 2.
Start
Menentukan Posisi Server dan Client
Variasi Jarak Server ke Client Pengambilan Data Menggunakan Wireshark Finish Data yang didapat
sesuai target?
Tidak
Ya
Gambar 2.Blok Diagram Skenario Penelitian 1 Skenario Penelitian 2
Skenario penelitian 2 dilakukan dengan menggunakan 1 buah laptop yang dijadikan server yang terhubung ke access point menggunakan kabel straight dan 1 buah laptop yang sebagai client yang terhubung ke access point menggunakan jaringan WiFi. Pada skenario ini, diawali dengan menentukan letak server dan client dalam ruangan dengan jarak transimisi antara server ke client bervariasi yaitu 2 meter, 4 meter, 6 meter, 8 meter, dan 10. Pada setiap pengambilan data masing-masing jarak, 4 buah perangkat bluetooth handphone diletakkan pada sisi kanan, kiri, depan dan belakang client. Perangkat bluetooth yang terletak pada sisi kanan client akan mentransmisikan data berupa file video ke perangkat bluetooth yang terletak pada sisi kiri client dengan jarak transmisi antar bluetooth 0,5 meter. Perangkat bluetooth yang terletak pada sisi depan client akan mentransmisikan data ke perangkat bluetooth yang terletak pada sisi
belakang client dengan jarak transmisi antar bluetooth 0,5 meter. Blok diagram skenario penelitian 2 dijelaskan pada Gambar 3.
Start
Menentukan Posisi Server dan Client
Variasi Jarak Server ke Client
Meletakkan Bluetooth Pada Sisi Client
Jarak Antar Bluetooth 0,5 meter Pengambilan Data Menggunakan Wireshark
Data yang didapat sesuai target?
Finish
Tidak
Ya
Gambar 3.Blok Diagram Skenario Penelitian 2
PEMBAHASAN
Pada paper ini pengukuran dilakukan terhadap layanan streaming video dengan bitrate video 709 Kbps. Layanan streaming video akan dilakukan dari server ke client dengan software VLC Media Player. Pengukuran dilakukan sebanyak 10 sampel dengan lama waktu pengamatan tiap sampel 1 menit. Analisa data dilakukan pada nilai rata-rata pada tiap parameter QoS. Pengambilan data dilakukan pada sisi client dengan menggunakan software wireshark. Parameter QoS yang akan diukur dan dianalisa berupa throughput dan packet loss.
Perolehan Data Throughput
Berikut data hasil pengukuran dari nilai throughput untuk skenario penelitian 1 tanpa interferensi bluetooth pada sisi client.
Tabel 2.Data Throughput Skenario Penelitian 1
Throughput (Mbit/Sec)
No. Jarak Transmisi Server-Client
1 0,708 0,686 0,684 0,687 0,682 2 1,06 1,076 1,075 1,003 1,028 3 1,547 1,535 1,537 1,508 1,546 4 1,488 1,489 1,487 1,49 1,5 5 0,912 0,915 0,934 0,949 0,953 6 0,875 0,898 0,876 0,879 0,889 7 1,217 1,264 1,209 1,178 1,164 8 0,89 0,881 0,871 0,885 0,882 9 1,481 1,42 1,431 1,44 0,673 10 0,9 0,841 0,877 0,856 0,875 Mean 1,108 1,101 1,098 1,088 1,019 Untuk skenario penelitian 2 dengan meletakkan perangkat bluetooth pada sisi client sebagai penginterferensi, diperoleh data throughput seperti pada Tabel 3.
Tabel 3.Data Throughput Skenario Penelitian 2
Throughput ( Mbit/Sec )
No. Jarak Transmisi Server-Client
2 m 4 m 6 m 8 m 10 m 1 0,696 0,624 0,689 0,619 0,579 2 1,033 1,092 1,011 0,99 0,976 3 1,533 1,401 1,46 1,398 1,387 4 1,305 1,356 1,382 1,381 1,587 5 0,943 0,901 0,88 0,924 0,921 6 0,885 0,869 0,857 0,841 0,818 7 1,238 1,216 1,206 1,197 0,716 8 0,875 0,861 0,871 0,849 0,848 9 1,402 1,374 1,351 1,305 1,383 10 0,87 0,924 0,871 0,863 0,863 Mean 1,078 1,062 1,058 1,037 1,008 Perbandingan hasil data throughput untuk skenario 1 dan 2 dinyatakan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik Perbandingan Nilai Throughput Rata-Rata Berdasarkan dari Gambar 4, nilai rata-rata throughput maksmimum 1,108 Mbps yaitu pada skenario 1 tanpa bluetooth di sisi client ketika jarak transmisi terdekat antara server ke client yaitu 2 meter. Sedangkan nilai throughput minimum 1,078 Mbps yaitu pada skenario 2 dengan bluetooth pada sisi client dengan jarak transmisi terjauh antara server ke client yaitu 10 meter. Dari grafik diatas, nilai throughput menunjukan tren menurun seiring bertambah jauhnya jarak transmisi antara server dengan client tiap skenario. Hal tersebut dikarenakan jarak transmisi antara client dan access point berpengaruh terhadap kuat sinyal access point yang semakin lama semakin kecil yang berpengaruh pada kecepatan dalam transfer data.
Perbandingan antara skenario 1 dan 2 juga menunjukkan tren menurun dengan nilai throughput pada skenario 1 lebih baik dibandingkan dengan nilai throughput skenario 2. Hal tersebut dikarenakan WiFi yang menggunakan frekuensi 2,4 Ghz yang hampir sama dengan frekuensi bluetooth, sehingga rentan terjadi interferensi yang menyebabkan melemahnya sinyal yang diterima oleh client, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai throughput. Penurunan kualitas dari sisi perbandingan nilai throughput skenario 1 dan skenario 2 tidak terlalu signifikan , yang berarti dari sisi nilai throughput tidak terlalu terlihat jelas pengaruh interferensi bluetooth pada performansi jaringan WiFi.
Perolehan Data Packet loss
Berikut data hasil pengukuran dari nilai packet loss untuk skenario penelitian 1 tanpa interferensi bluetooth.
0,94
0,96
0,98
1
1,02
1,04
1,06
1,08
1,1
1,12
2 m
4 m
6 m
8 m
10 m
skenario 1
skenario 2
Tabel 4. Data Packet loss Skenario Penelitian 1
Packet loss(%)
No. Jarak Transmisi Server-Client
2 m 4 m 6 m 8 m 10 m 1 7,7 9,9 11,1 11,7 10,9 2 6,6 7,3 10,7 11,5 15,4 3 0,6 0,8 1,2 1,6 1,4 4 10,8 11,2 11,1 12,9 11,3 5 7,4 13 10,5 9,1 8,5 6 9,8 11,9 13,6 12,1 14 7 2,6 3,6 5,8 8,4 10,6 8 5,6 7,2 6,6 5,3 5,6 9 9,6 15,1 14,8 12,6 19 10 1,3 5,6 3,1 4,3 2,3 Mean 6,2 8,56 8,85 8,95 9,9 Untuk skenario penelitian 2 dengan meletakkan perangkat bluetooth pada sisi client sebagai penginterferensi, diperoleh data packet loss seperti pada Tabel 5.
Tabel 5.Data Packet loss Skenario Penelitian 2
Packet loss (%)
No. Jarak Transmisi Server-Client
2 m 4 m 6 m 8 m 10 m 1 7,8 19 20,27 21,9 17,3 2 6,4 10,07 10,1 11,5 19 3 1,2 4 3 11,3 8,8 4 9,5 13,8 11,7 16,3 17,3 5 7,9 11,8 12 10 10,1 6 10,1 11,9 14,6 16,2 17,8 7 3 4,6 9,5 9 12,9 8 6,5 8,3 8,4 9,5 13,1 9 14,3 16,9 15,2 15,8 20,9 10 1,5 3,2 3 4 5 Mean 6,82 10,36 10,78 12,55 14,22 Perbandingan hasil data packet loss untuk skenario penelitian 1 dan 2 dinyatakan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik Perbandingan Nilai Packet loss Rata-Rata Berdasarkan dari gambar 5, nilai rata-rata packet loss maksmimum 14,22% yaitu pada skenario 2 dengan bluetooth di sisi client ketika jarak transmisi terjauh antar server ke client yaitu 10 meter. Sedangkan nilai packet loss minimum 6,2% yaitu pada skenario 1 tanpa bluetooth pada sisi client dengan jarak transmisi terdekat antar server ke client yaitu 2 meter.
Menurut standar TIPHON 2012, nilai packet loss 0% dalam kategori sangat bagus, nilai packet loss 3% dalam kategori bagus, nilai packet loss 15% dalam kategori sedang dan nilai packet loss 25% dalam kategori jelek. Nilai packet loss pada skenario penelitian 1 tanpa bluetooth pada sisi client, pada jarak transmisi antara server dan client 2 meter, 4 meter , 6 meter dan 8 meter, 10 meter secara rata-rata masih dalam kategori bagus. Nilai packet loss pada skenario penelitian 2 dengan interferensi dari bluetooth pada sisi client, pada jarak transmisi antara server dan client 2 meter, 4 meter , 6 meter dan 8 meter dan 10 meter secara rata-rata juga masih dalam kategori bagus. Namun , pada skenario penelitian 2 terdapat beberapa sampel pada jarak tertentu nilai packet loss nya sudah dalam kategori sedang.
Pada grafik diatas, nilai packet loss menunjukkan tren meningkat seiring bertambah jauhnya jarak transmisi antara server dengan client tiap skenario . Hal tersebut dikarenakan WiFi yang menggunakan frekuensi 2,4 Ghz yang hampir sama dengan frekuensi bluetooth, sehingga rentan terjadi interferensi yang menyebabkan melemahnya sinyal yang diterima oleh client, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai throughput dan diikuti dengan meningkatnya nilai packet loss.
Perbandingan antara skenario 1 dan 2 juga menunjukan tren meningkat juga. Penurunan kualitas jaringan WiFi terlihat signifikan pada sisi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2 m
4 m
6 m
8 m
10 m
skenario 1
skenario 2
packet loss, yang membuktikan bahwa hasil pengukuran throughput dan packet loss skenario penelitian 1 tanpa interferensi bluetooth lebih baik dibandingkan skenario penelitian 2 dengan interferensi bluetooth pada sisi client . Hal ini terjadi karena, keberadaan bluetooth pada sisi client berpengaruh terhadap nilai throughput yang semakin menurun, dimana semakin kecil nilai throughput maka interferensi semakin besar yang menyebabkan nilai packet loss juga semakin besar. Selain interferensi dari bluetooth dan faktor jarak antara server dan client, besarnya file dan resolusi gambar juga mempengaruhi nilai throughput , delay dan packet loss dalam melakukan video streaming.
KESIMPULAN DAN SARAN
KesimpulanDari hasil perolehan data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari sisi parameter throughput, tidak terlalu terlihat signifikan penurunan performansi dari WLAN 802.11n terhadap pengaruh interferensi bluetooth, terlihat dari hasil penelitian, nilai throughput maksimum yaitu 1,1078 Mbps pada skenario penelitian tanpa adanya bluetooth pada sisi client , sedangkan nilai throughput minimum yaitu 1,0078 Mbps pada skenario penelitian dengan adanya bluetooth pada sisi client.
2. Dari sisi parameter packet loss, sangat terlihat signifikan penurunan performansi dari WLAN 802.11n terhadap pengaruh interferensi bluetooth, terlihat dari hasil penelitian, nilai packet loss terburuk/maksimum yaitu 14,22% pada skenario penelitian dengan adanya bluetooth pada sisi client , sedangkan nilai packet loss terbaik/minimum yaitu 6,2% pada skenario penelitian tanpa adanya bluetooth pada sisi client.
3. Semakin jauh jarak transmisi antara server dan client maka menurunnya kekuatan sinyal access point .
4. Semakin menurunnya kekuatan sinyal access point maka berpengaruh pada nilai throughput semakin menurun yang diikuti dengan interferensi yang semakin besar dan nilai packet loss yang semakin meningkat.
Saran
Adapun beberapa saran dari penulis guna untuk memperbaiki penelitian selanjutnya kearah yang lebih baik . Adapun saran tersebut adalah :
1. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat, pengambilan sampel data perlu ditambah dengan sampel besar (n > 10). 2. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang
optimal, proses pengujian harus dilakukan di ruangan yang benar – benar memenuhi standar.
3. Untuk menguji kekuatan sinyal maksimal access point 802.11n dapat dilakukan di ruangan yang mampu menampung jarak maksimal cakupan sinyal wireless.
4. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan akurat, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai analisa BER, Eb/No dan SNR dengan menggunakan mathlab.
REFERENSI
Kango, Riklan. 2012. Analisis Interferensi Bluetooth Terhadap Wireless Lan IEEE 802.11b Pada Frekuensi 2,4 GHz. Bandung : Telkom University.
Sharma, M., Gupta, A., Gupta, R., & Kaur, M. 2018. “Review Paper on IEEE 802.11b and Bluetooth Interference: Co-existence and Simulation” dalam jurnal : International Journal of Scientific and Technical Advancements Volume 4. Jammu.
Saranya dan Pugazendi. 2014. “A Survey on Co-existence Mechanisms in WLAN and WPAN Devices” dalam jurnal : International Journal of Advanced Research in Computer Engineering & Technology (IJARCET) Volume 3. K.S.R College of Arts and Science.
Ikawati, Y., Siswandari, N. A., & Puspito, O. 2011. “Analisa Inteferensi Elektromagnetik Pada Propagasi Wi-Fi Indoor” dalam paper : Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 2011. Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Insani,Asep. 2009. “Pengaruh Performansi Akibat
Interferensi Pada Sistem Bluetooth dan WLAN 802.11B” dalam paper : Bulletin of Post and Telecommunications Volume 9. Tanggerang Selatan.
Sujatmoko, D. T. 2013. Evaluasi Unjuk Kerja Teknologi 802.11n (WLAN) Tehadap Inteferensi Teknologi 802.15 (Bluetooth). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Bahariawan, A., Puspitorini, O., & Siswandari, N. A.
2011. Analisa Inteferensi Elektromagnetik Pada Propagasi Wifi Outdoor. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.
Nurmalia. 2010. Pengukuran Inteferensi Pada Access Point (AP) Untuk Mengetahui Quality of
Service (QoS). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Novriando, E., Cahyasiwi, A. D., & Alim, S. E. 2016. “Analisa Interferensi Long Term Evolution Terhadap WiFi Pada Frekuensi Unlicensed” dalam paper : Seminar Nasional TEKNOKA FT UHAMKA. Jakarta: TEKNOKA FT UHAMKA. Wulandari,Rika. 2016. “Analisis QoS (Quality of
Service) Pada Jaringan Internet ( Studi Kasus : UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jambang Kulon-LIPI)” dalam jurnal : Jurnal Teknik Informatika dan Telekomunikasi Volume 2. Sukabumi
Setiawan,Eko Budi. 2012. Analisa Quality of Services (QoS) Voice Over Internet Protocol (VoIP) Dengan Protocol H.323 dan Session Initial Protocol (SIP) dalam jurnal : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Volume 2. Bandung.
Lubis, Rahmat Saleh dan Pinem, Maksum. 2014.”Analisis Quality of Service (QoS) Jaringan Internet di SMK Telkom Medan" dalam jurnal : Singuda Ensikom Volume 7. Medan : Universitas Sumatera Utara